Anda di halaman 1dari 22

ETIKA PROFESI AKUNTAN

KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PRAKTIS

Kelompok 3 : SKEPTIS
Maya Puspa Lestari (8335141620)
Riza Nur Adinda (8335145489)
Septina Dyah Maulidina (8335141638)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya telah memberikan petunjuk, kesehatan, kesempatan dan
kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyajikan Makalah yang berjudul Kasus
Pengambilan Keputusan Etis Praktis Dalam tulisan ini, disajikan contoh kasus dalam materi
pengambilan keputusan etis praktis yang disusun sebagai bahan penambah wawasan untuk
mahasiswa dalam mendalami etika profesi akuntan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marsellisa Nindito, SE, M.Sc.,
AK, CA selaku dosen mata kuliah Etika Profesi Akuntan atas bimbingan dan pengarahannya
selama memberikan materi perkuliahan. Disadari bahwa keterbatasan yang dimiliki penulis,
masih dirasakan banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jakarta, Mei 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan umum berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, namun tetap memikirkan perolehan keuntungan yang semaksimal mungkin. Agar
tetap menjadi pilihan masyarakat, perusahaan harus memberikan mutu dan keunggulan yang
berbeda dari produk saingannya yang sejenis. Kenyataannya untuk menjadi yang tebaik dan
mempunyai kelebihan tersendiri dibanding produk saingan memerlukan pembiayaan yang
lebih dan akan mengurangi keuntungan.
Pembuatan produk sejenis yang diproduksi oleh banyak produsen, meskipun
memiliki keunggulan masing-masing, semuanya harus memiliki standar produk yang sama.
Tujuannya adalah untuk menjaga kenyamanan dan keamanan konsumen. Hal ini yang
menjadi tantangan bagi para insyinyur bagaimana merancang produk yang sesuai standar,
memiliki keunggulan tersendiri, namun tetap memperoleh keuntungan maksimal. Masalah ini
dapat dikaitkan dengan etika profesi yang membahas tentang seorang insyinyur harus
memprioritaskan keselamatan konsumen dalam hasil rancangan produknya. Sehemat apapun
rencana biaya yang akan dikenakan pada sebuah produk tidak boleh memberikan resiko
negatif kepada penggunannya, yaitu membahayakan kesehatan dan keselamatan pengguna.
Contoh kasus nyata pelanggaran dalam etika profesi yang pernah terjadi tentang
prioritas keselamatan konsumen adalah kasus Ford Pinto dan kasus Kardell Paper Co. Secara
garis besar dapat diceritakan bagaimana perusahaan Ford sebagai salah satu perusahaan
penghasil mobil yang cukup ternama membuat mobil yang sudah diketahui tidak aman untuk
konsumen, namun tetap diproduksi dengan estimasi penghematan biaya perbaikan yang
dibandingkan dengan pengeluaran biaya asuransi bila terjadi kecelakaan untuk perolehan
keuntungan maksimal.
Sedangkan kasus Kardell Paper co, secara garis besar dapat diceritakan bahwa pabrik
Cardell Paper merupakan pabrik yang berkembang sangat pesat dengan pendapatan $ 1,7 M
pertahun, hanya saja pabrik tidak memikirkan dampak bagi lingkungan sekitar akibat
pembuangan limbah ke sungai cherokee yang mengandung bahan kimian industri yang
disebut sonox. Akibatnya berimbas pada tingkat keguguran dan gangguan pernapasan pada
masyarakat yang luar biasa tinggi.

BAB II
LANDASAN TEORI

Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis


Sebagai respon terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, makalah ini
menyajikan kerangka kerja yang praktis, komprehensif, dan beraneka ragam untuk
pengambilan keputusan etis. Kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk
profitabilitas dan legalitas, serta persyaratan yang akan ditampilkan filosofis secara penting
dan yang baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk
meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan:
Pengetahuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang harus
dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus diungkap.
Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan faktor keputusan yang relevan ke
dalam tindakan praktis.

Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (ethical decission making-EDM) menilai


etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat terkena dampak:
Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya
Hak dan kewajiban terkena dampak
Kesetaraan yang dilibatkan
Motivasi atau kebijakan yang diharapkan

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan Perangkat Komprehensif untuk Menilai


Keputusan dan Tindakan
Gambaran Umum
Sejak John Stuart Mill mengembangkan konsep utilitarianisme pada tahun 1861, suatu
pendekatan yang diterima untuk penilaian keputusan dan tindakan yang dihasilkan telah
dipakai untuk mengevaluasi atau konsekuensi dari tindakan. Bagi kebanyakan pengusaha,
evaluasi ini sebelumnya didasarkan pada dampak keputusan itu terhadap kepentingan pemilik
perusahaan atau pemegang saham. Biasanya dampak tersebut telah diukur dalam bentuk
keuntungan atau kerugian yang timbul, karena laba telah menjadi ukuran tingkat kebaikan
yang ingin di maksimalkan oleh para pemegang saham.
Padangan tradisional megenai akuntabilitas perusahaan baru-baru ini telah
dimodifikasi menjadi dua cara. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham hanya ingin
dimaksimalkan keuntungan jangka pendek tampaknya merupakan fokus yang terlalu sempit.
Kedua, hak-hak dan klaim dari mayoritas kelompok bukan pemegang saham, seperti
karyawan, konsumen, pemasok, kreditor, pemerhati lingkungan, masyarakat lokal, dan
pemerintah yang memiliki kepentingan atau interes dalam hasil keputusan atau pada
perusahaan itu sendiri, telah diselaraskan dengan status dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
Asumsi dari kelompok pemegang saham monolitis yang hanya tertarik pada
keuntungan jangka pendek sedang mengalami perubahan karena perusahaan modern
menyatakan pemegang saham mereka juga terdiri atas orang-orang dan investor institusi awal
yang tertarik pada horizon waktu jangka panjanag dan bagaimana bisnis dilakukan secara
etis.
Investor etis dan investor lainnya, serta kelompok pemangku kepentingan, cenderung
tidak mau memaksa mengeluarkan laba tahun berjalan jik itu berarti merugikan lingkungan
atau hak-hak pemangkun kepentingan lainnya. Mereka percaya pada pengelolaan perusahaan
secara lebih luas dari pada keuntungan jangka pendek. Biasanya, memaksimalkan
keuntungan dalam jangka wakyu lebih dari satu tahun membjutuhkan hubungan yang
harmonis dengan sebagian besar kelompok pemangku kepentingan dan kepentingan mereka.
Eksekutif dan direktur yang melihat jauh kedepan menginginkan kekhawatiran ini
diperhitungkan sebelum pemangku kepentingan yang tersinggung harus mengingatkan
mereka. Perusahaan menemukan bahwa di masa lalu mereka telah secara sah dan pragmatis
bdertanggung jawab kepada pemegang saham, tetapi mereka juga makin bertanggung jawab
kepada para pemangku kepentingan.

Pengukuran Dampak yang Dapat Diukur


Laba
Laba merupakan dasar untuk kepentingan pemegang saham dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan kita. Di masa inflasi, laba merupakan hal yang
penting untuk menggantikan inventori pada harga tinggi yang diperlukan. Untungnya,
pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat
tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang benar, bagaimanapun,
bahwa keuntungan merupakan ukuran jangka pendek, dan beberapa dampak penting tidak
terungkap dalam penentuan laba. Kedua kondisi ini dapat diperbaiki dalam bagian berikut.
Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Dapat Langsung Diukur
Ada dampak dari keputusan perusahaan dan kegiatan yang tidak dimasukkan dalam
penentuan laba perusahaan yang menyebabkan dampak. Sebagai contoh, ketika sebuah
perusahaan melakukan pencemaran, biaya pembersihan biasanya dikeluarkan oleh individu,
perusahaan, atau kota yang terletak di hilir atau arah angin. Biaya tersebut disebut sebagai
eksternalitas, dan dampaknya dapat diukur langsung oleh biaya pembersihan yang dilakukan
oleh orang lain.
Untuk melihat gambaran lengkap tentang dampak dari sebuah keputusan, laba atau
rugi yang muncul dari transaksi harus dimodifikasi oleh eksternalitas yang ditimbulkannya.
Sering kali, perusahaan yang mengabaikan eksternalitas menyadari bahwa mereka telah
meremehkan biaya sebenarnya dari keputusan saat muncul denda dan biaya pembersihan,
atau muncul pemberitaan yang kurang baik.

Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Tidak Dapat Langsung Diukur
Eksternalitas lain muncul ketika biaya tersebut dimasukkan dalam penentuan laba
perusahaan, tetapi ketika manfaatnya dinikmati oleh orang-orang diluar perusahaan.
Sumbangan atau beasiswa adalah contoh eksternalitas, dan tentunya akan menarik untuk
memasukkan perkiraan manfaat yang terlibat dalam keseluruhan evaluasi keputusan yang
diusulkan. Masalahnya adalah bahwa baik keuntungan maupun biaya beberapa dampak
negatif, seperti berkurangnya kesehatan yang diderita orang karena menyerap polusi, dapat
diukur secara langsung, tetapi mereka harus dimasukkan dalam penilaian secara keseluruhan.
Meskipun tidak mugkin untuk mengukur eksternalitas tersebut secara langsung, ada
kemungkinan untuk mengukur dampak tidak langsung dengan menggunakan alternatif
pengganti atau bayangan cermin. Pada kasus beasiswa, pengganti keuntungan dapat berupa
peningkatan laba yang diperoleh oleh penerima. Nilai kerugian dari berkurangnya kesehatan
dapat diperkirakan sebagai pendapatan yang hilang ditambah biaya perlakuan medis
ditambah dengan produktivitas yang hilang di tempat kerja sebagaimana diukur dengan biaya
penambahan pekerja.

Keakuratan estimasi bergantung pada kemiripan ukuran dengan bayangan cermin.


Ada kemungkinan, bagaimanapun, bahwa perkiraan yang ada akan mengecilkan dampak
yang terlibat; dalam contoh sebelumnya, tidak ada perkiraan yang dibuat untuk keuntungan
intelektual dari pendidikan yang dibiayai oleh beasiswa atau rasa sakit dan penderitaan yang
dihadapi sebagai akibat dari hilangnya kesehatan. Meskipun demikian, jauh lebih baik jika
membuat estimasi yang akurat secara umum, daripada membuat keputusan atas dasar
tindakan langsung yang diukur dengan tepat hanya sebagian kecil dari dampak keputusan
yang diusulkan.

Membawa Masa Depan ke Masa Kini


Teknik untuk membawa dampak keputusan masa depan ke dalam analisis tidak sulit.
Hal ini ditangani secara paralel dengan analisis penganggaran modal, di mana nilai-nilai masa
depan didiskontokan pada tingkat bunga yang mencerminkan tingkat suku bunga yang
diharapkan di masa mendatang. Pendekatan ini ditunjukkan sebagai bagian dari analisis
biaya-manfaat (ABM) dalam Brooks (1979).
Pendekatan nilai bersih masa kini:
Niali Bersih Masa Kini = Nilai Keuntungan Bersih Masa Kini Nilai Biaya Masa Kini
Usulan Tindakan
Sering kali, eksekutif yang telah belajar keras untuk tetap berfokus pada keuntungan
jangka pendek akan menolak gagasan untuk memasukkan eksternalitas dalam analisis
mereka. Bagaimanapun, apa yang dianjurkan di sini bukan berarti mereka meninggalkan
keuntungan jangka pendek sebagai sebuah ukuran, tetapi mereka juga mempertimbangkan
dampak bahwa eksternalitas saat ini memiliki kesempatan besar dalam memengaruhi
perusahaan baru di masa depan. Apa yang diperkenankan pada analisis biaya-manfaat bagi
pembuat keputusan adalah untuk membawa manfaat dan biaya masa depan ke masa kini agar
dapat dianalisis secara lebih lengkap dari sebuah keputusan.

Menangani Ketidakpastian Hasil


Sama seperti dalam analisis penganggaran modal, ada perkiraan yang tidak pasti.
Namun, berbagai teknik telah dikembangkan untuk memasukkan ketidakpastian ini ke dalam
analisis keputusan yang diusulkan. Sebagai contoh, analisis dapat didasarkan pada perkiraan
terbaik, dalam tiga kemungkinan (paling optimis, pesimis, dan perkiraan terbaik), atau nilai-
nilai yang diharapkan, di mana dikembangkan dari sebuah simulasi komputer. Semua ini
merupakan nilai-nilai yang diharapkan, yang merupakan kombinasi dari nilai dan
kemungkinan terjadinya. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai berikut:
Nilai Hasil yang Diharapkan = Nilai Hasil x Kemungkinan Terjadinya Hasil
Keuntungan dari rumusan nilai yang diharapkan ini adalah kerangka kerja analisis
biaya-manfaat dapat dimodivikasi untuk menyertakan risiko yang terkait dengan hasil.
Pendekatan baru ini disebut sebagai analisis risiko-manfaat (RBA), dan dapat diterapkan di
mana hasil berisiko ditemukan dalam kerangka berikut:
Nilai yang Diharapkan dari Manfaat Bersih atau yang = Nilai Masa Kini yang Diharpkan -
Nilai Masa Kini dari Biaya Masa Datang Disesuaikan dengan Risiko

Identifikasi dan Peringkat Pemangku Kepentingan


Pengukuran laba, yang ditambahkan oleh eksternalitas yang didiskontokan ke masa
sekarang dan difaktorkan oleh resiko hasil, lebih berguna dalam menilai keputusan yang
diusulkan jika dibandingkan dengan hanya darikeuntungan saja. Namun demikian, manfaat
dari analalisis dampak pemangku kepentingan bergantung pada identifikasi penuh semua
pemangku kepentingan dan kepentingan mereka, serta apresiasiyang penuh terhadap
signifikansi dampaknya pada posisi masing masing. Ketika penambahan manfaat sederhana
dan biaya tidak sepenuhnya mencerminkan pentingnya pemangku kepentingan atau dampak
yang terlibat. Dalam situasi ini, nilai nilai yang termasuk dalam ABM atau RBA dapat
ditimbang, atau nilai bersihsekarang dapat dibuat peringkat sesuai dengan dampak yang
dibuat pada pemangku kepentingan yang terlibat. Peringkat pemangku kepentingan dan
dampak yang terjadi atas mereka bergantung pada ketahanan situasional mereka dalam
menahan dampak juga digunakan ketika dampak yang tidak bisa diukur sedang
dipertimbangkan.

Kekuatan keuangan yang relatif tidak hanya memberikan alasan untuk membuat
peringkat kepentingan para pemangku kepentingan. Bahkan, ada beberapa alasan, termasuk
dampak dari tindakan yang diusulkan pada kehidupan atau kesehatan pemangku kepentingan,
atau pada beberapa aspek flora, fauna, atau lingkungan kita yang lebih berada pada ambang
bahaya atau kepunahan. Biasanya, masyarakat mempunyai prasangka buruk pada
perusahaanyang mengambil keuntungan atas kehidupan, kesehatan, atau habitat kita. Di
samping itu, membuat isu isu ini sebagai prioritas utama sering kali justru akanmemicu
adanya pemikiran ulang terhadap tindakan yang menyinggung agar diperbaii dengan
menghilangkannya.
Mitchell, Agle, dan Wood (1997) menyatakan bahwa pemangku kepentingan dan
kepentingan mereka dinilai dalam tiga dimensi : legitimasi atau hak hukum dan/atau moral
untuk mempengaruhi organisasi; kekuatan untuk memengaruhi organisasi melalui media,
pemerintah atau cara yang lain; serta urgensi (urgensitas) yang dirasakan nyata dari persoalan
yang muncul. Analisis semacam ini memaksa pertimbangan terhadap dampak yang dianggap
sangat merusak (khususnya untuk pemangku kepentingan eksternal) terdahulu, sehingga jika
seorang eksekutif memutuskan untuk terus maju dengan rencana suboptimal, setidaknya
kerugian potensial akan dikenali.

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan


Keputusan
Beberapa (pendapat) telah dikembangkan yang memanfaatkan analisi dampak
pemangku kepentingan untuk menyediakan panduan tentang etikalitas tindakan yang
diajukan pada pengambil keputusan. Diskusi dari tiga pendekatan tradisional akan dibahas
kemudian. Memilih pendekatan yang paling berguna bergantung pada apakah dampak
keputusan bersifat jangka pendek jika dibandingkan dengan jangka panjang, melibatkan
eksternalitas dan garis mirin atau probabilitas , atau terjadi dalam situasi perusahaan .
pendekatan mungkin digabungkan kedalam penyesuaian pendekatan gabungan yang
dirancang khusus untuk dapat mengatasi situasi tertentu dengan baik.

Penting untuk diakui, bahwa ketika masing-masing pendekatan berhubungan dengan


perkembangan deontologist terhadap dampak pada hak-hak, keadilan, dan tugas-tugas yang
diharapkan, tidak ada yang secara khusus memasukkan kajian mendalam tentang motivasi
bagi keputusan-keputusan yang terlibat, sifat kebajikan atau karakter yang diharapkan di era
akuntabilitas pengku kepentingan modern. Suatu analisis etika yang konprehensif harus
keluar dari odel tradisional Tucker, velasquez, dan Pastin untuk memasukkan penilaikan
tentang motivasi, kebijakan,dan karakter yang ditampikan dibandingkan dengan yang
diharapkan oleh para pemangku kepentingan.

Apakah keputusan itu ? Interes pemangku kepentingan yang di periksa


1. menguntungkan ? pemegang saham-biasanya jangka pendek
2. sah dimata hukum? masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hukum
3. adil? keadilan bagi semua
4. benar ? hak-hak lain bagi semua
5. mendukung pembangunan berkelanjutan lebih hak khusus
lanjut ?

Pendekatan Pastin Tradisional


Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar utnuk menangkap gagasan bahwa
individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar untuk nilai-nilai pundamental yang
mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap
menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan kan terjadi kekecewaan atau balas dendam.
BAB III
STUDI KASUS

A. Kasus Ford Pinto


Untuk menghadapi persaingan kuat dari Volkswagen serta subcompacts domestik
asing lainnya, Lee Iacocca, Presiden Ford Motor Co. berikutnya, memutuskan untuk
memperkenalkan sebuah kendaraan baru pada tahun 1970, yang dikenal sebagai Pinto.
Tujuan keseluruhannya adalah memproduksi mobil dengan berat sebesar atau kurang
dari 2.000 pound, dengan harga sebesar $2.000 atau kurang. Meskipun desain dan
pengujian praproduksi biasanya membutuhkan waktu sekitar tiga setengah tahun dan
pengaturan produksi yang sebenarnya agak lebih lama, desain dimulai pada tahun 1968
dan produksi dimulai pada tahun 1970.
Proyek Pinto diawasi oleh Robert Alexander, wakil presiden teknik mobil, dan
telah disahkan oleh Komite Perencanaan Produk Ford, terdiri dari Iacocca, Alexander,
dan wakil presiden teknik mobil kelompok Ford, Harold MacDonald. Para insinyur di
seluruh Ford yang bekerja pada proyek tersebut bertanggungjawab kepada supervisor
langsung mereka, di mana melakukan hal yang sama selanjutnya kepada atasan mereka,
dan selanjutnya kepada Alexander dan MacDonald dan akhirnya Iacocca.
Banyak laporan yang dilewatkan dalam rantai komando selama desain dan proses
persetujuan, termasuk beberapa diantaranya yang menguraikan hasil tes tumbukan, dan
usulan untuk memperbaiki kecenderungan mobil meledak ke dalam kobaran api ketika
bagian belakang dipacu pada kecepatan 21 mil per jam. Kecenderungan ini disebabkan
karena penempatan tangki gas mobil di antara roda dan bumper belakang sedemikian
rupa sehingga tumbukkan pada bagian belakang kendaraan ini cenderung mendorong
tangki ke depan sehingga merusak baut rumah gardan sumbu roda belakang. Tangki yang
pecah kemudian akan memuntahkan gas ke dalam kompartemen penumpang untuk
dinyalakan oleh bunga api atau panas knalpot.

Perbaikan yang tersedia untuk Ford termasuk memposisikan tangki gas di atas roda
belakang, yang akan mengurangi ruang bagasi, atau menginstalasi rubber bladder di
tangki bensin. Ford bereksperimen dengan menggunakan instalasi rubber bladder, tetapi
tampaknya memutuskan bahwa bladder karet tidak efektif akan biaya. Kemudian,
sebagai bagian dari upaya lobi yang berhasil terhadap peraturan pemerintah untuk tes
wajib kecelakaan (tes kecelakaan tertunda delapan tahun sampai 1977), analisis biaya
manfaat Ford terungkap dalam studi perusahaan yang berjudul Fatalities Assosiated
with Crash-Included Fuel Leakage and Fires seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
biaya instalasi bladder karet jauh melebihi manfaatnya.
Ford mengambil angka $200.000 untuk biaya kematian dari sebuah studi tentang
National Highway Traffic Safety Administration, yang menggunakan perkiraan atau
analisis tabular dalam kasus ini.

Komponen Pembayaran Biaya


Fatalitas 1971
Kerugian produktivitas masa depan
Langsung $ 132,000
Tidak Langsung 41,300
Biaya Kesehatan
Rumah Sakit 700
Lainnya 425
Kerusakan Properti 1,500
Administrasi Asuransi 4,700
Hukum dan Pengadilan 3,000
Kerugian Pemberi Kerja 1,000
Rasa sakit dan penderitaan korban 10,000
Pemakaman 900
Aset (kehilangan konsumsi) 5,000
Lain-lain 200
Total per fatalitas : $ 200,725

Analisis Biaya-Manfaat Ford (dalam dolar)

Manfaat : Masing-masing Total


Penghematan
180 Kematian karena 200,000 36,000,000
terbakar
180 luka bakar serius 67,000 12,060,000
2100 kendaraan terbakar 700 1,470,000
Total manfaat 49,530,000
Biaya :
11 juta mobil 11 121,000,000
1,5 juta truk 11 16,500,000
Total biaya 137,500,000
B. Kasus Kardell Paper Co.
Latar Belakang
Pabrik Kardell Paper didirikan pada saat pergantian abad di Sungai Cherokee
bagian tenggara Ontario oleh keluarga Kardell. Pada tahun 1985, Kardell Paper Co,
berkembang sangat pesat mengalahkan pabrik aslinya dan telah mencakup beberapa
fasilitas di lokasi yang berbeda, dengan total pendapatan $1,7 miliar per tahun. Pabrik
asli terus befungsi dan menjadi pusat laba terbesar di perusahaan. Keluarga Kardell tidak
lagi memiliki saham perusahaan, karena telah menjadi perusahaan public yang sahamnya
dimiliki oleh banyak pihak.
Kardell Paper Co, adalah perusahaan dengan catatan laporan keuntungan yang baik
dan memiliki kebijakan untuk membayar bonus besar ke CEO dan eksekutif senior
lainnya. Pabrik asli Kerdell terletak di dekat Riverside, sebuah komunitas yang terdiri
atas 22.000 orang. Riverside sebagian besar tergantung pada pabrik, yang
mempekerjakan 500 orang. Pabrik, meski ketinggalan jaman, masih cukup efisien dan
menguntungkan. Hal itu tidak dirancang dengan mental perlindungan lingkungan di
dalam pikiran, dan air limbah yang dibuang ke Sungai Cherokee disaring hanya untuk
menghapus tingkat kontaminasi sebagaimana yang diatur dalam peraturan provinsi. Ada
pabrik industri lainnya di sebelah hulu dari pabrik Kerdell.
Pemukiman masyarakat Riverside, lima mill kearah hilir dari pabrik, adalah rumah
bagi banyak manajemen pabrik Kardell termasuk Jack Green, seorang insinyur muda
dengan dua anak, berusia dua dan empat tahun.
Jack, yang merupakan asisten manajer produksi di pabrik Kardell, cukup peka
terhadap masalah lingkungan dan senantiasa ingin mengikuti perkembangan teknologi
terkini dari pabrik kertas. Jack, memantau akivitas dari laboratorium pabrik yang pada
tahun 1985 mempekerjakan seorang mahasiswa magang untuk melakukan tes kualitas air
di sungai Cherokee yang terletak di hilir pabrik.
Tes-tes ini diambil di seluruh kedalaman sungai. Dilakukan tes dekat pipa
pembuangan pabrik yang menunjukkan angka tinggi untuk sebuah bahan kimia industry
yang disebut sonox. Jauh dari pabrik, dan di tepi seberang sungai air hanya menunjukkan
jumlah jejak kecil sonox. Sonox digunakan dalam pembuatan kertas bleached kraft yang
mulai diproduksi Kardell dalam beberapa tahun terakhir.
Isu
Mahasiswa peneliti menentukan bahwa laboratorium pabrik tidak memasukkan
pembacaan sonox yang tinggi dalam laporan bulanan manajemen, sehingga mahasiswa
menunjukkan catatan yang lengkap untuk Jack. Pada musim panas tahun 1985 Jack
membuat laporan ke CEO dengan rekomendasi bahwa harus dilakukan penelitian yang
mendalam tentang situasi dan implikasinya terhadap kesehatan masyarakat dan efek
jangka panjang ekologi.
Dalam rekomendasinya agar Kardell melaksanakan audit lingkungan pada
operasionalnya. Jack menunjukkan bahwa dokter local di Riverside telah
mengungkapkan keprihatinan atas apa yang berimbas pada tingkat keguguran dan
gangguan pernafasan pada masyarakat yang luar biasa tinggi. Jack mengatakan pada
CEO bahwasannya ada data yang menyarankan kemungkinan hubungan antara masalah
kesehatan dan sonox, tetapi tidak ada bukti yang pasti. Penelitian medis, kemungkinan
efek sonox pada manusia terus berlanjut.
Dalam mengangkat keprihatinan ini kepada CEO, Jack menawarkan solusi pilihan
bagi Kardell untuk mengadopsi proses teknologi baru yang menggunakan teknik daur
ulang untuk air limbah. Teknologi yang telah dipakai oleh beberapa pabrik di Eropa ini
memungkinkan pabrik untuk beroperasi dalam siklus tertutup yang tidak hanya
melindungi lingkungan tetapi memperoleh kembali limbah, yang kemudian dijual kepada
produsen kimia. Dengan demikian, dalam jangka panjang proses baru akan efektif dari
sisi biaya. Dalam jangka pendek, bagaimanapun juga menyesuaikan pabrik Kardell untuk
menggabungkannya dengan teknologi baru akan menelan biaya $70 juta dan sela proses
retrofit pabrik harus beroperasi pada tingkat kapasitas yang lebih rendah selama sekitar
satu tahun dan mungkin ditutup sama sekali untuk satu tahun tambahan demi membuat
perubahan.

Respons
Respons tradisional Kardell atas keprihatinan lingkungan sangat reaktif.
Perusahaan mengikuti petunjuk dari iklim peraturan yang ada. Kementrian lingkungan
hidup tingkat provinsi akan menerapkan perintah-perintah pengawasan kepada pabrik
seiring diterapkannya batas baru dalam emisi beberapa senyawa dan barulah Kardell
akan mematuhi perintah.
Dalam menyampaikan keprihatinannya di tahun 1985, Jack menunjukkan bahwa
kementrian lingkungan hidup menanggapi keprihatinan serius yang diangkat oleh isu
sonox, sedang mempertimbangkan usulan internal dari stafnya bahwa penelitian
tambahan perlu dilakukan ke dalam sumber dan implikasi dari sonox. Mengingat tahap
awal dari pekerjaan di area ini, Jack tidak bisa memberikan indikasi kapan, jika akan
dilakukan, kementrian memberlakukan aturan baru terkait dengan sonox. Ia berpendapat,
bagaimanapun, bahwa aturan-aturan dasar mugkin akan berubah, seperti yang mereka
alami dengan senyawa sebelumnya, dan bahwa Karell harus memberikan beberapa
pemikiran untuk skenario kasus terburuk bagaimana masalah sonox bisa mencuat.
CEO Kardell bersimpati dengan kepedulian yang diangkat oleh Jack, seorang
karyawan yang dinilai perusahaan telah membuktikan dirinya di masa lalu dengan
mengidentifikasi banyaknya ukuran efisiensi biaya. CEO merasa berkewajiban, untuk
mencocokan kepedulian Jack tentang sonox dengan biaya perbaikan pabrik yang besar.
CEO merasa tidak ada cukup data yang mendasari keputusan itu dan ia waspada terhadap
setiap kekuatan eksternal yang berusaha untuk mempengaruhi urusan perusahaan. CEO
mengatakan pada Jack, kita tidak bisa membiarkan pedukung hijau member tahu kami
bagaimana cara menjalankan bisnis kami.
Sementara itu CEO merasa tidak akan sesuai bagi Kardell untuk mengadopsi
rekomendasi yang dimuat dalam laporan Jack, CEO tidak mengambil langkah untuk
menyajikan laporan kepada dewan direksi, untuk didiskusikan pada musim gugur tahun
1985.
Dewan direksi Kardell mewakili bagian lintas kelompok kepentingan. Semua
orang di dewan merasa bertanggung jawab terhadap para pemegang saham, tetapi, di
samping itu, beberapa anggota dewan juga memberikan perhatian khusus kepada
masyarakat dan tenaga kerja. Dewan itu terdiri dari CEO dan presiden perusahaan,
bersama dengan beberapa direktur luar: dua pengusaha local dari Riverside, mewakili
sebuah serikat pekerja kertas di pabrik, seorang manajer reksa dana yang perusahaanya
memiliki blok besar saham Kardell atas nama investor reksadana itu, seorang ahli
ekonomi, pejabat kota Riverside dan konsultan hukum perusahaan.
Setiap anggota dewan yang membicarakan tentang laporan Jack dari perspektifnya
masing-masing. Perwakilan Riverside-pejabat kota dan dua pengusaha-ingin mendapat
jaminan bahwa masyarakat tidak dalam bahaya. Akan tetapi mereka juga mengatakan,
dengan tidak adanya bukti kuat atas bahaya, bahwa mereka puas Kardell mungkin bukan
suatu sumber emisi berbahaya.
Pengacara itu menunjukkan bahwa secara hukum posisi Kardell sudah jelas: benar
mengamati semua peraturan yang ada pada tingkat emisi dalam hal apapun, tidak ada
indikasif yang jelas bahwa pabrik Kardell adalah satu-satunya sumber emisi sonox ke
sungai Cherokee. Meskipun mengakui masalah kesehatan yang baru-baru ini muncul atas
sonox, pengacara berpikir adalah bijaksana jika menunggu pemerintah menetapkan batas
untuk emisi sonox yang bisa diterima. Selain itu pengacara menambahkan sementara
penuntutan telah dimulai terhadap dua atau tiga pabrik yang memproduksi sonox lainnya,
klaim ini ditolak melalui tindakan yang berhasil di pengadilan atas dasar kurang jelasnya
bukti yang signifikan dari bahaya kesehatan.
Perwakilan buruh menyatakan keprihatinan tentang senyawa yang mungkin
mempengaruhi kesehatan karyawan Kardell yang tinggal di daerah tersebut. Tetapi
tenaga kerja resmi juga harus memikirkan pertimbangan jangka pendek, yaitu kehilangan
pekerjaan mereka di pabrik dan fakta bahwa dengan pabrik ditutup ada sedikit
kesempatan kerja lain dikawasan itu untuk mengisi kesenjangan. Dewan perwakilan dari
Riverside menunjukkan bahwa jelas perekonomian local akan sangat dipengaruhi oleh
penutupan untuk memperbaiki pabrik. Selain itu, pengelola reksadana dan CEO sepakat
setidaknya dalam jangka pendek, profitabilitas Kardell dan harga saham akan dirugikan
dari keputusan untuk melakukan perbaikan fasilitas yang mahal.

Keputusan
Setelah banyak perdebatan, dewan merumuskan untuk menunda pertimbangan
proposal Jack sambil menunggu hasil penelitian pemerintah dalam masalah ini. Ia juga
meminta Jack untuk melanjutkan pemantauan regulasi iklim, sehingga pabrik akan sesuai
dengan standar emisi dasar provinsi.
Selama dua tahun berikutnya, Jack menunjukkan peringatan serupa kepada dewan
tentang sonox dan mendapat respons yang sama. Sebagai tindakan pencegahan, ia
meneruskan salinan laporan dalam arsip tersendiri sehingga tidak akan ada pertanyaan
tentang waktu dan substansi peringatan kepada dewan direksi. Selama periode yang
sama, keguguran, cacat lahir, dan sakit pernafasan dilaporkan jumlahnya di atas rata-rata
di daerah Riverside.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kasus Ford Pinto


1. Apakah keputusan untuk tidak menginstal bladder karet adalah tepat? Gunakan
kerangka 5-pertanyaan untuk mendukung analisis Anda.
Menurut kami tidak tepat, berikut penjelasan analisisnya.
Question 1 : Profitability
Apabila perusahaan Ford menginstal bladder karet akan memakan biaya
sebesar $137.500.000, untuk 11 juta unit kendaraan, dan 1,5 juta truck, bila
dibandingkan dengan tidak mengistall bladder karet biaya yang dikenakan
hanya sebesar $49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat
biaya sebesar $87.970.000. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit
daripada harus redesign untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi
konsumen, jelas konsumen dirugikan karena Ford sudah melakukan kecurangan
dengan melakukan penghematan biaya produksi dan tidak memperhatikan
kualitas produk untuk keamanan dan keselamatan pengendara.
Question 2 : Legality
Perusahaan Ford jelas melanggar legalitas karena dalam proses uji
kecelakaan, Ford melakukan lobby dengan Pemerintah dan uji kecelakaan
ditunda selama 8 tahun, padahal Ford Pinto sudah dijual ke pasaran sebelum uji
kecelakaan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Ford berusaha menutupi
kecatatan produknya kepada publik dengan tetap menjualnya tanpa perubahan
produksi.
Adanya tuntutan hukum dari pemakai , disebabkan terbakarnya kendaraan
bila di tabrak dari belakang yang menimbulkan kendaraan terbakar dan banyak
merenggut nyawa.

Question 3 : Fairness
Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi dan diuji kelayakaannya
oleh Ford, ternyata mobil meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki
bensin berada tepat dibawah bumper. Ford sendiri sudah mengetahui hal
tersebut dan mengajukan lobby kepada pemerintah untuk menunda uji
kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak berusaha menginstal rubber
bladder karena biayanya sangat tinggi. Hal ini tidak fair bagi konsumen/publik
karena perusahaan tidak mementingkan keselamatan penumpang dan
perusahaan Ford juga menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual Ford Pinto
ke pasaran.
Question 4 : Impact on Right
Dalam kasus ini, Ford tidak mementingkan hak-hak konsumen dan tidak
menjamin keselamatan pengguna Ford Pinto. Konsumen/publik seharusnya
berhak mengetahui produk tersebut layak digunakan atau tidak dengan
spesifikasi produk yang jelas. Tetapi Ford justru menyembunyikan kenyataan
tersebut dan sama saja Ford melakukan kebohongan publik.

Question 5 : Does it contribute to suistanable development/and or


survivability?
Jelas, kenyataannya produk Ford Pinto adalah produk cacat dan
perusahaan Ford juga tidak menginstal rubber bladder dikarenakan biaya yang
sangat tinggi jika dilihat dari cost-benefitnya. Jika setelah produk Ford Pinto
dipasarkan dan terjadi insiden kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan Ford
yang dengan sengaja tidak menginstal rubber bladder, maka persepsi negatif
masyarakat akan produk tersebut akan muncul dan hal tersebut bisa merusak
reputasi Ford. Hal ini berpengaruh pada kelangsungan produk Ford Pinto di
pasaran. Konsumen/publik menjadi lebih berhati-hati memilih kendaraan yang
aman untuk dikendarai.

2. Kesalahan apa yang dapat Anda identifikasi dalam analisis biaya-manfaat Ford?
Dalam kasus ini, Ford terlalu menekan biaya produksi sebesar $2000
untuk memproduksi sebuah mobil dengan harapan memperoleh profit sebesar
mungkin. Ford mendesain mobil dengan meletakkan tangki gas di bawah
bumper belakang dengan harapan membuat bagasi lebih luas. Saat uji kelayakan
ternyata Ford Pinto langsung meledak saat ditabrak dari belakang. Dari uji
kelayakan tersebut seharusnya Ford mendesain ulang Ford Pinto dengan
menginstal rubber bladder di tangki gas. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan
karena membutuhkan biaya sebesar $137.500.000. Apabila Ford tidak
menginstal rubber bladder maka biayanya hanya sebesar $49.530.000 sehingga
menghemat $87.970.000. Hal ini menandakan bahwa Ford tidak ingin
kehilangan banyak biaya untuk mendesain ulang Ford Pinto dengan rubber
bladder dan mengesampingkan keselamatan penumpang.

3. Haruskah Ford memberikan pelanggan Pinto opsi untuk menginstal bladder


pada saat produksi, katakanlah, biaya sebesar $20?
Menurut kami, Ford tidak perlu memberikan opsi tersebut kepada pelanggan,
karena rubber bladder tersebut harusnya diinstal oleh Ford di keseluruhan
produksi Ford Pinto, karena itu adalah kesalahan desain yang dilakukan oleh
Ford. Pelanggan seharusnya tidak perlu dibebani $20 untuk mendapatkan
rubber bladder karena hak konsumen untuk mendapatkan keselamatan yang
seharusnya diutamakan oleh pihak Ford dan tanggung jawab Ford juga untuk
memberikan keselamatan kepada para pelanggan. Menurut kami, kebijakan
pembebanan $20 tersebut tidak etis karena Ford seakan-akan ingin mendapatkan
ganti rugi karena kesalahan mereka sendiri. Lagipula, jika biaya $20 tersebut
dijadikan opsi kepada pelanggan, secara tidak langsung Ford mengumumkan
akan bahaya Ford Pinto tanpa instalasi rubber bladder kepada pelanggannya.

B. Kasus Kardell Paper Co.


1. Siapakah pihak yang terlibat, dan apakah kepentingan mereka?
Semua stakeholder perusahaan terlibat dalam kasus ini, baik itu
pemegang saham, CEO, manajemen, karyawan Kardell itu sendiri, maupun
pemerintah dan masyarakat di sekitar pabrik. CEO, manajemen, dan karyawan
memiliki kepentingan agar perusahaan tetap berjalan agar mereka tidak
kehilangan mata pencaharian mereka. Sedangkan pemegang saham berharap
mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya dari perusahaan. Selain itu,
pemerintah dan masyarakat berharap mendapatkan keuntungan ekonomis dan
juga lingkungan yang bersih serta tidak tercemar.

2. Pemangku kepentingan dan kepentingan manakah yang paling penting,


mengapa?
Pemangku kepentingan yang paling penting bagi perusahaan adalah
kepentingan pemegang saham. Tetapi kepentingan pemegang saham diutamakan
juga dengan memperhatikan nilai-nilai lingkungan yang harus diterapkan oleh
perusahaan. Dengan meminimalisasikan resiko lingkungan, manajemen
berharap pengembalian keuntungan yang maksimal untuk pemegang saham.

3. Apakah yang salah dengan kualitas perdebatan dewan direksi?


Direksi berusaha melakukan penyangkalan yang masuk akal dengan
mencoba untuk menunjukkan mereka mengikuti standar minimum lingkungan
yang telah ditetapkan pemerintah, direksi akan melakukan pengujian secara
mendalam jika pemerintah mengeluarkan batas baru dalam emisi beberapa
senyawa. Selain itu, dewan direksi ingin mendapat jaminan bahwa masyarakat
tidak dalam bahaya, tetapi mereka juga mengatakan, dengan tidak adanya bukti
kuat atas bahaya, bahwa mereka puas karena Kardell mungkin bukan suatu
sumber emisi berbahaya, meskipun dewan direksi telah membaca mengenai
laporan Jack mengenai sonox tersebut serta adanya masalah kesehatan pada
masyarakat seiring dengan semakin banyaknya senyawa sonox.

4. Apakah dampak buruk jika keputusan yang tepat tidak dibuat


mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi dan juga apa yang bisa
dilakukan Jack?
Dampak buruk yang ada yaitu kesehatan masyarakat sekitar dapat
semakin memburuk, dan itu dapat menjangkit kepada karyawan pabrik Kardell
itu sendiri sehingga produksi pabrik tersebut dapat ikut menurun seiring dengan
kesehatan karyawannya yang menurun. Selain itu, dengan kesehatan masyarakat
sekitar pabrik yang memburuk, akan membuat komunitas pendukung
lingkungan hijau dan pemerintah lebih tanggap terhadap alasan kesehatan yang
memburuk tersebut, dan dapat berujung pada pencemaran lingkungan yang
dilakukan Kardell melalui senyawa sonox nya, dan dapat mengakibatkan
berbagai tuntutan atas pertanggung jawaban pihak Kardell atas masalah tersebut
yang akan menghasilkan pengeluaran biaya yang lebih besar dibandingkan
dengan pertimbangan faktor ekonomi yang sebelumnya di pertimbangkan oleh
dewan saat mengambilan keputusan tersebut.
Jack dapat memberitahukan kemungkinan jangka panjang tersebut
kepada dewan, serta memberikan masukan kepada dewan bahwa jika Kardell
melakukan pengujian dan memperhatikan lingkungan setingkat di atas standard
yang berlaku, maka Kardell dapat memperoleh keuntungan kompetitif
dibandingkan dengan perusahaan lain. Keuntungan kompetitif tersebut seperti
image perusahaan yang semakin bagus dibandingkan dengan perusahaan lain.
Sehingga dewan direksi dapat memperhitungkan juga keuntungan jangka
panjang, tidak hanya keuntungan jangka pendek semata, serta Kardell dapat
menjadi patokan untuk semua pesaing di masa depan.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan analisa kasus-kasus diatas, kedua perusahaan yaitu Ford dan Kardell
sama-sama telah mengabaikan etika yang ada dalam berbisnis terutama dalam hal
keselamatan dan kesehatan masyarakat. Hal ini memperkuat pemikiran bahwa perusahaan
hanya memperhatikan keuntungan jangka pendek saja dengan tidak mau mengeluarkan biaya
besar untuk sebuah produksi dan hanya memikirkan tentang biaya murah, serta mendapatkan
keuntungan yang cepat dan banyak. Padahal dengan keputusan tersebut, perusahaan harus
menambah pengeluaran biaya kedepannya untuk mendesain ulang produk untuk Ford dan
untuk penambahan keamanan bagi standar lingkungan untuk Kardell, selain itu perusahaan
juga harus mengeluarkan biaya ganti rugi yang diderita oleh para konsumen dan masyarakat,
serta menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tersebut yang
membuat konsumen menjadi enggan untuk menggunakan produk buatan perusahaan tersebut
sehingga beralih menggunakan produk dari perusahaan lain.
DAFTAR PUSTAKA

Leonard J. Brooks, Paul Dunn.2007.ETIKA BISNIS & PROFESI: untuk Direktur,


Eksekutif, dan Akuntan 2 Edisi 5.Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai