Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA TANAMAN TALAS

Oleh:

Nama : INDAH NURHAYATI

NIM : 180301021

Mata Kuliah : TBT KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN

Dosen Pengampun : YENNI MARNITA, SP., MP.

PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2020
1.1. Sejarah Singkat Tanaman Talas
Asal mula tanaman talas yaitu dari daerah Asia Tenggara. Kemudian
menyebar ke China pada abad pertama. Lalu menyebar ke Jepang dan daerah Asia
Tenggara lainnya. Selain itu juga menyebar ke beberapa pulau di Samudra Pasifik
dimana penyebaran ini karena terbawa oleh migrasi penduduk.
Di Indonesia sendiri talas dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan yang
ada. Dan budidaya tanaman talas ini tersebar dari tepi pantai hingga pegunungan di
atas 1000 m dpl. Talas yang ada di Indonesia terdiri dari talas liar dan talas yang
ditanam.
 Jenis Tanaman atau Varietas
Ada beraneka macam jenis talas yaitu :
i. Talas Sutera
Talas ini punya daun yang berwarna hijau muda dan berbulu
halus seperti sutera. Umbi talas suterta berwarna kecoklatan yang
berukuran sedang sampai besar dam di panen pada umur 5 – 6 bulan.
ii. Talas Bentul
Talas ini punya umbi yang lebih besar dengan warna batang
lebih ungu di bandingkan talas sutera. Untuk umbi talas ini relatif
lebih besar dan berwarna lebih muda kekuning-kuningan. Talas ini
siap dipanen setelah kira-kira umurnya kurang lebih 8 – 10 bulan.
iii. Talas Ketan
Talas Ketan warna pelepahnya hijau tua kemerahan. Di Bogor
talas ini disebut juga talas mentega (Talas Gambir / Talas Hideung),
sebab batang dan daunnya berwarna ungu gelap.
Jenis talas lain yang biasanya tidak dikosumsi sebab rasanya
tak enak atau gatal. Contohnya ialah talas sente dan talas bolang.
Talas sente yaitu talas dengan batang dan daun yang besar serta
banyak dipakai buat hiasan / pajangan serta daunnya dipakai untuk
pakan ikan. Sedang talas bolang memiliki rasa yang gatal dengan
batang dan daun yang bertotol-totol.
 Manfaat Tanaman Talas
Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan juga
makanan tambahan. Tanaman ini mengandung banyak nutrisi seperti
karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Talas mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi. Umbi dan pelepah daunnya banyak digunakan
sebagai bahan makanan, obat ataupun pembungkus. Daun, sisa umbi dan kulit
umbi bisa digunakan sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung ataupun
sesudah difermentasi. Talas memiliki keterkaitan dengan pemanfaatan
lingkungan dan penghijauan. Karena tanaman ini mampu untuk tumbuh di
lahan yang agak berair hingga lahan kering.
 Sentra Penanaman Talas
Di Indonesia pusat pengembangan tanaman talas adalah Kota Bogor
dan Malang yang menghasilkan beberapa kultivar yang enak rasa umbinya.
Tingkat produksi talas bergantung pada kultivar, umur tanaman talas serta
kondisi lingkungan tempat talas tersebut tumbuh. Pada kondisi optimal
produktivitas talas bisa mencapai 30 ton per hektar.
1.2 Morfologi Tanaman Talas
 Umbi Talas
umbi mempunyai jenis bermacam-macam berwarna coklat beratnya bisa
mencapai 4 kg (atau lebih) berbentuk selinder atau bulat berukuran 30 cm x 15 cm.
 Daun Talas
berbentuk perisai atau hati panjang lembaran daunnya 20 – 50 cm panjang
tangkai mencapai 1 meter warna pelepah bermacam-macam.
 Bunga Talas
Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan
betina terpisah. Bunga betina ada di bawah dan bunga jantan ada di bagian atasnya.
Di puncaknya ada bunga mandul. Buah talas bertipe buah buni dengan biji yang
banyak dan bentuknya bulat telur serta panjangnya ± 2 mm.
1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Talas
 Iklim
1. Tanaman talas tumbuh dan tersebar di daerah tropis, sub tropis serta di
daerah beriklim sedang. Budidaya tanaman talas bisa dilakukan pada
daerah yang beriklim lembab dan juga daerah yang beriklim kering.
Namun ada kecenderungan bahwa talas akan lebih baik jika
dibudidayakan di daerah yang beriklim rendah ataupun beriklim
panas.
2. Curah hujan optimum buat pertumbuhan talas yaitu 175 cm pertahun.
Talas juga bisa tumbuh di daerah dataran tinggi dan pada tanah tadah
hujan. Serta tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000
mm per tahun atau lebih.
3. Selama pertumbuhan, talas menyukai tempat terbuka dengan
penyinaran penuh. Talas mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu
25 – 30 oC dan kelembaban tinggi.
 Media Tanam
a) Talas menyukai tanah yang gembur dan tanah yang kaya akan bahan
organik atau humus.
b) Talas bisa tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah. Misalnya
tanah lempung (yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang
bebas air tanah), tanah vulkanik, andosol, dan tanah latosol.
c) Untuk memperoleh hasil yang tinggi pada budidaya tanaman talas ini,
talas mesti tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5 – 6,5. Tanah
yang bergambut sangat bagus untuk talas namun mesti diberi kapur 1
ton per ha jika PH-nya di bawah 5,0.
d) Talas memerlukan tanah yang lembab dan cukup air. Jika air yang
tersedia tidak cukup atau sedang musim kemarau yang panjang, maka
tanaman ini bakal susah untuk tumbuh. Musim tanam yang cocok
untuk tanaman talas yaitu menjelang musim hujan, sedang musim
panen bergantung pada kultivar yang di tanam.
 Ketinggian Tempat
Tanaman talas bisa tumbuh pada ketinggian 0 – 1300 m dpl. Di
Indonesia talas bisa tumbuh di daerah pantai hingga pergunungan, walaupun
sangat lama untuk memanen hasilnya. Tanaman talas bisa tumbuh di
pegununan dengan ketinggian 2000 m dpl.
1.4 Teknik Budidaya Tanaman Talas
 Pembibitan Talas
Pembibitan talas bisa dilakukan dengan tunas atau umbi.
i. Penyiapan Bibit Talas
Pada umumnya pertanaman atau budidaya tanaman talas masih
dijalankan secara tradisional. Di mana bibit talas yang berupa anakan
diperoleh dari pertanaman sebelumnya. Bibit yang baik yaitu anakan
kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Anakan tersebut kemudian
dipisahkan dari tanaman induk, lalu disimpan di tempat yang lembab.
Nantinya anakan tersebut dipakai pada musim tanam berikutnya.
ii. Teknik Penyemaian Bibit Talas
Budidaya tanaman talas dalam hal ini penanaman, sangat
mudah dilakukan hanya memerlukan ketekunan dan keterampilan
sederhana. Pertama persiapkan bibit talas yang berasal dari tunas atau
umbi. Jika bibit diambil dari tunas, maka tunas tersebut diperoleh dari
talas yang telah berumur 5 – 7 bulan, yakni tunas kedua dan ketiga.
Sedangkan kalau bibit talas diambil dari umbinya maka pilihlah bagian
yang paling baik yaitu bagian yang terdekat dengan titik tumbuhnya.
Lalu iris dan tinggalkan 1 mata bakal tunas.
Umbi yang diiris dianginkan dahulu. Dan waktu disemaikan
lapisan bagian dalam irisan dilapisi abu. Baru setelah berdaun 2 – 3
lembar, umbi siap ditanam pada tanah yang sudah diolah hingga
gembur. Dan dengan jarak tanam 75 x 75 cm dan dalam 30 cm.
Pengaturan jarak tanam bergantung dari varietas dan ukuran tanaman.
Talas umumnya ditanam dalam 2 baris di bedengan selebar 1,2 m dan
dengan jarak 45 cm di dalam baris tersebut.
iv. Pemindahan Bibit Tala
Pada budidaya tanaman talas, pemindahan bibit bisa dilakukan
sesudah tunas diperoleh dari talas yang sudah berumur 5 – 7 bulan.
Yakni talas tunas kedua dan ketiga. Bila bibit dari umbi sudah
berdaun 2 – 3 lembar maka bibit umbi siap ditanam pada tanah yang
sudah diolah hingga gembur. Lalu ditanam dengan jarak tanam 75 x
75 cm dan dalam 30 cm.
 Pengolahan Media Tanam Talas
a. Penyiapan Lahan Tanam
Pengolahan tanah pada budidaya tanaman talas mesti gembur
serta lepas. Cara pengolahan tanah bisa dibedakan jadi 2 macam yaitu
pengolahan tanah sesudah tanaman padi dan sesudah tanaman
sayuran. Pengolahan tanah sesudah tanam padi mulai dengan
pembabatan jerami. Jerami tersebut lalu ditumpuk dan dibakar.
Tanah dibiarkan beberapa hari. Baru kemudian dicangkul dan
dihaluskan serta dibuat bedengbedengan dan pemupukan dasar.
Pengolahan tanah kalau talas ditanam sesudah tanaman sayuran,
dilakukan dengan menyiangi gulma, mencangkul, bikin bedeng-
bedengan dan pemupukan dasar.
b. Pembentukan Bedengan
bibit dalam budidaya tanaman talas umumnya ditanam dalam 2
baris di bedengan yang lebarnya kurang lebih 1,2 meter. Sedangkan
panjang bedengan disesuaikan dengan lebar petakan lahan dengan
jarak 45 cm atau berkisar 70 x 70 atau 50 x 70 cm atau kombinasi
yang lain.
c. Pengapuran
Tanaman talas bisa tahan terhadap tanah basah tapi tak
memperoleh hasil yang tinggi. Jadi yang terbaik adalah tanah mesti
gembur dan lepas. Tanah yang bergambut sangat baik, namun mesti
diberi 1 ton/ha kapur jika pH-nya di bawah 5,0.
d. Pemupukan Talas
Pada budidaya tanaman talas pemupukan bisa dilakukan
dengan pupuk kandang atau pupuk buatan. Seperti urea, TSP dan KCl
atau campuran ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tak banyak,
cukup 2 sendok saja (untuk pupuk buatan) dan 2 genggaman untuk
pupuk kandang buat satu tanaman. Sesudah dipupuk, di atasnya lalu
ditambahkan tanah yang dicampur dengan jerami.
 Teknik Penanaamaan Talas
a) Penentuan Pola Tanam Talas
Pada budidaya tanaman talas jarak tanam ialah 75 x 75 cm dan
dalam 30 cm atau 70 x 70 cm atau 50 x 70 cm. Keragaman jarak
tanam ini umumnya disesuaikan dengan kondisi tanah dan keadaan
musim. Penanaman di lahan persawahan cenderung memakai jarak
tanam yang lebih rapat dibandingan penanaman pada musim hujan.
Hal ini disebabkan pada musim panas penyinaran cahaya
matahari bisa berlangsung sepanjang hari. Sehingga walaupun dengan
jarak tanam yang rapat kelembaban udara di sekitar tanaman talas
tetap optimal. Bila pada musim hujan jarak tanam yang digunakan
rapat-rapat maka tanaman talas akan kurang menyerap pancaran sinar
matahari. Selain itu juga kelembaban di sekitar tanaman jadi tinggi.
Hal ini akan meningkatkan resiko serangan penyakit pada talas.
b) Cara Penanaman Talas
Penanaman pada budidaya tanaman talas sebaiknya dilakukan
pada awal musim hujan atau kalau curah hujan merata sepanjang
tahun. Cara penanaman bibit ini yakni meletakkan bibit talas dengan
tegak lurus di tengah-tengah lubang. Lalu ditimbun sedikit dengan
tanah supaya bisa berdiri tegak. Penimbunan tanah pada bibit talas ini
kira-kira 7 cm, sehingga lubang tanam tak seluruhnya tertutup oleh
tanah.
 Pemeliharaan Tanaman Talas
1) Penyiangan dan Pembubunan Tanaman Talas
Pada budidaya tanaman talas, penyiangan umumnya dilakukan
pada umur 1 bulan sesudah tanam. Penyiangan harus dilakukan
supaya tanaman bebas dari gangguan gulma yang bisa jadi pesaing
dalam penyerapan unsurunsur hara. Untuk memperoleh umbi talas
yang besar dan berkualitas maka perlu dilakukan penyiangan terhadap
rumput-rumput liar di sekitar tanaman talas.
Pembubunan ini harus dilakukan untuk menutup pangkal
batang dan akar akar bagian atas. Hal ini supaya tanaman talas lebih
kokoh dan tahan oleh terpaan angin. Pembubunan tanaman talas
dilakukan bersamaan dengan
penyiangan.
2) Pemupukan Tanaman Talas
Budidaya tanaman talas, pemupukan dasar dilakukan
bersamaan dengan pengolahan tanah yakni mencampur sebanyak 1
ton pupuk kandang per hektar. Sedangkan pemupukan pertama
dilakukan 1 bulan sesudah bibit di tanam, yakni dengan memakai
sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan
yakni dengan cara bikin lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm.
Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan
dan umur 5 bulan masing-masing memakai urea sebanyak 100 kg per
hektar. Aplikasi bisa dilakukan dengan membuat larikan di samping
baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan. Dan 10 cm
pada pemupukan umur 5 bulan.
3) Pengairan dan Penyiraman
Dalam budidaya tanaman talas ini memerlukan tanah yang
lembab dan cukup air. Sehingga jika tak tersedia air yang cukup atau
karena sedang mengalami musim kemarau yang panjang maka talas
bakal susah tumbu. Musim tanam yang cocok sekali untuk tanaman
talas yaitu saat menjelang musim hujan. Sedangkan untuk musim
panen bergantung pada kultivar yang di tanam.
1.5 Hama Penyakit dan Gulma Pada Tanaman Talas
 Hama pada Talas
I. Serangga aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae)
Serangga aphis gossypii baik yang nimfa ataupun dewasa dan
baik yang bersayap ataupun tidak bersayap menghisap cairan daun.
Gejala. Daun menjadi agak keriting. Aphis mengeluarkan
cairan madu, yang dapat menarik semut. Serangga ini tersebar di
seluruh dunia kecuali di daerah-daerah yang bersuhu dingin seperti di
Siberia dan Kanada. Selain talas, hama serangga ini juga menyerang
melon, timun, labu-labuan serta kapas.
Pengendalian. Pemakaian insektisida pada tanaman talas dinilai
kurang ekonomis. Kecuali jika tingkat serangan serangga ini sangat
tinggi pada tanaman muda. Insektisida yang dipakai adalah carbaryl,
diazinon dimetoat dan malation. Insektisida ini cukup efektif untuk
mengendalikan hama tersebut.
II. Ulat heppotion calerino (Lepidoptera: Sphingidae)
Gejala. Ulat berukuran besar dan sangat rakus yang dapat
memakan seluruh helai daun, bahkan populasi tinggi dapat makan
pelepah daun juga, sehingga tanaman menjadi gundul. Selain talas,
ulat heppotion calerino juga merusak beberapa tanaman lain seperti
kacang hijau, dan ubi jalar. Ulat heppotion tersebar di beberapa negara
tropika dan sub tropika, termasuk Australia dan juga Pasifik.
Pengendalian. Mengambil dan memusnahkan ulat tersebut. Di
samping itu, karena kepompong ini ada di dalam tanah, maka
pembajakan lahan sesudah panen bisa memusnahkan hama tersebut.
Upaya pengendalian dengan insektisida sudah dilakukan di Papua
Nugini yaitu dengan Carbaryl bila kerusakan mencapai 50%.
III. Serangga agrius convolvuli (kupu-kupu: Sphingidae)
Serangga ini tersebar di Afrika, Australia, Bangladesh, Burma,
Cina Selatan, Eropa Selatan, India, Indonesia, Malaysia, Selandia
Baru, kepulauan kepulauan di pasifik dan Papua Nugini. Serangga ini
juga makan tangkai daun sehingga tanaman jadi gundul. Selain
tanaman talas, serangga ini juga merusak kacang hijau, ubi jalar.
Defoliasi dimulai dari tepi daun.
Pengendalian. Kepompong terbentuk di dalam tanah, maka
pembajakan tanah setelah panen dapat memusnahakan hama tersebut.
Di samping itu cara pengendalian serangga agrius convolvuli yang
efektif yaitu dengan cara mengambil dan memusnahkannya (khusus
areal kecil). Upaya pengendalian serangga agrius convolvuli dengan
memakai insektisida (seperti carbaryl 0,2%) yang paling efektif adalah
dilakukan saat serangga masih kecil.
IV. Serangga tarophagus proserpina (Hemiptera: Delphacidae)
Gejala. Serangga dewasa dan nimfa mengusap cairan pelepah
daun, sehingga warnanya berubah menjadi coklat. Serangga ini
tersebar di kepulauan Pasifik, Hawai, Indonesia, Philipina, Kepulauan
Ryuku dan Quensland.
Pengendalian. Diintroduksikan sejenis pemangsa yaitu
Cyrtorthinus pulus atau dengan serangga yang dinilai efektif untuk
mengendalikan hama tersebut yaitu carbaryl, malation, dan tri-
chlorform.
V. Serangga bemisia tabaci (Hemiptera: Aleurodidae)
Penyebaran serangga ini berada di daerah tropika dan sub
tropika. Baik nimfa dan dewasa dari serangga ini berada di permukaan
bawah daun, dan mengisap cairan daun.
Gejala. Pada serangan yang berat daun menjadi kering,
pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Selain talas,
serangga ini juga menyerang tanaman kedelai, ubi kayu, terung-
terungan dan kacang-kacangan lain.
Pengendalian. Menggunakan cabaryl, malation, dan tri-
chlorform.
VI. Ulat spodoptera litura (kupu-kupu: Noctuidae)
Gejala. Daun yang terserang oleh kelompok ulat spodoptera
yang masih kecil akan kehilangan lapisan epidermisnya sehingga jadi
transparan dan akhirnya kering. Ulat spodoptera yang lebih besar akan
tersebar dan masing-masing makan daun. Defoliasi yang disebabkan
ulat spodoptera yang besar mirip dengan kerusakan akibat serangga
Agrius convolvuli. Selain talas, serangga ini juga menyerang tanaman
lain seperti jarak, tembakau, tomat, jagung, ubi jalar, kubis, cabe,
kacang-kacangan dll. Di antara inanginang tersebut, daun talas adalah
yang paling disukai. Oleh karena itu talas bisa dimanfaatkan sebagai
media pembiakan massal ulat spodoptera untuk tujuan penelitan.
Pengendalian. Dengan insektisida (carbaryl dan dichorvos)
dilakukan jika kerusakan sudah mencapai 50% dan lebih efektif jika
dilakukan saat serangga masih kecil. Di samping itu insektisida
monokrotofos, kuinalfos dan endosulfan juga efektif untuk
mengendalikan serangga ini.
VII. Serangga tetranychus cinnabarinus (Acarina: Tetranichidae)
Gejala. Helai daun talas yang terserang akan tampak bintik-
bintik putih atau kuning. Karena serangga tetranychus cinnabarinus
mengisap cairan daun. Jika populasi yang sangat tinggi maka daun
kelihatan memutih, lalu layu dan mati. Jika diamati akan tampak
banyak sekali tungau yang berwarna merah terletak di permukaan
bawah daun. Tungau disebarkan oleh manusia dan angin.
Pengendalian. Untuk mengendalikan serangga ini
menggunakan pestisida azodrin, caerol, galecron, plictron, omite dan
trition. Galecron dan plictron punya residu yang panjang dan sebagai
ovisida. Fungisida bisa juga untuk mengendalikan tungau yaitu Du
Ter dan benlate.
VIII. Hepialiscus sordida (kupu-kupu: Hepialidae)
Gejala. Daun yang terserang serangga ini jadi berlubang
dengan garis tengah 5 – 10 cm dan diisi oleh kotorannya. Pada
serangan berat seluruh umbi akan terserang sehingga tinggal pangkal
batangnya saja dan tanaman talas mudah dicabut. Tanaman yang
terserang serangga ini pertumbuhannya agak kurang tegar dibanding
dengan tanaman yang sehat. Kerugian yang disebabkan oleh serangga
ini cukup besar pada lahan kering. Serangan meningkat jika petani
memakai pupuk kandang.
 Penyakit pada Talas
 Penyakit hawar daun (Phytophtora colocasiae).
Gejala. Di tanaman talas ada bercak kecil berwarna kehitaman,
lalu membesar jadi hawar. Bagian daun talas yang terserang
mengering dan pada serangan berat seluruh daun akan mengering.
Pengendalian. Menanam varietas tahan. Penyaringan klon-klon
adalah salah satu tahapan dalam pembentukan varietas baru.
DAFTAR PUSTAKA

Moorthy dan Pillai, 1996. Analis Pertumbuhan Tanaman Talas sebagai sumber
karbohidrat dan berpotensi sebagai formulasi kosmetik. Hal 272-301
Prana MS, Kuswara T, 2002, Budidaya Talas Jakarta: Madikom pustaka Mandiri. Hal
197-221
Purwanti E, 1999. Anatomi Daun Beberapa Varietas Talas di Kabupaten Bogor, Hal
157-164
Rosmiatin, E. Skripsi. Prospek pengembangan talas (colocasia sp) di Kabupten Bogor
serta proses pertumbuhannya pada media casting.-Bogor serta
pertumbuahannya pada media casting.- Jurusan Biologi-IPB, FMIFA-IPB,
1995. Hal 187-194

Anda mungkin juga menyukai