Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

BAB 4
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PRAKTIS

Disusun oleh:

Ika Anisa Putri (160810301014)


Afifatul Atikah (160810301057)
Syeril Rizka A (160810301072)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS JEMBER
2016

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
Memotivasi Perkembangan
Skandal Enron, Arthur Andersen, dan WoldCom menimbulkan kemarahan publik,
runtuhnya pasa modal, dan akhirnya Sarbanes Oxley Act 2002, yang membawa reformasi tata
kelola tersebar luas. Skandal perusahaan berikutnya yang melibatkan Adelphia, Tyco, Health-
South, dan lainnya mengingatkan kita untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa
eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik, dan harus melakukannya untuk
mempertahankan profitabilitas dan kelangsungan hidup perusahaan mereka. Kasus pengadilan
berikutnya serta denda terkait, hukuman penjara, dan penyelesaiannya menekankan pada
keputusan untuk mengurangi kekebalan terhadap tindakan hukum.
Perkembangan ini menjadi sangat penting bahwa para eksekutif dan direksi perusahaan
harus memberikan tambahan perhatian pada tata kelola perusahaan dan panduan yang diberikan,
sebagai tambahan peran mereka sendiri dalam perusahaan. Selain itu, sekolah bisnis yang igi
mendapatkan akreditasi mendunia dari Association to Advance Collegiate Schools of Business
(AACBS) dimint untuk memasukkan pendidikan etika ke dalam kebijakan, praktik, dan
kurikulum mereka. Secara hukum menurut Ethic Education Task Force AACSB, kurikulum
sekolah bisnis harus bisa menangani masalah-masalah etika termasuk tnggung jawab social
peusahaan, tata kelola, etika budaya perusahaan, dan pengambilan keputusan etis
Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis
Sebuah keputusan atau tindakan dianggap etis atau “benar” jika sesuai dengn standar
tertentu. Para filsuf telah mempelajari standar mana yang penting selama berabad-abad, dan para
ahli etika bisnis baru saja membangun hal ini dalam pekerjaannya. Kedua kelompok telah
mengungkapkan bahwa tidak cukup hanya satu standar saja untuk memastikan keputusan etis.
Akibatnya, kerangka kerja pembambil keputusan etis mengusulkan bahwa keputusan atau
tindakan akan dibndingkan dengan empat standar penilaian yang komprehensif dari perilaku etis.
Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etikalitas keputusn atau
tindakan yang dibuat dengan melihat:
a Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya
b Hak dan kewajiban yang terkena dampak
c Kesetaraan yang dilibatkan
d Motivasi atau kebijakan yang diharapkan
Pendekatan Filosofis Sebuah Ikhtisar: Konsekuensialisme (Utilitarianisme), Deontologi,
dan Etika Kebajikan

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
Pertanyaan dasar yang menarik minat para filsuf adalah Apa yang membuat keputusan
atau tindakan atau orang menjadi lebih maupun kurang baik atau etis? Masing-masing dari tiga
pendekatan filosofis ntuk pengambilan keputusan etis konsekuensialisme, deontology, dan etika
kebajikan berfokus pada konsep yang berbeda dari sebuah tindakan yang benar. Hal ini akan
ditinjau selanjutnya. Meskipun demikian, ingtlah karena para filsuf telah mempelajari apa yang
membuat suatu perbuatan baik atau benar secara moral selama ribuan tahun, tidak mungkin
memberikan pemahaman lengkap tentang konsep filosofis hanya dlam beberapa halaman.
Konskuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi
Konsekuensialisme berpendapat bahwa sebuah perbuatan benar secara moral jika dan
hanya jika tindakan tersebut mampu memaksimalkan kebaikan bersih. Dengan kata lain,
tindakan dan sebuah keputusan akan menjadi etis jika konsekuensi positif lebih besar daripada
konsekuensi negatifnya. Selain itu, beberapa percaya bahwa hanya tindakan yang dapat
memaksimalkan keuntungan bersih minus konsekuensi negatiflah yang secara moral benar atau
etis.
Utilitarianisme klasik terkait dengan utilitas secara keseluruhan mencakup keseluruhan
varian, oleh karena itu hanya dari manfaat parsial dalam pengambilan keputusan etis dalam
konteks sebuah bisnis, professional, atau organisasi. Konsekuensialissme bagaimanapun juga,
mengacu pada subbagian dari varian yang didefinisikan untuk menghindari pengukuran yang
salah atau permasalahan lain, atau dalam rangka membuat proses menjadi lebih relevan dengan
tindakan, keputusan, atau konteks yang terlibat. Oleh karena fokus konsekuensialisme dan
utilitiarisme berfokus pada hasil atau “akhir” dari suatu tindakan, teori-teori tersebut sering
dianggap sebagai teologis.
Deontologi
Deontologi berbeda dari konsekuensialisme dalam artian bahwa deontologis berfokus
pada kewajiban atau tugas memotivasi keputusan atau tindakan, bukan pada konsekuensi dari
tindakan. Suatu pendekatan deantologis mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan tugas, hak,
serta pertimbangan keadilan dan mengajarkan para mahasiswa untuk menggunkan standar moral,
prinsip, dan aturan-aturan sebagai panduan untuk membuat keputusan etis yang terbaik.
Etika Kebajikan
Etika kebajikan berfokus pada karakter atau integritas moral para pelaku dan melihat
pada moral masyarakat, seperti masyarakat professional untuk membantu mengidentifikasi isu-

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
isu etis dan panduan tindakan etis. Untuk ahli etika kebjikan, memiliki kebjikan adalah persoalan
derajat. Sebagai contoh, bersikap jujur dapat diartikan bahwa seseorang harus mengatkan
kebenaran. Akan tetapi, kejujuran seseorang Dapat dianggap lebih kuat atau pada tatanan yang
lebih tinggi jka ia hanya berususan dengan orang atau hal-hal yang jujur, bekerja untuk
perusahaan yang jujur, memiliki teman-teman yang jujur membesarkan anak-anaknya untuk
menjadi jujur, dan seterusnya. Demikian pula, alasan seseorang untuk bertindak bijak itu penting.
Sniff Test dan Aturan Praktis Umum-Tes Awal Etikalitas Sebuah Keputusan
Bagi para manajer dan karyawan lainnya merupakan hal yang wajar jika ditanyai untuk
memeriksa keputusan yang diajukan dengan cara pendahuluan yang cepaat untuk melihat apakah
perlu dilakukan analisis etika tambahan yang menyeluruh. Tes cepat ini sering disebut sebagai
sniff test. Jika salah satu dari tes cepat hasilnya negatif, karyawan diminta untuk mencari seorang
pengawas etika untuk berkonsultasi, atau melakukan analisis penuh terhadap tindakan yang
diusulkan. Analisis ini harus disimpan, dan mungkin ditinjau oleh pengawas etika.
Sayangnya, walaupun sniff test dan aturan praktis ini didasarkan pada prinsip-prinsip etis
dan sering kali sangat berguna, aturan-aturan ini jarang, dengan sendirinya mencerminkan
pemeriksaan yang kompreehensif dari keputusan tersebut dank arena itu membuat individu dan
perusahaan yang terlibat rentan untuk membuat keputusan yang tidak etis. Untuk alasan ini,
teknik analisis dampak pemangku kepentingan yang lebih omprehensif harus diterapkan setiap
sekali keputusan yang diusulkan dipertanyakan atau cenderung memiliki konsekuensi yang
signifikan
Analisis Dampak Pemangku Kepentingan – Perangkat Komprehensif untuk Menilai
Keputusan dan Tindakan
A. Gambaran Umum
Sejak john stuart mill mengembangkan konsep utilitarianisme pada tahun 1861, suatu
pendekatan yang diterima untuk penilaian keputusan dan tindakan yang dihasilkan telah
dipakai untuk mengevaluasi atau konsekuensi dari tindakan. Biasanya dampak tersebut telah
diukur dalam bentuk keuntungan atau kerugian yang timbul, karena itu laba telah menjadi
ukuran tingkat kebaikan yang ingin di maksimalkan oleh para pemegang saham.
B. Kepentingan Dasar Para Pemangku Kepentingan
Untuk mempermudah proses pengidentifikasian dan mempertimbangkan serangkaian
kepentingan para stakeholder, dibutuhkan beberapa hal untuk memfokuskan analisis dan
pengambilan keputusan yang berdasarkan etika:

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
1 Kepentingan mereka harus menjadi lebih baik sebagai akibat dari keputusan tersebut.
2 Keputusan akan menghasilkan distribusi yang adil antara manfaat dan beban.
3 Keputusan seharusnya tidak menyinggung salah satu hak setiap pemangku kepentingan,
termasuk hak pengambilan keputusan.
4 Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-baiknya.
C. Pengukuran Dampak yang Dapat Diukur
1. Laba
Laba merupakan dasar untuk kepentingan pemegang saham dan sangat penting
untuk kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan. Pengukuran laba dikembangkan
dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam
pengambilan keputusan etis.
2. Membawa Masa Depan ke Masa Kini
Teknik untuk membawa dampak keputusan masa depan ke dalam analisis tidak
sulit. Hal ini ditangani secara paralel dengan analisis penganggaran modal, di mana nilai-
nilai masa depan didiskontokan pada tingkat bunga yang mencerminkan tingkat suku
bunga yang diharapkan di masa mendatang. Pendekatan ini ditunjukkan sebagai bagian
dari analisis biaya-manfaat (ABM) dalam Brooks (1979).
Pendekatan nilai bersih masa kini:
Nilai Bersih Masa Kini = Nilai Keuntungan Bersih Masa Kini – Nilai Biaya
Masa Kini Usulan Tindakan
3. Menangani Ketidakpastian Hasil
Sama seperti dalam analisis penganggaran modal, ada perkiraan yang tidak pasti.
Namun, berbagai teknik telah dikembangkan untuk memasukkan ketidakpastian ini ke
dalam analisis keputusan yang diusulkan. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai berikut:
Nilai Hasil yang Diharapkan = Nilai Hasil x Kemungkinan Terjadinya Hasil
Keuntungan dari rumusan nilai yang diharapkan ini adalah kerangka kerja
analisis biaya-manfaat dapat dimodifikasi untuk menyertakan risiko yang terkait dengan
hasil. Pendekatan baru ini disebut sebagai analisis risiko-manfaat (RBA), dan dapat
diterapkan di mana hasil berisiko ditemukan dalam kerangka berikut:
Nilai yang Diharapkan dari Manfaat Bersih atau yang Disesuaikan dengan
Risiko = Nilai Masa Kini yang Diharpkan - Nilai Masa Kini dari Biaya Masa
Datang
4. Identifikasi dan Peringkat Pemangku Kepentingan
Pengukuran laba, yang ditambahkan oleh eksternalitas yang didiskontokan ke
masa sekarang dan difaktorkan oleh resiko hasil, lebih berguna dalam menilai keputusan

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
yang diusulkan jika dibandingkan dengan hanya dari keuntungan saja. Namun demikian,
manfaat dari analalisis dampak pemangku kepentingan bergantung pada identifikasi
penuh semua pemangku kepentingan dan kepentingan mereka, serta apresiasi yang penuh
terhadap signifikansi dampaknya pada posisi masing – masing..
D. Penilaian Dampak yang Tidak Dapat Dikuantifikasi
1. Keadilan di Antara Para Pemangku Kepentingan
Kepedulian atas perlakuan yang telah adil telah menjadi perhatian masyarakat
baru – baru ini mengenai isu – isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal
lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi, dan pembayaran. Akibatnya, keputusan
akan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua pemangku kepentingan.
2. Hak Pemangku Kepentingan
Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak menggagu
hak para pemangku kepentingan, dan hak si pembuat keputusan. Pemangku kepentingan
individu maupun kelompok umumnya berharap dapat menikmati hak – hak sebagai
berikut : Kehidupan, Kesehatan dan Keselamatan, Perlakuan adil, Penggunaan hati
nurani, Harga diri dan privasi, Kebebasan berbicara
E. Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan Keputusan
Memilih pendekatan yang paling berguna bergantung pada apakah dampak
keputusan bersifat jangka pendek jika dibandingkan dengan jangka panjang, melibatkan
eksternalitas dan garis mirin atau probabilitas , atau terjadi dalam situasi perusahaan. Penting
untuk diakui, bahwa ketika masing-masing pendekatan berhubungan dengan perkembangan
deontologist terhadap dampak pada hak-hak, keadilan, dan tugas-tugas yang diharapkan,
tidak ada yang secara khusus memasukkan kajian mendalam tentang motivasi bagi
keputusan-keputusan yang terlibat, sifat kebajikan atau karakter yang diharapkan di era
akuntabilitas pengku kepentingan modern.
F. Pendekatan 5-Pertanyaan Tradisional
Keputusan yang diusulkan ditantang dengan mengajukan semua pertanyaan. Jika
respons negatif timbul (atau lebih dari satu) ketika semua lima pertanyaan
diajukan/dipertanyakan, maka pengambil/pembuat keputusan dapat mencoba untuk merevisi
tindakan yang diusulkan untuk menghapus dan/atau mengimbangi jawaban negatif itu.
Apabila proses revisi berhasil, maka usulan menjadi etis.
G. Pendekatan Standar Moral Tradisional

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun
langsung pada tiga kepentingan mendasar dari stakeholder. Pertanyaan berfokus pada
keadilan distributif, atau keadilan, ditangani dengan cara yang sama seperti dalam
pendekatan 5-pertanyaan.
MORAL STANDARD Pertanyaan dari Keputusan yang Disusulkan
Bermanfaat apakah tindakan memaksimalkan manfaat
Maximaize bersih manfaat bagi masyarakat sosial dan meminimalkan cedera social
secara keseluruhan
hak-hak individual adalah sction yang konsisten dengan hak
Menghormati dan melindungi setiap orang?

Keadilan akan memimpin untuk ajust distribusi


Distribusi manfaat yang adil dan beban manfaat dan beban?
Semua standar moral harus diterapkan ada: tidak ada adalah tes cukup dengan itu sendiri

H. Pendekatan pastin
Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk menangkap gagasan bahwa individu dan
organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku
mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika keputusan dipandang menyinggung nilai-nilai ini,
ada kemungkinan bahwa akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Pastin menunjukkan
bahwa pemeriksaan keputusan masa lalu atau tindakan dibuat. Ia menyebut ini pendekatan
reverse engineering keputusan, karena upaya ini dilakukan untuk mengambil keputusan masa
lalu terpisah untuk melihat bagaimana dan mengapa mereka dibuat. Pastin menunjukkan bahwa
orang sering dijaga (secara sukarela atau tanpa sadar) tentang mengekspresikan nilai-nilai
mereka, dan bahwa reverse engineering menawarkan cara untuk melihat, melalui tindakan masa
lalu, apa nilai-nilai mereka.
Memperluas dan pencampuran pendekatan
Untuk eksistensi, masalah yang diangkat oleh suatu masalah etika dapat diperiksa dengan
pendekatan 5-pertanyaan, mengharapkan bahwa ada dampak jangka panjang yang signifikan
atau eksternalitas yang panggilan untuk analisis biaya-manfaat daripada profitability sebagai
pertanyaan tingkat pertama. Untungnya, biaya-manfaat analisis dapat diganti atau ditambahkan
ke pendekatan untuk memperkayanya. Demikian pula, konsep dasar etika aturan dapat
dicangkokkan ke pendekatan non-Pastin, jika diperlukan dalam keputusan yang berhubungan

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
dengan pengaturan di dalam perusahaan. Perawatan harus diambil ketika memperluas dan
blending pendekatan, bagaimanapun, untuk memastikan Thet setiap bidang baik offness,
keadilan, dan dampak pada hak-hak individu diperiksa dalam analisis keputusan-lain
komprehensif terakhir mungkin rusak.
Mengintegrasikan pendekatan dampak analisis filosofis dan stakeholder
Pendekatan-konsekuensialisme filosofis, deontologi, dan kebajikan-etika yang
dikembangkan pada awal bab mendasari, dan harus disimpan dalam pikiran untuk
menginformasikan dan memperkaya, analisis bila menggunakan pendekatan tiga pemangku
kepentingan dampak. Pada gilirannya, dampak pemangku kepentingan analisis pendekatan yang
digunakan harus memberikan pemahaman tentang fakta, hak, kewajiban, dan keadilan yang
terlibat dalam keputusan atau tindakan yang aseential ke analisis etis yang tepat dari motivasi,
vitues, dan karakter yang diharapkan. Akibatnya, dalam analisis, efektif komprehensif dari
ethicality dari keputusan atau tindakan yang diusulkan, pendekatan-pendekatan filosofis
tradisional harus menambah model stakeholder dan sebaliknya.
Menilai motivasi, dan kebajikan yang diharapkan dan karakter
Kebajikan harapan, bagaimanapun, belum secara luas diakui sebagai penting dalam
analisis stakeholder, sebagai skandal terakhir menunjukkan mereka harus.. Oleh karena itu akan
bijaksana untuk includde penilaian harapan etika moralitas sebagai langkah yang terpisah dalam
setiap proses EDM untuk memperkuat sistem pemerintahan dan penjaga terhadap keputusan etis.
G. Pengembangan tindakan lebih etis
Perbaikan yang berulang adalah salah satu keuntungan menggunakan kerangka yang
diusulkan EDM. Menggunakan set pendekatan filosofis, 5 - pendekatan pertanyaan, standard
moral, pastin, atau pendekatan yang umum memungkinkan aspek etis dari keputusan untuk
diidentifikasi, dan kemudian dimodifikasi untuk meningkatkan interatively dampak keseluruhan
dari keputusan.
Kebiasan yang keliru pada para pembuat keputusan :
- Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan kepentingan pemegang saham.
- Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan pemegang saham
- Berfokus hanya pada legalitas
- Keadilan yang terbatas
- Pembatasan hak yang teliti
- Konflik kepentingan
- Keterkaitan pemangku kepentingan

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
Langkah-langkah untuk mengambil Keputusan yang Beretika
1 Mengidentifikasi fakta dan seluruh kelompok pemangku kepentingan serta
kepentingannya yang terpengaruh
2 Merangking pemangku kepentingan dan kepentingannya, mengidentifikasi yang
terpenting dan memberikan bobot terhadapnya lebih dari isu yang lain dalam analisis
3 Menilai dampak tindakan yang ditawarkan pada masing-masing kepentingan
kelompok pemangku kepentingan dengan memperhatikan keberadaan mereka, perlakuan adil,
dan hak lainnya, termasuk harapan kebajikan, menggunakan kerangka kerja pertanyaan secara
menyeluruh dan meyakinkan bahwa perangkap umum yang dibicarakan kemudian tidak masuk
dalam analisis.
Tujuh langkah analisis pengambilan keputusan oleh amrican accounting association (1993 :
1 Menentukan fakta (what, who, where, when and how)
2 Menetapkan masalah etika
4 Mengidentifikasikan prinsip dasar, peraturan dan nilai
5 Menetapkan alternative pilihan
6 Membandingkan nilai dengan alternative
7 Menetapkan konsekuensinya
8 Membuat keputusan

This study source was downloaded by 100000848389909 from CourseHero.com on 11-01-2022 07:22:10 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/26360453/RESUME-BAB-4docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai