Anda di halaman 1dari 37

PEMUPUKAN PADI SAWAH

Pemupukan pada padi sawah umumnya sangat rutin


dilakukan (setiap musim tanam) karena padi
menghendaki pupuk yang komplit dan banyak.
Umumnya jenis pupuk yang digunakan adalah N, P, dan
K (Urea, SP-36, KCl, ZA dan ada juga yang memberi
pupuk lengkap NPK seperti Nitrofosca, dll.
Petani umumnya memberikan pupuk secara sebar
(broadcasting) dengan dosis Urea 200 kg, SP-36 200 kg
dan KCl 100 kg per hektar.

Cara pemberian pupuk yang baik :


1. Pupuk N (Urea, ZA) sebaiknya diberikan dua tahap
yaitu saat tanam dan menjelang berbunga.
2. Pupuk SP-36/TSP dan KCl diberikan cukup sekali
pada saat pengolahan tanah.
3. Sangat dianjurkan diberikan pupuk kandang 1-2
ton/ha setelah pengolahan tanah untuk menjaga
struktur tanah yang baik.
TEKNIK PEMBERIAN PUPUK
Pemberian Pupuk pada tanaman dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
Diberikan Melalui Tanah/Media Akar, yaitu pupuk diberikan ke
dalam tanah melalui cara-cara berikut:
1. Disebar pada permukaan tanah (broadcasting), yaitu pupuk diberikan
dengan cara menabur atau menebar di permukaan tanah pada lahan
pertanaman.
2. Ditugal (band placement), yaitu pupuk diberikan dengan cara menugal
ke dalam tanah (melalui lubang tanam atau lubang yang khusus dibuat
untuk pupuk)
3. Diberikan melalui larikan (row dressing), yaitu ditempatkan di atanra
baris tanaman
4. Diberikan di sekitar tanaman (side dressing), yaitu pupuk yang
diberikan disisi (lingkar) batang tanaman.
5. Ditempatkan secara setempat (localized band placement), yaitu
dengan menempatkan pupuk pada lubang di sekitar tanaman..

Diberikan melalui daun, yaitu pupuk diberikan melalui daun,


misalnya dengan penyemperotan, pelapisan daun (painting), atau
pengasapan (fumigation).
Diberikan melalui batang/ranting, yaitu diinjeksi atau dioles pada
batang tanaman.
Diberikan melalui air irigasi (fertigation)
PERTIMBANGAN TEKNIK
PEMUPUKAN

• Ada beberapa faktor yang menjadi


pertimbangan di dalam memilih teknik
pemupukan, antara lain :
1. Sistem tanam/jarak tanam
2. Sistem perakaran tanaman (dalam/dangkal)
3. Tingkat kesuburan tanah
4. Dosis dan jenis pupuk yang dipakai
5. Daya larut pupuk (mudah larut atau sukar larut)
6. Efisiensi pemupukan
7. Luas lahan, dan
8. Biaya atau ongkos pemupukan.
1. Disebar (broad casting)
Beberapa pertimbangan :
1. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur atau
tidak teratur.
2. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada dekat
dengan permukaan tanah.
3. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik.
4. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis tinggi
5. Daya larut pupuk tinggi
Top dressing/Broad casting
(Menabur/Disebar)

Cara pemupukan ini biasanya digunakan


untuk memupuk tanaman padi, kacang-
kacangan yang mempunyai jarak tanam
rapat.
Kerugian cara ini ialah merangsang
pertumbuhan gulma dan kemungkinan
terjadi fiksasi unsur hara tertentu lebih
tinggi.
2. Tugalan (Band Placement)
Beberapa pertimbangan :
1. Pupuk yang digunakan relatif sedikit.
2. Tanaman dengan perkembangan akar yang luas.
3. Tanah mempunyai kesuburan yang rendah.
4. Jarak tanam teratur dan jarang
5. Biasanya digunakan untuk tanah darat atau tegalan
6. Cara ini sesuai dipakai untuk tanah bermasalah
Band Placement (Tugalan)
Masalah :
Jika ditanam pada lahan yang
luas, maka akan sedikit
merepotkan (perlu tenaga kerja)

Membuat lubang

Memberi pupuk pada


lubang yang dibuat
3. Secara Larikan (row dressing)
Beberapa pertimbangan :
1. Pupuk yang digunakan relatif sedikit.
2. Tanaman dengan perkembangan akar yang sedikit.
3. Tanah mempunyai kesuburan yang rendah.
4. Jarak tanam teratur dengan barisan yang panjang
5. Biasanya digunakan untuk tanah darat atau tegalan
6. Cocok digunakan pada tanah yang bermasalah dengan fiksasi
unsur hara
Row Dressing (Larikan tanaman)

Pupuk ditempatkan di
antara barisan
tanaman
4. Secara Melingkar Tanaman
(Side dressing)
 Metode ini pertimbangannya hampir sama dengan metode
larikan, hanya saja h di sekitar kanopi tanaman.
 Cara ini banyak dilakukan pada tanaman tunggal dengan jarak
tanam yang jarang misalnya pada sistem tanaman
tahunan/perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, kakao, dll. atau
tanaman semusim yang berbentuk perdu seperti tomat, cabai,
semangka, paprika, dll.
Side Dressing (lingkar tanaman)

Pupuk ditempatkan di
sekitar kanopi
tanaman
5. Penempatan Setempat (Localize
Band Placement)
Beberapa pertimbangan :
Cara ini biasanya diterapkan pada tanaman dengan sistem tanam
jarang, tertaur dan tunggal. Tujuan utamanya adalah untuk
mencegah terjadinya pengikatan pupuk oleh tanah sehingga
banyak diterapkan pada tanah-tanah yang mempunyai fiksasi
hara tinggi.
Cara ini dapat pula diterapkan pada tanaman tahunan seperti
kelapa sawit, kakao, dll.
Localized band placement
(Penempatan setempat)

Pupuk ditempatkan di
dalam lubang dekat
tanaman
6. Spraying (Penyemprotan)
Cara ini biasanya digunakan untuk
tanaman yang dipungut daunnya seperti
sayur mayur (Sawi, selada, kangkung, dan
sejenisnya).

Penyemprotan dilakukan dengan


menggunakan alat semprot manual atau
dengan menggunakan mesin, atau bahkan
pesawat udara (jika lahan sangat luas).
7. Pemupukan melalui Batang
Cara ini biasanya digunakan pada tanaman
yang berkayu seperti kebanyakan tanaman
perkebunan dan kehutanan.

Pupuk diberikan melalui jaringan batang


atau diberkan dengan cara menginjeksi
bagian batang atau dahan tanaman atau
daun (pelepah).
8. Pemupukan melalui Air
Irigasi (Fertigasi)
 Metode ini dapat diterapkan pada lahan yang luas yang
dilengkapi dengan sarana irigasi yang bagus.
 Pupuk biasanya diberikan melalui air irigasi seperti melalui
saluran saluran air, pipa irigasi atau alat yang dibuat
khusus seperti sprinckler, dll. Sebelum diberikan, bahan
pupuk dibuat dalam bentuk formula cair agar mudah
dialirkan/disebarkan.
Fertigasi ini dapat digunakan melalui :
1. Saluran/parit irigasi alur pada sistem irigasi tergenang
(flood-irrigated system)
2. Pipa di bawah tanah (subsurface drip irrrigation system)
3. Pipa irigasi sistem curah (microsprinclers system).
4. Sistem irigasi bertekanan (pressured irrigation system)
yang dibuat khusus.
Contoh-contoh
Penerapan Fertigasi :

Melalui sprincler irrigation system


Melalui saluran/parit irigasi alur

Melalui pipa irigasi drip (drip irrigation system)


PEMUPUKAN PADI GOGO
Padi gogo ialah padi yang ditanam/diusahakan pada lahan
kering (tegalan/ladang).
Pemupukan pada padi gogo berbeda dengan sistem padi
sawah, karena pada sistem padi gogo lahan tidak dapat
digenang sehingga kelakuannya persis sama dengan
tanaman tegalan.
Ada dua pupuk yang dipakai pada padi gogo , yaitu :
a) Pupuk organik.
Pupuk ini dapat berasal dari tanaman pupuk hijau
seperti crotalia juncea rumur 4-6 bulan atau dari
pupuk kandang yang telah matang. Pupuk organik ini
dibenamkan ke tanah dengan dosis 10-30 ton/ha.
b) Pupuk anorganik
Pupuk yang diberikan berupa 150-200 kg/ha Urea,
75-100 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan
KCl diberikan saat tanam sedang Urea pada umur 3-4
minggu dan 8 minggu setelah tanam.
PEMUPUKAN PADA
TANAMAN SEMUSIM
 Pemupukan pada tanaman semusim umumnya dilakukan
secara tugal atau larikan terutama jika ditanam secara
teratur.
 Jenis pupuk yang digunakan umumnya Kompos, pupuk
NPK atau Urea dan SP-36, atau pupuk pelengkap cair.
 Pupuk cair diberikan dengan cara penyemprotan.
 Pada sistem hidroponik, pemupukan biasanya diterapkan
dengan menggunakan sistem fertigasi (memakai sprincler
atau pipa drip yang dirancang khusus).
PEMUPUKAN PADA
TANAMAN KERAS/PERKEBUNAN
Pemupukan pada tanaman tahunan atau tanaman perkebunan
berbeda dengan tanaman semusim.
Pada tanaman perkebunan, pupuk diberikan secara bertahap
disesuaikan dengan jenis tanaman, umur dan perkembangan
tanaman serta tingkat kesuburan tanah.
Metode pemberian pupuk antara lain :
1. Diberikan di sekitar lingkaran/kanopi tanaman
2. Diberikan dengan cara penyemprotan terutama bagi unsur
mikro dan pupuk N yang mudah larut.
3. Dengan menginjeksi ke jaringan tanaman, misalnya lewat
pucuk, daun, batang dan akar.
4. Karena tanaman perkebunan mempunyai umur yang
panjang/lama, maka pupuk yang banyak digunakan adalah
pupuk yang lambat larut (slow release) terutama jika
diberikan lewat tanah.
DOSIS PEMUPUKAN
UNTUK BEBERAPA TANAMAN PERKEBUNAN

PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT :

Pemupukan pada tanaman sawit diberikan dua


periode tanam :
1. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
2. Tanaman Sudah Menghasilkan (TSM)

Pada TBM pemberian pupuk dimulai setelah tanaman


berumur bulan hingga pelepah telah menutupi
bokoran. Pupuk diberikan di bagian luar bokoran
(kanopi) di sekeliling batang kira-kira sejarak cm
Pada tanaman yang pelepahnya telah melewati
bokoran, maka pupuk diberikan sejarak kira-kira cm
atau di ujung pelepah

Pada tanaman yang telah menghasilkan, pupuk


diberikan antara batang tanaman sampai ujung bokoran
(untuk N) sedang P dan K dapat diberikan di ujung
bokoran khususnya Rock-Phosphate
DOSIS PEMUPUKAN
UNTUK KELAPA SAWIT

Umur Dosis per pohon (kg)


Tanaman
Urea SP-36 KCl DSP
1-3 tahun 0,5 0,5-0,75 0,25 0,5 – 1,0
3-5 tahun 0,5 – 1,0 0,5 – 1,0 0,25-0,5 0,5 – 1,0
6-12 tahun 0,5 – 1,0 0,5 – 1,0 0,25-0,5 0,5 – 1,0
12-25 tahun 0,75 – 1,5 0,75 – 1,5 0,75– 1,0 0,5 – 1,0
Pemupukan diberikan 2 kali dalam 1 tahun

Jika pemupukan menggunakan NPK 15-15-15 maka


dosis per pohonnya sebanyak 4 kg ditambah 1 kg
DSP

Penggunaan kompos, abu tandan kelapa sawit,


bahan organik sangat berguna dan bermanfaat
terutama pada lahan yang kurang bahan organiknya
atau pada tanah yang bereaksi masam.
Contoh Terapan
(a) Umur : 1 bulan s/d pelepah menutupi bokoran

Tempat penaburan pupuk


(25 cm)
Seluruh tempat di bokoran dapt
digunakan untuk pupuk kecuali Rck
Bokoran phosphate yang harus ditabur di luar
bokoran di atas penutup tanah.

Pelepah daun
(b) Tanaman yang pelepahnya telah CARA PEMUPUKAN :
melewati bokoran 1. Bersihkan pirngan dari rumput
2. Pada areal datar semua pupuk
Tempat penaburan ditabur merata mulai 0,5 m dari
pupuk (150 cm) pohon sampai pinggiran piringan
melingkar tanaman.
Bokoran 3. Pada areal berteras, 2/3 pupuk
disebar pada bagian dalam teras
dekat dinding bukit, dan sisanya 1/3
diberikan bagian luar teras.
DOSIS PEMUPUKAN
TANAMAN KARET :
Dosis pemupukan p:
- Urea 175 g/pohon/aplikasi
- SP-36 130 g/pohon/aplikasi
- KCl 150 g/pohon/aplikasi

Cara Pemupukan pada Tanaman Menghasilkan :


1. Membuat parit atau alur memanjang pada
gawangan atau ditengah-tengah antara barisan
tanaman
2. Membersihkan gulma di sekitar parit/alur
3. Pupuk ditaburkan ke dalam parit sesuai dosis
dengan syarat pupuk SP-36 dan Urea tidak boleh
dicampurkan tempatnya
4. Pupuk diberikan secara tugal melingkar batang
dengan jarak 100-125 cm dari batang,
5. Parit yang sudah ditabur pupuk ditutup kembali
6. Waktu pemupukan dilakukan dua kali per tahun
dengan interval waktu 6 bulan yaitu awal musim
hujan dan akhir musim hujan.
DOSIS PEMUPUKAN
pada TANAMAN COKELAT (KAKAO)

Sebelum ditanam, lebih baik lahan dipersiapkan dengan


pemupukan awal. Pupuk yang digunakan dapat berupa
pupuk kandang (3-5 kg/lubang) atau Agrophose (NPK)
sebanyak 300 g per lubang.
Alternatif lain denngan memberi urea 200 g + TSP 100 g
per lubang. Setelah dua minggu kemudian baru ditanam
bibit cokelat. Boleh juga dipakai kompos dan pupuk
kandang di lapisan atas.
Dosis pupuk pada tanaman muda (< 6 bulan):
- ZA sebanyak 50-75 g/pohon
- TSP sebanyak 100 g /pohon
- KCl sebanyak 70 g/pohon + Kleserit : 50 g/pohon
Pada umur 2 tahun perlu diberika lagi dengan dosis 2 kali
lipat dari dosis tanaman umur 6 bulan. Seterusnya setelah
2 tahun kemudian (4, 6, hingga 8 tahun).

Cara pemberian dengan membuat parit di sekitar batang.


DOSIS PEMUPUKAN
pada TANAMAN KOPI

Jenis Pupuk :
1. Pupuk kandang (dari kotoran ternak)
2. Pupuk Hayati (dari tanaman pelindung seperti
gliricidea, dadap, acassia, dan lamtoro)
3. Pupuk Kompos (berupa limbah pertanian atau
industri ).
Cara Pemberian :
1. Ditebar + 50 cm di sekitar pokok tanaman di bawah tajuk
2. Dimasukkan ke dalam rorak (lubang yang dibuat di barisan
antar tanaman berukuran 100 x 40 x 40 cm pada jarak 75 cm
dari pokok tanaman
3. Menerapkan pola tanaman diversifikasi dengan
memanfaatkan pohon pelindung bertajuk tinggi (seperti
petai, jengkol, durian) dan ternak ruminansia 2 ekor dalam
sistem usaha tani terpadu.
4. Alternatif lain sama dengan pemupukan pada tanaman
cokelat/kakao.
DOSIS PEMUPUKAN
UNTUK BEBERAPA TANAMAN PERKEBUNAN

DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN KOPI :


EFISIENSI PEMUPUKAN

 Salah satu hal yang penting diperhatikan


dalam pemupukan adalah masalah
efisiensi pemupukan.
 Masalah efisiensi menjadi isu yang
sangat penting pada usaha pertanian
karena pupuk merupakan sarana
produksi yang mahal sehingga harus
digunakan secara efisien.
 Efisiensi pemupukan ialah perbandingan
antara jumlah pupuk yang diberikan
dengan tingkat hasil yang dicapai.
MASALAH
EFISIENSI PEMUPUKAN

 Efisiensi penggunaan pupuk pada lahan pertanian


secara umum rendah hingga sedang atau sekitar
20-50 %. Ini bermakna bahwa tidak seluruh pupuk
yang diberikan dapat diserap oleh tanaman.
 Di dalam tanah, pupuk yang diberikan dapat :
1. Sebagian akan diikat oleh tanah/koloid
2. Sebagian digunakan oleh mikroorganisme tanah
3. Sebagian akan hilang tercuci (leaching)
4. Sebagian akan hilang menguap
5. Berubah bentuk menjadi tidak larut.
5. Sebagian diserap oleh tanaman.
 Semua itu tergantung kepada jenis pupuk, sifat,
dan manajemen pemupukan.
PERUBAHAN PUPUK DI DALAM TANAH

PUPUK

VOLATILISASI DISERAP
TANAMAN

TERCUCI/LEACHING TERIKAT PADA


DIGUNAKAN OLEH
MIKROBIA TANAH KOLOID TANAH
MENINGKATKAN
EFISIENSI PEMUPUKAN
 Suatu pupuk dianggap efisien jika memenuhi 4 T, yaitu :
Tepat jenis, Tepat dosis, Tepat waktu, dan Tepat sasaran.
 Oleh sebab itu jenis pupuk yang akan digunakan, dosis
pemberian, dan cara pemberian menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi pemupukan.
 Efisiensi pemupukan dapat DITINGKATKAN dengan cara-
cara berikut :
 Memilih jenis, dosis, dan cara pemberian yang tepat
 Memberikan bahan-bahan yang dapat meningkatkan
efisiensi seperti :
1. Aplikasi Mikoriza/pupuk hayati lainnya
2. Pupuk bereaksi lambat (slow release)
3. Menggunakan pupuk majmuk
4. Memberikan bahan organik (pupuk hijau, kompos,
dll.) dan amelioran.
MACAM-MACAM
EFISIENSI PEMUPUKAN

Efisiensi pemupukan dapat


dinyatakan atau diukur dengan
beberapa cara, yait :
 Efisiensi Produksi/Hasil
atau Efisiensi Agronomi
 Efisiensi serapan hara
 Efisiensi Ekonomi
Efisiensi Serapan Hara
 Efisiensi serapan hara ialah rasio antara serapan oleh
tanaman dengan jumlah hara yang diberikan melalui
pupuk.
 Rumusnya :

Sp – Sk
Eh = ------------------- x 100 %
Hp

Eh = efisiensi serapan hara


Sp = serapan hara pada tanaman yang dipupuk
Sk = serapan hara pada tanaman yang tidak dipupuk
Hp = kadar hara dalam pupuk yang diberikan
Kegunaan Efisiensi Serapan Hara
 Serapan hara = kadar hara (%) x bobot kering tanaman (g)
 Misalnya padi sawah mempunyai kadar K dalam jerami
adalah 1 % dari bobot kering panen sejumlah : 2 ton/ha.
 Maka besarnya pengangkutan K dalam jerami
= 0,01 x 2.000 kg/ha = 20 kg K/ha.
oooooooooo
Eh = efisiensi serapan hara
Sp = serapan hara pada tanaman yang dipupuk
Sk = serapan hara pada tanaman yang tidak dipupuk
Hp = kadar hara dalam pupuk yang diberikan
INDIKASI DEFISIENSI HARA PADA TANAMAN JAGUNG
Daun SEHAT mengkilat dan berwama hijau tua bila
tanaman mendapat suplai hara yang cukup

Kahat FOSFOR daunnya berwarna ungu-


kemerahan, terutama pada tanaman yang masih
muda.
Kahat KALIUM ujung dan tepi daunnya berwarna
kekuningan atau mengering.

Kahat NITROGEN dimulai dengan wama kekuningan pada ujung


daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama.

Kahat MAGNESIUM menyebabkan timbulnya garis-garis


keputihan sepanjang tulang daun dan seringkali timbul
warna ungu pada bagian bawah dari daun tua.

KEKERINGAN menyebabkan tanaman berwarna hijau-


keabuan; daun-daun menggulung sebesar pensil.

PENYAKIT Helminthosporium dimulai dengan bercak kecil dan


berangsur-angsur berkembang pada seluruh daun.

ZAT KIMIA kadang-kadang menyebabkan ujung dan


tepi daun seperti terbakar. Jaringan daun mati dan
daunnya seperti bertopi putih
Coba jelaskan
mengapa gejala-
gejala ini terjadi
pada tanaman
jagung ?

Anda mungkin juga menyukai