Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

PERBEDAAN ANTARA PROFIT MAXIMATION DAN SHAREHOLDER


MAXIMATION
Disusun oleh:

M FAHRIZAL IKHLAS KHAIRI

1402220032

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY

2023
Pendahuluan

Profit Maximization dan Shareholder Maximization adalah dua pendekatan berbeda


untuk bisnis yang mewakili prioritas dan tujuan yang berbeda. Profit Maximization berfokus
pada maksimalisasi keuntungan perusahaan atau bisnis, sedangkan Shareholder Maximization
mengutamakan kepentingan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam bisnis, termasuk
karyawan, pelanggan, pemasok, pemegang saham, dan masyarakat luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perdebatan yang berkembang seputar
pendekatan mana yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk bisnis. Beberapa berpendapat
bahwa memprioritaskan keuntungan di atas segalanya dapat menyebabkan pemikiran jangka
pendek dan mengabaikan faktor penting lainnya, seperti tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Yang lain berpendapat bahwa fokus pada kepentingan pemangku kepentingan dapat melemahkan
fokus pada profitabilitas dan pada akhirnya merusak kesuksesan bisnis jangka panjang.

Dalam esai ini, saya akan mengeksplorasi perbedaan antara Profit Maximization dan
Shareholder Maximization, argumen yang mendukung dan menentang setiap pendekatan, dan
implikasi potensial bagi bisnis yang mengadopsi satu pendekatan atau lainnya. Kami juga akan
memeriksa bagaimana kedua pendekatan tersebut dapat direkonsiliasi untuk menciptakan model
bisnis yang lebih seimbang dan berkelanjutan yang menguntungkan perusahaan dan pemangku
kepentingannya.
ISI

Profit Maximization dan Shareholder Maximization adalah dua pendekatan berbeda


untuk bisnis yang telah diperdebatkan selama bertahun-tahun. Meskipun kedua pendekatan
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing, keduanya mewakili prioritas dan tujuan yang berbeda secara
fundamental untuk bisnis.

Profit Maximization adalah pendekatan tradisional untuk bisnis, yang memprioritaskan


memaksimalkan keuntungan perusahaan atau bisnis. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
tujuan utama bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya, dan
semua pemangku kepentingan lainnya harus berada di bawah tujuan ini. Dalam praktiknya, ini
sering kali berarti membuat keputusan yang memprioritaskan keuntungan finansial jangka
pendek daripada keberlanjutan jangka panjang, dan mungkin melibatkan pemotongan biaya,
pengurangan tunjangan karyawan, dan pengabaian tanggung jawab lingkungan atau sosial untuk
meningkatkan keuntungan.

Stakeholder Maximization, di sisi lain, mengutamakan kepentingan semua pemangku


kepentingan yang terlibat dalam bisnis, termasuk karyawan, pelanggan, pemasok, pemegang
saham, dan masyarakat luas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa keberhasilan bisnis
bergantung pada kepuasan dan dukungan semua pemangku kepentingan, dan bahwa bisnis harus
bertujuan untuk menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang
saham. Dalam praktiknya, ini mungkin berarti berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan
karyawan, memprioritaskan kepuasan pelanggan, dan mengadopsi praktik yang bertanggung
jawab secara lingkungan dan sosial, bahkan jika praktik ini menghasilkan keuntungan jangka
pendek.
PENUTUP

Pada kenyataannya, pilihan antara Profit Maximization dan Shareholder Maximization


tidak selalu jelas. Bisnis harus menyeimbangkan tujuan keuangan mereka dengan tanggung
jawab sosial dan lingkungan mereka, dan harus mempertimbangkan kebutuhan dan harapan
semua pemangku kepentingan. Beberapa berpendapat bahwa pendekatan yang lebih seimbang,
yang bertujuan untuk menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan sekaligus
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, adalah model bisnis yang paling efektif dan
berkelanjutan.

Profit Maximization dan Shareholder Maximization mewakili dua pendekatan bisnis


yang berbeda secara fundamental, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Bisnis harus mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan saat membuat
keputusan, dan harus menyeimbangkan tujuan keuangan mereka dengan tanggung jawab sosial
dan lingkungan mereka. Pada akhirnya, pendekatan bisnis yang lebih seimbang dan
berkelanjutan cenderung menjadi yang paling efektif dalam jangka panjang, dan akan
menguntungkan perusahaan dan pemangku kepentingannya.
REFERENSI

Francis, A. (2013, January 13). Mbaknol. Profit Maximization vs Shareholders Wealth


Maximization: https://www.mbaknol.com/managerial-economics/profit-maximization-
vs-shareholders-wealth-maximization/
Prof. Dr. Hamidah. SE., M. S. (2019). Manajemen Keuangan. In M. S. Prof. Dr. Hamidah. SE.,
Manajemen Keuangan (pp. 2-11). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai