Anda di halaman 1dari 14

TATA KELOLA ETIS PERUSAHAAN DAN

AKUNTABILITAS
NAMA:
NIM:
PENDAHULUAN

• Pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya menaruh harapan besar terhadap
bisnis, direksi, eksekutif, dan akuntan profesional tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mereka melakukannya.
• Pada saat yang sama, lingkungan tempat bisnis beroperasi semakin kompleks sehingga hal
tersebut menjadi tantangan etika bagi mereka. Jika mereka sampai melakukan tindakan yang
melanggar etika, maka hal tersebut dapat menimbulkan risiko yang besar dan akan
berpengaruh buruk bagi reputasi dan pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
• Jadi, sangat dibutuhkan sistem tata kelola perusahaan yang menyediakan aturan serta
akuntabilitas yang tepat untuk kepentingan pemegang saham dan semua pemangku
kepentingan lainnya.
ANCAMAN BAGI TATA KELOLA DAN
AKUNTABILITAS YANG BAIK
• Salah mengartikan tujuan dan kewajiban fidusia.
• Kegagalan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko etika.
• Konflik Kepentingan
SALAH MENGARTIKAN TUJUAN DAN
KEWAJIBAN FIDUSIA.
• Misalnya pada kasus Enron, banyak direksi dan karyawannya percaya bahwa
tujuan perusahaan terpenuhi dengan baik oleh tindakan-tindakan yang
membawa keuntungan jangka pendek, sehingga perusahaan melakukan
manipulasi untuk memperoleh keuntungan tersebut yang ternyata berujung pada
kehancuran perusahan tersebut.
KEGAGALAN DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN
MENGELOLA RISIKO ETIKA.
• Prinsipnya yaitu, risiko etika terjadi ketika terdapat kemungkinan harapan
stakeholder tidak terpenuhi. Menemukan dan memperbaikinya adalah sangat
penting untuk menghindari krisis atau kehilangan dukungan dari para pemangku
kepentingan.
• Hal itu dapat dilakukan dengan menetapkan tanggung jawab, mengembangkan
proses tahunan, dan tinjauan dari dewan organisasi.
  KONFLIK KEPENTINGAN

• Seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan harus dapat menjaga kondisi yang bebas dari konflik
kepentingan.
• Konflik kepentingan terjadi ketika penilaian independen seseorang menjadi goyah, atau ada
kemungkinan goyah dalam membuat keputusan terkait dengan kepentingan terbaik lainnya yang
bergantung pada penilaian tersebut.
• Hal ini bisa saja terjadi karena karyawan dan pimpinan perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung memiliki kepentingan pribadi dalam mengambil suatu keputusan yang seharusnya diambil
secara objektif, bebas dari keragu-raguan, dan demi kepentingan terbaik dari perusahaan. Konflik
kepentingan ini lebih dari sekedar bias, dimana dapat diukur dan disesuaikan. Jadi karena ketidakjelasan
sifat dan besarnya pegaruh, perhatian harus benar-benar diberikan pada setiap kecenderungan yang
menuju kepada bias.
ELEMEN KUNCI DARI TATA KELOLA
PERUSAHAAN DAN AKUNTABILITAS
• Mengembangkan, Menerapkan, dan Mengelola Budaya Perusahaan Secara
Etis
• Kode Etik Perusahaan
• Kepemimpinan Etika
MENGEMBANGKAN, MENERAPKAN, DAN MENGELOLA
BUDAYA PERUSAHAAN SECARA ETIS

• Direksi, pemilik, manajemen senior, dan karyawan semuanya harus memahami


bahwa suatu organisasi akan lebih bernilai jika mempertimbangkan kepentingan
seluruh pemangku kepentingannya, tidak hanya pemegang saham, dan dalam
membuat keputusan mempertimbangkan nilai-nilai etika yang tepat.
KODE ETIK PERUSAHAAN

• Kode etik dalam tingkah laku bisnis di perusahaan merupakan implementasi


salah satu prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
• Kode etik menuntut karyawan dan pimpinan perusahaan untuk melakukan
praktik-praktik etika bisnis terbaik dalam semua hal yang dilakukan atas nama
perusahaan.
• Pelanggaran kode etik merupakan hal yang serius, bahkan dapat dikategorikan
sebagai pelanggaran hukum.
KEPEMIMPINAN ETIKA

• Salah satu unsur penting dari tata kelola dan akuntabilitas perusahaan adalah
“tone at the top” dan peran pimpinan dalam membangun, membina,
melaksanakan, dan memantau budaya perusahaan yang diharapkan.
• Jika para pemimpin senior atau junior hanya bersuara untuk menyatakan nilai-
nilai yang diinginkan di dalam perusahaan, maka karyawan akan
mempertimbangkan hal tersebut sebagai suatu yang tidak patut diperhatikan.
KEWAJIBAN DIREKSI DAN PEKERJA

• Tata kelola etika dan akuntabilitas perusahaan bukan hanya sekedar bisnis yang bagus, namun
merupakan suatu hukum.
• Pendekatan COSO terkait dengan sistem pengendalian internal menjelaskan bagaimana cara
suatu perusahaan mencapai tujuannnya melalui 4 dimensi, yaitu strategi, operasi, pelaporan,
dan kepatuhan.
• Melalui 4 dimensi tersebut, kerangka manajemen etika melibatkan 8 unsur yang saling terkait
mengenai cara manajemen menjalankan perusahaan dan bagaimana mereka terintegrasi
dengan proses manajemen yang meliputi lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi
kejadian, penilaian risiko, tanggapan terhadap risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan (monitoring).
TOLAK UKUR AKUNTABILITAS PUBLIK

• Salah satu perkembangan terkini yang perlu dipertimbangkan oleh dewan direksi
dan manajemen ketika mengembangkan nilai-nilai, kebijakan, dan prinsip-prinsip
yang mendasari budaya perusahaan dan tindakan karyawan mereka adalah
gelombang baru dalam pengawasan pemangku kepentingan dan kebutuhan
untuk transparansi dan akuntabilitas publik.
• Intinya, direksi, eksekutif, dan akuntan profesional harus fokus sepenuhnya
terhadap pengembangan dan pemeliharaan budaya integritas jika mereka ingin
memuaskan harapan seluruh pemangku kepentingannya.
KASUS

• PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menerapkan program I-Suite atau pemberian notasi khusus kepada
perusahaan bermasalah yang telah melantai di pasar modal. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi
kepada investor sebelum melakukan transaksi.
• Secara rinci, perusahaan yang mendapat tanda khusus dari bursa efek tersebut bisa dilihat dalam website resmi
BEI pada kolom notasi khusus. Setidaknya, ada tujuh notasi khusus yang diberlakukan BEI.
• Setiap tanda khusus memiliki gambaran kondisi masalah yang dialami oleh perseroan. Ketujuh tanda tersebut
antara lain, simbol B yang bermakna adanya permohonan pernyataan pailit. Kedua, M yang bermakna adanya
permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
• Adapun 35 perusahaan tersebut meliputi PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS.S), PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk (AISA.ML), PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX.E), PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL.E), PT Argo
Pantes Tbk (ARGO.E) dan lain-lain
• Sumber: 35 Perusahaan Bermasalah Dapat Tanda Khusus dari BEI | merdeka.com
ANALISIS KASUS

• Pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya menaruh harapan besar
terhadap bisnis, direksi, eksekutif, dan akuntan profesional tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mereka melakukannya. Pada saat yang sama, lingkungan tempat bisnis
beroperasi semakin kompleks sehingga hal tersebut menjadi tantangan etika bagi mereka.
• Jika mereka sampai melakukan tindakan yang melanggar etika, maka hal tersebut dapat
menimbulkan risiko yang besar dan akan berpengaruh buruk bagi reputasi dan pencapaian
tujuan perusahaan secara keseluruhan. Jadi, sangat dibutuhkan sistem tata kelola
perusahaan yang menyediakan aturan serta akuntabilitas yang tepat untuk kepentingan
pemegang saham dan semua pemangku kepentingan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai