Anda di halaman 1dari 13

Makalah Tanggung jawab Sosial Perusahaan

(CSR) dan Audit Kinerja Sosial

Oleh :
Adrinal Gustia Ardi ( 20-040 )
Ghazi Muhammad ( 20-049 )
Alvian Esa Aryani (20-073 )

Dosen Pengampu :
Ethika, S.E, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
kuasa-Nya penulisan makalah yang berjudul “Tanggung jawab Sosial Perusahaan
(CSR) dan Audit Kinerja Sosial” dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesikan mata
kuliah Etika Bisnis Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bung Hatta.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritikan yang membangun sangat penulis harapkan untuk
penulisan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga penelitian ini dapat memberikan suatu manfaat bagi para
pembacanya, baik mahasiswa Universitas Bung hatta, maupun pihak lainnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, 17 September 2022

Kelompok 7
Daftar isi

Contents
Kata Pengantar................................................................................................................................................................2
Daftar isi..........................................................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan..........................................................................................................................................................3
Latar Belakang.............................................................................................................................................................3
Dasar Teori.................................................................................................................................................................. 4
Tujuan......................................................................................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan.........................................................................................................................................................5
Kesadaran terhadap Kesenjangan Sosial.....................................................................................................................5
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR)...................................................................................................................6
Audit Kinerja Tanggung Jawab Sosial..........................................................................................................................7
Pengkajian Akuntansi Lingkungan dan Sosial..............................................................................................................8
Tujuan Akuntansi Lingkungan......................................................................................................................................8
Fungsi Akuntansi Lingkungan......................................................................................................................................8
Faktor yang Mempengaruhi........................................................................................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................................................9
KESIMPULAN...............................................................................................................................................................9

BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 angka 3 disebutkan bahwa:
“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.”

Sementara dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 15 huruf b
disebutkan bahwa: “Setiap penanam modal berkewajiban: (b) melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.”
Dalam penjelasan Pasal 15 huruf b tersebut dinyatakan bahwa “Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat”.

Kewajiban CSR bagi perusahaan yang dituangkan dalam dua undang-undang di atas menurur Mukti Fajar,
justru menimbulkan ketidakjelasan karena (1) adanya perbedaan definisi dan terminologi yang digunakan oleh
undang-undang. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 15 huruf b disebut
bahwa “Setiap penanam modal berkewajiban: (b) melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan.” Sementara
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas digunakan istilah “tanggung jawab sosial
dan lingkungan”, selain itu, dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menggunakan
kata “tanggung jawab yang melekat” sementara dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas menggunakan kata” komitmen perusahaan” dua istilah ini menurut Mukti Fajar tidak bisa diartikan sama.
Sementara jika dilihat dari tujuan kewajiban CSR bagi perusahaan pada dua UU itu, juga terdapat perbedaan, yakni
jika dalam UU tentang Perseroan terbatas kewajiban itu ditujukan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat,
sementara kewajiban CSR bagi perusahaan dalam UU tentang Penanaman Modal ditujukan untuk menciptakan
hubungan yang serasi.

Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 50 ayat (2), Audit Kinerja adalah audit atas pengelolaan
keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas audit aspek
ekonomis, efisiensi, dan audit aspek efektivitas, serta ketaatan pada peraturan.

Dasar Teori
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa
organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan (sumber: Wikipedia). CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan
dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor
keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Etika bisnis dan tanggung jawab sosial
perusahaan.merupakan dua permasalahan yang seringkali kurang diperhatikan oleh para pelaku bisnis karena
itu dalam artikel ini akan dibahas bagaimana hubungan etika bisnis dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
Definisi yang tepat dari audit sosial bervariasi tergantung pada orang atau organisasi. Definisi umum yang berbeda
ini, bagaimanapun, adalah konsep dasar bahwa audit sosial adalah proses di mana sebuah organisasi / masyarakat
meningkatkan kinerja untuk aktifitas sosial kepada para stakeholder dan berupaya untuk meningkatkan kinerja sosial di
masa depan.

Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang utuh dan mendalam
tentang Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan Audit Kinerja Sosial.

 Menjelaskan Kesadaran terhadap Kesenjangan Sosial


 Menjelaskan Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) beserta penjabaran kasus
 Menjelaskan Audit Kinerja Tanggung Jawab Sosial
 Pengkajian Akuntansi Lingkungan dan Sosial

BAB II Pembahasan
Kesadaran terhadap Kesenjangan Sosial
Fenomena yang sedang berkembang dewasa ini menuntut perubahan tatanan kehidupan baru dalam berbagai
bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Kecenderungan tersebut terus menjadi agenda perubahan besar
masyarakat dan memunculkan berbagai opini dalam sistem sosial kemasyarakatan, yang mengharapkan dan
memberi peluang untuk mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable development).

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki adanya hubungan yang harmonis


antara stakeholders yaitu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Dunia usaha sebagai salah satu stakeholders
memegang peranan yang cukup penting dalam sistem ekonomi baik lokal, nasional maupun pada tingkat global,
karena berpotensi dalam hal modal (capital) dan sumber daya manusia. Partisipasi dunia usaha dalam pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) adalah dengan mengembangkan program kepedulian kepada masyarakat
disekitarnya yang disebut tanggung jawab sosial perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR).

Saat ini perkembangan dunia bisnis telah sampai pada tahapan global yang sangat terbuka dengan dinamika
perubahan yang ketat. Ketika perusahaan semakin berkembang, pada saat itu pula tingkat kesenjangan sosial dan
kerusakan lingkungan semakin tinggi yang disebabkan eksploitasi perusahaan secara tidak terkendali terhadap
berbagai sumber daya untuk meningkatkan laba yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan. Kondisi
keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan
perusahaan (corporate sustainability) hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup. Dengan perubahan masyarakat yang semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial sehingga
memunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang
dikenal dengan tanggungjawab sosial perusahaan.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR)


 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perushaan (CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep
manajemen perusahaan yang mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan bisnis
mereka, serta interaksi dengan para pemangku kepentingan.
Secara sederhana, CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah cara perusahaan untuk
menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi (mencari keuntungan yang sebesar-besarnya) dengan
kepentingan lingkungan dan sosial. Sekaligus memenuhi harapan para pemegang saham dan para pemangku
kepentingan yang terkait.
Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak keuntungan kompetitif.
Keuntungan itu antara lain peningkatan akses modal, peningkatan penjualan yang akhirnya meningkatkan
keuntungan, penghematan biaya operasional perusahaan, peningkatan produktivitas dan kualitas,
peningkatan citra brand yang positif, pengambilan keputusan yang baik dan proses manajemen risiko.
Dalam pengertian yang demikian, maka penting untuk membedakan CSR yang disalurkan dalam
bentuk konsep manajemen bisnis srategis, sponsorship, amal, dan filantropi.
Masing-masing jenis itu bisa mengurangi dampak negatif yang bisa timbul di lingkungan usaha dan
lingkungan sosial sekitarnya. Dengan demikian organisasi dapat berkelanjutan secara finansial.
Bidang garap yang biasanya difasilitasi oleh CSR meliputi, eko-efisiensi, pengelolaan lingkungan,
sumber yang bertanggungjawab, standar ketenagakerjaan, keterlibatan para pemangku kepentingan,
hubungan baik antara karyawan dan masyarakat, keseimbangan gender, kesetaraan sosial, tindakan anti-
korupsi, hak asasi manusia, dan tata kelola yang baik.

 Jenis Jenis CSR/ Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


 Pelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan atau konservasi lingkungan adalah kegiatan menjaga lingkungan alam
tetap lestari, terjaga, dan tetap nyaman ditinggali. Masalah lingkungan (perubahan iklim) telah
menjadi fokus dunia. Selain masalah global tersebut, masalah limbah dan tumpahan bahan kimia
juga menjadi masalah dalam skala lokal.
Perusahaan yang menyesuaikan diri dalam upaya membnatu meninimalkan dampak
lingkungan ini turut serta dalam langkah-langkah yang dapat mengurangi kerusakan lingkungan,
mislnya dengan mengurangi dampak karbon yang dihasilkan secara keseluruhan.
Perusahaan dan industri besar telah turut serta mengambil peran yang besar. Tapi
persuahaan-perusahaan lokal dan menengah juga bisa berperan serta, misalnya dengan
menggunakan energi ramah lingkungan untuk usahanya, atau juga dengan tata kelola ruang yang
hemat energi sehingga turut serta mengurangi dampak lingkungan dari karbon.
Dapat juga dalam upaya penghijauan dan reboisasi lingkungan yang terkena dampak
usahanya. Misalnya dengan melibatkan masyarakat dalam penanaman kembali lingkungan tandus
dan gersang.
 Praktik Keragaman dan Praktik Ketenagakerjaan dalam Perusahaan
Para pemimpin perusahaan menyadari bahwasanya keragaman di tempat kerja menajdi hal
penting dan bermanfaat, terlebih ketika semua pihak bergaul dan dapat bekerja sebagai tim yang
solid. Maka dari itu, perlu adanya kebijakan ketenagakerjaan yang berlaku bagi semua karyawan di
semua level.Protokol dan aturan keragmaan ketenagakerjaan ini harus ditangani dan diawasi secara
ketat agar produktivitas perusahaan tetap positif dan citra perusahaan tetap baik/positif sembari
tetap meningkatkan kualitas kerja dan hasil kerja para karyawannya.Hal ini dapat berupa
perekrutran tenaga kerja disabilitas, untuk bidang kerja yang memungkinkan untuk mereka lakukan.
Ini adalah salah satu upaya dalam keragaman tenaga kerja di lingkungan kerja.
 Upaya Filantropis
Upaya filantropi yang dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat bisa
dilakukan oleh perusahaan di semua level. Baik perusahaan yang besar maupun bisnis-bisnis lokal.
Misalnya perusahaan raksasa teknologi Microsoft dengan bekerja sama dengan Bill an Melinda Gates
Foundation telah memberikan sumbangan kepada seluruh komunitas dunia kemanfaatan teknologi.
Perusahaan kecil, misalnya rumah makan memberikan makan gratis selama Ramadan dan
memberikan makanan Cuma-Cuma untuk masyarakat miskin. Tempat cuci mobil memberikan
pelatihan bagi lingkungan sekitarnya yang ingin membuka usaha cuci motor.
Hal ini dilakukan agar teknis pemasaran yang saling memberikan manfaat. Dengan
memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya, perusahaan akan dibandang sebagai
perusahaan dengan citra positif.
 Menggalang Kegiatan Amal dan Kerelawanan
Sebuah bisnis, bisa bekerja sama dengan badan amal dan kerelawanan dalam menyalurkan
bantuan. Misalnya ketika ada bencana alam, perusahaan yang memiliki alat berat bisa meminjamkan
alat tersebut untuk evakuasi dan pembukaan jalur.
Perusahaan juga bisa menyediakan dana CSR untuk memberikan bantuan kepada relawan baik
yang dikoordinasikan oleh negara seperti PMI maupun badan amal yang berbasis organisasi
kemasyarakatan.
Dengan kegiatan amal ini, perusahaan dan pelaku bisnis turut serta membantu meringankan
beban masyarakat, sekaligus ambil bagian dalam menyelesaikan masalah dengan menyisihkan
sebagaian keuntungan perusahaan.

Audit Kinerja Tanggung Jawab Sosial


Audit pertanggungjawaban sosial merupakan suatu proses dimana organisasi dapat menentukan kewajaran
kinerja sosial mereka, melaporkan dan mengembangkan kinerjanya. Audit pertanggungjawaban sosial mengukur
dampak sosial dan perilaku relasi perusahaan.

Audit pertanggungjawaban sosial diharapkan dapat dipergunakan untuk menilai dampak sosial dari kegiatan
perusahaan, mengukur efektifitas program perusahaan yang bersifat sosial dan melaporkan sampai seberapa jauh
perusahaan memenuhi tanggung jawab sosialnya. Suatu informasi internal dan eksternal memungkinkan penilaian
menyeluruh terhadap sumber sumber daya dan dampaknya (baik sosial maupun ekonomi), oleh karena itu pada
prinsipnya audit pertanggungjawaban sosial timbul dalam upaya memenuhi ketentuan informasi bagi pihak – pihak
yang membutuhkan. Ide dasar audit sosial adalah keinginan untuk membuat bisnis semakin bertanggung jawab
kepada masyarakat dan untuk meyakinkan bahwa dampak penting dan tidak penting dari suatu bisnis dapat
dipahami. Beberapa literatur membuat definisi tentang audit pertanggungjawaban sosial seperti pada Tabel 5.
Dari beberapa definisi tentang audit sosial diatas sebenarnya audit pertanggungjawaban sosial didefinisikan
menjadi dua hal besar. Yang pertama audit pertanggungjawaban sosial disamakan dengan akuntansi pertanggung
jawaban sosial. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Gray et al. (1997) dan Day et al. (1995) bahwa audit
pertanggungjawaban sosial kadangkala disamakan dengan akuntansi pertanggungjawaban sosial. Sedangkan yang
kedua, audit pertanggungjawaban sosial diartikan sebagai suatu proses pembuktian kewajaran atas akuntansi
pertanggungjawaban sosial. Dalam makalah ini audit pertanggungjawaban sosial diartikan sebagai pembuktian
kewajaran atas akuntansi pertanggungjawaban sosial.

Audit pertanggungjawaban sosial telah berkembang karena sudah merupakan suatu kebutuhan bagi
stakeholder. Audit pertanggungjawaban sosial telah dilakukan di berbagai negara contohnya adalah Kanada,
Australia, Amerika dan Inggris. Di Kanada, audit atas pertanggungjawaban sosial perusahaan telah dilakukan oleh
The Investment Committee of The United Church of Canada tahun 1974. Dari hasil audit ini ditemukan bahwa audit
pertanggungjawaban sosial bermanfaat untuk memberikan ukuran yang lebih akurat untuk kinerja non-eksekutif,
memprediksi kinerja sosial di masa mendatang, melakukan perbandingan antar perusahaan, intra perusahaan dan
inter industri.

Pengkajian Akuntansi Lingkungan dan Sosial


Akuntansi lingkungan, lebih dikenal sebagai Environmental Accounting. Cabang akuntansi ini merupakan gabungan
dari ilmu akuntansi dengan lingkungan hidup. Secara teknis, bisa dikatakan ilmu ini merupakan akuntansi berbasis
lingkungan hidup. Dalam prakteknya, biaya lingkungan dicantumkan ke dalam laporan akuntansi perusahaan atau
instansi pemerintah. Maksud dari biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan akibat aktivitas produksi,
distribusi dan konsumsi perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan di sekitarnya. Biaya ini berupa
dampak finansial maupun non finansial. Dalam hal ini perusahaan biasanya menggaet analis teknik lingkungan atau
perusahaan di bidang pengolahan limbah dan sanitasi untuk mengatasi hal ini. Selain itu, dari internal perusahaan
akan melakukan analisis dampak lingkungan (AMDAL) sebelum melakukan aktivitasnya. Namun, terkadang ada juga
perusahaan yang baru membuat AMDAL setelah aktivitas perusahaan berjalan.

Tujuan Akuntansi Lingkungan


Environmental Accounting ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian perusahaan terhadap dampak
aktivitas perusahaan terhadap lingkungan. Sehingga, konsep ini semakin berkembang dan banyak dari praktisi dan
ahli yang meneliti mengenai hal ini. Akibatnya, informasi mengenai akuntansi berbasis lingkungan semakin banyak
sehingga menambah wawasan bagi para perusahaan agar dapat diaplikasikan di perusahaannya. Selain itu, dengan
adanya akuntansi berbasis lingkungan ini menjembatani hubungan antara perusahaan dengan organisasi non profit
yang bergerak di bidang lingkungan. Tujuannya sudah jelas untuk mengajak perusahaan menyisihkan sebagian
keuntungan yang diperoleh untuk kepentingan lingkungan. Di antaranya upaya konservasi lingkungan,
pemberdayaan lingkungan dan masyarakat di sekitar area perusahaan, dan kegiatan lainnya. Aktivitas-aktivitas
tersebut telah direncanakan secara rinci dan detail dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) yang
dikerjakan oleh tim manajemen perusahaan.

Fungsi Akuntansi Lingkungan


1. Fungsi Internal

Adapun fungsi internal dari Environmental Accounting adalah fungsi pihak internal perusahaan terhadap
pelaksanaan manajemen lingkungan hidup di sekitarnya. Tentu, pelaksanaan manajemen lingkungan hidup sangat
berkaitan erat dengan konsep dan prinsip akuntansi lingkungan. Akuntansi berbasis lingkungan berfungsi sebagai
patokan untuk mengukur biaya apa saja yang dibutuhkan perusahaan terkait lingkungan hidup.

2. Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal dari Environmental Accounting adalah fungsi yang ditujukan bagi pihak-pihak di luar perusahaan.
Biasanya bagi pihak eksternal perusahaan akan membutuhkan pelaporan keuangan sebagai tolak ukur keadaan
perusahaan secara keseluruhan. Karena, dari laporan keuangan perusahaan tercermin secara aktual keadaan
perusahaan yang sebenarnya berdasarkan angka-angka yang tertera pada laporan tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi


Faktor yang mempengaruhi Environmental Accounting ada tiga yaitu biaya konservasi lingkungan, keuntungan
konservasi, dan profit dari kegiatan konservasi lingkungan. Tiga hal tersebut tidak semuanya dapat diukur dengan
satuan nilai mata uang. Namun, ada juga yang diukur dengan unit fisik terdampak dari aktivitas perusahaan.

Konsep akuntansi sosial dan lingkungan merupakan sebuah proses pengukuran dan pencatatan akuntansi dimana
dalam proses tersebut memperhitungkan aspek sosial dan lingkungan dari perusahaan. Qureshi et al. (2012) dalam
tulisannya berpendapat bahwa proses akuntansi sosial dan lingkungan adalah proses mengukur dan
mengkomunikasikan informasi terkait kinerja dan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan untuk
pengambilan keputusan ekonomi.

Konsep dalam social and environmental accounting adalah bagaimana mengintegrasikan isu-isu sosial dan
lingkungan kedalam bidang ekonomi dan bisnis. Aspek yang penting dalam konsep SEA adalah bagaimana
memasukkan biaya sosial dan biaya lingkungan ke dalam aspek akuntansi perusahaan.

Dalam konsep SEA terjadi perluasan tanggung jawab manajemen perusahaan dan ini sesuai dengan konsep teori
enterprise dimana manajemen perusahaan harus berupaya untuk memenuhi kepentingan semua stakeholders
perusahaan, khususnya stakeholders perusahaan yang sangat serius memperhatikan isu-isu sosial dan lingkungan.
Berdasarkan konsep ini, maka perbedaan antara akuntansi sosial dan lingkungan dengan akuntansi konvensional
adalah akuntansi sosial dan lingkungan memasukkan akuntabilitas ekonomi dan non ekonomi kepada semua
stakeholders perusahaan sedangkan akuntansi konvensional hanya memasukkan akuntabilitas ekonomi saja.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep manajemen perusahaan
yang mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan bisnis mereka, serta interaksi dengan para
pemangku kepentingan.
Secara sederhana, CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah cara perusahaan untuk menyeimbangkan
antara kepentingan ekonomi (mencari keuntungan yang sebesar-besarnya) dengan kepentingan lingkungan dan
sosial. Sekaligus memenuhi harapan para pemegang saham dan para pemangku kepentingan yang terkait.

Konsep CSR yang diterapkan dengan baik dan benar dapat membawa banyak keuntungan kompetitif. Keuntungan itu
antara lain peningkatan akses modal, peningkatan penjualan yang akhirnya meningkatkan keuntungan,
penghematan biaya operasional perusahaan, peningkatan produktivitas dan kualitas, peningkatan citra brand yang
positif, pengambilan keputusan yang baik dan proses manajemen risiko.

Akuntansi memiliki tujuan dalam prakteknya. Akuntansi diharapkan memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
Isu sosial dan lingkungan yang berkembang saat ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat akuntansi menjadi
lebih bermanfaat. Akuntansi tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan tertentu saja tetapi akuntansi dapat juga
dipergunakan untuk menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan. Tujuan akhir dari praktek akuntansi adalah
menuju kesejahteraan sosial (social welfare).

Tanggung jawab Sosial


Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR)
1. adalah suatu konsep bahwa
organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan adalah
2. memiliki berbagai bentuk
tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku
kepentingannya,
3. yang di antaranya adalah
konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas
dan
4. lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan
yang mencakup aspek ekonomi,
5. sosial, dan lingkungan. Oleh
karena itu, CSR berhubungan
erat dengan "pembangunan
6. berkelanjutan", yakni suatu
organisasi, terutama
perusahaan, dalam
melaksanakan
7. aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak
semata berdasarkan dampaknya
dalam
8. aspek ekonomi, misalnya
tingkat keuntungan atau deviden,
tetapi juga harus menimbang
9. dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk
jangka
10. pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang. Dengan
pengertian tersebut, CSR dapat
11. dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan
12. dengan cara manajemen
dampak (minimisasi dampak
negatif dan maksimisasi
dampak
13. positif) terhadap seluruh
pemangku kepentingannya.
14. Etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku pengusaha
berdasarkan nilai-nilai moral
15. dan norma yang dijadikan
tuntutan dan pedoman
berperilaku dalam menjalankan
kegiat

Anda mungkin juga menyukai