Anda di halaman 1dari 35

Budidaya Alpukat

Sejarah Singkat
 Alpukat atau avokad (bahasa Aztek yaitu ahuacatl)
 Berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah
dan Mexico
 Diperkenalkan oleh Martín Fernández de Enciso
tahun 1519 kepada orang-orang Eropa
 Masuk ke Indonesia pada abad ke-18
 1920-1930 introduksi 20 varietas alpukat dari
Amerika Tengah dan Amerika Serikat
Klasifikasi
Klasifikasi alpukat sbb :
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranales
Keluarga : Lauraceae
Marga : Persea
Spesies : Persea americana Mill
Klasifikasi
Berdasarkan sifat ekologis, 3 tipe keturunan/ras
Ras Meksiko
Ras Guatemala
Ras Hindia Barat
Ras Meksiko
• Asal : dataran tinggi Meksiko
dan Equador beriklim
semi tropis
• 2.400-2.800 m dpl
• Karakteristik : daun dan buah
berbau adas
• Berat buah 100-225 gram,
• Bentuk jorong (oval)
• Kulitnya tipis dan licin
• Biji besar memenuhi rongga
• Buah bertangkai pendek
• Masa bunga-buah ± 6 bulan
• Daging buah mengandung
minyak/lemak yang paling
tinggi, ras ini tahan terhadap
suhu dingin.
Ras Hindia Barat
• Asal : dataran rendah
Amerika Tengah dan Amerika
Selatan yang beriklim tropis
• < 800 m dpl. Sangat peka
terhadap suhu rendah
(toleransi sampai -2 °C)
• Karakteristik : daunnya tidak
berbau adas, warna daunnya
lebih terang dibanding ras
lain, massa buah 400-2.300
gram, tangkai pendek, kulit
buah licin agak liat dan tebal,
masak 6-9 bulan sesudah
berbunga, biji besar dan
sering lepas di dalam rongga,
keping biji kasar. Kandungan
minyak daging buah paling
rendah.
Ras Guatemala
• Asal : dataran tinggi
Amerika Tengah beriklim
sub tropis dengan ketinggian
• 800-2.400 m dpl. Kurang
tahan suhu dingin (toleransi
sampai -4,5 °C)
• Karakteristik : daun tidak
berbau adas, buah cukup
200-2.300 gram, kulit buah
tebal, keras, mudah rusak
dan kasar (berbintil-bintil),
masak buah antara 9-12
bulan sesudah berbunga,
bijinya relatif berukuran
kecil dan menempel erat
dalam rongga, dengan kulit
biji yang melekat. Daging
buah mempunyai kandungan
minyak yang sedang
Alpukat ijo panjang dan ijo bundar
Karakteristik Alpukat ijo bundar
panjang
a. Tinggi
Tinggi pohon
pohon:6-8panjang
m 5-8 m
b. tepi
Tepidaun
daun: :berombak
rata.
c. Berat
Berat buah:
buah: 0,3-0,4
panjangkg0,3-0,5 kg
d. Bentuk buah: pear (pyriform)
d. Bentuk buah: bundar lonjong (oblong)
e. Rasa
Rasa buah:
buah: enak,
enak, gurih,
gurih, agak
agak kering
lunak
f. Diameter
Diameter buah:
buah: 7,5
panjang
cm 6,5-10 cm (rata-rata 8 cm)
g. Panjang buah: 11,5-18 cm (rata-rata 14 cm)
h. Panjang
g. Hasil panen:
buah:40-80
9 cmkg /pohon/tahun (rata-rata 50 kg)
h. 20-60 kg/pohon/tahun (rata-rata 30 kg)
Varietas Lokal Unggul

Miki
Marcus/Kendil/Hawai
Aligator
Varietas Australia
Syarat Tumbuh
• Ketinggian 5-1500 m di atas permukaan laut. Optimal
pada ketinggian 200-1000 m dpl.
• Tanaman alpukat untuk dapat tumbuh optimal
memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang air,
subur,
• Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat
adalah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam),
lempung liat (clay loam), dan lempung endapan (aluvial
loam).
• Keasaman tanah (pH) berkisar 5,6-6,4. Bila pH di bawah
5,5, maka tanaman akan menderita keracunan karena
unsur Al, Mg dan Fe larut
Kriteria bibit bermutu
– Bibit berasal dari perbanyakan
vegetatif(Grafting)
– Penampakan bibit vigor, daun lebar dan
berwarna hijau mengkilat
– Batang berwarna coklat dan tegak lurus
– Diameter batang 1-1,5 cm
– Tinggi tanaman 75-100 cm
– Bibit telah berumur 12 bulan
Perawatan Bibit Sebelum Tanam
• Penyiraman dengan interval 2 hari sekali bila tidak ada
hujan,
• Penyiangan terhadap gulma yang ada di polibag
maupun di sekitar tanaman.
• Pemupukan menggunakan pupuk NPK (15-15-15) atau
pupuk daun seperti Gandasil D.
• Pupuk NPK diberikan dengan dosis 3 g/tanaman
dengan interval 2 bulan sekali.
• Pupuk daun takaran yang digunakan adalah 2 cc/liter
air dengan interval 2 minggu sekali.
Penanaman
• Bersihkan lahan. Hindari banyak naungan.
• Perhatikan drainase.
• Sebaiknya tanam beberapa varietas pada satu lahan, agar
terjadi penyerbukan silang.
• Ukuran 75 x 75.
• Jarak tanam 9x 12.
Penanaman
• Gali tanah, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah bagian bawah. Campur
tanah bagian dengan pupuk kandang yang ”matang” atau kompos (20 kg per
lubang)
• Lubang tanam biarkan terbuka selama 14 hari sehingga tanah dan lubang galian
terkena panas matahari.
• Semprot fungisida untuk menghindari adanya mikroba (terutama
jamurPhytophthora) yang menyerang perakaran.
• Campur dengan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang
tanam.
• Kira-kira 1 minggu sebelum tanam, tanah galian dimasukkan ke lubang tanam.
Caranya masukkan terlebih dahulu tanah galian bagian bawah, selanjutnya
tanah galian bagian atas.
• Untuk menandai lubang tanam, maka pada masing-masing gundukan diberi ajir.
• Satu minggu sebelum tanam, setiap lubang tanam ditambahkan pupuk NPK (15-
15-15) sebanyak 100
Langkah Penanaman

• Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore


hari
• buat lubang tanam dengan ukuran sedikit lebih besar
dibandingkan dengan ukuran polibag bibit alpukat.
• Bibit dikeluarkan dari polibag dengan cara dirobek
dengan pisau.
• Bibit ditanam sebatas pangkal batang/leher batang. Usahakan perakaran bibit
tidak menggerombol pada satu sisi, diatur agar akar dapat menyebar ke semua
arah.
• Tanah galian dimasukkan ke dalam lubang tanam dan tanah disekitarnya
dipadatkan sehingga bibit berdiri kokoh.
• Selanjutnya bibit disiram agar bibit segera tumbuh. Setiap bibit yang sudah
ditanam sebaiknya diberi ajir dan naungan untuk menghindari sinar matahari
secara langsung,
• Pemberian mulsa (misalnya jerami padi) setebal 10 cm di sekeliling tanaman muda
dapat menekan pertumbuhan gulma,
Pemeliharaan
Penyulaman
Sulam bibit yang baru ditanam atau yang
telah berumur beberapa minggu
kemudian mati atau pertumbuhannya
kurang baik,

Pemberantasan Gulma
Bersihkan tanaman dari gulma pengganggu
Pemupukan
• Pada masa pertumbuhan vegetatif
(saat tanaman belum menghasilkan
buah), : butuh unsur hara Nitrogen,
• Pada masa generatif atau pembuahan:
butuh unsur hara Phospor dan Kalium
• pupuk kandang atau kompos dilakukan
1 kali setahun sebanyak 30
kg/tanaman.
Rumus Mudah
• NPK = 0,5x lebar tajuk
• Urea/SP 36/ZA = 0,5 lebar tajuk.
• Kompos = 5x lebar tajuk
Pupuk diberikan 2 kali dalam setahun:
Muda : awal kemaran dan awal penghujan
Produktif : menjelang berbungan dan setelah panen
Pemupukan
• Pemupukan NPK (15-15-15) untuk pertama kali diberikan 6
bulan setelah tanam.
• Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 150 g/tanaman dan
selanjutnya pemupukan dilakukan setiap 6 bulan sekali dan
dosisnya ditambah 50 g dari dosis sebelumnya.
• Untuk tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan Urea
sebanyak 0,30-1,1 kg/tanaman, TSP 0,5-1 kg/tanaman dan KCl
0,2-0,8 kg/tanaman.
• Untuk tanaman umur produksi 5 tahun ke atas diberikan pupuk
kandang (organik) 30 kg/tanaman, selanjutnya Urea 2,5-3,5
kg/tanaman, TSP 3,5 kg/tanaman dan KCl 4 kg/tanaman.
Pemupukan
• Cara pemberian pupuk dilakukan
dengan membuat lubang, parit,
garitan atau rorakan melingkar di
sekeliling batang di bawah batas
kanopi atau daun terluar.
• Pupuk dibenamkan di parit, lubang,
garitan/rorakan dan ditimbun
dengan tanah.
• Pemberian pupuk dapat diberikan
sekalian pengerjaaan pembumbunan
atau pendangiran tanah di sekitar
tanaman, agar akar tanaman dapat
leluasa menyerap unsur hara.
HAMA DAN PENYAKIT

• Hama pada Daun


– Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)
– Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L.)
– Aphis gossypii Glov/A. Cucumeris, A. cucurbitii/Aphis kapas
– Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd)
• Hama pada Buah
– Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.)
– Codot (Cynopterus sp)
• Hama pada Cabang/Ranting
– Kumbang bubuk cabang (Xyleborus coffeae Wurth / Xylosandrus morigerus Bldf)
• Penyakit yang disebabkan Jamur
– Antraknosa
– Bercak daun atau bercak cokelat
– Busuk akar dan kanker batang
– Busuk buah
Hama daun

(Attacus atlas L.)

Aphis gossypii (Tetranychus cinnabarinus Boisd)


Hama buah

(Dacus dorsalis Hend.)

(Cynopterus sp)
Hama dahan/ranting

Xyleborus coffeae Wurth / Xylosandrus morigerus Bldf)


Penyakit karena jamur

Bercak daun atau bercak cokelat


Colletotrichum gloeosporioides.
Antraknosa

Busuk buah Busuk akar dan kanker batang


Botryodiplodia theobromae purpurea
Serangan Lalat Buah Serangan Antraknose
Sumber Utama
• Sadwiyanti L, Sudaeso D, Budiyanti T. 2009.
Petunjuk Teknis Budidaya Alpukat. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
• Farda L. 2010. Alpukat. Power point

Anda mungkin juga menyukai