Anda di halaman 1dari 23

ETIKA AGRIBISNIS

Etika adalah sebuah cabang ilmu


filsafat yg mempelajari perilaku
moral, bagaimana berperilaku jujur,
benar dan adil, membuat
pertimbangan yg patut dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain atau
kelompok tertentu.

Moral menunjukkan nilai-nilai (benar atau


salah) yang dianut seseorang atau dipercaya
keabsahannya di lingkungan masyarakat.
(Prihatminingtyas, 2019)
Klasifikasi Etika
Etika dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima)
kelompok, yang terdiri dari:
a. Etika Deskriptif, dimana obyek yang dinilai
adalah sikap dan perilaku yang sifatnya
membudaya. Contoh, nilai-nilai budaya bangsa
atau suku, budaya dalam agama, dll.
b. Etika Normatif, dimana obyek yang dinilai adalah
sikap dan perilaku harus sesuai dengan norma dan
moralitas berdasarkan acuan umum. Contoh, etika
berdasarkan hukum positif, huku adat, dll.
c. Etika Deontologi, etika yang didorong dengan
suatu kewajiban untuk berbuat baik.
Contoh, melaksanakan kesepakatan dari suatu
perjanjian, system produksi yang baik, dll.
d. Etika Teleologi, etika ini diukur dari tujuan yang
dicapai oleh pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik
jika bertujuan baik. Atas dasar ini dapat dikatakan
bahwa etika teleologi lebih situasional, karena tujuan
dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada
situasi khusus tertentu. Dalam etika muncul dua aliran
etika teleologi yang berbeda yaitu:
1.Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja,
sedang bagi yang lain mungkin dinilai tidak baik.
2.Ulitarianisme yaitu etika yang baik bagi semua pihak.
Artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun
tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik (CSR).
e. Etika Relatifisme, etika ini tidak berlaku secara
global tetapi sesuai dengan adat istiadat lokal, regional,
konvensi dan lain- lain. Jelasnya etika ini hanya berlaku
bagi kelompok parsial.
Etika Agribisnis
Etika Agribisnis adalah pengetahuan
tentang tata cara ideal dalam
pengaturan dan pengelolaan antara
lain: norma dan moralitas yang berlaku
secara universal dan berlaku secara
ekonomi dan sosial.

Pertimbangan yang diambil pelaku


Agribisnis dalam mencapai tujuannya
adalah dengan memperhatikan
terhadap kepentingan & fenomena
sosial dan budaya masyarakat.
Tujuan Etika Agribisnis
Untuk menjalankan dan menciptakan
sebuah bisnis pertanian dengan seadil
mungkin serta menyesuaikan dengan
hukum yang berlaku.
Menggugah kesadaran moral dan
memberikan batasan-batasan para
pebisnis pertanian untuk menjalankan
usaha yang baik tidak melakukan hal-
hal yang dapat merugikan pihak yang
terkait dalam bisnis tersebut
(Prihatminingtyas, 2019)
Etika Agribisnis dilaksanakan dalam tiga tahapan :
1. Tahap Makro :
Etika agribisnis mempelajari aspek-aspek moral dari
sistem ekonomi umum.
2. Tahap Meso (menengah) :
Etika agribisnis mempelajari persoalan etika dalam
subsistem.
Subsusistem agribisnis diasosiasikan sebagai
perusahaan, lembaga penunjang, lembaga
konsumen, dll.
3. Tahap Mikro :
Etika agrbisbis secara individual sehubungan dengan
aktivitas ekonomi. Pada tahap ini dipelajari tanggung
jawab etis dari pelaku subsistem agribisnis secara
perorangan, bawahan dan manajer, produsen dan
konsumen, pemasok dan investor.
Ada 5 prinsip etika bisnis yang
dapat dijadikan pedoman dalam
menjalankan praktik bisnis, yaitu:
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan
5. Prinsip Integritas Moral
(Sonny Keraf,1998 dalam Prihatminingtyas, 2019 )
Prinsip Etika Agribisnis
1.Otonomi
adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntunan
hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai
sesuatu kebaikan untuk diberikan kepada orang
lain (Prfesionalisme).

2.Prinsip kejujuran
Diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian kontrak.
Kejujuran sangat penting artinya bagi kepentingan
masing-masing pihak.
Kejujuran menentukan kelanjutan relasi dan
kelangsungan subsistem agrbisnis selanjutnya.
3. Prinsip keadilan
Memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua
pihak. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap
orang dalam kegiatan bisnis secara internal
maupun eksternal diperlakukan sesuai dengan hak
dan kewajiban masing-masing.

4. Prinsip saling menguntungkan


Memberikan keadaan yang saling menguntungkan
kepada keterlibatan semua pihak.

5. Prinsip Integritas Moral


Tindakan yang konsisten dan bertanggung jawab
terhadap nilai-nilai sosial dalam berkompetitif.
Etos Bisnis

“Suatu kebiasaan atau budaya moral (visi


dan misi) yang menyangkut kegiatan bisnis
yang dianut dalam suatu perusahaan dari
suatu generasi kegenerasi lainnya”

Moral (kebiasaan atau cara hidup) berfungsi


sebagai pilar menunjang kekuatan tindakan
bisnis dari seseorang atau kelompok dalam
memenangkan persaingan.
Inti etos bisnis adalah pembudayaan atau
pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau
prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti
kekuatan dari suatu perusahaan yang
membedakannya dari perusahaan lainnya.
Wujudnya dalam bentuk :
1. Mengutamakan mutu
2. Pelayanan
3. Disiplin
4. kejujuran,
5. Tanggung jawab
6. Perlakuan yang fair tanpa diskriminasi
Etika Agrbisnis
Tanggung Jawab Siapa ?

Setiap pebisnis yg berinteraksi


memiliki tanggung jawab moral
kepada siapa mereka melakukan
transaksi bisnisnya.

Tanggung jawab moral tersebut tidak


dapat dialihkan kepada orang lain,
apalagi dilimpahkan kepada
konsumen.
Ada tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis

1. Ulitarian Approach
Setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam
bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach
Setiap orang dalam tindakan dan perilakunya
memiliki hak dasar yang harus dihormati.
Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut
harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.

3. Justice Approach
Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan
yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada konsumen baik
secara perseorangan ataupun secara kelompok.
ETIKA BERAGRIBISNIS
YANG BAIK
Subsistem Agribisnis/Perusahaan ingin
sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok

Manag Menta
Produ Memili Berper
ement ati Konsis
k yang ki ilaku
yang tata ten
baik Etika jujur
baik nilai
Sudut Pandang
Ekonomis
(Interkasi Produsen)
Aspek
pokok Sudut pandang Moral
dari (Perlindungan Hak
Agribisnis Orang lain)

Sudut pandang Hukum


(Boleh dan tidak boleh
dilakukan )
ASPEK POKOK DARI AGRIBISNIS
1. Sudut pandang ekonomis.
Adanya interaksi antara produsen dengan pekerja, produsen dengan
konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah subsistem
agribisnis. Dari sudut pandang ekonomis, agribisnis yang baik adalah
agribisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga agribisnis yang
berkualitas etis.
2. Sudut pandang moral.
Agribisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi
jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak
lain.. Kita harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. karena
menghormati kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan
demi kepentingan bisnis kita sendiri.
3. Sudut pandang Hukum
Agribisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum Dagang atau Hukum
Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern. Dan
dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis,
pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga
merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Untuk menyusun etika bisnis yang baik,
perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
 Pengendalian diri
 Pertanggungjawaban sosial
 Persaingan secara sehat
 Penerapan konsep yang berkelanjutan
 Prtahankan keyakinan
 Konsisten dengan sebuah aturan yang sudah
disepakati bersama
 Penumbuhan kesadaran serta rasa memiliki
dengan apa yang sudah disepakati
 Menciptakan suatu sikap untuk saling percaya
pada antar golongan pengusaha
Faktor penyebab produsen melakukan
pelanggaran dalam etika bisnis adalah :
1. Menurunnya formalism etis (moral) yang
berfokus pada maksud yang berkaitan
dengan perilaku dan hak tertentu.
2. Kurangnya kesadaran moral ulitarian (moral
yang berkaitan dengan memaksimumkan
hal terbaik bagi semua pihak).
3. Undang-undang atau peraturan yang
mengatur perdagangan, bisnis dan ekonomi
masih kurang terlaksana dengan baik.
4. Lemahnya kedudukan lembaga yang
melindungi hak-hak konsumen.
5. Rendahnya tingkat pendidikan,
pengetahuan serta informasi mengenai
bahan dan, material berbahaya.
6. Pandangan yang salah dalam
menjalankan bisnis (tujuan utama
bisnis adalah mencari keuntungan
semata dan mengabaikan kegiatan
sosial).
7. Rendahnya tanggung jawab sosial atau
CSR (Corporate Social Responsibility).
8. Kurangnya pemahaman tentang prinsip
etika bisnis.
Tips Pebisnis Pemula
 Jangan masuk ke dalam bisnis yang tidak riil, apalagi
yang menjanjikan kekayaan dalam waktu cepat
(instant).
 Hindarilah membaca buku-buku yang menjanjikan cara-
cara cepat, instan dan memotong kompas.
 Yakinkan dan ucapkan terus dalam diri Anda, bahwa
Anda mampu bekerja keras dan kerja keras selalu
berakhir dengan baik.
 Berbisnislah dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan,
persamaan, keterbukaan, win-win, melayani dan
tanamkanlah nilai-nilai itu di usaha yang Anda bangun.
 Jangan tergoda untuk cepat berhasil. Ingatlah semua
ada waktunya. Waktu yang terlalu cepat dipacu dapat
beresiko negatif.
 Rekrutlah karyawan yang jujur dan jalankan apa yang
Anda ucapkan.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai