Anda di halaman 1dari 47

IMPLEMENTASI PEMUPUKAN

BERIMBANG
Dr. Ladiyani Retno Widowati, MSc.

Balai Penelitian Tanah


Soils, Where Food Begins
Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian
20 Januari 2023
Pendahuluan
• Produksi – Kebutuhan pangan
• Faktor produksi – pupuk -
pemupukan
• Pemenuhan kebutuhan hara
• Ketersediaan hara dalam tanah
• Dapatkan kondisi hara eksisting
menyokong kebutuhan hara
tanaman?
• Bagaimana menghitung
kebutuhan hara tanaman?
Pupuk VS Pemupukan

• Pupuk • Pemupukan
Bahan yang ditambahkan ke dalam tanah atau media Komponen/paket atau cara memberikan sumber
untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman untuk hara ke dalam tanah/media tanam untuk tumbuh
tumbuh dan berproduksi dengan baik. dan berproduksi dengan baik.

- Pupuk Anorganik (pupuk buatan) - Pemupukan Lengkap


- Urea - KCl - dll - Pupuk Anorganik + Organik + pupuk hayati +
- NPK - KNO3 Enzim/Vitamin/Elicitor
- TSP - ZA
- Pupuk Organik - Pemupukan Tidak Lengkap
- Pupuk Padat (kandang Ayam/Kambing/Sapi) - Hanya Sebagian komponen pemupukan
- Pupuk Organik Cair lengkap yang ditambahkan
- Pupuk Hayati
Kapan kita menggunakan pemupukan lengkap dan
tidak lengkap?
KONSEP PEMUPUKAN BERIMBANG

• Pemberian pupuk ke dalam tanah dengan


jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat
kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman
untuk mencapai hasil yang optimal
• Tidak semua hara harus ditambahkan,
tambahkan yang dibutuhkan
• Kombinasi pupuk anorganik dengan
bahan/pupuk organik untuk mendapatkan
produksi optimal
Pemupukan Berimbang VS Pengelolaan Hara Terpadu
• Jumlah dan Jenis hara  tingkat • Pengelolaan hara yang
kesuburan tanah memadukan sumber anorganik,
• Status Hara: organik dan hayati
• Rendah • Jenis sumber hara
• Sedang
• Pupuk Anorganik
• Tinggi
• Pupuk Organik
• Kebutuhan Tanaman mencapai • Bahan Organik/sisa tanaman
hasil yang optimal  Target • Pupuk Hayati
Produksi
• Mineral

• Tidak memperhatikan sumber hara


• Memperhatikan sumber hara
Unsur hara

• Esensial • Beneficial

a. Hara Makro Primer Hara yang dibutuhkan oleh jenis tanaman


C, H, O (Air, Udara, Bahan organik) tertentu untuk pertahanan diri tanaman dari
N, P, K factor lingkungan pertumbuhan:
b. Hara Makro Sekunder
Ca, Mg, S a. Si (menambah kekuatan Dinding sel dari
c. Hara Mikro (dibutuhkan hanya sedikit) serangan OPT)
Cu, Zn, Mn, Fe, B, Mo, Cl b. Na (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang sedikit) untuk penyangga kemasaman
sel  Kelapa.
Hara Makro:
tanpa kehadiran hara tersebut maka
tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus
hidupnya,
Unsur Hara Esensial Tanaman :
Hara makro primer, makro sekunder, mikro dan
beneficial element (Si, Co)

Konsep
Pemupukan
Berimbang

Hara esensial : 16 unsur

1. Unsur hara makro : Makro primer (N,P,K), makro sekunder (Ca,Mg,S)


2. Unsur hara mikro : B, Cu, Fe, Na, Mn, Mo, Zn, Ni, Cl
3. Beneficial element : Si, Co, dan lain belum diketahui
4. Pendukung : Zat Pengatur Tumbuh (auxin, giberallin, dll),
Enzim, Vitamin, Elicitor

Penemuan unsur-unsur hara bermanfaat


untuk tanaman sangat diperlukan
Hukum Minimum Liebig
Konsep • Tambahkanlah yang kurang sampai posisi hara
Pemupukan terpenuhi/tercapai pada target produksi tertentu.

Cu K

Tanah A Tanah B
N sebagai pembatas K sebagai pembatas
pertumbuhan pertumbuhan
NPK 15-15-
15

N P K N P K

Hukum minimum Liebig’s


Bentuk dan Jumlah Hara yang Diambil Tanaman

Hara mikro

Hara makro
Kebutuhan Hara Tanaman Padi

(Sumber: IRRI, 2000)


Produksi 6 t/GKG minimal =

 N = 17.5 kg/ton gabah  105 kg N = 233 kg Urea

 P = 3 kg/ton gabah  18 kg P = 114.5 kg SP-36


 K = 17 kg/ton gabah  102 kg K = 205 kg KCl

Sumbangan
Jika memupuk NPK 15-10-12 = 300 kg hara dari
N = 45 kg Jerami, Hara
P2O5 = 30 kg = 12.9 kg P Tanah dan Air
K2O = 36 kg = 30 kg K Irigasi
BSIP - Kementerian Pertanian
Berapa yang bisa disediakan oleh sisa tanaman dan pupuk
kandang dalam tonase yang sama?
Kadar Kandung an dalam 1000 kg
Parame te r J e rami S api Kambing Ayam J e rami S api Kambing Ayam
% Kg/1.000 Kg Bahan
N 0,4 0,4 0,6 1 2,6 2,4 4,2 7,5
P 0,1 0,2 0,3 0,8 0,7 1,2 2,1 6,0
K 1,5 0,17 0,17 0,4 9,8 1,0 1,2 3,0

Kadar Air 35 40 30 25

Kesetaraan Hara dengan Anorganik per 1.000 kg Pupuk Organik

J e rami S api Kambing Ayam Ada fungsi lain dari pupuk organik:
Pupuk - Sumber energi bagi fauna
Kg
tanah, pe,baik tanah
Ure a 5,8 5,3 9,3 16,7 Menyumbang:
S P-36 1,8 3,3 5,8 16,7 - Asam organik (humat/fulvat)
- Enzim
KCl 16,3 1,7 2,0 5,0 - ZPT
- dll
PERGERAKAN ION DARI TANAH KE AKAR

3. Difusi
Konsentrasi tinggi
Ca+ dari pupuk
2. Mass flow/ aliran massa KCl
NH4+
Mg+ 1. Intersepsi akar
(air) K+ (P, Ca, Mg, Zn, Mn)
DEFISIENSI HARA
STATUS HARA DAN REKOMENDASI PUPUK PADI SAWAH
STATUS HARA DAN REKOMENDASI PUPUK JAGUNG DAN KEDELAI
Kebutuhan Hara
BERIMBANG DALAM PROPORSI
KADAR Produksi 4.5 t pipil/ha:
70 N
13 P
Setiap tanaman
17 K
berbeda dalam
kebutuhan hara
Produksi 15 t/ha: untuk
40 N memproduksi
5P bagian bernilai
54 K ekonomi.

Produksi 30 t/ha:
40 N
17 P
42 K
EVALUASI REKOMENDASI PUPUK
Penggunaan NPK Pupuk NPK 15-15-
Kelebihan hara P
15-15-15 kurang 15 dengan dosis
dan K dari
sesuai untuk tanah 300 kg/ha bila
penggunaan NPK Bahan baku
sawah di diaplikasikan ke
15-15-15 akan pembuatan pupuk Reformulasi
Indonesia yang lahan sawah
terakumulasi NPK masih diimpor
mempunyai dengan status
dalam tanah dan merupakan Pupuk Majemuk
tingkat kesuburan hara P dan K
yang beragam rendah hingga
sehingga dalam bahan alami yang NPK 15-15-15
jangka panjang tidak tergantikan
dengan status tinggi akan terjadi
tanah menjadi dan harganya mahal
hara P dan K dari kelebihan hara P
jenuh dan
rendah (R) hingga dan K, kecuali
merupakan
tinggi (T) pada status hara K
pemborosan
rendah
Peta Lama VS Peta Baru
Peta Status Hara P Provinsi Jawa Barat (2014) Peta Status Hara P Provinsi Jawa Barat (2021)
Peta Lama VS Peta Baru
Peta Status Hara K Provinsi Jawa Barat (2014) Peta Status Hara K Provinsi Jawa Barat (2021)
REFORMULASI PUPUK MAJEMUK NPK
 Mempunyai komposisi kadar N, P, dan K yang mendekati atau sesuai
dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. NPK
15-15-15
 Bisa diaplikasikan untuk seluruh kondisi status hara tanah sawah terutama
hara P dan K

 Berdasarkan simulasi perhitungan yang didasarkan status hara tanah dan


kebutuhan tanaman terutama hara P dan K
 Formula pupuk majemuk NPK yang diusulkan pada tahun 2012 adalah
NPK 15-10-12
NPK
 Formula NPK 15-10-12 dapat meminimalkan kelebihan dan kekurangan 15-10-12
salah satu atau dua unsur hara P dan K yang bahan bakunya masih diimpor
KELEBIHAN/KEKURANGAN HARA P DARI PUPUK MAJEMUK
NPK 15-10-12 DAN NPK 15-10-10 DIBANDINGKAN DENGAN NPK 15-15-15

Status Hara Dosis Pupuk Majemuk NPK Kelebihan (+)/Kekurangan (-) P2O5
Tanah (kg/ha) (kg/ha)
P K 15-15-15 15-10-12 15-10-10 15-15-15 15-10-12 15-10-10
T T 300 250 250 +27 +7 +7
T S 300 250 250 +27 +7 +7
T R 300 250 250 +27 +7 +7
S T 300 300 300 +18 +3 +3
S S 300 300 300 +18 +3 +3
S R 300 300 300 +18 +3 +3
R T 300 375 375 +9 +1,5 +1,5
R S 300 375 375 +9 +1,5 +1,5
R R 300 375 375 +9 +1,5 +1,5
KELEBIHAN/KEKURANGAN HARA K DARI PUPUK MAJEMUK
NPK 15-10-12 DAN NPK 15-10-10 DIBANDINGKAN DENGAN NPK 15-15-15

Status Hara Dosis Pupuk Majemuk NPK Kelebihan (+)/Kekurangan (-) K2O
Tanah (kg/ha) (kg/ha)
P K 15-15-15 15-10-12 15-10-10 15-15-15 15-10-12 15-10-10
T T 300 250 250 +15 0 -5
T S 300 250 250 +15 0 -5
T R 300 250 250 -15 -30 -35
S T 300 300 300 +15 +6 0
S S 300 300 300 +15 +6 0
S R 300 300 300 -15 -24 -30
R T 300 375 375 +15 +15 +7,5
R S 300 375 375 +15 +15 +7,5
R R 300 375 375 -15 -15 -22,5
Peta Status Hara P Lahan Sawah
Provinsi Jawa Barat Skala
1:50.000 (BBSDLP, 2021)
Peta Status Hara K Lahan
Sawah Provinsi Lampung
Skala 1:50.000
(BBSDLP, 2021)
Status hara P dan K dan rekomendasi pemupukan per kecamatan pada lahan sawah

Contoh
Permentan 13/2022

• Tentang Penggunaan Dosis


Pupuk N, P, K untuk Padi,
Jagung dan Kedelai pada
Lahan Sawah

• Disahkan: 26 Juli 2022


BAB III. PEMUPUKAN BERIMBANG

• Pasal 3 (1 ayat) berisi ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi :


• Pemupukan Berimbang
• Dosis Pupuk dan
• Wilayah Rekomendasi
• Pasal 4 (1 ayat) : Ketentuan mengenai penggunaan Dosis Pupuk dan wilayah
pemupukan untuk Tanaman padi, jagung dan kedelai ditetapkan oleh Menteri
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
BAB III. PEMUPUKAN BERIMBANG

• Pasal 5 (1 ayat) :
Pemupukan Berimbang digunakan sebagai dasar penetapan Dosis
untuk padi, jagung dan kedelai pada Lahan Sawah.
• Pasal 6 (4 ayat) :
Pemupukan Berimbang berdasar tingkat kesuburan tanah, peta
status hara P dan K
• Pasal 7 (3 ayat) :
Kebutuhan hara tanaman padi, jagung kedelai berdasarkan hasil
penelitian respon pemupukan
• Pasal 8 (5 ayat) :
Status hara P dan K terdiri dari 3 kelas R, S, T
Contoh Rekomendasi Perkecamatan
Contoh Rekomendasi Perkecamatan
Tidak

Apakah yang diatur hanya pupuk anorganik?

• Tetap diarahkan untuk menggunakan pemupukan berimbang dengan


penambahan komponen :
Pupuk organik/bahan organik
Pupuk hayati/local/buatan
Rekomendasi Pemupukan Tanaman Pangan
NO. Kesuburan Tanah Anorganik Organik Hayati (MOL Pelengkap
atau (ZPT, Enzim,
komersial Elicitor, dll)*
1. Kesuburan sedang sampai Efisiensi maks 75% 500 – 1.000 kg v v
tinggi (P&K, Corganik, KTK (tergantung pada
 sedang-tinggi) target hasil)
- Produktivitas > 5 t GKG/ha
2. Kesuburan Rendah 100 % (tergantung 1.000 – 2.000 v v
(P&K, Corganik, KTK  pada kadar P dan K, kg
rendah) dan target hasil)
- Produktivitas < 5 t GKG/ha
3. Pertanian Organik - > 5.000 kg v v
(Produk Organik)

*Sesuai kebutuhan
TEKNOLOGI PEMUPUKAN LAHAN SAWAH
Pupuk
Teknologi Intensif Bukaan Baru Teknologi
Majemuk
N (Urea) BWD BWD NPK 15-10-12
P (SP-36) PUTS PUTS 250 – 350 kg/ha

K (KCl) PUTS PUTS


Kapur/Dolomit - 1 t/ha
Pupuk organik dari jerami, kohe, sisa 2 t/ha 2 t/ha
tanaman, limbah pertanian
Pupuk Hayati :
- Agrimeth/ Bionutrien/Smart/Buirhiz 200 - 500 g/ha 200 - 500 g/ha Telah dilisensi
- Dekomposer (Mdec, Bio-Agrodeco) untuk 5kg/ha 5 kg/ha
pengomposan

Pengelolaan air Macak-macak Berselang/


pencucian
TEKNOLOGI PEMUPUKAN LAHAN KERING
Padi Lahan Tadah Hujan/Kering

Padi gogo Padi gogo


Teknologi Teknologi
Tanah masam tanah non masam
N (Urea) BWD (200-250 kg) BWD (150-200 kg) and 50 PUTK/SSK
kg ZA
P (SP-36) (100-200 kg) (100-200)
K (KCl) (50-100 kg) (50-100 kg)
Amelioran (Kapur/Dolomit, Beta, Biochar) 1 t/ha -
Pupuk organik dari jerami, kohe, sisa tanaman 2 t/ha 2 t/ha

Pupuk hayati :
- Bionutrient/Smart/Agrimeth/Biorhiz 200-500 g/ha 200-500 g/ha
- Dekomposer (Mdec, Bio- Agrodeco) untuk 2-5 kg/ha 2-5 kg/ha
pengomposan
TEKNOLOGI PEMUPUKAN LAHAN GAMBUT dan LAHAN SULFAT MASAM
Teknologi Padi - Gambut Padi -LS Teknologi
N (Urea) 200-250 kg/ha 200-250 kg/ha PUTR

P (SP-36) 50-100 kg/ha 50-100 kg/ha

K (KCl) 50-100 kg/ha 50-100 kg/ha

Pupuk/Amelioran 600 kg/ha (pugam) 30 L/ha (Biosure)

Amelioran 2 t/ha 2 t/ha (Pukan)


(Tanah mineral tinggi Fe)

Pupuk Hayati :
- Bionutrient/Agrimet/Biotara 200-500 g/ha (Agrimet/Bion utrient) 25 kg/ha (Biotara) atau 200-500 g/ha
(Agrimet/Bionutrient)
2 kg/ha 2 kg/ha
- Dekomposer (Mdec, Bio-Agrodeco)
Pupuk mikro (Cu, Zn) 15 kg/ha

Tata air makro dan mikro Tabat Tabat, pertahankan air 60-70cm dari
permukaan
PENUTUP

1 2 3 4

Tanah adalah Media tanam Penggunaan Produksi,


sumberdaya dengan pupuk harus produktivitas
lahan yang tidak karekteristik/sifat bijaksana baik dan kelestarian
dapat tertentu anorganik dan harus sinergi
diperbaharui organik, serta
pelengkap
lainnya
Ilustrasi Mekanisme Serapan Hara
Terimakasih
BAB I. KETENTUAN UMUM

1. Pasal 1 berisi definisi dan ketentuan yang digunakan dalam


peraturan ini (19) :
a. Pupuk
b. Pemupukan berimbang
c. Tanaman
d. Status hara
e. Peta status hara
f. Lahan sawah
g. Menteri
h. Direktur Jenderal
i. Kepala Badan
j. Dinas
2. Definisi disusun dengan mengacu pada peraturan yang telah ada 
BAB II. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

• Pasal 2 (1 ayat) berisi satu ayat tentang tujuan dari Peraturan Menteri ini untuk
memberikan acuan penggunaan Dosis Pupuk terhadap Tanaman padi, jagung dan
kedelai pada Lahan Sawah untuk mencapai target produksi yang optimal dan/atau
merencanakan alokasi kebutuhan pupuk bagi:
• Petani;
• Pemerintah Pusat;
• Pemerintah Daerah;
• Badan Hukum;
• Badan Usaha;
• Perguruan tinggi;
• UMKM/Industri; atau
• Lembaga swadaya masyarakat.
.
BAB III. PEMUPUKAN BERIMBANG

• Pasal 3 (1 ayat) berisi ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi :


• Pemupukan Berimbang
• Dosis Pupuk dan
• Wilayah Rekomendasi
• Pasal 4 (1 ayat) : Ketentuan mengenai penggunaan Dosis Pupuk dan wilayah
pemupukan untuk Tanaman padi, jagung dan kedelai ditetapkan oleh Menteri
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
BAB III. PEMUPUKAN BERIMBANG

• Pasal 5 (1 ayat) :
Pemupukan Berimbang digunakan sebagai dasar penetapan Dosis
untuk padi, jagung dan kedelai pada Lahan Sawah.
• Pasal 6 (4 ayat) :
Pemupukan Berimbang berdasar tingkat kesuburan tanah, peta
status hara P dan K
• Pasal 7 (3 ayat) :
Kebutuhan hara tanaman padi, jagung kedelai berdasarkan hasil
penelitian respon pemupukan
• Pasal 8 (5 ayat) :
Status hara P dan K terdiri dari 3 kelas R, S, T
BAB IV. DOSIS PUPUK ( 2 Pasal)

• Pasal 9 (3 ayat) : Dosis pupuk dalam bentuk pupuk tunggal dan pupuk
majemuk NPK; dosis N berdasarkan tingkat produktivitas tanaman, dosis
P dan K berdasar status hara P dan K tanah sawah
• Pasal 10 (3 ayat) : dosis pupuk diberikan dalam pilihan pupuk tunggal atau
pupuk majemuk, pupuk tunggal Urea, SP-36 dan KCl, pupuk majemuk
NPK 15-10-12
BAB V. WILAYAH PEMUPUKAN (1 pasal)

• Pasal 11 (4 ayat) : wilayah pemupukan di tingkat kecamatan di


seluruh Indonesia, Ditjen menindaklanjuti permohonan yang
diajukan oleh UK/UPT di daerah
BAB VI. KETENTUAN PENUTUP ( 2 pasal)

• Pada 12 (1 ayat) : Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan


Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/4/2007 tentang
Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K Pada Padi Sawah Spesifik Lokasi,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
• Pasal 13 (1 ayat) : Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan

Anda mungkin juga menyukai