Anda di halaman 1dari 5

Antropocene :

Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora


Vol. 1 No. 1 Januari Tahun 2021 | Hal. XXX – XXX
DOI :

Kemiskinan di Indonesia dan Cara Mengatasinya


M Fahrizal Ikhlas Khairi a, 1*, b, 2, c, 3
a
Telkom University, Indonesia
1
Fahrizalkhr@student.telkomuniversity.ac.id*
*korespondensi penulis

Informasi artikel : ABSTRAK


Received: ………; Kemiskinan merupakan masalah suatu individu maupun kelompok yang
Revised: ……….; mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Kemiskinan merupakan
Accepted: ……… masalah bagi setiap negara yang ada di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Kata kata kunci: Kemiskinan menjadi salah satu penyebab utama dari beberapa masalah,
Kemiskinan; seperti KDRT, bunuh diri , pembunuhan dan masih banyak lainnya. Oleh
Mengatasi Kemiskinan; karena itu kemiskinan menjadi masalah utama yang harus diselesaikan oleh
Kemiskinan di Indonesia. pemerintah di setiap negara dengan dibantu oleh setiap rakyatnya.Kemiskinan
juga membuat jutaan masyarakat Indonesia tidak bisa mersakan Pendidikan
yang berkualitas, kesulitan membiayai kebutuhan sehari hari seperti pangan
dan sandang, juga kesulitan dalam membiayai Kesehatan. Pemerintah
Indonesia saat ini melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah
ini, salah satunya yaitu upaya pembangunan nasional. Yaitu upaya
pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia terutama di
daerah yang relatif miskin. Hal ini ditujukan agar pembangunan di Indonesia
menjadi merata dan menambah peluang terbukanya lebih banyak lapangan
pekerjaan.
ABSTRACT
Poverty in Indonesia and How To Solve It. Poverty is a problem of an
Keywords: individual or group that has difficulty meeting their basic needs. Poverty is a
Poverty; problem for every country in the world, including Indonesia. Poverty is one of
Solving Poverty; the main causes of several problems, such as domestic violence, suicide,
Poverty in Indonesia. murder and many others. Therefore, poverty is a major problem that must be
resolved by governments in every country with the help of every citizen.
Poverty also makes millions of Indonesians unable to enjoy quality education,
difficulties in financing daily needs such as food and clothing, as well as
difficulties in paying for health. The Indonesian government is currently
making various efforts to resolve this problem, one of which is the national
development effort. Namely infrastructure development efforts that are evenly
distributed throughout Indonesia, especially in relatively poor areas. This is
intended so that development in Indonesia will be evenly distributed and
increase opportunities to open up more jobs.
Copyright © 2021 (Nama Penulis). All Right Reserved
How to Cite : Nama belakang , nama depan dan tengah disingkat. (tahun). Judul. Antropocene : Jurnal
Penelitian Ilmu Humaniora, Vol (No), halaman xx-xx.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Allows readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of its
articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. The journal hold the
copyright.
Antropocene : Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, 1 (1) 2021 Hal xx-xx
Judul Artikel
Nama Penulis 1 , Nama Penulis 2 , Nama Penulis 3

Pendahuluan
Masalah sosial yang hingga saat ini masih menghantui Indonesia disebabkan faktor ekonomi
yaitu kemiskinan, kemiskinan menjadi masalah serius yang sedang dihadapi pemerintah Indonesia.
Apalagi saat ini sedang dalam pandemic Covid-19 yang membuat banyak bisnis UMKM yang
mengalami kerugian hingga kebangkrutan, juga ditambah dengan banyaknya perusahaan-perusahaan
yang melakukan PHK besar besaran kepada karyawannya dengan tujuan untuk menghindari kerugian
yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
Menurut laporan dari World Population Review, Indonesia menduduki peringkat ke 73 sebagai
negara termiskin di dunia tahun 2022 dengan GNI per kapita sebesar US$ 3.870 pada tahun 2020.
Dengan Mozambik, Somalia, dan Burundi diposisi paling atas negara termiskin di dunia. Di ASEAN
sendiri Indonesia mendapat peringkat lebih baik dari beberapa anggota ASEAN lainnya. Seperti
Filipina peringkat 66, Vietnam peringkat 55, Timoer Leste peringkat 44, Kamboja 39 dan Myanmar di
peringkat 33

Metode
Metode penelitian yang kami gunakan dalam menyusun artikel ini adalah metode penelitian
survey. Penelitian ini berdasarkan survey online maupun offline kepada masyarakat disekitar
lingkungan tempat tinggal kami, dengan melakukan wawancara secara langsung juga dengan
menggunakan survey online melalui Gform. Dalam penelitian ini, kami (penulis makalah) akan
memberi informasi, mengumpulkan informasi, mengolah, menganalisa serta membuat kesimpulan
dari infromasi yang didapatkan.

Hasil dan pembahasan


Menurut Friedman pengertian kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk
memformulasikan kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan, organisasi sosial politik, jaringan
sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi. Menurut Bappenas
kemiskinan adalah situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang
dengan kekuatan yang dimilikinya. Berdasarkan definisi tersebut kami menyimpulkan bahwa
kemiskinan adalah kondisi serba kekurangan yang tidak dapat memnuhi kebutuhan hidupnya akibat
keadaan.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey kami, diketahui bahwa kemiskinan disebabkan oleh
beberapa faktor. Yaitu :
 Pendidikan yang Rendah
Seseorang yang memilki Pendidikan yang rendah, biasanya cenderung tidak memiliki
keterampilan dan wawasan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karenanya seseorang
yang memiliki Pendidikan yang rendah tidak dapat bersaing dengan seseorang yang memiliki
pendidikan tinggi di dunia kerja.
 Tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka kelahiran yang tinggi dapat membuat laju pertumbuhan penduduk di suatu negara menjadi
Lebih besar. Hal ini menyebabkan lapangan pekerjaan yang tersedia menjadi terbatas.
 Bencana Alam
Ketika terjadi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan sebagainya
menyebabkan masyarakat yang terdampak akan kehilangan harta bendanya.
 Pembangunan Infrastruktur yang Tidak Merata
Pembangunan yang tidak merata menyebabkan banyak masyarakat yang tidak dapat menikmati
fasilitas pelayanan public. Hal ini dapat membuat masyarakat tertinggal oleh modernisasi.

2 https://journal.actual-insight.com/index.php/antropocene
Antropocene : Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, 1 (1) 2021 Hal xx-xx
Judul Artikel
Nama Penulis 1 , Nama Penulis 2 , Nama Penulis 3

Tabel 1. Presentase Penduduk Miskin Di Indonesia 2019-2020


Persentase Penduduk Miskin
Provinsi
2019
Semester 1 Semester 2
Aceh 15,32 15,01
Sumatera Utara 8,83 8,63
Sumatera Barat 6,42 6,29
Sumatera Selatan 12,71 12,56
Bengkulu 15,23 14,91
Jambi 7,60 7,51
Riau 7,08 6,90
Lampung 12,62 12,30
Kep. Bangka Belitung 4,62 4,50
Kep. Riau 5,90 5,80
DKI Jakarta 3,47 3,42
Jawa Barat 6,91 6,82
Jawa Timur 10,37 10,20
Jawa Tengah 10,80 10,58
DI Yogyakarta 11,70 11,44
Banten 5,09 4,94
Bali 3,79 3,61
Nusa Tenggara Timur 21,09 20,62
Nusa Tenggara Barat 14,56 13,88
Kalimantan Barat 7,49 7,28
Kalimantan Timur 5,94 5,91
Kalimantan Selatan 4,55 4,47
Kalimantan Tengah 4,98 4,81
Kalimantan Utara 6,63 6,49
Sulawesi Utara 7,66 7,51
Sulawesi Selatan 8,69 8,56
Sulawesi Tenggara 11,24 11,04
Sulawesi Tengah 13,48 13,18
Sulawei Barat 11,02 10,98
Gorontalo 15,52 15,31
Maluku 17,69 17,65
Maluku Utara 6,77 6,91
Papua 27,53 26,55
Papua Barat 22,17 21,51
a
Sumber (Presentase Penduduk Miskin Oleh Badan Pusat Statistik)

Menurut data diatas dapat kami simpulkan bahwa daerah dengan presentasi kemiskinan tertinggi
terdapat pada daerah-daerah yang pembangunan infrastruktur yang kurang merata, daerah pelosok dan
daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi hal ini yaitu melakukan pembangunan di seluruh
daerah di Indonesia, salah satunya pembangunan infrastruktur di daerah papua seperti pembangunan
jalan Trans Papua sepanjang 3.462 km, Akses PON XX, Jembatan Youtefa, Penerapan “BBM Satu
Harga”, Serat Optik Palapa Ring Timur, Pos Lintas Batas Negara Sota di Kabupaten Merauke, Papua,
Bandara dan masih banyak lainnya.

3 https://journal.actual-insight.com/index.php/antropocene
Antropocene : Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, 1 (1) 2021 Hal xx-xx
Judul Artikel
Nama Penulis 1 , Nama Penulis 2 , Nama Penulis 3

Menurut infromasi yang kami dapatkan kemiskinan terdiri dari berbagai jenis, berikut
penjelasannya :
 Kemiskinan Subjektif
Kemiskinan Subjektif adalah persepsi seseorang bahwa ia tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Seseorang dengan persepsi seperti ini sebenernya orang yang berkecukupan, namun
ia merasa tidak puas dengan pendapatannya.
 Kemiskinan Relatif
Adalah bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan pembangunan yang tidak
merata. Hal tersebut menyebabkan ketimpangan pendapatan.
 Kemiskinan Mutlak
Merupakan bentuk kemiskinan

Simpulan
Simpulan ditulis dalam satu paragraf, yang merupakan ringkasan dari hasil dan pembahasan serta
menjawab dari tujuan dari penelitian/publikasi. Menekankan pada kebaruan dari penemuan atau
pengembangan. Pada bagian ini dapat memuat saran yang disusun untuk kegiatan praktis ataupun
penelitian lanjutan berdasarkan hasil kebaruan yang ditemukan.
Perhatikan hal hal berikut : (1) Simpulan harus menjawab tujuan penelitian atau hipotesis. (2)
Simpulan harus menggambarkan inovasi atau perbaikan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada saat
ini (3) Tuliskan Simpulan secara singkat dan jelas. Jangan membahas lagi di simpulan. Biasanya
berisi satu paragraf simpulan dan/atau satu paragraf implikasi atau aplikasi praktis (jika ada) (4)
Jangan mengulang abstrak, atau jangan hanya sekedar daftarkan hasil penelitian (5) Jangan
menggunakan Bullet/Numbering, jika terpaksa ada dalam bentuk paragraf.
Referensi (Gunakan APA Style)
Sparrow, D.G. (2010). Motivasi Bekerja dan Berkarya. Jakarta: Citra Cemerlang. →Buku
Winkel, W. S., & Hastuti, M. S. (2005). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Media
Abadi.→Buku
Maher, B. A. (Ed.). (1964–1972). Progress in Experimental Personality Research (6 vols.). New
York: Academic Press. →Buku dengan editor
Luria, A. R. (1969). The mind of a mnemonist (L. Solotaroff, Trans.). New York: Avon Books.
(Original work published 1965) →Buku terjemahan (penulis Luria, A. R., penterjemah L.
Solotaroff)
Setyaputri, N., Lasan, B., & Permatasari, D. (2016). Pengembangan Paket Pelatihan “Ground,
Understand, Revise, Use (GURU)-Karier” untuk Meningkatkan Efikasi Diri Karier Calon
Konselor. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 1(4), 132-141. Retrieved from
http://journal.um.ac.id/index.php/bk/article/view/6783→Jurnal online
Shelly, D. R. (2010). Periodic, chaotic, and doubled earthquake recurrence intervals on the deep San
Andreas fault. Science, 328(5984), 1385-1388.→Jurnal cetak
Wilkinson, R. (1999). Sociology as a marketing feast. In M. Collis, L. Munro, & S. Russell (Eds.),
Sociology for the New Millennium. Paper presented at The Australian Sociological Association,
Monash University, Melbourne, 7-10 December (pp. 281-289). Churchill: Celts.→Proceeding
Makmara. T. (2009). Tuturan persuasif wiraniaga dalam Berbahasa Indonesia: Kajian etnografi
komunikasi. (Unpublished master’s thesis) Universitas Negeri Malang, Malang,
Indonesia.→Tesis
United Arab Emirates architecture. (n.d.). Retrieved June 17, 2010, from UAE Interact website:
http://www.uaeinteract.com/ →Website
Menteri Perhubungan Republik Indonesia. (1992). Tiga Undang-Undang: Perkeretaapian, Lalu Lintas,
dan Angkutan Jalan Penerbangan Tahun 1992. Jakarta. CV. Eko Jaya. →Dokumen
Pemerintah

4 https://journal.actual-insight.com/index.php/antropocene
Antropocene : Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, 1 (1) 2021 Hal xx-xx
Judul Artikel
Nama Penulis 1 , Nama Penulis 2 , Nama Penulis 3

5 https://journal.actual-insight.com/index.php/antropocene

Anda mungkin juga menyukai