Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu dalam organisasi membuat keputusan. Para
manajer puncak,sebagai contoh menetukan tujuan organisasi mereka,
produk atau jasa apa yang akan di produksi, bagaimana sebaiknya
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan   unit kegiatan dan
sebagainya, termasuk manajer tingkat menengah atau bawah tergantung
pada kewenangannya masing-masing.
Kualitas keputusan manjerial merupakan ukuran dari effektivitas
manejer. Proses pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan
pola komunikasi manusia sebagai individu dan sebagai anggota kelompok
dalam struktur organisasi. Salah satu pentingnya adalah pengambilan
keputusan.
Tidak  ada  pembahasan pengambilan  keputusan  akan  lengkap 
tanpa dimasukkanya etika, mengapa, karenapertimbangan etis seharusnya 
merupakan
suatu kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan organisasional.
Pada ksempatan kali ini kami penyusun akan membahas etika dalam
pengambilan keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian etika
2. Etika pengambilan keputusan
3. Teori pengambilan keputusan dalam hadapi etik/moral
4. Factor-faktor  yang  mempengaruhi  pengambilan  keputusan 
5. Dasar pengambilan keputusan 

1
C. Tujuan

Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut :

1. TujuanUmum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kedudukan
etika dalam pengambilan keputusan

2. TujuanKhusus
a. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian etika
b. Untuk mengetahui dan memahami Etika pengambilan keputusan
c. Untuk memahami Teori pengambilan keputusan dalam hadapi
etik/moral
d. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi
keputusan
e. Untuk mengetahui dan memahami dasar pengambilan keputusan

D. Manfaat

Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut :

1. UntukMahasiswa
a. Menambah pengetahuan kedudukan etika dlm pengambilan
keputusan
b. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulis
c. Menilai sejauh mana penulis memahami anatomi fisiologi
sistem persarafan yang sudah di dapat
2. Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Genggong
a. Makalahini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar
b. Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam
pemberian materi tentang kedudukan etika
3. Untukpembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang
kedudukan etika dalam pengambilan keputusan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
.    A. Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”)
adalah cabang utama yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi
studi mengenai standar dan penilaian moral. Kata etika berasal dari bahasa
Yunani, ethos yang berarti kebiasaan atau adat istiadat. Oleh filsuf Yunani,
Aristoteles, etika digunakan untuk menunjukkan dan menjelaskan fakta
moral tentang nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan
suara hati. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Pada pengertian yang paling
dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa
yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu;
memutuskan apa yang konsisten dengan system nilai yang ada dalam
organisasi dan diri pribadi.

Etika juga diartikan pula sebagai yang berkaitan dengan studi


tentang tindakan-tindakan baik ataupun buruk manusia di dalam mencapai
kebahagiaannya. Apa yang dibicarakan di dalam etika adalah tindakan
manusia, yaitu tentang kualitas baik atau buruk atau nilai-nilai tindakan
manusia untuk mencapai kebahagiaan serta tentang kearifannya dalam
bertindak.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam


pendapat-pendapat spontan kita Kebutuhan akan refleksi itu akan kita
rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Sebagai suatu ilmu,
objek dari etika adalah tingkah laku manusia.

Menurut Mathis dan Jackson, etika memiliki dimensi-dimensi


konsekuensi luas, alternatif ganda, akibat berbeda, konsekuensi tak pasti,
dan efek personal.

3
a. Konsekuensi Luas  
keputusan etika membawa konsekuensi yang luas. Misalnya,
karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran lingkungan
maka diputuskan penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang
jauh dari karyawan. Hal itu akan berpengaruh terhadap kehidupan
karyawan, keluarganya, masyarakat dan bisnis lainnya.
b. Alternatif Ganda 
 beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan
keputusan dengan jalur di luar aturan. Sebagai contoh, memutuskan
seberapa jauh keluwesan dalam melayani karyawan tertentu dalam hal
persoalan keluarga sementara terhadap karyawan yang lain menggunakan
aturan yang ada.
c. Akibat Berbeda 
 keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika bisa
menghasilkan akibat yang berbeda yaitu positif dan negatif. Misalnya
mempertahankan pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam
waktu relatif lama mungkin akan mengurangi peluang para karyawan
lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu
menguntungkan perusahaan tetapi pihak karyawan dirugikan.
d. Ketidak pastian Konsekuensi 
 konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa etika sering tidak
diketahui secara tepat. Misalnya pertimbangan penundaan promosi pada
karyawan tertentu yang hanya berdasarkan pada gaya hidup dan kondisi
keluarganya padahal karyawan tersebut benar-benar kualifaid.
e. Efek Personal 
keputusan-keputusan etika sering mempengaruhi kehidupan
karyawan dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan
disamping membuat sedih si karyawan juga akan membuat susah
keluarganya. Misal lainnya, kalau para pelanggan asing tidak
menginginkan dilayani oleh “sales” wanita maka akan berpengaruh negatif
pada masa depan karir para “sales” tersebut.

4
B. Etika Pengambilan Keputusan
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada
dilema etika dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan
menghasilkan dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin
mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika.
Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada
kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk
lingkungannya. Maka ada baiknya sebelum kita mengambil keputusa, kita
harus mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:              

a. Autonomy

 Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan anda menimbulkan


kerugikan terhadap orang lain? Setiap keputusan yang Anda ambil
tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu, Anda perlu
mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan
keputusan Anda. Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan
biaya murah. Seringkali perusahaan mengeksploitasi buruh dengan biaya
semurah mungkin padahal sesungguhnya upah tersebut tidak layak untuk
hidup.

b.  Non-malfeasance

Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di


kepemerintahan, nyaris setiap peraturan tentunya akan menguntungkan
bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi pihak lain. Begitu pula
halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya
menguntungkan bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain.

c. Beneficence

Merupakan keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan


merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.

d. Justice

Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan,


dan termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk

5
menciptakan keadilan yang sempurnam namun tentunya kita selalu
berusaha untuk menciptakan keadilan yang ideal dimana memperlakukan
tiap orang dengan sejajar.

C. Teori Pengambilan Keputusan Dalam Hadapi Etik/Moral

Teori Utilitariansme adalah tindakan dimaksudkan untuk


memberikan kebahagiaan atau kepuasan yang maksimal
a. Teori Deontologi adalah tindakan berlaku umum & wajib
dilakukan dalam situasi normal karena menghargai: Norma
yang berlaku, Misal kewajiban melakukan pelayanan prima
kepada semua orang secara obyektif.
b. Teori Hedonisme merupakan dasar yang menjadi alasan
kepuasan Yang ditimbulkannya mencari kesenangan,
menghindari ketidaksenangan.
c. Teori Eudemonisme adalah tujuan akhir untuk kebahagiaan.

D. Factor-faktor  yang  mempengaruhi  pengambilan  keputusan  
Beberapa tahap yang menjadi factor keberhasilan sebuah keputusan,
diantaranya:       
a.Tahap perkembangan moral :
Tahap ini merupakan suatu tahap penilaian (assessment) dari
kapasitas seseorang untuk menimbang nimbang apakah secara moral
benar, makin tinggi perkembangan moral seorang berarti makin kurang
ketergantungannya pada pengaruh- pengaruh luar sehingga ia akan makin
cenderung berperilaku etis. Sebagai contoh, kebanyakan orang dewasa
berada dalam tingkat menengah dari
perkembangan  moral,  mereka  sangat dipengaruhi  oleh  rekan  sekerja  
dan  akan mengikuti  aturan  dan  prosedur  suatu  organisasi.  Individu-
individu  yang  telah  maju ketahap-tahap yang lebih tinggi menaruh nilai
yang bertambah pada hak-hak oranglain, tak peduli akan pendapat
mayoritas, dan kemungkinan besar menantang praktik-praktik organisasi
yang mereka yakini secara pribadi sebagai sesuatu hal yang keliru.

6
b. Lingkungan Organisasi
Dalam lingkungan organisasional merujuk pada persepsi
karyawan mengenai pengharapan (ekspetasi) organisasional.
Apakah organisasi itu mendorong dan mendukung perilaku etis
dengan meberi ganjaran atau menghalangi perilaku tak-etis dengan
memberikan hukuman/sangsi. Kode etis yang tertulis, perilaku moral
yang tinggi dari para seniornya, pengharapan yang realistis akan kinerja,
penilaian kinerja sebagai dasar promosi bagi individu-individu, dan
hukuman bagi individu-individu yang bertindak tak-etis merupakan suatu
contoh nyata dari kondisi lingkungan organisasional sehingga
kemungkinan  besar  dapat  menumbuh  kembangkan pengambilan  keput
usan  yang sangat etis.
c. Tempat kedudukan kendali
Tempat  kedudukan  kendali  tidak   lepas  dengan  struktur  organ
isasi,   pada umumnya individu-individu yang memiliki moral kuat akan
jauh lebih kecil kemungkinannya  untuk  mengambil
keputusan  yang tak-etis,  namun  jika  mereka dikendalai oleh
lingkungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang sedikit
banyak  tidak  menyukai  pengambilan
keputusan  etis,  ada  kemungkinan  individu-individu yang telah
mempunyai moral yang kuatpun dapat tercemari oleh suatu lingkaungan
organisasi sebagai tempat kedudukannya yang mengizinkan atau
mendorong praktik-praktik pengambilan keputusan tak-etis.

 E. Dasar pengambilan keputusan


a. Berdasarkan intuisi atau perasaan
Keputusan yang diambil berdasarkan perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena  sugesti, pengaruh luar, dan factor kejiwaan lagi. Meskipun memiliki
beberapa kekurangan keputusan yang didasari intuisi atau perasaan juga memiliki
keuntungan diantaranya pengambilan keputusan dilakukan oleh satu pihak sehingga
mudah untuk memutuskan.

7
b. Berdasarkan rasional atau masuk akal
Keputusan   yang   bersifat   rasIonal   berkaitan   dengan   daya   g
u n a   m a s alah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan rasional.   Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan
rasional lebih bersifat   objektif.       Dalam masyarakat.
                                  
c. Berdasarkan fakta
Banyak   yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan
didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta
perlu dikaitkandengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang
telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.Sedangkan
informasi  adalah  hasil  pengolahan  dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah  lebih  dulu menjadi informasi yang
kemudian dijadikan
dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta,
data atau informasi yang cukup   Itu   memang   merupakan   keputusan   y
ang   baIk   dan   solid.
d. Berdasarkan pengalaman
Pengambilan  keputusan  berdasarkan pengalaman sering kali diterapkan
pimpinan dengan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya
pernah terjadi.
Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka
pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak
dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara yangsebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.dalam
hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedomandalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman
sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan
untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan
pemecaha masalah.

8
e. Berdasarkan wewenang
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas
dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan  kegiatan  demi   tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efesien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya banyak diterimanya oleh bawahan,   juga karena didasari
wewenang yang  resmi maka  akan  lebih  bersifat  permanen.      ·

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan pembahsan makalah di atas kami penyusun dapat
menyimpulkan yaitu:
1) Etika adalah cabang utama yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Kata etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos atau taetha yang berarti kebiasaan atau adat istiadat.

2) Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung


tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah
mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendiri, melainkan juga
kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya. Maka, ada baiknya
sebelum Anda mengambil keputusa mengacu pada prinsip-prinsip
Autonomy, Non-malfeasance, Beneficence, Justice,dan Fidelity.

3) Ada 3 kriteria dalam pengambilan keputusan yaitu; Pendekatan


bermanfaat (utilitarian approach), Pendekatan individualism, dan konsep
etika yang menjaga hak individu.

4) Factor yang pengambilan keputusan yaitu; tahap perkembangan moral,


lingkungan organisasi, dan tempat kedudukan terkendali.

5) Dasar pengambilan kepputusan yaitu: berdasarkan intuisi atau perasaan,


berdasarkan rasional ataumasuk akal, berdasarkan fakta,berdasarkan
pengalaman, berdasarkan wewenang.

B. Saran

Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikian
makalah tentang Kedudukan etika dalam pengambilan keputusan ini kami
buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang
membuat maupun anda yang m

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Kopnsep dasar keperawatan. Edisi 1. Jakarta : EGC

Robert priharjo. 1995. Pengantar etika keperawatan. Jakarta : kanisius

Potter & perry. 2005. Fundamental keperawatan. Jakarata : EGC

Pitono suparto, dkk. 2006. Etika dan hukum. Surabaya : Air langga university
press

·       

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai