Anda di halaman 1dari 26

Makalah

“Pendekatan Dalam Pengambilan


Keputusan Beretika”

Oleh :
Adrinal Gustia Ardi ( 20-040 )
Ghazi Muhammad ( 20-049 )
Alvian Esa Aryani (20-073 )

Dosen Pengampu :
Ethika, S.E, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan kuasa-Nya penulisan makalah yang berjudul
“Pendekatan Dalam Pengambilan Keputusan Beretika” dapat
diselesaikan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam menyelesikan mata kuliah Etika Bisnis
Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Bung Hatta.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
membangun sangat penulis harapkan untuk penulisan yang lebih
baik lagi di masa mendatang.
Semoga penelitian ini dapat memberikan suatu manfaat bagi para
pembacanya, baik mahasiswa Universitas Bung hatta, maupun pihak
lainnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, 2
oktober 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS.................................4
Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis..................................................4
Pendekatan filosofi.........................................................................................4
1. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi...............................4
2. Deontologi.............................................................................................5
3. Virtue Ethics (Etika Kebajikan)...............................................................5
Analisis Dampak Pemangku Kepentingan-Perangkat Komprehensif untuk
Menilai Keputusan danTindakan.....................................................................5
KepentinganDasar Para Pemangku Kepentingan............................................6
Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi........................................6
Keadilan diantara pemangku kepentingan......................................................6
Hak Pemangku Kepentingan...........................................................................6
Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis............................7
Langkah-langkah menuju sebuah keputusan Etis............................................8
PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis

Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis,


kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan
legalitas. Serta persyaratan yang dapat ditampilkan filosofis secara penting dan
baru-baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk
meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan:
1. Pengetahuan dalam identifikasi dan menganalisis isu-isu pentingyang
harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus
diungkap.
2. Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan keputusan-
faktor yang relevan ke dalam tindakan praktis.
Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etiskalitas
keputusan atau
tindakan yang dibuat dengan melihat
a. konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam ha l manfaat atau biaya;
b. hak dan kewajiban yang terkena dampak;
c. keadilan yang terlibat
d. motivasi atau kebajikan yang diharapkan.

Pendekatan filosofi
1. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi
Pelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan
manfaat yang dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip
bahwa suatu tindakan itu benar secara moral jika dan hanya jika tindakan
itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan
juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan lebih
besar daripada konsekuensi yang merugikan. Utilitarianisme klasik
berkaitan dengan utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan varian, oleh
karena itu hanya dari manfaat parsialdalam pengambilan keputusan etis
dalam konteks bisnis, profesional dan organisasi. Konsekuensialisme dan
utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir dari tindakan, maka disebut
juga Teleological.

2. Deontologi
Berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus pada kewajiban
dan tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau tindakan dan
bukan pada konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada
pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi
professional, direktur, dan eksekutif yang diharapkan memenuhi
kewajibannya. Menambah konsekuensialisme dengan analisis deontologi
secara khusus termasuk perlakuan yang adil akan menjaga terhadap situasi
dimana untuk kepentingan apa pertimbangan konsekuensi yang
menguntungkan akan diperbolehkan untuk membenarkan tindakan ilegal
atau tidak etis dalam mencapai tujuan.

3. Virtue Ethics (Etika Kebajikan)


Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari tindakan
atau tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk
membenarkan kebiasaan moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek
motivasi dari karakter moral yang ditunjukkan oleh pengambil
keputusan.Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis
dan membuat orang tersebut menjadi manusia yang bermoral.

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan-Perangkat Komprehensif untuk


Menilai Keputusan danTindakan
Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu
pendekatan yang diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan
adalah dengan mengevaluasi hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan,
yang secara tradisional didasarkan pada dampak keputusan terhadap
kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya, dampak
ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang terjadi, karena keuntungan
telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin dimaksimalkan oleh pemegang
saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah dalam dua jalan.
Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan
hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit.
Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham,
seperti pekerja, konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan
pemerintah yang mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau
didalam perusahaan itu sendiri, statusnya diakui dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Perusahaan modern sekarangakuntabel terhadap
pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham, yang keduanya
menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa respon perusahaan
ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan dalam jangka waktu lebih
dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok
pemangku kepentingan dan kepentingannya.

KepentinganDasar Para Pemangku Kepentingan


Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok pemangku
kepentingan kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar, yaitu :
1. Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari
keputusan
2. Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam
keuntungan(manfaat)dan beban
3. Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku
kepentingan,termasuk para pembuat keputusan
4. Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-
baiknya

Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan
tersebut gagal untuk memberikan manfaat, tidak adil, atau mengganggu hak
para pemangku kepentingan.

Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi


Keadilan diantara pemangku kepentingan
Kepedulian atas perlakuan yang adil telah menjadi perhatian masyarakat
baru-baru ini mengenai isu-isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan
hal lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi dan pembayaran.
Akibatnya, keputusanakan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar
oleh semua pemangku kepentingan. Keadilan bukan merupakan konsep
mutlak. Hal ini dibuktikan dengan distribusi yang relatif atas manfaat dan
beban yang dihasilkan dari sebuah keputusan. Sebagai contoh keputusan
untuk meningkatkan pajak, pajak dapat memberatkan bagi golongan yang
berpendapatan tinggi tetapi dianggap relatif adil dalam hal kapasitas
merekauntuk membayar pajak tersebut. Oleh karena itu kewajaran dan
perspektif diperlukan untuk menilai kesetaraan secara akurat.

Hak Pemangku Kepentingan


Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak
mengganggu hak para pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan.
Hak pemangku kepentingan antara lain: kehidupan, kesehatan dan
keselamatan, perlakuan adil, penggunaan hati nurani, harga diri dan privat
serta kebebasan bicara. Beberapa hak ini telah dilindungi undang-undang dan
peraturan hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau
melalui sanksi publik bagi yang melanggar.

Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis


1. Masalah Bersama
Masalah bersama mengacu pada kesenjangan ataumengetahui
penggunaan aset atau sumber daya yang dimiliki bersama secara
berlebihan.
2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis
Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami
kelumpuhan keputusan akibat kompleksitas analisis atau
ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan
ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya.
3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis
Diantaranya yaitu:
 Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis
 Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira
bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena:- Ini dunia dimana anjing
makan anjing
- Semua orang melakukannya
- Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya
- Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan
 Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang
saham
 Berfokus hanya pada legalitasBatas keberimbangan (fokus pengambil
keputusan harusnya pada keadilan untuk semua pemangku kepentingan)
 Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua
kelompok pemangku kepentingan)
 Konflik kepentingan
 Keterkaitan diantara pemangku kepentingan
 Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan.
 Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu daripara
pemangku kepentingan
 Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak.
 Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan.
 Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk
ditunjukkan

Langkah-langkah menuju sebuah keputusan Etis


1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta
kepentingan yang mungkin akan terpengaruh.
2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka.
3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan pihak
yang berkepentingan

Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American Accounting


Association (1993) yaitu:
1. Tentukan fakta-apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana
2. Menetapkan isu etis
3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai
4. Tentukan alternative
5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan
yang jelas
6. Menilai konsekuensi
7. Membuat keputusan anda.
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan
ktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusa
tidak lengkap tanpa adanya
etika, mengapa? Karena
pertimbangan etis mestinya
merupakan suatu
persyaratan yang mutlak di
dalam pengambilan
keputusan, maka pada
penyusunan makalah ini
membahas mengenai
pendekatan pengambilan
keputusan etis yang terdiri dari
analisis biaya manfaat serta
analisis etis untuk
pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan
masalahnya yaitu:
1. Bagaimana pendekatan-
pendekatan dalam
pengambilan keputusan yang
etis?
2. Apa itu analisis biaya
manfaat?
3. Bagaimana analisis etis
untuk pemecahan masalah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini
yaitu membahas, mengetahui
dan memahami:
1. Pendekatan-pendekatan
pengambilan keputusan
2. Analisis biaya manfaat
3. Analisis etis untuk
pemecahan masalah
tidak lengkap tanpa adanya
etika, mengapa? Karena
pertimbangan etis mestinya
merupakan suatu
persyaratan yang mutlak di
dalam pengambilan
keputusan, maka pada
penyusunan makalah ini
membahas mengenai
pendekatan pengambilan
keputusan etis yang terdiri dari
analisis biaya manfaat serta
analisis etis untuk
pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan
masalahnya yaitu:
1. Bagaimana pendekatan-
pendekatan dalam
pengambilan keputusan yang
etis?
2. Apa itu analisis biaya
manfaat?
3. Bagaimana analisis etis
untuk pemecahan masalah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini
yaitu membahas, mengetahui
dan memahami:
1. Pendekatan-pendekatan
pengambilan keputusan
2. Analisis biaya manfaat
3. Analisis etis untuk
pemecahan masalah
tidak lengkap tanpa adanya
etika, mengapa? Karena
pertimbangan etis mestinya
merupakan suatu
persyaratan yang mutlak di
dalam pengambilan
keputusan, maka pada
penyusunan makalah ini
membahas mengenai
pendekatan pengambilan
keputusan etis yang terdiri dari
analisis biaya manfaat serta
analisis etis untuk
pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan
masalahnya yaitu:
1. Bagaimana pendekatan-
pendekatan dalam
pengambilan keputusan yang
etis?
2. Apa itu analisis biaya
manfaat?
3. Bagaimana analisis etis
untuk pemecahan masalah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini
yaitu membahas, mengetahui
dan memahami:
1. Pendekatan-pendekatan
pengambilan keputusan
2. Analisis biaya manfaat
3. Analisis etis untuk
pemecahan masalah
tidak lengkap tanpa adanya
etika, mengapa? Karena
pertimbangan etis mestinya
merupakan suatu
persyaratan yang mutlak di
dalam pengambilan
keputusan, maka pada
penyusunan makalah ini
membahas mengenai
pendekatan pengambilan
keputusan etis yang terdiri dari
analisis biaya manfaat serta
analisis etis untuk
pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka rumusan
masalahnya yaitu:
1. Bagaimana pendekatan-
pendekatan dalam
pengambilan keputusan yang
etis?
2. Apa itu analisis biaya
manfaat?
3. Bagaimana analisis etis
untuk pemecahan masalah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan
penulisan makalah ini
yaitu membahas, mengetahui
dan memahami:
1. Pendekatan-pendekatan
pengambilan keputusan
2. Anali
Aktivitas bisnis adalah perihal
pengambilan keputusan.
Tidak ada yang
mampu dilaksanakan di
dalam suatu kegiatan bisnis
tanpa melaksanakan
pengambilan keputusan, dari
yang berkaitan dengan
keuntungan bisnis hingga
berkaitan dengan moral.
Dengan adanya suatu
masalah organisasi dapat
memilih alternatif
penyelesaian dengan
menggunakan proses-proses
pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan tidak
lengkap tanpa adanya
etika, mengapa? Karena
pertimbangan etis mestinya
merupakan suatu
persyaratan yang mutlak di
dalam pengambilan
keputusan, maka pada
penyusunan makalah ini
membahas mengenai
pendekatan pengambilan
keputusan etis yang terdiri dari
analisis biaya manfaat serta
analisis etis untuk
pemecahan mas
yang membedakan antara
pengambilan keputusan etis
dengan jenis
pengambilan keputusan
lainnya terletak pada alasan
yang digunakan dalam
menghasilkan suatu
keputusan dan fakta bahwa
pengambil keputusan
menerima prinsip yang
dipersoalkan sebagai bagian
dari pandanga

Anda mungkin juga menyukai