Anda di halaman 1dari 14

Cara Berkembang Biak

Pohon pisang berkembang biak dengan cara membentuk anak pisang yang disebut tunas . Tunas biasanya tumbuh dekat dengan induknya . Tunas yang masih baru masing - masing disebut induvidu baru . Tumbuhan pisang dapat menghasilkan tunas pisang , nantinya tunas inilah yang akan tumbuh menjadi pohon pisang . Tunas pisang berasal dari tunas ketiak bagian di dalam tanah .

I. PENDAHULUAN
Pisang adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. Untuk itu PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu petani meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3).

II. SYARAT TUMBUH


2.1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi. c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.

2.2. Media Tanam


a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang. c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.

2.3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA


3.1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).

- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.

- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat. - Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit .

3.2. Penyiapan Bibit


- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m - Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.

3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam


- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar. - Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam. - Buang daun yang lebar. - Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan. - Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.

3.4. Pengolahan Media Tanam


- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak. - Gemburkan tanah yang masih padat - Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air. - Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.

3.5. Teknik Penanaman


- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur. - Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat. - Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober). - Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu. - Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah. - Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam. - Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak

dapat diganti dengan SUPERNASA. - Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali. Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut : JUMLAH KETERANGAN Berikan 2x setahun, dalam 207 UREA larikan yang mengitari rumpun (kg/ha) lalu ditutup tanah 138 6 bulan setelah tanam ( 2x SP-36 (kg/ha) dalam satu tahun ) 608 6 bulan setelah tanam ( 2x KCl (kg/ha) dalam satu tahun ) Pupuk 0,8-10 Pupuk dasar, campur dengan Kandang (kg/ha) tanah galian bagian atas 200 Pupuk dasar, campur dengan olomit (kg/ha) tanah galian bagian atas 20 POC NASA Disiramkan 3 bulan sekali (botol/ha) 10 SUPERNASA 4 bulan sekali (botol/ha) 10 Dicampur POC NASA disiram HORMONIK (botol/ha) 3 bulan sekali PUPUK

3.6. Pemeliharaan Tanaman


- Satu rumpun hanya 3 - 4 batang. - Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). - Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru. - Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah. - Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam. - Pangkas daun kering. - Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air. - Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

3.7. Pemeliharaan Buah


- Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir. - Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. - Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.

3.8. Hama dan Penyakit


3.8.1. Hama
a. Ulat daun (Erienota thrax.) Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun. b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus) Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA. c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis) Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil. d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.) Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.

3.8.2. Penyakit a. Penyakit darah


Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

b. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan

putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

c. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman

e. Daun pucuk
Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

3.9. Panen
- Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. - Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. - Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. - Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. - Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

Peluang usaha pembuatan selai pisang


Buah pisang terkenal sebagai buah yang merakyat, dari masyarakat kelas pinggiran hingga masyarakat elit menyantap jenis buah yang satu ini. Dengan cara perkembangbiakan yang cukup mudah, ketersediaan buah pisang di pasaran cukup melimpah. Namun dalam kondisi masak, masa simpan pisang relatif singkat atau mudah membusuk. Hal ini menjadi kendala ketika tiba saat panen raya. Salah satu solusinya adalah diolah lebih lanjut. Sudah banyak produk olahan dengan bahan dasar pisang, seperti dodol, kripik semprong pisang ataupun tepung pisang yang merupakan bahan setengah jadi (semua telah dibahas pada artikel sebelumnya). Salah satu jenis olahan pisang yang cukup mempunyai nilai jual adalah pembuatan selai pisang. Selai pisang adalah bahan berupa pasta yang berkadar gula tinggi dan dibuat dari bubur pisang. Pembuatan bahan ini tidak sulit, dan biayanya tidak mahal. Dengan biaya pengolahan yang relatif rendah serta rasa yang enak menjadikan pembuatan selai pisang sebagai peluang usaha yang layak dicoba.

BAHAN PEMBUATAN SELAI PISANG


Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai pisang ini relatif mudah didapatkan, yakni :

Pisang yang telah matang konsumsi, dan daging buah telah lunak. Pisang yang hampir matang konsumsi, tapi daging buah masih agak keras. Gula pasir halus yang putih bersih. Asam Sitrat. Tepung agar-agar.

PERALATAN DALAM PEMBUATAN SELAI PISANG


Jenis peralatan yang digunakan dalam pembuatan selai pisang cukup sederhana, dan merupakan peralatan yang umum terdapat di dapur rumah tangga, terdiri atas:

Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengupas dan memotong-motong pisang.

Penggiling. Alat ini digunakan untuk menggiling pisang menjadi bubur pisang. Untuk jumlah kecil, blender dapat digunakan untuk menghaluskan pisang menjadi bubur pisang. Panci. Alat ini digunakan untuk memasak bubur pisang menjadi selai pisang. Timbangan.

CARA PEMBUATAN SELAI PISANG


Proses pembuatan selai pisang meliputi beberapa tahapan, yaitu :

Pembuatan manisan cacahan pisang.


Pisang yang hampir matang konsumsi dicacah seperti kotak (3~4 mm), kemudian diberikan pelumuran gula 3 kali. a. Pelumuran pertama : Cacahan pisang dilumuri dengan gula halus. Tiap 1 kg cacahan memerlukan 300 gram gula. Setelah itu cacahan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan buah akan keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan disimpan pada suhu dingin. Cairan ini disebut ekstrak buah bergula. b. Pelumuran kedua: Cacahan pisang dilumuri lagi dengan gula halus. Tiap 1 kg cacahan memerlukan 250 gram gula. Setelah itu cacahan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan buah masih keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan disimpan pada suhu dingin. c. Pelumuran ketiga : Cacahan pisang dilumuri lagi dengan gula halus. Tiap 1 kg cacahan memerlukan 200 gram gula. Setelah itu cacahan disimpan di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan buah masih keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan disimpan pada suhu dingin. Sekarang cacahan pisang disebut sebagai manisan cacahan pisang.

Pembuatan bubur buah.


Pisang matang konsumsi yang daging buahnya telah lunak disimpan di dalam lemari pendingin selama semalam, kemudian dikupas dan digiling atau ditumbuk sampai menjadi bubur buah yang halus. Pekerjaan ini harus dikerjakan secara cepat supaya selama pengerjaan buah belum berubah menjadi kehitaman.

Pemasakan dan penambahan gula pada bubur.


Proses berikutnya, bubur buah ditambah dengan tepung agar dan diaduk sampai rata. Tiap kg bubur buah ditambah dengan 6 g tepung agar. Setelah itu bubur buah dimasak sampai mendidih dengan api sedang. Setelah mendidih, bubur buah ditambah dengan asam sitrat, gula pasir halus dan cairan ekstrak bergula. Tiap 1 kg bubur ditambah dengan : 5 gram asam sitrat dan 1260 gram gula pasir halus, serta Seluruh cairan ekstrak buah bergula yang diperoleh dari penggulaan 100 gram cacahan pisang. Setelah penambahan bahan tersebut, pendidihan diteruskan dengan api kecil sambil diaduk selama 5 menit. Setelah itu api dimatikan, dan ke dalam selai pisang ditambahkan manisan cacahan pisang dan essence pisang secukupnya. Tiap 1 kg bubur pisang, ditambah dengan 100 gram manisan cacahan pisang. Produk yang diperoleh disebut selai pisang.

Penyiapan botol. Sebagai tempat penyimpanan sebaiknya digunakan botol kaca. Botol kaca disikat bagian dalamnya dengan detergen. Seluruh permukaan botol dicuci sampai bersih dengan menggunakan detergen. Botol dibilas sampai bersih, setelah itu botol direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.

Pembotolan.
Botol diangkat dari air panas dan dibalikkan agar airnya keluar dari botol. Ketika botol masih panas, selai yang masih sangat panas dimasukkan ke dalam botol sampai permukaan selai 1 cm dari bibir botol paling atas. Penutup botol segera ditutupkan dengan kuat dan rapat.

Penyimpanan.
Dengan perlakuan yang cukup steril serta penambahan gula maka selai dalam botol ini dapat disimpan lama pada suhu kamar. Selesai semua tahapan di atas, selai pisang dapat diberi label dan selanjutnya siap didistribusikan dan dipasarkan.

Khasiat Pisang untuk Pengobatan


Tumbuhan ini berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang , Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah

Nama Latin : Musa Paradisiaca, Linn. Famili : Musaceae

Nama Lokal :
Banana (Inggris), Tsiu, Cha (Cina), Pisyanga, Kila (India); Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma); Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung); Wusak lambi, lutu (Gorontalo), Kulo (Ambon), Uki (Timor).

Kandungan Kimia :
Menurut penelitian pisang mengandung kadar antara lain : - Vitamin A, B1, C Lemak - Mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) - Karbohidrat Dextrose - Air - Sucrose - Levulose - Zat Putih telut - Zat Tepun.

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus, Ambeien; Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel; Kanker perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare;

Kanker Perut

Bahan: Tunas / anak batang pohon pisang dan 1 potong tumbuhan benalu teh Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 4 gelas, kemudian direbus bersama dengan benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore dan dilakukan secara teratur.

Sakit Kuning

Bahan: Buah pisang emas yang sudah masak Cara menggunakan: makan buah pisang emas yang banyak.

Keluarga Berencana

Bahan: Bunga Pisang ambon Cara membuat: direbus dengan air sampai mendidih Cara menggunakan: diminum airnya 2 kali sehari, pagi hari dan sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari berturut turut sesudah menstruasi atau melahirkan.

Pendarahan Usus Besar


Bahan: tunas/ anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh Cara membuat: anak pisang diparut dan diperas untuk di ambil airnya sebanyak 2 gelas kemudian direbus bersama dengan bonggol benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir.

Pendarahan Rahim

Bahan: tunas / anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 2 gelas. Kemudian direbus bersama dengan bonggol benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari 1/2 gelas.

Mencegah Pendarahan Sehabis Melahirkan


Bahan: batang pohon pisang Cara membuat: batang pohon pisang diparut untuk diambil airnya. Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

Sariawan Usus

Bahan: Kulit buah pisang kluthuk yang sudah masak dan buah pisang mentah. Cara membuat: Kulit pisang kluthuk dan buah pisang mentah tersebut diirisiris tipis, kemudian ditumbuk halus, diperas sampai keluar airnya dan diembun-embunkan semalam di luar rumah. Cara menggunakan: diminum setelah bangun tidur / pagi hari.

Merapatkan Vagina dan Mencegah Pendarahan Setelah Bersalin


Bahan: batang pohon pisang batu yang belum berbunga. Cara membuat: Pohon pisang dipancung untuk diambil airnya yang bersih Cara menggunakan: digunakan untuk mencuci Vagina setelah bersalin.

Ambeien

Bahan: buah pisang kluthuk yang masih mentah, adas pulasari secukupnya dan 1 potong gula merah. Cara membuat: buah pisang kluthuk diparut untuk diambil airnya. Kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: disaring dan diminum.

Cacar Air

Bahan: bonggol batang pisang kluthuk, adas pulosari Cara membuat: bonggol pisang diparut untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata. Cara menggunakan: disaring dan diminum.

Telinga Bengkak

Bahan: Kulit pisang kustruk Cara membuat: Kulit pisang dipanggang dan dalam keadaan hangat-hangat diperas untuk diambil airnya. Cara menggunakan: dioleskan pada bagian telinga yang bengkak.

Tenggorokan Bengkak

Bahan: Bonggol pisang kapok (kepok) Cara membuat: Bonggol pisang diparut dan diperas untuk diambil airnya. Cara menggunakan: dipakai untuk kumur.

Disentri

Bahan: Bonggol pisang kluthuk Cara membuat: diparut untuk diambil airnya sebanyak 1/2 gelas Cara menggunakan: diminum 3 hari sekali

Diare (orang dewasa)


Bahan: buah pisang kapur mentah Cara membuat: dibakar Cara menggunakan: dimakan

Diare (Bayi)

Bahan: buah pisang kapok (kepok) mentah Cara membuat: diiris-iris dan digoreng tanpa minyak Cara menggunakan: dimakan oleh ibu yang sedang menyusui bayi tersebut.

Amandel

Bahan: bonggol batang pisang Cara membuat: diparut dan diperas \untuk diambil airnya Cara menggunakan: diminum.

Mencegah Infeksi

Bahan: getah pelepah daun pisang Cara membuat: pelepah pisang dipancung dan diambil getahnya. Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

Hidung berdarah

Bahan: akar pisang kepok atau batang pohonnya secukupnya. Cara membuat: ditumbuk halus dan disedu dengan air panas Cara menggunakan: diminum sebanyak gelas sekaligus.

Digigit Binatang (Ular) berbisa


Bahan: Bonggol batang pisang raja; Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya; Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari - 1 gelas.

Melancarkan Buang Air besar


Bahan: buah pisang ambon lumut atau pisang emas yang masak Cara menggunakan: makan yang banyak.

Sakit mata

Bahan: Pisang ambon atau pisang cere yang sudah masak Cara menggunakan: makan pisang ambon 2 kali 3 buah setiap hari, atau makan pisang cere 3 kali 4 buah setiap hari.

NAMA KELOMPOK

ARDI HIMAWAN RAHMANUDIN TEDI MUTIARDI WAHYU APRIYANDI

Anda mungkin juga menyukai