Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari tata hukum
Indonesia.
4. Proses pengesahan UUD 1945
18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama dengan menyempurnakan
dan mengesahkan UUD 1945.
1. Mengesahkan undang-undang dasar 1945 yang meliputi sebagai berikut.
Melakukan beberapa perubahan pada piagam jakarta yang kemudian berfungsi sebagai
pembukaan UUD 1945.
Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima Badan Penyelidik pada tanggal
17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan
piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-undang dasar 1945.
1. Memilih presiden dan wakil presiden pertama.
Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai Badan Musyawarah
Darurat.
B. OBYEK FILSAFAT
Ruang lingkup obyek filsafat:
a. Obyek material
b. Obyek formal
Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek material filsafat adalah sarwa yang ada
(segala sesuatu yang berwujud), yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan
pokok yaitu : 1). Hakekat Tuhan; 2). Hakekat Alam; dan 3). Hakekat manusia, sedangkan
objek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal terhadap objek
material filsafat. Dengan demikian objek material filsafat mengacu pada substansi yang
ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh manusia, sedangkan objek formal
filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir terhadap objek material tersebut,
dengan kata lain objek formal filsafat mengacu pada sudut pandang yang digunakan
dalam memikirkan objek material filsafat.
. Ada beberapa pengertian objek material filsafat, yaitu:
1. Segala bentuk pemikiran manusia tentang sesuatu yang ada dan mungkin ada;
2. Segala persoalan pokok yang dihadapi manusia saat dia berpikir tentang dirinya
dan tempatnya di dunia;
3. Segala pengetahuan manusia serta apa yang ingin diketahui manusia.
Dalam hal ini permasalahan yang dikaji oleh filsafat meliputi:
1. Logika ( benar dan salah )
2. Etika ( baik dan buruk )
3. Estetika ( indah dan jelek )
4. Metafisika (zat dan pikiran )
5. Politik ( organisasi pemerintahan yang ideal).
. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih
menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat
ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu
bagi manusia
C. MANFAAT DAN PENERAPAN FILSAFAT
Tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran
berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).
berikut ini manfaat atau kegunaan dari filsafat secara umum:
1. Diperoleh pengertian yang mendalam tentang manusia dan dunia
2. Diperoleh kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis tentang
berbagai gejala dari bermacam pandangan
3. Diperoleh dasar metode dan wawasan yang lebih mendalam serta kritis dalam
melaksanakan studi pada ilmu-ilmu khusus
4. Diperoleh kenikmatan yang tinggi dalam berfilsafat (Plato)
5. Dengan berfilsafat manusia berpikir dan karena berpikir maka manusia ada.
Menurut Rene Descartes : karena berpikir maka saya ada (cogito ergo sum)
6. Diperoleh kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat kepada seluruh
usaha peradaban (Alfred North Whitehead)
7. Filsafat merupakan sumber penyelidikan berdasarkan eksistensi tentang manusia
(Maurice Marleau Ponty)
Kegunaan filsafat secara khusus ( dalam lingkungan sosial budaya Indonesia menurut
Franz Magnis Suseno), meliputi:
1. Menghadapi tantangan modernisasi melalui perubahan pandangan hidup, nilai-
nilai dan norma filsafat agar dapat bersikap terbuka dan kritis;
2. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kebudayaan, tradisi, dan
filsafat Indonesia serta untuk mengimplementasikannya;
3. kritik yang membangun terhadap berbagai ketidakadilan sosial dan pelanggaran
hak asasi manusia;
4. Merupakan dasar yang paling luas dan kritis dalam kehidupan intelektual di
lingkungan akademis;
5. Menyediakan dasar dan sarana bagi peningkatan hubungan antar umat beragama
berdasarkan Pancasila..
Manfaat lainnya dalam kaitannya terhadap ilmu:
1. Agar tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual;
2. Kritis terhadap aktivitas ilmu / keilmuan;
3. Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus menerus
sehingga ilmuwan tetap berada dalam koridor yang benar;
4. Mempertanggungjawabkan metode keilmuwan secara logis dan rasional;
5. Memecahkan masalah keilmuwan secara cerdas dan valid;
6. Berfikir sintesis aplikatif (lintas ilmu kontekstual);
D. CABANG FILSAFAT
Cabang atau bidang filsafat yaitu:
a. Antologi
b. Epistemology
c. aksiologi
EKONOMI - Peran negara - Peran negara - Peran negara - Peran negara ada
kecil dominan ada untuk untuk tidak terjadi
- Swasta - Demi pemerataan monopoli, dll yang
mendominasi kolektivitas - Keadilan merugikan rakyat
- Kapitalisme berarti demi distributif - Pelaku ekonomi :
- Monopoli negara yang BUMN (Negara)
- Persaingan - Monopoli diutamakan KOPERASI
bebas negara (Rakyat), SWASTA
(Individu)
AGAMA - Agama urusan - Agama candu - Agama harus - Bebas memilih salah
pribadi masyarakat mendorong satu agama
- Bebas - Agama harus berkembangn - Agama harus
beragama dijauhkan dari ya menjiwai dalam
- Bebas memilih masyarakat kebersamaan kehidupan
agama - Atheis bermasyarakat,
- Bebas tidak berbangsa dan
beragama bernegara
- Individu diakui
keberadaannya
PANDANGAN - Individu lebih - Individu tidak - Masyarakat
- Masyarakat diakui
penting penting lebih penting
TERHADAP keberadaannya
daripada - Masyarakat daripada
- Hubungan individu
INDIVIDU DAN masyarakat tidak penting individu
dan masyarakat
- Masyarakat - Kolektivitas
MASYARAKAT dilandasi 3S
diabdikan bagi yang dibentuk
(Selaras, Serasi,
individu negara lebih
Seimbang)
penting
- Masyarakat ada
karena ada individu
- Individu akan
mempunyai arti
apabila hidup di
tengah masyarakart
Pertemuan 7
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila dipakai sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktifitas hidup dan
kehidupan di dalam segala bidang, ini berarti bahwa segala tingkah laku dan tindak perbuatan
setiap manusia Indonesia dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.
demikian dalam Negara Pancasila pandangan hidup masyarakat tercermin dalam
kehidupan Negara yaitu Pemerintah terikat oleh kewajiban Konstitusional, yaitu kewajiban
pemerintah dan lain-lain penyelenggaraan Negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur (Darmodihardjo, 1996:35)
Paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakan
rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakan materi sebagai nilai
tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap
dengan indra manusia), serta individualisme yang meletakan nilai dan kebebasan individu
sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan Negara.
menurut paham liberalism memandang bahwa manusia sebagai manusia pribadi yang utuh dan
lengkap dan terlepas dari manusia lainnya. liberalism harus tetap menjamin kebebasan individu,
dan untuk itu maka manusia secara bersama – sama mengatur Negara.
Berdasarkan pandangan filosoifis tersebut hampir dapat dipastikan bahwa dalam sistem
Negara liberal membedakan dan memisahkan antara Negara dengan agama atau bersifat sekuler.
Ideologi Komunis
Berbagai macam konsep dan paham sosialisme sebenarnya hanya paham komunisme
sebagai paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagi bentuk reaksi diatas
perkembangan masyrakat kapitalis sebagai hasil dari ideologi liberal. Berkembangnya paham
individualism liberalism yang berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham ini
mengakibatkan penderitaan rakyat, sehingga komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan
rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Bertolak belakang dengan
paham liberalism individualism