Anda di halaman 1dari 3

ETIKA BISNIS DAN PROFESI BERPARADIGMA THK

Resume Bab 2 Etika Bisnis : Pengertian Dan Kemanfaatannya

Dosen Pengampu:

I Gede Nandra Hary Wiguna, S.E.,M.Si

Disusun oleh :

Nama : Luh Putu Rani

NIM : 2017051029

Kelas : 5A / S1 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
2.1 Apa itu Etika Bisnis?

Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan dan
sistem dan organisasi yang digunakan masyara kat modern untuk memproduksi,
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam
organisasi. Pendek kata, jelas terlihat etika bisnis tidak sekadar memaparkan etika sebagai
praksis dalam bidang bisnis, tetapi sekaligus juga melakukan refleksi (tinjauan secara kritis,
metodis, dan sistematis) terhadapnya, guna menghasilkan kesimpulan kesimpulan etis yang
dapat disumbangkan bagi berbagai kegiatan bisnis - meningkatkan keuntungan sebagai modal
bagi pencapaiaan kesejahteraan manusia.

2.2 Mengapa Bisnis Membutuhkan Etika?

Ada berbagai alasan akan pentingnya etika bisnis, yakni: pertama, misalnya agama
Hindu menggariskan manusia adalah makhluk dualitas. Kedua, mengacu kepada Darmayasa
(2012) manusia memiliki kelemahan antara lain kecenderungan untuk berbuat kesalahan
(bhrama) karena keterbatasan alat indranya dalam menangkap suatu objek. Ketiga, pentingnya
etika bisnis dapat pula dikaitkan dengan pendapat Keraf (1993) bahwa pebisnis acap kali
disejajarkan dengan penjudi. Keempat, kegiatan bisnis tidak berlangsung di ruang hampa
melainkan pada suatu arena sosial yang melibatkan permainan berbagai pihak. Kelima.
persaingan dalam dunia bisnis akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para
pebisnis yang tetap mem perhatikan norma-norma etis tanpa mengabaikan aspek lain misalnya
kualitas keprofesionalan pebisnis maupun karyawannya. Keenam, kegiatan bisnis menjadikan
pebisnis berhadapan dengan konsumen atau pelanggan yang posisinya acap kali disebut tak
ubahnya seperti raja. Ketujuh, apa pun bentuk kegiatan bisnis ada di tengah tengah masyarakat
dengan lingkungan alam di sekitarnya. Kedelapan, perusahaan sebagai lembaga tak ubahnya
seperti masyarakat.

2.3 Tuyul : Simbol Pentingnya Etika Bisnis

Namun, terlepas dari masalah ini maka ada aspek menarik dari mitos tentang thuyul
atau brerong yang ditujukan kepada pedagang, pebisnis atau pengusaha yang kaya mendadak,
yakni mereka disinyalir sebagai orang yang berlaku tidak jujur - "mencuri" milik orang lain
secara nirkasatmata - baik secara langsung maupun tidak, atau baik disadari maupun tidak -
ada label negatif yang diberikan kepada pedagang. Dalam konteks inilah kepemilikan etika
bisnis menjadi sangat penting guna memberikan pedoman bertindak bagi warga masyarakat
yang bergiat dalam kegiatan bisnis sekaligus mengurangi dampak yang tidak diinginkan dari
adanya steriotip yang dikenakan pada pedagang. Namun, apa pun bentuk etika bisnis dan
peraturan yang ditetapkan guna menata kegiatan ekonomi dalam masyarakat, tidak bisa
dilepaskan dari kebudayaan. Mengingat, kebudayaan sebagai tatanan kenyataan ideasional
menentukan tindakan manusia, termasuk di dalamnya tindakan mereka dalam bidang ekonomi.

2.4 Pengambilan Keputusan Secara Etis dalam Bisnis

Berkenaan dengan itu maka pada saat seseorang mengambil keputusan maka peran hati
nurani tidak bisa diabaikan. Jika seseorang bertindak mengikuti hati nuraninya sebagai inner
power maka dia akan berkembang menjadi manusia utama atau manusia yang etis - keputusan
yang ditetapkannya pun secara otomatis juga etis. Selain aspek-aspek tersebut maka
ketersediaan fakta, data, dan informasi secara memadai tidak kalah pentingnya dalam
pengambilan keputusan. Sebab, pengambilan keputusan secara etis harus dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional sehingga penggunaan nalar sangat penting. Tanpa
fakta, data, dan informasi yang lengkap maka tidak mungkin suatu keputusan dapat diambil
secara akurat - termasuk keputusan etis dalam bisnis. Bertolak dari gagasan ini maka seperti
diuraikan pada paparan terdahulu, etika adalah keniscayaan dalam bisnis. Praksis etika dalam
bisnis terikat pada pengambilan keputusan bersifat etis agar terjadi bisnis yang etis.

2.5 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Secara Etis

Mengacu kepada Hartman dan Desjardins (2008) langkah-langkah pengambilan


keputusan yang etis dalam bidang bisnis memerlukan pula suatu proses lengkap dengan tahap-
tahapnya. Adapun tahap-tahapanya, pertama, menentukan fakta, data, dan informasi. kedua,
mengenali esensi suatu keputusan yang bersifat etis. Ketiga, mempertimbangkan stakeholders,
keempat, membuat keputusan final. Artinya, kita menetapkan pilihan atas alternatif yang ada
tidak semata-mata kaerna bernilai ekonomi, tetapi juga paling besar muatan moralitas.

2.6 Etika Bisnis Menjadi Urusan Siapa?

Pertama, etika bisnis menjadi urusan individu yang berkedudukan sebagai pemilik
perusahaan. Kedua, etika bisnis merupakan pula urusan perusahaan. Paparan terdahulu
menunjukkan bahwa etika bisnis dapat berkontribusi bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Ketiga, sistem yang ada dalam penanganan suatu projek. Keempat, pemerintah.
Kelima, Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM.

Anda mungkin juga menyukai