Anda di halaman 1dari 10

PERSENTATION BY GROUP 3

HK21B







TEORI ETIKA
NORMATIF
Etika normatif adalah cabang dari etika yang berkaitan
dengan penentuan standar norma atau prinsip-prinsip moral
yang seharusnya mengatur perilaku individu dan kelompok
dalam masyarakat. Ini mengacu pada upaya untuk
menentukan apa yang benar dan salah dalam suatu konteks
moral tertentu dan memberikan pedoman moral untuk
perilaku manusia.
pendekatan dalam etika normatif yang mencoba menjawab
pertanyaan mengenai apa yang seharusnya dianggap baik dan
buruk, di antaranya:
• Etika Deontologi: Pendekatan ini dikembangkan oleh filsuf seperti Immanuel Kant dan berfokus
pada kewajiban moral. Menurut deontologi, tindakan yang benar atau salah didasarkan pada apakah
tindakan tersebut sesuai dengan aturan moral atau prinsip yang berlaku, terlepas dari hasil akhirnya.
Dengan kata lain, tindakan tersebut baik jika itu memenuhi kewajiban moral yang ada.
• Etika Konsekuensialisme: Pendekatan ini berfokus pada akibat atau konsekuensi dari tindakan.
Sebagai contoh, utilitarianisme menganggap tindakan yang menghasilkan sejauh mungkin
kebahagiaan atau kebaikan bagi sebagian besar orang sebagai tindakan yang baik. Konsekuensialisme
berpendapat bahwa baik dan buruknya suatu tindakan ditentukan oleh akibat yang dihasilkan.
• Etika Virtue (Kebajikan): Pendekatan ini memusatkan perhatian pada karakter dan sifat moral
individu. Etika kebajikan berargumen bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang mencerminkan
kebajikan atau karakter moral yang baik. Contoh kebajikan termasuk kebijaksanaan, keberanian, dan
keadilan.
• Etika Religius: Beberapa orang merujuk pada ajaran agama dan keyakinan religius untuk menentukan
apa yang dianggap baik dan buruk. Dalam konteks ini, ajaran agama dan kitab suci dapat berfungsi
sebagai panduan moral.
• Etika Kontrak Sosial: Pendekatan ini memandang tindakan yang baik sebagai tindakan yang akan
diterima oleh semua pihak dalam sebuah kontrak sosial imajiner. Dalam hal ini, aturan moral
ditentukan oleh kesepakatan bersama dalam masyarakat.
TEORI ETIKA NORMATIF

TEORI UTILITARIANISME ETIKA KEBAJIKAN


ETIKA DEONTOLOGIS
Teori Etika Normatif
UTILITARIANISME
Utilitarianisme adalah salah satu teori etika yang berfokus pada prinsip utilitas, yaitu ide bahwa tindakan yang
baik adalah tindakan yang menghasilkan konsekuensi yang paling bermanfaat atau menghasilkan kebahagiaan
terbesar bagi sebagian besar orang. Teori utilitarianisme menciptakan suatu normatif yang mengarahkan individu
untuk bertindak demi kesejahteraan umum atau kebahagiaan maksimal.

Ada dua bentuk utama utilitarianisme, yaitu utilitarianisme bentuk tindakan (act utilitarianism) dan utilitarianisme
bentuk aturan (rule utilitarianism).

Utilitarianisme Bentuk Tindakan (Act Utilitarianism): Menurut utilitarianisme bentuk tindakan, tindakan yang etis
adalah tindakan yang, dalam situasi tertentu, menghasilkan konsekuensi yang paling bermanfaat atau memberikan
kebahagiaan terbesar bagi semua individu yang terlibat dalam situasi tersebut. Dalam pendekatan ini, setiap
tindakan harus dinilai berdasarkan konsekuensinya dalam situasi khusus tersebut.

Utilitarianisme Bentuk Aturan (Rule Utilitarianism): Pada utilitarianisme bentuk aturan, etika berfokus pada
pembuatan aturan yang, jika diikuti oleh semua orang dalam masyarakat, akan menghasilkan hasil yang paling
bermanfaat atau memberikan kebahagiaan terbesar bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini, penilaian
dilakukan pada aturan-aturan yang harus diikuti, bukan pada tindakan individu dalam situasi tertentu.
ETIKA DEONTOLOGIS
Etika deontologis adalah salah satu pendekatan dalam etika yang menekankan pada keabsolutan atau keutamaan
kewajiban moral sebagai panduan utama dalam pengambilan keputusan moral. Istilah "deontologi" berasal dari kata
Yunani "deon," yang berarti "kewajiban," dan "logos," yang berarti "studi" atau "ilmu." Pendekatan ini fokus pada
tindakan itu sendiri dan apakah tindakan tersebut benar atau salah, tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya.
Dalam etika deontologis, tindakan moral dianggap sebagai kewajiban yang harus dipatuhi, tanpa memandang hasil
yang mungkin terjadi.

Salah satu tokoh terkenal dalam etika deontologis adalah Immanuel Kant, yang mengembangkan teori etika
deontologis yang dikenal sebagai "etika kewajiban" atau "etika kategoris." Kant berpendapat bahwa tindakan moral
yang benar adalah tindakan yang dapat dijadikan aturan umum (maksim) dan diterapkan secara universal tanpa
pengecualian. Dengan kata lain, tindakan moral haruslah sesuatu yang dapat dianggap sebagai prinsip moral yang
berlaku untuk semua orang dalam semua situasi serupa.
ETIKA KEBAJIKAN
Etika kebajikan, atau sering disebut sebagai etika moral atau etika normatif, adalah cabang dari filsafat etika yang berfokus pada
pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang baik dan benar, serta bagaimana seharusnya seseorang bertindak secara moral. Etika
kebajikan mencari untuk mengembangkan teori-teori atau kerangka kerja yang membantu individu dan masyarakat dalam
menentukan tindakan-tindakan yang baik atau benar dalam berbagai situasi.
Konsep etika kebajikan seringkali melibatkan pemeriksaan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip etis, dan karakter pribadi yang dianggap baik
dan diinginkan dalam masyarakat. Beberapa teori etika kebajikan yang terkenal meliputi:
• Etika Keutamaan (Virtue Ethics): Teori ini menekankan pengembangan karakter moral yang baik dan virtus (kebajikan) sebagai
tujuan etika. Menurut etika keutamaan, seseorang harus menjadi orang yang baik dan memiliki karakter yang baik untuk
melakukan tindakan-tindakan moral yang benar.
• Etika Kewajiban (Deontologi): Teori ini berfokus pada kewajiban moral yang bersifat universal dan tidak tergantung pada hasil atau
konsekuensi tindakan. Etika kewajiban mengatakan bahwa ada aturan moral yang harus diikuti tanpa memandang hasil tindakan
tersebut.
• Utilitarianisme: Teori ini berpendapat bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan hasil yang paling baik atau
memberikan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Utilitarianisme memandang etika sebagai perhitungan konsekuensi
tindakan.
• Etika Kasih Sayang (Ethics of Care): Teori ini menekankan pentingnya hubungan interpersonal dan perawatan terhadap individu
yang memerlukan bantuan. Etika kasih sayang menekankan empati, perhatian, dan kepedulian.

Etika kebajikan berusaha untuk memberikan panduan etis dalam berbagai situasi kehidupan, membantu individu dalam mengambil
keputusan moral, dan memahami makna kebaikan, kejujuran, dan moralitas dalam konteks masyarakat. Selain itu, etika kebajikan juga
mempertimbangkan perkembangan karakter dan nilai-nilai pribadi sebagai bagian penting dari kehidupan moral.
STUDI KASUS :PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DI TENGAH KRISIS EKONOMI

Sebuah perusahaan besar menghadapi tekanan


ekonomi yang signifikan selama krisis ekonomi
global. Untuk mengurangi biaya operasional
dan mempertahankan kelangsungan
perusahaan, manajemen perusahaan harus
memutuskan untuk melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah
karyawan. Namun, perusahaan ini memiliki
berbagai opsi dalam menentukan siapa yang
harus diberhentikan dan bagaimana
melakukannya.
Pendekatan Etika Normatif:

• Deontologi (Etika Kewajiban): Dalam pendekatan deontologi, manajemen perusahaan akan mempertimbangkan
kewajiban etis mereka terhadap karyawan. Mereka harus memastikan bahwa proses PHK adil, transparan, dan
mengikuti hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Mereka juga memiliki kewajiban untuk melindungi kesejahteraan
karyawan yang di-PHK dengan memberikan kompensasi yang wajar dan memberikan dukungan dalam mencari
pekerjaan baru.
• Konsekuensialisme (Etika Akibat): Dalam pendekatan konsekuensialisme, manajemen akan menilai dampak dari
setiap opsi PHK yang mereka pertimbangkan. Mereka akan mencoba memilih opsi yang akan memiliki dampak
negatif paling sedikit pada karyawan dan masyarakat, sambil mencapai tujuan jangka panjang perusahaan untuk
bertahan di tengah krisis ekonomi.
• Etika Virtue (Etika Keutamaan): Dalam etika keutamaan, manajemen akan mempertimbangkan nilai-nilai dan
karakteristik yang mereka inginkan perusahaan untuk mencerminkan. Mereka harus menjunjung tinggi
keutamaan seperti integritas, keadilan, dan empati. Dalam konteks ini, mereka harus melakukan PHK dengan
kebijakan yang jujur, adil, dan empatis terhadap karyawan yang terkena dampak.
Any questions?
please ask, if not
then let us end it

Anda mungkin juga menyukai