Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN ALTERNATIF

“TANAMAN TALAS”

Disusun oleh:
Fawwaz Rahmatullah
235001526010

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
A. Latar Belakang
Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain
merupakansumber karbohirat, protein, dan lemak, juga mengandung
beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat-
obatan. Sebagai penganti nasi, talas mengandung banyak karbohidrat dan
protein yang terkandung dalam umbinya. Talas juga dapat dijadikan
pengganti tepung dalam pembuatan kue-kue cake dan roti (Rukmana 1998).
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Daun sisa umbi dan
kulit umbi dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Selain itu tanaman talas
mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan
karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering
(Syarief dan Irawati, 1988).
Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain
merupakan sumber karbohirat, protein, dan lemak, juga mengandung
beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat-
obatan. Sebagai penganti nasi, talas mengandung banyak karbohidrat dan
protein yang terkandung dalam umbinya. Talas juga dapat dijadikan
pengganti tepung dalam pembuatan kue-kue cake dan roti (Rukmana 1998).
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Daun sisa umbi dan
kulit umbi dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Selain itu tanaman talas
mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan
karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering
(Syarief dan Irawati, 1988).

B. Sejarah
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas
termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya
1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun.
Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam,
‘Dash(e)en’dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain,
seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi(Malaya),
Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao(China). Asal mula tanaman
ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad
pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau
di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa
di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai
pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.

C. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arales
Famili: Araceae (suku talas-talasan)
Genus: Colocasia
Spesies: Colocasia esculenta (L.) Schott

D. Budidaya Talas
Teknik penyemaian bibit penanaman talas sangat mudah dilakukan
hanya memerlukan ketekunan dan keterampilan sederhana. Pertama
persiapkan bibit yang berasal dari tunas umbi. Bila bibit diambil dari tunas,
maka tunas itu diperoleh dari talas yang telah berumur 5-7 bulan, yaitu tunas
kedua dan dan ketiga. Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih bagian
umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal
tunas. Umbi yang diiris dianginkan dulu dan waktu disemaikan lapisan
bagian dalam irisan dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2-3 lembar, umbi siap
ditanam pada tanah yang telah diolah sampai gembur, dengan jarak tanam
75 x 75 cm dan dalam 30 cm.
Pengaturan jarak tanam tergantung dari varietas dan ukuran tanaman.
Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, dengan
jarak 45 cm di dalam baris. Pemindahan Bibit Pemindahan bibit dapat
dilakukan setelah tunas diperoleh dari talas yang telah berumur 5-7 bulan,
yaitu tunas kedua dan dan ketiga. Kalau bibit dari umbi, yaitu setelah umbi
berdaun 2-3 lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang telah diolah sampai
gembur, Tanaman talas ditanam dengan jarak 50 x 40 cm, dengan lahan talas
yang dibentuk berbaris dengan bedengan, dimana dalam 1 bedengan terdapat
2 baris talas yang masing-masing baris berjumlah 37 tanaman talas.
Sistem Tumpang Sari Penanaman talas terdapat beberapa petani yang
tertarik dalam melakukan sistem tumpang sari dengan jagung
danbengkuang. Hal ini dilakukan untuk mengefisiensi lahan yang mereka
miliki sehingga dapat menghasilkan uang terlebih dahulu dari hasil panen
jagung ataupun bengkuang selagi menunggu waktu panen talas sekitar 5-7
bulan. Sesuai literatur Suminarti (2009), talas sebagai salah satu tanaman ini
karena umbi talas berpotensi sebagai sumber karbohidrat yang sehat dan.
Tingkat keamanan dan kesehatan dari umbitersebut terletak pada rendahnya
kandungan karbohidrat, pati, maupun gula reduksi yang terdapat dalam umbi
tersebut jika dibandingkan dengan umbi ubi jalar, ubi kayu, umbi bentol,
umbi mbothe maupun beras giling. Pemeliharaan. Dalam pemeliharaan talas
yang dilakukan para petani di desa situ gede menggunakan pupuk urea,
KCL, dan NPKsebagai pemenuhan nutrisi bagi pertumbuhan talas dengan
intensitas yang berbeda.
Tanaman talas mengandung asam perusi (asam biru atau HCN).
Sistim perakaran serabut, liar dan pendek. Umbi mempunyai jenis
bermacam-macam. Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk selinder
atau bulat, berukuran 30 cm x 15 cm, berwarna coklat. Daunnya berbentuk
perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50 cmpanjangnya, dengan tangkai
mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah bermacam-macam.
Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan
bunga betina terpisah, yang betina berada di bawah, bunga jantan di bagian
atasnya, dan pada puncaknya terdapat bunga mandul. Buah bertipe buah
buni. Bijinya banyak, bentuk bulat telur, panjangnya ± 2 mm.
Berbagai jenis talas terdapat di daerah Bogor adalah Talas Sutera,
Talas Bentul dan Talas Ketan. Talas Sutera memiliki daun yang berwarna
hijau muda dan dan berbulu halus seperti Sutera. Di panen pada umur 5-6
bulan. Umbinya kecoklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar.
Talas Bentul memiliki umbinya lebih besar dengan warna batang yang lebih
ungu di banding Talas Sutera. Talas Bentul 10 dapat dipanen setelah
berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan berwarna lebih
muda kekuning-kuningan. Talas Ketan warna pelepahnya hijau tua
kemerahan. Di Bogor dikenal pula jenis talas yang disebut Talas Mentega
(Talas Gambir/Talas Hideung), karena batang dan daunnya berwarna unggu
gelap.
Jenis talas lain biasanya tidak di kosumsi karena rasanya tidak enak
atau gatal. Contohnya adalah Talas Sente yang berbatang dan berdaun besar,
banyak digunakan untuk pajangan dan daunnya sering digunakan untuk
makanan ikan. Sedang talas Bolang memunyai rasa yang gatal, dengan
batang dan daun yang bertotol-totol.

SYARAT PETUMBUHAN
A. Iklim
1. Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah
beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim
lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan
rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada
daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
2. Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah
175 cm pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah
tadah hujan 11 dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan
2000 mm/tahun atau lebih.
3. Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka
dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan
dengan suhu 25-30 derajat C dan kelembaban tinggi.
4. Media Tanam
a. Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan
bahan organik atau humus.
b. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis
tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada
lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik,andosol, tanah
latosol.
c. Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh
di tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut
sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH
nya di bawah 5,0.
d. Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air.
Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim
kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim
tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim
hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang di
tanam.

B. Ketinggian Tempat
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0–1300 m dpl. Di Indonesia
sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan
ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam memanennya.

1. Pembibitan

Perbanyakan yang umum dilakukan petani adalah secara vegetatif


yaitu dengan menggunakan bibit yang berasal dari anakan-anakan yang
tumbuh di sekitar umbi pokok. Perbanyakan secara vegetatif atau dengan
menggunakan pangkal umbi yang mengikut sertakan sebagian tangkai
daunnya. Apabila bibit tanaman yang akan digunakan berasal dari anakan
atau sulur maka setelah anakan/sulur tersebut dipisahkan dari umbi induknya
jangan langsung ditanam, tetapi ditanam di persemaian terlebih dahulu
dengan jarak tanam yang agak rapat. Kemudian bibit pada persemaian
dirawat seperlunya sampai umbinya mulai terbentuk.

2. Penanaman
Saat bertanam talas bogor yang tepat di lahan pekarangan atau tegalan
adalah pada musim penghujan karena penanaman pada musim hujan yang
dilakukan dipekarangan atau tegalan, kebutuhan air untuk pertumbuhan
tanaman akan selalu tercukupi. Sedangkan bertanam di lahan sawah
dilakukan pada musim kemarau namun padadaerah-daerah yang
mempunyai curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun, penanaman
talas bogor dapat dilakukan setiap saat. Jika pengolahan tanah untuk
bertanam talas bogor telah selesai, maka kegiatan yang harus dilakukan
adalah membuat lubang-lubang tanam dengan ukuran kurang lebih 40 x 40
x40 cm yang digunakan sebagai tempat penanaman bibit. Isilah lubang
tanam dengan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang, kemudian
diaduk dengan tanah melebihi permukaan guludan/ bedengan.
Jarak antara lubang yang satu dengan yang lainnya disesuaikan
dengan jenis atau varietas talas bogor yang akan ditanam. Ukuran yang
optimal untuk mendapatkan hasil maksimal adalah dengan jarak tanam
sekitar 30 x 30 cm atau sekitar 10 sampai 11 tanaman untuk setiap meter
persegi. Namun jarak tanam yang dilakukan dapat disesuaikan dengan
jenis atau varietas yang digunakan sehingga jarak tanam dapat bervariasi
ditutup kembali dengan tanah. Usahakan agar bibit yang akan ditanam
pada suatu areal lahan tertentu, ukurannya seragam agar nantinya
pertumbuhan tanaman menjadi serempak dansaat panen juga bisa
bersamaan.
3. Pemupukan
Pemberian pupuk organik dalam bentuk kompos atau pupuk kandang
sebanyak 1 kaleng susu per lubang tanaman sangat dianjurkan pada
tanaman talas bogor apalagi jika kondisi tanahnya padat dan keras, karena
jenis pupuk tersebut dapat berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah.
adalah Urea, SP36 dan KCl masing-masing dengan dosis 250 kg/ha.
Sebagian pupuk anorganik pada jarak 5 cm dari pangkal tanaman.

4. Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan tanaman talas bogor yang perlu diperhatikan
diantaranya meliputi :
a. Penyulaman
b. Penyiangan
c. Pemangkasan daun
d. Pembumbunan
e. Pengurangan anakan dan sulur

5. Pengairan
Talas bogor yang diusahakan di kebun, tegalan dan dilahan sawah
pada musim kemarau harus diperhatikan agar bias mendapat air secara
cukup. Pemberian air biasanya dilakukan dengan cara penyiraman.
Tanaman talas bogor yang diusahakan di lahan sawah, pemberian air
pengairan dapat dilakukan dengan cara menyiram air dari got yang berada
di sekitar lahan atau dapat juga dengan cara menggenangi selama sehari
semalam, kemudian air dibuang kembali sampai tuntas melalui saluran
drainase.

6. Pengendalian Organisme Penggangu


Jenis organisme pengganggu tanaman (hama dan penyakit) yang
menyerang pertanaman talas bogor antara lain adalah :
a. Hama
Kebanyakan jenis hama yang menyerang pertanaman talas bogor
adalah ulat/lundi yang merusak perakaran atau kulit dari umbi talas
bogor. Tanaman yang terserang ulat/lundi tersebut memperlihatkan
gejala seperti layu daun. Pengendalian hama ulat ini biasanya
dilakukan memusnahkan ulat/lundi tersebut. ulat/lundi dilakukan pada
saat dilaksanakanya kegiatan pembumbunan.
b. Penyakit
Tanaman talas bogor yang seringkali menderita gangguan penyakit
adalah pada
1). Penyakit bercak daun
2). Penyakit kering pada daun

7. Panen
PANEN A. Ciri dan Umur Panen Pemanen talas dilakukan setelah
tanaman berumur 6-9 bulan, tetapi ada yang memanennya setelah berumur
1 tahun, dan ada pula kultivar yang 4-5 bulan sudah dapat dipanen;
sebagai contoh: talas genjah masak cepat, talas kawara 5 bulan, dan talas
lenvi dan talas dalam. Misalkan di kota Bogor ada talas bentul, dipanen
setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan
berwarna lebih muda dan kekuning-kunigan dan masih ada lagi talas-talas
lain, seperti: talas sutera yang dipanen pada umur 5-6 bulan, yang umbinya
berwarna kecoklat-coklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar
dan masih banyak lagi talas yang ada di bogor (talas mentega atau talas
gambir, talas ketan, dan talas balitung).
Umbi talas bogor mulai dapat dipanen setelah tanaman berumur
antara 7 sampai 9 bulan yang ditandai dengan mengeringnya daun.
Pemanenan talas bogor pada umumnya dilakukan dengan cara memangkas
daun dan menyisakan pelapahnya sepanjang 30 cm. Kemudian tanaman
dibongkar dengan cara menggali tanah di sekitarnya. Pembongkaran tanah
harus dilakukan secara hati-hati agar umbi tidak terluka, karena jika
terluka dapat mempercepat kerusakan pada saat umbi dalam penyimpanan.
Kriteria tanaman talas yang siap panen selain berdasarkan umur
panen yang berkisar antara 6 - 7 bulan, pada tiap tanaman talas juga dapat
dilihat dari daunnya menguning dan layu. Umumnya para petani memanen
talas dilihat dari kondisi tanaman apabila tanaman sudah terserang hama
sering kali langsung dipanen, daun yang rusak merupakan salah satu
pertanda bahwa umbi talas terserang hama “embug” dan ulat yang
menyerang pada waktu musim hujan saat malam hari.

8. Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara menggali umbi talas, lalu pohon
talas dicabut dan pelepahnya di potong sepanjang 20-30 cm dari pangkal
umbi serta akarnya dibuang dan umbinya di bersihkan dari tanah yang
melekat.

9. Periode Panen
Masa panen talas perlu mendapat perhatian yang cermat sebab waktu
panen yang tidak tepat akan menurunkan kualitas hasil. Panen yang terlalu
cepat akan menghasilkan talas yang tidak kenyal dan pulen, sebaliknya
jika panen terlambat akan menghasilkan umbi talas yang terlalu keras dan
liat. Talas pada lahan sawah dirotasikan dengan tanaman padi dan jenis
sayuran lainnya. Tanaman padi ditanam satu atau dua kali pada saat musim
hujan yaitu sekitar bulan September sampai Januari. Pada musim kemarau
(bulan Februari sampai 20 Mei) lahan sawah ditanami sayuran kemudian
talas sampai bulan Desember atau Januari.

10. PASCA PANEN


A. Pengumpulan Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis,
aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.
1) Penyortiran dan Penggolongan Pemilihan atau penyortiran umbi talas
sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan
tetapi penyortiran umbi talas dapat dilakukan setelah semua pohon dan
ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih
umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta
yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak
hitam/garisgaris pada daging umbi.
2) Pengemasan dan Pengangkutan Pengemasan umbi talas bertujuan
untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam pengangkutan.
Untuk pasaran antar kota/dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam
karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar.

11. MANFAAT TANAMAN


Selain sebagai sumber karbohidrat pengganti beras, talas dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Bubur talas dapat melancarkan
pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan
tingkat alergi yang rendah. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai
obat encok, cairan akar rimpang talas dapat digunakan sebagai obat bisul.
21 Orang yang makanan pokoknya talas seperti orang melanesia memiliki
gigi yang lebih kuat dan bagus. Hal tersebut disebabkan makan talas dapat
meningkatkan kebasaan yang lebih tinggi, sehingga mulut tidak masam.
Kemasaman yang tinggi merupakan salah satu penyebab rusaknya gigi,
sedangkan kebasaan yang tinggi memperkecil kemungkinan rusaknya gigi,
sehingga gigi menjadi kuat, sehat dan bagus.
Kegunaan tanaman talas sebagian besar umbinya untuk makanan
yang telah diolah dan dimakan dengan cara direbus, selain itu bagian
tanaman lain dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Bahan yang
digunakan sebagai pakan ternak kebanyakan berasal dari talas belitung
atau kimpul hijau yang diambil umbi indukannya sedangkan anakan umbi
digunakan sebagai makanan yang diolah. Bagian tanaman dari umbi talas
yang lain seperti bagian daun dan tangkainya digunakan untuk bahan
sayuran.

a. Penanganan Pasca Panen


Umbi talas dapat dimanfaatkan menjadi beberapa makanan untuk
meningkatkan nilai ekonomi produk salah satunya adalah keripik talas.
Untuk menghasilkan keripik talas yang berkualitas dengan hasil yang
seragam membutuhkan mesin pengiris. Pengirisan secara manual
memiliki kapasitas 78 kg/jam sedangakan menggunakan mesin
pemotong umbi talas dengan mekanisme engkol luncur pada putaran
motor silinder pisau 213 rpm tipe horizontal yang digerakkkan dengan
motor listrik 0,5 HP pada putaran piringan pisau 473 rpm
menghasilkan irisan dengan ketebalan 1 mm sebanyak 147 kg/jam.
Umbi – umbian yang dapat dipotong memiliki diameter maksimal 75
mm akan menghasilkan irisan dengan kualitas baik sebanyak 66,97%
[4]. Beberapa penelitian tersebut belum memperhatikan aspek
kenyamanan dari operator sehingga penelitian ini bertujuan melakukan
rancang bangun mesin pengiris talas yang ergonomi.

12. Penyimpanan
Cara penyimpanan dengan membiarkan umbi tetap berada di
pertanaman seperti ini harus dilakukan secara hati-hati dan denga penuh
perhitungan karena apabila terlalu lama umbi disimpan, maka umbi
tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru sehingga kualitasnya akan
menurun baik kandungan gizinya maupun rasa umbinya. Hasil rata-rata
per hektar dari talas bogor yang dipanen pada saat tanaman berumur antara
6 - 8 bulan mencapai sekitar 57 ton umbi basah sedangkan jika panen
antara umur 9 - 10 bulan hasilnya dapat mencapai 8 sampai 10 ton umbi
basah, sedangkan Sente dan Kimpul dengan umur panen antara 4 sampai 5
bulan hasil yang diperoleh adalah antara 4 sampai 5 ton umbi basah per
hektar.
Umbi talas bogor yang sudah dipanen mudah rusak, talas bogor
yang sudah terlanjur dipanen tidak bisa bertahan lama tanpa pengolahan
dan bila kita ingin menyimpan umbi selama beberapa waktu lamanya kita
harus menjaganya dari kerusakan mekanis dan diusahakan ruang
penyimpanan tetap kering. Umbi talas bogor disimpan selama 3,5 bulan
pada suhu 7 o C. Untuk jenis kimpul, umbi dapat disimpan didalam
gudang sampai sekitar 2 bulan. Di pedesaan gudang penyimpanan dapat
berupa kolong lumbung atau kolong balai-balai didapur. Pada sekitar 6
minggu dalam penyimpanan umbi mulai bertunas, namun bila suhu cukup
tinggi tunas-tunas ini akan mati. Dalam penyimpanan, umbi kimpul akan
mengalami susut berat. Makin rendah suhu, makin kecil susutnya.Pada
suhu rendah, umbi dapat bertahan selama 9 minggu dalam penyimpanan.
Penyimpanan talas yang tidak baik dapat mengakibatkan kerusakan
mutu talas. Kerusakan bahan pangan dapat dikarenakan penyimpanan yang
melewati batas normal (2 minggu). Kerusakan ini berupa perubahan warna
pada daging umbi yang segar menjadi coklat (prosespencoklatan).
Kerusakan lainnya berupa pertumbuhan kapang yang disertai perubahan
warna dan bau pada talas. Penyimpanan talas dalam usaha tani talas sangat
diperlukan untuk menjaga kandungan atau nilai nutrisinya. Kandungan
atau nilai nutrisinya dapat diuji melalui analisis proksimat. Analisis
proksimat bermanfaat dalam menilai dan menguji kualitas suatu bahan
pakan atau pangan dengan membandingkan nilai standar zat makanan
dengan hasil analisisnya.
Umbi talas yang sudah dipanen mudah rusak. Talas yang sudah
terlanjur dipanen tidak bisa bertahan lama tanpa pengolahan dan apabila
ingin disimpan umbinya selama beberapa waktu lamanya, maka harus
menjaganya dari kerusakan mekanis dan diusahakan ruang penyimpanan
tetap kering. Umbi talas di Mesir disimpan selama 3,5 bulan pada suhu
7oC. Umbi talas jenis kimpul dapat disimpan di dalam gudang sekitar 2
bulan. Gudang penyimpanan di pedesaan dapat berupa kolong lumbung
atau kolong balai-balai di dapur. Umbi mulai bertunas sekitar 6 minggu
dalam penyimpanan, namun bila suhu cukup tinggi tunas-tunas ini akan
mati. Umbi dapat bertahan selama 9 minggu dalam penyimpanan pada
suhu rendah. Penyimpanan produk pertanian merupakan hal yang penting
dilakukan dalam penanganan pasca panen. Upaya penyimpanan bahan
bertujuan untuk menjaga dari kerusakan mekanis, menjaga kualitas dan
kuantitas umbi hasil panen, meningkatkan nilai jual di pasaran, serta
mempertahankan nilai nutrisinya.

GRADING
Meskipun tergolong varietas talas yang baru disahkan, keberadaan
talas Pratama telah mampu mendorong kemajuan perekonomian petani di
desa tersebut. Ukurannya yang besar dengan rasa yang gurih dan empuk
membuat umbi talas ini dapat dihargai di atas rata-rata, yaitu Rp10.000-
Rp15.000 per kilogram untuk grade A.
Nilai jual talas Pratama tentu masih dapat ditingkatkan, misalnya dengan
diolah menjadi tepung, keripik, bolu, cookies, brownies, susu, atau produk
minuman berasa. Melalui program PPM di Desa Tanjunghurip, SITH ITB
memberikan rangkaian pengetahuan yang mendalam mengenai cara-cara
pembuatan produk turunan kepada UMKM.

DAFTAR PUSTAKA

Cahya, N. Budidaya Dan Cara Olah Tanaman Talas. Penerbit Pustaka Baru Press
Kota Yogyakarta.
Ishom, F. 2015. Profil Potensi Sumber Daya Alam Daerah Tertinggal. Penerbit
Oleh PT. Penjuru Ilmu Seyati Kota Jati Bening Parmai Pondok Gede
Bekasi 17412
Priyadi E, Abubakar R, dan Iskandar S.2014. STUDI AGRIBISNIS TANAMAN
TALAS BOGOR DI DESA TAMAN SARI KECAMATAN TAMAN SARI
KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT. SOCIETA III - 2 : 89 – 94. ISSN
2301- 4180

Putri. S, Haryanti. S, Izzat M. 2017. PENGARUH LAMA PENYIMPANAN


TERHADAP PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN GIZI
PADA UMBI TALAS BOGOR (Colocasia esculenta (L.) Schott). Jurnal
Biologi, Volume 6 No 1, Hal. 49-58

Wenda M dan Nangoi, R. Teknik Budidaya Tanaman Talas (Colocasia esculenta


L). Jurnal Agroteknologi Terapan. Universitas Ram Satulangi
ANJURNAL AGROEKOTEKNOLOG

Anda mungkin juga menyukai