Anda di halaman 1dari 26

CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY PADA PT GARUDA INDONESIA Tbk.

(Disusun untuk memenuhi tugas semester 3mata kuliah Etika Bisnis)


Tahun 2020

Disusun oleh:

Elsa Lailatul Kharismaningtyas 1932610088


Rahmaditha Canavarissa 1932610093

2E-DII ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK NEGERI MALANG
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
Jalan Soekarno Hatta No. 9 Malang 65141. Telepon (0341) 404424 Faximile (0341) 404420
Website: www.polinema.ac.id
November 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan Makalah praktikum
dengan judul “CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY PADA PT GARUDA
INDONESIA Tbk.”
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis di Politeknik
Negeri Malang. Makalah ini menyajikan pembahasan corporate social responbility dan
penerapannya pada PT Garuda Indonesia Tbk.
Penyusunan Makalah ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Lilies selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Bisnis
2. Pihak – pihak yang mendukung dalam pembuatan Makalah.
Sebagai seorang manusia yang selalu diliputi kekurangan, saya sebagai penyusun menyadari
bahwa Makalah ini terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karenanya, kami
dengan sangat senang hati menerima masukan dari setiap pihak agar hasil data ini semakin
baik kedepannya.
saya berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Komputer untuk Analisis Basis Data. Akhir kata, saya
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan
Makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amiin.

Malang, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3. Tujuan...........................................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM..................................................................................................4
2.1. Gambaran umum CSR.................................................................................................4
2.2. Gambaran umum perusahaan.......................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................9
3.1. Pengertian CSR............................................................................................................9
3.2. Bentuk dan Implementasi CSR..................................................................................10
3.3. Manfaat CSR..............................................................................................................11
3.4. Fungsi CSR................................................................................................................12
3.5. Program CSR pada PT. Garuda Indonesia Tbk..........................................................14
BAB IV ANALISIS MASALAH.............................................................................................20
5.1. Studi Kasus.................................................................................................................20
5.3. Analisa Masalah.........................................................................................................21
5.4. Penyelesaian...............................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) tidak terlepas dari waktu dan telah
menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode Hammurabi
(1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang
lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya.
Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang
yang menyalahgunakan izin penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan
pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.
Perhatian para pembuat kebijakan terhadap CSR menunjukkan telah adanya kesadaran
bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan usaha. Dampak buruk
tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan
masyarakat sekaligus tetap ramah terhadap iklim usaha Latar belakang lahirnya CSR
dapat dibagi atas 3 periode penting yaitu :
1. Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960-an.
2. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1970-1980-an.
3. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-an sampai dengan saat ini.

1. Perkembangan Awal Konsep CSR di era tahun 1950-1960-an


Sebenarnya jika diperhatikan di dalam sejumlah literatur tidak ada yang dapat
memastikan kapan mulai dikenalnya atau munculnya CSR itu. Namun di dalam
banyak literatur banyak yang sepakat bahwa karya Horward Bowen yang berjudul
Social Responsibilities of the Businessman yang terbit pada tahun 1953 merupakan
tonggak sejarah CSR Modern. Di dalam karyanya ini, Bowen memberikan definisi
awal dari CSR sebagai “it refers to the obligations of the businessmen to pursue those
policies, to make those decisions, or to follow those lines of actions which are
desirable in terms of the objectives and values of our society”. Definisi tanggung
jawab sosial yang diberikan oleh Bowen telah memberi landasan awal bagi
pengenalan kewajiban pelaku bisnis untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras
dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat.

2. Perkembangan Konsep CSR Periode Tahun 1970-1980-an Tahun 1971,


Committee for Economic Development (CED) menerbitkan Social Responsibilities of
Business Corporations. Penerbitan yang dapat dianggap sebagai code of conduct bisnis
1
tersebut dipicu adanya anggapan bahwa kegiatan usaha memiliki tujuan dasar untuk
memberikan pelayanan yang konstruktif untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
masyarakat. CED merumuskan CSR dengan menggambarkannya dalam lingkaran
konsentris. Lingkaran dalam merupakan tanggung jawab dasar dari korporasi untuk
penerapan kebijakan yang efektif atas pertimbangan ekonomi (profit dan
pertumbuhan). Lingkaran tengah menggambarkan tanggung jawab korporasi untuk
lebih sensitif terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial yang berlaku dalam menentukan
kebijakan mana yang akan diambil. Lingkaran luar menggambarkan tanggung jawab
yang mungkin akan muncul seiring dengan meningkatnya peran serta korporasi dalam
menjaga lingkungan dan masyarakat. Tahun 1970-an juga ditandai dengan
pengembangan definisi CSR. Dalam artikel yang berjudul Dimensions of Corporate
Social Performance, S. Prakash Sethi memberikan penjelasan atas perilaku korporasi
yang dikenal dengan social obligation, social responsibility, dan social responsiveness.
Menurut Sethi, social obligation adalah perilaku korporasi yang didorong oleh
kepentingan pasar dan pertimbanganpertimbangan hukum. Dalam hal ini social
obligation hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja. Social
responsibility merupakan perilaku korporasi yang tidak hanya menekankan pada aspek
ekonomi dan hukum saja tetapi menyelaraskan social obligation dengan norma, nilai
dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan sosial. Social responsiveness
merupakan perilaku korporasi yang secara responsif dapat mengadaptasi kepentingan
sosial masyarakat. Social responsiveness merupakan tindakan antisipasi dan preventif.

3. Perkembangan Konsep CSR di Era Tahun 1990-an


sampai Saat Ini Tahun 1987, Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui World Commission
on Environment and Development (WECD) menerbitkan laporan yang berjudul Our
Common Future – juga dikenal sebagai The Brundtland Report Commission untuk
menghormati Gro Harlem Brundtland yang menjadi ketua WECD waktu itu. Laporan
tersebut menjadikan isu-isu lingkungan sebagai agenda politik yang pada akhirnya
bertujuan mendorong pengambilan kebijakan pembangunan yang lebih sensitif pada
isu-isu lingkungan. Laporan ini menjadi dasar kerja sama multilateral dalam rangka
melakukan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Menurut The
Brutland Commisssion yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan
(sustainability development) adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan

2
manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam
memenuhi kebutuhan mereka.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dari CSR?
2. Apakah tujuan dari CSR?
3. Bagaimana model CSR?
4. Bagaimana cara setiap perusahaan untuk mengembangkan CSR?

1.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan dan gambaran
umum perihal CSR yang belum terlalu diketahui banyak orang. Pentingnya CSR di
sebuah perusahaan membuat pengetahuan tentang CSR ini sendiri sangat penting dan
sungguh harus diketahui banyak orang.
Bukan hanya dari internal perusahaan itu sendiri, pihak eksternal pun harus mengetahui
dan paham betul tentang CSR sebuah perusahaan agar mengetahui tujuan dan dampak
dari SCR itu sendiri.

3
BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. Gambaran umum CSR


Secara etimologis pengertian CSR dapat diartikan sebagai Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Definisi dari CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat dilihat di
dalam pasal 1 butir 3 UUPT yang menyebutkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group, tanggung jawab
sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksetrnal) perusahaan. Ke
dalam, tangung jawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas
dan pertumbuhan. Ke luar, tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan
sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi
mendatang. Pajak diperoleh dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karenanya
perusahan harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga mampu meraih laba yang
maksimal.
Tidak hanya sampai di situ, dalam berbagai tulisan penggunaan istilah CSR juga
ternyata tidak diterima secara menyeluruh. Ada yang mempergunakan istilah Business
Social Responsibility, dan Corporate Citizenship. Perseroan juga dipersamakan
sebagaimana layaknya manusia yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan
dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Abstraksi nilai-nilai inilah yang kemudian
diangkat pada tingkat korporasi. Dengan demikian berarti perseroan dihadapkan juga
pada berbagai macam kewajiban yan harus dipenuhi dan dilaksanakan olehnya agar
kehidupan perusahaan / korporasi dan manusiamanusia yang terkait dan terlibat di
dalamnya dapat terus berlanjut (sustain). Ini berarti dalam suatu CSR terdapat bentuk
kerja sama antara perusahaan (tidak hanya perseroan terbatas) dengan segala sesuatu atau
segala hal (stakeholders) yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi
dengan perusahaan tersebut, termasuk aspek sosial dan lingkungannya, untuk tetap
menjamin keberadaan dan kelangsungan usaha (sustainability) perusahaan tersebut.
Rumusan atau definsi atau pengertian yang diberikan di atas menunjukkan kepada
masyarakat bahwa setidaknya ada tiga hal pokok yang membentuk pemahaman atau
konsep CSR. Ketiga hal tersebut :
4
1. bahwa sebagai suatu artifical person, perusahaan atau korporasi tidaklah berdiri
sendiri dan terisolasi, perusahaan atau perseroan tidak dapat menyatakan bahwa
mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap keadaan ekonomi, lingkungan,
maupun sosialnya.
2. keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan atau
korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholdersnya dan bukan hanya
shareholdersnya. Para stakeholders ini, terdiri dari shareholders, konsumen,
pemasok, klien, customer, karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar dan
mereka yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
perusahaan (the local community and society at large).
3. Melaksanakan CSR berarti juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari
perusahaan atau korporasi, sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan melalui
usaha yang dijalankan dan atau dikelola olehnya. Jadi ini berarti CSR berarti juga
menjalankan perusahaan atau korporasi untuk memperoleh keuntungan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa CSR sebagaimana halnya Corporate
Citizenship, pada awalnya bukanlah suatu bentuk tanggung jawab yang mempunyai
akibat hukum yang memaksa. Jadi lebih merupakan suatu moral obligation perusahaan
terhadap :
1. Keadaan Sosial
2. Keadaan Ekonomi
3. Keadaan lingkungan perusahaan yang terkait dengan kegiatan usaha atau jalannya
perusahaan secara berkesinmabungan. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk CSR
tidak selalu harus sama antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya

Perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan minyak harus memiliki


dana yang diperlukan untuk mencegah dan pada akhirnya untuk merehabilitasi
lingkungan yang tercemar sebagai akibat kegiatan yang dilakukan olehnya, bahkan
lebih jauh dari itu mereka harus memastikan bahwa semua rekanan yang bekerja sama
dengan merek juga harus melakukan hal yang sama. Selanjutnya bagi perusahaan yang
bergerak dalam bidang makanan siap saji harus memastikan bahwa pasokannya yang
diperoleh harus higenis, proses pengolahan dengan mempergunakan alat-alat dan
sarana-sarana yang ditujukan untuk tetap menjaga tidak hanya higenitas tetapi juga
kandungan gizi dan sebagainya hingga proses pembuangan produk makanan yang
memang sudah selayaknya dibuang. Semua biaya yang terkait dengan proses tersebut
5
adalah biaya yang merupakan bagian dari pelaksanaan CSR dari perusahaan-
perusahaan tersebut. Kewajiban-kewajiban ini dalam perkembangannya, kemudian
ada yang berkembang menjadi aturan yang tegas dan wajib untuk dilaksanakan,
manakala yang lainnya tetap bertahan sebagai kewajiban moral.
Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan
perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan
diperolehnya laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham,
mengalokasikan sebagian laba yang dipergunakan guna membiayai pertumbuhan dan
pengembangan usaha di masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah.

2.2. Gambaran umum perusahaan


PT Garuda Indonesa (Persero) Tbk adalah maskapai penerbangan nasional yang
dimiliki oleh Pemerintah Indonesia ( BUMN ). Sejarah berdirinya PT Garuda Indonesia
bermula pada tanggal 16 juni 1948. Presiden pertama RI, Ir Soekarno memberikan
idennya di depan sejumlah pemuka pedagang aceh untuk membeli pesawat DC 3
(Dakota) dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan
belanda. Pidato Soekarno yang berkharisma tersebut dapat memukau dan meyakinkan
mereka sehingga dalam tempo dua hari, mereka dipimpin oleh Bapak Djuned Yusuf dan
Bapak Said Muhammad Alhabsyi, berhasil mengumpulkan uang sebanyak 130.000 Strait
Dollar dan 20 kg emas (Rispan, 2005). Dengan modal tersebut Opsir Udara II, Wiseko
Supomo selaku ketua misi pembelian yang kemudian disusul oleh beberapa pedagang
aceh pergi ke Singapura untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota). Pada akhir Oktober
1948 pesawat tersebut dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di Maguwo, Yogyakarta.
Pesawat tersebut kemudia diberi nama RI 001 “SEULAWAH” (gunung emas) yang
diambil dari nama sebuah gunung di Aceh, sebagai ucapan terima kasih kepada rakyat
Aceh (Rispan, 2005). Seperti yang diungkapkan Rispan (2005) perusahaan penerbangan
bernama Garuda Indonesia Airways dinyatakan berdiri bersamaan dengan pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Tetapi sejarah mencatat
bahwa pada tanggal 26 januari 1949 merupakan hari lahirnya penerbangan niaga
Indonesia. Pada awalnya Garuda Indonesia merupakan hasil kerjasama antara pemerintah
Indonesia dengan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM), yang merupakan
maskapai Belanda yang kemudian semua sahamnya dimiliki oleh Indonesia pada tahun
1953. Pada tahun 1953, Garuda Indonesia telah berhasil memiliki 27 pesawat berserta
staf-staf profesional. Perkembangan penyedia jasa penerbangan Garuda Indonesia
6
semakin meningkat. Pada tahun 1960-an, Garuda Indonesia mendatangkan tiga pesawat
turboprop Lockheed L-188C Electra seiring dengan dibuka-nya rute penerbangan baru ke
Hong Kong. Beberapa tahun kemudian, Garuda kembali mendatangkan tiga pesawat baru
jenis Convair 990A yang merupakan pesawat yang memiliki kecepatan tinggi dengan
teknologi canggih. Dengan pesawat baru ini, Garuda kembali membuka rute penerbangan
dari Jakarta ke Amsterdam melewati Kolombo, Bombay, Roma, dan Praha. Tak berhenti
sampai di sana, pada tahun 1966, Garuda kembali mendatangkan pesawat jet baru, yaitu
Douglas DC-8 dan membeli beberapa pesawat turboprop baru, Fokker F27 guna
melayani penerbangan domestik.
Pada awal tahun 1970-an Garuda kembali memperkuat armada-nya dengan membeli
beberapa jenis narrow-body jet yaitu McDonnell-Douglas DC-9 dan Fokker F28 serta
pesawat jenis turboprop Fokker F27 guna mendukung penerbangan domestik. Kemudian
pada tahun 1973, guna memenuhi penerbangan internasional, seperti tujuan Eropa, Asia
dan Australia, Garuda kembali mengirim pesawat McDonnell Douglas DC-10-30 dan
Douglas DC-8. Selanjutnya untuk penerbangan ke Eropa dan Amerika Serikat Garuda
mengoperasikan Boeing 747- 2U3B baru-nya. Setelah kembali menata krisis keuangan
yang melanda Garuda. Garuda mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
sejak tanggal 11 Februari 2011. Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran
SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang.
Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub
sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner
Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Dengan pendekatan berorientasi
“melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan bagi
wisatawan di negara inisekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui udara.
Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT
Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa
dan PT Aero System Indonesia Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah
menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sekarang PT. Garuda
Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service
airline (maskapai dengan pelayanan penuh).Dengan mengoperasikan 82 armada untuk
melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia
Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa
(Belanda).Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti
dari keunggulannya.”. Pada Juli 2012, Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan
7
sebagai “World’s Best Regional Airline” dan “Maskapai Regional Terbaik di Dunia”
Selanjutnya pada tahun 2014, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Five Star
Airline” dan sebagai “The World’s Most Best Improved Airline”. Dengan pendekatan
berorientasi “melayani”, Garuda Indonesia bertujuan menjadi penyedia layanan terdepan
bagi wisatawan di negara ini sekaligus menyediakan layanan pengiriman barang melalui
udara. Grup Garuda Indonesia pada saat ini memiliki lima anak perusahaan yakni PT
Aerowisata, PT GMF Aero Asia, PT Abacus Distribution System, PT Gapura Angkasa
dan PT Aero System Indonesia Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah
menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

8
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Pengertian CSR


Corporate social responsibility (CSR) adalah suatu mekanisme perusahaan untuk
secara sadar mengintegrasikan sebuah perhatian terhadap lingkungan sosial ke dalam
operasi dan interaksinya dengan stakeholder, yang melampaui tanggung jawab sosial di
bidang hukum. CSR adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar
dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.
Pada intinya CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
stakeholder atau pemangku kepentingan, dimana lebih jauh dari pada itu para ahli
menyatakan bahwa CSR memiliki 3 definisi yaitu:
1. Melakukan tindakan sosial, termasuk di dalamnya adalah kepedulian terhadap
lingkungan hidup yang lebih dari batas-batas yang dituntut atau diharuskan dalam
peraturan perundang-undangan.
2. Komitmen usaha yang dilakukan secara etis, beroperasi secara legal, serta
berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi yang diiringi dengan peningkatak
kualitas hidup karyawan termasuk keluarganya, komunitas lokal, serta masyarakat
banyak.
3. Komitmen bisnis untuk turut serta ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan. keluarga pekerja, komunitas
wilayah tertentu, serta masyarakat umum secara keseluruhan dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas hidup bersama.
CSR (Corporate Social Responsibility) sangat erat kaitannya dengan suistainable
development (pembangunan berkelanjutan) dimana suatu perusahaan dalam melakukan
kegiatannya harus berdasarkan pada keputusan yang tidak semata-mata terorientasi pada
aspek ekonomi (keuntungan) melainkan juga harus memikirkan dampak sosial dan
lingkungan yang mungkin ditimbulkan dari keputusannya tersebut.

9
3.2. Bentuk dan Implementasi CSR
Ada2 pondasi yang dasar dari CSR, yaitu Charity Prinsiple dan stewardship
Prinsiple. Charity principle adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memberikan bantuan sukarela kepada seseorang atau kelompok yang membutuhkan.
Kegiatan ini biasanya dalam bentuk kegiatan kedermawanan, sebagai contoh dengan
mendirikan suatu yayasan untuk mengatasi masalah tertentu, bisa juga melakukan
pendampingan maupun kerjasama pada kelompok tertentu yang membutuhkan, contoh
kelompok miskin.
Stewardship Prinsiple adalah tindakan perusahaan untuk mempertimbangkan
kepentingan setiap pihak yang dipengaruhi oleh keputusan maupun kebijakan
perusahaan. Hal ini dilakukan karena ada kesadaran bahwa ada ketergantungan antara
perusahaan dengan masyarakat, kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan
stakeholder.sehingga mampu menyeimbangkan kepentingan dan kebutuhan setiap
kelompok yang bermacam-macam di masyarakat.
Berdasarkan dua pondasi dasar CSR tersebut, pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh
Perusahaan. memiliki banyak bentuk, tetapi dari keseluruhan bentuk, hanya  ada dua
pelaksanaan  CSR yang dominan, yaitu meletakkan CSR sebagai kegiatan yang menyatu
dengan inti bisnis (core bisnis / inline) dan melakukan CSR diluar dari inti bisnis atau
yang sering disebut charity , karikatif , philanthropy dan lain-lain .
Pelaksanaan CSR, diluar inti bisnis memiliki banyak bentuk dan biasanya dilakukan
dengan melakukan kegiatan amal / charity, tetapi dalam melakukan kegiatan amal ada
macam jenisnya yaitu :
1. Corporate philanthropy: pemberian sumbangan sebagai kegiatan amal (charity)
seringkali dalam bentuk hibah tunai, donasi dan/atau dalam bentuk barang, inisiatif ini
merupakan inisiatif  paling tradisional diantara inisiatif-inisiatif lain dan di era 1980 an
konsep ini berkembang kearah pemberdayaan masyarakat (Community development)
semisal pengembangan kerjasama, memberikan ketrampilan, pembukaan akses pasar
dan sebagainya 
2. Cause promotions: Pengalokasian dana atau bantuan dalam bentuk barang dan sumber
daya lain oleh perusahaan untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian tentang
masalah sosial atau dalam rangka rekruitmen sukarelawan. Sebagai contoh the body
shop mempromosikan larangan penggunaan hewan untuk uji coba kosmetik.

10
3. Cause-related marketing: komitmen perusahaan untuk mendonasikan sejumlah
presentase tertentu dari pendapatan untuk hal tertentu yang terkait dengan penjualan
produk
4. Corporate social marketing yaitu upaya perusahaan memberi dukungan pada
pembangunan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk mengubah sikap
dan perilaku dalam rangka memperbaiki kesehatan masyarakat, pelestarian lingkungan
dan lain-lain.
5. Community volunteering, dukungan dan dorongan perusahaan pada para karyawan,
mitra pemasaran dan / atau anggota franchise untuk menyediakan dan mengabdikan
waktu dan tenaga mereka untuk membantu kegiatan organisasi tertentu.
6. Social Responsible business practice yaitu pengadopsian dan pelaksanaan praktek-
praktek bisnis dan investasi yang memberikan dukungan pada permasalahan sosial
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk melindungi lingkungan.
Perusahaan dapat melakukannya sendiri atau bermitra dengan organisasi lain seperti
yang dilakukan oleh starbuck untuk mendukung para petani kopi meminimalkan
dampak lingkungan yang berasal dari pola kerja yang mereka lakukan.

3.3. Manfaat CSR


Kegiatan CSR memiliki beberapa manfaat, hal ini dapat dirasakan oleh perusahaan
dan masyarakat sekitar perusahaan. Manfaat CSR bagi masyarakat antara lain yaitu:
1. Kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan meningkat.
2. Adanya beasiswa bagi anak yang kurang mampu yang berada di sekitar lingkungan
perusahaan.
3. Fasilitas umum terjamin pemeliharaannya.
4. Terdapat kegiatan sosial, seperti pembangunan fasilitas umum bagi masyarakat
dilingkungan perusahaan.
Sedangkan manfaat CSR bagi pihak perusahaan antara lain:
1. Citra perusahaan akan meningkat.
2. Perusahaan memiliki kesempatan lebih besar untuk dapat bekerja sama dengan
perusahaan lain.
3. Brand merek perusahaan akan lebih kuat di mata masyarakat setempat.
4. Memiliki kekhasan apabila dibandingkan dengan perusahaan lain.

11
3.4. Fungsi CSR
Secara umum Fungsi CSR (Corporate Social Responsibility) ialah sebagai bentuk
tanggung jawab perusahaan terhadap berbagai pihak yang terlibat maupun terdampak
baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas perusahaan. Dengan memberi
perhatian yang lebih kepada pihak-pihak tersebut. Sementara jika dibiarkan lebih lanjut,
CSR memiliki fungsi bagi perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Social Licence To Operate (Izin Sosial Beroperasi)
Bagi suatu perusahaan, masyarakat ialah salah satu faktor yang membuat perusahaan
bergerak atau malah sebaliknya. Dengan CSR, masyarakat sekitar akan mendapatkan
banyak manfaat dari adanya perusahaan dilingkungan mereka. Maka dengan
sendirinya masyarakat akan dapat merasa diuntungkan dan lama kelamaan akan
merasa memiliki perusahaan. Jika telah seperti itu perusahaan akan lebih leluasa untuk
dapat menjalankan kegiatan usahanya di daerah tersebut.
2. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
CSR akan membuat hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak yang terlibat
menjadi semakin baik, sehingga resiko-resiko bisnis seperti adanya kerusuhan
menentang berdirinya perusahaan dapat berkurang. Jika seperti itu maka biaya-biaya
pengalihan resiko dapat digunakan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi perusahaan
maupun masyarakat.
3. Melebarnya Akses Sumber Daya
Corporate Social Responsibility (CSR) jika dikelola dengan benar dan baik akan
menjadi sebuah keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan
yang nantinya dapat membantu perusahaan dalam memuluskan jalan untuk
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan.
4. Melebarkan Akses Menuju Market
Seluruh investasi dan biaya yang dikeluarkan untuk suatu program CSR sebenarnya
dapat menjadi sebuah peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan market yang lebih
besar. Termasuk juga di dalamnya dapat segera membangun loyalitas konsumen serta
menembus pangsa pasar yang baru. Hal ini dikarenakan program CSR dapat membuat
nama perusahaan menjadi lebih terkenal dan dikagumi oleh masyarakat.
5. Mereduksi Biaya
Program CSR juga bisa menghemat biaya perusahaan seperti misalnya melakukan
program CSR yang berkaitan dengan lingkungan dengan menerapkan konsep daur

12
ulang dalam perusahaan, sehingga limbah perusahaan akan berkurang dan biaya untuk
produksi juga akan lebih berkurang.
6. Memperbaiki Hubungan Dengan Stakeholders
Pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) dapat membantu
komunitas dengan stakeholders menjadi lebih sering dan erat, dimana hal tersebut
akan menambah kepercayaan stakeholders kepada perusahaan.
7. Memperbaiki Hubungan Dengan Regulator
Perusahaan yang melakukan corporate social responsibility pada umumnya akan turut
bisa meringankan beban pemerintah sebagai regulator.
Dimana pemerintahlah yang sebenarnya mempunyai bertanggung jawab yang besar
terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakatnya.
8. Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
Reputasi perusahaan yang baik dan kontribusi besar yang diberikan perusahaan kepada
stakeholders, masyarakat dan lingkungan, akan menambah kebanggaan tersendiri bagi
karyawan yang bekerja di perusahaan dimana hal tersebut dapat berdampak pada
peningkatan motivasi dan produktivitas kerja karyawan.
9. Peluang Mendapatkan Penghargaan
Perusahaan yang memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan lingkungan
melalui program corporate social responsibility akan berpeluang untuk bisa
kesempatan mendapatkan penghargaan.
Tentu sebuah penghargaan akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi suatu
perusahaan.

Unsur, bentuk

13
3.5. Program CSR pada PT. Garuda Indonesia Tbk.
Program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)
telah menjadi  pendekatan yang tepat bagi entitas bisnis untuk mengakar dan tumbuh
kembang bersama masyarakat. CSR menjadi sarana pengikat antara perusahaan dengan
konsumen atau pelanggan, sebagai upaya menumbuhkan rasa memiliki masyarakat
terhadap perusahaan sekaligus menjadi alat untuk menyelaraskan dinamika bisnis dengan
kelestarian lingkungan.
Garuda Indonesia menyadari bahwa setiap kemajuan yang diraih perusahaan sudah
selayaknya dinikmati pula oleh masyarakat, antara lain melalui berbagai program kerja
sama yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Melalui
program-program CSR yang disebut Garuda Indonesia Cares (Garuda Indonesia
Peduli), upaya memberdayakan masyarakat dan menjaga lingkungan itu akan terus
menjadi bagian dari kerja keras untuk memajukan perusahaan.
Melalui Garuda Indonesia Peduli, Garuda Indonesia telah menjalankan program
CSR yang dirancang untuk mendukung perkembangan masyarakat dan pembangunan
berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Program-program yang dijalankan juga
kerap disinergikan dengan upaya Pemerintah, dan institusi lainnya baik domestik maupun
internasional yang menyentuh 3 aspek CSR yakni Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
secara konsisten dan berkesinambungan. Berikut merupakan penjelasan dari masing-
masing aspek CSR tersebut ;
1. Garuda Indonesia peduli perekonomian
Kemajuan perekonomian masyarakat menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah
program CSR. Melalui Program Pinjaman dan Program Pembinaan Kemitraan,
Garuda Indonesia menyalurkan pinjaman modal untuk Usaha Kecil Menengah (UKM)
yang tersebar di seluruh Indonesia. Bantuan permodalan itu diberikan kepada UKM
mitra binaan untuk mendukung potensi berkembang dan mengelola usaha mereka
dengan baik. Penyaluran dana bisa diberikan melalui sinergi antar BUMN, Non
Govermental Organization dan Lembaga Penyalur lain.
a. 4,985 Mitra Binaan
Memasuki 2019, Program Pinjaman Kemitraan Garuda Indonesia telah merangkul
4.985 mitra binaan yang terdiri dari 634 mitra binaan Garuda Indonesia dan 4.351
mitra binaan hasil sinergi dengan BUMN/Lembaga Penyalur lain yang tersebar di
16 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah dan sebaran UKM mitra binaan itu akan
terus bertambah seiring tumbuh kembangnya sektor usaha informal di masyarakat.
14
b. Ketahanan Pangan
Sampai akhir 2018, para petani dan pelaku UKM sektor pertanian mendapat porsi
terbesar, mencapai 52,7% dalam penyaluran pinjaman kemitraan. Diikuti dengan
bidang industri (27,4%), perdagangan (7.2%), perkebunan (5,1%), perikanan
(3.3%), jasa (3,1%), dan peternakan (1.2%). Hal tersebut sejalan dengan komitmen
Garuda Indonesia untuk turut mensukseskan program pemerintah, khususnya
ketahanan pangan nasional.
c. Promosi Produk UKM
Tidak sekadar membantu permodalan, upaya pemberdayaan UKM itu juga diiringi
dengan program pendidikan dan pelatihan hingga kegiatan promosi demi
mengoptimalkan hasil karya dan meningkatkan pangsa pasar produk mitra binaan.
Selain keikutsertaan dalam pameran-pameran di tingkat nasional maupun
internasional, lebih jauh Garuda Indonesia mempromosikan produk mitra binaan
pada katalog Sales On Board Garuda (Arcade) dari tahun 2013 sampai dengan
2015. Bahkan, salah satu produk mitra binaan di industri kerajinan perak Utami
Silver, terpilih menjadi pemasok aksesoris berupa bros yang disematkan pada
seragam awak kabin Garuda Indonesia.
2. Program pembinaan masyarakat
Program Pembinaan Masyarakat (Community Development) Garuda Indonesia adalah
wujud kepedulian dan komitmen perusahaan untuk membantu memperbaiki kondisi
dan membina masyarakat melalui bantuan pada sektor-sektor berikut:
a. Pendidikan, Pelatihan dan Olahraga
1) Program profesi Airline Business, Airport Passenger Service & Flight Operation
Officer
Bekerjasama dengan Garuda Indonesia Training Center, Garuda Indonesia
memberikan pelatihan bagi lulusan SMA/SMK berprestasi yang berasal dari
kalangan masyarakat tidak mampu khususnya di daerah Jakarta, Tangerang,
Bekasi, dan Indonesia Timur. Siswa-siswi yang telah menyelesaikan program ini
akan siap memasuki dunia kerja dan beberapa di antara lulusan program bekerja
di Garuda Indonesia.
2) Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Penyandang Down Syndrome Melalui
Program Kerja Magang
Bekerjasa sama dengan Garuda Indonesia Training Center dan Yayasan
Persatuan Orangtua Anak Down Syndrome (POTADS), Garuda Indonesia
15
memberikan kesempatan kerja magang bagi 4 (empat) penyandang Down
Syndrome.
3) Program Menjadi Indonesia
Melalui kerjasama dengan Tempo dan General Electric (GE), Garuda Indonesia
menggelar pelatihan metode penulisan serta kompetisi essai bagi mahasiswa.
Tujuan program ini adalah menanamkan nasionalisme pada diri mahasiswa
melalui media tulisan.
4) Program Guru Terbang Bersama Garuda Indonesia dan Program Bantuan
Peningkatan Kualitas Guru
Bertujuan menambah wawasan dan membekali ilmu para guru yang berasal dari
Aceh, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Salah satunya adalah program
Kerjasama Pelatihan Untuk Guru Wilayah Surabaya dan Aceh dengan materi
"Active Learning: Metode Pembelajaran Aktif yang Berpusat pada Murid" untuk
meningkatkan kompetensi guru terutama dalam melaksanakan pembelajaran
efektif untuk memaksimalkan daya serap para murid.
5) Program Renovasi Sekolah dan Bantuan Fasilitas Belajar Mengajar
Garuda Indonesia turut  merenovasi Sekolah Dasar (SD) yang tidak layak
digunakan di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya di Nusa Tenggara Barat,
Bali, dan Papua (Biak). Demikian halnya dengan penyaluran 574.120 buku tulis
daur ulang untuk murid SD di Manokwari, Biak, Pacitan, Bali, Pontianak dan
Jakarta. Garuda Indonesia juga memberi  bantuan alat peraga pendidikan, olah
raga dan kesenian.
6) Komitmen Garuda Indonesia terhadap Olahraga Tenis melalui “Garuda
Indonesia Tennis Open” 
Melalui “Garuda Indonesia Tennis Open”, Garuda Indonesia membuka
kesempatan bagi pemain internasional untuk berpartisipasi. Peserta “Garuda
Indonesia Tennis Open” terdiri dari 32 petenis putra dan 16 petenis putri yang
didasarkan pada ranking “International Tennis Federation” (ITF) dan Peringkat
Nasional PELTI (PNP) – berbeda dari turnamen tahun-tahun sebelumnya
dimana peserta turnamen terdiri dari delapan petenis terbaik unggulan nasional
berdasarkan peringkat dari ITF dan PNP.
b. Kesehatan
1) Kepedulian terhadap Anak-anak Penderita Kanker

16
Garuda Indonesia turut peduli terhadap anak-anak penderita kanker. Melalui
kerjasama dengan Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAKI),
2) Program Garuda Indonesia Peduli Kesehatan Masyarakat
Garuda Indonesia menjalankan program pengobatan gratis kepada masyarakat di
berbagai wilayah Indonesia, seperti di Padang, Biak (Papua), Manokwari (Papua
Barat) dan KapukMuara (Jakarta).
3) Penyaluran bantuan alat bantu penyandang cacat 
Garuda membantu pengadaan alat kesehatan bagi penyandang tuna netra berupa
jam tangan braile, untuk penyandang tuna daksa berupa kursi roda,penyandang
tuna rungu berupa hearing aid, dan electric talking bookuntuk penyandangtuna
grahita di Jakarta. Garuda Indonesia juga menyumbangkan kaki palsu bagi
penderita kanker tulang (osteo sarcoma) pada tempurung  kaki.
4) Program Penanggulangan Kanker Serviks dan HIV/AIDS
Dalam rangka mewujudkan kepedulian Perseroan terhadap terhadap tingginya
angka kejadian Kanker Serviks & HIV-AIDS di Indonesia, maka Perseroan
bersinergi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam Program Garuda
Indonesia Peduli Kanker Serviks dan HIV-AIDS melaksanakan Program
Penanggulangan Kanker Serviks, HIV & AIDS di Tanjung Pinang, Kepulauan
Riau dan Tarakan, Kalimantan Utara.
c. Prasarana dan Sarana Umum serta Sarana Ibadah
Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana umum di bawah kondisi layak
pakai, Garuda Indonesia memberikan bantuan perbaikan maupun pembangunan.
Garuda Indonesia juga telah membantu perbaikan sarana ibadah di beberapa
wilayah di Indonesia seperti di NTB, Bali, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat dan
DKI Jakarta.
d. Bencana Alam
Garuda Indonesia menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat yang menjadi
korban bencana alam di seluruh Indonesia melalu pemberian bantuan yang biasanya
berupa sandang, pangan dan kesehatan (medis).  
Selain itu, Garuda Indonesia juga turut membantu korban bencana di luar negeri,
salah satunya para korban gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada tahun
2011 silam. Garuda Indonesia membantu mengangkut bantuan kebutuhan sehari-
hari seperti paket lauk pauk, makanan bergizi,  selimut dan air kemasan melalui
penerbangan kargo secara cuma-cuma. Tidak hanya itu, Garuda juga membantu
17
pengangkutan batu baterai dari Panasonic ke Jepang untuk korban gempa yang
mengalami krisis listrik.
3. Lingkungan
Aspek lingkungan sebagai pilar CSR menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia
untuk mejadi Green Airline yang mampu menghindari atau setidaknya meminimalkan
dampak terhadap kelestarian lingkungan hidup. Komitmen operasional perusahaan
yang ramah lingkungan itu telah terwujud melalui program-program Garuda Indonesia
Peduli Lingkungan diantaranya:
a. Buku daur ulang
Garuda Indonesia melalui program tersebut telah menghasilkan 177 ton kertas daur
ulang yang kemudian diproduksi menjadi 1.500.000 buku tulis dan 40.000 memo
pad yang dimanfaatkan untuk kebutuhan perusahaan dan disumbangkan kepada
berbagai sekolah dan lembaga pendidikan di Indonesia.
b. Program “more passengers more trees”
Menurut data Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), industri
transportasi udara menyumbang 2% dari emisi karbon di seluruh dunia dan
memberikan total dampak terhadap perubahan iklim sebesar 3%. Dalam upaya
mengurangi dampak bisnis perusahaan terhadap perubahan iklim itu, Garuda
Indonesia sudah melakukan berbagai upaya dari aspek teknologi, operasi dan
infrastruktur (Lihat Garuda Green Efforts). Program more passengers more
trees menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia untuk mengiringi laju kenaikan
penumpang dengan jumlah pohon sebagai langkah nyata untuk mengurangi emisi
karbon
c. Bank halon
Kegiatan utama Bank Halon adalah mengumpulkan halon yang sudah tidak
digunakan, melakukan pemulihan kualitas Halon sesuai dengan standar kualitas
yang berlaku, serta menyalurkan Halon hasil pemulihan kualitas kepada pengguna
kritis. Pada tahun 2010, atas kontribusi tersebut GMF meraih “Montreal Protocol
Award” dari “United State Environmental Protection Agency” (USEPA).
d. Konservasi Penyu
Garuda Indonesia membantu pembangunan konservasi penyu di pinggir pantai desa
Gili Indah, pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat dan membangun
konservasi penyu diBangka Belitung.
e. Konsevasi jalak Bali
18
Garuda Indonesia bekerja sama dengan Bali Safari and Marine Park juga
membangun kubah kandang burung jenis Jalak Bali di Bali Safari and Marine Park
yang terletak di Kabupaten Gianyar, Bali. Program ini sudah menghasilkan lebih
dari 15 ekor Jalak Bali, yang nantinya akan dikembalikan ke alam liar.
f. Kerjasama IATA danGaruda Indonesia dalam mengurangi carbon Offset
Dalam rangka kampanye pengurangan emisi karbon, Garuda Indonesia dan IATA
(International Air Transport Association) menandatangani Memorandum of
Understanding (MOU) Carbon Offset pada tahun 2010 di Singapura.
Program carbon offset IATA adalah perangkat siap pakai yang dapat
ditawarkan airline kepada penumpang sebagai kompensasi atas pengurangan emisi
yang berkontribusi bagi proyek-proyek pengurangan karbon di negara berkembang.

19
BAB IV ANALISIS MASALAH
5.1. Studi Kasus
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di
Indonesia yang utamanya bergerak dalam bisnis penerbangan komersial. Bisnisnya
diklasifikasikan ke dalam tiga segmen: pengoperasian penerbangan, layanan
pemeliharaan pesawat terbang, dan pengoperasian lainnya. Perusahaan ini
mengoperasikan pesawat angkutan layanan-penuh dengan nama merek Garuda Indonesia.
PT Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang aktif dalam menjalankan program
tanggung jawab social perusahaan atau CSR (Corporate Sosial Responbility). PT Garuda
Indonesia berfokus pada 3 aspek yaitu perekonomian, social, dan lingkungan. Namun
sebuah kasus muncul pada tahun 2019, BUMN mendapatkan laporan bahwa PT Garuda
Indonesia telah menyalahgunakan dana CSR yang seharusnya digunakan untuk dana
kegiatan eksternal, perusahaan diduga menggunakan dana tersebut untuk melaksanakan
kegiatan internal perusahaan,
Dana yang disalahgunakan merupakan Dana Corporate Social Responsibility (CSR)
atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Garuda Indones. Dugaan tersebut
didapat dari bukti transfer. Transfer terjadi dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
kepada Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) sebesar Rp50 juta. Dana itu
diatasnamakan sebagai bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Garuda
Indonesia. Dana itu dikirimkan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI
ke rekening PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) pada 17 September 2019.
Dalam bukti transaksi tertulis tujuan pengiriman dana untuk pemilihan umum 2019 Ikagi.
Staff khusus kementerian BUMN engecek bukti transfer itu kepada manajemen Garuda
Indonesia. Masalahnya, dana PKBL atau CSR seharusnya digunakan untuk kegiatan
eksternal, bukan internal seperti pemilihan umum 2019 Ikagi.
pihak Garuda Indonesia berjanji akan meneliti secepatnya dan melaporkannya ke
Kementerian BUMN. Menurutnya, maskapai itu belum memberikan pernyataan banyak
terkait pengiriman dana kepada Ikagi. Pihak Garuda Indonesia juga tidak menyaggah hal
kasus ini. Kementerian BUMN juga memerintahkan komisaris Garuda Indonesia untuk
mengaudit penggunaan dana PKBL atau CSR yang selama ini digunakan perusahaan,
untuk meninjau ulang apakah ada penyalahgunaan dana lainnya. Jika terbukti ada
penyalahgunaan dana, maka ada sanksi administratif yang siap diberikan kepada Garuda
Indonesia.
5.2.
20
5.3. Analisa Masalah
PT Garuda Indonesia diduga menyalahgunakan dana CSR sebesar 50 juta. Dana yang
seharusnya disalurkan untuk program tanggung jawab social perusahaan dengan kata lain
merupakan kegiatan ekternal, justru digunakan untuk mendanai kegiatan internal yaitu
kegiatan pemilihan ketua IKAGI.
Dengan demikian Garuda Indonesia mendapatkan peringatan dari kementerian
BUMN. Pihak BUMN meminta Garuda Indonesia untuk mengaudit seluruh penggunaan
dana CSR perusahaan, apabila ditemukan penyalahgunaan dana, Garuda Indonesia akan
dikenanan sanksi administrative.

5.4. Penyelesaian
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menangani kasus penyalahgunaan dana
CSR adalah sebagai berikut ;
1. Periksaan ulang penyaluran dana sebesar 50 juta. Apabila terbukti terdapat
penyalahgunaan dana maka kementerian BUMN berhak memberikan sanksi kepada
Garuda Indonesia
2. Audit seluruh data penggunan dana CSR PT. Garuda Indonesia. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui bagaimana aliran dana yang digunakan selama ini, untuk
mendeteksi apakah ada penyalahgunaan dana lain dan untuk menghindari hal serupa
terjadi di masa mendatang.

21
BAB V KESIMPULAN

22
DAFTAR PUSTAKA

Rangga143.2020. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)


https://guruakuntansi.co.id/csr-corporate-social-responsibility/
Breath4justice.2011.Bentuk/Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility).
https://breath4justice.wordpress.com/2011/04/17/bentukimplementasi-csr-corporate-
social-responsibility/

23

Anda mungkin juga menyukai