Anda di halaman 1dari 228

1/1/2017

MODUL
ETIKA PROFESI AKUNTAN
Modul 1 Practical Ethical Decision
Making
Memotivasi Perkembangan

Skandal Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom menimbulkan


kemarahan publik, runtuhnya pasar modal, dan akhirnya Sarbanes-Oxley Act
2002, yang membawa reformasi tata kelola tersebar luas. Skandal
perusahaan berikutnya yang melibatkan Adelphia, Tyco, Health-South, dan
lainnya mengingatkan kita untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat
bahwa eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik, dan
harus melakukannya untuk mempertahankan profitabilitas dan kelangsungan
hidup perusahaan mereka. Kasus pengadilan berikutnya serta denda terkait,
hukuman penjara, dan penyelesaiannya menekankan pada keputusan untuk
mengurangi kekebalan terhadap tindakan hukum

Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis

Sebagai respon terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis,


makalah ini menyajikan kerangka kerja yang praktis, komprehensif, dan
beraneka ragam untuk pengambilan keputusan etis. Kerangka ini
menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan legalitas, serta
persyaratan yang akan ditampilkan filosofis secara penting dan yang baru ini
dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk meningkatkan
pertimbangan etis dengan menyediakan:

Pengetahuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu penting


yang harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus
diungkap.
Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan faktor keputusan
yang relevan ke dalam tindakan praktis.

Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (ethical decission making-EDM)


menilai etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat terkena dampak:
1|www.hidayatkampai.com
Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih
atau biaya
Hak dan kewajiban terkena dampak
Kesetaraan yang dilibatkan
Motivasi atau kebijakan yang diharapkan

Pendekatan Filosofis --- Sebuah Ikhtisar: Konsekuensialisme


(Utilitarianisme), Deontologi, dan Etika Kebajikan

Dorongan untuk meningktkan pendidikan etika dan EDM karena skandal


Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, serta reformasi tata kelola,
AACSB Ethics Education Task Force (2004) menghimbau para
mahasiswa bisnis untuk mengenali tiga pendekatan filosofis untuk
pengambilan keputusan etis: konsekuensialisme (utilitarianisme),
deontologi, dan etika kebajikan. Masing-masing dari tiga pendekatan
memberikan kontribusi yang berbeda-beda dalam
menghasilkan pendekatan yang berguna dan dapat dipertahankan untuk
pengambilan keputusan etis dalam bisnis atau kehidupan pribadi. Namun,
karena beberapa prinsip dan teori filosofis bertentangan dengan aspek lain
dan tampak berntentangan dengan praktik bisnis yang dapat diterima,
khususnya dalam beberapa budaya sudut pandang (pertimbangan) yang
ditunjukkan oleh ketiga pendekatan filsafat untuk menentukan etikalitas
suatu tindakan, dan panduan pilihan yang harus dibuat

Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi

Konsekuensialisme bertujuan untuk memaksimalkan hasil akhir dari


sebuah keputusan. Bagi mereka, kebenaran dari suatu perbuatan
bergantung pada konsekuensinya. Pendekatan ini sangat penting bagi
keputusan etis yang baik dan pemahaman itu akan menjadi bagian dari
pendidikan sekolah bisnis terakreditasi AACSB di masa depan. Menurut
AACSB, pendekatan konsekuensialis mengharuskan pelajar untuk
menganalisis keputusan dalam hal kerugian dan manfaatnya bagi
pemangku kepentingan dan untuk mencapai sebuah keputusan yang
menghasilkan kebaikan dalam jumlah besar.

2|www.hidayatkampai.com
Konsekuensialisme berpendapat bahwa sebuah perbuatan benar secara
moral jika dan hanya jika tindakan tersebut mampu memaksimalkan
kebaikan bersih. Dengan kata lain, tindakan dan sebuah keputusan akan
menjadi etis jika konsekuensi positif lebih besar dari konsekuensi
negatifnya.

Utilitarianisme klasik yang terkait dengan utilitas secara keseluruhan


mencakup keseluruhan varian, oleh karena itu hanya dari manfaat parsial
dalam pengambilan keputusan etis dalam konteks sebuah bisnis,
professional, atau organisasi. Konsekuensialisme mengacu pada
subbagian dari varian yang didefinisikan untuk menghindari pengukuran
yang salah atau permasalahan lain, atau dalam rangka membuat proses
menjadi lebih relevan dengan tindakan, keputusan, atau konteks yang
terlibat. Oleh karena konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada
hasil atau akhir dari suatu tindakan, teori-teori tersebut sering dianggap
sebagai teleologis

Deontologi

Deontologi berbeda dari konsekuensialisme, dalam artian bahwa


deontologis berfokus pada kewajiban atau tugas memotivasi keputusan
atau tindakan, bukan pada konsekuensi dari tindakan. Etika deontologi
mengambil posisi bahwa kebenaran bergantung pada rasa hormat yang
ditunjukkan dalam tugas, serta hak dan keadilan yang dicerminkan dari
tugas-tugas tersebut. Akibatnya, suatu pendekatan deontologis
mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan tugas, hak, serta
pertimbangan keadilan dan mengajarkan para mahasiswa untuk
menggunakan standar moral, prinsip, dan aturan-aturan sebagai panduan
untuk membuat keputusan etis yang terbaik.

Penggunaan pendekatan yang sama juga dapat menghasilkan rasa


hormat terhadap hak asasi manusia dan perlakuannya yang adil bagi
semua. Hal ini dapat dicapai dengan mengadopsi posisi bahwa seseorang
harus memenuhi kewajiban atau tugas yang menghormati moral atau hak

3|www.hidayatkampai.com
asasi manusia dan hukum atau kontrak. Lebih jauh lagi, hal tersebut juga
dapat dicapai jika para individu bertindak dengan kepentingan pribadi yang
terkendali daripada kepentingan pribadi semata. Di bawah kepentingan
pribadi yang terkendali, kepentingan individu juga diperhitungkan dalam
keputusan dimana kepentingan tersebut tidak dapat diabaikan atau
dikesampingkan. Individu dianggap sebagai akhir daripada sebagai
sarana untuk mencapai akhir atau tujuan.

Etika Kebajikan

Konsekuensialisme menekankan konsekuensi dari sebuah tindakan, dan


deontologi menggunakan tugas, hak, dan prinsip-prinsip sebagai panduan
untuk memperbaiki prilaku moral sedangkan etika kebajikan berkaitan
dengan aspek yang memotivasi karakter moral yang ditunjukkan oleh para
pengambil keputusan. Tanggung jawab khususnya kesalahan atau layak
dianggap salah baik moralitas dan hukum, memiliki dua dimensi: actus
reus (tindakan yang salah) dan mens rea (pikiran yang salah)

Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis dan


membuat orang tersebut menjadi manusia yang bermoral. Kebijaksanaan
adalah kunci kebajikan dalam menentukan pilihan yang tepat diantara
pilihan-pilihan yang ekstrem. Tiga kebajikan penting atau kebajikan
cardinal lainnya adalah keberanian, kesederhanaan, dan keadilan. Watak
lain yang sering disebut sebagai kebajikan meliputi: kejujuran, integritas,
kepentingan, pribadi yang terkendai, belas kasih, kesetaraan,
ketidakberpihakan, kemurahan hati, kerendahan hati, dan kesedrhanaan.

Kebajikan harus selalu ditanamkan sepanjang waktu, sehingga


merekamenjadi tertanam/melekat dan bisa menjadi referensi yang
konsisten. jika anda memiliki kebajikan, itu adalah bagian dari karakter
anda, suatu sifat atau watak yang biasa anda tunjukka dalam. Hal ini
bukan hanya sesuatu yang dapat anda tnjukkan,tetapi sesuatu yang
biasanya atau selalu anda tunjukkan. Untuk ahli etika kebajikan memiliki
kebajikan adalah persoalan derajat.

4|www.hidayatkampai.com
Ada beberapa keraguan tentang kekuatan etika kebajikan sebagai
pendekatan untuk EDM.sebagai contoh, etika kebajikan berkaitan dengan
proses pengambilan keputusan yang menggaubungkan kepekaan moral,
persepsi, imajinasi, penilaian, dan beberapa mengklaim bahwa hal ini tidak
mengarah pada prinsip-prinsip EDM yang mudah digunakan. Kritik lainnya
yang relevan, termasuk bahwa:

Interprestasi kebajikan adalah hal yang sensitive terhadap budaya


seperti juga penafsiran dari apa yang dibenarkan atau yang benar.
Persepsi seseorang tentang apa yang benar pada tingkat tertentu
dipengaruhi oleh ego atau kepentingan pribadi

Sniff Tests dan Aturan Praktis Umum Tes Awal Etikalitas Sebuah
Keputusan

Pendekatan filosofi memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis


dan bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan
professional tidak menyadari bagaimana dan mengapa demikian.

Sniff Test Untuk Pengambilan Keputusan Etis Akankah sya merasa


nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul dihalaman depan surat
kabar nasional besok pagi? Akankah saya bangga dengan keputusan ini?
Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini? Apakah tindakan atau
keputusan ini sesuai dengan misi dank ode etik perusahaan? Apakah hal
ini terasa benar bagi saya?
Aturan Praktis Untuk Pengambilan Keputusan Etis
Golden Rule: Perlakuan orang lain seperti anda ingin diperlakukan
Peraturan pengungkapan: jika anda merasa nyaman dengan tindakan
atau keputusan setelah bertanya pada diri sendiri apakah anda akan
keberatan jika semua rekan, teman, dan keluarga anda meyadari hal itu,
maka anda harus bertindak atau memutuskan.

Etika intuisi: lakukan apa yang firasat anda katakana untuk anda
lakukan.

5|www.hidayatkampai.com
Imperatif Kategoris: jangan mengadopsi prinsip-prinsip tindakan, kecuali
prinsip-prinsip tersebut dapat, tanpa adanya inkonsistensi, diadopsi oleh
orang lain.

Etika profesi: lakukan hanya apa yang bisa anda jelaskan didepan komite
dari rekan-rekan professional anda.

Prinsip Utilitarian: lakukan yang terbaik untuk jumlah terbesar

Prinsip kebajikan: lakukan apa yang menujukkan kebajikan yang


diharapkan.

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan Perangkat Komprehensif


untuk Menilai Keputusan dan Tindakan

Gambaran Umum
Sejak john stuart mill mengembangkan konsep utilitarianisme pada tahun
1861, suatu pendekatan yang diterima untuk penilaian keputusan dan
tindakan yang dihasilkan telah dipakai untuk mengevaluasi atau
konsekuensi dari tindakan. Bagi kebanyakan pengusaha, evaluasi ini
sebelumnya didasarkan pada dampak keputusan itu terhadap
kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya
dampak tersebut telah diukur dalam bentuk keuntungan atau kerugian
yang timbul, karena laba telah menjadi ukuran tingkat kebaikan yang ingin
di maksimalkan oleh para pemegang saham.

Pandangan tradisional mengenai akuntabilitas perusahaan baru-baru ini


telah dimodifikasi menjadi dua cara. Pertama, asumsi bahwa semua
pemegang saham hanya ingin dimaksimalkan keuntungan jangka pendek
tampaknya merupakan fokus yang terlalu sempit. Kedua, hak-hak dan
klaim dari mayoritas kelompok bukan pemegang saham, seperti karyawan,
konsumen, pemasok, kreditor, pemerhati lingkungan, masyarakat lokal,
dan pemerintah yang memiliki kepentingan atau interes dalam hasil

6|www.hidayatkampai.com
keputusan atau pada perusahaan itu sendiri, telah diselaraskan dengan
status dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Asumsi dari kelompok pemegang saham monolitis yang hanya tertarik
pada keuntungan jangka pendek sedang mengalami perubahan karena
perusahaan modern menyatakan pemegang saham mereka juga terdiri
atas orang-orang dan investor institusi awal yang tertarik pada horizon
waktu jangka panjang dan bagaimana bisnis dilakukan secara etis.
Investor etis dan investor lainnya, serta kelompok pemangku kepentingan,
cenderung tidak mau memaksa mengeluarkan laba tahun berjalan jik itu
berarti merugikan lingkungan atau hak-hak pemangkun kepentingan
lainnya. Mereka percaya pada pengelolaan perusahaan secara lebih luas
dari pada keuntungan jangka pendek. Biasanya, memaksimalkan
keuntungan dalam jangka wakyu lebih dari satu tahun membutuhkan
hubungan yang harmonis dengan sebagian besar kelompok pemangku
kepentingan dan kepentingan mereka. Eksekutif dan direktur yang melihat
jauh kedepan menginginkan kekhawatiran ini diperhitungkan sebelum
pemangku kepentingan yang tersinggung harus mengingatkan mereka.
Perusahaan menemukan bahwa di masa lalu mereka telah secara sah
dan pragmatis bertanggung jawab kepada pemegang saham, tetapi
mereka juga makin bertanggung jawab kepada para pemangku
kepentingan.

Kepentingan Dasar Para Pemangku Kepentingan


Untuk mempermudah proses, maka sangat baik untuk mengidentifikasi
dan mempertimbangkan serangkaian kepentingan para pemangku
kepentingan pada umumnya atau kepentingan dasar agar digunakan
untuk memfokuskan analisis dan pengambilan keputusan pada dimensi
etika, seperti berikut:
1.Kepentingan mereka harus menjadi lebih baik sebagai akibat dari
keputusan tersebut.
2.Keputusan akan menghasilkan distribusi yang adil antara manfaat dan
beban

7|www.hidayatkampai.com
3.Keputusan seharusnya tidak menyinggung salah satu hak setiap
pemangku kepentingan, termasuk hak pengambilan keputusan.
4.Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-
baiknya.
Nilai pertama berasal dari konsekuensialisme, nilai kedua, ketiga, dan
keempat dari deontologi dan etika kebajikan. Untuk tingkat tertentu,
kepentingan dasar ini harus didukung dengan kenyataan yang dihadapi
oleh pengambil keputusan. Dalam syarat pemangku untuk perdagangan
dan untuk memahami bahwa keputusan bisa meningkatkan kekayaan
semua pemangku kepentingan sebagai kelompok, bahkan jika beberapa
individu secara pribadi menerima efek yang buruk, kepentingan dasar ini
harus dimidifikasi untuk berfokus pada kekayaan pemangku kepentingan
dari pada hanya perbaikan mereka. Modifikasi ini menunjukkan
pergeseran dari utilitarianisme menjadi konsekuensilianisme. Setelah
fokus pada perbaikan telah beralih menjadi kekayaan, kebuthna untuk
menganalisis dampak keputusan dalam kaitannya dengan empat
kepentingandasar menjadi jelas. Keputusan yang tidak menunjukkan
karakter, integritas, atau keberanian yang diharapkan akan
dicurigai(secara etis) oleh para pemangku kepentingan. Akibatnya,
keputusan yang diusulkan dapat dinyatakan tidak etis jika tidak
memberikan manfaat bersih, tidak adil, atau meninggung hak pemangku
kepentingan termasuk ekspetasi yang wajar untuk perilaku bajik.
Pengujian terhadap keputusan yang diusulkan dengan satu prinsip saja
jelas picik, dan biasanya menghasilkan diagnosis yang salah.

Pengukuran Dampak yang Dapat Diukur


1. Laba

Laba merupakan dasar untuk kepentingan pemegang saham dan sangat


penting untuk kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan kita. Di
masa inflasi, laba merupakan hal yang penting untuk menggantikan
inventori pada harga tinggi yang diperlukan. Untungnya, pengukuran laba
dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat
tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusanetis. Memang
8|www.hidayatkampai.com
benar, bagaimanapun, bahwa keuntungan merupakan ukuran jangka
pendek, dan beberapa dampak penting tidak terungkap dalam penentuan
laba. Kedua kondisi ini dapat diperbaiki dalam bagian berikut.

2. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Dapat Langsung Diukur

Ada dampak dari keputusan perusahaan dan kegiatan yang tidak


dimasukkan dalam penentuan laba perusahaan yang menyebabkan
dampak. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan melakukan
pencemaran, biaya pembersihan biasanya dikeluarkan oleh individu,
perusahaan, atau kota yang terletak di hilir atau arah angin. Biaya tersebut
disebut sebagai

eksternalitas, dan dampaknya dapat diukur langsung oleh biaya


pembersihan yang dilakukan oleh orang lain. Untuk melihat gambaran
lengkap tentang dampak dari sebuah keputusan, laba atau rugi yang
muncul dari transaksi harus dimodifikasi oleh eksternalitas yang
ditimbulkannya. Sering kali, perusahaan yang mengabaikan eksternalitas
menyadari bahwa mereka telah meremehkan biaya sebenarnya dari
keputusan saat muncul denda dan biaya pembersihan, atau muncul
pemberitaan yang kurang baik.

3. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Tidak Dapat Langsung


Diukur

Eksternalitas lain muncul ketika biaya tersebut dimasukkan dalam


penentuan laba perusahaan, tetapi ketika manfaatnya dinikmati oleh
orang-orang diluar perusahaan. Sumbangan atau beasiswa adalah
contoh eksternalitas, dan tentunya akan menarik untuk memasukkan
perkiraan manfaat yang terlibat dalam keseluruhan evaluasi keputusan
yang diusulkan. Masalahnya adalah bahwa baik keuntungan maupun
biaya beberapa dampak negatif, seperti berkurangnya kesehatan yang
diderita orang karena menyerap polusi, dapat diukur secara langsung,
tetapi mereka harus dimasukkan dalam penilaian secara keseluruhan.
Meskipun tidak mugkin untuk mengukur eksternalitas tersebut secara

9|www.hidayatkampai.com
langsung, ada kemungkinan untuk mengukur dampak tidak langsung
dengan menggunakan alternatif pengganti atau bayangan cermin. Pada
kasus beasiswa, pengganti keuntungan dapat berupa peningkatan laba
yang diperoleh oleh penerima. Nilai kerugian dari berkurangnya kesehatan
dapat diperkirakan sebagai pendapatan yang hilang ditambah biaya
perlakuan medis ditambah dengan produktivitas yang hilang di tempat
kerja sebagaimana diukur dengan biaya penambahan pekerja.
Keakuratan estimasi bergantung pada kemiripan ukuran dengan
bayangan cermin. Ada kemungkinan, bagaimanapun, bahwa perkiraan
yang ada akan mengecilkan dampak yang terlibat; dalam contoh
sebelumnya, tidak ada perkiraan yang dibuat untuk keuntungan intelektual
dari pendidikan yang dibiayai oleh beasiswa atau rasa sakit dan
penderitaan yang dihadapi sebagai akibat dari hilangnya kesehatan.
Meskipun demikian, jauh lebih baik jika membuat estimasi yang akurat
secara umum, daripada membuat keputusan atas dasar tindakan
langsung yang diukur dengan tepat hanya sebagian kecil dari dampak
keputusan yang diusulkan.

4. Membawa Masa Depan ke Masa Kini

Teknik untuk membawa dampak keputusan masa depan ke dalam analisis


tidak sulit. Hal ini ditangani secara paralel dengan analisis penganggaran
modal, di mana nilai-nilai masa depan didiskontokan pada tingkat bunga
yang mencerminkan tingkat suku bunga yang diharapkan di masa
mendatang. Pendekatan ini ditunjukkan sebagai bagian dari analisis biaya-
manfaat

(ABM) dalam Brooks (1979). Pendekatan nilai bersih masa kini:


Nilai Bersih Masa Kini = Nilai Keuntungan Bersih Masa Kini Nilai Biaya
Masa Kini
Usulan Tindakan Sering kali, eksekutif yang telah belajar keras untuk tetap
berfokus pada keuntungan jangka pendek akan menolak gagasan untuk
memasukkan eksternalitas dalam analisis mereka. Bagaimanapun,

10 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
apa yang dianjurkan di sini bukan berarti mereka meninggalkan
keuntungan jangka pendek sebagai sebuah ukuran, tetapi mereka juga
mempertimbangkan dampak bahwa eksternalitas saat ini memiliki
kesempatan besar dalam memengaruhi perusahaan baru di masa depan.
Apa yang diperkenankan pada analisis biaya-manfaat bagi pembuat
keputusan adalah untuk membawa manfaat dan biaya masa depan ke
masa kini agar dapat dianalisis secara lebih lengkap dari sebuah
keputusan.

5. Menangani Ketidakpastian Hasil

Sama seperti dalam analisis penganggaran modal, ada perkiraan yang


tidak pasti. Namun, berbagai teknik telah dikembangkan untuk
memasukkan ketidakpastian ini ke dalam analisis keputusan yang
diusulkan. Sebagai contoh, analisis dapat didasarkan pada perkiraan
terbaik, dalam tiga kemungkinan (paling optimis, pesimis, dan perkiraan
terbaik), atau nilai-nilai yang diharapkan, di mana dikembangkan dari
sebuah simulasi komputer. Semua ini merupakan nilai-nilai yang
diharapkan, yang merupakan kombinasi dari nilai dan kemungkinan
terjadinya. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai berikut: Nilai Hasil yang
Diharapkan = Nilai Hasil x Kemungkinan Terjadinya Hasil

Keuntungan dari rumusan nilai yang diharapkan ini adalah kerangka kerja
analisis biaya-manfaat dapat dimodivikasi untuk menyertakan risiko yang
terkait dengan hasil. Pendekatan baru ini disebut sebagai analisis risiko-
manfaat (RBA), dan dapat diterapkan di mana hasil berisiko ditemukan
dalam kerangka berikut: Nilai yang Diharapkan dari Manfaat Bersih atau
yang = Nilai Masa Kini yang Diharpkan - Nilai Masa Kini dari Biaya Masa
Datang Disesuaikan dengan Risiko

6. Identifikasi dan Peringkat Pemangku Kepentingan

Pengukuran laba, yang ditambahkan oleh eksternalitas yang


didiskontokan ke masa sekarang dan difaktorkan oleh resiko hasil, lebih
berguna dalam menilai keputusan yang diusulkan jika dibandingkan

11 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
dengan hanya darikeuntungan saja. Namun demikian, manfaat dari
analalisis dampak pemangku kepentingan bergantung pada identifikasi
penuh semua pemangku kepentingan dan kepentingan mereka, serta
apresiasiyang penuh terhadap signifikansi dampaknya pada posisi masing
masing. Ketika penambahan manfaat sederhana dan biaya tidak
sepenuhnya mencerminkan pentingnya pemangku kepentingan atau
dampak yang terlibat. Dalam situasi ini, nilai nilai yang termasuk dalam
ABM atau RBA dapat ditimbang, atau nilai bersih sekarang dapat dibuat
peringkat sesuai dengan dampak yang dibuat pada pemangku
kepentingan yang terlibat. Peringkat pemangku kepentingan dan dampak
yang terjadi atas mereka bergantung pada ketahanan situasional mereka
dalam menahan dampak juga digunakan ketika dampak yang tidak bisa
diukur sedang dipertimbangkan. Kekuatan keuangan yang relatif tidak
hanya memberikan alasan untuk membuat peringkat kepentingan para
pemangku kepentingan. Bahkan, ada beberapa alasan, termasuk dampak
dari tindakan yang diusulkan pada kehidupan atau kesehatan pemangku
kepentingan, atau pada beberapa aspek flora, fauna, atau lingkungan kita
yang lebih berada pada ambang bahaya atau kepunahan. Biasanya,
masyarakat mempunyai prasangka buruk pada perusahaanyang
mengambil keuntungan atas kehidupan, kesehatan, atau habitat kita. Di
samping itu, membuat isu isu ini sebagai prioritas utama sering kali justru
akanmemicu adanya pemikiran ulang terhadap tindakan yang
menyinggung agar diperbaii dengan menghilangkannya. Mitchell, Agle,
dan Wood (1997) menyatakan bahwa pemangku kepentingan dan
kepentingan mereka dinilai dalam tiga dimensi :

Legitimasi atau hak hukum dan/atau moral untuk mempengaruhi


organisasi;

kekuatanuntuk memengaruhi organisasi melalui media, pemerintah atau


cara yang lain; serta
urgensi (urgensitas) yang dirasakan nyata dari persoalan yang muncul.
Analisis semacam ini memaksa pertimbangan terhadap dampak yang
dianggap sangat merusak (khususnya untuk pemangku kepentingan

12 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
eksternal) terdahulu, sehingga jika seorang eksekutif memutuskan untuk
terus maju dengan rencana suboptimal, setidaknya kerugian potensial
akan dikenali. Logika menunjukkan bahwa klaim dari tiga lingkaran yang
saling tumpang tindih (yaitu sah dan/atau dianggap sah, darurat, dan
dipegang oleh penguasa) akan selalu menjadi yang paling penting.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Klaim yang mendesak dari pemangku
kepentingan lain dapat menjadi yang paling penting jika mereka
mengumpulkan lebih banyak dukungan dari penguasa dan mereka yang
mempunyai klaim yang sah, dan akhirnya dianggap mempunyai legitimasi.
Pendekatan untuk Mengukur Dampak yang Dapat Dihitung dari Keputusan
yang Diajukan
A.Hanya laba atau rugi
B.A. ditambah eksternalitas (dengan kata lain, Analisis Biaya-
Manfaat/ABM)
C.B. ditambah probabilitas hasil (dengan kata lain, Analisis Risiko-
Manfaat/RBA) D.ABM atau RBA ditambah peringkat pemangku
kepentingan

Penilaian Dampak yang Tidak Dapat Dikuantifikasi


1. Keadilan di Antara Para Pemangku Kepentingan
Kepedulian atas perlakuan yang telah adil telah menjadi perhatian
masyarakat baru baru ini mengenai isu isu seperti diskriminasi
terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut perekrutan,
promosi, dan pembayaran. Akibatnya, keputusan akan dianggap tidak
etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua pemangku kepentingan

2. Hak Pemangku Kepentingan


Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak
menggagu hak para pemangku kepentingan, dan hak si pembuat
keputusan. Pemangku kepentingan individu maupun kelompok
umumnya berharap dapat menikmati hak hak sebagai berikut :
a. Kehidupan
b. Kesehatan dan Keselamatan

13 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
c. Perlakuan adil
d. Penggunaan hati nurani
e. Harga diri dan privasi
f. Kebebasan berbicara

Beberapa hak ini telah dilindungi undang undang dan peraturan


hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau
melalui sanksi publik bagi yang melanggar. Sebagai contoh, karyawan
dan konsumen dilindungi undangundang kesehatan dan
keselamatan, sedangkan martabat dan privasi dilindungi hukum
umum, dan efek jera menjadi subjek dari sanksi publik

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional


Pengambilan Keputusan

Beberapa (pendapat) telah dikembangkan yang memanfaatkan analisis


dampak pemangku kepentingan untuk menyediakan panduan tentang
etikalitas tindakan yang diajukan pada pengambil keputusan. Diskusi dari
tiga pendekatan tradisional akan dibahas kemudian. Memilih pendekatan
yang paling berguna bergantung pada apakah dampak keputusan bersifat
jangka pendek jika dibandingkan dengan jangka panjang, melibatkan
eksternalitas dan probabilitas, atau terjadi dalam situasi perusahaan.
pendekatan mungkin digabungkan kedalam penyesuaian pendekatan
gabungan yang dirancang khusus untuk dapat mengatasi situasi tertentu
dengan baik. Penting untuk diakui, bahwa ketika masing-masing
pendekatan berhubungan dengan perkembangan deontologist terhadap
dampak pada hak-hak, keadilan, dan tugas-tugas yang diharapkan, tidak
ada yang secara khusus memasukkan kajian mendalam tentang motivasi
bagi keputusan-keputusan yang terlibat, sifat kebajikan atau karakter yang
diharapkan di era akuntabilitas pengku kepentingan modern. Suatu
analisis etika yang konprehensif harus keluar dari model tradisional
Tucker, velasquez, dan Pastin untuk memasukkan penilaikan tentang

14 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
motivasi, kebijakan,dan karakter yang ditampikan dibandingkan dengan
yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan.

Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional


Keputusan yang diusulkan ditantang dengan mengajukan semua
pertanyaan. Jika respons negatif timbul (atau lebih dari satu) ketika semua
lima pertanyaan diajukan/dipertanyakan, maka pengambil/pembuat
keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk
menghapus dan/atau mengimbangi jawaban negatif itu. Apabila proses
revisi berhasil, maka usulan menjadi etis. Jika
tidak, proposal harus ditinggalkan karena tidak etis. Bahkan, jika tidak ad
a tanggapan negatif ketika pertanyaan ditanyakan diawal, sebuah upaya
harus dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang diusulkan
menggunakan lima pertanyaan sebagai panduan.

Pendekatan Standar Moral Tradisional


Pendekatan standar moral untuk analisis dampak pemangku kepentingan
membangun secara langsung atas tiga kepetingan mendasar dari para
pemangku kepentingan yang diidentifikasi. Tiga kepentingan tersebut
antara lain utilitarian, hak-hak individu, dan keadilan

Pendekatan Pastin Tradisional


Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk menangkap
gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar
untuk nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku
yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, ada
kemungkinan kan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Sayangnya, hal
ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang
pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika
organisasi tempat dia bekerja. Untuk memahami aturan dasar yang
berlaku, mengatur komitmen organisasi secara benar atas proposal, dan
melindungi para pembuat keputusan, Pastin mengusulkan agar dilakukan
pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan dimasa lalu. Ia menyebut

15 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pendekatan ini sebagai rekayasa balik sebuah keputusan , karena
dilakukan usaha untuk membongkar pengambilan keputusan masa lalu
selain untuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat.
Pastin menunjukan bahwa individu sering dibatasi (secara sukarela
maupun tidak) dalam mengungkapkan nilai-nilai mereka, dan rekayasa
balik menawarkan cara untuk melihat, melalui tindakan-tindakan mereka
dimasa lalu, dan apa nilai-nilai mereka sebenarnya.

Memperluas dan Memadukan Pendekatan Tradisional


Dari waktu ke waktu, masalah etika akan muncul yang mungkin tidak
sesuai dengan salah satu pendekatan yang telah diuraikan. Sebagai
contoh, isu yang diangkat oleh permasalahan etika dapat diperiksa dengan
pendekatan 5 pertanyaan, kecuali jika ada dampak jangka panjang yang
signifikan atau hal lain yang lebih membutuhkan analisis biaya-manfaat
dari pada keuntungan sebagai pertanyaan tingkat pertama. Untungnya,
anaisis biaya-manfaat dapat diganti atau ditambahkan untuk memperkaya
pendekatan tersebut. Mungkin pula, konsep etika aturan dasar dapat
dipindahkan kependekatan non-Pastin, jika diperlukan dalam keputusan
yang berhubungan dengan keadaan perusahaan. Harus hati-hati ketika
memperluas dan menggabungkan pendekatan yang ada. Namun, untuk
memastikan bahwa masing-masing bidang kebaikan, keadilan, dan
dampaknya terhadap hak-hak individu telah diperiksa dalam analisis yang
komprehensif-jika tidak, keputusan akhir kemungkinan salah.

Pendekatan Filosofis dan Analisis Dampak Pemangku Kepentingan


Pendekatan filosofis konsekuensialisme, deotologi, dan ektika kebajikan
merupakan landasan, dan harus selalu diingat untuk menginformasikan
dan memperkaya, analisis ketika mengguanakan tiga pendektatan
dampak pemangku kepentingan. Pendekatan analisis dampak pemangku
kepentingan yang digunakan harus memberikan pemahaman tentang

16 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
fakta-fakta, hak, kewajiban, dan keadilan yang terlibat dalam keputusan
atau tindakan yang penting untuk analisis etika yang tepat dari motivasi,
kebajikan, dan karakter yang diharapkan. Pada analisis yang efektif dan
koperhensif terhadap etikalitas suatu keputusan atau tindakan yang
diusulkan, pendekatan-pendekatan filosofis tradisonal harus
meningkatkan model pemangku kepentingan, dan sebaliknya.

Memodifikasi Pendekatan Tradisional Analisis Dampak Pemangku


Kepentingan: Menilai Motivasi, Kebijakan yang diharapkan, dan Sifat
Karakter
Suatu analisis etika yang komperhensif harus melebihi pendekatan
tradisional Tucker, Velasquez, dan pastin untuk menggabungkan penilaian
tentangmotivasi, kebajikan, dan karakter yang terllibat dalam
perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para pemangku
kepentingan.
Namun, seperti yang terlihat dalam skandal yang baru-baru ini terjadi, para
pengambil keputusan di masa lalu tidak mengenali pentingnya harapan
pemangku kepentingan akan kebajikan. Jika mereka mengenalinya,
keputusan yang dibuat oleh eksekutif perusahaan, akuntan dan pengacara
yang terlibat dalam Enron, arthurandersen, WorldCom, Tyco, Adephia,
dan lain-lain mungkin telah menghindari tragedi pribadi dan organisasi
yang terjadi. Beberapa eksekutif dimotivasi oleh keserakahan, bukan oleh
kepentingan pribadi yang berfokus pada kebaikan semua orang. Intinya
adalah mereka lupa mempertimbangkan kebajikan dan tugas secara tepat
yang seharusnya mereka tunjukkan. Apabila suatu tugas fidusia
merupakan utang kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya dimasa depan. Sifat karakter, seperti integritas, profesionalisme,
keberanian, dan seterusnya tidak diperhitungkan dengan pantas. Dalam
peninjauan kembali (retrospect), akan sangat bijaksana jika menyertakan
penilaian etika kebajikan yang diharapkan sebagai langkah terpisah dalam
setiap proses EDM untuk memperkuat tata kelola dan sistem manajemen
risiko serta menjaga dari keputusan tidak etis dan berorientasi jangka
pendek. Dilihat pada karyawan yang terus-menerus membuat keputusan

17 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
untuk alasan yang salah, bahkan jika konsekuensi hasil adalah benar
dapat menimbulkan risiko tata kelola yang tinggi. Terdapat banyak contoh
dimana eksekutif yang hanya termotifasi oleh keserakahan tergelincir ke
dalam praktik tidak etis, dan yang lainnya tersesat oleh sistem insetif yang
salah.Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi yang terlalu
sempit dapat menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri
dan pengawasan eksternal yang pantas tidak mencukupi. Pemantauan
ekternal tidak mungkin menangkap semua keputusan sebelum
pelaksanaan, maka penting bagi semua karyawan untuk memahami
motivasi yang luas akan membela kepentingan diri dan organisasi mereka
dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya para pembuat
keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang
diharapkan oleh para pemangku kepentingan dalam pendekatan EDM
komperhensif, dan organisasi harus meminta akuntabilitas dari karyawan
atas harapan itu melalui mekanisme tata kelola.

Penilaian Etis Motivasi dan Perilaku

Proses penilaian dampak pemangku kepentingan menawarkan


kesempatan untuk menilai motivasi yang mendasari keputusan atau
tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi pengambil keputusan
cenderung etis atau tidak.

Pertimbangan Uraian

Konsekuensialisme Keputusan yang diusulkan akan


menghasilkan

keuntungan lebih besar dari


biaya

Hak-hak, tugas atau deontologi Keputusan yang diusulkan tidak


menyinggung hak para
pemangku kepentingan,
termasuk pengambil keputusan

18 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban
harus adil Harapan kebajikan
atau Etika kebijakan Motivasi
untuk keputusan harus
mencerminkan

Harapan kebajikan atau Etika Motivasi untuk keputusan harus


kebijakan mencerminkan ekspektasi
kebajikan

Keempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap


etis. Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang
komprehensif, penilaian motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang
diharapkan harus ditambahkan pada pendekatan tradisional sehingga
menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan lainnya yang
dimodifikasi.

Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis


1. Masalah Bersama
Kesengajaan atau mengetahui penggunaan asset atu sumber daya
yang dimiliki bersama secara berlebihan. Konsep ini muncul ketika
penduduk desa di Inggris mengembala ternak secara berlebihan di
atas tanah yang dimiliki bersama, atau bersama-sama dengan orang
lain di desa, dan istilah bersama ini digunakan untuk mengidentifikasi
jenis padang rumput.
Sering kali pengambil keputusan yang tidak peka terhadap masalah
bersama, tidak akan memberikan atribut nilai yang cukup tinggi untuk
penggunaan asset atau sumber daya, dan karena itu mereka membuat
keputusan yang salah. Kesadaran akan masalah ini dapat
memperbaiki hal tersebut dan memperbaiki pengambilan keputusan.

2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis

19 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan
mengalami kelumpuhan keputusan akibat kompleksitas analisis atau
ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan
ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya.

3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis


Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis
Banyak budaya perusahaan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
etika telah memengaruhi atau memotivasi eksekutif dan karyawan
untuk membuat atau mengambil keputusan yang tidak etis.
Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah
mengira bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena:
- Ini dunia dimana anjing makan anjing
- Semua orang melakukannya
- Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya
- Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah
atasan
Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada
pemegang saham
Berfokus hanya pada legalitas
Banyak manager hanya peduli dengan suatu tindakan yang sah
secara hukum.
Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada
keadilan untuk semua pemangku kepentingan)
Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak
semua kelompok pemangku kepentingan)
Konflik kepentingan
Bisa yang didasarkan atas prasangka bukan satu-satunya alasan
penilaian keliru dari tindakan yan diusulkan. Penilaian dapat
menutupi kepentingan pribadi yang saling bertentangan,
kepentingan pengambil keputusan versus kepentingan terbaik
perusahaan, atau kepentingan kelompok di mana pembuat
keputusan bersikap parsial versus kepentingan terbaik perusahaan,
20 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keduanya dapat menyebabkan penilaian dan keputusan yang
keliru.
Keterkaitan di antara pemangku kepentingan
Sering kali, para pengambil keputusan gagal mengantisipasi apa
yang mereka lakukan untuk satu kelompok akan berkontribusi
memicu tindakan orang lain. Sebagai contoh, pencemaran
lingkungan di negara yang jauh dari perusahaan dapat
menyebabkan reaksi negatif dari pelanggan dalam negeri dan
pasar modal.
Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku
kepentingan
Kebutuhan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku
kepentingan dan kepentingan mereka sebelum menilai dampaknya
pada masing-masing kelompok merupakan bukti pribadi. Namun,
hal ini merupakan langkah yang sering diambil tanpa pemahaman,
dengan hasil bahwa isu-isu penting menjadi tidak diketahui.
Pendekatan yang berguna untuk membantu masalah ini adalah
untuk berspekulasi pada kemungkinan buruk yang mungkin terjadi
dari tindakan yang diusulkan, dan mencoba untuk menilai
bagaimana media akan bereaksi.
Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para
pemangku kepentingan
Kecenderungan yang umum adalah untuk memperlakukan
kepentingan seluruh pemangku kepentingan menjadi sama
pentingnya. Namun, mereka yang mendesak biasanya menjadi
yang terpenting.
Mengacuhkan kekayaan, keadilan, atau hak
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, keputusan etis yang
komprehensif tidak bisa dilakukan jika salah satu dari ketiga aspek
ini ada yang terlupakan. Namun, berulang kali para pembuat
keputusan mengambil jalan pendek dan menderita akibatnya.
Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan

21 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Banyak pengambil keputusan yang mementingkan keuntungan
dirinya yang bermanfaat dalam jangka pendek dan meruikan orang
lain pada jangka panjang.
Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan
untuk ditunjukkan
Akuntan profesional yang mengabaikan kebajikan yang diharapkan
dari mereka cenderung melupakan bahwa mereka diharapkan
untuk melindungi kepentingan umum.

Sebuah Kerangka Kerja Komprehensif Pengambilan Keputusan Etis

Pendekatan terbaik EDM akan bergantung pada sifat dari tindakan yang
diusulkan atau dilema etikan dan pemangku kepentingan yang terlibat.
Sebagai contoh, sebuah masalah yang melibatkan dampak jangka pendek
dan tidak ada eksternalitas mungkin cocok untuk analisis 5 pertanyaan
yang dimodifikasi, Masalah dengan dampak jangka panjang dan
ekternalitas ini mungkin lebih cocok dengan pendekatan standar moral
yang dimodifikasi, atau pendekatan pastin yang dimodifikasi. Masalah
signifikansi bagi masyarakat dari pada bagi perusahaan kemungkinan
akan baik jika dianalisis menggunakan pendekatan filosofis, atau
pendekatan standar moral yang dimodifikasi. Pendekatan EDM apaun
yang digunakan , pembuat keptusan harus mepertimbangkan semua isu
yang diangkat.

Langkah-langkah untuk Sebuah Keputusan Etis

1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta


kepentingan yang mungkin akan terpengaruh.
2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan
mereka, identifikasi yang paling penting dan lebih mempertimbangkan
mereka dalam analisis.

3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan


kelompok pemangku kepentingan berkenaan dengan kekayaan mereka,

22 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keadilan perlakuan, dan hak-hak lainnya, termasuk harapan kebajikan,
menggunakan pertanyaan kerangka kerja yang komprehensif, dan
memastikan bahwa perangkap umum yang dibahas nanti tidak masuk ke
dalam analisis.

Kasus: Perokok Baik bagi Ekonomi

1. Apakah yang dapat ditambahkan oleh analisis etika kepada analisis


akturial Viscusi?
Merokok bukanlah sesuatu yang dianjurkan dalam dunia medis,
banyak perokok yang meninggal dalam usia dini, atau bisa dibilang
umur mereka lebih pendek dibandingkan bukan perokok, mereka
menderita banyak penyakit yang membunuh mereka lebih cepat dari
angka harapan hidup. Tetapi disisi lain para perokok secara tidak
langsung membantu perekonomian negara. Pajak dan cukai yang
dikenakan atas rokok mampu menambahkan penerimaan negara.
Mereka juga lebih hemat menerima berbagai fasilitas dari pemerintah
karena umur mereka yang tidak panjang. Hal ini tentu saja baik secara
ekonomi, tetapi merokok sudah jelas melanggar etika dalam
bermasyarakat. Tentu saja kita ketahui banyak perokok yang merokok
di tempat umum, dan menggangu kenyamanan dan kesehatan orang
lain. Tidak ada masyarakat yang nyaman dengan kebiasaan merokok,
karena tentunya sangat mengganggu dan merusak kesehatan. Tentu
saja mendukung aktivitas merokok sudah melanggar etika dalam
masyarakat, walaupun mampu meningkatkan perekonomian. Etika
dalam bermasyarakat lebih penting dari sekedar meningkatkan
perekonomian.

2. Apakah analisis etika mengubah kesimpulan yang dicapai? Mengapa?


Ya, jelas mengubah kesimpulan. Meningkatkan perekonomian dengan
rokok bukanlah hal yang beretika untuk dilakukan. Karena sudah jelas
aktivitas merokok melanggar etika dan kenyamanan dalam
bermasyarakat.

23 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Modul 2 Akuntan Profesional untuk
kepentingan Publik.
Akuntabilitas Ekspektasi Pemangku Kepentingan dan Kerangka
Tata Kelola

Dampak hancurnya Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom telah memunculkan


krisis kredibilitas dalam komunitas bisnis, terkait dengan laporan-laporan dan
pasar modal, serta akuntan profesional yang dianggap sebagai bagian dari
permasalahan yang ada. Publik sedang mencari kembali kredibilitas yang
didasarkan atas nilai-nilai seperti kepercayaan, integritas, transparansi laporan,
dan sebagainya, serta kembali pada peruntukkan utama pelayanan untuk
kepentingan umum.

SOX yang mengharuskan U.S. Securities and Exchange Commission


(SEC) untuk membuat peraturan yang memungkinkan adanya reformasi tata
kelola, baik untuk perusahaan maupun profesi akuntansi di seluruh dunia.

Internal Federation of Accountant (IFAC) menyusun kode etik IFAC dan


merilis versi awalnya pada tahun 2001, sedangkan versi revisi pada tahun 2005.
Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC 2005 Section 100.4

Seorang akuntan professional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar


berikut :

a) Integritas seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua
keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnis

b) Objektivitas seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan


bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari

24 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
orang lain untuk mengesampingkan penilaian professional
atau bisnis

c) Kompetensi professional dan Kesungguhan seorang akuntan professional


mempunyai tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga
penghetahuan dan skil professional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau atasan menerima jasa professional yang
kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan
teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai
dengan standar teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan
layanan professional

d) Kerahasiaan seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian


informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan
bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga,
tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional
atau kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi rahasi yang diperoleh
sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh
digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak
ketiga.

e) Perilaku Profesional seorang akuntan professional harus patuh pada hukum


dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang
bisa mendeskreditkan profesi.

Organisasi-organisasi anggota IFAC yang merupakan lembaga akuntansi


profesional di seluruh dunia seperti American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA), Institute of Chartered Accountants telah setuju untuk
menyesuaikan kode etik mereka ke dalam kesepakatan substansial dengan
peraturan IFAC, yang menyatakan bahwa: Hal yang membedakan profesi
akuntansi adalah penerimaannya akan tanggung jawab untuk bertindak atas
kepentingan publik.

Reformasi SOX dan IFAC mengharuskan dunia bisnis untuk lebih


bertanggung jawab secara terbuka kepada masyarakat dan investor, dan bagi
akuntan profesional, agar diingat bahwa mereka adalah kaum profesional yang

25 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
diharapkan untuk melindungi kepentingan investor dan pemangku kepentingan
lainnya. Akuntan profesional tidak diharapkan terlibat dalam kesalahan atau
kekeliruan apa pun dalam rangka membantu manajemen, atau untuk
menghindari risiko kehilangan pendapatan dari kegiatan audit, atau kehilangan
pekerjaan jika mereka adalah karyawan.

Kerusakan reputasi yang deisebabkan oleh masalah etis diakui begitu


signifikan bahkan bisa berakibat fatal bagi perusahaan, seperti dalam kasus
Arthur Andersen. Oleh karena itu, baik kalangan pebisnis maupun para akuntan
profesional menyadari bahwa keberhasilan mereka di masa depan bergantung
pada kesesuaian dengan regulasi baru dan ekspektasi pemangku kepentingan
terkait dengan hal-hal etis dan moral.

Mendedikasikan Kembali Peran Akuntan Profesional untuk


Kepentingan Umum

Mendedikasikan kembali peran akuntan pada kepentingan umum sangatlah


penting, kecuali akuntan profesional dapat secara jelas dan benar mengerti peran
mereka. Contoh pemahaman yang baik dan jelas tentang peran sangat penting
untuk dapat menanggapi secara tepat pertanyaan-pertanyaan tentang dilema etik
yang dihadapi serta layanan yang sesuai untuk ditawarkan dan sejauh mana
layanan itu diberikan, seperti:

Siapakah sebenarnya klien kami? Apakah perusahaan, manajemen,


pemegang saham saat ini, pemegang saham di masa depan, publik?
Ketika saya harus membuat keputusan yang mengandung percabangan
etika di dalamnya, apakah saya harus mengutamakan loyalitas pada
atasan, klien, bos, profesi, masyarakat, ataukah diri saya sendiri?
Apakah saya seorang akuntan profesional yang terikat oleh standar-
standar profesi ataukah saya hanya seorang karyawan?
Apakah akuntansi profesional itu sebuah profesi atau bisnis? Mungkinkah
menjadi keduanya?
Kapan saya sebaiknya tidak menawarkan jasa?
Apakah saya dapat melayani dua klien dengan kepentingan yang saling
bersaing pada waktu yang sama?
26 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Apakah ada kondisi dimana pelanggaran pedoman profesi terhadap
pengungkapan keyakinan dapat dibenarkan?

Harapan Publik terhadap Kalangan Profesional

Masyarakat mempunyai ekspektasi yang berbeda antara perilaku kalangan


profesional dengan kalangan non profesional. Hal ini terkait dengan fakta bahwa
tenaga profesional sering kali bekerja dengan sesuatu yang nyata nilainya
dimana keyakinan bahwa mereka kompeten di bidangnya atau sejauh mana
tanggung jawab mereka atas pekerjaan mereka menjadi sangat penting. Pada
akhirnya, anggapan masyarakat atas suatu profesi tertentu akan memengaruhi
perolehan hak-hak dalam profesi terkait: hak praktik, hak monopoli pada bidang
profesi yang ditawarkan, untuk mengendalikan pemain baru dalam bidang profesi
terkait, untuk memperoleh pendapatan yang relatif tinggi, menentukan peraturan
bagi diri sendiri atau untuk dinilai oleh rekan-rekan satu profesi. Jika suatu profesi
kehilangan kredibilitas di mata publik, akibatnya bisa sangat buruk bagi seorang
profesional.

Hal atau aspek yang menjadikan suatu profesi adalah kombinasi dari fitur,
tugas, dan hak-hak yang semuanya dibingkai dalam satu rangkaian nilai-nilai
umum profesionalitas, dimana nilai yang menentukan bagaimana keputusan
akan dibuat dan tindakan yang akan diambil.

Hal atau aspek tersebut antara lain:

1. Fitur-fitur Penting (Bayles):


- Pelatihan ekstensif
- Penyediaan layanan penting bagi masyarakat
- Pelatihan dan skil sebagian besar tentang intelektual dalam karakter
2. Fitur-fitur Khas:
- Secara umum berlisensi atau bersertifikat
- Diwakili oleh organisasi, asosiasi, atau institusi
- Otonomi
3. Dasar-dasar Nilai Etis (Behrman)
- Secara signifikan difigurkan oleh dan didasarkan pada pertimbangan
etis daripada teknik atau alat.
27 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Otonomi sangat penting bagi suatu profesi dimana merupakan kebebasan
dari peraturan pemerintah dan pembuat peraturan lainnya, memungkinkan
anggota profesi untuk dinilai oleh rekan seprofesi yang objektif dan memiliki
informasi yang tepat, bukan oleh pembuat peraturan yang ditunjuk secara politis.
Selain itu, otonomi juga memungkinkan pemberian sanksi tanpa menarik
perhatian publik secara berlebihan. Hal ini memungkinkan suatu profesi untuk
mengelola urusannya secara efisien tersendiri, sehingga publik memiliki kesan
bahwa profesi ini bertanggungjawab dan mampu melaksanakan tugasnya
kepada anggota masyarakat dengan benar. Namun jika masyarakat merasa
bahwa proses ini tidak adil atau objektif atau kepentingan umum tidak dilindungi,
maka pemerintah akan turun tangan untuk memeastikan adanya perlindungan
kepentingan tersebut.

Pada tahun 2002, dibentuk Public Company Accounting Oversight Board


(PCAOB) oleh SEC di Amerika Serikat, dan Canadian Public Accountability Board
(CPAB) oleh Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA), yang
disebabkan kurangnya kredibilitas akibat skandal keuangan yang terjadi. PCAOB
akan mengawasi akuntan profesional yang memiliki kemampuan untuk praktik di
luar SEC pada perusahaan besar yang sahamnya diperdagangkan di busa
saham AS. Hal ini berarti pengawasan ini akan mempengaruhi praktik kantor
akuntan publik (KAP) profesional berskala besar di seluruh dunia dan kebijakan
akuntansi yang diterima umum yang diterapkan di seluruh perusahaan tersebut
akan berpengaruh. CPAB akan memberikan audit berkualitas tinggi, memeriksa,
memberikan laporan dan sanksi bagi KAP yang melakukan audit terhadap
perusahaan penerbit surat berharga di Kanada.

Secara umum, tugas yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam
rangka mempertahankan:

Kompetensi di bidang keahlian.


Objektivitas dalam penawaran pelayanan.
Integritas dalam urusan dengan klien.
Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien.
Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
standar yang diharapkan.
28 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Dalam rangka mendukung aspek dari profesi yang terdiri atas kombinasi fitur,
tugas, dan hak, maka penting bagi suatu profesi bersangkutan untuk menyusun
seperangkat nilai atau prinsip-prinsip dasar yang dapat membimbing anggota
mereka, dan agar setiap profesional memiliki nilai-nilai probadi yang cocok atau
berkaitan dengan prinsip dasar tersebut.. Biasanya nilai-nilai pribadi yang
dikehendaki adalah kejujuran, integritas, objektivitas, kebijaksanaan, keberanian
untuk mempertahankan pendiriannya, dan karakter yang kuat agar dapat
menolak peluang-peluang menggiurkan yang sifatnya melayani atau
mengutamakan kepentingan diri sendiri atau orang lain daripada klien.

Harapan Masyarakat dari Seorang Akuntan Profesional

Seorang akuntan profesional, terlepas apakah dia terlibat dalam kegiatan auditing
atau menejemen, karyawan atau konsultan, diharapkan untuk menjadi seorang
akuntan sekaligus profesional. Itu berarti, seorang akuntan profesional
diharapkan memiliki keahlian teknis khusus terkait dengan akuntansi dan
pemahaman yang lebih tinggi di bidangnya dari[ada orang awam di bidang terkait,
seperti kontrol menejemen, perpajakan, atau sistem informasi. Selain itu, ia juga
diharapkan untuk menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan
profesional terkait tempatnya bekerja.

Fitur-fitur, Tugas-Tugas, dan Nilai-nilai dari Profesi Akuntansi:

Fitur-fitur
Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakat
Diperlukan pengetahuan dan skil yang luas
Karakter pelatihan dan skil yang diperlukan sebagian besar dalam hal
intelektual
Diawasi oleh organisasi yang keanggotaannya secara otomatis
mengatur diri sendiri
Akuntabel pada otoritas pemerintah
Tugas-tugas yang sengat penting untuk suatu hubungan fidusia

29 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku
kepentingan lainnya
Pengembangan dan pemeliharaan pengetahuan dan skil yang
diperlukan, termasuk skeptisisme/keilmiahan (pembawaan diri yang
mengarah pada keraguan terhadap fakta-fakta, orang atau institusi)
profesional
Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia oleh
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai yang bertanggung jawab
Pemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterima
Pemeliharaan reputasi sebagai profesi yang kredibel
Hak-hak yang diizinkan dalam kebanyakan yurisdiksi
Kemampuan untuk tampil/menawarkan diri sebagai seorang profesional
yang ditunjuk untuk memerankan jasa fidusia penting
Kemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa calon
Mengatur dan mendisiplinkan diri berdasarkan kode etik
Partisipasi dalam pegembangan praktik akuntansi dan audit
Akses ke beberapa atau semua bidang usaha akuntansi dan audit
Nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara hak-hak
Kejujuran
Integritas
Objektivitas, berdasarkan pada penelitian independen
Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisisme profesional
Kompetensi
Kerahasiaan
Komitmen untuk menempatkan kepentingan publik, klien, profesi, dan
atasan atau perusahaan sebelum kepentingan profesional sendiri

Dominasi Nilai Etis di atas Teknik-Teknik Akuntansi atau Audit

Kebanyakan akuntan menganggap bahwa penguasaan akuntansi atau teknik


audit adalah hal yang sangat penting sine qua non (merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan) dari profesi akuntan. Akan tetapi, hanya sedikit skandal
keuangan yang disebabkan oleh kesalahan penilaian tentang penerapan teknik
yang tepat atau pengungkapan terkait. Beberapa kesalahan dalam penilaian

30 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
berasal dari kesalahan penafsiran masalah akibat kompleksnya permasalahan
tersebut, selebihnya merupakan akibat dari kurangnya perhatian pada hal-hal
yang sifatnya etis, seperti kejujuran, integritas, objektivitas, kepedulian,
kerahasiaan, dan komitmen untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas
kepentingan diri sendiri.

Meskipun kelayakan teknis dapat mempengaruhi keputusan jangka pendek bagi


beberapa akuntan, namun dalam jangka panjang pertimbangan etika lebih
dominan. Apakah kepentingan profesi terpenuhi dengan baik setelah
mengadopsi metode-metode teknis tanpa memeriksa potensi konsekuensi
keseluruhan adalah suatu hal yang patut dipertanyakan.

Prioritas Tugas, Loyalitas dan Kepercayaan Dalam tugas Fidusia

Pasal 1 Undang-Undang Fidusia memberikan pengertian fidusia adalah


pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam
penguasaan pemilik benda.

Seorang akuntan profesional telah diberi hak untuk menyediakan jasa fidusia
yang penting bagi masyarakat karena dia bertanggung jawab untuk
mempertahankan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia. Seorang
akuntan profesional tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian, namun ia juga
diharapkan untuk mempraktikkan keahliannya tersebut dengan penuh
keberanian, kejujuran, integritas, objektivitas, kesungguhan dan keilmiahan,
kompetensi, kerahasiaan profesional, serta menghindari kekeliruan untuk
memastikan bahwa mereka yang mengandalkan keahlian tersebut dapat
memercayai bahwa kepentingan mereka telah mendapat perlakuan yang
selayaknya. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mempersempit rentang pilihan
untuk diterimanya suatu perlakuan akuntansi atau praktik audit, akuntan
profesional diharapkan untuk mematuhi Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum
(Generally Accepted Accounting Principles-GAAP) dan Standar Auditing yang
Diterima Umum (Generally Accepted Auditingt Standards-GAAS).

Keharusan untuk mematuhi nilai-nilai etika yang telah dibuat sebelumnya


dan juga GAAP sama pentingnya bagi akuntan profesional yang bekerja dalam

31 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
suatu manajemen, sebagai karyawan, atau sebagai konsultan sebagaimana bagi
mereka yang melakukan audit laporan keuangan. Jika seseorang ingin menjadi
seorang akuntan profesional, ia harus selalu siap untuk bertindak dengan
integritas setiap saat. Dia seharusnya tidak boleh terlibat dalam hal-hal yang
keliry atau yang sifatnya ilegal akibat dari sikap loyal yang salah arah terhadap
klien langsung atau atasan.

Para auditor secara khusus ditunjuk oleh pemegang saham atau pemilik
sebagai agen mereka untuk memeriksa aktivitas organisasi dan untuk
memberikan laporan mengenai kesehatan sistem keuangan dan kewajaran dari
laporan tahunan. Hal ini dilakukan untuk melindungi kepentingan pemegang
saham/pemilik dari sejumlah masalah, termasuk perlakuan amoral manajemen.
Laporan keuangan yang telah diaudit digunakan dan dijadikan pegangan baik
oleh pemegang saham saat ini dan pemegang saham prospektif, kreditor, serta
oleh pemerintah. Oleh karena itu, loyalitas auditor terhadap publik tidak boleh
lebih rendah dari loyalitas kepada pemegang saham saat ini, terutama pada pihak
manajemen organisasi.

Seorang akuntan profesional yang menghadapi pilihan yang sulit harus


menentukan pilihan itu, sehingga kepercayaan yang melekat dalam hubungan
fidusia dapat dipertahankan, pertama dengan masyarakat, dengan profesi
bersangkutan, dengan klien atau atasan, dan akhirnya dengan individu
profesional itu sendiri.

Kerahasiaan

Menjadi seorang akuntan profesional tidaklah mudah karena harus menjaga


kerahasiaan aspek-aspek klien atau atasannya meskipun ia tidak setuju dengan
itu. Misalnya, seorang profesional diberhentikan karena menolak untuk
memfigurkan piutang sebagai piutang lancar sehingga ia harus mencari
pekerjaan lain, tetapi tidak bisa menceritakan alasannya meninggalkan
atasannya terdahulu. Profesional tidak bisa mendiskusikan masalah-masalah
klien atau atasan dengan siapa pun yang terikat kode kerahasiaan.

Pada revisi Kode Etik tahun 2005, IFAC telah memperkenalkan kebutuhan
akan akuntan profesional untuk mengatasi situasi di mana terdapat konflik

32 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
diantara prinsip-prisip mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara
kerahasiaan dan kepentingan publik.Kode etik diantaranya menyarankan bahwa
akuntan profesional mempertimbangkan untuk mendapatkan nasihat profesional
dari badan profesional yang relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian
mendapat bimbingan tentang isu-isu etis tanpa melanggar kerahasiaan.

Implikasi-implikasi Layanan yang Ditawarkan

Penjaminan dan Jasa-Jasa Lain

Akuntan profesional telah mengembangkan jasa-jasa fidusia yang umum di


bidang akuntansi berikut ini:

o Akuntansi dan prinsip-prinsip, praktik, dan sistem pelaporan.


o Audit catatan akuntansi, istem, dan laporan keuangan.
o Proyeksi keuangan: Persiapan, analisis, dan audit.
o Perpajakan: Persiapan dokumen informasi wajib pajak dan saran.
o Kepailitan: Tugastugas wali dan saran.
o Perencanaan keuangan: Saran.
o Pengambilan keputusan: Fasilitasi melalui analisa dan pendekatan.
o Pengendalian Manajemen: Saran dan desain sistem.
o Urusan-urusan korporasi dan komersial: Saran dan umum.

AICPA membuat daftar 200 jenis jasa penjamin yang mungkin, kemudian disaring
hingga diproses jenis-jenis jasa penjaminan mengenai:

Penilaian resiko
Pengukuran kinerja bisnis
Kendala sistem informasi
Perniagaan elektronik
Pengukuran kinerja perawatan kesehatan
Perawatan khusus lansia, dsb.

Peraturan Independensi SEC dan IFAC

Hal yang tidak diantisipasi oleh Komite Khusus AICPA untuk pelayanan
verifikasi adalah ketidakmampuan anggotanya untuk mengelola konflik yang
melekat pada situasi konflik kepentingan yang muncul pada saat proses audit dan
33 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
jasa lainnya ditawarkan kepada klien yang sama, seperti yang terjadi pada Enron,
Arthur Andersen, dan WorldCom,

Batasan-batasan yang diperkenalkan SOX dan diperintahkan oleh SEC


melarang auditor dari salah satu perusahaan yang terdafatar di SEC, yaitu
perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di bursa saham AS untuk
melakukan audit atas pekerjaan dia sendiri atau melakukan pembelaan terhadap
klien. Hal ini bertujuan untuk menghindari situasi-situasi dimana penilaian
independen yang harus digunakan oleh auditor untuk dapat menilai dengan adil
posisi yang diambil oleh klien audit menyimpang dari komitmen utamanya yaitu
melindungi kepentingan publik.

Untuk menghindari risiko konflik kepentingan dalam audit perusahaan


besar, sehingga dapat melindungi kepentingan publik, SOX mewajibkan SEC
untuk melarang penawaran layanan-layanan non-audit yang akan merusak
independensi KAP kepada pendaftar SEC seperti:

1. Pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi


atau laporan keuangan klien audit
2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan
3. Jasa penilaian, pendapat terkait dengan kelayakan, atau laporan mengenai
kontribusi dengan nilai moneter, tetapi tidak untuk ditagihkan
4. Jasa aktuaria
5. Jasa alih daya (outsourcing) audit internal
6. Fungsi-fungsi manajemen atau sumber daya manusia
7. Pialang atau agen, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi
8. Layanan hukum dan layanan ahli yang tidak terkait dengan audit.

SEC juga mengambil kebijakan lain di luar pembatasan penawaran jenis jasa
tertentu, yang akan:

- Mengharuskan beberapa mitra yang memiliki perjanjian dengan tim audit untuk
digilir setelah tidak lebih dari lima atau tujuh tahun berturut-turut, tergantung
pada keterlibatan mitra dalam audit, terkecuali pada beberapa kantor akuntan
publik (KAP) kecil dapat dibebaskan dari ketentuan ini

34 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
- Menetapkan peraturan bahwa suatu KAP tidak akan independen jika anggota-
anggota tertentu dalam manajemen emiten itu merupakan anggota tim audit
KAP dalam periode satu tahun sebelum dimulainya prosedur audit
- Menetapkan peraturan bahwa seorang akuntan tidak akan independen dari
klien audit jika ada mitra audit menerima kompensasi berdasarkan
penugasan pengadaan mitra dengan klien untuk jasa lain selain audit, review,
dan layanan atestasi
- Mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada komite audit
emiten, termasuk kebijakan akuntansi kritis yang digunakan oleh emiten
- Komite audit emiten diharuskan untuk menyetujui sebelumnya semua jasa
audit dan non audit yang diberikan auditor pada emiten
- Mengharuskan pengungkapan pada investor segala informasi terkait dengan
jasa-jasa audit dan non-audit yang diberikan oleh auditor yang kemudian
auditor tersebut memperoleh bayaran atas jasanya.

Nilai Tambah Kitis oleh Seorang Akuntan Profesional

Kredibilitas adalah nilai tambah kritis yang dihasilkan oleh akuntan profesional
dalam pelayanan veriikasi terbaru dam juga yang standar. Secara khusus, nilai
tambah kritis seorang akuntan profesional terletak pada harapan bahwa layanan
apa pun yang ditawarkan akan didasarkan pada integritas dan objektivitas, dan
nilai-nilai ini selain standar kompetensi minimum yang dipastikan ada,
memberikan kredibilitas atau jaminan terhadap laporan atau kegiatan.

Standar Perilaku yang Diekspektasikan

Masyarakat mengharapkan bahwa akuntan profesional akan melakukan layanan


fidusia dengan kompetensi, integritas, dan objektivitas. Integritas sangat penting
karena memastikan bahwa apa pun layanan yang diberkan akan dilakukan
secara adil dan seksama. Objektivitas berarti kebebasan dari bias dalam
pemilihan dasar pengukuran dan pengungkapan, agar tidak menyesatkan
pengguna. Selain itu kejujuran dan kompetensi juga merupakan hal yang sangat
penting untuk nilai tambah kritis dari keterlibatan profesi, sehingga harus
dilindungi oleh profesi bersangkutan dalam rangka menjamin masa depan. Oleh

35 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
karena itu, organisasi akuntansi profesional berusaha untuk menyelidiki dan
mendisiplinkan anggota yang tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai etis.

Penilaian dan Nilai-nilai

Pentingnya Pertambahan Nilai

Sering kali yang terjadi adalah seorang profesional tidak cukup menyadari potensi
akibat dari dilema etika atau nilai-nilai yang tepat dalam melaksanakan tugasnya
secara benar. Selain itu, seorang profesional mungkin berbuat salah dalam
penilaiannya tentang potensi akibat dilema etika atau tentang keseriusan akibat
tersebut bagi mereka yang harus menanggung dampaknya. Oleh karena itu,
kredibilitas profesi ada pada nilai-nilai yang didukungnya, nilai-nilai etika pribadi
dan profesional dari masing-masing anggota, dan kualitas penilaian yang
digunakan.

Pembentukan Penilaian/Pertimbangan dan Nilai-nilai

Kohlberg berpendapat bahwa individu-individu melalui enam tahapan progresif


dalam pekembangan moral. Keenam tahap dan motivasi yang mengarah individu
untuk mengambil keputusan di tiap tahap dapat membantu dalam merancang
program pendidikan untuk mengekspos siswa pada enam tingkat tersebut.

Motif-motif yang mempengaruhi orang-orang pada enam tahap penalaran moral


Kohlberg:

Uraian Tahapan Motif Melakukan Hal Yang Benar

a. Prakonvensional Kepentingan diri sendiri


1. Kepatuhan Ketakutan akan hukuman dan
wewenang
2. Sifat angkuh-pegganti atau Penghargaan pada diri sendiri,
hanya pertukaran instrumental dan sosial terkait dengan diri seseorang
sendiri
Mari kita buat kesepakatan.

36 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b. Konvensional Kesesuaian
3. Penyelarasan interpersonal Ekspektasi peran dan persetujuan
dari
pihak lain.
4. Hukum dan tugas (tatanan sosial) Kesesuaian dengan peraturan moral
atau
peraturan-peraturan hukum dan
keterlibatan
c. Post-konvensional, autonomous, Kepentingan orang lain
atau berprinsip
5. Hak-hak umum individu dan Kepedulian terhadap orang lain dan
standar-standar yang diterima kesejahteraan sosial yang lebih luas
masyarakat
6. Prinsip-prinsip yang dipilih Kepedulian terhadap prinsip moral
atau
sendiri etika

SUMBER PEDOMAN ETIKA

Ada beberapa sumber panduan penting yang tersedia untuk akuntan


professional, antara lain kode etik dari badan professional akuntan, perusahaan
atau atasan akuntan. Namun, masukan lainnya juga harus diperhitungkan jika
memang sesuai, karena akuntan professional harus merespon badan atau
lembaga ekspektasi dan standar yang dibuat oleh berbagai organisasiakuntansi
professional di negara mereka sendiri dan di luar negeri bersama-sama dengan
penentu standar, regulator, pengadilan, politisi, pasar uang dan masyarakat
umum.

Ekspektasi perilaku dari akuntan professional telah dan akan diwujudkan


dalam:

1. Penentu standar (IFAC, PCACB, FASB, IASB, CICA, ICAEW, dan


sebagainya ; sedangkan di Indonesia ada GAAP dan GAAS)
2. Praktik-praktik standar yang dipahami secara umum

37 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
3. Studi penelitian dan artikel
4. Pedoman-pedoman regulator (SEC, OSC, NYSE, TSX, dan
sebagainya)
5. Keputusan pengadilan
6. Kode etik dari:
a. Perusahaan atau KAP
b. Badan Akuntansi Profesional Lokal
c. Internal Federation of Accountants (IFAC)

Tidak ada satu pun organisasi yang memiliki monopoli pada penciptaan
ekspektasi atau standar yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan professional
baik di Indonesia, AS, Kanada atau dimana pun. Ekspektasi standar etika
bagaimanapun bervariasi dari pengadilan ke pengadilan dan dari organisasi ke
organisasi. Untungnya, prinsip-prinsip dasar kode etik berlaku pada semua
organisasi, dan konvergensi pada prinsip-prinsip etika global, akuntansi, dan
standar audit memang menjanjikan untuk tercapainya satu standar umum kinerja.

KODE ETIK PROFESIONAL

Tujuan dan Kerangka

Kode etik professional dirancang untuk memberikan panduan tentang


perlakuan yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat
diterima secara berkualitas dan reputasi profesi tidak akan dinodai. Jika reputasi
ternoda, beberapa aspek hubungan fidusia telah dilanggar, dan pelayanan belum
dapat diberikan secara professional, atau mungkin juga berarti bahwa entah
bagaimana seorang anggota profesi telah menyinggung aturan masyarakat,
sehingga membawa nama profesi ke dalam keburukan dan dengan demikian
merusak kepercayaan public yang diperlukan agar para anggotanya dapat
melayani klien lain secara efektif. Agar efektif, kode etik perlu memadukan prinsip
prinsip mendasar dengan sejumlah aturan khusus.

Kerangka kerja khas kode etik untuk akuntan professional:

1. Pendahuluan dan tujuan

38 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
2. Prinsip dan standar fundamental
3. Peraturan umum
4. Pertauran khusus
5. Disiplin
6. Interpretasi peraturan

Prinsip dan Standar Fundamental

Seorang akuntan professional diharuskan:

a) Bertindak untuk kepentingan umum


b) Setiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya
untuk melayani kepentingan umum
c) Bekerja dengan integritas yang tinggi, objektif dan indpenden,
kompetensi professional, due care, skeptisisme professional serta
rahasia
d) Tidak dikaitkan dengan informasi yang menyesatkan atau keliru

Dan juga seorang akuntan professional harus mematuhi prinsip prinsip


dasar berikut :

a. Integritas, seorang akuntan professional harus tegas dan jujur


dalam semua keterlibatannya dalam hubungan professional dan
bisnis
b. Objektivitas, seorang akuntan professional seharusnya tidak
membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang
berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan penilaian
professional atau bisnis
c. Kompetensi Profesional dan Kesungguhan, seorang akuntan
professional memiliki tugas yang berkesinambungan untuk
senantiasa menjaga pengetahuan dan skill professional pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau atasan
menerima jasa professional yang kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik dan teknis. Seoang akuntan
professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar

39 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan
professional
d. Kerahasiaan, seorang akuntan professional harus menghormati
kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan
professional dan bisnis dan tidak boleh mengungkapkan informasi
tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik
kecuali ada hak serta kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi
rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis
professional seharusnya tidak boleh digunakan untuk keuntungan
pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga
e. Perilaku Profesional, seorang akuntan professional harus patuh
pada hukum dan peraturan terkait serta menghindar dari tindakan
yang bisa mendiskreditkan profesi

Peraturan Umum dan Khusus

Akuntan professional diharapkan untuk menerapkan prinsip-prinsip


fundamental dalam rangka melindungi kepentingan publik maupun kepentingan
profesi serta anggotanya sendiri. Ada hal-hal yang mendorong mereka pada
cakupan peraturan-peraturan umum dan khusus, seperti hubungan yang benar
antara para anggota atau organisasi dan pelaksanaan praktik professional.

Disiplin

Biasanya proses disiplin dimulai dengan keluhan yang diajukan pada


badan professional tentang perilaku etis dari anggota atau perusahaan. Secara
berurutan, keyakinan atas konsekuensi tuduhan hukum (penipuan,dan lain-lain)
juga dapat memicu proses disiplin. Pengaduan atau tuduhan hukum diselidiki
oleh staf, dan keputusan dibuat untuk mengajukan tuduhan atau tidak. Pengajuan
suatu tuduhan membutuhkan pemeriksaan untuk menentukan bersalah atau
tidak, dan proses pemeriksaan bisa sangat rumit. Hal ini dapat diselenggarakan
didepan kamera atau direkam atau didepan publik langsung. Hal ini dapat
melibatkan para pengacara bagi penggugat dan tergugat, dan pengadilan atau
panel untuk mendengarkan kasus, serta orang awam dari pihak luar untuk

40 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
memastikan bahwa prosedur dilakukan dengan benar dan kepentingan umum
terpenuhi.

Bila dinyatakan bersalah, maka reputasi seorang akuntan akan hilang.


Dalam dunia audit, kredibilitas adalah suatu hal yang paling dijaga oleh akuntan
professional karena hal itu merupakan bukti nilai opini audit mereka. Jika tanpa
kredibilitas, maka jasa audit akan sepi dari permintaan.

Interpretasi Aturan

Ketika akuntan profesional menemukan bahwa kekhawatiran muncul


dalam profesi akibat dari perdebatan tentang penerapan yang tepat dari sebuah
aturan, klarifikasi akan dikeluarkan dalam bentuk interpretasi. Interpretasi
merupakan addendum atau apendiks terhadap kode, yang dapat ditambahkan
ketika dibutuhkan dalam suatu kondisi.

MOTIVASI UNTUK PERUBAHAN PADA KODE-KODE PROFESIONAL

Tekanan yang telah datang pada profesi akuntansi adalah karena skandal
keuangan atau akuntansi yang telah mengikis keridnilitas profesi. Ada dua faktor
yang berbeda dengan motivasi di awal millennium baru, yaitu:

1. Peristiwa hancurnya Enron, Arthur Andersen dan Worldcom terjadi pada


saat kondisi ekonomi bagus, meskipun mereka menimbulkan suatu erosi
kredibilitas yang menurunkan kepercayaan dan kinerja perekonomian.
Pada perubahan ini menunjukan bahwa masalah etika dapat dan akan
memainkan peran yang lebih serius dan signifikan
2. Keinginan untuk konvergensi global atau harmonisasi standar untuk
memfasilitasi bisnis global dan arus modal merupakan pendorong
perubahan yang jauh lebih normal dari sebelumnya. Konvergensi dapat
menghasilkan standar yang lebih kuat dan berkesinambungan, perubahan
yang mungkin lebih cepat dari sekarang.

41 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
KODE ETIK PROFESIONAL YANG BERLAKU SAAT INI

Hukum yang berlaku di negara-negara industri utama dunia yang telah


dihasilkan dari keprihatinan, investigasi, komisi dan komite diakhir tahun 1980-an
telah berkumpul dalam prinsip-prinsip yang tertanam dalam Kode Etik IFAC.
Namun, proses perubahan baru-baru ini telah dimulai dan tidak ada kewajiban
untuk meniru secara persis Kode IFAC terutama jika ada perbedaan budaya atau
peraturan, maka layak untuk mempelajari perwakilan hukum dari AICPA dan
ICAO.

KEKURANGAN PADA KODE ATAU PERATURAN PROFESIONAL

Kekurangan yang dimiliki oleh kode etik professional antara lain:

a. Konsultasi tentang masalah etika mungkin memerlukan perekrutan


para penasihat hukum dari luar daripada konseling melalui asosiasi
professional. Ini menyebabkan baik professional dan profesi terlibat
dalam suatu resiko bahwa konseling yang kompeten akan
berlangsung dan tindakan yang sesuai akan diambil
b. Sebuah pelaporan yang adil, investigasi, dan proses pemeriksaan
tidak selalu ditunjukkan, jadi anggota tidak yakin untuk mengambil
langkah
c. Perlindungan tidak ditawarkan kepada seseorang yang
membongkar kejahatan dalam suatu organisasi
d. Sanksi sering tidak jelas dan penerapannya tidak didefinisikan

MASALAH BIASANYA TIDAK TERSELESAIKAN DALAM KODE ETIK


PERUSAHAAN

Beberapa masalah dalam kode etik perusahaan yang dihadapi oleh


karyawan maupun akuntan professional biasanya sering tidak terselesaikan.
Oleh karena itu, ketika suatu kode etik perusahaan sedang disusun ada beberapa
hal yang harus dihindari:

42 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
1. Konflik diantara kode kode

Terkadang, seorang professional atau karyawan lainnya


akan tunduk pada kode perusahaan dan juga kode-kode lain. Untuk
menghindari menempatkan orang dalam suatu perdebatan tentang
dilemma etika tentang kode mana yang harus diikuti, maka perlu
anjuran untuk berkonsultasi dengan petugas etika (ombudsman).

2. Konflik diantara kepentingan yang bersaing/pemangku kepentingan


perusahaan

Dalam sesi pelatihan jalur jalur konsultasi yang aman harus


tersedia agar tidak terjadi konflik antara kepentingan yang bersaing
dengan pemangku kepentingan perusahaan.

3. Kapan dan kepada siapa akuntan professional harus membeberkan


kejahatan organisasi
Sebuah jalur internal yang dilindungi untuk diskusi dan
pelaporan harus tersedia untuk akuntan professional. Seorang
atasan harus menyadari bahwa setiap akuntan professional
memiliki tugas professional untuk ditegakkan, yang dapat
menggantikan kesetiaan kepada atasan. Sebuah konsultasi sangat
dibutuhkan bagi para akuntan professional untuk membuat
keputusan.
4. Perlindungan yang memadai bagi seseorang yang mengungkapkan
kejahatan organisasi (whistle blower)
Pengaturan yang paling berhasil untuk membeberkan
kejahatan perusahaan yaitu pelaporan dengan penuh keyakinan
kepada individu otonom berpangkat tinggi atau kepada seseorang
yang melapor kepada orang berpangkat sangat tinggi dalam
organisasi.
5. Keputusan pelayanan yang melibatkan penilaian
Kode etik harus dibentuk agar tidak mengesampingkan
pelaksanaan nilai nilai seorang professional saat diperlukan untuk

43 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
penilaian yang harus dibuat. Dalam analisis akhir, pelaksanaan nilai
nilai sangat penting agar terselamatkan dari masalah etika.
Tantangannya adalah untuk mengembangkan kode dan budaya
yang tidak memaksa untuk meninggalkan nilai nilai pribadi
melainkan mendorong pengembangan dan pelaksanaan nilai-nilai
serta proses penilaian yang akan membantu pemegang saham
ketika benar-benar membutuhkan.

Konflik Kepentingan dan Standar Independensi Global

Salah satu aspek yang paling menyiksa dalam kehidupan seorang akuntan
profesional adalah pengakuan, penghindaran, dan/atau situasi pengelolaan
konflik kepentingan. Hal ini karena dalam situasi konflik kepentingan
mengandung ancaman untuk meruntuhkan alasan perlunya memiliki profesi
akuntansi untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan seorang akuntan
profesional akan diatur oleh penilaian independen yang difokuskan untuk
melindungi kepentingan umum.

Seorang akuntan profesional diharuskan oleh kode profesionalnya untuk


"menjaga dirinya dari pengaruh apa pun, kepentingan atau hubungan terkait
dengan urusan klien, yang mengganggu penilaian profesionalnya atau
objektivitasya, atau dalam pandangan pengamat yang logis akan merusak
penilaian profesional anggota atau objektivitas. Akibatnya, ada dua aspek
berbeda yang harus diingat realitas bahwa ada benturan kepentingan, dan
tampaknya salah satu akan menang. Oleh karena itu, definisi biasa/standar-
konflik kepentingan adalah setiap pengaruh, kepentingan, atau hubungan yang
dapat menyebabkan penilaian seorang akuntan profesional menyimpang dari
penerapan standar profesi untuk permasalahan klien-hanya mencakup hal-hal
terkait dengan konflik kepentingan yang dihadapi oleh akuntan profesional.

Seorang akuntan profesional harus melindungi klien atau atasan tetapi


tidak boleh ada pengorbanan apa pun, dan tidak jika kepentingan umum akan
dikesampingkan. Seorang akuntan profesional harus mematuhi seperangkat
aturan yang bertujuan untuk netralitas dan melindungi kepentingan umum-ia

44 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
seharusnya tidak boleh melayani kepentingan klien tertentu, kecuali kepentingan
publik juga dilayani. Jasa yang diserahkan oleh pemegang usia harus dapat
dipercaya, dan independen penilaian akuntan profesional sangat penting untuk
kepercayaan itu.

Perspektif Global menurut Kode IFAC

Tugas pada masyarakat, melayani kepentingan publik

Kesesuaian dengan prinsip fundamental, integritas,


objektivitas, kompetensi profesional dan kesungguhan,
kerahasiaan, perilaku profesional

Ancaman terhadap tindakan kepatuhan pada prinsip


fundamental, identifikasi, evaluasi, menghilangkan atau
mengurangi ancaman hingga tingkat yang dapat diterima
dengan menerapkan sistem pengamanan dan
menyelesaikan segala konflik dalam penerapannya

Ancaman (kepentingan diri sendiri, peninjauan diri sendiri,


advokasi, keumuman, intimidasi)
Pengamanan (kode profesional, pelathian, standar legislasi,
regulasi.

Kode IFAC menunjukkan bahwa akuntan profesional harus didedikasikan


untuk melayani kepentingan publik, dan hal ini dapat dicapai dengan memenuhi
prinsip-prinsip mendasar: Integritas, objektifitas kompetensi profesional dan
kesungguhan, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Hal ini tidak hanya
memerlukan pemahaman terhadap prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga
bagaimana untuk mengidentifikasi ancaman terhadap tindakan kepatuhan dan
menerapkan sistem pengamanan yang dapat menghilangkan, menghindari atau
mengurangi ancaman tersebut. Pada dasarnya pembahasan Kode IFAC tentang
ancaman terhadap tindakan kepatuhan pada prinsip dasar tidak hanya terkait
dengan kinerja, tetapi juga pada keseluruhan penampilan kinerja, yang dapat

45 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
mengurangi transmisi informasi yang efektif dan menurunkan reputasi profesi.
Hal ini memerlukan kewaspadaan profesi. terus menerus tentang keadaan yang
sebenarnya dari akuntan profesional, serta tentang independensi, Sebagaimana
dinyatakan dalam bagian 290.8 dari kode IFAC tahun 2005:

Independensi membutuhkan:

Independensi Pikiran

Keadaan pikiran yang memungkinkan ekspresi dari sebuah kesimpulan


tanpa dipengaruhi oleh pengaruh yang mengkompromikan penilaian profesional,
memungkinkan seorang untuk bertindak integritas dan menerapkan objektifitas
dan skeptisisme profesional.

Independensi dalam penampilan

Menghindari fakta-fakta dan keadaan yang sangat signifikan, sehingga


pihak ketiga yang masuk akal dan memiliki informasi, yang memiliki pengetahuan
mengenai semua info yang relevan, termasuk perlindungan yang diterapkan
secara logis akan menyimpulkan integritas, pbjektifitas atau skeptisisme
profesional atau tim penjaminan telah disetujui.

Kode IFAC menyebutkan lima kategori dasar ancaman atau konflik yang dapat
ruhi akuntan profesional dari bertindak untuk kepentingan kepentingan eninjauan
kembali karya/pekerjaan sendiri, membela posisi klien, diri sendiri, keakraban
dengan manajemen, direksi, atau pemilik perusahaan klien dan intimidasi oleh
manajemen, direksi, atau pemilik.

Keakraban dengan klien mungkin menciptakan ikatan antar pribadi yang


membuat seorang akuntan profesional tidak ingin mengecewakan atau
menyinggung teman dekat yang di antara mereka sudah terjalin hubungan akrab.
Akhirnya banyak kasus dimana manajemen senior perusahaan telah
mengintimidasi akuntan yang bekerja untuk perusahaan sehingga memaksa

46 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
untuk melakukan an kesalahan pengfiguran, hal ilegal, atau minimnya pilihan
akuntansi.

Ancaman terhadap Ketidakpatuhan Penilaian Independen

Kepatuhan terhdap prinsip-prinsip dasar mungkin terancam oleh beragam situasi.


Beberapa bentuk ancaman dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Ancaman kepentingan pribadi yang mungkin terjadi akibat akuntan profesional


atau kers. dekatnya sedang ada kebutuhan finansial atau kebutuhan lainnya;

b) Ancaman peninjauan kembali yang mungkin terjadi saat penilaian sebelumnya


perlu diulang oleh akuntan profesional yang bertanggung jawab atas penilaian
tersebut,

c) Ancaman advokasi yang mungkin terjadi ketika seorang akuntan profesional


mengajak suatu posisi atau pendapat ke titik yang objektivitas selanjutnya dapat
disetujui,

d) Ancaman keakraban yang mungkin terjadi ketika suatu hubungan yang dekat
dapat membrd seorang akuntan profesional menjadi terlalu bersimpati terhadap
kepentingan orang lain

e) Ancaman intimidasi yang mungkin terjadi saat akuntan profesional mungkin


terhalang untuk bertindak secara objektif karena ancaman, tindakan aktual atau
yang dirasakan.

Perlindungan dalam Mengurangi Risiko Konflik Kepentingan

Perlindungan yang dibuat oleh Profesi Perundangan, atau Peraturan. (kode


IFAC, section 100.12)

o Pendidikan, Pelatihan, Persyaratan pengalaman bagi pemula Melanjutkan


pendidikan
o Standar profesional, monitoring, dan proses disiplin Peninjauan ulang
laporan oleh pihak ketiga yang ditunjuk hukum terhadap dokumen yang

47 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
dikembalikan, serta komunikasi atau informasi yang dihasilkan oleh
akuntan profesional
o Peninjauan ulang oleh pihak ketiga terhadap sistem pengendalian mutu
perusahaan
o Undang-undang yang mengatur persyaratan independensi dari perusahaan

Perlindungan terhadap seorang Klien (kode IFAC, section 200.15)

o Penunjukkan auditor disetujui pula oleh selain manajemen


o Klien memiliki staf yang kompeten untuk membuat keputusan manajerial
o Prosedur internal untuk memastikan pilihan objektif dalam menjalankan
tugas-tugas tanpa jaminan
o Suatu struktur tata kelola perusahaan, seperti komite audit, yang
memberikan pengawasan dan komunikasi yang sesuai mengenai layanan
suatu perusahaan
(kode IFAC ,section 200.12)

o Perlindungan dalam Sistem dan Prosedur KAP Profesional itu Sendiri


Kepemimpinan yang menekankan pentingnya independensi, dan
ekspektasi untuk pelayanan tindakan yang mengutamakan kepentingan
umum
o Kebijakan dan prosedur untuk melaksanakan dan memantau kontrol
penugasan layanan verifikd
o kebijakan independensi yang terdokumentasi mengenai identifikasi dan
evaluasi ancaman terhadap independensi, aplikasi/penerapan usaha
perlindungan/pengumanan untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman tersebut hingga tingkat yang dapat diterima
o Kebijakan dan prosedur untuk memonitor dan mengelola ketergantungan
pada pendapatan dari klien verifikasi/ penjaminan tunggal

48 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
o Menggunakan mitra dengan jalur pelaporan yang terpisah untuk
penyediaan layanan non verifikasi/penjaminan untuk klien
penjaminan/verifikasi
o Enam lainnya yang sifatnya umum bagi perusahaan dan sembilan hal
khusus lainnya

Kerangka kode IFAC untuk penilaian Independen

Harus dilambil langkah yang sungguh-sungguh untuk menghindari


munculnya konflik, baik yang tampaknya berupa konflik maupun yang sudah jelas
merupakan konflik. Reputasi terlalu sulit dan mahal dipulihkan. Akibatnya,
sebagian besar perusahaan menggunakan beberapa teknik dalam manajemen
konflik kepentingan untuk meminimalkan potensi bahaya yang dapat muncul,
termasuk hal-hal berikut.

o kode perusahaan, sebagai tambahan terhadap kode badan-badan


profesional;
o sesi sesi pelatihan dan memo tentang penegakan manajemen
konflik/memo yang membangun;
o daftar klien dari semua lokasi untuk prosedur referensi dan pengunduran
49 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
diri yang menandakan non-investasi
o pengawasan perdagangan surat-surat berharga, khususnya yang
berkaitan dengan penerbitan surat berharga baru;
o firewall atau dinding tebal dan kuat untuk mencegah arus informasi di
dalam perusahaan;
o pelaporan dan konsultasi dengan pejabat senior;
o penghindaran;
o aturan untuk melayani klien dengan potensi kepentingan yang
bertentangan
o aturan untuk mengambil klien baru atau memberikan layanan baru dan
untuk pemutusan hubungan dengan klien

Jenis-jenis Konflik Kepentingan Berdasarkan Dampak pada Pemangku


kepentingan
Empat kategori terkait dengan dampaknya pada pemangku kepentingan:
o konflik kepentingan diri profesional sendiri dengan kepentingan pemangku
kepentingan lainnya
o konflik kepentingan diri professional dan beberapa pemangku kepentingan
lain dengan beberapa pemangku kepentingan lainnya
o kepentingan satu klien lebih diutamakan dibanding kepentingan klien
lainnya
o kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan lebih diutamakan
daripada kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan lainnya

Ruang Lingkup Aktivitas yang Terpengaruh

50 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Konflik Kepentingan Memengaruhi Layanan yang Ditawarkan
Kepentingan pribadi merupakan motivator yang sangat kuat dapat
merugikan klien, publik, dan pemangku kepentingan lainnya melalui penurunan
mutu layanan yang ditawarkan oleh akuntan profesional, apakah profesional
berperan sebagai auditor atau akuntan manajemen. Misalnya, keinginan untuk
memperoleh keuntungan dapat mengakibatkan layanan dilakukan di bawah
standar kualitas. Hal ini dapat terjadi dengan cara mempekerjakan staf junior atau
tidak terampil, atau jika staf tidak mendapat pengawasan yang memadai dari
senior, atau yang lebih mahal lagi oleh personel. Hal itu dapat menyebabkan
tekanan pada staf untuk meningkatkan jam kerja mereka meampaui tingkat yang
wajar, atau untuk mendorong staf untuk bekerja berjam-jam tetapi tidak membuat
taguhan pada klien atas total waktu yang dihabiskan.
Meskipun penurunan kualitas layanan jelas memengaruhi klien dan publik,
kondisi kerja seperti ini juga menyebabkan staf terlibat dengan masalah etika
yang sangat nyata tentang bagaimana bereaksi.
Seorang profesional mungkin tergoda untuk lowball fee quotations kepada
klien dalam upaya untuk memperoleh klien baru atau mempertahankan klien
lama. Perwujudan dari tarif rendah tersebut dapat menimbulkan dilema karena
51 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
harus memenuhi anggaran audit yang terlalu ketat, sehingga sekali lagi dapat
menyebabkan kualitas pelayanan di bawah standar atau tekanan.
Persahabatan, kemitraan, dan keinginan untuk melindungi pendapatan
yang ada atau mengumpulkan lebih banyak lagi dan prospek interaksi sosial
dalam bentuk pengaguman mungkin semua berdampak pada independensi.
Harus dipastikan bahwa akuntan profesional tidak menjadi terlalu bergantung
pada pendapatan dari satu klien, sehingga keputusan yang bertentangan dengan
kepentingan publik menjadi sulit dibuat.
Akuntan profesional harus terus menahan godaan untuk terfokus pada
pengembangan layanan dengan keuntungan yang besar dengan mengorbankan
layanan audit dengan margin rendah.

Konflik Kepentingan yang Melibatkan Penyalahgunaan Pengaruh

Keinginan yang besar dari seorang profesional untuk memperbaiki nasibnya


sendiri bisa mengarah pada penyalahgunaan pengaruh, sehingga menyebabkan
rusaknya independensi penilaian profesional tersebut.

Konflik Kepentingan yang Melibatkan Penggunaan atau Penyalahgunaan


Informasi (Kerahasiaan)

Penyalahgunaan informasi oleh akuntan profesional dapat merugikan


pemangku kepentingan yang lain dari sisi klien atau perusahaan yang terlibat.
Pembeberan informasi tersebut kepada publik atau pesaing akan berdampak
merugikan kepentingan klien, dan akan bertentangan dengan kepercayaan yang
diharapkan ada dalam hubungan fidusia. Dalam kasus auditor, ekspektasi untuk
adanya kepercayaan dan privasi sangat terkait penting dengan kesediaan klien
untuk mendiskusikan masalah sulitnya, yang berhubungan erat dengan audit,
untuk memperoleh pendapat auditor tentang bagaimana mereka akan dibahas
dalam laporan keuangan dan catatan.
52 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Satu isu yang tidak dapat dipahami dengan baik adalah konsekuensi dari
seorang akuntan profesional yang mengamati kerahasiaan tentang
penyimpangan yang dilakukan atasannya, dan diarahkan oleh kode profesional
untuk mengundurkan diri jika atasan tidak dapat diyakinkan untuk mengubah
perilaku mereka.

Contoh Kasus Etika: DILEMA SEORANG AKUNTAN

Daniel Potter bekerja sebagai staf akuntansi di Baker Greenlaf, satu dari 8 besar
KAP. Dalam mempersiapkan ujian CPA-nya, Dan belajar dengan teliti tentang
kode etik American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dan telah
secara menyeluruh mengakrabkan dirinya dengan pedoman profesi untuk hal-hal
moral. Dan telah mengganggap serius pedoman-pedoman itu, semua itu bukan
hanya merupakan bagian integral dari ujian audit, namun juga nampak baginya
sebagai martabat/kewibawaan mendasar yang mana setiap auditor independen
diwajibkan untuk mempertahankannya.

Karier pribadi Dan pun positif. Setelah lulus menjadi sarjana ekonomi dari
salah satu sekolah dalam asosiasi delapan universitas di Tenggara AS (Ivy
League), dia diterima di program pelatihan akuntan Sekolah Bisnis Acron, dan
disponsori oleh Baker Greenleaf. Antusiasme dan kemampuannya nampak jelas
sejak awal, dan dia cepat mendapat promosi melalui peringkat-peringkat dan
terdaftar untuk membantu merekrut para sarjana untuk bekerja di perusahaan.

Tugas baru Dan pun dimulai. Baker memerlukan audit khusus dan Baker
menempatkan orang-orang terbaiknya dalam pekerjaan itu, dan Dan sangat
bangga bisa diikutkan dalam tim untuk penugasan khusus itu. Oliver Freeman,
senior dalam proyek itu menugasi Dan untuk mengaudit anak perusahaan real
estate yang dimiliki secara penuh, yang telah membuat pusing Baker di masa
lalu. Saya ingin Anda menyelesaikan masalah yang kami miliki dengan anak
perusahaan itu, dan datang dengan opini yang bersih (yaitu konfirmasi bahwa
pernyataan klien disajikan secara adil) dalam satu bulan. Saya biarkan kamu
berpikir apa yang dirasa perlu dalam masalah ini.

53 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Beberapa kali dalam bulan-bulan ke depan antara Dan dan oliver terdapat
ketidaksepakatan mengenai isu-isu interpretif, namun ketika Dan mulai
menyadari betapa keras kepalanya Oliver, dia selalu tunduk pada opini
atasannya. Tiga hari sebelum masa audit berakhir, Dan menyelesaikan
dokumennya dan menyerahkan pada Oliver untuk ditinjau ulang. Dia menemukan
cukup banyak masalah, tetapi berhasil menyelesaikan kecuali satu: satu dari
properti real estate terbesar anak perusahaan dinilai dalam neraca sebesar $2
juta, dan perkiraan Dan sendiri tentang nilai tersebut adalah tidak lebih dari
$100.000. Properti itu merupakan struktur yang telah rusak di lingkungannya
yang tidak ditempati selama beberapa tahun. Dan mendiskusikan proposalnya
untuk mengurangi nilainya hingga $1.900.000 dengan para manajer anak
perusahaan, tetapi karena mereka merasa ada prospek yang bagus untuk
menyewakan properti tersebut dalam waktu dekat, mereka menolak untuk
menurunkan nilainya. Diskusi dengan klien telah berakhir pada titik ini, dan Dan
harus menyelesaikan ketidaksepakatan itu sendiri. Usaha dia menjadi ambigu,
dan tergantung pada bagaimana ia mendefinisikan laporan laba rugi menurut
peraturan AICPA dalam hal material, tiap perbedaan opini antara klien dan
akuntan publik yang memengaruhi laporan laba rugi hingga 3 % dianggap
material dan harus diperlihatkan dalam opini CPA. Laporan yang ia serahkan
pada Oliver Freeman berisi rekomendasi bahwa itu sebaiknya didokumentasikan
dengan syarat terkait dengan opini, yang mengindikasikan bahwa semua laporan
keuangan itu secara nalar mengacu pada $1.9 juta nilai penurunan yang
diperlihatkan dalam opini yang menyertainya. Setelah Freeman meninjau
dokumen Dan, dia memberikan tanggapan kembali dalam bentuk daftar hal-hal
yang harus dilakukan, yang merupakan prosedur normal di Baker Greenleaf.
Beberapa hal dalam daftar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keluarkan halaman dalam dokumen dimana anda memperkirakan nilai


properti tanah dan bangunan sebesar $100.000.
2. Perlihatkan opini bahwa propert tanah dan bangunan tersebut telah
dievaluasi secara benar oleh anak perusahaan.
3. Hilangkan sebutan yang mengacu pada opini dan diganti dengan
opini yang bersih.

54 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Dan langsung menanggapi daftar itu bahwa ia tidak akan mengubah penilaiannya
karena hal itu jelas-jelas melanggar apa yang dia ketahui dari membaca
peraturan-peraturan akuntansi. Sore itu, Oliver dan Dan bertemu dalam ruangan
tertutup dan Oliver menyatakan bahwa Ia(Oliver) tidak ingin ada masalah dalam
audit ini dan Dan bertanggung jawab untuk adanya opini bersih. Masalahnya
tidak material bagi klien (konsolidasi) dan opini anak perusahaan hanya akan
digunakan secara internal. Lagipula tidak ada yang membaca ataupun peduli
pada laporan keuangan ini.

Dan menekankan kembali bahwa hal ini merupakan masalah kepentingan


dari sisi integritas profesional dan legalitas/keabsahan. Dan terus
mempertanyakan keetisan dari menerbitkan opini bersih. Dia memahami
sepenuhnya akan pentingnya audit ini dan menunjukkan kesetiaannya pada
Baker Greenleaf dan Oliver, tetapi meski demikian ia percaya bahwa itu berarti
memintanya untuk menerbitkan evaluasi palsu.

Beberapa hari kemudian, Dan mengetahui bahwa Freeman telah


menarik analisa dari dokumen dan menggantinya dengan opini bersih. Dia juga
menerbitkan evaluasi yang negatif tentang kinerja Daniel Potter dalam audit. Dan
tahu ia memiliki hak untuk melaporkan insiden ini pada konselor partner atau ke
departemen SDM, namun Dan lebih menginginkan untuk membawa isu ini pada
dewan peninjau independen dalam perusahaan, tetapi Baker Greenleaf tidak
punya dewan seperti yang dimksud. Bagaimanapun, evaluasi negatif tidak akan
bertahan, arogansi Oliver atas staf juniornya akan tetap berlangsung dan pada
dokumen-dokumen itu akan tetap ada nama Dan, kecuali dia memberitahukan
insiden itu pada seseorang. Dia pun tidak sepenuhnya yakin tentang apa yang
harus ia lakukan, namun visi Senator Metcalf tentang perlunya nasionalisasi terus
menghantuinya.

Analisa atas kasus ini:

1. Pihak-pihak yang terlibat:


KAP, yaitu Baker Greenleaf.
Akuntan, yaitu Oliver Freeman.
Klien

55 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
2. Isu-isu penting:
Konflik Kepentingan, yaitu adanya konflik kepentingan antara
perusahaan (manajemen) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Baker
Greenleaf, dimana manajemen mengharuskan akuntan (KAP) untuk
memberikan laporan audit dengan opini bersih, padahal hal tersebut
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dimana sebenarnya auditor
menemukan suatu temuan yang nilainya material dan dapat
mempengaruhi proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan
keuangan perusahaan klien. Dalam hal ini manajemen memiliki
kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri.
Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah istilah umum untuk menjelaskan
bagaimana sejumlah organisasi telah memperlihatkan bahwa mereka
sudah memenuhi misi yang mereka emban. Seorang akuntan atau
auditor harus dapat mempertanggungjawabkan bahwa laporan
keuangan yang disusun oleh perusahaan sudah dibuat sesuai dengan
PABU dalam rangka memberikan keyakinan atas asersi laporan
keuangan entitas.
Disclosure. Disclosure memiliki arti tidak menutupi atau
menyembunyikan dimana jika dikaitkan dengan laporan keuangan,
disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus
memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil
aktivitas suatu unit usaha. Dalam kasus ini, perusahaan klien melanggar
peraturan PSAK no 1 (di Indonesia) mengenai Penyajian Laporan
Keuangan dimana dalam PSAK 1 menyebutkan bahwa perusahaan
harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) secara lengkap. Perusahaan klien tidak melakukan
pengungkapan yang sebenarnya atas nilai properti atas tanah dan
bangunan pada anak perusahaan induk sehingga dapat menyesatkan
pengguna laporan keuangan.
Independensi.
Independensi dalam perencanaan audit berarti bebas dari pengar
uh
manajemen dalam menerapkan prosedur audit, menentukan sasar

56 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
an dan ruang lingkup audit. Dalam kasus ini, KAP termasuk salah satu
akuntannya (Oliver) tidak bersikap independen dalam memberikan
audit pada perusahaan klien sehingga mengeluarkan opini audit yang
tidak seharusnya. Hal ini mungkin saja karena:
1. Terdapat hubungan istimewa antara KAP atau auditor dengan klien.
2. Terjadi pembatasan sifat dan ruang lingkup audit.
3. Konflik kepentingan antara auditor dengan klien.
Etika. Pada umumnya, beretika dalam tempat kerja memastikan diri
bertindak sesuai dengan prinsip salah-benar yang diterima umum
ditempat kerja. Etika adalah masalah yang berkaitan dengan prosedur
pengambilan keputusan berdasarkan integritas yang mengarah pada
keputusan dan pekerjaan seseorang dalam suatu perusahaan. Etika
dalam tempat kerja biasanya meliputi kewajiban moral, kejujuran, tidak
melakukan kecurangan, bekerja dengan baik, dan tidak
menyalahgunakan tanggung jawab. Pada kasus ini etika KAP menjadi
pertanyaan karena KAP bersama dengan akuntan (Oliver) KAP Baker
Greenleaf melanggar etika yang telah diatur dalam Kode Etik Profesi
Akuntan seperti yang telah dikeluarkan oleh IAPI, SEC, AICPA, dsb
terkait isu-isu mengenai etika seperti isu integritas, independensi,
objektivitas,dsb sebagaimana yang diatur dalam Kode Etik Profesi
Akuntan.

3. Kode Etik yang dilanggar:

Berdasarkan Kode Etik Profesi Akuntan yang dikeluarkan oleh Ikatan


Akuntan Publik Indonesia (IAPI), ada beberapa kode etik yang dilanggar,
diantaranya :

1. Seksi 110.1 tentang Prinsip Integritas, dimana Oliver selaku senior


auditor bertindak tidak jujur atas laporan audit yang terjadi kesalahan
material tersebut dengan membuat opini audit yang tidak sesuai.
2. Seksi 120.1 tentang Prinsip Objektivitas, dimana KAP dan auditornya
terdapat unsur-unsur subjektivitas, benturan kepentingan atau
pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain yang mempengaruhi

57 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pertimbangan profesional dalam memberikan opini tentang kewajaran
laporan keuangan klien.
3. Seksi 150.1 tentang Perilaku Profesional, dimana KAP dan auditor
(Oliver) tidak mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku serta berbuat hal yang dapat mendiskreditkan profesinya
sebagai akuntan publik. Hal ini dapat mengakibatkan terciptanya
kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional yang memiliki
pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat
menurunkan reputasi profesi.

4. Saran & Rekomendasi yang sebaiknya dilakukan:


Hal yang harus dilakukan oleh Dan adalah tetap berpegang teguh
terhadap peraturan dan etika yang berlaku terhadap auditor dimana Dan
tetap harus bersikap independen meskipun ada paksaan atau tekanan dari
seniornya tersebut. Karena Independensi auditor harus terjaga dari awal
hingga akhir proses audit apapun yang terjadi. Tetapi jika tekanan tersebut
telah mengganggu Dan secara terus menerus dan membuatnya tidak
nyaman atau bahkan seperti kasus tersebut seniornya tetap mengeluarkan
opini audit yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka Dan dapat
melaporkannya kepada Komite Audit terlebih dahulu untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut karena keindependensian yang dimiliki komite
audit sangatlah terpercaya dan terlindungi. Namun karena perusahaan
klien tidak memiliki Komite Audit, maka hal ini perlu menjadi perhatian
apakah perusahaan klien merupakan perusahaan yang go public atau
tidak, karena perusahaan yang go public wajib memiliki Komite Audit
dalam struktur organisasi perusahaannya sebagaimana diatu dalam UU
No 40 Th 2007 pasal 121 ayat 1 Tentang Perseroan Terbatas.
Jika perusahaan klien merupakan perusahaan go public dan tidak
memiliki Komite Audit maka auditor (Dan) dapat melaporkan
kepada BAPEPAM yang sekarang adalah Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) selaku badan yang mengeluarkan Surat Edaran Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal) No: SE-03/PM/2000 yang berisi

58 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap Emiten dan
Surat Direksi BEJ (Bursa Efek Jakarta) No: Kep. 339/BEJ/07-2001.
Jika perusahaan klien bukan merupakan perusahaan go public
maka Dan selaku auditor yang tidak setuju dengan perilaku
menyimpang KAP dan atasannya, maka dia bisa mengundurkan diri
dari KAP dan tetap bisa mempertahankan integritas dan
objektivitasnya.

Modul 3 Managing Ethics Risks and


Opportunities
Ethics Risk & Opportunity Identification & Assessment
Pengakuan terbaru dari kebutuhan untuk akuntabilitas perusahaan kepada
stakeholder telah membawa pengakuan konsekuensi bahwa sistem
pemerintahan modern perlu mencerminkan memuaskan kepentingan
stakeholder. Kepuasan para pemangku kepentingan, pada gilirannya, didasarkan
pada menanggapi pada kinerja perusahaan untuk kepentingan masing-masing
kelompok pemangku kepentingan dari siapa perusahaan ingin dan butuh
dukungan untuk mencapai tujuan strategis. Dalam konteks ini, perhatian pada
resiko etika dan kesempatan yaitu karena risiko tidak memenuhi harapan
pemangku kepentingan yaitu mengarahkan pada sebuah potensi kehilangan
dukungan untuk memenuhi tujuan perusahaan, dan melebihi harapan mengarah
pada kesempatan untuk menggalang dukungan. Ini membutuhkan banyak lebih
luas kerangka untuk penilaian risiko dari apa yang kebanyakan perusahaan telah
terapkan.

Agar adil, telah terjadi tumpang tindih dalam pendekatan penilaiaan


risiko tradisional dengan pendekatan risiko etika/penilaian kepentingan
pemangku kepentingan (ERSIA). Namun demikian, bahkan dalam kasus-kasus
59 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
tumpang tindih, fokus dari pendekatan non-ERSIA dan pola pikir para penyelidik
belum seluas seperti yang sekarang muncul, karena fokus sudah berada
pada apa yang penting dari perspektif pemegang saham, daripada perspektif
pemangku kepentingan.Tanpa dukungan perspektif pemangku kepentingan,
penyelidik mungkin tidak mengenali risiko yang dapat menyebabkan kerugian
dukungan atau peluang bagi penciptaan dukungan yang didasarkan pada
keunggulan kompetitif atau perhatian kepentingan pemangku
kepentingan lainnya.

Limitations with Traditional Enterprise Risk Management (ERM)


Approaches
Manajemen risiko telah menjadi konsep yang umum digunakan sejak akhir 1990-
an, ketika bursa saham utama terdaftar sebagai salah satu hal yang direksi
diperlukan untuk mengawasi. Namun, manajemen risiko, seperti yang biasanya
dipraktekkan, jarang melibatkan pemeriksaan penuh risiko etika dan peluang.
Ada fokus yang tumbuh pada hal-hal yang berhubungan dengan penipuan, tapi
ini tidak terlalu jauh untuk mencegah hilangnya reputasi dan dukungan pemangku
kepentingan.
Selama tahun 1990-an, perusahaan terdepan mempekerjakan beberapa bentuk
manajemen risiko, tetapi kebanyakan perusahaan lain tidak. Sarbanes-Oxley Act
2002 (SOX) menyatakan manajemen risiko secara efektif membuat bagian
integral dari kepemimpinan yang baik ketika membawa reformasi pemerintahan
untuk SEC perusahaan pendaftar diseluruh dunia dan melahirkan perkembangan
serupa di banyak yurisdiksi lain. Pasal 404 dari SOX, misalnya, yang ditujukan
untuk penilaian risiko dan pencegahan, mengharuskan perusahaan untuk
mengetahui efektivitas sistem pengendalian internal mereka sehubungan dengan
pelaporan keuangan, dan CEO, CFO dan auditor harus melaporkan dan
menyatakan efektivitas itu.

Review wajib pengendalian intern melibatkan perbandingan sistem korporasi


dengan kerangka pengendalian internal diterima seperti yang dikembangkan
untuk Enterprise Risk Management (ERM) oleh Committee of Sponsoring
Organizations (COSO). Kerangka COSO ERM seperti yang tertera dibawah ini
menilai bagaimana suatu entitas mencapai tujuannya pada empat dimensi.

60 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Dalam setiap kategori tersebut, kerangka ERM melibatkan delapan komponen
yang saling terkait mengenai cara manajemen menjalankan perusahaan dan
bagaimana mereka terintegrasi dengan proses manajemen.

Etika dan budaya perusahaan yang etis terlihat memainkan peran penting dalam
pengendalian pengaturan lingkungan, dan dengan demikian menciptakan sistem
pengendalian internal ERM berorientasi efektif dan mempengaruhi perilaku yang
dihasilkan. Akibatnya, review COSO ERM berorientasi akan memeriksa pola di
atas, kode etik, kesadaran karyawan, tekanan untuk memenuhi tujuan realistis
atau tidak tepat, kesediaan manajemen untuk mengesampingkan pengendalian
yang didirikan, kode kepatuhan dalam penilaian kinerja, pemantauan efektivitas
sistem pengendalian intern , program whistle-blowing, dan tindakan perbaikan
dalam menanggapi kode pelanggaran.

FOCUS: HOW DOES AN ENTERPRISE ACHIEVE ITS OBJECTIVES?

DIMENSION
STRATEGIC OPERATIONS REPORTING COMPLIANCE
COMPONENT
Internal Environment
Objective Setting
Event Identification
Risk Assessment
Risk Response
Control Activities
Information &
Communication
Monitoring

Namun, beberapa perusahaan melakukan pendekatan manajemen risiko dalam


kerangka manajemen risiko etika penuh digunakan untuk mendukung era baru

61 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
akuntabilitas pemangku kepentingan dan pemerintahan. Tergantung pada
organisasi, manajemen risiko tradisional berfokus pada isu-isu dari perspektif
dampak keuangan mereka pada pemegang saham, dan tidak memasukkan
dampak nonfinansial pada pemangku kepentingan.

Misalnya, lembaga keuangan cenderung berfokus pada risiko keuangan, seperti


kebangkrutan peminjam, atau risiko kerugian atas pinjaman dan investasi
derivatif. Perusahaan lain telah berfokus pada risiko bisnis yang luas, seperti
yang tercakup dalam studi terbaru oleh Institute of Internal Auditors (IIA) atau
dalam studi bersama yang diterbitkan oleh AICPA dan CICA.

Bahkan dalam pendekatan tradisional, dampak keuangan yang difokuskan pada


pendekatan ERM telah ada ketergantungan kesalahan pada auditor eksternal.
Beberapa direksi dan eksekutif telah diduga bahwa auditor eksternal mereka
yang meninjau untuk risiko, akan membawa risiko ditemukan ke perhatian
manajemen dan / atau direksi. Kepercayaan ini, bagaimanapun adalah salah
tempat.

Meskipun, sebagai bagian dari audit, auditor eksternal meninjau pengendalian


internal perusahaan dan kadang-kadang beberapa risiko bisnis, mandat audit
eksternal yang normal yaitu memerlukan perhatian hanya jika risiko yang
ditemukan akan mengakibatkan salah saji material dari hasil usaha atau posisi
keuangan perusahaan. Selain itu, karena auditor eksternal hanya melakukan
pengujian, mereka tidak diharapkan untuk menemukan setiap masalah. Selain
itu, sampai periode fiskal yang dimulai pada atau setelah tanggal 15 Desember
2002, mereka tidak diharapkan untuk melihat serius untuk penipuan. Itu dicatat,
bagaimanapun, bahwa tidak pernah ada persyaratan untuk auditor eksternal
untuk mencari dan melaporkan setiap risiko etika atau peluang.

Pernyataan baru Standar Auditing (SAS 99), yang dirilis oleh AICPA dalam
menanggapi kasus Enron dan WorldCom, dan Sarbanes-Oxley Act 2002,
menggambarkan bagaimana auditor eksternal telah diarahkan ke arah
pengungkapan penipuan besar, pemeriksaan, dan pelaporan. Secara khusus,
SAS 99 mengharuskan:

62 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Diskusi wajib dan tukar pendapat antara tim audit dari dan tentang potensi
dan menyebabkan untuk salah saji material dalam laporan keuangan
karena penipuan sebelum dan selama audit.
Pedoman yang harus diikuti mengenai pengumpulan data dan
pemeriksaan prosedur untuk mengidentifikasi risiko penipuan.
Penilaian wajib dari risiko penipuan berdasarkan faktor risiko yang
ditemukan, dan di bawah anggapan manajemen yang telah direvisi yang
dianggap tidak salah, sebagai berikut:
Menduga biasanya bahwa ada risiko manipulasi pendapatan
karena penipuan dan melakukan investigasi.
Selalu mengidentifikasi dan menilai risiko bahwa manajemen bisa
tidak memperdulikan pengendalian sebagai risiko penipuan.
Peningkatan standar untuk pemeriksaan, dokumentasi, dan melaporkan
langkah-langkah audit yang diambil untuk memastikan agar manipulasi
tidak terjadi.
Langkah-langkah lain, termasuk:
Dukungan dari penelitian tentang penipuan
Pengembangan kriteria antipenipuan dan pengendaliannya.
Alokasi 10 persen dari kredit CPE untuk penelitian penipuan.
Pengembangan program pelatihan pencegahan penipuan untuk publik.
Menggerakan pendidikan antifraud di universitas, menggunakan materi
yang sesuai.

Bahkan setelah adopsi reformasi SOX, auditor eksternal akan mencari penipuan
dan / atau kelemahan dalam pengendalian yang akan menimbulkan salah saji
material dari laporan keuangan. Mereka biasanya tidak akan diharapkan untuk
mengejar risiko non-keuangan yang tidak material atau lainnya atau peluang.
Dengan kata lain, mereka biasanya tidak diharapkan untuk meningkatkan semua
risiko etika atau peluang dengan manajemen atau Komite Audit, atau komite lain
atau dewan. Akibatnya, direksi dan manajemen eksekutif, yang bertanggung
jawab untuk memantau semua risiko etika, harus merancang proses
pemeriksaan secara in-house atau review, atau secara khusus kontrak dengan
pihak luar yang ditunjuk untuk melakukan ulasan mereka.

63 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Ethics Risk & Opportunity Identification & Assessment
Risiko dan peluang identifikasi dan penilaian etika dapat dilakukan dalam
beberapa cara, tetapi pendekatan tiga-fase yang disajikan dalam gambar di
bawah menawarkan pendekatan yang komprehensif.

Tahap 1 dari proses identifikasi risiko dan penilaian etika, harus dimulai dengan
identifikasi pemangku kepentingan utama korporasi dan kepentingan mereka
menggunakan urgensi, legitimasi, dan kerangka kekuasaan dan analisis
pengaruh dinamis. Setelah selesai langkah ini, peneliti harus memiliki
pemahaman proyeksi dimana masalah kepentingan pemangku kepentingan yang
sensitif dan penting dan mengapa.

Selanjutnya, penyidik harus mengkonfirmasi proyeksi ini dengan berinteraksi


dengan perwakilan pemangku kepentingan dan dengan kelompok pemangku
kepentingan yang penting. Ini akan menunjukkan kepedulian terhadap
kepentingan mereka dan membuka dialog yang sebaiknya membangun
kepercayaan yang dapat membantu jika ada masalah timbul kemudian. Pada
akhir proses konsultasi dengan pemangku kepentingan yaitu konfirmasi harapan
stakeholder yang penting untuk kinerja selanjutnya.

64 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Pada tahap 2, yaitu harapan penting pemangku kepentingan, peneliti harus
mempertimbangkan kegiatan korporasi mereka dan menilai risiko yang tidak
sesuai atau peluang melebihi harapan. Ketika mempertimbangkan apakah
harapan telah terpenuhi, perbandingan harus dilakukan dengan input yang
relevan, output, kualitas, dan variabel kinerja lainnya.

Selain itu, perbandingan seharusnya terbuat dari kegiatan perusahaan dan


harapan pemangku kepentingan menggunakan six hypernorm value yang
universal dihormati di kebanyakan budaya: kejujuran, keadilan, kasih sayang,
integritas, dapat diprediksi, dan tanggung jawab. Jika kegiatan perusahaan
menghormati/menerapkan nilai-nilai ini, ada kesempatan baik bahwa kegiatan
tersebut juga akan menghormati harapan stakeholder penting perusahaan, dalam
dan luar negeri, sekarang dan di masa depan.

Akhirnya, perbandingan kegiatan perusahaan dan harapan harus di nilai kembali


dari perspektif dampak potensial pada reputasi korporasi. Menurut model Charles
Fombrun di mana reputasi tergantung pada 4 faktor - kepercayaan, kredibilitas,
keandalan, dan tanggung jawab - kerangka kerja yang bisa membantu untuk
mengatur perbandingan diperlukan.

Tahap 3 melibatkan penyusunan laporan yang dihasilkan dalam proses.


Kebutuhan perusahaan tertentu harus mendikte sifat dari laporan yang disajikan,
tetapi harus dipertimbangkan resiko etika dan peluang untuk setidaknya laporan
berikut oleh:

Grup pemangku kepentingan


Barang atau jasa
Tujuan perusahaan
Hypernorm value
Pengendali reputasi

Kumpulan ini akan memberikan data yang akan memungkinkan direksi dan
manajemen eksekutif untuk memantau risiko etika dan peluang, untuk
merencanakan menghindari dan mengurangi risiko, dan secara strategis
memanfaatkan peluang.

65 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Seorang pejabat perusahaan yang signifikan, seperti petugas etika perusahaan
atau petugas CSR, harus dibebankan dengan tanggung jawab yang sedang
berlangsung untuk memantau asumsi dan masukan terhadap risiko etika dan
identifikasi peluang dan model penilaian dan pelaporan kepada subkomite yang
relevan dari dewan secara periodik. Membiarkan turun penjaga perusahaan pada
pengawasan terus ini bisa memiliki konsekuensi yang sangat serius, seperti
perusahaan General Motor, Ford, dan Chrysler telah menemukan hubungan
terhadap Toyota di bidang produk ramah lingkungan, seperti hybrid gas / mobil
listrik.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kewarganegaraan Korporat

Korporasi telah dianggap secara hukum bertanggung jawab hanya untuk


pemegang saham atau pemilik, tetapi dalam kenyataannya mereka juga secara
strategis bertanggung jawab kepada berbagai pemangku kepentingan yang
lebih luas jika mereka ingin menggalang dukungan yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan strategis. Sejauh ini, pergeseran paradigma sedang
berlangsung, dari akuntanbilitas kepada pemegang saham menjadi
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.

Akibatnya, organisasi semakin tertarik pada apa yang pemangku kepentingan


harapkan dari mereka dan bagaimana mereka bekerja dan dianggap bekerja
sesuai harapan untuk meningkatkan dukungan pemangku kepentingan. Ada
juga investor, direksi, eksekutif dan karyawan yang dari perspektif altruistik,
tertarik pada kinerja organisasi mereka mengenai hal-hal non-keuangan. Kedua
kelompok orang dari perspektif instrumental dan orang-orang dari
perspektifaltrustik tertarik dalam rencana dan kinerja tanggung jawab
perusahaan (corporate social responsibility) dari suatu organisasi atau
sebagaimana beberapa orang memilih untuk memfigurkannya dengan istilah
warga koperasi.

Tujuan Organisasi untuk CSR

Untuk mengembangkan rencana atau kerangka kerja yang komprehensif untuk


CSR suatu organisasi harus mempertimbangkan tujuan strategis baik sebagai
sebuah operasi dan bagaimana ia ingin tampil sebagai warga korporasi, budaya

66 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
perusahaan yang akan dihadapi operasi perusahaan dan kepentingan
pemangku kepentingan baik di lingkungan dalam negeri dan luar negeri.

Membangun Kerangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Inisiatif baru sedang dikembangkan untuk membantu dengan keterlibatan


pemangku kepentingan dalam perencanaan perusahaan dan keputusan,
mengatur kegiatan perusahaan dan membuat laporan tentang mereka dan
melakukan audit atas apa yang dilakukan korporasi dan pelaporannya.

Pedoman Pelaporan Keberlanjutan dikembangkan oleh Global Reporting


Initiative(GRI)- sebuah usaha kerja sama dari berbagai pihak termasuk badan
akuntansi profesional menawarkan kerangka laporan yang paling komprehensif
dan instruktif bagi mereka yang sedang mempertimbangkan meningkatkan
perencanaan, pengiriman dan pelaporan CSR atau Corporate Social
Performance(CSP). Pedoman GRI sedang disempurnakan terus menerus.

Kerangka CSR dapat dikembangkan dari ISO 26000 Guidance on Social


Responsibility yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional dengan standart
ISO 1 November 2010. Sedangkan pedoman GRI G3 berfokus pada model
laporan, ISO 26000 berfokus pada sifat CSR dan bagaimana organisasi dapat
menyiapkan untuk berkontribusi terhadap pengembangan yang cocok untuk
menempatkan ISO sebagai tujuan keseluruhan dari CSR.

Pengukuran Kinerja CSR

Pengukuran CSR dapat mengambil banyak bentuk.Terdapat banyak organisasi


yang tingkat CSR dari banyak perusahaan dan daftar kriteria mereka dapat
digunakan sebagai arahan dalam membangun serangkaian langkah-langkah
yang tepat.

Pengukuran Anticipatory:

Survey tingkah laku karyawan


Survey pelanggan atau pemegang saham
Evaluasi oleh pembeli atau meminta komentar pelanggan
Penilaian media komentar

67 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Monitoring CSR

Setelah pengukuran CSR telah diidentifikasi, data dikumpulkan dan laporan


terbentuk langkah berikutnya adalah memantau bagaimana korporasi berbuat.
Seperti skema pengukuran pada umumnya, perbandingan dapat membantu
dengan:

Tujuan Strategis faktor kunci keberhasilan


Organisasi serupa
Alternatif praktik terbaik untuk pembandingan
Standar terpublikasi seperti yang diuraikan sebelumnya
Statisktik dan rata-rata industri
Manajemen dengan target tujuan
Hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya

Pelaporan CSR

Korporasi yang berangkat dari sebuah program pengukuran CSR perlu


mempertimbangkan bagaimana mereka akan melaporkan kinerja dan apakah
laporan akan dibuat secara internal saja atau tersedia untuk umum. Laporan
internal dapat mengambil beragam bentuk tetapi harus berfokus pada tujuan
kinerja program.

Baru-baru ini, beberapa organisasi telah membuat dan menerbitkan standar


untuk laporan CSR. Mereka saat ini sedang menguji dan menyempurnkan
ciptaan mereka dan akan memodifikasi mereka lebih lanjut. Oleh karena itu,
akan menjadi bijaksana untuk mengikuti hal-hal sebagai berikut.

GRI melibatkan kerangka pelaporan yang komprehensif (G3) yang


meliputi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial yang sedang
dikembangkan oleh sekelompok global termasuk pemangku kepentingan
aktivis lingkungan, akuntan dan tokoh terkemuka lain.
AccountAbility, grup Inggris Raya sedang mengembangkan kerangka
pelaporan berkelanjutan (AA1000) yang memberikan pedoman tentang
68 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
bagaimana, menetapkan proses akuntanbilitas sistematis dan bagimana
menjamin bahwa sistem, proses dan kompetensi yang mendasarinya
bisa memenuhi Standar Assurance AA1000 tersebut.
Akuntanbilitas Sosial (Social Accountability-SA) dan Audit (Social
Accountanbility Audit-SAA) telah mengembangkan SA8000, sebuah
sistem komprehensif dan fleksible untuk mengelola kondisi tempat kerja
yang etis di seluruh rantai pasokan global dan SAI sebuah sistem audit
kinerja SA8000

Laporan publik menjadi lebih umum. Pelaporan kinerja etika dapat:

Meningkatkan kesadaran akan isu-isu etis dalam sebuah organisasi


Memberikan dorongan bagi karyawan untuk mematuhi tujuan etis
Menginformasikan pemangku kepentingan eksternal
Meningkatkan citra perusahaan

Perusahaan-perusahaan besar merilis laporan kinerja etika kepada masyarakat


dengan frekuensi yang lebih besar secara terus menerus. Laporan tersebut
dapat berupa beberapa paragraf dalam laporan tahunan dan mungkin saja atau
mungkin tidak secara spesifik diidentifikasi sebagai laporan kinerja etis.

Assurance Audit Laporan CSR

Penyebaran dari apa yang disebut audit laporan CSR telah dikembangkan,
khususnya di Eropa. Inisiatif Eropa dalam perlindungan lingkungan dan melalui
Internasional Standards Association (ISO) telah memiliki pengaruh perilaku
mengarahkan di perusahaan dan telah mewajibkan pengungkapan publik atas
kinerja lingkungan. Akibatnya banyak individu dan beberapa akuntan publik
besar dan perusahaan lainnya telah terlibat dalam membuktikan laporan yang
diterbitkan.

Adalah memungkinkan bagi perusahaan untuk membuat laporan audit CSR


oleh personel perusahaan sendiri. Staf audit internal dapat digunakan mungkin
pula menggunakan manajer dari divisi lain dari perusahaan.

Pikiran Penutup

69 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Akuntanbilitas strategis perusahaan untuk pemangku kepentingan manajer dan
akuntan profesional telah menjadi begitu jelas sehingga akan menjadi picik bagi
suatu organisasi jika tidak mengembangkan konsep yang efektif tentang
kewarganegaraan korporat dan program yang efektif dari tanggung jawab sosial
perusahaan.

Etika di Tempat Kerja

Harapan untuk perilaku etis di tempat kerja telah berubah pada beberapa
dimensi. Contohnya tindakan yang diambil dapat tidak memuaskan minat
pemilik perusahaan tindakan tidak harus mempertimbangkan minat karyawan.
Mereka umumnya harus mengolongkan kepentingan karyawan setingkat atau
lebih tinggi dari majikan. Keseimbangan pertimbangan pasti telah pindah dari
suatu kepentingan majikan satunya model untuk model minat karyawan dan
majikan. Majikan tidak bisa lagi melakukan apapun yang mereka inginkan dalam
hal karyawan.

Contoh sebagai berikut:

Karyawan tidak dapat dipecat karena alasan emosional seperti iseng


atau penyimpangan pribadi. Alasannya harus spesifik seperti yang
berkaitan dengan ketidakmampuan karyawan dalam bekerja.
Karyawan tidak dapat dipekerjakan karena berdasarkan faktor
kekeluargaan, agama, jenis kelamin dan beberapa faktor lainnya.
Diskriminasi gender biasanya kasus ini memutuskan berdasarkan apa
orang menerima perhatian yang tidak diinginkan untuk percaya menjadi
kasus bukan pada apa yang orang (sering manajer atau pemilik )
memberikan perhatian yang tidak diinginkan percaya harus masuk akal.
Karyawan diharapkan untuk mengamati status legal atau peraturan
tentang jaminan keamanan untuk karyawan dari beberapa situasi yang
sering dihadapi termasuk kurangnya privasi dan kesopanan.

Selama proses perubahan, beberapa kepentingan karyawan atau hak telah


memperkuat relatif terhadap hak majikan:

70 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Kemampuan untuk melaksanakan hati nurani seseorang seperti tidak
mencemari, tidak mengambil resioko terhadap kesehatan atau
keselamatan atau hal lainnya dan membicarakan kebenaran yang
menyimpang.
Menghormati privasi dan martabat karyawan
Perlakuan jujur
Kesehatan dan keamanan di lingkungan kerja
Lingkungan kerja sipil

Hak Karyawan

Sejak awal 1970-an telah ada kesadaran yang meningkat atas hak-hak pekerja
yang layak lebih dihormati relatif dibanding hak-hak dari majikan yang
sebelumnya telah menjadi pemahaman. Sebagai contoh, hak-hak majikan telah
berubah majikan tidak bisa lagi memerintahkan karyawan untuk mencemari,
mengambil risiko atas kesehatan atau keselamatan mereka atau orang lain atau
tidak mengatakan apa-apa ketika kebenaran itu terdistorsi. Beberapa hak yang
berubah menjadi dilindungi oleh undang-undang baru, sementara yang lain
telah dipengaruhi oleh kasus-kasus hukum umum, kontrak serikat buruh dan
praktik perusahaan yang telah sensitif terhadap tekanan pemangku
kepentingan.

Privasi dan Martabat

Hak majikan untuk mencari seorang karyawan Amerika Utara untuk mengakses
informasi pribadi yang diinginkan atau untuk mencari properti apapun telah
menjadi dikurangi. Masyarakat Amerika Utara kini mendukung posisi dimana
hak pribadi lebih penting daripada atasan kecuali dapat ditunjukan bahwa dalam
keadaan tertentu, kepentingan atasan adalah wajar, sah dan bisa diterima
secara moral. Misalnya dalam daerah lokal kebanyakan tidak diterima untuk
menempatkan kamera pengintai di kamar mandi kecuali jika ada ancaman
terhadap kehidupan dan kesehatan seperti serangan kekerasan atau transaksi
obat bius.

71 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Perusahaan terdepan mulai mendokumentasikan kebutuhan untuk
memperpanjang privasi dan martabat untuk penyediaan lingkungan kerja sipil.
Perilaku sipil meliputi:

Memperlakukan yang lain dengan martabat, kesopanan, rasa hormat


dan bertanggungjawab
Berbicara dengan suara yang pass yang pantas sesuai lingkungannya
Menghormati orang lain dihadapannya meskipun kamu tidak setuju
Mengatur masalah orang lain dengan rasa hormat dari pada melalui jalur
kompromi

Tingkah laku yang tidak beradap meliputi:

Berteriak
Kasar, agresif, atau kekerasan pemakaian bahasa terhadap individu atau
orang lain
Menggunakan benda untuk tindakan kekerasan
Membanting pintu
Melempar benda
Menghina, merendahkan, berkelahi atau mengintimidasi orang lain
Mengomentari sesorang secara verbal atau tertulis
Membicarakan lelucon yang tidak pantas

Perlakuan yang adil

Diskriminasi dianggap tidak etis dan dianggap ilegal jika ia melibatkan usia, ras,
gender dan preferensi seksual. Selain itu, umumnya orang berpendapat bahwa
harus ada peluang yang sama untuk pekerjaan dan upah yang sama untuk
pekerjaan yang sama khususnya bagi perempuan dan minoritas. Banyak
perusahaan terkemuka kini yang berusaha untuk mempekerjakan representasi
yang cukup sebagian dari tenaga kerja mereka yang mencerminkan populasi di
mana mereka beroperasi.

Karena itu ketika mempekerjakan karyawan pertanyaan yang tidak


berhubungan dengan kemampuan karyawan dalam pekerjaan harus dihindari
seperti:

72 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Status pernikahan
Kewarganegaraan
Umur
Agama
Kecacatan kecuali orang itu mengungkapkannya dan kemudian menjadi
pantas untuk ditanyakan seperi bagaimana dia bertanggungjawab atas
pekerjaannya.
Tahanan kecuali ada demonstrasi bisnis dimana karyawan harus terlibat
Kondisi keuangan kecuali masih ada kaitannya dengan pekerjaannya
Pertanyaan pribadi

Lingkungan Kerja Sehat dan Aman

Keseimbangan antara hak-hak pekerja dan pemilik telah bergeser ke titik yang
dianggap etis bagi para pekerja untuk mengharapkan bahwa kesehatan dan
keselamatan tidak akan masuk akal jika dikompromosikan. Mereka harus tahu
apa risiko yang dihadapi dan banyak yuridiksi telah menciptakan hukum berhak-
tahu untuk memastikan bahwa organisasi membuat informasi tentang bahan,
proses berbahaya dan perawatan tekait siap diakses.

Kemampuan untuk Menjalankan Suara Nurani seseorang

Seperti dicatat di tempat lain, argumen bahwa pekerja hanya melakukan apa
yang diperintahkan untuk melakukan tidak lagi menyediakan perlindungan bagi
pekerja di banyak wilayah yuridiksi sehingga pekerja harus menjalankan suara
nurani sendiri. Konsep loyalitas buta adalah sesuatu yang tidak banyak
karyawan akan merasa nyaman dengannya dalam kasus apa pun. Mereka akan
lebih memilih untuk mengutarakan masalah mereka dan berbicara menentang
polusi atau kejahatan lainnya, tetapi mereka sering dicegah dari melakukannya
dengan kehati-hatian mereka sendiri karena takut mengambil risiko
menimbulkan kemarahan dari rekan kerja atau manajer.

Kepercayaan dan Maknanya

Hanya baru-baru ini para peneliti mulai mendokumentasikan apa yang telah
dilihat oleh pemilik dan manajer yang berpandangan jauh ke depan. Seperti

73 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
disebutkan sebelumnya, etika organisasi secara langsung berkaitan dengan
bagaimana para pemimpin dirasakan, apakah ada kepercayaan yang cukup
bagi karyawan untuk berbagi ide tanpa takut kehilangan pekerjaan atau rasa
hormat dari rekan kerja dan manajer mereka dan apakah mereka percaya
bahwa organisasi layak mendapatkan loyalitas dari kerja keras.

Keseluruhan Manfaat

Banyak ahli dan praktisi yang sukses berpegang pada keyakinan bahwa melihat
cara karyawan memandang perlakuan perusahaan terhadap mereka
menentukan apa yang mereka pikirkan tentang program etika perusahaan.
Akibatnya, jika suatu organisasi ingin karyawan untuk mengamati seperangkat
nilai-nilai etika perusahaan, para pekerja harus yakin bahwa organisasi tersebut
benar-benar melakukan apa yang dikatakannya dan harus ada tingkat
kepercayaan yang memungkinkan kerpecayaan ini berkembang.

Fraud & White Collar Crime


Salah satu tantangan yang dihadapi semua organisasi adalah kemungkinan
karyawan melakukan tindakan yang tidak etis seperti penipuan dan kejahatan
kerah putih. Eksekutif diharapkan untuk memastikan bahwa mereka mengambil
langkah-langkah wajar untuk membimbing, mempengaruhi, dan mengendalikan
karyawan yang mungkin memiliki kecenderungan untuk terlibat, dan auditor
eksternal diharapkan waspada untuk masalah yang mungkin timbul. Pengalaman
telah menyatakan bahwa pemahaman tentang keadaan yang menyebabkan dan
memungkinkan penipuan dan kejahatan kerah putih, dan motivasi untuk itu,
memberikan dasar yang berguna untuk tindakan pencegahan. Dalam rangka
memberikan pemahaman mengenai penipuan dari motivasi penipu kerah putih,
kasus Walt Pavlo, yang merupakan bintang di MCI menjadi contoh dalam kasus
kejahatan dan yang merupakan kunci dari penipuan senilai $ 6.000.000 di MCI.

Walt Pavlos Motivation & Rationale for Fraud as MCIs Star (The Fraud
Triangle and Fraud Diamond A Framework for Understanding Fraudsters)

74 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Akuntan investigasi dan forensik menggunakan kerangka yang membantu untuk
mengetahui penyebab kecurangan yaitu The Fraud Triangle dan ekstensinya
yaitu The Fraud Diamond untuk mengidentifikasi penipuan dan situasi yang
memiliki potensi untuk terjadinya penipuan. Potensi terjadinya penipuan
digambarkan pada suatu fungsi yang terdiri dari tiga faktor berikut: need -
keuangan atau sebaliknya, opportunity - pengendalian yang buruk atau budaya
yang teralalu agresif, dan kemauan dan kemampuan untuk merasionalisasi
(rationalize) perbuatan curang. The Fraud Diamond menambahkan faktor
keempat, yaitu kemampuan (capability) atau pengetahuan (knowledge).
Analisis mengenai faktor-faktor tersebut dapat menggunakan kerangka
tambahan yaitu Maslows Hierarchy of Needs dan Heaths Seven Rationalizations
of Unethical Behavior.
Walt Pavlo Story Brief Version
Walt Pavlo bergabung di MCI pada tahun 1992, dan dengan cepat menjadi
pimpinan keuangan. Walt meninggalkan MCI pada tahun 1996, dan akhirnya
mengundurkan diri pada awal 1997. Selama empat tahun setelah itu Ia terlibat
dalam beberapa penipuan di MCI dan pada pelanggan yang berkaitan dengan
MCI.
Walt ditangkap pada Januari 2001, mengaku bersalah dengan kasus pencucian
uang dan penipuan kabel. Dia dijatuhi hukuman 41 bulan penjara, dan
diperintahkan untuk membayar lebih dari $ 5,7 juta dalam bentuk restitusi kepada
MCI, AT & T, dan BTI. Selain itu, bank memenangkan penghakiman $ 5.500.000.
Walt akhirnya masuk penjara selama 24 bulan, dan bebas pada tahun 2003.
Understanding Fraudster Motivation Maslows Hierarchy of Needs

75 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Maslow menegaskan bahwa kebutuhan individu dapat dikategorikan, dan akan
ditanggapi dalam urutan prioritas dari bawah piramida. Ada peneliti yang tidak
setuju dengan urutan prioritas ini, dengan alasan banyak contoh di mana
kebutuhan di puncak piramida dikarenakan pengaruh kuat dari orang-orang di
bagian bawah. Meskipun demikian, kategorisasi Maslow secara luas dihormati
dan berguna untuk memahami kebutuhan manusia, dan dapat diterapkan pada
pemahaman motivasi penjahat kerah putih dan penipu.

Keinginan Walt menunjukkan bahwa ia termotivasi oleh kebutuhan uang untuk


mempertahankan keluarganya (kebutuhan fisiologis), dan dengan keamanan
kerja (kebutuhan keamanan). Selain itu ia ingin mendapatkan rasa hormat dari
bosnya dan karyawan lainnya di MCI. Ketika tiba saatnya untuk membuat
program anjak piutang, ia menandatangani jaminan pembiayaan untuk bank
tanpa menanyakan saran terlebih dahulu pada atasannya karena dia ingin
merasa seperti dia benar-benar berkontribusi - dia ingin merasakan nikmatnya
pemenuhan atau aktualisasi diri.
Atasannya tentu dimainkan pada kebutuhan Walt untuk afinitas. Walt berada
pada pengaruh kebutuhan di semua tingkatan. Hanya dia bisa mengatakan yang
kategori, atau tingkat mana - ego, sosial, atau fisik kebutuhan memainkan peran
dominan.

Understanding the Rationalization of Fraud Heaths Seven


Rationalizations
Heaths Seven Rationalizations of Unethical Actions
Penyangkalan terhadap tanggung jawab
Penyangkalan terhadap kesalahan
Penyangkalan terhadap korban

76 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Penghukuman
Menarik untuk loyalitas yang tinggi
Orang lain melakukannya
Hak
Perilaku Walt Pavlo ini sesuai dengan Heaths Seven Rationalizations. Dia hanya
menerima pesanan atas ketidakjujuran akuntansi yang dipimpinnya, dan bahwa
orang lain yang lebih tinggi jabatannya membayar bertanggung jawab untuk
menentukan apakah tindakan yang terlibat etis atau tidak. Demikian pula, ketika
mempertimbangkan uang ia mengalihkan, ia menyatakan bahwa "Anda tidak bisa
mencuri, apa yang mereka tidak akan mendapatkan" menunjukkan bahwa ia tidak
percaya bahwa ada cedera yang nyata yang disebabkan oleh tindakannya. Selain
itu, Walt mengambil posisi bahwa dengan menyembunyikan keadaan
sebenarnya dari kredit macet MCI, ia mendukung pembelian yang tertunda,
sehingga membantu manajemen eksekutif dan pemegang saham saat ini untuk
mendapatkan harga yang baik untuk saham mereka daripada membuat mereka
korban kejahatannya.
Dia juga memandang uang yang membantu meluncur dari pelanggan pokrol MCI
(yang dia anggap tidak etis) adalah "keramaian tanpa korban" karena mencuri
dari penjahat dan penipu.

Walt mulai menyadari bahwa ia tidak diakui untuk pekerjaan yang baik dan bahwa
ia telah mengambil keuntungan karena dia harus mempekerjakan staf yang
melaporkan kepadanya untuk lebih dari dia dibayar. Dengan menuntut bahwa ia
"membuat nomor nya" dalam hal menyembunyikan keadaan sebenarnya dari
kredit macet, Walt percaya bahwa dia sedang diminta untuk melakukan hal yang
mustahil. Akibatnya, ia menyalahkan manajemen eksekutif senior dan
perusahaan pada umumnya. Dia merasa bahwa perusahaan yang berutang
padanya, dan bahwa dia berhak untuk membantu dirinya dengan terlibat dalam
penipuan. Dia mengambil pandangan bahwa banyak manajemen eksekutif senior
yang tahu apa yang sedang terjadi dan menutup mata untuk bersembunyi dari
ukuran masalah kredit macet. Ia percaya mereka tahu bahwa akuntansi dan
pelaporan sistem yang berantakan - lubang hitam sesungguhnya - dan

77 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
mengambil keuntungan dari itu. Dia beralasan jika orang lain melakukannya,
mengapa dia tidak?
Walt membenarkan beberapa perilakunya dengan kesetiaannya kepada
keluarganya. Dia mengatur rencana untuk membelikan ayahnya sebuah
perusahaan, dan bagi keluarganya untuk memiliki gaya hidup yang lebih tinggi.
kesetiaannya kepada keluarga lebih diutamakan daripada loyalitas kepada MCI.

Opportunity & Capacity to Commit Fraud

Meskipun mungkin ada keinginan untuk melakukan kecurangan, dan tindakan


yang dapat dirasionalisasi, tetapi juga harus ada peluang dan kapasitas atau
pengetahuan untuk mengetahui kecurangan dengan tingkat risiko yang dapat
diterima pada saat tertangkap dan dihukum berat.

Dalam kasus Walt, ia memandang sistem akuntansi MCI sebagai lubang hitam
sesungguhnya "mutlak berantakan". Laporan yang tidak akurat, dan tidak ada
yang tampaknya keberatan. Tidak ada pengendalian yang jelas atas akurasi
posting pada akun yang benar. Tidak ada satu pun, selain Walt, telah mengambil
waktu untuk memahami sifat dasar dan substansi ekonomi Kemajuan Cepat dan
skema lain yang sedang diberlakukan. Akhirnya nilai perekonomian palsu dibuat
dalam laporan keuangan MCI dihapus dalam jumlah yang besar dengan
melakukan write-off yang dikaitkan dengan masalah lain. Jelas, manajemen
senior tidak melakukan peran pengawasan dengan baik, budaya organisasi tidak
mendukung whistle-blower dan mereka tidak didorong untuk maju, dan fungsi
audit internal tidak efektif.

Kelemahan ini menjadi sebuah kesempatan bagi Walt yang sedang mencari dan
berkeyakinan bahwa ia tidak akan tertangkap. Dia sangat rentan ketika salah satu
bos nya atau salah satu dari rekan dalam penipuan mengatakan kepadanya
"tidak perlu khawatir tentang hal itu sekarang." Mungkin itu juga menjadi
keyakinannya bahwa ia bisa mengendalikan situasi, sehingga tidak akan tahu.
Pada akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak bisa mengendalikan rekannya yang
serakah, dan dia kehilangan pandangan dari kenyataan bahwa ia telah merobek
bank tidak hanya menipu. Kedua hal salah tafsir itu kembali menghantuinya.

78 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Pada akhirnya, Walt tidak dapat mengendalikan jalan licin. Walt seharusnya lebih
bijaksana mencurigakan di awal ketika ia mendengar: "Aku akan membuatnya
bernilai saat itu milik Anda". Dia harus mendengarkan Ralph McCumber, bos
pertamanya yang ia idolakan, yang memiliki kemampuan tajam "pendeteksi
omong kosong" dan gemar mengatakan: "Jangan membuat janji Anda tidak bisa
tepati".

Lessons Learned
Kerangka kerja ini juga harus dipertimbangkan ketika merencanakan untuk atau
melembagakan insentif dan reward sistem baru karena mereka memberikan
peluang untuk pengenalan tekanan disfungsional. Demikian pula, ketika menilai
kinerja staf pengawas, itu akan berguna untuk mempertimbangkan menggunakan
kerangka kerja untuk menilai apakah metode motivasi yang digunakan,
sedangkan produktif dalam jangka pendek, yang berpotensi berbahaya dalam
jangka panjang. Akhirnya, untuk menjamin kesadaran dan pengetahuan tentang
kerangka kerja yang memadai, penggunaannya harus dibahas dalam sesi
pelatihan pengawasan. Seorang supervisor peka, misalnya, harus dapat bendera
merah dan memperbaiki rasionalisasi berpotensi berbahaya yang digunakan oleh
karyawan.

Analisis yang disajikan di sini menunjukkan betapa rapuhnya sistem akuntansi


kepada karyawan yang berniat mengambil keuntungan. Hal ini juga jelas bahwa
beberapa orang selain Walt menduga bahwa sesuatu yang tidak benar terjadi,
tetapi mereka tidak mempertanyakan atau melaporkan kekhawatiran mereka. Ini
karena budaya perusahaan MCI tidak mendorong pertanyaan tersebut atau
whistle-blowing. Bahkan, ia menerima dan mendorong budaya manipulasi
daripada perilaku etis. Ada keuntungan pasti menerapkan budaya perusahaan
yang etis dengan mekanisme whistle-blowing, dan untuk menanamkan harapan
kepatuhan dengan budaya perusahaan yang etis dari awal kerja serta
memperkuat harapan tersebut secara berkala.

Selain itu, ada mikro-budaya militer seperti, di mana karyawan diharapkan untuk
mengikuti perintah daripada menggunakan hati nurani mereka sendiri. Meskipun
ini terlihat menarik dalam jangka pendek, secara manfaat jangka panjang yaitu
79 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
mencegah dari munculnya kembali kecurangan dan menimbulkan risiko bagi
perusahaan secara keseluruhan.

Akhirnya, analisis kegiatan Walt menggarisbawahi kebutuhan untuk


menanamkan keprihatinan etika dalam aspek strategis dan operasional
perusahaan, dan memiliki seorang pejabat senior perusahaan yang ditunjuk
khusus untuk menangani etika dalam perusahaan maupun di masing-masing
divisi yang signifikan dari perusahaan itu. Pemantauan kekhawatiran ini harus
menjadi fungsi berkelanjutan penting dari sebuah komite dari dewan direksi.
Hanya dengan mengintegrasikan keprihatinan etika ke dalam struktur tata kelola
perusahaan dapat mengelola risiko etika dan peluang secara efektif.
INTERNATIONAL OPERATIONS

Ketika setiap perusahaan beroperasi di luar pasar dalam negeri, bimbingan


normal telah ditawarkan kepada karyawan harus mempertimbangkan hal-hal
terkait :

Bagaimana praktik operasi pasar yang biasa akan berdampak terhadap


ekonomi dan budaya
Apakah praktik asing lokal yang berbeda-beda, seperti pemberian hadiah
luas atau bahkan penyuapan, harus didukung atau dilarang
Reaksi terhadap perubahan-perubahan oleh para pemangku kepentingan
dalam negeri dan terutama oleh para pemangku kepentingan utama,
termasuk pelanggan besar dan pasar modal

Dampak terhadap Ekonomi Lokal dan Budaya

Perusahaan multinasional mungkin memiliki dampak yang signifikan pada


budaya lokal daripada tidak di dalam negeri. Mereka harus hati-hati untuk tidak
memiliki dampak yang tidak menguntungkan di aspek lokal dari :

1. Pasar ketenagakerjaan :

Tingkat Upah

80 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Ketersediaan Pasokan

2. Bahan baku dan pasar input lainnya

3. Politik dan proses hukum

4. Adat dan Sosial Keagamaan

Konflik antara Budaya Domestik dan Budaya Asing

Mungkin masalah yang paling sulit muncul ketika nilai-nilai para pemangku
kepentingan utama perusahaan berbeda dengan yang ada di daerah lokal
negara asing. Perbedaan dicatat dalam media dalam beberapa tahun terakhir
ini termasuk :

Persetujuan penyuapan (Asia Tenggara)

Penggunaan pekerja anak (Republik Dominica, Asia Tenggara)

Penggunaan tenaga kerja budak

Kondisi tenaga kerja yang tidak sehat

Perlakuan terhadap wanita

Dukungan dari rezim represif melalui lokasi operasi (apartheid, Cile, Sudan)

Kurangnya kebebasan berserikat

Menghormati lingkungan

Berurusan dengan anggota keluarga

Sering kali, perusahaan menematkan operasi di suatu negara hanya karena


ingin mempunyai akses ke tenaga kerja murah, biaya perlindungan lingkungan
lebih rendah, atau kurangnya birokrasi pemerintah, dan diundang untuk datang
oleh politisi lokal yang melakukan kebisaannya dengan bujukan.

81 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Penyuapan, Pembayaran Untuk Memfasilitasi

Sebuah pembayaran memfasilitasi biasanya nominal dan dibuat untuk


mempercepat hasil yang akan juga terjadi dengan waktu yang cukup. Suap
biasanya lebih besar dari nilai nominal, dan tanpa itu hasil yang diinginkan tidak
akan terjadi. Kedua pembayaran dimaksudkan untuk memengaruhi hasil, tetapi
beberapa pengamat percaya bahwa pembayaran memfasilitasi memiliki
konsekuensi etis lebih rendah daripada suap. Kedua jenis pembayaran
melanggar hukum, tergantung pada yuridiksi.

Harus jelas bahwa uang pelicin atau suap merupakan sesuatu yang bermasalah
untuk alasan lain selain melawan hukum :

Menambah biaya operasi barang dan jasa


Meruntuhkan praktik pembelian berdasarkan prestasi di suatu
negara/perusahaan
Mempertaruhkan kemungkinan konsekuensi negatif dari kelompok-kelompok
pemangku kepentingan apabila mereka tahu
Ketidakmungkinan menegakkan kinerja (mendapatkan kontrak) setelah suap
dibayar
Ketidakmungkinan menguji efektifitas tenaga penjualan
Menunjukkan kepada karyawan di perusahaan multinasional tempat lain,
bahwa suap dapat diterima tidak peduli apapun yang termuat dalam kode etik
Menunjukkan kepada pencari uang suap tempat lain bahwa suap mungkin
dilakukan jika mereka meminta

Akibatnya, beberapa perusahaan multinasional telah melarang pemberian suap


atau pembayaran memfasilitasi. Semua perusahaan harus memiliki kebijakan
membayar suap dan pembayaran memfasilitasi, daripada membiarkan
karyawan mengambil keputusan sendiri tentang kapan pembayaran dapat
dilakukan.

Konflik Budaya yang Jelas dengan Melarang pemberian Hadiah, Suap,


atau Pembayaran Memfasilitasi

82 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Dalam beberapa budaya, khususnya di Asia Tenggara, Cina dan Jepang, ada
tradisi panjang pemberian hadiah untuk menumbuhkan hubungan jangka
panjang yang memfasilitasi transaksi bisnis. Selain itu, telah secara popular
dipercaya bahwa perusahaan tidak dapat melakukan bisnis di beberapa
Negara, kecuali mereka melakukan pembayaran untuk para pejabat. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa jika perusahaan ingin melakukan bisnis di
pasar tertentu, penyuapan atau pembayaran memfasilitasi menjadi diperlukan.
Namun demikian, beberapa perusahaan mampu melakukan bisnis tanpa
pembayaran tersebut, terutama karena produk atau jasa mereka sangat baik.
Contoh : Allis Chalmers dan Citibank

Imajinasi Moral
Pedoman Praktik Etika
Konsultasi Sebelum Tindakan

CRISIS MANAGEMENT

Krisis menyusupi di lingkungan bisnis saat ini. Menurut Lerbinger, krisis adalah
suatu peristiwa yang membawa, atau memiliki potensi untuk membawa
keburukan dan membahayakan profitabilitas masa depan, pertumbuhan dan
mungkin keberlanjutan sebuah organisasi. Manajemen yang efektif dari
peristiwa tersebut melibatkan meminimalkan semua dampak berbahaya. Pada
kenyataannya, reaksi krisis jarang melakukan pendekatan pada tujuan ini
kecuali perencanaan tingkat lanjut dilakukan dengan mendalam dan didasarkan
atas pemahaman teknik manajemen krisis yang baik, termasuk betapa
pentingnya menjaga reputasi berdasarkan perilaku etis. Jika perilaku etika
dianggap sangat penting oleh perusahaan dalam kegiatan normal,
pertimbangan etis harus bahkan lebih penting dalam situasi krisis karena
keputusan resolusi krisis biasanya mendefinisikan reputasi masa depan
perusahaan. Tidak hanya keputusan krisis di antara yang paling signifikan yang
dibuat dalam hal dampak potensial pada reputasi, peluang juga bisa hilang jika
83 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
perilaku etis bukan merupakan bagian tertentu dari proses manajemen krisis.
Misalnya menghindari krisis mungkin lebih mudah jika karyawan yang etis peka
terhadap kebutuhan pemangku kepentingan; fase krisis akan dipersingkat jika
perilaku etika dapat diharapkan dari karyawan dan/atau rusaknya reputasi dapat
diminimalisir jika masyarakat mengharapkan kinerja etis berdasarkan tindakan
korporasi masa lalu. Selain itu, tingkat kepercayaan yang tertanam dalam
kepedulian etis dalam budaya perusahaan akan memastikan bahwa tidak ada
informasi atau opsi akan ditekan dan tidak diberikan kepada pengambil
keputusan. Akhirnya, jika kekhawatiran terus-menerus untuk prinsip-prinsip etis
harus memastikan bahwa isu-isu penting dapat diidentifikasi dan alternatif
terbaik diteliti untuk menghasilkan keputusan yang optimal bagi perusahaan.

Sesuatu yang mendasar bagi pengelolaan yang baik dari krisis adalah
pemahaman dari empat fase krisis : pra-krisis, tidak terkontrol, terkontrol, dan
pemulihan reputasi. Tujuan utama dari manajemen krisis haruslah untuk
menghindari krisis. Jika hal ini tidak memungkinkan, maka dampak harus
diminimalkan. Ini dapat dilakukan dengan mengantisipasi krisis atau mengenali
tanda-tanda peringatan dini secepat mungkin, dan menanggapi untuk
melunakkan atau meminimalkan dampak dan mempersingkat waktu dimana
krisis tidak terkontrol. Tujuan ini dapat dicapai terbaik melalui perencanaan
terlebih dahulu yang tepat, dengan memantau terus, dan dengan cepat,
membuat keputusan yang efektif selama krisis.

7 Tipe Krisis menurut Lerbinger :

Bencana alam
Krisis teknologi
Perbedaan harapan antara individu, kelompok, dan perusahaan untuk
konfrontasi
Tindakan jahat oleh teroris, ekstremis, pemerintah dan individu
Nilai-nilai manajemen yang tidak mengikuti persyaratan lingkungan dan
sosial dan kewajiban
Penipuan manajemen
Kesalahan manajemen

84 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Mengelola krisis secara efektif setelah krisis terjadi sangat penting untuk
pencapaian tujuan manajemen krisis. Perhatian penuh terhadap krisis dan
menghindari masalah-masalah lain yang dapat membingungkan para pengambil
keputusan akan menghsilkan keputusan. Aspek yang paling penting selama
penilaian krisis dan menghindari atau meminimalkan dampak adalah dampak
langsung dan berkelanjutan reputasi organisasi. Etika dapat diintegrasilkan ke
dalam proses pengambilan keputusan bagi manajemen krisis dengan berbagai
cara.

85 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Modul 4 Kode Etik Akuntan Publik
Indnesia
Kode Etik

Kode Etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang menyatakan secara tegas apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi para profesional. Kode Etik menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) merupakan aturan perilaku dan etika akuntan dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi
tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi dengan orientasi
kepada kepentingan publik.

Tiga bagian Kode Etik IAI ada 3, yaitu:

1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi Aturan Etika

Fungsi dari Etika adalah :

Sarana untuk memperoleh orientasi kritis saat berhadapan dengan


berbagai moralitas yang membingungkan.
Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual (keterampilan
berargumentasi secara rasional dan kritis).
Orientasi etis ini diperlukan untuk pengambilan sikap yang wajar dalam
segala suasana/kejadian.

Sanksi dalam pelanggaran etika ada 2, yaitu :

Sanksi Sosial, yaitu sanksi yang relatif kecil dipahami sebagai kesalahan
yang masih dapat dimaafkan.

86 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Sanksi Hukum, yaitu sanksi yang relative besar dianggap merugikan
pihak lain.

Prinsip Etika

Prinsip etika yang dimiliki oleh IAI memuat delapan prinsip yaitu :

1. Tanggung Jawab Profesi


Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Karena, sebagai profesional
anggota berperan penting dalam masyarakat sehingga mereka memiliki
tanggung jawab kepada pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga
harus selalu bekerja-sama dengan baik dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi dan memelihara kepercayaan
masyarakat.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota wajib untuk bertindak dalam melayani kepada publik,
menghormati kepercayaan public dan menunjukkan komitmen
profesionalisme-nya. Profesi akuntan memegang peran yang penting di
masyarakat, dimana public dari profesi akuntan ini terdiri dari klien,
kreditur, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis &
keuangan, dan pihak-pihak lainnya yang begantung kepada objektivitas
dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis agar
tetap tertib.
3. Integritas
Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan public dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya. Setiap anggota diharuskan untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4. Objektivitas
Kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
ini mengharuskan anggota untuk bersikap adil, tidak memihak kepada

87 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
siapapun, jujur, intelektual dan tidak mem-bias serta bebas dari benturan
kepentingan atau pengaruh dari pihak lain.

5. Kompetensi
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesional dengan hati-hati,
berkompetensi, tekun serta memmiliki kewajiban untuk mempetahankan
pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya
pencapaian dan pengetahuan yang memungkinkan anggota untuk
memberikan jasanya dengan mudah dan cerdik. Setiap anggota
betanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing-masing.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati rahasia dan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh mengungkapkan
informasi tanpa persetujuan dari pihak yang terkait.
7. Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi perilaku yang dapat mendiskredit profesi, dan
harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawab kepada
orang yang memakai (penerima) jasa, pihak ketiga, anggota lain,
karyawan, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesional sesuai standar dan
peraturan yang berlaku, sesuai dengan keahlian dan berhati-hati. Anggota
memiliki kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari si penerima jasa
selama tugas tersebut sesuai dengan prinsip integritas dan objektivitas.

88 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Aturan dan Interpretasi Aturan Etika

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan


oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi
yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan
Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.

Aturan Etika :
o Independensi, Integritas & Obyektifitas
o Standar Umum & Prinsip Akuntansi
o Tanggung Jawab kepada Klien
o Tanggung Jawab kepada Rekan Se-profesi
o Tanggung Jawab dan praktik lain

Interpretasi Etika
Dalam prakteknya, tidak ada etika yang universal/mutlak. Standar etika-
pun berbeda-beda pada suatu komunitas sosial, tergantung dari budaya,
norma dan nilai-nilai yang dianut masing-masing komunitas.
o Garis Besar Kode Etik & Perilaku Profesional :
1. Kontribusi untuk masyarakat & kesejahteraan umum
2. Bersikap jujur dan dapat dipercaya
3. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi
4. Menghormati privasi orang lain

89 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PRINSIP PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

PENDAHULUAN Seksi 100

Perbedaan profesi akuntan public dibandingkan profesi lainnya adalah tanggung


jawabnya pada kepentingan public, jadi tidak hanya bertanggung jawab pada pemberi
kerja/client. Oleh karena itu, praktisi harus mematuhi dan menjalankan prinsip dasar dan
kode etik yang diatur sebagai berikut.

Kode etik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

- Bagian A menetapkan prinsip dasar dan memberikan kerangka konseptual dalam


penerapannya.
Kerangka konseptual adalah pedoman terhadap prinsip dasar etika profesi
sehingga harus diterapkan untuk mengidentifikasikan ancaman terhadap
kepatuhan prinsip dasar kode etik profesi dan mengevaluasi ancaman
tersebut. Jika ancamannya tidak signifikan (tidak penting dan tidak memiliki
dampak), tetap harus dipertimbangkan dan dijalankan untuk menghilangkan
atau mengurangi ancaman tersebut sehingga kepatuhannya tetap terjaga.
- Bagian B ilustrasi tentang penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu,
contoh pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman dan mencegah
ancaman pada kepatuhan pada prinsip etika profesi.
PRINSIP DASAR

Setiap praktisi harus mematuhi prinsip dasar etika profesi:

1. Prinsip integritas
Praktisi harus jujur dan tegas dalam menjalin hubungan professional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Prinsip objektivitas
Tidak boleh membiarkan terjadinya subjektivitas, benturan kepentingan atau
pengaruh yang tidak layak dari pihak yang mempengaruhi pertimbangan
profesional/ pertimbangan bisnis.
3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
Praktisi harus memiliki pengetahuan dan keahlian sehingga dalam prakteknya
juga praktisi harus tahu setiap perkembangan yang ada. Kemudian praktisi juga

90 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standard an kode etik
yang ada.
4. Prinsip kerahasiaan
Praktisi harus menjaga rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan
profesional dan hubungan bisnisnya, tidak boleh mengungkapkan informasi
tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien, kecuali jika memang
sudah kewajibannya untuk diungkapkan, juga tidak boleh digunakan untuk
kepentingan pribadi.
5. Prinsip perilaku profesional
Wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari
semua tindakan yang merugikan profesi.

Kerangka konseptual mewajibkan praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan


menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi dengan tujuan
untuk melindungi kepentingan public, juga tidak hanya mematuhi peraturan khusus yang
dapat bersifat subjektif.

Kode etik ini memberikan kerangka untuk membantu praktisi dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi. Jika ancaman yang ada secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya
ketingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan tetap terjaga.

Praktisi harus :

- mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
atau keadaan serta hubungan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap
prinsip dasar etika profesi.
- Memperhatikan factor kualitatif dan kuantitatif dalam melihat kesignifikanan suatu
ancaman. Jika tidak bisa menerapkan pencegahan yang tepat, maka praktisi harus
menolak untuk menerima perikatan tersebut atau menghentikan jasa profesional
yang diberikannya atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan tersebut.
Praktisi mungkin :

- Melanggar suatu ketentuan dalam kode etik secara tidak sengaja. Pelanggaran
tersebut kemudian dilihat dari signifikansinya.

91 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi, dimana
ancaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

- Ancaman kepentingan pribadi ancaman yang diakibatkan oleh kepentingan


keuangan, anggota keluarga langsung, atau anggota keluarga dekat praktisi.
- Ancaman telaah pribadi ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang
diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh praktisi yang
bertanggung jawab atas pertimbangan tersebut.
- Ancaman advokasi ancaman yang terjadi ketika praktisi menyatakan sikap
atau pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas
selanjutnya dari praktisi tersebut.
- Ancaman kedekatan ancaman yang terjadi ketika praktisi terlalu bersimpati
terhadap kepentingan pihak lain
- Ancaman intimidasi ancaman ketika praktisi dihalangi untuk bersikap
objektif.

Pencegahan yang dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman ke tingkat yang


dapat diterima diklasifikasikan menjadi:

- Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan,


mencakup antara lain:
o Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki
profesi
o Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional
berkelanjutan
o Peraturan tata kelola perusahaan
o Standar profesi
o Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau
regulator
o Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan
hukum atas laporan, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan oleh
praktisi.
- Pencegahan dalam lingkungan kerja
o Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau
pemberi kerja, mencakup antara lain:

92 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Sistem pengaduan yang efektif dan diketahui secara umum
sehingga dapat menjadi wadah pelaporan bagi praktisi yang
tidak profesional atau tidak sesuai dengan etika profesi.
Kewajiban yang dinyatakan secara tertulis dan eksplisit untuk
melaporkan pelangaran etika profesi yang terjadi
Segala pencegahan diterapkan sesuai dengan situasinya. Dalam memberikan solusi
pencegahan, praktisi harus mempertimbangkan hal yang menyebabkan tidak dapat
diterimanya pertimbangan tersebut oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki
pengetahuan tentang semua informasi yang ada.

PENYELESAIAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ETIKA PROFESI.

Dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan etika profesi, setiap praktisi harus
mempertimbangkan:

Fakta yang relevan


Masalah etika profesi yang terkait
Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah etika profesi yang
dihadapi
Prosedur internal yang berlaku
Tindakan alternative
Setelah mempertimbangkan hal diatas, praktisi harus menentukan tindakan yang sesuai
dengan prinsip yang telah diidentifikasi, juga harus memprtimbangkan akibat dari setiap
tindakan yang diambil. Jika tidak dapat terselesaikan masalahnya, praktisi harus
berkonsultasi ke KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja untuk membantu dalam
penyelesaian masalah.

Jika masalah yang ada melibatkan konflik dengan atau dalam organisasi klien atau
pemberi kerja, praktisi harus mempertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan
pihak bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, yaitu komite audit.

Praktisi dianjurkan untuk mendokumentasikan substansi permaslaahn dan rincian


perusahaan yang dilakukan atau keputusan yang diambil terkait permasalahn yang ada.
Sedangkan jika masalah tidak dapat terselesaikan, praktisi dapat meminta nasihat dari
organisasi profesi yang relevan atau penasihat hukum untuk mendapatkna pedoman
dalam penyelesaian masalah.

SEKSI 110-PRINSIP INTEGRITAS


93 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan
hubungan bisnisnya.

Seorang akuntan harus berprinsip integritas dimana ketika karakter sudah berdasarkan
integritas, maka karakter tersebut selalu fokus untuk mendisiplinkan diri dalam nilai-nilai
positif. Contohnya praktisi yang berintegritas adalah saat ada partner yang berbuat
curang atau client yang meminta untuk memanipulasi data, kita sebagai praktisi harus
tetap jujur dan tegas .

Setiap akuntan harus memiliki sikap untuk jujur, tegas dan adil dalam hubungan
perkerjaan dengan kliennya. Jadi seorang akuntan harus memiliki integritas yang baik.
Jangan hanya karena kliennya adalah perusahaan besar, seorang akuntan jadi tunduk
dengan kemauan kliennya tersebut, tapi akuntan tetap harus berpegang pada kode
etiknya dan menunjukan integritasnya.

SEKSI 120-PRINSIP OBJEKTIVITAS

Mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas


Menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif
Seorang akuntan harus bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan pekerjaan,
seorang praktisi harus bersikap objektif atau apa adanya, tidak menilai berdasarkan
orang atau subjeknya sehingga data atau keputusan yang dihasilkan benar-benar apa
adanya . Contoh : praktisi tersebut dipengaruhi oleh teman dekat untuk memanipulasi
data, namun dia tetap bersikap apa adanya dan tidak mengikuti kata teman dekatnya
sehingga dapat dikatakan telah profesional.

SEKSI 130-PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN KEHATI-


HATIAN PROFESIONAL

1. Mewajibkan setiap Praktisi untuk:


Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional
94 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Menggunakan kemahiran profesionalnya sesuai dengan standar profesi dan
kode etik profesi

Seorang akuntan harus dapat cermat dan fokus dalam setiap pekerjaannya sehingga
dapat memberikan hasil yang baik. Seorang akuntan juga harus profesional dalam
menjalankan pekerjaannya sehingga dapat menggunakan keahliannya secara maksimal
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai
berikut:
Pencapaian kompetensi profesional
Pemeliharaan kompetensi profesional
Agar bisa menghasilkan jasa profesional, bagi seorang praktisi diwajibkan untuk terlebih
dahulu menempuh jenjang pendidikan yang telah ditetapkan. Setelah seorang praktisi
dinyatakan telah melewati jenjang pendidikan yang ditetapkan, hal selanjutnya yang
harus dilakukan adalah memelihara kompetensi profesional yang telah dimiliki untuk bisa
diterapkan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan jasanya.

3. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk


meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan
pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional. Dunia luar yang terus
bergerak secara dinamis mewajibkan seorang praktisi untuk mengikuti perkembangan
bisnis yang relevan bagi profesinya. Hal tersebut sangat penting mengingat jasa
profesional yang dihasilkannya tergantung dengan prinsip akuntansi yang bisa saja
berubah sesuai dengan hasil keputusan dari ikatan profesi seorang praktisi. Di dalam
mendapatkan informasi terbaru mengenai akuntansi, seorang praktisi diperbolehkan
menggunakan berbagai teknologi yang sedang berkembang dengan tetap
mempertahankan profesionalitasnya.

4. Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi untuk


bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan
persyaratan penugasan. Hal itu sangat penting untuk jasa yang dihasilkan akan dipakai
oleh klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya

95 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
5. Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat bagi
mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional. Apabila
dalam penugasannya seorang praktisi dibantu oleh asisten, maka harus dipastikan
bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan khusus menyangkut pekerjaan yang akan
dihadapi sehingga antara praktisi dan asisten tersebut dapat berjalan sinkron tanpa
menimbulkan sebuah misunderstanding atau salah pemahaman.

6. Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional yang
diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk
menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan
jasa profesional yang diberikan.
Menyangkut keterbatasan yang dimiliki oleh seorang praktisi, maka ia harus
mengungkapkannya kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional
lainnya sehingga bisa dialihkan kepada praktisi yang lain. Hal ini penting karena sikap
profesionalitas. Dan hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahtafsiran dari produk jasa
yang dihasilkan oleh praktisi

SEKSI 140-PRINSIP KERAHASIAAN

- Praktisi tidak boleh melakukan tindakan mengungkapkan informasi yang bersifat


rahasia dan menggunakan informasi yang bersifat rahasia

- Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan dimanapun ia berada

- Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi dari calon klien

-Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga di KAP


atau jaringan KAP

- Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu

- Kerahasiaan harus dijaga terus menerus bahkan setelah berakhirnya hubungan


praktisi dengan klien

Seorang akuntan tidak boleh sembarangan memberikan informasi yang bersifat rahasia
ke pihak manapun jika tidak mendapatkan ijin. Akan tetapi jika dibutuhkan oleh hukum
dan peraturan lainnya, informasi tersebut dapat dibuka. Misalnya akuntan menemukan
informasi yang menyimpang dari laporan kliennya, akuntan tidak boleh menyebarkan
informasi tersebut kecuali jika pihak pengadilan memintanya.
96 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi untuk mengungkapkan informasi
yang bersifat rahasia:

(a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi
kerja;

(b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum,

sebagai contoh:

Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau


Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran
hukum; dan

(c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan,


selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:

Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi


profesi atau regulator;
Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi
profesi atau regulator;
Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan;
atau
Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap


Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak


Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan.
Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju.

97 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 150-PERILAKU PROFESIONAL

Mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku

Setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi, harus jujur dan tidak boleh
melakukan tindakan;

- Membuat pernyataan berlebihan mengenai jasa yang diberikan, dll.


- Membuat pernyataan merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
Setiap akuntan harus menjaga kehormatan profesinya, jadi seorang akuntan harus
menjaga kelakuannya agar tidak mencemarkan nama baik profesinya. Hal ini sama
seperti profesi lainnya yang mengharuskan anggotanya menjaga nama baik profesinya.

SEKSI 200

ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

PENDAHULUAN

200.1 Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka


konseptual yang tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi.
Sehingga, Praktisi tidak hanya mematuhi contoh-contoh yang diberikan,
melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual tersebut dalam setiap
situasi yang dihadapinya.

200.2 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan,
atau aktivitas yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi
profesinya, yang dapat mengakibatkan pertentangan dengan jasa operasional
yang diberikannya.

ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

98 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
200.3 Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh
berbagai situasi sebagai berikut:
a) Ancaman kepentingan pribadi;
b) Ancaman telaah pribadi;
c) Ancaman advokasi;
d) Ancaman kedekatan; dan
e) Ancaman intimidasi.

Sifat dan signifikasi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat dan jenis jasa
professional yang diberikan kepada pihak-pihak di bawah ini:
a) Klien audit laporan keuangan;
b) Klien assurance selain klien audit laporan keuangan; atau
c) Klien selain klien assurance.

200.4 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan


pribadi bagi Praktisi mencakup:
a) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien
atas suatu kepentingan keuangan.
b) Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa professional yang
diperoleh dari suatu klien.
c) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.
d) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien.
e) Peluang kerja yang potensial di klien.
f) Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan
perikatan assurance.
g) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance
maupun direksi atau pejabatnya.

200.5 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi


mencakup:
a) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian
kembali hasil pekerjaan Praktisi.
b) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi
dalam perancangan atau pengimplementasiannya.

99 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
c) Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk
menghasilkan catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter) dari
perikatan.
d) Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah
menjabat, sebagai direksi atau pejabat klien.
e) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah
dipekerjakan, oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh
langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan.
f) Pemberian jasa professional kepada klien assurance yang dapat
mempengaruhi hal pokok dari perikatan assurance.

200.6 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman advokasi


mencakup:
a) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa
(Emitem) yang merupakan klien audit laporan keuangan.
b) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga.

200.7 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kedekatan


mencakup:
a) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari direktur atau pejabat klien.
b) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari karyawan klien yang mewakili jabatan yang berpengaruh
langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.
c) Mantan rekan KAP atau jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau
karyawan klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.
d) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien,
kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan.
e) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau
Jaringan KAP dengan klien assurance.

200.8 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman intimidasi


mencakup:
100 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
a) Ancaman atas pemutusann perikatan atau penggantian tim perikatan.
b) Ancaman atas litigasi.
c) Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan
tujuan untuk mengurangi jumlah imbalan jasa professional.

200.9 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap situasi dan ancaman
khusus tersebut, baik dalam hubungan professional maupun hubungan
bisnisnya.

200.10 Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman atau


menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan.
b) Pencegahan dalam lingkungan kerja.

Contoh pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau


peraturan telah dijelaskan pada paragraph 100.12 dari Kode Etik ini.

200.11 Setiap Praktisi harus menggunakan pertimbangannya untuk


menentukan cara terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi
serta apakah pertimbangan tersebut dapat diterima oleh pihak ketiga dengan
rasional dan memiliki informasi yang relevan. Pertimbangan tersebut dapat
dipengaruhi oleh signifikansi ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau
Jaringan KAP.

200.12 Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja


mencakup:
a) Menekankan pentingnya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
b) Memastikan terjaganya tindakan untuk melindungi kepentingan public oleh
anggota tim assurance.
c) Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian
mutu perbaikan.
d) Kebijakan terdokumentasi mengenai pengidentifikasi ancaman terhadap
kepatuhan prinsip dasar etika profesi, pengevaluasian signifikasi ancaman,
serta pengidentifikasian dan penerapan pencegahan untuk menghilangkan
ancaman atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima.
101 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e) KAP yang melakukan perikatan assurance, kebijakan indepedensi yang
terdokumentasi mengenai pengidentifikasian ancaman terhadap
indepedensi, serta pengevaluasian signifikasi ancaman dan penerapan
pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau mengurangi ke
tingkat yang dapat diterima.
f) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan
terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
g) Kebijakan dan prosedur untuk memastikan pengidentifikasian kepentingan
atau hubungan antara anggota tim perikatan dan KAP atau Jaringan KAP
dengan klien.
h) Kebijakan dan prosedur untuk memantau dan mengelola ketergantungan
terhadap jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari suatu klien.
i) Penggunaan rekan dan tim perikatan dengan lini pelaporan yang terpisah
dalam pemberian jasa professional selain jasa assurance kepada klien
assurance.
j) Kebijakan dan prosedur yang melarang personel yang bukan merupakan
anggota tim perikatan untuk memengaruhi hasil pekerjaan perikatan.
k) Komunikasi yang tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur kserta
pelatihan dan pendidikan yang memadai atas kebijakan dan prosedur
tersebut.
l) Penunjukan seorang manajemen senior untuk bertanggung jawab atas
pengawasan kecukupan fungsi sistem pengendalian mutu KAP atau Jaringan
KAP.
m) Mengenai klien-klien assurance dan entitas-entitas terkait dan mewajibkan
untuk menjadi independensinya terhadap klien assurance dan entitas
tersebut.
n) Mekanisme pendisplinan untuk mendukung kepatuhan pada kebijakan dan
prosedur yang telah diterapkan.
o) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk
berkomunikasi dengan pejabat senior KAP atau Jaringan KAP mengenai
setiap isu yang terkait dengan kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

102 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
200.13 Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja
mencakup:
a) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah
dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
b) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen.
c) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung
jawab atas tata kelola perusahaan.
d) Mengungkapkan kepada pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata
kelola perusahaan mengenai sifat dan besaran imbalan jasa professional
yang dikenakan.
e) Melibatkan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melakukan atau mengerjakan
kembali suatu bagian dari perikatan.
f) Merotasi personel senior tim assurance.

200.14 Praktisi dapat mengandalkan pencegahan yang diterapkan oleh


klien, tergantung dari sifat penugasannya. Namun, Praktisi tidak hanya
mengandalkan pencegahan tersebut untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang
dapat diterima.

200.15 Pencegahan dalam sistem dan prosedur yang diterapkan oleh klien
mencakup:
a) Pihak dalam organisasi klien selain manajemen menyetujui penunjukan KAP
atau Jaringan KAP.
b) Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman yang memadai
untuk mengambil keputusan manajemen.
c) Klien telah menerapkan prosedur internal untuk memastikan terciptanya
proses pemilihan yang objektif atas perikatan selain perikatan assurance.

Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan yang memastikan terciptanya


pengawasan dan komunikasi yang memadai sehubungan dengan jasa
professional yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.

SEKSI 210

PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP

103 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PENERIMAAN KLIEN

210.1 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus


mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut

210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

210.3 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman


tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima.

210.4 Pencegahan yang tepat mencakup:


a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan, atau
b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata
kelola perusahaan atau pengendalian internalnya.

210.5 Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika
ancaman yang terjadi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.

210.6 Keputusan untuk menerima suatu klien harus ditelaah secara


berkala untuk perikatan yang berulang.

PENERIMAAN PERIKATAN

210.7 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap


kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterimanya
perikatan tersebut.

210.8 Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman yang

104 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman tidak signifikan,
maka pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Pencegahan tersebut mencakup:


a) Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas
kegiatan bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup
pekerjaan yang akan dilakukan.
b) Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok
dari perikatan.
c) Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang
relevan.
d) Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang
diperlukan.
e) Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
f) Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan
perikatan.
g) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memastikan
diterimanya perikatan bila perikatan tersebut dapat dilaksanakan secara
kompeten.

210.9 Setiap Praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau


pekerjaan tenaga ahli jika ia menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam
melaksanakan perikatannya.

210.10 Setiap Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan


melaksanakan perikatan assurance yang jenis, periode, dan jenis prinsip-
akuntansi-yang-berlaku-umum, kecuali apabila perikatan tersebut harus
dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku.

PERUBAHAN DALAM PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP

210.11 Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan Praktisi lain

105 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
atau sedang mempertimbangkan untuk mengikuti tender perikatan (Praktisi
Pengganti) dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan Praktisi lain
(Praktisi Pendahulu) harus menentukan ada tidaknya alasan profesional atau
alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut, yaitu hal-hal yang
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

210.12 Signifikansi setiap ancaman harus selalu dievaluasi tergantung


dari sifat perikatannya, Praktisi Pengganti dapat berkomunikasi langsung
dengan Praktisi Pendahulu untuk memperoleh pemahaman mengenai latar
belakang penggantian Praktisi tersebut, sehingga Praktisi Pengganti dapat
memutuskan tepat tidaknya menerima perikatan tersebut.

210.13 Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan.


Lingkup informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh
Praktisi Pendahulu dengan Praktisi Pengganti ditentukan oleh sifat perikatan
serta hal-hal berikut:
a) Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau
b) Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait dengan
komunikasi dan pengungkapan tersebut.

210.14 Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien, Praktisi Pendahulu


tidak boleh memberikan informasi mengenai klien kepada Praktisi Pengganti.

210.15 Jika ancaman yang diidentifikasi merupakan ancaman yang tidak


signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima.

210.16 Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi Pengganti antara


lain:
a) Mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan
terbuka dengan Praktisi Pendahulu;
b) Meminta Praktisi Pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan klien yang relevan bagi Praktisi Pengganti,
sebelum Praktisi Pengganti memutuskan untuk menerima perikatan

106 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
tersebut.
c) Menanggapi permintaan untuk tender, Praktisi Pengganti harus
mencantumkan mengenai komunikasi dengan Praktisi Pendahulu sebelum
menerima perikatan tersebut untuk menanyakan ada tidaknya alasan
profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut.

210.17 Praktisi Pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon klien


sebelum komunikasi dengan Praktisi Pendahulu. Jika persetujuan telah
diberikan, maka Praktisi Pendahulu harus mematuhi semua ketentuan hukum
dan peraturan lain yang berlaku. Informasi yang diberikan oleh Praktisi
Pendahulu kepada Praktisi Pengganti harus disampaikan dengan jujur dan jelas.

210.18 Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke


tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi Pengganti harus menolak perikatan
yang ditawarkan, kecuali jika Praktisi Pengganti mempunyai keyakinan yang
kuat mengenai dapat diperolehnya informasi yang diperlukan untuk
mengevaluasi ancaman tersebut dengan cara lain.

210.19 Praktisi Pengganti dapat diminta untuk melakukan pekerjaan yang


bersifat sebagai pelengkap atau tambahan dari Praktisi Pendahulu. Kondisi ini
mungkin menimbulkan potensi ancaman. Pencegahannya mencakup
pemberitahuan kepada Praktisi Pendahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada Praktisi Pendahulu untuk
menyediakan semua informasi yang relevan agar Praktisi Pengganti dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

107 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 220

BENTURAN KEPENTINGAN

220.1 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan


untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

220.2 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman.


Pengevaluasian tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan
hubungan dengan klien atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai
ada tidaknya kepentingan bisnis atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga,
yang dapat menimbulkan ancaman.

220.3 Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan


yang dilakukan sebagai berikut:
a) Memberitahukan klien mengenai setiap kegiatan bisnis KAP atau Jaringan
KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh
persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan berdasarkan kondisi
tersebut, atau
b) Memberitahukan semua pihak yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa
profesional oleh Praktisi kepada klien yang kepentingannya saling
berbenturan, dan memperoleh persetujuan untuk melanjutkan hubungan
berdasarkan kondisi tersebut, atau
c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi
secara tidak eksklusif untuk suatu klien dan memperoleh persetujuan dari
klien untuk bertindak demikian.

220.4 Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan antara lain:


a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa
profesional kepada klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan;
b) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak
berhak;
c) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai

108 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keamanan dan kerahasiaan data;
d) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan
dan staf KAP atau Jaringan KAP; dan
e) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat
senior KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan.

220.5 Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap


prinsip dasar etika profesi yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat
yang dapat diterima, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan
atau mengundurkan diri dari perikatan yang berbenturan kepentingan tersebut.

220.6 Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi


sehubungan dengan permohonan Praktisi untuk memberikan jasa
profesionalnya kepada pihak lain yang kepentingannya berbenturan dengan
klien, maka Praktisi tidak boleh melanjutkan pemberian jasa profesionalnya
kepada salah satu dari pihak-pihak tersebut.

SEKSI 230

PENDAPAT KEDUA

230.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi
ketika Praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions)
mengenai penerapan akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain
untuk keadaan atau transaksi tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak
selain klien.

230.2 Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi


harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup
antara lain:
a) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi yang
memberikan pendapat pertama;
109 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b) Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada
klien; dan
c) Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi Yang memberikan pendapat
pertama.

230.3 Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak


memberikan persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua
untuk melakukan komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat
pertama, maka Praktisi yang diminta untuk memberikan pendapat kedua
tersebut harus mempertimbangkan seluruh fakta dan kondisi untuk menentukan
tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.

SEKSI 240

IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI LAINNYA

240.1 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang


diberikan, Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang
dipandang sesuai.

240.2 Signifikansi ancaman tergantung dari beberapa faktor, seperti


besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa
profesional yang diberikan. Sehubungan dengan potensi ancaman tersebut,
pencegahan mencakup:
a) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan, terutama
dasar penentuan besaran imbalan jasa profesional, serta jenis dan lingkup
jasa profesional yang diberikan.
b) Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang
kompeten dalam perikatan tersebut.

240.3 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen telah digunakan


secara luas untuk jasa profesional tertentu selain jasa assurance. Signifikansi
ancaman tergantung dari beberapa faktor berikut:
a) Sifat perikatan;

110 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b) Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
c) Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional;
d) Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang
independen.

Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen untuk jasa profesional selain
jasa assurance diberikan kepada klien assurance diatur dalam Seksi 290 dari
Kode Etik ini.

240.4 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman


tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup:
a) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar
penentuan imbalan jasa profesional.
b) Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai
dasar penentuan imbalan jasa profesional.
c) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
d) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan
Praktisi.

240.5 Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan


jasa profesional rujukan atau komisi (referral fee) yang terkait dengan
diterimanya suatu perikatan. Namun, penerimaan imbalan jasa profesional
rujukan atau komisi tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi
terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional.

240.6 Seorang Praktisi dapat membayar juga imbalan jasa profesional


rujukan untuk mendapatkan klien atau perikatan. Pembayaran imbalan jasa
profesional rujukan tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi
terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehatian-hatian
profesional.

240.7 Setiap Praktisi tidak boleh membayar atau menerima imbalan jasa
111 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
profesional rujukan atau komisi, kecuali jika Praktisi telah menerapkan
pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup:
a) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran atau
penerimaan imbalan jasa profesional rujukan kepada Praktisi lain atas suatu
perikatan.
b) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan komisi
dari pihak ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada klien.

240.8 Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP


atau Jaringan KAP lain dengan melakukan pembayaran kepada individu yang
sebelumnya memiliki KAP atau Jaringan KAP tersebut, atau dengan melakukan
pembayaran kepada ahli waris atau walinya. Pembayaran tersebut bukan
merupakan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi seperti yang diatur
dalam paragraf 240.5 240.7 dari Kode Etik ini.

SEKSI 250

PEMASARAN JASA PROFESIONAL

250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi


dapat terjadi ketika Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau
bentuk pemasaran lainnya.

250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam


memasarkan jasa profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak
boleh melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang
dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan
yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.

Jika Praktisi memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk
pemasaran lainnya, maka Praktisi harus melakukan konsultasi dengan
organisasi profesi.
112 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 260

PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA

260.1 Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga


dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan
lainnya (hospitality) oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

260.2 Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai,


dan maksud di balik pemberian tersebut. Jika pemberian tersebut disimpulkan
oleh pihak ketiga yang rasional sebagai pemberian yang tidak signifikan, maka
Praktisi dapat menyimpulkan pemberian tersebut sebagai pemberian yang
diberikan dalam kondisi bisnis normal. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat
menyimpulkan tidak terjadinya ancaman yang signifikan terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi.

260.3 Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman yang tidak


signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke
tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima
pemberian tersebut.

SEKSI 270

PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN

270.1 Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab


penyimpanan uang atau aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh
ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

270.2 Penyimpanan aset milik klien dapat menimbulkan ancaman


terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Praktisi yang dipercaya

113 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
untuk menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak lain harus melakukan
pencegahan sebagai berikut:
a) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau Jaringan KAP,
atau aset pribadinya;
b) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan;
c) Siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang berhak
atas aset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau keuntungan
yang dihasilkan dari aset tersebut; dan
d) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
sehubungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset tersebut.

270.3 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas


kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan
dengan keterkaitan Praktisi dengan aset tersebut. Sebagai bagian dari prosedur
penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara
yang memadai mengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan
kewajiban yang timbul berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat mempertimbangkan untuk
meminta nasihat hukum.

SEKSI 280

OBJEKTIVITAS SEMUA JASA PROFESIONAL

280.1 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman


terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari
adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur,
pejabat, atau karyawannya.

280.2 Setiap Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap


independen terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran dan
independensi dalam penampilan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan
Praktisi untuk menyatakan pendapat secara tidak bias dan bebas dari benturan
kepentingan atau pengaruh pihak lain.

114 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
280.3 Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan
jasa profesional akan tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perikatan
yang dilakukan oleh Praktisi.

280.4 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman


yang diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman yang tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup:
a) Mengundurkan diri dari tim perikatan.
b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
c) Menghentikan hubungan keuangan atau bisnis yang menimbulkan
ancaman.
d) Mendiskusikan ancaman dengan manajemen senior KAP atau Jaringan
KAP.
e) Mendiskusikan ancaman dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas
tata kelola perusahaan.

SEKSI 290

INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE

PENDAHULUAN

290.1 Anggota timassurance bersikap independen terhadap klien


assurance.

290.2 Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat


keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance.

290.3 Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan untuk meningkatkan


tingkat keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yang dituju.

290.4 Istilah informasi hal pokok (subject matter information) digunakan


untuk menunjukkan hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran dari hal pokok
tersebut, contohnya:
a. Laporan Keuangan

115 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b. Asersi mengenai efektivitas pengendalian internal

290.5 Bentuk perikatan assurance dapat berupa perikatan assurance


berbasis asersi (assertion-based assurance engagement) maupun perikatan
assurance pelaporan langsung (direct reporting assurance engagement).

290.6 Dalam perikatan assurance berbasis asersi, dilakukan oleh pihak


yang bertanggung jawab atas hal pokok.

290.7 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, Praktisi dapat


melakukan pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok secara langsung
maupun dengan memperoleh representasi dari pihak yang bertanggung jawab.

290.8 Praktisi wajib untuk bersikap sebagai berikut:


a. Independensi dalam pemikiran
b. Independensi dalam penampilan

290.9 Signifikansi setiap hubungan ekonomi, hubungan keuangan,


maupun hubungan lainnya harus dievaluasi.

290.10 Anggota timassurance, KAP, atau Jaringan KAP harus


menerapkan kerangka kerja konseptual secara tepat dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menangani ancaman terhadap independensi, serta tidak
hanya mematuhi seperangkat peraturan yang ada.

PENDEKATAN KONSEPTUAL ATAS INDEPENDENSI

290.11 Selain mengidentifikasi hubungan antara anggota timassurance


dengan klien assurance, hubungan antara pihak-pihak di luar tim assurance
dengan klien assurance harus dilakukan juga.

290.12 Contoh-contoh yang diberikan dalam Seksi ini bertujuan untuk


memberikan ilustrasi penerapan kerangka kerja konseptual.

290.13 Sifat setiap ancaman terhadap independensi sangat beragam,


tergantung dari karakteristik perikatan assurance.

116 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
JARINGAN DAN JARINGAN KAP

290.14 Suatu entitas yang berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan
dapat berupa KAP disebut Jaringan KAP.

290.15 Setiap Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap


klien audit laporan keuangan.

290.16 Dapat tidaknya struktur KAP menjadi lebih besar tergantung dari
fakta dan situasi tertentu, dan tidak tergantung dari terpisah tidaknya KAP atau
entitas satu dengan lainnya secara hukum.

290.17 Pertimbangan mengenai terpenuhi tidaknya suatu struktur yang


lebih besar harus dilakukan dengan mempertimbangkan semua hal-hal yang
relevan.

290.18 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan untuk melakukan kerja


sama dan berbagi pendapatan atau beban di antara entitas- entitas dalam
struktur tersebut.

290.19 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam


struktur tersebut memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama.

290.20 Suatu Jaringan dapat juga tercipta seluruh entitas dalam struktur
tersebut memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu bersama yang
dirancang, diterapkan, dan dipantau oleh mereka sendiri.

290.21 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas
dalam struktur tersebut memiliki strategi bisnis bersama.

290.22 Suatu Jaringan dapat tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut menggunakan nama merek bersama.

290.23 Suatu KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan kesan meskipun
bukan merupakan bagian dari Jaringan tersebut dan tidak menggunakan nama
merek bersama, jika KAP tersebut melakukan promosi.

290.24 Perjanjian penjualan kadang-kadang memperbolehkan bagian


praktik yang dijual tersebut untuk tetap menggunakan nama KAP selama suatu

117 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
jangka waktu tertentu, meskipun bagian KAP yang dijual tersebut tidak lagi terkait
dengan KAP.

290.25 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas
dalam struktur tersebut berbagi sumber daya profesional secara signifikan.

290.26 Penentuan mengenai signifikan tidaknya sumber daya profesional


yang digunakan bersama harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang relevan.

PERIKATAN ASSURANCE BERBASIS ASERSI

PERIKATAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.27 Dalam perikatan audit laporan keuangan, setiap anggota


timassurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap
klien audit laporan keuangan.

PERIKATAN ASSURANCE BERBASIS ASERSI SELAIN PERIKATAN AUDIT


LAPORAN KEUANGAN

290.28 Anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga
independensinya terhadap klien tersebut (yaitu pihak yang bertanggung jawab
atas informasi hal pokok dan mungkin bertanggung jawab juga atas hal pokok).

290.29 Dalam beberapa perikatan, pihak yang bertanggung jawab belum


tentu bertanggung jawab atas hal pokok.

290.30 Ketika pihak yang bertanggung jawab merupakan pihak yang


hanya bertanggung jawab atas informasi hal pokok, anggota timassurance, KAP,
atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap pihak yang
bertanggung jawab atas informasi hal pokok (klien assurance).

PERIKATAN ASSURANCE PELAPORAN LANGSUNG

118 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.31 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, anggota tim
assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap
klien assurance (pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok).

LAPORAN ASSURANCE YANG PENGGUNAANNYA TERBATAS

290.32 Pihak-pihak yang tercantum dalam suatu laporan assurance yang


penggunaannya terbatas yang ditujukan kepada klien selain klien audit laporan
keuangan dapat diasumsikan memiliki pemahaman yang memadai, keterlibatan
mereka dapat digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal pokok.

PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB

290.33 Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan dalam menentukan pihak


yg bertanggung jawab adalah sebagai berikut:
a. Materialitas dari informasi hal pokok (atau hal pokok)

b. Luas kepentingan publik yang terkait dengan perikatan

Jika KAP menentukan bahwa ancaman terhadap independensi secara jelas tidak
signifikan, maka penerapan seluruh ketentuan dalam Seksi ini mungkin tidak
perlu dilakukan.

PERTIMBANGAN LAINNYA

290.34 Dalam melaksanakan perikatan assurance untuk klien yang


merupakan Emiten, setiap KAP atau Jaringan KAP harus mengidentifikasi sedini
mungkin dan mempertimbangkan kepentingan dan hubungan yang terjadi yang
melibatkan entitas- entitas yang terkait dengan Emiten.

290.35 Pengevaluasian atas ancaman terhadap independensi dan


tindakan selanjutnya harus didukung oleh bukti yang diperoleh sebelum
menerima perikatan dan selama perikatan berlangsung.

119 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.36 Ancaman mencakup ancaman yang signifikan dan ancaman yang
secara jelas tidak signifikan (tidak berdampak). Faktor-faktor kualitatif dan
kuantitatif harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi signifikansi setiap hal
yang terkait.

TUJUAN DAN STRUKTUR DARI SEKSI INI

290.37 Tujuannya membantu anggota tim assurance dalam:


a. Mengidentifikasi ancaman terhadap independensi
b. Mengevaluasi ada tidaknya ancaman yang secara jelas tidak signifikan
c. Mengidentifikasi dan menerapkan pencegahan yang tepat untuk
menghilangkan atau mengurangi ancaman

290.38 Pada contoh-contoh tertentu, ancaman independensi yang


signifikan, ditindak dengan menghentikan kegiatan atau melepaskan kepentingan
yang menimbulkan ancaman tersebut, atau bahkan dengan menolak untuk
menerima atau melanjutkan perikatan assurance. Contoh yang lain, ancaman
dapat dihilangkan/dikurangi dengan menerapkan pencegahan yang tepat.

290.39 Penerapan dalam perikatan audit laporan keuangan bagi entitas


selain Emiten sangat dianjurkan.

290.40 Ketika ancaman signifikan terhadap independensi terindentifikasi


dan KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk tetap menerima atau
melanjutkan perikatan assurance, maka keputusan tersebut harus
didokumentasikan.

290.41 Pengevaluasian atas signifikansi dari setiap ancaman terhadap


independensi dan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut
ke tingkat yang dapat diterima harus mempertimbangkan kepentingan publik.

290.42 Komite audit dapat memiliki peranan penting dalam tata kelola
perusahaan bila mereka independen terhadap manajemen klien dan dapat
membantu memberikan keyakinan kepada dewan komisaris mengenai
independensi KAP atau Jaringan KAP dalam melaksanakan perikatan audit

120 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.43 Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai
komunikasi independensi dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung
jawab atas tata kelola perusahaan

PERIODE PERIKATAN

290.44 Setiap anggota tim assurance dan KAP wajib menjaga


independensinya terhadap klien assurance selama periode perikatan assurance

290.45 Dalam perikatan audit laporan keuangan, periode perikatan


mencakup periode yang tercantum dalam laporan keuangan yang diaudit oleh
KAP. KAP harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap
independensi yang dapat terjadi dari:
a. Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit laporan
keuangan
b. Jasa-jasa profesional yang telah diberikan sebelumnya kepada klien audit
laporan keuangan.

290.46 Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang


secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a. Mendiskusikan isu-isu independensi yang terkait dengan ketentuan
mengenai pemberian jasa profesional dengan pihak klien audit laporan
keuangan
b. Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai
tanggung jawab klien atas hasil pekerjaan dari perikatan selain perikatan
assurance
c. Tidak mengikutsertakan personil yang melaksanakan perikatan selain
perikatan assurance dalam perikatan audit laporan keuangan
d. Melibatkan KAP lain untuk menelaah hasil pekerjaan perikatan selain
perikatan assurance

121 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.47 Suatu jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan
kepada klien audit laporan keuangan selain Emiten tidak akan mengurangi
independensi KAP selama :
a. Jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan sebelumnya
merupakan jasa yang diperbolehkan bagi klien audit laporan keuangan selain
Emiten berdasarkan Seksi ini.
b. Jika jasa profesional tersebut merupakan jasa profesional yang tidak
diperbolehkan untuk diberikan kepada Emiten maka harus diakhiri dalam
suatu periode yang wajar sebelum klien tersebut menjadi Emiten
c. KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan setiap
ancaman terhadap independensi yang terjadi

Paragraf 290.48 290.99 sengaja dikosongkan.

ANCAMAN TERHADAP INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN


ASSURANCE BESERTA PENCEGAHANNYA

290.100 Pada praktiknya, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan


KAP akan diharuskan untuk menilai implikasi dari situasi dan hubungan yang
serupa namun tidak sama, serta menentukan dapat tidaknya pencegahan,
termasuk pencegahan seperti yang diuraikan pada paragraf 200.12 - 200.15
dalam Kode Etik ini, diterapkan untuk mengatasi secara memuaskan ancaman
terhadap independensi.

290.101 Seperti yang dijelaskan pada paragraf 290.32 dari Kode Etik ini,
dalam perikatan seperti itu, anggota timassurance maupun anggota keluarga
langsung atau anggota keluarga dekatnya harus menjaga independensinya
terhadap klien assurance. Selain itu, KAP atau Jaringan KAP tidak boleh memiliki
kepentingan keuangan yang material, baik secara langsung maupun tidak
langsung, pada klien assurance.

290.102 serta harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf 290.33 dari
Kode Etik ini yang menjelaskan mengenai selalu terdapatnya satu pihak yang
bertanggung jawab, yaitu klien assurance, pada sebagian besar perikatan

122 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
assurance. Namun demikian, pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua
pihak yang bertanggung jawab

290.103 Pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua pihak yang


bertanggung jawab.maka pertimbangan harus dilakukan terhadap setiap
ancaman yang dapat terjadi dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim
assurance, KAP, atau Jaringan KAP dengan pihak yang bertanggung jawab atas
hal pokok

KEPENTINGAN KEUANGAN

Pendahuluan

290.104 Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan


ancaman kepentingan pribadi.

290.105 Pertimbangan mengenai beragamnya kepentingan keuangan


harus dilakukan dalam mengevaluasi jenis kepentingan keuangan yang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang tidak memiliki kendali atas
medium investasi
b. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang memiliki kendali atas
kepentingan keuangan

Ketentuan yang Berlaku bagi Setiap Klien Assurance

290.106 Ketika anggota tim assurance maupun anggota keluarga


langsungnya memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun
tidak langsung, ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian
signifikan, sehingga pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman
tersebut adalah dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang
individu menjadi anggota tim assurance

123 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung sebelum
seorang individu menjadi anggota tim assurance
c. Mengeluarkan personil tersebut dari timassurance.

290.107 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim


assurance maupun anggota keluarga langsungnya menerima suatu pemberian,
sebagai contoh, warisan, hadiah maka pencegahan- pencegahan di bawah ini
harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut :
a. Melepaskan kepentingan keuangan sedini mungkin
b. Mengeluarkan anggota tim assurance dari perikatanassurance

Pencegahan tambahan tersebut mencakup :


a. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang
memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan
b. Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaaan yang telah
dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan

290.108 Setelah mengevaluasi signifikansi setiap ancaman, anggota tim


assurance harus mempertimbangkan dan menerapkan pencegahan yang tepat,
yang mencakup antara lain:
a. Melepaskan kepentingan keuangan yang dimiliki oleh anggota keluarga
dekatnya sedini mungkin
b. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang
memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit
c. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim
assurance
d. Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance

290.109 Ketika anggota timassurance atau KAP, yang bertindak sebagai


wali amanat dari klien assurance, memiliki kepentingan keuangan. Oleh karena
itu, kepentingan keuangan seperti ini hanya dapat dipertahankan jika:
a. Anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya dan KAP
bukan merupakan pihak penerima manfaat dari lembaga wali amanat

124 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b. Kepentingan yang dimiliki oleh lembaga wali amanat pada klien assurance
tidak bersifat material terhadap lembaga wali amanat tersebut
c. Lembaga wali amanat tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas klien
assurance
d. Anggota tim assurance atau KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan
atas setiap keputusan investasi yang melibatkan kepentingan keuangan pada
klien assurance

290.110 Pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman


kepentingan pribadi yang dapat terjadi dari kepentingan keuangan yang dimiliki
oleh personil di luar timassurance maupun anggota keluarga langsung. Personil
tersebut mencakup :
a. Rekan (termasuk anggota keluarga langsungnya) yang bukan merupakan
anggota tim assurance
b. Rekan dan karyawan tingkat manajerial yang memberikan jasa profesional
selain jasa assurance kepada klien assurance
c. Personil yang memiliki hubungan dekat dengan anggota timassurance

Ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi akan tergantung dari faktor-
faktor sebagai berikut :
a. Struktur organisasi, operasi, dan pelaporan dalam KAP
b. Sifat dari hubungan yang terjadi antara personil tersebut dengan anggota tim
assurance

290.111 Pelanggaran yang tidak disengaja atas Seksi ini yang berkaitan
dengan kepentingan keuangan pada klien assurance tidak akan mengurangi
independensi anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP selama:
a. KAP dan Jaringan KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mengharuskan seluruh tenaga profesionalnya untuk sesegera mungkin
melaporkan kepada KAP setiap pelanggaran yang terjadi
b. Sesegera mungkin KAP dan Jaringan KAP memberitahukan tenaga
profesional yang bersangkutan untuk melepaskan kepentingan keuangan
yang menyebabkan ancaman tersebut
c. Sedini mungkin melepaskan kepentingan keuangan setelah teridentifikasinya
ancaman
125 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.112 Setiap KAP harus mempertimbangkan pencegahan yang dapat
diterapkan ketika terjadi pelanggaran.Pencegahan tersebut mencakup antara lain
:
a. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim
assurance
b. Tidak melibatkan personil yang bersangkutan dalam setiap pengambilan
keputusan penting yang berkaitan dengan perikatan assurance

Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Audit Laporan Keuangan

290.113 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan


yang bersifat langsung pada klien audit laporan keuangan, karena itu, satu-
satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit
adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut.

290.114 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan


yang bersifat tidak langsung yang material pada klien audit laporan keuangan,
satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan
audit adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara
keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai

290.115 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan


yang material pada suatu entitas yang memiliki kendali atas klien audit laporan
keuangan, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat
melaksanakan perikatan audit adalah dengan melepaskan kepentingan
keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang
memadai

290.116 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika program


manfaat pensiun KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan pada
klien audit laporan keuangan.

290.117 Ketika rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance


maupun keluarga langsungnya, yang berpraktik pada kantor yang sama dengan

126 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
rekan perikatan (engagement partner) suatu klien audit laporan keuangan,
memiliki kepentingan keuangan. Rekan yang tidak terkait dengan perikatan
assurance maupun keluarga langsungnya tidak boleh memiliki kepentingan
keuangan seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut

290.118 Kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan


audit laporan keuangan belum tentu merupakan kantor tempat rekan tersebut
bertugas

290.119 Ketika rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota


keluarga langsung mereka) yang memberikan jasa profesional selain jasa
assurance kepada klien audit laporan keuangan. maka rekan dan karyawan
manajerial (termasuk anggota keluarga langsung mereka) tidak boleh memiliki
kepentingan keuangan seperti yang dimaksud di atas pada klien tersebut

290.120 Kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan yang


dimiliki oleh anggota keluarga langsung dari :
a. Rekan yang berlokasi pada kantor yang sama dengan kantor tempat rekan
perikatan berpraktik sehubungan dengan perikatan audit
b. Rekan atau karyawan manajerial yang memberikan jasa profesional selain
jasa assurance

Sehingga tidak menciptakan ancaman yang tidak dapat diterima selama


kepentingan keuangan tersebut diperoleh sehubungan dengan haknya sebagai
karyawan

290.121 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim


assurance, KAP, atau Jaringan KAP, serta klien audit laporan keuangan maupun
direktur, pejabat, atau pemilik pengendalinya, memiliki kepentingan keuangan
pada suatu entitas yang sama.

Ancaman tidak akan terjadi jika:


a. Kepentingan Keuangan tidak material
b. Klien tidak memiliki pengaruh yang siginifikan

Pencegahan yg dapat dilakukan:


a. Melepaskan seluruh kepentingan keuangannya

127 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b. Melepaskan kepentingan keuangannya sesuai jumlah tertentu
c. Mengundurkan diri dari tim perikatan audit laporan keuangan

Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Assurance Selain Klien Audit Laporan
Keuangan

290.122 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat


langsung pada klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan
tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan
yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan
melepaskan kepentingan keuangan tersebut.

290.123 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat tidak


langsung yang material pada klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan
muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-
satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya
adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara
keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan
yang tersisa menjadi tidak lagi material.

290.124 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang material pada


suatu entitas yang memiliki kendali atas klien assurance lain, maka ancaman
signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh
karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan
perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik
secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang memadai hingga kepentingan
keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material.

290.125 Ketika laporan perikatan assurance selain perikatan audit laporan


keuangan yang penggunaannya terbatas diterbitkan, pengecualian terhadap
ketentuan dalam paragraf 290.106 - 290.110, dan paragraf 290.122 - 290.124,
diatur dalam paragraf 290.32 dari Kode Etik ini.

128 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PINJAMAN DAN PENJAMINAN YANG DIBERIKAN OLEH KLIEN ASSURANCE,
SERTA SIMPANAN YANG DITEMPATKAN PADA KLIEN ASSURANCE

290.126 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan kepada KAP


oleh klien assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis tidak akan
menimbulkan ancaman terhadap independensi.

290.127 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan oleh klien


assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis kepada anggota
timassurance maupun anggota keluarga langsungnya tidak akan menimbulkan
ancaman terhadap independensi.

290.128 Sama halnya dengan pinjaman atau penjaminan pinjaman,


simpanan atau brokerage account milik anggota timassurance, tidak
menimbulkan ancaman terhadap independensi jika simpanan atau brokerage
account tersebut dibuat berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang
lazim.

290.129 Ketika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman


kepada klien assurance yang bukan merupakan bank, maka ancaman
kepentingan pribadi yang signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg
dapat dilakukan

290.130 Demikian pula, ketika anggota tim assurance atau KAP menerima
pinjaman dari, atau memiliki pinjaman yang dijamin oleh, klien assurance yang
bukan merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang signifikan akan
muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan, kecuali pinjaman tersebut
tidak material.

290.131 Contoh-contoh yang diberikan pada paragraf 290.126 - 290.130


dari Kode Etik ini berkaitan dengan hubungan pinjaman dan penjaminan
pinjaman yang dilakukan antara KAP dengan klien assurance.

HUBUNGAN BISNIS YANG DEKAT DENGAN KLIEN ASSURANCE

129 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.132 Hubungan bisnis yang dekat antara anggota timassurance atau
KAP dengan klien assurance, akan melibatkan kepentingan keuangan yang
bersifat komersial atau bersifat umum, serta dapat menimbulkan ancaman
kepentingan pribadi dan acaman intimidasi. Contoh hubungan tersebut:
a. Memiliki kepentingan keuangan yang material
b. Melakukan perjanjian penggabungan satu atau lebih jasa/produk dari
satu/lebih KAP
c. Melakukan perjanjian distribusi atau pemasaran dengan klien assurance

Pencegahan yang dapat dilakukan:


a. Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance
b. Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa
c. Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance
d. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance

290.133 Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis


yang terjadi yang mengakibatkan KAP maupun keluarga langsungnya, dan klien
audit laporan keuangan memiliki kepentingan yang sama pada suatu entitas
selain Emiten. Tidak menimbulkan ancaman selama:
a. Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP maupun klien
audit
b. Kepentingan yang dimiliki tidak material terhadap investor atau kelompok
investor
c. Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau kelompok
investor untuk mengendalikan entitas selain Emiten tersebut.

290.134 Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota
tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP tidak menimbulkan ancaman terhadap
independensi selama transaksi tersebut dilakukan berdasarkan prosedur,
kondisi, dan persyaratan yang lazim. Jika terdapat ancaman signifikan,
pencegahan yang dapat dilakukan:
a. Menghapus atau mengurangi besaran transaksi
b. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari assurance
c. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan transaksi tersebut dengan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan
130 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.135 Hubungan keluarga dan hubungan pribadi yang terjadi antara
anggota timassurance dengan karyawan tertentu, direktur, atau pejabat klien
assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman
kedekatan, atau ancaman intimidasi.

290.136 Ketika anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance


merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang memiliki
pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok selama periode yang
tercakup dalam perikatan, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi
demikian signifikan mengingat kedekatan hubungan tersebut.

290.137 Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor


sebagai berikut:
a. Kedudukan anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance pada
klien assurance
b. Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan
assurance.

Pencegahan tersebut mencakup antara lain:


a. Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance
b. Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa
c. Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk
berkomunikasi dengan pejabat senior KAP

290.138 Ancaman terhadap independensi dapat terjadi ketika anggota


keluarga dekat dari anggota tim assurance merupakan direktur, pejabat, atau
karyawan dari klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh
langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance.
Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
a) Kedudukan anggota keluarga dekat dari anggota tim assurance pada klien
assurance.
b) Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan
assurance.

131 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan
yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman
tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
lain:
a) Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance
b) Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa, sehingga
anggota tim assurance yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang
menjadi tanggung jawab anggota keluarga dekatnya
c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk
berkomunikasi dengan pejabat senior KAP mengenai isu independensi dan
objektivitas yang menjadi perhatian mereka.

290.139 Sebagai tambahan, ancaman kepentingan pribadi, ancaman


kedekatan, atau ancaman intimidasi dapat terjadi ketika individu, yang
merupakan anggota keluarga selain anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari tim assurance, memiliki hubungan dekat dengan anggota
dari tim assurance, dan individu tersebut merupakan direktur, pejabat, atau
karyawan dari klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh
langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance.

290.140 Pertimbangan harus dilakukan atas ancaman kepentingan


pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi dari
hubungan pribadi atau hubungan keluarga antara rekan atau karyawan KAP
yang bukan merupakan anggota tim assurance dengan direktur, pejabat, atau
karyawan.

290.141 Pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam Seksi


ini yang terkait dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi tidak
memengaruhi independensi anggota tim assurance atau KAP selama KAP:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh
personilnya untuk melaporkan sesegera mungkin kepada KAP mengenai
pelanggaran yang terjadi.
b) Mengatur tanggung jawab tim assurance sedemikian rupa, sehingga
personil KAP yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi
132 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
tanggung jawab dari personil klien assurance yang mempunyai hubungan
pribadi dengannya.
c) Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personil KAP
yangbersangkutan.

290.142 Ketika terjadi pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan


dalam Seksi ini yang berkaitan dengan hubungan keluarga atau hubungan
pribadi, KAP harus mempertimbangkan penerapan pencegahan yang tepat.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP
yang bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan
b) Tidak melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam pengambilan
keputusan yang substantif yang berkaitan dengan perikatan assurance.

PERSONIL KAP YANG BERGABUNG DENGAN KLIEN ASSURANCE

290.143 Independensi anggota tim assurance atau KAP dapat terancam


ketika direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam
kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal
pokok dari perikatan assurance, pernah menjadi anggota tim assurance atau
rekan KAP. Situasi seperti ini dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi,
ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi, terutama ketika hubungan yang
signifikan tetap terjadi antara individu tersebut dengan KAP tempatnya bekerja
sebelumnya.

290.144 Ketika anggota tim assurance, rekan, atau sebelumnya pernah


menjadi rekan dari KAP telah bergabung dengan klien assurance, signifikansi
setiap ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman
intimidasi yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance.
b) Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu tersebut dengan tim
assurance.

133 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
c) Lamanya jangka waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi
menjadi bagian dari tim asssurance atau KAP.
d) Posisi sebelumnya dari individu tersebut dalam tim assurance

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut


merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
a) Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk memodifikasi rencana
kerja perikatan assurance.
b) Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki pengalaman yang
setara dengan pengalaman individu tersebut untuk perikatan assurance
selanjutnya.
c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP
yang bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
d) Menelaah pengendalian mutu perikatan.

Umumnya seluruh pencegahan di bawah ini diperlukan untuk mengurangi


ancaman terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima:
a) Individu yang bersangkutan tidak berhak atas keuntungan atau pembayaran
dari KAP, kecuali yang dilakukan berdasarkan suatu pengaturan atau
perjanjian di muka dan bersifat tetap (fixed pre-determined arragements).
b) Individu yang bersangkutan tidak boleh lagi terlibat, atau memberikan kesan
terlibat, dalam kegiatan bisnis atau kegiatan profesional KAP.

290.145 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim


assurance yang melakukan perikatan assurance mengetahui atau mempunyai
alasan untuk menyakini kemungkinannya untuk bergabung dengan klien
assurance di kemudian hari. Ancaman terhadap independensi dapat dikurangi
ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan semua pencegahan sebagai
berikut:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan personil KAP

134 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
untuk memberitahukan sesegera mungkin kepada KAP mengenai negosiasi
peluang kerja pada klien assurance yang akan terjadi atau sedang
berlangsung
b) Tidak melibatkan personil KAP tersebut dalam perikatan assurance. Selain
itu, KAP harus mempertimbangkan juga untuk menelaah secara independen
pertimbangan signifikan yang dibuat oleh personil KAP tersebut selama
dalam perikatan assurance.

PERSONIL KLIEN ASSURANCE YANG BERGABUNG DENGAN KAP

290.146 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, dan


ancaman kedekatan dapat terjadi ketika mantan pejabat, direktur, atau
karyawan klien assurance bergabung dengan KAP dan menjadi bagian dari tim
assurance.

290.147 Ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur,


pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki
pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan
assurance selama periode yang tercakup dalam laporan assurance, ancaman
terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak
ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
yang dapat diterima.

290.148 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau


ancaman kedekatan dapat terjadi ketika anggota tim assurance sebelumnya
merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam
kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal
pokok dari perikatan assurance sebelum periode yang tercakup dalam laporan
assurance.

Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:


a) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance.
b) Lamanya waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi
bagian dari klien assurance.

135 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
c) Peran individu tersebut dalam tim assurance.

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut


merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:

a) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah


dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
b) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.

RANGKAP JABATAN PERSONIL KAP SEBAGAI DIREKTUR ATAU PEJABAT


KLIEN ASSURANCE

290.149 Ketika rekan atau karyawan KAP juga merupakan direktur atau
pejabat klien assurance, ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan
pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun
pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
diterima.

290.150 Kewajiban sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary)


sangat beragam, yaitu mulai dari kewajiban yang bersifat administratif, seperti
mengelola sumber daya manusia atau memelihara catatan akuntansi, hingga
kewajiban lainnya.

290.151 Ketika rekan atau karyawan KAP atau Jaringan KAP juga
merupakan sekretaris perusahaan pada klien audit laporan keuangan, ancaman
telaah pribadi atau ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan,
sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman
tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

290.152 Pada umumnya jasa administratif yang bersifat rutin dalam


mendukung fungsi kesekretariatan perusahaan maupun jasa advisory yang
terkait dengan administrasi kesekretariatan perusahaan yang diberikan kepada
136 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
klien assurance tidak mengurangi independensi selama manajemen klien
assurance bertanggung jawab atas semua keputusan yang relevan yang dibuat.

KETERKAITAN YANG CUKUP LAMA ANTARA PERSONIL SENIOR KAP


DENGAN KLIEN ASSURANCE

KetentuanUmum

290.153 Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika personil senior yang


sama digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu periode yang cukup
lama. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor
sebagai berikut:
a) Personil tersebut sebagai anggota timassurance.
b) Peran personil tersebut dalam timassurance.
c) Struktur KAP.

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut


merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
a) Merotasi personil tersebut dengan mengeluarkannya dari tim assurance.
b) Melibatkan Praktisi lainnya yang bukan merupakan anggota tim assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil tersebut
atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
c) Melakukan penelaahan mutu internal secaraindependen.

Klien Audit Laporan Keuangan yang Merupakan Emiten

290.154 Penggunaan rekan perikatan atau personil KAP yang


bertanggung jawab atas pengendalian mutu yang sama atas perikatan audit
laporan keuangan untuk suatu periode yang cukup lama dapat menimbulkan

137 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
ancaman kedekatan. Ancaman tersebut sangat relevan dalam audit laporan
keuangan Emiten. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Merotasi rekan perikatan dan personil KAP yang bertanggung jawab atas
pengendalian mutu perikatan setelah melaksanakan perikatannya, baik
sebagai salah satu dari kedua fungsi tersebut di atas maupun kombinasi dari
keduanya, selama suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya, yang
umumnya tidak lebih dari tujuh tahun
b) Tidak memperbolehkan personil yang dirotasi tersebut terlibat dalam
perikatan audit laporan keuangan tersebut hingga terlewatinya suatu
periode tertentu sejak keterlibatan terakhirnya (cooling-off period), yang
umumnya duatahun.

290.155 Ketika klien audit laporan keuangan menjadi Emiten, lamanya


jangka waktu yang telah dijalani oleh rekan perikatan atau personil KAP yang
bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan harus dipertimbangkan
dalam menentukan saat dirotasinya personil tersebut. Sebagai contoh:
a) Ketika keberlanjutan dari personil tersebut dalam perikatan sangat penting
bagi klien audit laporan keuangan, seperti ketika terjadi perubahan besar
atas struktur klien yang terjadi pada saat yang sama dengan rotasi personil
tersebut
b) Ketika rotasi tidak dimungkinkan atau bukan merupakan pencegahan yang
tepat sebagai akibat dari ukuran KAP

290.156 Ketika KAP hanya memiliki beberapa personil yang memiliki


pengetahuan dan pengalaman yang relevan sebagai rekan perikatan atau
personil KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan dalam
audit laporan keuangan Emiten, rotasi mungkin bukan merupakan pencegahan
yang tepat.

138 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PEMBERIAN JASA PROFESIONAL SELAIN JASA ASSURANCE KEPADA
KLIEN ASSURANCE

Pendahuluan

290.157 Sejak dahulu, KAP atau Jaringan KAP telah memberikan


berbagai jasa profesional selain jasa assurance kepada klien assurance sesuai
dengan kompetensi dan keahliannya. Pada umumnya, klien assurance sangat
memperoleh manfaat dari berbagai jasa tersebut.

290.158 Pada umumnya, kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat


menimbulkan ancaman kepentingan pribadi atau ancaman telaah pribadi yang
demikian signifikan, sehingga satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan
menghindari kegiatan tersebut atau menolak untuk menerima atau melanjutkan
perikatan assurance:
a) Memberikan persetujuan, melaksanakan, atau menyelesaikan suatu
transaksi, atau mewakili klien assurance dalam melaksanakan suatu
kewenangan atau bahkan memiliki kewenangan untuk mewakili klien
assurance dalam melaksanakan kewenangan tersebut.
b) Menentukan suatu pilihan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah
usulan rekomendasi yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.
c) Melaksanakan fungsi manajemen dengan melaporkan hal-hal yang relevan
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.

290.159 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.166 - 290.205


dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai pemberian jasa profesional
selain jasa assurance kepada klien assurance. Potensi ancaman terhadap
independensi akan sering terjadi ketika jasa profesional selain jasa assurance
diberikan kepada klien audit laporan keuangan.

290.160 Kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan juga


ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan pribadi:
a) Menyimpan aset milik klienassurance.
b) Melakukan penyeliaan atas pelaksanaan kegiatan rutin karyawan klien
139 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
assurance.
c) Menyiapkan dokumen atau data pendukung transaksi, baik dalam bentuk
elektronik maupun bentuk lainnya, yang membuktikan terjadinya suatu
transaksi.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Menetapkan pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau
Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance tidak
terlibat dalam perikatan assurance
b) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran mengenai implikasi dari
kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi tim
assurance dan KAP

290.161 Pencegahan-pencegahan di bawah ini dapat mengurangi


ancaman ke tingkat yang dapat diterima yang terjadi dari pemberian jasa
profesional selain jasa assurance kepada klien assurance:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang tenaga profesional KAP
atau Jaringan KAP untuk membuat keputusan manajemen bagi klien
assurance atau mengambil tanggung jawab atas keputusan tersebut.
b) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan independensi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
c) Menetapkan kebijakan mengenai tanggung jawabpengawasan dalam
pemberian jasa profesional selain jasa assurance bagi klien assurance.
d) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran atas implikasi dari
pelaksanaan perikatan selain perikatan assurance terhadap independensi
anggota tim assurance dan KAP.
e) Melibatkan Praktisi dari luar KAP untuk memberikan keyakinan mengenai
aspek khusus dari perikatan assurance.
f) Memperoleh pernyataan dari klien assurance mengenai tanggung jawabnya
atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh KAP

140 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
g) Mengungkapkan sifat dan besaran imbalan jasa profesional kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.

290.162 Sebelum KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk menerima


suatu perikatan untuk memberikan jasa profesional selain jasa assurance
kepada klien assurance, pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya
ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi dari pemberian jasa
profesional tersebut. Perikatan tersebut harus ditolak jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan.

290.163 Pemberian jasa profesional tertentu selain jasa assurance


kepada klien audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman terhadap
independensi yang demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan
yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
yang dapat diterima.

Penyiapan Catatan Akuntansi dan Laporan Keuangan

290.164 Membantu klien audit laporan keuangan dalam hal-hal tertentu,


seperti menyiapkan catatan akuntansi atau laporan keuangan, dapat
menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika di kemudian hari laporan keuangan
tersebut diaudit oleh KAP yang menyiapkannya.

290.165 Manajemen klien audit laporan keuangan bertanggung jawab


untuk memastikan penyimpanan catatan akuntansi dan penyiapan laporan
keuangan, walaupun mereka dapat meminta bantuan KAP atau Jaringan KAP
dalam hal tersebut. Sebagai contoh:
a) Menentukan atau mengubah ayat jurnal, klasifikasi akun atau transaksi, atau
catatan akuntansi lainnya tanpa persetujuan dari klien audit laporan
keuangan;
b) Memberikan persetujuan atas transaksi; dan
c) Menyiapkan atau mengubah dokumen atau data pendukung transaksi
(termasuk keputusan mengenai asumsi penilaian).

290.166 Proses audit laporan keuangan melibatkan komunikasi yang

141 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
ekstensif antara KAP dengan manajemen klien audit laporan keuangan. Selama
proses ini, manajemen meminta dan menerima masukan mengenai hal-hal yang
terkait dengan audit laporan keuangan

Ketentuan Umum

290.167 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.170 - 290.173


dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai ancaman telaah pribadi yang
dapat terjadi ketika KAP terlibat dalam penyiapan catatan akuntansi atau laporan
keuangan, yang selanjutnya akan menjadi informasi hal pokok dari perikatan
audit laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP.

290.168 KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan jasa akuntansi dan
pembukuan yang bersifat rutin atau mekanis, termasuk jasa pemrosesan
penggajian, kepada klien audit laporan keuangan selain Emiten selama setiap
ancaman telaah pribadi yang terjadi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat
diterima. Contoh-contoh dari jasa profesional tersebut adalah sebagai berikut:
a) Mencatat transaksi yang klasifikasi akunnya telah ditentukan dan disetujui
oleh klien audit laporan keuangan.
b) Membukukan transaksi ke dalam buku besar yang ayat jurnalnya telah
ditentukan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan.
c) Menyusun neraca saldo berdasarkan buku besar yang telah disiapkan dan
disetujui oleh klien audit laporan keuangan.
d) Menyusun laporan keuangan berdasarkan informasi dari neraca saldo yang
telah disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman
tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,
maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
a) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau
Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak terlibat
dalam tim assurance.
142 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b) Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur yang melarang
personil KAP memberikan jasa professional.
c) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab
dalam meyiapkan dokumen pendukung transaksi.
d) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab
dalam meyiapkan dokumen pendukung transaksi.
e) Memperoleh persetujuan dari klien audit laporan keuangan untuk setiap
usulan ayat jurnal atau perubahan lain yang memengaruhi laporan
keuangan.

290.169 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit


laporan keuangan yang merupakan Emiten, termasuk jasa pemrosesan
penggajian dan penyusunan laporan keuangan atau informasi keuangan

290.170 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan yang bersifat rutin


atau mekanis kepada suatu divisi atau anak perusahaan dari klien audit laporan
keuangan yang merupakan Emiten tidak akan memberikan kesan berkurangnya
independensi KAP atau Jaringan KAP terhadap klien audit laporan keuangan
selama kondisi-kondisi di bawah ini terpenuhi:
a) Jasa profesional tersebut tidak melibatkan proses pemberian pertimbangan.
b) Divisi atau anak perusahaan tersebut secara kolektif tidak material terhadap
Emiten, atau jasa profesional yang diberikan tersebut secara kolektif tidak
material terhadap divisi atau anak perusahaan tersebut.
c) Imbalan jasa profesional bagi KAP atau Jaringan KAP yang diperoleh dari
pemberian jasa profesional tersebut secara kolektif tidak signifikan.

Jika jasa profesional tersebut tetap diberikan, maka semua pencegahan di


bawah ini harus diterapkan:
a) KAP atau Jaringan KAP tidak boleh terlibat dalam fungsi manajerial atau
pengambilan keputusan manajerial.
b) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan
KAP atau Jaringan KAP.
c) Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut
tidak boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.

143 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Keadaan Darurat

290.171 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit


laporan keuangan dalam keadaan darurat maupun keadaan tidak biasa lainnya
(yaitu ketika penunjukan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melaksanakan jasa
profesional tersebut dirasakan tidak praktis oleh klien audit laporan keuangan)
dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi. Namun demikian,
ancaman tersebut masih dapat diterima selama:
a) KAP atau Jaringan KAP tidak terlibat dalam fungsi manajerial atau
pengambilan keputusan manajerial.
b) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab.
c) Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut
tidak boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.

PEMBERIAN JASA PENILAIAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN


KEUANGAN

290.172 Suatu penilaian (valuation) terdiri dari pembuatan asumsi-


asumsi yang terkait dengan perkembangan di masa yang akan datang,
penerapan metodologi dan teknik tertentu, atau kombinasi keduanya dalam
menghitung suatu nilai atau rentang nilai dari suatu aset, kewajiban, atau bisnis
secara keseluruhan.

290.173 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan keuangan yang
selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akan
diaudit oleh KAP tersebut.

290.174 Ketika jasa penilaian melibatkan penilaian atas hal yang material
terhadap laporan keuangan dan tingkat subjektivitas yang signifikan, tidak ada
satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang
dapat diterima

290.175 Melaksanakan jasa penilaian bagi klien audit laporan keuangan


144 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
yang secara terpisah maupun kolektif tidak material terhadap laporan keuangan,
atau yang tidak melibatkan tingkat subjektivitas yang signifikan, dapat
menimbulkan ancaman telaah pribadi terhadap independensi. Ancaman
tersebut dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan
pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam timassurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan
saran yang diperlukan.
b) Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan keuangan
mengenai asumsi dan metodologi yang digunakan dalam penilaian, serta
memperoleh persetujuan atas penggunaannya.
c) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai
tanggung jawabnya atas hasil penilaian yang dilakukan oleh KAP.
d) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau
Jaringan KAP yang memberikan jasa penilaian tidak terlibat dalam perikatan
audit laporan keuangan.

Hal-hal di bawah ini harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi efektivitas


pencegahan:
a) Luas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan klien audit laporan
keuangan dalam mengevaluasi hal-hal yang terkait.
b) Tingkat penerapan dari metodologi dan pedoman profesi yang telah
ditentukan dalam melaksanakan jasa penilaian.
c) Untuk penilaian yang menggunakan standar atau metodologi yang telah
ditentukan, tingkat subjektivitas bawaan pada hal-hal yang menjadi
perhatian.
d) Keandalan dan luas data yang mendasari penilaian tersebut.
e) Tingkat ketergantungan atas kejadian di masa yang akan datang dari hal-
hal yang dapat menciptakan volatilitas yang signifikan yang melekat pada
jumlah-jumlah yang terkait dalam penilaian tersebut.
f) Luas dan kejelasan pengungkapan dalam laporankeuangan.

290.176 Pemberian jasa penilaian oleh KAP atau Jaringan KAP kepada
klien audit laporan keuangan dengan tujuan untuk pelaporan surat

145 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pemberitahuan pajak kepada otoritas perpajakan, penghitungan jumlah
kewajiban pajak terhutang, atau perencanaan pajak, tidak menimbulkan
ancaman yang signifikan terhadap independensi, karena pada umumnya
penilaian tersebut merupakan subjek penelaahan yang dilakukan oleh pihak
eksternal, seperti otoritas perpajakan.

290.177 Ketika KAP atau Jaringan KAP melaksanakan jasa penilaian


atas bagian dari informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan
audit laporan keuangan, KAP harus mempertimbangkan setiap ancaman telaah
pribadi yang dapat terjadi.

PEMBERIAN JASA PERPAJAKAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN


KEUANGAN

290.178 KAP atau Jaringan KAP dapat diminta untuk memberikan jasa
perpajakan kepada klien audit laporan keuangan. Jasa perpajakan mencakup
berbagai jasa, termasuk jasa penelaahan atas ketaatan perpajakan,
perencanaan perpajakan, pemberian pendapat atas posisi perpajakan secara
formal, dan bantuan dalam penyelesaian sengketa perpajakan.

PEMBERIAN JASA AUDIT INTERNAL KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN


KEUANGAN

290.179 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan keuangan.

290.180 Pemberian jasa profesional yang melibatkan perluasan prosedur


yang diharuskan dalam melaksanakan audit laporan keuangan yang sesuai
dengan standar profesi yang berlaku.

290.181 Ancaman telaah pribadai dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan bantuan kepada klien audit laporan keuangan dalam
melaksanakan kegiatan audit internal atau outsourcing atas beberapa kegiatan
audit internal tersebut.

146 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.182 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP melaksanakan bagian yang signifikan dari kegiatan audit internal klien audit
laporan keuangan.

290.183 Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada


setiap situasi untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu
dengan memastikan terjadinya hal-hal di bawah ini:
a) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab atas kegiatan audit internal
serta dalam menetapkan, memelihara, dan memantau sistem pengendalian
internal.
b) Klien audit laporan keuangan menugaskan karyawan yang kompeten
(dengan mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk
bertanggung jawab atas kegiatan audit internal.
c) Klien audit laporan keuangan, komite audit, atau dewan komisaris
memberikan persetujuan atas lingkup, risiko, dan frekuensi pekerjaan audit
internal.
d) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan
menentukan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan
rekomendasi.
e) Klien audit laporan keuangan mengevaluasi kecukupan prosedur audit
internal yang dilakukan dan temuan yang diperoleh dari pelaksanaan
prosedur tersebut dengan cara antara lain mendapatkan dan
menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.
f) Melaporkan temuan dan rekomendasi yang diperoleh dari pelaksanaan
audit internal kepada komite audit.

290.184 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya


pemberian jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil
KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan serta berada pada lini pelaporan yang berbeda.

PEMBERIAN JASA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KEPADA KLIEN


AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.185 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan

147 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
KAP memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang
melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan
yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian
dari laporan keuangan.

290.186 Kemungkinan terjadinya ancaman telaah pribadi demikian


signifikan ketika KAP atau Jaringan KAP memberikan jasa profesional tersebut
di atas kepada klien audit laporan keuangan, kecuali jika KAP atau Jaringan KAP
telah menerapkan pencegahan yang tepat yang memastikan klien audit laporan
keuangan untuk:
a) Mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan dan memantau sistem
pengendalian internal.
b) Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan
pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap
keputusan manajemen yang terkait dengan perancangan dan penerapan
sistem perangkat keras dan perangkat lunak.
c) Membuat semua keputusan manajemen yang terkait dengan proses
perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi;
d) Mengevaluasi kecukupan dan hasil dari perancangan dan penerapan sistem
tersebut.
e) Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem perangkat keras dan
perangkat lunak serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh
sistem tersebut.

290.187 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya


pemberian jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil
KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan serta berada pada lini pelaporan yang berbeda.

290.188 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan
KAP memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang
melibatkan perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan
yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian
dari laporan keuangan.

148 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.189 Pemberian jasa profesional oleh KAP atau Jaringan KAP yang
melibatkan penilaian, perancangan, dan penerapan pengendalian akuntansi
internal dan pengendalian manajemen risiko tidak menimbulkan ancaman
terhadap independensi

PENUGASAN PERSONIL KAP ATAU JARINGAN KAP YANG BERSIFAT


SEMENTARA PADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.190 Penugasan personil KAP atau Jaringan KAP pada klien audit
laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi jika personil
tersebut berada pada suatu kedudukan yang dapat memengaruhi penyiapan
akun-akun atau laporan keuangan klien audit laporan keuangan. Pada
praktiknya, bantuan tersebut dapat diberikan selama personil tersebut tidak
terlibat dalam:
a) Membuat keputusan manajemen.
b) Menyetujui atau menandatangani perjanjian atau dokumen serupa lainnya.
c) Melaksanakan suatu tindakan berdasarkan pertimbangan sendiri yang
mengikat klien audit laporan keuangan.

Setiap situasi harus dianalisis secara saksama untuk mengidentifikasi ada


tidaknya ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan yang harus diterapkan
pada setiap situasi untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Tidak memperbolehkan personil KAP atau Jaringan KAPyang terlibat dalam
penugasan yang bersifat sementara tersebut terlibat dalam perikatan audit
laporan keuangan.
b) Memastikan klien audit laporan keuangan bertanggung jawab dalam
mengarahkan dan menyelia kegiatan yang dilakukan oleh personil KAP atau
Jaringan KAP tersebut.

PEMBERIAN JASA PENUNJANG LITIGASI KEPADA KLIEN AUDIT


LAPORANKEUANGAN

290.191 Jasa penunjang litigasi mencakup antara lain menjadi saksi ahli,
menghitung estimasi kerugian atau jumlah piutang atau hutang yang timbul dari
litigasi atau sengketa hukum lainnya, dan membantu pengelolaan dan
149 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pemerolehan kembali dokumen yang terkait dengan perselisihan atau litigasi.

290.192 Pemberian jasa penunjang litigasi yang diberikan kepada klien


audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika jasa
profesional tersebut mencakup estimasi hasil keputusan yang akan terjadi yang
dapat memengaruhi jumlah- jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan. Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor
sebagai berikut:
a) Materialitas jumlah yang terkait dalam litigasi.
b) Tingkat subjektivitas bawaan dari hal-hal yang menjadi perhatian dalam
litigasi.
c) Sifat perikatan jasa penunjang litigasi.

KAP atau Jaringan KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang
terjadi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang
secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup
antara lain:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil yang terlibat
dalam pemberian jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit
laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial.
b) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.
c) Melibatkan pihak-pihak lain yang relevan, seperti tenaga ahli independen.

290.193 Ketika tugas yang dilaksanakan oleh KAP atau Jaringan KAP
melibatkan kegiatan yang mewakili klien audit laporan keuangan dalam
membuat keputusan manajerial, tidak ada satupun pencegahan yang dapat
mengurangi ancaman yang dapat terjadi ke tingkat yang dapat diterima. Oleh
karena itu, KAP atau Jaringan KAP harus menolak untuk memberikan jasa
profesional tersebut kepada klien audit laporan keuangan.

PEMBERIAN JASA HUKUM KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.194 Jasa hukum didefinisikan sebagai setiap jasa profesional yang

150 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
disediakan oleh tenaga profesional yang diperkenankan untuk berpraktik di
pengadilan atau yang memiliki pelatihan hukum yang dipersyaratkan dalam
berpraktik.

290.195 Ancaman terhadap independensi harus dipertimbangkan


dengan melihat sifat jasa profesional yang diberikan, terpisah tidaknya penyedia
jasa dari tim assurance, dan materialitas dari hal-hal yang menjadi perhatian,
dalam kaitannya dengan laporan keuangan entitas.

290.196 Pemberian jasa hukum kepada klien audit laporan keuangan


yang melibatkan hal-hal yang diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yang
material atas laporan keuangan tidak menimbulkan ancaman terhadap
independensi yang tidak dapat diterima.

290.197 Jasa hukum yang membantu klien audit laporan keuangan dalam
melakukan suatu transaksi (sebagai contoh, bantuan dalam aspek- aspek yang
berhubungan dengan perjanjian, nasihat hukum, uji tuntas (due diligence) dalam
bidang hukum, dan restrukturisasi) dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi.
Pemberian jasa profesional tersebut tidak mengurangi independensi selama:

a) Anggota tim assurance tidak boleh terlibat dalam pemberian jasa profesional
tersebut.
b) Klien audit laporan keuangan harus merupakan pihak yang membuat
keputusan akhir dari suatu masalah hukum, dan jasa profesional yang
diberikan hanya merupakan pelaksanaan dari keputusan yang telah dibuat
tersebut.

290.198 Ketika KAP atau Jaringan KAP mewakili klien audit laporan
keuangan dalam mencari penyelesaian suatu perselisihan atau litigasi yang
melibatkan jumlah-jumlah yang material terhadap laporan keuangan, ancaman
advokasi dan ancaman telaah pribadi

290.199 Ketika KAP atau Jaringan KAP diminta untuk memberikan jasa
advokasi bagi klien audit laporan keuangan dalam menyelesaikan suatu
perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah yang tidak material terhadap
laporan keuangan. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Menentukan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau
151 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili
klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan manajerial.
b) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.

290.200 Bila terdapat penunjukan rekan maupun karyawan KAP atau


Jaringan KAP sebagai penasihat hukum internal oleh klien audit laporan
keuangan, ancaman telaah pribadi dan ancaman advokasi yang dapat terjadi
demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

PEMBERIAN JASA PEREKRUTAN MANAJEMEN SENIOR KEPADA KLIEN

ASSURANCE

290.201 Perekrutan manajemen senior bagi klien assurance, seperti


mereka yang dalam kedudukannya dapat memengaruhi informasi hal pokok dari
perikatan assurance, dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi,
ancaman kedekatan, dan ancaman intimidasi pada saat ini maupun di masa
yang akan datang. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari
faktor-faktor sebagai berikut:
a) Peran individu yang akan direkrut.
b) Sifat jasa perekrutan yang diinginkan oleh klien assurance.

PEMBERIAN JASA KEUANGAN KORPORAT KEPADA KLIEN ASSURANCE

290.202 Pemberian jasa keuangan korporat (corporate finance) kepada


klien assurance (termasuk klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan
ancaman advokasi dan ancaman telaah pribadi.

290.203 Pemberian jasa keuangan korporat lainnya kepada klien


assurance (termasuk klien audit laporan keuangan), sebagai contoh, membantu
klien assurance dalam: (i) mengembangkan strategi korporat, (ii)
mengidentifikasi atau memperkenalkan klien assurance kepada penyedia dana

152 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
yang sesuai dengan kebutuhannya, dan (iii) memberikan saran mengenai
struktur pendanaan dan menganalisis dampak akuntansi yang dapat terjadi dari
usulan transaksi pendanaan tersebut, pencegahan yang tepat yang mencakup
antara lain:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau
Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili
klien assurance dalam membuat keputusan manajerial.
b) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.
c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang KAP atau Jaringan
KAP untuk mewakili klien assurance dalam menyetujui suatu persyaratan
transaksi atau melakukan suatu transaksi.

IMBALAN JASA PROFESIONAL

IMBALAN JASA PROFESIONAL SUATU BESARAN YANG RELATIF

209.204 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika proporsi


jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh dari suatu klien assurance
demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa yang
diperoleh oleh KAP atau Jaringan KAP. Signifikansi setiap ancaman tersebut
akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
a) Struktur organisasi KAP atau Jaringan KAP.
b) Tingkat kemapanan KAP atau Jaringan KAP.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman
tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,
maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
a) Mendiskusikan besaran dan sifat imbalan jasa profesional dengan pihak
klien assurance yang bertangggung jawab atas tata kelola perusahaan,
seperti komite audit.

153 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
b) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi
ketergantungan KAP atau Jaringan KAP pada suatu klien assurance.
c) Melakukan penelaahan eksternal atas pengendalian mutu.
d) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga, seperti badan pengatur profesi
atau Praktisi lainnya.

209.205 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi juga ketika proporsi


jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh seorang rekan KAP atau
Jaringan KAP dari suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan
dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh rekan
KAP atau Jaringan KAP tersebut. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang memantau dan menerapkan
pengendalian mutu dari perikatan assurance.
b) Mengikutsertakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam
perikatan assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan
atau memberikan saran yang diperlukan.

IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG TELAH LEWAT WAKTU

209.206 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika imbalan jasa


profesional dari klien assurance belum terlunasi untuk jangka waktu yang cukup
lama. Pencegahan di bawah ini dapat diterapkan untuk mengurangi ancaman
tersebut ke tingkat yang dapat diterima:
a) Mendiskusikan imbalan jasa profesional yang belum terlunasi dengan pihak
klien assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan,
seperti komite audit.
b) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk
memberikan saran yang diperlukan.

BESARAN IMBALAN JASA PROFESIONAL

209.207 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP

154 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
menerima perikatan assurance dengan jumlah imbalan jasa profesional yang
secara signifikan. Ancaman tersebut tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat
diterima, kecuali jika:
a) KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan
tenaga profesional yang kompeten dalam perikatan tersebut; dan
b) KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur
pengendalian mutu assurance.

IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG BERSIFAT KONTINJEN

209.210 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen merupakan


imbalan jasa profesional yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil dari
suatu transaksi atau pekerjaan yang dilakukan.

209.211 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan


assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman
advokasi yang demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan
yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

209.212 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan


selain perikatan assurance yang diberikan kepada klien assurance dapat
menimbulkan juga ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi. Selain
penetapan yang diuraikan di atas, signifikansi setiap ancaman akan tergantung
dari faktor-faktor sebagai berikut:
a) Kisaran jumlah imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
b) Variabilitas imbalan jasa professional.
c) Dasar penentuan imbalan jasaprofessional.
d) Ada tidaknya penelaahan hasil dari suatu transaksi oleh pihak ketiga yang
independen.
e) Dampak dari suatu kejadian atau transaksi terhadap perikatan assurance.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman
tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan,
maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk

155 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
a) Mengungkapkan besaran dan sifat imbalan jasa profesional kepada pihak
klien assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan,
seperti komite audit.
b) Melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menelaah atau menentukan
besaran imbalan jasa profesional final.
c) Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.

PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA

290.213 Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat


terjadi ketika anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP menerima hadiah
atau bentuk keramah-tamahan lainnya dari klien assurance

LITIGASI ATAU ANCAMAN LITIGASI

290.214 Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi dapat


terjadi ketika terjadi, atau kemungkinan terjadi, litigasi antara anggota tim
assurance, KAP, atau Jaringan KAP dengan klien assurance. Signifikansi setiap
ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
a) Materialitas litigasi.
b) Sifat perikatan assurance.
c) Terkait tidaknya litigasi dengan perikatan assurance sebelumnya.

290.215 KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan


menerapkan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
a) Mengungkapkan lingkup dan sifat litigasi kepada pihak klien assurance yang
bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
b) Mengeluarkan personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam litigasi
dari tim assurance.
c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
156 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Modul 5 PRINSIP PRINSIP DASAR ETIKA
PROFESI

PENDAHULUAN Seksi 100

Perbedaan profesi akuntan public dibandingkan profesi lainnya adalah tanggung


jawabnya pada kepentingan public, jadi tidak hanya bertanggung jawab pada pemberi
kerja/client. Oleh karena itu, praktisi harus mematuhi dan menjalankan prinsip dasar dan
kode etik yang diatur sebagai berikut.

Kode etik dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

- Bagian A menetapkan prinsip dasar dan memberikan kerangka konseptual


dalam penerapannya.
Kerangka konseptual adalah pedoman terhadap prinsip dasar etika profesi
sehingga harus diterapkan untuk mengidentifikasikan ancaman terhadap
kepatuhan prinsip dasar kode etik profesi dan mengevaluasi ancaman
tersebut. Jika ancamannya tidak signifikan (tidak penting dan tidak memiliki
dampak), tetap harus dipertimbangkan dan dijalankan untuk menghilangkan
atau mengurangi ancaman tersebut sehingga kepatuhannya tetap terjaga.
- Bagian B ilustrasi tentang penerapan kerangka konseptual pada situasi
tertentu, contoh pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman dan
mencegah ancaman pada kepatuhan pada prinsip etika profesi.
PRINSIP DASAR

Setiap praktisi harus mematuhi prinsip dasar etika profesi:

6. Prinsip integritas
157 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Praktisi harus jujur dan tegas dalam menjalin hubungan professional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
7. Prinsip objektivitas
Tidak boleh membiarkan terjadinya subjektivitas, benturan kepentingan atau
pengaruh yang tidak layak dari pihak yang mempengaruhi pertimbangan
profesional/ pertimbangan bisnis.
8. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
Praktisi harus memiliki pengetahuan dan keahlian sehingga dalam prakteknya
juga praktisi harus tahu setiap perkembangan yang ada. Kemudian praktisi juga
harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standard an kode etik
yang ada.
9. Prinsip kerahasiaan
Praktisi harus menjaga rahasia yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan
profesional dan hubungan bisnisnya, tidak boleh mengungkapkan informasi
tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien, kecuali jika memang
sudah kewajibannya untuk diungkapkan, juga tidak boleh digunakan untuk
kepentingan pribadi.
10. Prinsip perilaku profesional
Wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari
semua tindakan yang merugikan profesi.

Kerangka konseptual mewajibkan praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan


menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi dengan tujuan
untuk melindungi kepentingan public, juga tidak hanya mematuhi peraturan khusus yang
dapat bersifat subjektif.

Kode etik ini memberikan kerangka untuk membantu praktisi dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi. Jika ancaman yang ada secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman atau menguranginya
ketingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan tetap terjaga.

Praktisi harus :

- mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika


profesi atau keadaan serta hubungan yang dapat mengakibatkan
pelanggaran terhadap prinsip dasar etika profesi.
158 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
- Memperhatikan factor kualitatif dan kuantitatif dalam melihat kesignifikanan
suatu ancaman. Jika tidak bisa menerapkan pencegahan yang tepat, maka
praktisi harus menolak untuk menerima perikatan tersebut atau
menghentikan jasa profesional yang diberikannya atau bahkan
mengundurkan diri dari perikatan tersebut.
Praktisi mungkin :

- Melanggar suatu ketentuan dalam kode etik secara tidak sengaja.


Pelanggaran tersebut kemudian dilihat dari signifikansinya.

ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi, dimana
ancaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

- Ancaman kepentingan pribadi ancaman yang diakibatkan oleh kepentingan


keuangan, anggota keluarga langsung, atau anggota keluarga dekat praktisi.
- Ancaman telaah pribadi ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang
diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh praktisi yang
bertanggung jawab atas pertimbangan tersebut.
- Ancaman advokasi ancaman yang terjadi ketika praktisi menyatakan sikap
atau pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas
selanjutnya dari praktisi tersebut.
- Ancaman kedekatan ancaman yang terjadi ketika praktisi terlalu bersimpati
terhadap kepentingan pihak lain
- Ancaman intimidasi ancaman ketika praktisi dihalangi untuk bersikap
objektif.

Pencegahan yang dapat menghilangkan atau mengurangi ancaman ke tingkat yang


dapat diterima diklasifikasikan menjadi:

- Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan,


mencakup antara lain:
o Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki
profesi
o Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional
berkelanjutan

159 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
o Peraturan tata kelola perusahaan
o Standar profesi
o Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau
regulator
o Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikan kewenangan
hukum atas laporan, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan oleh
praktisi.
- Pencegahan dalam lingkungan kerja
o Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau
pemberi kerja, mencakup antara lain:
Sistem pengaduan yang efektif dan diketahui secara umum
sehingga dapat menjadi wadah pelaporan bagi praktisi yang
tidak profesional atau tidak sesuai dengan etika profesi.
Kewajiban yang dinyatakan secara tertulis dan eksplisit untuk
melaporkan pelangaran etika profesi yang terjadi
Segala pencegahan diterapkan sesuai dengan situasinya. Dalam memberikan solusi
pencegahan, praktisi harus mempertimbangkan hal yang menyebabkan tidak dapat
diterimanya pertimbangan tersebut oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki
pengetahuan tentang semua informasi yang ada.

PENYELESAIAN MASALAH YANG TERKAIT DENGAN ETIKA PROFESI.

Dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan etika profesi, setiap praktisi harus
mempertimbangkan:

- Fakta yang relevan


- Masalah etika profesi yang terkait
- Prinsip dasar etika profesi yang terkait dengan masalah etika profesi yang
dihadapi
- Prosedur internal yang berlaku
- Tindakan alternative
Setelah mempertimbangkan hal diatas, praktisi harus menentukan tindakan yang sesuai
dengan prinsip yang telah diidentifikasi, juga harus memprtimbangkan akibat dari setiap
tindakan yang diambil. Jika tidak dapat terselesaikan masalahnya, praktisi harus
berkonsultasi ke KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja untuk membantu dalam
penyelesaian masalah.

160 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Jika masalah yang ada melibatkan konflik dengan atau dalam organisasi klien atau
pemberi kerja, praktisi harus mempertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan
pihak bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, yaitu komite audit.

Praktisi dianjurkan untuk mendokumentasikan substansi permaslaahn dan rincian


perusahaan yang dilakukan atau keputusan yang diambil terkait permasalahn yang ada.
Sedangkan jika masalah tidak dapat terselesaikan, praktisi dapat meminta nasihat dari
organisasi profesi yang relevan atau penasihat hukum untuk mendapatkna pedoman
dalam penyelesaian masalah.

SEKSI 110-PRINSIP INTEGRITAS

Mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan
hubungan bisnisnya.

Seorang akuntan harus berprinsip integritas dimana ketika karakter sudah berdasarkan
integritas, maka karakter tersebut selalu fokus untuk mendisiplinkan diri dalam nilai-nilai
positif. Contohnya praktisi yang berintegritas adalah saat ada partner yang berbuat
curang atau client yang meminta untuk memanipulasi data, kita sebagai praktisi harus
tetap jujur dan tegas .

Setiap akuntan harus memiliki sikap untuk jujur, tegas dan adil dalam hubungan
perkerjaan dengan kliennya. Jadi seorang akuntan harus memiliki integritas yang baik.
Jangan hanya karena kliennya adalah perusahaan besar, seorang akuntan jadi tunduk
dengan kemauan kliennya tersebut, tapi akuntan tetap harus berpegang pada kode
etiknya dan menunjukan integritasnya.

SEKSI 120-PRINSIP OBJEKTIVITAS

- Mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas


- Menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif
Seorang akuntan harus bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan pekerjaan,
seorang praktisi harus bersikap objektif atau apa adanya, tidak menilai berdasarkan
orang atau subjeknya sehingga data atau keputusan yang dihasilkan benar-benar apa

161 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
adanya . Contoh : praktisi tersebut dipengaruhi oleh teman dekat untuk memanipulasi
data, namun dia tetap bersikap apa adanya dan tidak mengikuti kata teman dekatnya
sehingga dapat dikatakan telah profesional.

SEKSI 130-PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN KEHATI-


HATIAN PROFESIONAL

7. Mewajibkan setiap Praktisi untuk:


Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional
Menggunakan kemahiran profesionalnya sesuai dengan standar profesi
dan kode etik profesi

Seorang akuntan harus dapat cermat dan fokus dalam setiap pekerjaannya sehingga
dapat memberikan hasil yang baik. Seorang akuntan juga harus profesional dalam
menjalankan pekerjaannya sehingga dapat menggunakan keahliannya secara maksimal
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai
berikut:
Pencapaian kompetensi profesional
Pemeliharaan kompetensi profesional
Agar bisa menghasilkan jasa profesional, bagi seorang praktisi diwajibkan untuk terlebih
dahulu menempuh jenjang pendidikan yang telah ditetapkan. Setelah seorang praktisi
dinyatakan telah melewati jenjang pendidikan yang ditetapkan, hal selanjutnya yang
harus dilakukan adalah memelihara kompetensi profesional yang telah dimiliki untuk bisa
diterapkan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan jasanya.

9. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk


meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan
pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional. Dunia luar yang terus
bergerak secara dinamis mewajibkan seorang praktisi untuk mengikuti perkembangan
bisnis yang relevan bagi profesinya. Hal tersebut sangat penting mengingat jasa

162 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
profesional yang dihasilkannya tergantung dengan prinsip akuntansi yang bisa saja
berubah sesuai dengan hasil keputusan dari ikatan profesi seorang praktisi. Di dalam
mendapatkan informasi terbaru mengenai akuntansi, seorang praktisi diperbolehkan
menggunakan berbagai teknologi yang sedang berkembang dengan tetap
mempertahankan profesionalitasnya.

10. Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi


untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai
dengan persyaratan penugasan. Hal itu sangat penting untuk jasa yang dihasilkan akan
dipakai oleh klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya

11. Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang
tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.
Apabila dalam penugasannya seorang praktisi dibantu oleh asisten, maka harus
dipastikan bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan khusus menyangkut pekerjaan
yang akan dihadapi sehingga antara praktisi dan asisten tersebut dapat berjalan sinkron
tanpa menimbulkan sebuah misunderstanding atau salah pemahaman.

12. Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya
untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait
dengan jasa profesional yang diberikan.
Menyangkut keterbatasan yang dimiliki oleh seorang praktisi, maka ia harus
mengungkapkannya kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional
lainnya sehingga bisa dialihkan kepada praktisi yang lain. Hal ini penting karena sikap
profesionalitas. Dan hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahtafsiran dari produk jasa
yang dihasilkan oleh praktisi

SEKSI 140-PRINSIP KERAHASIAAN

- Praktisi tidak boleh melakukan tindakan mengungkapkan informasi yang bersifat


rahasia dan menggunakan informasi yang bersifat rahasia

- Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan dimanapun ia berada

- Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi dari calon klien

163 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
-Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga di KAP
atau jaringan KAP

- Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu

- Kerahasiaan harus dijaga terus menerus bahkan setelah berakhirnya hubungan


praktisi dengan klien

Seorang akuntan tidak boleh sembarangan memberikan informasi yang bersifat rahasia
ke pihak manapun jika tidak mendapatkan ijin. Akan tetapi jika dibutuhkan oleh hukum
dan peraturan lainnya, informasi tersebut dapat dibuka. Misalnya akuntan menemukan
informasi yang menyimpang dari laporan kliennya, akuntan tidak boleh menyebarkan
informasi tersebut kecuali jika pihak pengadilan memintanya.

Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi untuk mengungkapkan informasi


yang bersifat rahasia:

(a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi
kerja;

(b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum,

sebagai contoh:

Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau


Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran
hukum; dan

(c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan,


selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:

Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi


profesi atau regulator;
Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi
profesi atau regulator;
Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan;
atau
Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

164 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap
Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak


Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan.
Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju.

SEKSI 150-PERILAKU PROFESIONAL

Mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku

Setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi, harus jujur dan tidak boleh
melakukan tindakan;

- Membuat pernyataan berlebihan mengenai jasa yang diberikan, dll.


- Membuat pernyataan merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
Setiap akuntan harus menjaga kehormatan profesinya, jadi seorang akuntan harus
menjaga kelakuannya agar tidak mencemarkan nama baik profesinya. Hal ini sama
seperti profesi lainnya yang mengharuskan anggotanya menjaga nama baik profesinya.

165 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Modul 6 Regulation Section 200 - 290
SEKSI 200

ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

PENDAHULUAN

200.1 Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka


konseptual yang tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi.
Sehingga, Praktisi tidak hanya mematuhi contoh-contoh yang diberikan,
melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual tersebut dalam setiap
situasi yang dihadapinya.

200.2 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan,
atau aktivitas yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi
profesinya, yang dapat mengakibatkan pertentangan dengan jasa operasional
yang diberikannya.
166 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

200.3 Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh
berbagai situasi sebagai berikut:
f) Ancaman kepentingan pribadi;
g) Ancaman telaah pribadi;
h) Ancaman advokasi;
i) Ancaman kedekatan; dan
j) Ancaman intimidasi.

Sifat dan signifikasi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat dan jenis jasa
professional yang diberikan kepada pihak-pihak di bawah ini:
d) Klien audit laporan keuangan;
e) Klien assurance selain klien audit laporan keuangan; atau
f) Klien selain klien assurance.

200.4 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan


pribadi bagi Praktisi mencakup:
h) Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien
atas suatu kepentingan keuangan.
i) Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa professional yang
diperoleh dari suatu klien.
j) Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien.
k) Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien.
l) Peluang kerja yang potensial di klien.
m) Imbalan jasa professional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan
perikatan assurance.
n) Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance
maupun direksi atau pejabatnya.

200.5 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi


mencakup:
g) Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian
kembali hasil pekerjaan Praktisi.
167 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
h) Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi
dalam perancangan atau pengimplementasiannya.
i) Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk
menghasilkan catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter) dari
perikatan.
j) Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah
menjabat, sebagai direksi atau pejabat klien.
k) Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah
dipekerjakan, oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh
langsung dan signifikan atas hal pokok dari perikatan.
l) Pemberian jasa professional kepada klien assurance yang dapat
mempengaruhi hal pokok dari perikatan assurance.

200.6 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman advokasi


mencakup:
c) Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa
(Emitem) yang merupakan klien audit laporan keuangan.
d) Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau
perselisihan dengan pihak ketiga.

200.7 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kedekatan


mencakup:
f) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari direktur atau pejabat klien.
g) Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota
keluarga dekat dari karyawan klien yang mewakili jabatan yang berpengaruh
langsung dan signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.
h) Mantan rekan KAP atau jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau
karyawan klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap hal pokok dari perikatan.
i) Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien,
kecuali nilainya secara jelas tidak signifikan.
j) Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau
Jaringan KAP dengan klien assurance.

168 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
200.8 Contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman intimidasi
mencakup:
d) Ancaman atas pemutusann perikatan atau penggantian tim perikatan.
e) Ancaman atas litigasi.
f) Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan
tujuan untuk mengurangi jumlah imbalan jasa professional.

200.9 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap situasi dan ancaman
khusus tersebut, baik dalam hubungan professional maupun hubungan
bisnisnya.

200.10 Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman atau


menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
c) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan.
d) Pencegahan dalam lingkungan kerja.

Contoh pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau


peraturan telah dijelaskan pada paragraph 100.12 dari Kode Etik ini.

200.11 Setiap Praktisi harus menggunakan pertimbangannya untuk


menentukan cara terbaik dalam menghadapi ancaman yang telah diidentifikasi
serta apakah pertimbangan tersebut dapat diterima oleh pihak ketiga dengan
rasional dan memiliki informasi yang relevan. Pertimbangan tersebut dapat
dipengaruhi oleh signifikansi ancaman, sifat perikatan, dan struktur KAP atau
Jaringan KAP.

200.12 Pencegahan pada tingkat institusi dalam lingkungan kerja


mencakup:
p) Menekankan pentingnya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
q) Memastikan terjaganya tindakan untuk melindungi kepentingan public oleh
anggota tim assurance.
r) Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian
mutu perbaikan.
s) Kebijakan terdokumentasi mengenai pengidentifikasi ancaman terhadap
kepatuhan prinsip dasar etika profesi, pengevaluasian signifikasi ancaman,
169 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
serta pengidentifikasian dan penerapan pencegahan untuk menghilangkan
ancaman atau mengurangi ke tingkat yang dapat diterima.
t) KAP yang melakukan perikatan assurance, kebijakan indepedensi yang
terdokumentasi mengenai pengidentifikasian ancaman terhadap
indepedensi, serta pengevaluasian signifikasi ancaman dan penerapan
pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau mengurangi ke
tingkat yang dapat diterima.
u) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan
terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
v) Kebijakan dan prosedur untuk memastikan pengidentifikasian kepentingan
atau hubungan antara anggota tim perikatan dan KAP atau Jaringan KAP
dengan klien.
w) Kebijakan dan prosedur untuk memantau dan mengelola ketergantungan
terhadap jumlah imbalan jasa professional yang diperoleh dari suatu klien.
x) Penggunaan rekan dan tim perikatan dengan lini pelaporan yang terpisah
dalam pemberian jasa professional selain jasa assurance kepada klien
assurance.
y) Kebijakan dan prosedur yang melarang personel yang bukan merupakan
anggota tim perikatan untuk memengaruhi hasil pekerjaan perikatan.
z) Komunikasi yang tepat waktu mengenai kebijakan dan prosedur kserta
pelatihan dan pendidikan yang memadai atas kebijakan dan prosedur
tersebut.
aa) Penunjukan seorang manajemen senior untuk bertanggung jawab atas
pengawasan kecukupan fungsi sistem pengendalian mutu KAP atau Jaringan
KAP.
bb) Mengenai klien-klien assurance dan entitas-entitas terkait dan mewajibkan
untuk menjadi independensinya terhadap klien assurance dan entitas
tersebut.
cc) Mekanisme pendisplinan untuk mendukung kepatuhan pada kebijakan dan
prosedur yang telah diterapkan.
dd) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk
berkomunikasi dengan pejabat senior KAP atau Jaringan KAP mengenai
setiap isu yang terkait dengan kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

170 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
200.13 Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan kerja
mencakup:
g) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah
dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
h) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen.
i) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung
jawab atas tata kelola perusahaan.
j) Mengungkapkan kepada pejabat klien yang bertanggung jawab atas tata
kelola perusahaan mengenai sifat dan besaran imbalan jasa professional
yang dikenakan.
k) Melibatkan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melakukan atau mengerjakan
kembali suatu bagian dari perikatan.
l) Merotasi personel senior tim assurance.

200.14 Praktisi dapat mengandalkan pencegahan yang diterapkan oleh


klien, tergantung dari sifat penugasannya. Namun, Praktisi tidak hanya
mengandalkan pencegahan tersebut untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang
dapat diterima.

200.15 Pencegahan dalam sistem dan prosedur yang diterapkan oleh klien
mencakup:
d) Pihak dalam organisasi klien selain manajemen menyetujui penunjukan KAP
atau Jaringan KAP.
e) Klien memiliki karyawan yang kompeten dengan pengalaman yang memadai
untuk mengambil keputusan manajemen.
f) Klien telah menerapkan prosedur internal untuk memastikan terciptanya
proses pemilihan yang objektif atas perikatan selain perikatan assurance.

Klien memiliki struktur tata kelola perusahaan yang memastikan terciptanya


pengawasan dan komunikasi yang memadai sehubungan dengan jasa
professional yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.

171 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 210

PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP

PENERIMAAN KLIEN

210.1 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus


mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut

210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

210.3 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman


tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima.

210.4 Pencegahan yang tepat mencakup:


c) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer, serta pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis perusahaan, atau
d) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk meningkatkan praktik tata
kelola perusahaan atau pengendalian internalnya.

210.5 Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika
ancaman yang terjadi tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.

210.6 Keputusan untuk menerima suatu klien harus ditelaah secara


berkala untuk perikatan yang berulang.

PENERIMAAN PERIKATAN

210.7 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan setiap ancaman terhadap

172 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari diterimanya
perikatan tersebut.

210.8 Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman yang


diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman tidak signifikan,
maka pencegahan yang tepat harus diterapkan untuk menghilangkan ancaman
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Pencegahan tersebut mencakup:


h) Memperoleh pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas
kegiatan bisnis klien, persyaratan perikatan, serta tujuan, sifat, dan lingkup
pekerjaan yang akan dilakukan.
i) Memperoleh pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok
dari perikatan.
j) Memiliki pengalaman mengenai peraturan atau persyaratan pelaporan yang
relevan.
k) Menugaskan jumlah staf yang memadai dengan kompetensi yang
diperlukan.
l) Menggunakan tenaga ahli jika dibutuhkan.
m) Menyetujui jangka waktu perikatan yang realistis untuk melaksanakan
perikatan.
n) Mematuhi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memastikan
diterimanya perikatan bila perikatan tersebut dapat dilaksanakan secara
kompeten.

210.9 Setiap Praktisi harus mengevaluasi keandalan dari saran atau


pekerjaan tenaga ahli jika ia menggunakan saran atau pekerjaan tersebut dalam
melaksanakan perikatannya.

210.10 Setiap Praktisi tidak diperkenankan untuk menerima dan


melaksanakan perikatan assurance yang jenis, periode, dan jenis prinsip-
akuntansi-yang-berlaku-umum, kecuali apabila perikatan tersebut harus
dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku.

173 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PERUBAHAN DALAM PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP

210.11 Seorang Praktisi yang ditunjuk untuk menggantikan Praktisi lain


atau sedang mempertimbangkan untuk mengikuti tender perikatan (Praktisi
Pengganti) dari calon klien yang sedang dalam perikatan dengan Praktisi lain
(Praktisi Pendahulu) harus menentukan ada tidaknya alasan profesional atau
alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut, yaitu hal-hal yang
mengancam kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

210.12 Signifikansi setiap ancaman harus selalu dievaluasi tergantung


dari sifat perikatannya, Praktisi Pengganti dapat berkomunikasi langsung
dengan Praktisi Pendahulu untuk memperoleh pemahaman mengenai latar
belakang penggantian Praktisi tersebut, sehingga Praktisi Pengganti dapat
memutuskan tepat tidaknya menerima perikatan tersebut.

210.13 Setiap Praktisi Pendahulu harus menjaga prinsip kerahasiaan.


Lingkup informasi mengenai hal-hal yang dapat dan harus didiskusikan oleh
Praktisi Pendahulu dengan Praktisi Pengganti ditentukan oleh sifat perikatan
serta hal-hal berikut:
c) Persetujuan dari klien untuk melakukan komunikasi tersebut, atau
d) Ketentuan hukum, peraturan, atau kode etik profesi yang terkait dengan
komunikasi dan pengungkapan tersebut.

210.14 Jika tidak memperoleh persetujuan dari klien, Praktisi Pendahulu


tidak boleh memberikan informasi mengenai klien kepada Praktisi Pengganti.

210.15 Jika ancaman yang diidentifikasi merupakan ancaman yang tidak


signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima.

210.16 Pencegahan yang dapat dilakukan oleh Praktisi Pengganti antara


lain:
d) Mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan klien secara lengkap dan
terbuka dengan Praktisi Pendahulu;
e) Meminta Praktisi Pendahulu untuk memberikan informasi mengenai hal-hal
174 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
yang berhubungan dengan klien yang relevan bagi Praktisi Pengganti,
sebelum Praktisi Pengganti memutuskan untuk menerima perikatan
tersebut.
f) Menanggapi permintaan untuk tender, Praktisi Pengganti harus
mencantumkan mengenai komunikasi dengan Praktisi Pendahulu sebelum
menerima perikatan tersebut untuk menanyakan ada tidaknya alasan
profesional atau alasan lainnya untuk tidak menerima perikatan tersebut.

210.17 Praktisi Pengganti harus memperoleh persetujuan dari calon klien


sebelum komunikasi dengan Praktisi Pendahulu. Jika persetujuan telah
diberikan, maka Praktisi Pendahulu harus mematuhi semua ketentuan hukum
dan peraturan lain yang berlaku. Informasi yang diberikan oleh Praktisi
Pendahulu kepada Praktisi Pengganti harus disampaikan dengan jujur dan jelas.

210.18 Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke


tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi Pengganti harus menolak perikatan
yang ditawarkan, kecuali jika Praktisi Pengganti mempunyai keyakinan yang
kuat mengenai dapat diperolehnya informasi yang diperlukan untuk
mengevaluasi ancaman tersebut dengan cara lain.

210.19 Praktisi Pengganti dapat diminta untuk melakukan pekerjaan yang


bersifat sebagai pelengkap atau tambahan dari Praktisi Pendahulu. Kondisi ini
mungkin menimbulkan potensi ancaman. Pencegahannya mencakup
pemberitahuan kepada Praktisi Pendahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada Praktisi Pendahulu untuk
menyediakan semua informasi yang relevan agar Praktisi Pengganti dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

175 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 220

BENTURAN KEPENTINGAN

220.1 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan


untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan, karena situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

220.2 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman.


Pengevaluasian tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan
hubungan dengan klien atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai
ada tidaknya kepentingan bisnis atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga,
yang dapat menimbulkan ancaman.

220.3 Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan


yang dilakukan sebagai berikut:
d) Memberitahukan klien mengenai setiap kegiatan bisnis KAP atau Jaringan
KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh
persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan berdasarkan kondisi
tersebut, atau
e) Memberitahukan semua pihak yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa
profesional oleh Praktisi kepada klien yang kepentingannya saling
berbenturan, dan memperoleh persetujuan untuk melanjutkan hubungan
berdasarkan kondisi tersebut, atau
f) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi
secara tidak eksklusif untuk suatu klien dan memperoleh persetujuan dari
klien untuk bertindak demikian.

220.4 Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan antara lain:


f) Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa
profesional kepada klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan;
g) Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak
berhak;
h) Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai

176 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keamanan dan kerahasiaan data;
i) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan
dan staf KAP atau Jaringan KAP; dan
j) Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat
senior KAP atau Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan.

220.5 Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap


prinsip dasar etika profesi yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat
yang dapat diterima, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan
atau mengundurkan diri dari perikatan yang berbenturan kepentingan tersebut.

220.6 Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi


sehubungan dengan permohonan Praktisi untuk memberikan jasa
profesionalnya kepada pihak lain yang kepentingannya berbenturan dengan
klien, maka Praktisi tidak boleh melanjutkan pemberian jasa profesionalnya
kepada salah satu dari pihak-pihak tersebut.

177 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 230

PENDAPAT KEDUA

230.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika
Praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai
penerapan akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau
transaksi tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien.

230.2 Ketika diminta untuk memberikan pendapat kedua, setiap Praktisi harus
mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan, jika ancaman tersebut merupakan
ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
d) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi Praktisi yang
memberikan pendapat pertama;
e) Menjelaskan mengenai keterbatasan pendapat yang diberikan kepada klien;
dan
f) Memberikan salinan pendapat kepada Praktisi Yang memberikan pendapat
pertama.

230.3 Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak


memberikan persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua
untuk melakukan komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat
pertama, maka Praktisi yang diminta untuk memberikan pendapat kedua
tersebut harus mempertimbangkan seluruh fakta dan kondisi untuk menentukan
tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.

178 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 240

IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI LAINNYA

240.1 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang


diberikan, Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang
dipandang sesuai.

240.2 Signifikansi ancaman tergantung dari beberapa faktor, seperti


besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan, serta jenis dan lingkup jasa
profesional yang diberikan. Sehubungan dengan potensi ancaman tersebut,
pencegahan mencakup:
c) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan, terutama
dasar penentuan besaran imbalan jasa profesional, serta jenis dan lingkup
jasa profesional yang diberikan.
d) Mengalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang
kompeten dalam perikatan tersebut.

240.3 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen telah digunakan


secara luas untuk jasa profesional tertentu selain jasa assurance. Signifikansi
ancaman tergantung dari beberapa faktor berikut:
e) Sifat perikatan;
f) Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
g) Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional;
h) Ada tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga yang
independen.

Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen untuk jasa profesional selain
jasa assurance diberikan kepada klien assurance diatur dalam Seksi 290 dari
Kode Etik ini.

240.4 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman


tersebut merupakan ancaman yang tidak signifikan, maka pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman

179 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup:
e) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai dasar
penentuan imbalan jasa profesional.
f) Pengungkapan kepada pihak pengguna hasil pekerjaan Praktisi mengenai
dasar penentuan imbalan jasa profesional.
g) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
h) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadap hasil pekerjaan
Praktisi.

240.5 Dalam situasi tertentu, seorang Praktisi dapat menerima imbalan


jasa profesional rujukan atau komisi (referral fee) yang terkait dengan
diterimanya suatu perikatan. Namun, penerimaan imbalan jasa profesional
rujukan atau komisi tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi
terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional.

240.6 Seorang Praktisi dapat membayar juga imbalan jasa profesional


rujukan untuk mendapatkan klien atau perikatan. Pembayaran imbalan jasa
profesional rujukan tersebut dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi
terhadap objektivitas, kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehatian-hatian
profesional.

240.7 Setiap Praktisi tidak boleh membayar atau menerima imbalan jasa
profesional rujukan atau komisi, kecuali jika Praktisi telah menerapkan
pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup:
c) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran atau
penerimaan imbalan jasa profesional rujukan kepada Praktisi lain atas suatu
perikatan.
d) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan komisi
dari pihak ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada klien.

240.8 Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP


atau Jaringan KAP lain dengan melakukan pembayaran kepada individu yang

180 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
sebelumnya memiliki KAP atau Jaringan KAP tersebut, atau dengan melakukan
pembayaran kepada ahli waris atau walinya. Pembayaran tersebut bukan
merupakan imbalan jasa profesional rujukan atau komisi seperti yang diatur
dalam paragraf 240.5 240.7 dari Kode Etik ini.

181 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 250

PEMASARAN JASA PROFESIONAL

250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi


dapat terjadi ketika Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau
bentuk pemasaran lainnya.

250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam


memasarkan jasa profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak
boleh melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
c) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang
dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
d) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan
yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.

Jika Praktisi memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk
pemasaran lainnya, maka Praktisi harus melakukan konsultasi dengan
organisasi profesi.

182 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 260

PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA

260.1 Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga


dekatnya mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramah-tamahan
lainnya (hospitality) oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

260.2 Signifikansi ancaman sangat beragam, tergantung dari sifat, nilai,


dan maksud di balik pemberian tersebut. Jika pemberian tersebut disimpulkan
oleh pihak ketiga yang rasional sebagai pemberian yang tidak signifikan, maka
Praktisi dapat menyimpulkan pemberian tersebut sebagai pemberian yang
diberikan dalam kondisi bisnis normal. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat
menyimpulkan tidak terjadinya ancaman yang signifikan terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi.

260.3 Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman yang tidak


signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke
tingkat yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima
pemberian tersebut.

183 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 270

PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN

270.1 Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab


penyimpanan uang atau aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh
ketentuan hukum yang berlaku dan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset
tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

270.2 Penyimpanan aset milik klien dapat menimbulkan ancaman


terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Praktisi yang dipercaya
untuk menyimpan uang atau aset lainnya milik pihak lain harus melakukan
pencegahan sebagai berikut:
e) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau Jaringan KAP,
atau aset pribadinya;
f) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang telah ditetapkan;
g) Siap mempertanggungjawabkan aset tersebut kepada individu yang berhak
atas aset tersebut, termasuk seluruh penghasilan, dividen, atau keuntungan
yang dihasilkan dari aset tersebut; dan
h) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
sehubungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset tersebut.

270.3 Setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas


kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan
dengan keterkaitan Praktisi dengan aset tersebut. Sebagai bagian dari prosedur
penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara
yang memadai mengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan
kewajiban yang timbul berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku. Dalam kondisi demikian, Praktisi dapat mempertimbangkan untuk
meminta nasihat hukum.

184 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 280

OBJEKTIVITAS SEMUA JASA PROFESIONAL

280.1 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman


terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari
adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur,
pejabat, atau karyawannya.

280.2 Setiap Praktisi yang memberikan jasa assurance harus bersikap


independen terhadap klien assurance. Independensi dalam pemikiran dan
independensi dalam penampilan sangat dibutuhkan untuk memungkinkan
Praktisi untuk menyatakan pendapat secara tidak bias dan bebas dari benturan
kepentingan atau pengaruh pihak lain.

280.3 Keberadaan ancaman terhadap objektivitas ketika memberikan


jasa profesional akan tergantung dari kondisi tertentu dan sifat dari perikatan
yang dilakukan oleh Praktisi.

280.4 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman


yang diidentifikasi dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman yang tidak
signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang
dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup:
f) Mengundurkan diri dari tim perikatan.
g) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.
h) Menghentikan hubungan keuangan atau bisnis yang menimbulkan
ancaman.
i) Mendiskusikan ancaman dengan manajemen senior KAP atau Jaringan
KAP.
j) Mendiskusikan ancaman dengan pihak klien yang bertanggung jawab atas
tata kelola perusahaan.

185 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
SEKSI 290

INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE

PENDAHULUAN

290.1 Anggota timassurance bersikap independen terhadap klien assurance.

290.2 Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan


pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance.

290.3 Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan untuk meningkatkan tingkat


keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yang dituju.

290.4 Istilah informasi hal pokok (subject matter information) digunakan untuk
menunjukkan hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran dari hal pokok tersebut,
contohnya:
c. Laporan Keuangan
d. Asersi mengenai efektivitas pengendalian internal

290.5 Bentuk perikatan assurance dapat berupa perikatan assurance berbasis


asersi (assertion-based assurance engagement) maupun perikatan assurance pelaporan
langsung (direct reporting assurance engagement).

290.6 Dalam perikatan assurance berbasis asersi, dilakukan oleh pihak yang
bertanggung jawab atas hal pokok.

290.7 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, Praktisi dapat melakukan


pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok secara langsung maupun dengan
memperoleh representasi dari pihak yang bertanggung jawab.

290.9 Praktisi wajib untuk bersikap sebagai berikut:


c. Independensi dalam pemikiran
d. Independensi dalam penampilan

290.9 Signifikansi setiap hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun


hubungan lainnya harus dievaluasi.

186 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.10 Anggota timassurance, KAP, atau Jaringan KAP harus menerapkan
kerangka kerja konseptual secara tepat dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menangani ancaman terhadap independensi, serta tidak hanya mematuhi seperangkat
peraturan yang ada.

PENDEKATAN KONSEPTUAL ATAS INDEPENDENSI

290.11 Selain mengidentifikasi hubungan antara anggota timassurance dengan


klien assurance, hubungan antara pihak-pihak di luar tim assurance dengan klien
assurance harus dilakukan juga.

290.12 Contoh-contoh yang diberikan dalam Seksi ini bertujuan untuk


memberikan ilustrasi penerapan kerangka kerja konseptual.

290.13 Sifat setiap ancaman terhadap independensi sangat beragam, tergantung


dari karakteristik perikatan assurance.

JARINGAN DAN JARINGAN KAP

290.14 Suatu entitas yang berada dalam atau dimiliki oleh suatu Jaringan dapat
berupa KAP disebut Jaringan KAP.

290.15 Setiap Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit
laporan keuangan.

290.16 Dapat tidaknya struktur KAP menjadi lebih besar tergantung dari fakta dan
situasi tertentu, dan tidak tergantung dari terpisah tidaknya KAP atau entitas satu dengan
lainnya secara hukum.

290.17 Pertimbangan mengenai terpenuhi tidaknya suatu struktur yang lebih


besar harus dilakukan dengan mempertimbangkan semua hal-hal yang relevan.

290.18 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan untuk melakukan kerja sama dan
berbagi pendapatan atau beban di antara entitas- entitas dalam struktur tersebut.

187 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.19 Suatu Jaringan tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam struktur
tersebut memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen bersama.

290.20 Suatu Jaringan dapat juga tercipta seluruh entitas dalam struktur tersebut
memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu bersama yang dirancang,
diterapkan, dan dipantau oleh mereka sendiri.

290.21 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut memiliki strategi bisnis bersama.

290.22 Suatu Jaringan dapat tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam struktur
tersebut menggunakan nama merek bersama.

290.23 Suatu KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan kesan meskipun bukan
merupakan bagian dari Jaringan tersebut dan tidak menggunakan nama merek bersama,
jika KAP tersebut melakukan promosi.

290.24 Perjanjian penjualan kadang-kadang memperbolehkan bagian praktik


yang dijual tersebut untuk tetap menggunakan nama KAP selama suatu jangka waktu
tertentu, meskipun bagian KAP yang dijual tersebut tidak lagi terkait dengan KAP.

290.25 Suatu Jaringan dapat juga tercipta dengan tujuan seluruh entitas dalam
struktur tersebut berbagi sumber daya profesional secara signifikan.

290.26 Penentuan mengenai signifikan tidaknya sumber daya profesional yang


digunakan bersama harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang relevan.

PERIKATAN ASSURANCE BERBASIS ASERSI

PERIKATAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.27 Dalam perikatan audit laporan keuangan, setiap anggota timassurance,


KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien audit laporan
keuangan.

188 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
PERIKATAN ASSURANCE BERBASIS ASERSI SELAIN PERIKATAN AUDIT
LAPORAN KEUANGAN

290.28 Anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga
independensinya terhadap klien tersebut (yaitu pihak yang bertanggung jawab atas
informasi hal pokok dan mungkin bertanggung jawab juga atas hal pokok).

290.29 Dalam beberapa perikatan, pihak yang bertanggung jawab belum tentu
bertanggung jawab atas hal pokok.

290.30 Ketika pihak yang bertanggung jawab merupakan pihak yang hanya
bertanggung jawab atas informasi hal pokok, anggota timassurance, KAP, atau Jaringan
KAP wajib menjaga independensinya terhadap pihak yang bertanggung jawab atas
informasi hal pokok (klien assurance).

PERIKATAN ASSURANCE PELAPORAN LANGSUNG

290.31 Dalam perikatan assurance pelaporan langsung, anggota tim assurance,


KAP, atau Jaringan KAP wajib menjaga independensinya terhadap klien assurance
(pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok).

LAPORAN ASSURANCE YANG PENGGUNAANNYA TERBATAS

290.32 Pihak-pihak yang tercantum dalam suatu laporan assurance yang


penggunaannya terbatas yang ditujukan kepada klien selain klien audit laporan keuangan
dapat diasumsikan memiliki pemahaman yang memadai, keterlibatan mereka dapat
digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hal pokok.

PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB

290.33 Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan dalam menentukan pihak yg


bertanggung jawab adalah sebagai berikut:
c. Materialitas dari informasi hal pokok (atau hal pokok)
189 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d. Luas kepentingan publik yang terkait dengan perikatan

Jika KAP menentukan bahwa ancaman terhadap independensi secara jelas tidak
signifikan, maka penerapan seluruh ketentuan dalam Seksi ini mungkin tidak perlu
dilakukan.

PERTIMBANGAN LAINNYA

290.34 Dalam melaksanakan perikatan assurance untuk klien yang merupakan


Emiten, setiap KAP atau Jaringan KAP harus mengidentifikasi sedini mungkin dan
mempertimbangkan kepentingan dan hubungan yang terjadi yang melibatkan entitas-
entitas yang terkait dengan Emiten.

290.35 Pengevaluasian atas ancaman terhadap independensi dan tindakan


selanjutnya harus didukung oleh bukti yang diperoleh sebelum menerima perikatan dan
selama perikatan berlangsung.

290.36 Ancaman mencakup ancaman yang signifikan dan ancaman yang secara
jelas tidak signifikan (tidak berdampak). Faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif harus
dipertimbangkan dalam mengevaluasi signifikansi setiap hal yang terkait.

TUJUAN DAN STRUKTUR DARI SEKSI INI

290.38 Tujuannya membantu anggota tim assurance dalam:


d. Mengidentifikasi ancaman terhadap independensi
e. Mengevaluasi ada tidaknya ancaman yang secara jelas tidak signifikan
f. Mengidentifikasi dan menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan atau
mengurangi ancaman

290.38 Pada contoh-contoh tertentu, ancaman independensi yang signifikan,


ditindak dengan menghentikan kegiatan atau melepaskan kepentingan yang
menimbulkan ancaman tersebut, atau bahkan dengan menolak untuk menerima atau

190 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
melanjutkan perikatan assurance. Contoh yang lain, ancaman dapat
dihilangkan/dikurangi dengan menerapkan pencegahan yang tepat.

290.39 Penerapan dalam perikatan audit laporan keuangan bagi entitas selain
Emiten sangat dianjurkan.

290.40 Ketika ancaman signifikan terhadap independensi terindentifikasi dan KAP


atau Jaringan KAP memutuskan untuk tetap menerima atau melanjutkan perikatan
assurance, maka keputusan tersebut harus didokumentasikan.

290.41 Pengevaluasian atas signifikansi dari setiap ancaman terhadap


independensi dan pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima harus mempertimbangkan kepentingan publik.

290.42 Komite audit dapat memiliki peranan penting dalam tata kelola perusahaan
bila mereka independen terhadap manajemen klien dan dapat membantu memberikan
keyakinan kepada dewan komisaris mengenai independensi KAP atau Jaringan KAP
dalam melaksanakan perikatan audit

290.43 Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai


komunikasi independensi dengan komite audit atau pihak lain yang bertanggung jawab
atas tata kelola perusahaan

PERIODE PERIKATAN

290.44 Setiap anggota tim assurance dan KAP wajib menjaga independensinya
terhadap klien assurance selama periode perikatan assurance

290.45 Dalam perikatan audit laporan keuangan, periode perikatan mencakup


periode yang tercantum dalam laporan keuangan yang diaudit oleh KAP. KAP harus
mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi
dari:
c. Hubungan keuangan atau hubungan bisnis dengan klien audit laporan keuangan
d. Jasa-jasa profesional yang telah diberikan sebelumnya kepada klien audit laporan
keuangan.

191 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.46 Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara
jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan
diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
e. Mendiskusikan isu-isu independensi yang terkait dengan ketentuan mengenai
pemberian jasa profesional dengan pihak klien audit laporan keuangan
f. Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung
jawab klien atas hasil pekerjaan dari perikatan selain perikatan assurance
g. Tidak mengikutsertakan personil yang melaksanakan perikatan selain perikatan
assurance dalam perikatan audit laporan keuangan
h. Melibatkan KAP lain untuk menelaah hasil pekerjaan perikatan selain perikatan
assurance

290.47 Suatu jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan kepada klien
audit laporan keuangan selain Emiten tidak akan mengurangi independensi KAP selama
:
d. Jasa profesional selain jasa assurance yang diberikan sebelumnya merupakan jasa
yang diperbolehkan bagi klien audit laporan keuangan selain Emiten berdasarkan
Seksi ini.
e. Jika jasa profesional tersebut merupakan jasa profesional yang tidak diperbolehkan
untuk diberikan kepada Emiten maka harus diakhiri dalam suatu periode yang wajar
sebelum klien tersebut menjadi Emiten
f. KAP telah menerapkan pencegahan yang tepat untuk menghilangkan setiap
ancaman terhadap independensi yang terjadi

Paragraf 290.48 290.99 sengaja dikosongkan.

ANCAMAN TERHADAP INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE


BESERTA PENCEGAHANNYA

290.100 Pada praktiknya, anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP akan
diharuskan untuk menilai implikasi dari situasi dan hubungan yang serupa namun tidak

192 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
sama, serta menentukan dapat tidaknya pencegahan, termasuk pencegahan seperti
yang diuraikan pada paragraf 200.12 - 200.15 dalam Kode Etik ini, diterapkan untuk
mengatasi secara memuaskan ancaman terhadap independensi.

290.101 Seperti yang dijelaskan pada paragraf 290.32 dari Kode Etik ini, dalam
perikatan seperti itu, anggota timassurance maupun anggota keluarga langsung atau
anggota keluarga dekatnya harus menjaga independensinya terhadap klien assurance.
Selain itu, KAP atau Jaringan KAP tidak boleh memiliki kepentingan keuangan yang
material, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada klien assurance.

290.102 serta harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf 290.33 dari Kode
Etik ini yang menjelaskan mengenai selalu terdapatnya satu pihak yang bertanggung
jawab, yaitu klien assurance, pada sebagian besar perikatan assurance. Namun
demikian, pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua pihak yang bertanggung
jawab

290.103 Pada beberapa perikatan assurance, terdapat dua pihak yang


bertanggung jawab.maka pertimbangan harus dilakukan terhadap setiap ancaman yang
dapat terjadi dari kepentingan dan hubungan antara anggota tim assurance, KAP, atau
Jaringan KAP dengan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok

KEPENTINGAN KEUANGAN

Pendahuluan

290.104 Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan


ancaman kepentingan pribadi.

290.105 Pertimbangan mengenai beragamnya kepentingan keuangan harus


dilakukan dalam mengevaluasi jenis kepentingan keuangan yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
c. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang tidak memiliki kendali atas medium
investasi

193 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d. kepentingan keuangan dari suatu pihak yang memiliki kendali atas kepentingan
keuangan

Ketentuan yang Berlaku bagi Setiap Klien Assurance

290.106 Ketika anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya


memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung maupun tidak langsung,
ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga
pencegahan yang tepat untuk menghilangkan ancaman tersebut adalah dengan
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
d. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung sebelum seorang individu
menjadi anggota tim assurance
e. Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung sebelum seorang
individu menjadi anggota tim assurance
f. Mengeluarkan personil tersebut dari timassurance.

290.107 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
maupun anggota keluarga langsungnya menerima suatu pemberian, sebagai contoh,
warisan, hadiah maka pencegahan- pencegahan di bawah ini harus diterapkan untuk
menghilangkan ancaman tersebut :
c. Melepaskan kepentingan keuangan sedini mungkin
d. Mengeluarkan anggota tim assurance dari perikatanassurance

Pencegahan tambahan tersebut mencakup :


c. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki
tanggung jawab atas tata kelola perusahaan
d. Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaaan yang telah dilakukan
atau untuk memberikan saran yang diperlukan

290.108 Setelah mengevaluasi signifikansi setiap ancaman, anggota tim


assurance harus mempertimbangkan dan menerapkan pencegahan yang tepat, yang
mencakup antara lain:

194 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e. Melepaskan kepentingan keuangan yang dimiliki oleh anggota keluarga dekatnya
sedini mungkin
f. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan ancaman dengan pihak yang memiliki
tanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit
g. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance
h. Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance

290.109 Ketika anggota timassurance atau KAP, yang bertindak sebagai wali
amanat dari klien assurance, memiliki kepentingan keuangan. Oleh karena itu,
kepentingan keuangan seperti ini hanya dapat dipertahankan jika:
e. Anggota tim assurance maupun anggota keluarga langsungnya dan KAP bukan
merupakan pihak penerima manfaat dari lembaga wali amanat
f. Kepentingan yang dimiliki oleh lembaga wali amanat pada klien assurance tidak
bersifat material terhadap lembaga wali amanat tersebut
g. Lembaga wali amanat tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas klien assurance
h. Anggota tim assurance atau KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas setiap
keputusan investasi yang melibatkan kepentingan keuangan pada klien assurance

290.110 Pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman


kepentingan pribadi yang dapat terjadi dari kepentingan keuangan yang dimiliki oleh
personil di luar timassurance maupun anggota keluarga langsung. Personil tersebut
mencakup :
d. Rekan (termasuk anggota keluarga langsungnya) yang bukan merupakan anggota
tim assurance
e. Rekan dan karyawan tingkat manajerial yang memberikan jasa profesional selain
jasa assurance kepada klien assurance
f. Personil yang memiliki hubungan dekat dengan anggota timassurance

Ancaman kepentingan pribadi yang dapat terjadi akan tergantung dari faktor-faktor
sebagai berikut :
c. Struktur organisasi, operasi, dan pelaporan dalam KAP

195 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d. Sifat dari hubungan yang terjadi antara personil tersebut dengan anggota tim
assurance

290.111 Pelanggaran yang tidak disengaja atas Seksi ini yang berkaitan dengan
kepentingan keuangan pada klien assurance tidak akan mengurangi independensi
anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP selama:
d. KAP dan Jaringan KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mengharuskan seluruh tenaga profesionalnya untuk sesegera mungkin melaporkan
kepada KAP setiap pelanggaran yang terjadi
e. Sesegera mungkin KAP dan Jaringan KAP memberitahukan tenaga profesional yang
bersangkutan untuk melepaskan kepentingan keuangan yang menyebabkan
ancaman tersebut
f. Sedini mungkin melepaskan kepentingan keuangan setelah teridentifikasinya
ancaman

290.112 Setiap KAP harus mempertimbangkan pencegahan yang dapat


diterapkan ketika terjadi pelanggaran.Pencegahan tersebut mencakup antara lain :
c. Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim assurance
d. Tidak melibatkan personil yang bersangkutan dalam setiap pengambilan keputusan
penting yang berkaitan dengan perikatan assurance

Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Audit Laporan Keuangan

290.113 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
bersifat langsung pada klien audit laporan keuangan, karena itu, satu-satunya tindakan
yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan
melepaskan kepentingan keuangan tersebut.

290.114 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
bersifat tidak langsung yang material pada klien audit laporan keuangan, satu-satunya
tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah dengan

196 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam
jumlah yang memadai

290.115 Ketika KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan yang
material pada suatu entitas yang memiliki kendali atas klien audit laporan keuangan, satu-
satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatan audit adalah
dengan melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun
dalam jumlah yang memadai

290.116 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika program manfaat


pensiun KAP atau Jaringan KAP memiliki kepentingan keuangan pada klien audit laporan
keuangan.

290.117 Ketika rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance maupun
keluarga langsungnya, yang berpraktik pada kantor yang sama dengan rekan perikatan
(engagement partner) suatu klien audit laporan keuangan, memiliki kepentingan
keuangan. Rekan yang tidak terkait dengan perikatan assurance maupun keluarga
langsungnya tidak boleh memiliki kepentingan keuangan seperti yang dimaksud di atas
pada klien tersebut

290.118 Kantor tempat rekan perikatan berpraktik sehubungan dengan audit


laporan keuangan belum tentu merupakan kantor tempat rekan tersebut bertugas

290.119 Ketika rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota keluarga


langsung mereka) yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien
audit laporan keuangan. maka rekan dan karyawan manajerial (termasuk anggota
keluarga langsung mereka) tidak boleh memiliki kepentingan keuangan seperti yang
dimaksud di atas pada klien tersebut

290.120 Kepentingan keuangan pada klien audit laporan keuangan yang dimiliki
oleh anggota keluarga langsung dari :
c. Rekan yang berlokasi pada kantor yang sama dengan kantor tempat rekan perikatan
berpraktik sehubungan dengan perikatan audit
d. Rekan atau karyawan manajerial yang memberikan jasa profesional selain jasa
assurance

197 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Sehingga tidak menciptakan ancaman yang tidak dapat diterima selama kepentingan
keuangan tersebut diperoleh sehubungan dengan haknya sebagai karyawan

290.121 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance,
KAP, atau Jaringan KAP, serta klien audit laporan keuangan maupun direktur, pejabat,
atau pemilik pengendalinya, memiliki kepentingan keuangan pada suatu entitas yang
sama.

Ancaman tidak akan terjadi jika:


c. Kepentingan Keuangan tidak material
d. Klien tidak memiliki pengaruh yang siginifikan

Pencegahan yg dapat dilakukan:


d. Melepaskan seluruh kepentingan keuangannya
e. Melepaskan kepentingan keuangannya sesuai jumlah tertentu
f. Mengundurkan diri dari tim perikatan audit laporan keuangan

Ketentuan yang Hanya Berlaku bagi Klien Assurance Selain Klien Audit Laporan
Keuangan

290.122 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat langsung pada
klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan
yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat agar KAP tetap
dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan kepentingan keuangan
tersebut.

290.123 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang bersifat tidak langsung
yang material pada klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan muncul dan tidak
ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya tindakan yang tepat
agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan melepaskan
kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam jumlah yang
memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi material.

198 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.124 Ketika KAP memiliki kepentingan keuangan yang material pada suatu
entitas yang memiliki kendali atas klien assurance lain, maka ancaman signifikan akan
muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan. Oleh karena itu, satu-satunya
tindakan yang tepat agar KAP tetap dapat melaksanakan perikatannya adalah dengan
melepaskan kepentingan keuangan tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam
jumlah yang memadai hingga kepentingan keuangan yang tersisa menjadi tidak lagi
material.

290.125 Ketika laporan perikatan assurance selain perikatan audit laporan


keuangan yang penggunaannya terbatas diterbitkan, pengecualian terhadap ketentuan
dalam paragraf 290.106 - 290.110, dan paragraf 290.122 - 290.124, diatur dalam
paragraf 290.32 dari Kode Etik ini.

PINJAMAN DAN PENJAMINAN YANG DIBERIKAN OLEH KLIEN ASSURANCE, SERTA


SIMPANAN YANG DITEMPATKAN PADA KLIEN ASSURANCE

290.126 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan kepada KAP oleh
klien assurance yang merupakan bank atau institusi sejenis tidak akan menimbulkan
ancaman terhadap independensi.

290.127 Pinjaman atau penjaminan pinjaman yang diberikan oleh klien assurance
yang merupakan bank atau institusi sejenis kepada anggota timassurance maupun
anggota keluarga langsungnya tidak akan menimbulkan ancaman terhadap
independensi.

290.128 Sama halnya dengan pinjaman atau penjaminan pinjaman, simpanan


atau brokerage account milik anggota timassurance, tidak menimbulkan ancaman
terhadap independensi jika simpanan atau brokerage account tersebut dibuat
berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan yang lazim.

290.129 Ketika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman kepada
klien assurance yang bukan merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang
signifikan akan muncul dan tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan

199 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.130 Demikian pula, ketika anggota tim assurance atau KAP menerima
pinjaman dari, atau memiliki pinjaman yang dijamin oleh, klien assurance yang bukan
merupakan bank, maka ancaman kepentingan pribadi yang signifikan akan muncul dan
tidak ada pencegahan yg dapat dilakukan, kecuali pinjaman tersebut tidak material.

290.131 Contoh-contoh yang diberikan pada paragraf 290.126 - 290.130 dari


Kode Etik ini berkaitan dengan hubungan pinjaman dan penjaminan pinjaman yang
dilakukan antara KAP dengan klien assurance.

HUBUNGAN BISNIS YANG DEKAT DENGAN KLIEN ASSURANCE

290.132 Hubungan bisnis yang dekat antara anggota timassurance atau KAP
dengan klien assurance, akan melibatkan kepentingan keuangan yang bersifat komersial
atau bersifat umum, serta dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan acaman
intimidasi. Contoh hubungan tersebut:
d. Memiliki kepentingan keuangan yang material
e. Melakukan perjanjian penggabungan satu atau lebih jasa/produk dari satu/lebih KAP
f. Melakukan perjanjian distribusi atau pemasaran dengan klien assurance

Pencegahan yang dapat dilakukan:


e. Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance
f. Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa
g. Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance
h. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance

290.133 Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis yang
terjadi yang mengakibatkan KAP maupun keluarga langsungnya, dan klien audit laporan
keuangan memiliki kepentingan yang sama pada suatu entitas selain Emiten. Tidak
menimbulkan ancaman selama:
d. Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP maupun klien audit
e. Kepentingan yang dimiliki tidak material terhadap investor atau kelompok investor
f. Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau kelompok investor
untuk mengendalikan entitas selain Emiten tersebut.

200 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.134 Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota tim
assurance, KAP, atau Jaringan KAP tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi
selama transaksi tersebut dilakukan berdasarkan prosedur, kondisi, dan persyaratan
yang lazim. Jika terdapat ancaman signifikan, pencegahan yang dapat dilakukan:
d. Menghapus atau mengurangi besaran transaksi
e. Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari assurance
f. Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan transaksi tersebut dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan

290.135 Hubungan keluarga dan hubungan pribadi yang terjadi antara anggota
timassurance dengan karyawan tertentu, direktur, atau pejabat klien assurance dapat
menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman
intimidasi.

290.136 Ketika anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance


merupakan direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang memiliki pengaruh
langsung dan signifikan atas informasi hal pokok selama periode yang tercakup dalam
perikatan, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi demikian signifikan
mengingat kedekatan hubungan tersebut.

290.137 Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai


berikut:
c. Kedudukan anggota keluarga langsung dari anggota tim assurance pada klien
assurance
d. Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance.

Pencegahan tersebut mencakup antara lain:


d. Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance
e. Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa
f. Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi
dengan pejabat senior KAP

290.138 Ancaman terhadap independensi dapat terjadi ketika anggota keluarga


dekat dari anggota tim assurance merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien

201 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas
informasi hal pokok dari perikatan assurance. Signifikansi setiap ancaman akan
tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
c) Kedudukan anggota keluarga dekat dari anggota tim assurance pada klien
assurance.
d) Peran anggota tim assurance yang bersangkutan dalam perikatan assurance.

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan ancaman tersebut merupakan


ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
d) Mengeluarkan anggota tim assurance yang bersangkutan dari tim assurance
e) Mengatur tanggung jawab anggota tim assurance sedemikian rupa, sehingga
anggota tim assurance yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi
tanggung jawab anggota keluarga dekatnya
f) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mendorong staf KAP untuk berkomunikasi
dengan pejabat senior KAP mengenai isu independensi dan objektivitas yang
menjadi perhatian mereka.

290.139 Sebagai tambahan, ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan,


atau ancaman intimidasi dapat terjadi ketika individu, yang merupakan anggota keluarga
selain anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari tim assurance,
memiliki hubungan dekat dengan anggota dari tim assurance, dan individu tersebut
merupakan direktur, pejabat, atau karyawan dari klien assurance yang dalam
kedudukannya memiliki pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari
perikatan assurance.

290.140 Pertimbangan harus dilakukan atas ancaman kepentingan pribadi,


ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi dari hubungan pribadi atau
hubungan keluarga antara rekan atau karyawan KAP yang bukan merupakan anggota
tim assurance dengan direktur, pejabat, atau karyawan.

290.141 Pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam Seksi ini yang

202 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
terkait dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi tidak memengaruhi
independensi anggota tim assurance atau KAP selama KAP:
d) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan seluruh personilnya untuk
melaporkan sesegera mungkin kepada KAP mengenai pelanggaran yang terjadi.
e) Mengatur tanggung jawab tim assurance sedemikian rupa, sehingga personil KAP
yang bersangkutan tidak terlibat dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab dari
personil klien assurance yang mempunyai hubungan pribadi dengannya.
f) Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan personil KAP
yangbersangkutan.

290.142 Ketika terjadi pelanggaran yang tidak disengaja atas ketentuan dalam
Seksi ini yang berkaitan dengan hubungan keluarga atau hubungan pribadi, KAP harus
mempertimbangkan penerapan pencegahan yang tepat. Pencegahan tersebut
mencakup antara lain:
c) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang
bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan
d) Tidak melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan
yang substantif yang berkaitan dengan perikatan assurance.

PERSONIL KAP YANG BERGABUNG DENGAN KLIEN ASSURANCE

290.143 Independensi anggota tim assurance atau KAP dapat terancam ketika
direktur, pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki
pengaruh langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance,
pernah menjadi anggota tim assurance atau rekan KAP. Situasi seperti ini dapat
menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman
intimidasi, terutama ketika hubungan yang signifikan tetap terjadi antara individu
tersebut dengan KAP tempatnya bekerja sebelumnya.

290.144 Ketika anggota tim assurance, rekan, atau sebelumnya pernah menjadi

203 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
rekan dari KAP telah bergabung dengan klien assurance, signifikansi setiap ancaman
kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, atau ancaman intimidasi yang terjadi akan
tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
e) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance.
f) Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu tersebut dengan tim assurance.
g) Lamanya jangka waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi
bagian dari tim asssurance atau KAP.
h) Posisi sebelumnya dari individu tersebut dalam tim assurance

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
e) Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk memodifikasi rencana kerja
perikatan assurance.
f) Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki pengalaman yang setara
dengan pengalaman individu tersebut untuk perikatan assurance selanjutnya.
g) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil KAP yang
bersangkutan, atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
h) Menelaah pengendalian mutu perikatan.

Umumnya seluruh pencegahan di bawah ini diperlukan untuk mengurangi ancaman


terhadap independensi ke tingkat yang dapat diterima:
c) Individu yang bersangkutan tidak berhak atas keuntungan atau pembayaran dari
KAP, kecuali yang dilakukan berdasarkan suatu pengaturan atau perjanjian di muka
dan bersifat tetap (fixed pre-determined arragements).
d) Individu yang bersangkutan tidak boleh lagi terlibat, atau memberikan kesan terlibat,
dalam kegiatan bisnis atau kegiatan profesional KAP.

290.145 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika anggota tim assurance
yang melakukan perikatan assurance mengetahui atau mempunyai alasan untuk
menyakini kemungkinannya untuk bergabung dengan klien assurance di kemudian hari.

204 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Ancaman terhadap independensi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima dengan
menerapkan semua pencegahan sebagai berikut:
c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan personil KAP untuk
memberitahukan sesegera mungkin kepada KAP mengenai negosiasi peluang kerja
pada klien assurance yang akan terjadi atau sedang berlangsung
d) Tidak melibatkan personil KAP tersebut dalam perikatan assurance. Selain itu, KAP
harus mempertimbangkan juga untuk menelaah secara independen pertimbangan
signifikan yang dibuat oleh personil KAP tersebut selama dalam perikatan
assurance.

PERSONIL KLIEN ASSURANCE YANG BERGABUNG DENGAN KAP

290.146 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, dan ancaman


kedekatan dapat terjadi ketika mantan pejabat, direktur, atau karyawan klien assurance
bergabung dengan KAP dan menjadi bagian dari tim assurance.

290.147 Ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur, pejabat,


atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh langsung
dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance selama periode yang
tercakup dalam laporan assurance, ancaman terhadap independensi yang dapat terjadi
demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi
ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

290.148 Ancaman kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, atau ancaman


kedekatan dapat terjadi ketika anggota tim assurance sebelumnya merupakan direktur,
pejabat, atau karyawan klien assurance yang dalam kedudukannya memiliki pengaruh
langsung dan signifikan atas informasi hal pokok dari perikatan assurance sebelum
periode yang tercakup dalam laporan assurance.

Signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:


d) Kedudukan individu tersebut dalam klien assurance.
e) Lamanya waktu yang telah berlalu sejak individu tersebut tidak lagi menjadi bagian

205 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
dari klien assurance.
f) Peran individu tersebut dalam tim assurance.

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:

c) Melibatkan Praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan
atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola perusahaan, seperti komite audit.

RANGKAP JABATAN PERSONIL KAP SEBAGAI DIREKTUR ATAU PEJABAT KLIEN


ASSURANCE

290.149 Ketika rekan atau karyawan KAP juga merupakan direktur atau pejabat
klien assurance, ancaman telaah pribadi atau ancaman kepentingan pribadi yang dapat
terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

290.150 Kewajiban sebagai sekretaris perusahaan (corporate secretary) sangat


beragam, yaitu mulai dari kewajiban yang bersifat administratif, seperti mengelola
sumber daya manusia atau memelihara catatan akuntansi, hingga kewajiban lainnya.

290.151 Ketika rekan atau karyawan KAP atau Jaringan KAP juga merupakan
sekretaris perusahaan pada klien audit laporan keuangan, ancaman telaah pribadi atau
ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun
pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

290.152 Pada umumnya jasa administratif yang bersifat rutin dalam mendukung
fungsi kesekretariatan perusahaan maupun jasa advisory yang terkait dengan
administrasi kesekretariatan perusahaan yang diberikan kepada klien assurance tidak
mengurangi independensi selama manajemen klien assurance bertanggung jawab atas

206 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
semua keputusan yang relevan yang dibuat.

KETERKAITAN YANG CUKUP LAMA ANTARA PERSONIL SENIOR KAP DENGAN


KLIEN ASSURANCE

KetentuanUmum

290.153 Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika personil senior yang sama
digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu periode yang cukup lama.
Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai
berikut:
d) Personil tersebut sebagai anggota timassurance.
e) Peran personil tersebut dalam timassurance.
f) Struktur KAP.

Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang
tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
d) Merotasi personil tersebut dengan mengeluarkannya dari tim assurance.
e) Melibatkan Praktisi lainnya yang bukan merupakan anggota tim assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh personil tersebut atau untuk
memberikan saran yang diperlukan.
f) Melakukan penelaahan mutu internal secaraindependen.

Klien Audit Laporan Keuangan yang Merupakan Emiten

290.154 Penggunaan rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung


jawab atas pengendalian mutu yang sama atas perikatan audit laporan keuangan untuk
suatu periode yang cukup lama dapat menimbulkan ancaman kedekatan. Ancaman

207 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
tersebut sangat relevan dalam audit laporan keuangan Emiten. Pencegahan tersebut
mencakup antara lain:
c) Merotasi rekan perikatan dan personil KAP yang bertanggung jawab atas
pengendalian mutu perikatan setelah melaksanakan perikatannya, baik sebagai
salah satu dari kedua fungsi tersebut di atas maupun kombinasi dari keduanya,
selama suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya, yang umumnya tidak lebih
dari tujuh tahun
d) Tidak memperbolehkan personil yang dirotasi tersebut terlibat dalam perikatan audit
laporan keuangan tersebut hingga terlewatinya suatu periode tertentu sejak
keterlibatan terakhirnya (cooling-off period), yang umumnya duatahun.

290.155 Ketika klien audit laporan keuangan menjadi Emiten, lamanya jangka
waktu yang telah dijalani oleh rekan perikatan atau personil KAP yang bertanggung
jawab atas pengendalian mutu perikatan harus dipertimbangkan dalam menentukan
saat dirotasinya personil tersebut. Sebagai contoh:
c) Ketika keberlanjutan dari personil tersebut dalam perikatan sangat penting bagi klien
audit laporan keuangan, seperti ketika terjadi perubahan besar atas struktur klien
yang terjadi pada saat yang sama dengan rotasi personil tersebut
d) Ketika rotasi tidak dimungkinkan atau bukan merupakan pencegahan yang tepat
sebagai akibat dari ukuran KAP

290.156 Ketika KAP hanya memiliki beberapa personil yang memiliki


pengetahuan dan pengalaman yang relevan sebagai rekan perikatan atau personil KAP
yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan dalam audit laporan
keuangan Emiten, rotasi mungkin bukan merupakan pencegahan yang tepat.

PEMBERIAN JASA PROFESIONAL SELAIN JASA ASSURANCE KEPADA KLIEN


ASSURANCE

Pendahuluan

208 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.157 Sejak dahulu, KAP atau Jaringan KAP telah memberikan berbagai jasa
profesional selain jasa assurance kepada klien assurance sesuai dengan kompetensi
dan keahliannya. Pada umumnya, klien assurance sangat memperoleh manfaat dari
berbagai jasa tersebut.

290.158 Pada umumnya, kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan


ancaman kepentingan pribadi atau ancaman telaah pribadi yang demikian signifikan,
sehingga satu-satunya tindakan yang tepat adalah dengan menghindari kegiatan
tersebut atau menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance:
d) Memberikan persetujuan, melaksanakan, atau menyelesaikan suatu transaksi, atau
mewakili klien assurance dalam melaksanakan suatu kewenangan atau bahkan
memiliki kewenangan untuk mewakili klien assurance dalam melaksanakan
kewenangan tersebut.
e) Menentukan suatu pilihan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan
rekomendasi yang diberikan oleh KAP atau Jaringan KAP.
f) Melaksanakan fungsi manajemen dengan melaporkan hal-hal yang relevan kepada
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.

290.159 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.166 - 290.205 dari Kode
Etik ini memberikan ilustrasi mengenai pemberian jasa profesional selain jasa assurance
kepada klien assurance. Potensi ancaman terhadap independensi akan sering terjadi
ketika jasa profesional selain jasa assurance diberikan kepada klien audit laporan
keuangan.

290.160 Kegiatan-kegiatan di bawah ini dapat menimbulkan juga ancaman telaah


pribadi atau ancaman kepentingan pribadi:
d) Menyimpan aset milik klienassurance.
e) Melakukan penyeliaan atas pelaksanaan kegiatan rutin karyawan klien assurance.
f) Menyiapkan dokumen atau data pendukung transaksi, baik dalam bentuk elektronik
maupun bentuk lainnya, yang membuktikan terjadinya suatu transaksi.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka

209 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan
ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
c) Menetapkan pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan
KAP yang memberikan jasa profesional selain jasa assurance tidak terlibat dalam
perikatan assurance
d) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran mengenai implikasi dari
kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi tim assurance
dan KAP

290.161 Pencegahan-pencegahan di bawah ini dapat mengurangi ancaman ke


tingkat yang dapat diterima yang terjadi dari pemberian jasa profesional selain jasa
assurance kepada klien assurance:
h) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang tenaga profesional KAP atau
Jaringan KAP untuk membuat keputusan manajemen bagi klien assurance atau
mengambil tanggung jawab atas keputusan tersebut.
i) Mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan independensi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
j) Menetapkan kebijakan mengenai tanggung jawabpengawasan dalam pemberian
jasa profesional selain jasa assurance bagi klien assurance.
k) Melibatkan Praktisi lainnya untuk memberikan saran atas implikasi dari pelaksanaan
perikatan selain perikatan assurance terhadap independensi anggota tim assurance
dan KAP.
l) Melibatkan Praktisi dari luar KAP untuk memberikan keyakinan mengenai aspek
khusus dari perikatan assurance.
m) Memperoleh pernyataan dari klien assurance mengenai tanggung jawabnya atas
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh KAP
n) Mengungkapkan sifat dan besaran imbalan jasa profesional kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.

290.162 Sebelum KAP atau Jaringan KAP memutuskan untuk menerima suatu
perikatan untuk memberikan jasa profesional selain jasa assurance kepada klien

210 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
assurance, pertimbangan harus dilakukan mengenai ada tidaknya ancaman terhadap
independensi yang dapat terjadi dari pemberian jasa profesional tersebut. Perikatan
tersebut harus ditolak jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang
secara jelas tidak signifikan.

290.163 Pemberian jasa profesional tertentu selain jasa assurance kepada klien
audit laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman terhadap independensi yang
demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat
menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Penyiapan Catatan Akuntansi dan Laporan Keuangan

290.164 Membantu klien audit laporan keuangan dalam hal-hal tertentu, seperti
menyiapkan catatan akuntansi atau laporan keuangan, dapat menimbulkan ancaman
telaah pribadi ketika di kemudian hari laporan keuangan tersebut diaudit oleh KAP yang
menyiapkannya.

290.165 Manajemen klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk


memastikan penyimpanan catatan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan,
walaupun mereka dapat meminta bantuan KAP atau Jaringan KAP dalam hal tersebut.
Sebagai contoh:
d) Menentukan atau mengubah ayat jurnal, klasifikasi akun atau transaksi, atau catatan
akuntansi lainnya tanpa persetujuan dari klien audit laporan keuangan;
e) Memberikan persetujuan atas transaksi; dan
f) Menyiapkan atau mengubah dokumen atau data pendukung transaksi (termasuk
keputusan mengenai asumsi penilaian).

290.166 Proses audit laporan keuangan melibatkan komunikasi yang ekstensif


antara KAP dengan manajemen klien audit laporan keuangan. Selama proses ini,
manajemen meminta dan menerima masukan mengenai hal-hal yang terkait dengan
audit laporan keuangan

211 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Ketentuan Umum

290.167 Contoh-contoh yang terdapat pada paragraf 290.170 - 290.173 dari


Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai ancaman telaah pribadi yang dapat terjadi
ketika KAP terlibat dalam penyiapan catatan akuntansi atau laporan keuangan, yang
selanjutnya akan menjadi informasi hal pokok dari perikatan audit laporan keuangan
yang dilakukan oleh KAP.

290.168 KAP atau Jaringan KAP dapat memberikan jasa akuntansi dan
pembukuan yang bersifat rutin atau mekanis, termasuk jasa pemrosesan penggajian,
kepada klien audit laporan keuangan selain Emiten selama setiap ancaman telaah
pribadi yang terjadi dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima. Contoh-contoh dari
jasa profesional tersebut adalah sebagai berikut:
e) Mencatat transaksi yang klasifikasi akunnya telah ditentukan dan disetujui oleh klien
audit laporan keuangan.
f) Membukukan transaksi ke dalam buku besar yang ayat jurnalnya telah ditentukan
dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan.
g) Menyusun neraca saldo berdasarkan buku besar yang telah disiapkan dan disetujui
oleh klien audit laporan keuangan.
h) Menyusun laporan keuangan berdasarkan informasi dari neraca saldo yang telah
disiapkan dan disetujui oleh klien audit laporan keuangan.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi
ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup
antara lain:
f) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan
KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak terlibat dalam tim assurance.
g) Menetapkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP
memberikan jasa professional.
h) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam
meyiapkan dokumen pendukung transaksi.

212 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
i) Mengharuskan klien audit laporan keuangan untuk bertanggung jawab dalam
meyiapkan dokumen pendukung transaksi.
j) Memperoleh persetujuan dari klien audit laporan keuangan untuk setiap usulan ayat
jurnal atau perubahan lain yang memengaruhi laporan keuangan.

290.169 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit laporan
keuangan yang merupakan Emiten, termasuk jasa pemrosesan penggajian dan
penyusunan laporan keuangan atau informasi keuangan

290.170 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan yang bersifat rutin atau
mekanis kepada suatu divisi atau anak perusahaan dari klien audit laporan keuangan
yang merupakan Emiten tidak akan memberikan kesan berkurangnya independensi
KAP atau Jaringan KAP terhadap klien audit laporan keuangan selama kondisi-kondisi
di bawah ini terpenuhi:
d) Jasa profesional tersebut tidak melibatkan proses pemberian pertimbangan.
e) Divisi atau anak perusahaan tersebut secara kolektif tidak material terhadap Emiten,
atau jasa profesional yang diberikan tersebut secara kolektif tidak material terhadap
divisi atau anak perusahaan tersebut.
f) Imbalan jasa profesional bagi KAP atau Jaringan KAP yang diperoleh dari
pemberian jasa profesional tersebut secara kolektif tidak signifikan.

Jika jasa profesional tersebut tetap diberikan, maka semua pencegahan di bawah ini
harus diterapkan:
d) KAP atau Jaringan KAP tidak boleh terlibat dalam fungsi manajerial atau
pengambilan keputusan manajerial.
e) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab atas hasil pekerjaan KAP
atau Jaringan KAP.
f) Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak
boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.

Keadaan Darurat

290.171 Pemberian jasa akuntansi dan pembukuan kepada klien audit laporan
213 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keuangan dalam keadaan darurat maupun keadaan tidak biasa lainnya (yaitu ketika
penunjukan KAP atau Jaringan KAP lain untuk melaksanakan jasa profesional tersebut
dirasakan tidak praktis oleh klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman
terhadap independensi. Namun demikian, ancaman tersebut masih dapat diterima
selama:
d) KAP atau Jaringan KAP tidak terlibat dalam fungsi manajerial atau pengambilan
keputusan manajerial.
e) Klien audit laporan keuangan harus bertanggung jawab.
f) Personil KAP atau Jaringan KAP yang memberikan jasa profesional tersebut tidak
boleh terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan.

PEMBERIAN JASA PENILAIAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.172 Suatu penilaian (valuation) terdiri dari pembuatan asumsi-asumsi yang


terkait dengan perkembangan di masa yang akan datang, penerapan metodologi dan
teknik tertentu, atau kombinasi keduanya dalam menghitung suatu nilai atau rentang
nilai dari suatu aset, kewajiban, atau bisnis secara keseluruhan.

290.173 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa penilaian kepada klien audit laporan keuangan yang selanjutnya akan
menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akan diaudit oleh KAP tersebut.

290.174 Ketika jasa penilaian melibatkan penilaian atas hal yang material
terhadap laporan keuangan dan tingkat subjektivitas yang signifikan, tidak ada satupun
pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima

290.175 Melaksanakan jasa penilaian bagi klien audit laporan keuangan yang
secara terpisah maupun kolektif tidak material terhadap laporan keuangan, atau yang
tidak melibatkan tingkat subjektivitas yang signifikan, dapat menimbulkan ancaman
telaah pribadi terhadap independensi. Ancaman tersebut dapat dikurangi ke tingkat
yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
e) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam timassurance untuk menelaah

214 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
f) Mengonfirmasikan pemahaman dengan klien audit laporan keuangan mengenai
asumsi dan metodologi yang digunakan dalam penilaian, serta memperoleh
persetujuan atas penggunaannya.
g) Memperoleh pernyataan dari klien audit laporan keuangan mengenai tanggung
jawabnya atas hasil penilaian yang dilakukan oleh KAP.
h) Melakukan suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga personil KAP atau Jaringan
KAP yang memberikan jasa penilaian tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan.

Hal-hal di bawah ini harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi efektivitas


pencegahan:
g) Luas pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan klien audit laporan keuangan
dalam mengevaluasi hal-hal yang terkait.
h) Tingkat penerapan dari metodologi dan pedoman profesi yang telah ditentukan
dalam melaksanakan jasa penilaian.
i) Untuk penilaian yang menggunakan standar atau metodologi yang telah ditentukan,
tingkat subjektivitas bawaan pada hal-hal yang menjadi perhatian.
j) Keandalan dan luas data yang mendasari penilaian tersebut.
k) Tingkat ketergantungan atas kejadian di masa yang akan datang dari hal-hal yang
dapat menciptakan volatilitas yang signifikan yang melekat pada jumlah-jumlah
yang terkait dalam penilaian tersebut.
l) Luas dan kejelasan pengungkapan dalam laporankeuangan.

290.176 Pemberian jasa penilaian oleh KAP atau Jaringan KAP kepada klien
audit laporan keuangan dengan tujuan untuk pelaporan surat pemberitahuan pajak
kepada otoritas perpajakan, penghitungan jumlah kewajiban pajak terhutang, atau
perencanaan pajak, tidak menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap
independensi, karena pada umumnya penilaian tersebut merupakan subjek penelaahan
yang dilakukan oleh pihak eksternal, seperti otoritas perpajakan.

290.177 Ketika KAP atau Jaringan KAP melaksanakan jasa penilaian atas bagian
dari informasi hal pokok dari perikatan assurance selain perikatan audit laporan

215 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
keuangan, KAP harus mempertimbangkan setiap ancaman telaah pribadi yang dapat
terjadi.

PEMBERIAN JASA PERPAJAKAN KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.178 KAP atau Jaringan KAP dapat diminta untuk memberikan jasa
perpajakan kepada klien audit laporan keuangan. Jasa perpajakan mencakup berbagai
jasa, termasuk jasa penelaahan atas ketaatan perpajakan, perencanaan perpajakan,
pemberian pendapat atas posisi perpajakan secara formal, dan bantuan dalam
penyelesaian sengketa perpajakan.

PEMBERIAN JASA AUDIT INTERNAL KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.179 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa audit internal kepada klien audit laporan keuangan.

290.180 Pemberian jasa profesional yang melibatkan perluasan prosedur yang


diharuskan dalam melaksanakan audit laporan keuangan yang sesuai dengan standar
profesi yang berlaku.

290.181 Ancaman telaah pribadai dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan bantuan kepada klien audit laporan keuangan dalam melaksanakan
kegiatan audit internal atau outsourcing atas beberapa kegiatan audit internal tersebut.

290.182 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
melaksanakan bagian yang signifikan dari kegiatan audit internal klien audit laporan
keuangan.

290.183 Pencegahan-pencegahan di bawah ini harus diterapkan pada setiap


situasi untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat diterima, yaitu dengan
memastikan terjadinya hal-hal di bawah ini:
g) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab atas kegiatan audit internal serta
dalam menetapkan, memelihara, dan memantau sistem pengendalian internal.

216 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
h) Klien audit laporan keuangan menugaskan karyawan yang kompeten (dengan
mengutamakan karyawan pada tingkat manajemen senior) untuk bertanggung
jawab atas kegiatan audit internal.
i) Klien audit laporan keuangan, komite audit, atau dewan komisaris memberikan
persetujuan atas lingkup, risiko, dan frekuensi pekerjaan audit internal.
j) Klien audit laporan keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan
menentukan rekomendasi yang harus diterapkan dari sejumlah usulan
rekomendasi.
k) Klien audit laporan keuangan mengevaluasi kecukupan prosedur audit internal yang
dilakukan dan temuan yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur tersebut dengan
cara antara lain mendapatkan dan menindaklanjuti laporan yang diberikan oleh KAP
atau Jaringan KAP.
l) Melaporkan temuan dan rekomendasi yang diperoleh dari pelaksanaan audit
internal kepada komite audit.

290.184 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya pemberian


jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan
KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini
pelaporan yang berbeda.

PEMBERIAN JASA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KEPADA KLIEN AUDIT


LAPORAN KEUANGAN

290.185 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan
perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan
untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.

290.186 Kemungkinan terjadinya ancaman telaah pribadi demikian signifikan


ketika KAP atau Jaringan KAP memberikan jasa profesional tersebut di atas kepada
klien audit laporan keuangan, kecuali jika KAP atau Jaringan KAP telah menerapkan
pencegahan yang tepat yang memastikan klien audit laporan keuangan untuk:

217 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
f) Mengakui tanggung jawabnya dalam menetapkan dan memantau sistem
pengendalian internal.
g) Menugaskan karyawan yang kompeten (dengan mengutamakan karyawan pada
tingkat manajemen senior) untuk bertanggung jawab atas setiap keputusan
manajemen yang terkait dengan perancangan dan penerapan sistem perangkat
keras dan perangkat lunak.
h) Membuat semua keputusan manajemen yang terkait dengan proses perancangan
dan penerapan sistem teknologi informasi;
i) Mengevaluasi kecukupan dan hasil dari perancangan dan penerapan sistem
tersebut.
j) Bertanggung jawab atas pengoperasian sistem perangkat keras dan perangkat
lunak serta data yang digunakan dalam atau dihasilkan oleh sistem tersebut.

290.187 Pertimbangan juga harus dilakukan mengenai perlu tidaknya pemberian


jasa profesional selain jasa assurance hanya dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan
KAP yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan keuangan serta berada pada lini
pelaporan yang berbeda.

290.188 Ancaman telaah pribadi dapat terjadi ketika KAP atau Jaringan KAP
memberikan jasa profesional kepada klien audit laporan keuangan yang melibatkan
perancangan dan penerapan sistem teknologi informasi keuangan yang digunakan
untuk menghasilkan informasi yang selanjutnya menjadi bagian dari laporan keuangan.

290.189 Pemberian jasa profesional oleh KAP atau Jaringan KAP yang
melibatkan penilaian, perancangan, dan penerapan pengendalian akuntansi internal
dan pengendalian manajemen risiko tidak menimbulkan ancaman terhadap
independensi

PENUGASAN PERSONIL KAP ATAU JARINGAN KAP YANG BERSIFAT


SEMENTARA PADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.190 Penugasan personil KAP atau Jaringan KAP pada klien audit laporan
keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi jika personil tersebut berada

218 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
pada suatu kedudukan yang dapat memengaruhi penyiapan akun-akun atau laporan
keuangan klien audit laporan keuangan. Pada praktiknya, bantuan tersebut dapat
diberikan selama personil tersebut tidak terlibat dalam:
d) Membuat keputusan manajemen.
e) Menyetujui atau menandatangani perjanjian atau dokumen serupa lainnya.
f) Melaksanakan suatu tindakan berdasarkan pertimbangan sendiri yang mengikat
klien audit laporan keuangan.

Setiap situasi harus dianalisis secara saksama untuk mengidentifikasi ada tidaknya
ancaman yang dapat terjadi dan pencegahan yang harus diterapkan pada setiap situasi
untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
c) Tidak memperbolehkan personil KAP atau Jaringan KAPyang terlibat dalam
penugasan yang bersifat sementara tersebut terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan.
d) Memastikan klien audit laporan keuangan bertanggung jawab dalam mengarahkan
dan menyelia kegiatan yang dilakukan oleh personil KAP atau Jaringan KAP
tersebut.

PEMBERIAN JASA PENUNJANG LITIGASI KEPADA KLIEN AUDIT


LAPORANKEUANGAN

290.191 Jasa penunjang litigasi mencakup antara lain menjadi saksi ahli, menghitung
estimasi kerugian atau jumlah piutang atau hutang yang timbul dari litigasi atau sengketa
hukum lainnya, dan membantu pengelolaan dan pemerolehan kembali dokumen yang
terkait dengan perselisihan atau litigasi.

290.192 Pemberian jasa penunjang litigasi yang diberikan kepada klien audit
laporan keuangan dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi ketika jasa profesional
tersebut mencakup estimasi hasil keputusan yang akan terjadi yang dapat memengaruhi
jumlah- jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Signifikansi setiap
ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:

219 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d) Materialitas jumlah yang terkait dalam litigasi.
e) Tingkat subjektivitas bawaan dari hal-hal yang menjadi perhatian dalam litigasi.
f) Sifat perikatan jasa penunjang litigasi.

KAP atau Jaringan KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang terjadi
dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas
tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan
untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat
diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
d) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil yang terlibat dalam
pemberian jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan keuangan
dalam membuat keputusan manajerial.
e) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan audit laporan
keuangan untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.
f) Melibatkan pihak-pihak lain yang relevan, seperti tenaga ahli independen.

290.193 Ketika tugas yang dilaksanakan oleh KAP atau Jaringan KAP melibatkan
kegiatan yang mewakili klien audit laporan keuangan dalam membuat keputusan
manajerial, tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman yang
dapat terjadi ke tingkat yang dapat diterima. Oleh karena itu, KAP atau Jaringan KAP
harus menolak untuk memberikan jasa profesional tersebut kepada klien audit laporan
keuangan.

PEMBERIAN JASA HUKUM KEPADA KLIEN AUDIT LAPORAN KEUANGAN

290.194 Jasa hukum didefinisikan sebagai setiap jasa profesional yang


disediakan oleh tenaga profesional yang diperkenankan untuk berpraktik di pengadilan
atau yang memiliki pelatihan hukum yang dipersyaratkan dalam berpraktik.

290.195 Ancaman terhadap independensi harus dipertimbangkan dengan


melihat sifat jasa profesional yang diberikan, terpisah tidaknya penyedia jasa dari tim
assurance, dan materialitas dari hal-hal yang menjadi perhatian, dalam kaitannya
dengan laporan keuangan entitas.

220 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
290.196 Pemberian jasa hukum kepada klien audit laporan keuangan yang
melibatkan hal-hal yang diperkirakan tidak mempunyai pengaruh yang material atas
laporan keuangan tidak menimbulkan ancaman terhadap independensi yang tidak dapat
diterima.

290.197 Jasa hukum yang membantu klien audit laporan keuangan dalam
melakukan suatu transaksi (sebagai contoh, bantuan dalam aspek- aspek yang
berhubungan dengan perjanjian, nasihat hukum, uji tuntas (due diligence) dalam bidang
hukum, dan restrukturisasi) dapat menimbulkan ancaman telaah pribadi. Pemberian
jasa profesional tersebut tidak mengurangi independensi selama:

c) Anggota tim assurance tidak boleh terlibat dalam pemberian jasa profesional
tersebut.
d) Klien audit laporan keuangan harus merupakan pihak yang membuat keputusan
akhir dari suatu masalah hukum, dan jasa profesional yang diberikan hanya
merupakan pelaksanaan dari keputusan yang telah dibuat tersebut.

290.198 Ketika KAP atau Jaringan KAP mewakili klien audit laporan keuangan
dalam mencari penyelesaian suatu perselisihan atau litigasi yang melibatkan jumlah-
jumlah yang material terhadap laporan keuangan, ancaman advokasi dan ancaman
telaah pribadi

290.199 Ketika KAP atau Jaringan KAP diminta untuk memberikan jasa advokasi
bagi klien audit laporan keuangan dalam menyelesaikan suatu perselisihan atau litigasi
yang melibatkan jumlah yang tidak material terhadap laporan keuangan. Pencegahan
tersebut mencakup antara lain:
c) Menentukan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau Jaringan
KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien audit laporan
keuangan dalam membuat keputusan manajerial.
d) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.

290.200 Bila terdapat penunjukan rekan maupun karyawan KAP atau Jaringan
KAP sebagai penasihat hukum internal oleh klien audit laporan keuangan, ancaman

221 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
telaah pribadi dan ancaman advokasi yang dapat terjadi demikian signifikan, sehingga
tidak ada satupun pencegahan yang dapat mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
yang dapat diterima.

PEMBERIAN JASA PEREKRUTAN MANAJEMEN SENIOR KEPADA KLIEN

ASSURANCE

290.201 Perekrutan manajemen senior bagi klien assurance, seperti mereka


yang dalam kedudukannya dapat memengaruhi informasi hal pokok dari perikatan
assurance, dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi, ancaman kedekatan, dan
ancaman intimidasi pada saat ini maupun di masa yang akan datang. Signifikansi setiap
ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
c) Peran individu yang akan direkrut.
d) Sifat jasa perekrutan yang diinginkan oleh klien assurance.

PEMBERIAN JASA KEUANGAN KORPORAT KEPADA KLIEN ASSURANCE

290.202 Pemberian jasa keuangan korporat (corporate finance) kepada klien


assurance (termasuk klien audit laporan keuangan) dapat menimbulkan ancaman
advokasi dan ancaman telaah pribadi.

290.203 Pemberian jasa keuangan korporat lainnya kepada klien assurance


(termasuk klien audit laporan keuangan), sebagai contoh, membantu klien assurance
dalam: (i) mengembangkan strategi korporat, (ii) mengidentifikasi atau memperkenalkan
klien assurance kepada penyedia dana yang sesuai dengan kebutuhannya, dan (iii)
memberikan saran mengenai struktur pendanaan dan menganalisis dampak akuntansi
yang dapat terjadi dari usulan transaksi pendanaan tersebut, pencegahan yang tepat
yang mencakup antara lain:
d) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang personil KAP atau Jaringan
KAP yang memberikan jasa profesional tersebut untuk mewakili klien assurance
dalam membuat keputusan manajerial.

222 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e) Menggunakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
assurance untuk melaksanakan jasa profesional tersebut.
f) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang melarang KAP atau Jaringan KAP untuk
mewakili klien assurance dalam menyetujui suatu persyaratan transaksi atau
melakukan suatu transaksi.

IMBALAN JASA PROFESIONAL

IMBALAN JASA PROFESIONAL SUATU BESARAN YANG RELATIF

209.204 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika proporsi jumlah


imbalan jasa profesional yang diperoleh dari suatu klien assurance demikian signifikan
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan imbalan jasa yang diperoleh oleh KAP atau
Jaringan KAP. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan tergantung dari faktor-faktor
sebagai berikut:
c) Struktur organisasi KAP atau Jaringan KAP.
d) Tingkat kemapanan KAP atau Jaringan KAP.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi
ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup
antara lain:
e) Mendiskusikan besaran dan sifat imbalan jasa profesional dengan pihak klien
assurance yang bertangggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite
audit.
f) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan
KAP atau Jaringan KAP pada suatu klien assurance.
g) Melakukan penelaahan eksternal atas pengendalian mutu.
h) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga, seperti badan pengatur profesi atau
Praktisi lainnya.

223 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
209.205 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi juga ketika proporsi jumlah
imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh seorang rekan KAP atau Jaringan KAP
dari suatu klien assurance demikian signifikan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan
imbalan jasa profesional yang diperoleh oleh rekan KAP atau Jaringan KAP tersebut.
Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
c) Menetapkan kebijakan dan prosedur yang memantau dan menerapkan
pengendalian mutu dari perikatan assurance.
d) Mengikutsertakan tenaga profesional lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan
assurance untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau memberikan
saran yang diperlukan.

IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG TELAH LEWAT WAKTU

209.206 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika imbalan jasa


profesional dari klien assurance belum terlunasi untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pencegahan di bawah ini dapat diterapkan untuk mengurangi ancaman tersebut ke
tingkat yang dapat diterima:
c) Mendiskusikan imbalan jasa profesional yang belum terlunasi dengan pihak klien
assurance yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite
audit.
d) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk memberikan saran yang
diperlukan.

BESARAN IMBALAN JASA PROFESIONAL

209.207 Ancaman kepentingan pribadi dapat terjadi ketika KAP menerima


perikatan assurance dengan jumlah imbalan jasa profesional yang secara signifikan.
Ancaman tersebut tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima, kecuali jika:
c) KAP dapat memastikan terpenuhinya alokasi waktu yang memadai dan tenaga
profesional yang kompeten dalam perikatan tersebut; dan

224 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
d) KAP dapat memastikan ditaatinya semua standar, pedoman, dan prosedur
pengendalian mutu assurance.

IMBALAN JASA PROFESIONAL YANG BERSIFAT KONTINJEN

209.210 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen merupakan imbalan jasa
profesional yang besarannya ditentukan berdasarkan hasil dari suatu transaksi atau
pekerjaan yang dilakukan.

209.211 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan


assurance dapat menimbulkan ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi
yang demikian signifikan, sehingga tidak ada satupun pencegahan yang dapat
mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima.

209.212 Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen dalam perikatan selain
perikatan assurance yang diberikan kepada klien assurance dapat menimbulkan juga
ancaman kepentingan pribadi dan ancaman advokasi. Selain penetapan yang diuraikan
di atas, signifikansi setiap ancaman akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
f) Kisaran jumlah imbalan jasa profesional yang dimungkinkan;
g) Variabilitas imbalan jasa professional.
h) Dasar penentuan imbalan jasaprofessional.
i) Ada tidaknya penelaahan hasil dari suatu transaksi oleh pihak ketiga yang
independen.
j) Dampak dari suatu kejadian atau transaksi terhadap perikatan assurance.

Signifikansi setiap ancaman yang terjadi harus dievaluasi dan, jika ancaman tersebut
merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka
pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk mengurangi
ancaman tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara
lain:
d) Mengungkapkan besaran dan sifat imbalan jasa profesional kepada pihak klien
assurance yang bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite
audit.

225 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
e) Melibatkan pihak ketiga yang independen untuk menelaah atau menentukan
besaran imbalan jasa profesional final.
f) Menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.

PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHAN LAINNYA

290.213 Ancaman kepentingan pribadi dan ancaman kedekatan dapat terjadi


ketika anggota tim assurance, KAP, atau Jaringan KAP menerima hadiah atau bentuk
keramah-tamahan lainnya dari klien assurance

LITIGASI ATAU ANCAMAN LITIGASI

290.214 Ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi dapat terjadi


ketika terjadi, atau kemungkinan terjadi, litigasi antara anggota tim assurance, KAP, atau
Jaringan KAP dengan klien assurance. Signifikansi setiap ancaman tersebut akan
tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
d) Materialitas litigasi.
e) Sifat perikatan assurance.
f) Terkait tidaknya litigasi dengan perikatan assurance sebelumnya.

290.215 KAP harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman dan menerapkan


pencegahan yang tepat untuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain:
d) Mengungkapkan lingkup dan sifat litigasi kepada pihak klien assurance yang
bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan, seperti komite audit.
e) Mengeluarkan personil KAP atau Jaringan KAP yang terlibat dalam litigasi dari tim
assurance.
f) Melibatkan Praktisi lainnya yang tidak terlibat dalam perikatan assurance untuk
menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

226 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m
Daftar Pustaka

- Leonard J. Brooks and Paul Dunn Business and Profesionals ethics For Director,
Executives And Accountant 7th ed, South-Western CENGAGE Learning.
- Kode Etik Akuntan Publik INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA 31 Maret
2011 Penerbit Salemba Empat.
- Emil Bachtiar '.Kasus-Kasus Etika Binsi dan Profesi, Salemba Empat

Pernyataan
Modul ini terbentuk dari makalah presentasi mahasiswa Trisakti School of Management
untuk mata kuliah Etika Profesi Akuntan yang di asuh oleh Dosen
Hidayatullah,SE.,MSi.,Mkom.,Akt.,CA.,CPAI. Adapun nama-nama mahasiswa yang
berkontribusi sebagai berikut:

- WILLIAM - LESLIE NOVIANTO TOTONG


- HANDY - KATTY PATRICIA
- JESSICA ANGELA - CALVINA
- BEBBY APRILIA PUTRI - YUNINGSIH
- MARSELLA UTOMO - MICHELLE NANDITA KUSNADI
- NADYA PRICILLIA - FESTON CAMBERA
- KEVIN DANUDORO - NADIA NATHANIA TJANDRA
- HANDOKO SETIAWAN - EVITA TOFIANI
- FELANI RATIKA - VERONICA
- HANNA GEOFANY DHUSTHEN - VIVIANY SARI
- RINEKE RILIANCE - DESIDERIA KUSUMA
- BRIGITTA LESLIE - HENNY FELICIA
- IRENE FADILA HALIMSJAH - ALVERNIA SARAH LAMTIUR
- MEILIANA CENNIATI KASUMA
- STACIA - GRASIA

227 | w w w . h i d a y a t k a m p a i . c o m

Anda mungkin juga menyukai