b. Deontologi
Deontologi merupakan pengevaluasian etikalitas perilaku berdasarkan
motivasi pembuat keputusan, dan menurut prinsip deontologi tindakan dapat
dibenarkan secara etika meskipun tidak menghasilkan keuntungan bersih ats
kebaikan terhadap kejahatan bagi para pengambil keputusan atau bagi
masyarakat keseluruhan. Dengan demikian teori ini mampu menjadi pelengkap
utuk utilitarianisme karena tindakan yang memenuhi kedua teori dapat
dikatakan memiliki sebuah kesempatan untuk menjadi beretika.
Sedagkan yang menjadi kelemahan pada teori ini adalah bahwa imperatif
kategoris tidak memberikan panduan yang jelas untuk menetukan mana yang
benar dan mana yang salah jika dua atau lebih hukum moral mengalami konflik
dan hanya satu yang dapat diakui.
c. Kesetaraan dan Keadilan Kewajaran
Kesetaraan dan keadilan merupakan suatu perbuatan yang mampu
memberikan atau mengalokasikan manfaat dan beban berdasarkan alasan
rasional. Hal ini perlu dilaksanakan karena adanya orang yang tidak selalu
bermanfaat dan adanya sumber daya yang langka. Disamping itu manusia tidak
berdiri sendiri dan membutuhkan yang lain. Oleh karenanya perlu ada
pemerataan apa yang diharapkan tanpa merugikan yang lain. Kesetaraan dan
keadilan kewajaran terbagi menjadi dua aspek, yaitu :
1) Keadilan Prosedural
Aspek keadilan prosedural berfokus pada bagaimana keadilan
diberikan. Yang menjadi pokok utama ialah sistem hukum yang adil
disertai prosedur yang adil dan transparan. Hal ini berarti semua orang
diberlakukan sama didepan hukum.
2) Keadilan Distributif
Aspek ini menitikberatkan bahwa suatu hal yang setara harus
diperlakukan sama, dan suatu hal yang tidak setara harus diperlakukan
berbeda sesuai dengan proporsi perbedaan relevan diantara mereka.
Untuk menetukan pendistributsian yang adil diperlukan adanya aspek
kebutuhan, kesetaraan aritmatika, dan prestasi.
d. Etika Kebajikan
Etika kebajikan merupakan sebuah teori yang mendorong untuk melakukan
tindakan-tindakan yang dipilih secara bebas setelah musyawarah dengan tujuan
untuk merasakan kehidupan yang bahagia, kehidupan yang mulia, dengan
tindakan sukarela. Dalam menjalankan etika kebajikan diperlukan pandangan
yang lebih luas untuk mengakui bahwa pengambilan keputusan memiliki
berbagai karakter.
Adapun yang menjadi titik kelemahan etika kebajikan adalah adanya
permasalahan yang berkaitan dengan apa saja kebajikan yang harus dimiliki
oleh pelaku bisnis dan bagaimana kebajikan ditunjukkan dalam tempat kerja.
Sehingga diperlukan adanya pandangan yang luas terlebih dahulu.