Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan kegiatan dibantu dengan
berbagai organ yang berkumpul menjadi suatu sistem
organ yang bertugas menopang fungsi aktivitas manusia
seperti, sistem pernafasan manusia untuk proses bernafas,
sistem kardiovaskuler untuk membantu proses
pemomompaan darah dan proses aliran darah dari jantung
ke seluruh tubuh dan sebaliknya maupun dari jantung ke
paru-paru dan sebaliknya dan masih banyak sistem organ
lain yang membantu aktivitas tubuh manusia.
Salah satunya adalah sistem pengindraan yang
sangat penting fungsinya sebagai penerima rangsangan
tertentu, di sini akan kami akan membahas tentang
masalah sistem penginderaan mulai dari anatomi maupun
fisiologi serta kelainan-kelainan yang terjadi pada organ-
organ dalam sistem indera yang dapat mempengaruhi
fungsinya bagi tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana anatomi sistem pengindraan?
b. bagaimana fisiologi sistem pengindraan?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang apa itu sistem
pengindraan.
b. Untuk mengetahui macam-macam sistem indra yang
dimiliki oleh manusia.
c. Untuk mengetahui secara anatomis dan fisioligis
tentang indra.
D. Manfaat
Untuk mengetahui tentang system pengindraan
beserta fungsinya, sehingga bisa mengerti tentang proses
yang terjadi di dalam fungsi pengindraan manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Indra penglihatan(mata)
Indra penglihatan adalah alat yang digunakan untuk melihat
lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu mengenali
benda – benda yang ada di sekitarnya. Mata dapat melihat benda karena
adanya pantulan cahaya dari benda.

a. Bagian-bagian mata
1. Tunika Okuli
yaitu lapisan paling luar, terdiri dari : Kornea & Sklera.
2. Tunika vaskulosa okuli
yaitu lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh darah, terdiri dari:
Koroid, Korpus Siliaris, Iris, Lensa.
3. Tunika nervosa
yaitu lapisan terdalam bola mata, terdiri dari : Retina
4. Cornea
 Jaringan/selaput transparan yg tembus cahaya
 kita dpt melihat membran pupil dan iris
 Fungsi kornea : proteksi dan refraksi
5. Sclera
 Tampak dr dpn sbg “bagian putih” mata
 Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva
6. Iris
 Merupakan bagian yang tampak dari luar berwarna karena
mengandung pigment
 Warna iris bervariasi sesuai dengan jumlah pigment di
dalamnya, semakin banyak pigment maka makin gelap warna
pigment
 Ditengah iris terdapat bagian berlubang yang disebut PUPIL
 Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata
7. Retina
 Membran tipis jaringan saraf, semi transparan, tdd 10 lapisan
 Ditengah retina posterior terdapat makula lutea yg berperan
untuk visus (visual axis)
b. Fisiologi penglihatan
Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi
optikal untuk melihat dan saraf untuk tranduksi sinar.
Aparatus optic mata membentuk dan mempertahankan
ketajaman focus objek dalam retina. Prisip optic; sinar
dialihkan berjalan dari medium ke medium lain dari lensa
pada otak untuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata
menimbulkan bayangan yang letaknya difokuskan pada
retina. Bayangan itu akan membiaskan cahaya dan
memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap
sebuah titik bayangan yang difokuskan.

B. Indra pencium(hidung)
           Indra penciuman adalah indra yang digunakan untuk mengenali
lingkungan sekitar atau sesuatu aroma yang dihasilkan. Hidung merupakan
indra pembau yang peka tehadap rangsang berbentuk gas dan uap. Di
dalam rongga hidung terdapat sel-sel reseptor yang dilengkapi dengan
rambut-rambut halus berselaput lender. Pada waktu kamu mencium aroma
makanan, zat berbau yang menguap dari masakan tersebut terhirup
bersama udara pernapasan. Kemudian larut bersama selaput lender di
dalam rongga hidung. Hal ini merangsang ujung sel saraf pembau di
didalam rongga hidung. Dari ujung sel saraf pembau ini impuls akan
diteruskan ke otak. Setelah dari otak, kamu dapat mengatakan bahwa
masakan tersebut harum.
Fungsi indra pembau akan hilang jika terjadi penyumbatan rongga
hidung ( misalnya oleh polip atau tumor ) dan adanya infeksi pada reseptor
pembau oleh virus. Hilangnya fungsi indra penciuman ini disebut anosmia.

a. Bagian-bagian hidung
1. Lubang hidung
Secara fungsi, lubang hidung pasti Squad sudah paham, ya. Selain
sebagai tempat masuknya udara, kotoran, dan kelingking kita, lubang
hidung juga merupakan organ yang berhubungan langsung dengan
rongga hidung. Di dalam rongga hidung, terdapat mukus dan bulu
hidung untuk menyaring kotoran yang masuk.
2. Rongga hidung
Rongga hidung adalah organ yang sangat penting karena berfungsi
sebagai tempat masuknya udara menuju tenggorokan. Di samping itu,
rongga hidung menjaga kelembapan, suhu, dan tekanan udara. Di
dalam rongga, terdapat selaput lendir dan bulu hidung (silia). Bagian
rongga dibentuk oleh tulang tengkorak yang membentuk dinding-
dinding hidung.
3. Septum(pemisah) hidung
Septum atau pemisah hidung ini dilapisi oleh lendir yang berfungsi
untuk mengatur suhu dan kelembapan rongga di dalamnya.
4. Silia/bulu hidung
SIlia/bulu hidung merupakan rambut-rambut yang terdapat di
bagian bawah serabut saraf pembau. Fungsinya untuk menyaring udara
yang masuk. Sehingga kotoran atau debu yang masuk ke dalam hidung
tidak mencapat sistem pernapasan kita.
5. Serabut saraf pembau
Saraf pembau yang ada di dalam hidung berfungsi sebagai
penerima rangsang berupa bau. DIa lah yang menjadi reseptor utama
indera penciuman kita. Ketika ada aroma di dekat kita, saraf pembau
akan menerimanya dan melanjutkannya ke otak, sehingga kita dapat
mengetahui bau tersebut.
6. Selaput lendir
Selaput lendir di dalam hidung adalah bagian yang berfungsi untuk
menghasilkan mukus, atau, dalam bahasa yang lebih sederhana,
disebut, ,ehem, ingus. Eits, jangan menganggap remeh ingus, lho.
Ingus/mukus ini yang melindungi kita dari berbagai macam kotoran
dan bakteri. Makanya, ketika kita sedang tidak enak badan, warna dan
kepadatan mukus kita berubah.
b. Fisiologi hidung
1.  Perangsang reseptor
Reseptor-reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat
yang bersentuhan dengan epitel penciuman dan larut dalam lapisan
mukus yang tipis. Ambang penciuman untuk berbagai zat representatif
melukiskan kepekaan yang menyolok dari reseptor penciuman
terhadap beberapa zat. Misalnya, metil merkaptan, yaitu zat yang
memberi bau yang khas pada bawang, dapat dicium pada konsentrasi
yang kurang dari sepersatu juta miligram perliter udara. Apabila
molekul berbau merangsang reseptor maka timbulah potensial
reseptor.  
2. Mendengus
Bagian rongga hidung yang mengandung reptor
pencium mendapat fentilasi yang sangat sedikit.
Sebagian besar udara biasanya bergerak dengan tenang
melalui bagian bawah rongga hidung pada setiap siklus
pernapasan. Jumlah udara yang mencapai bagian ini
sangat meningkat dengan mendengus yaitu suatu
gerakan yang menyertakan kontraksi bagian bawah
lubang.Hidung pada septum untuk membantu
membiasakan arus udara ke atas.  Mendengus adalah
respon semirefleks yang biasanya terjadi apabila bau
yang baru menarik perhatian.
C. Indra pendengaran (telinga)
Indra pendengaran merupakan salah satu alat panca indra untuk
mendengar. Telinga merupakan alat indra yang angat peka terhadap
rangsang suara. Hal ini karena telinga memiliki saraf-saraf pendengaran.
a. Bagian-bagian telinga
1. Telinga bagian luar
Terdiri dari Aurikula (daun telinga), Meatus
akustikus eksterna (liang telinga), Membran timpani.
Daun telinga berfungsi membantu memusatkan
gelombang suara yang masuk ke saluran
pendengaran. Selaput gendang atau membrane
timpani berfungsi menangkap gelombang suara.
2. Telinga bagian tengah
Terdiri dari tiga macam tulang, yaiitu tulang
martil (malleus), tulang landasan (incus), dan
tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang tersebut
berfungsi meneruskan dan mengubah gelombang
suara dari gendang telinga atau selaput gendang ke
bagian dlam teinga. Dibagian ini juga terdapat
saluran yang berhubungan dengan pangkal
tenggorokan. Saluran ini disebut saluran estachius.
Saluran ini berfungsi menyeimbangkan tekanan
udara di telinga bagian luar dan tengah.
3. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam terletak pada bagian
tulang keras pilorus temperalis,terdapat reseptor
pendangaran , dan alat pendengar ini disebut labirin.
Telinga bagian dalam terdiri atas bagian rumah siput
( koklea ) dan tiga saluran setengah lingkaran.
Koklea berfungsi sebagai reseptor karena
didalamnya terdapat sel saraf sensoris yang
berhubungan dengan otak. Tiga saluran setengah
lingkaran berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.
Gelombang suara ini ditangkap oleh daun telinga
dan diteruskan menuju membrane timpani.
Membrane ini akan menangkap gelombang suara dan
mengubahnya menjadi getaran. Getaran tersebut
akan melewati tulang pendengaran, yaitu martil,
landasan, dan sangurdi. Dari tulang pedengaran,
getaran tersebut akan diteruskan menuju rumah
siput. Getaran yang sampai pada rumah siputakan
menyebabkan cairan yang terdapat didalamnya
bergerak. Di rumah siput ini pun banyak terdapat
reseptor berupa rambut-rambut sensoris.
4. Kelainan dan Penyakit pada Telinga

Ada beberapa kelainan dan penyakit pada telinga. Umumnya jika


tidak segera diatasi dapat menyebabkan ketulian. Berikut bberapa
kelainan dan penyakit pada telinga.

1. Tuli
Orang yang sudah tidak dapat lagi mendengar dikatakan tuli. Tuli
dapat disebabkan menumpuknya kotoran telinga sehingga
meyumbat saluran telinga. Oleh karena itu, rajin-rajinlah
membersihkn saluran telinga. Gunakanlah pembersih telinga yang
steril.
2. Radang Telinga Tengah
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri atau virus. Biasanya radang
telinga tegah diikuti radang pada saluran pernapasan bagian atas
( radang tenggorokan ). Biasanya radang teinga yang paling sering
menyerang anak-anak.

3. Gangguan vestibuler

 Vertigo

 Nistagmus

 Reaksi saraf otonom

 Mual

 Muntah

 Keringat dingin

D. Sistem integumen(kulit)
a. Bagian-bagian kulit

1. Lapisan epidermis/Kutikula
Merupakan lapisan terluar, sebagian besar teridira dari epitel
skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi yang tidak
memiliki pembuluh darah. Sel-sel penyusun epidermis secara terus
menerus terbentuk dari lapisan germinal dalam epitelium kolumnar.
Pigmentasi dari kulit sebagian besar karena melanin (suatu pigmen
yang berwarna hitam, pda lapisan terdalalam epidermis), pigmentasi
ini sebagian dikontrol oleh hormon adrenalin dan pituitari .
Lapisan Epidermis terdiri dari:
a. Stratum korneum(lapisan tanduk), yanyg terdiri sel gepeng yag
mati tidak berinti, mengandung keratin (sel tanduk).
b. Stratum lusidum, merupakan sel gepeng tampa inti yang jelas
terlihat pada telapak kaki dan tangan dengan ketebalan empat
sampai tujuh lapisan sel.
c. Stratum glonorosum, yang merupakan sel gepeng berkulit kasar
dan berinti, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar
dengan permukaan kulit.
d. Stratum spinosum(stratum akantosum), yaitu lapisan yang paling
tebal dan terdiri dari banyak glikogen. Sel-selnya disebut
spinosum karena sel-sel nya terdiri dari sel yang bentuknya
poligonal atau banyak udut dan mempunyai banyak tanduk (spina)
dan disebut akantosum sebab sel-selnya berduri.
e. Stratum Basale (germonatifum), bentuknya silindris dengan inti
yang lonjong, didalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut
butir melanin warna. Disini etrjadi pembelaan yang cepat dan sel
baru di dorong masuk ke lapisan berikutnya.
2. Lapisan Dermis
Lapisan dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan
epidermis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah
berbatasan dengan subkutis. Di dalam lapisan ini mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dan juga lapisan elastik,
fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut.
Dermis terdiri dari 2 lapisan:
a. Bagian atas, pars papiler (stratum pailate)
Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf, dan pembuluh
darahyang memberi nutrisi pada epidermis yag di atasnya.
b. Bagian bawah, pars retikulare (stratum retikularis).
c. Menonjol ke arah sunkutan, serabut penunjang yaitu serabut
kolagen, elastis, dan serabut retikulus. Serabut kolagen tugasnya
memberikan kekuatan pada kulit, dan serabut elastis tugasnya
memberikan keenturan pada kulit dan memberi kekuatanpada
sekitar alat kelenjar dan folikel rambut. Sejalan dengan
penambahan usia, deteriosasi normal pada simpul kolagen dan
serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit.
3. Subkutis atan Hipoermis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diataranya
terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak ini di
sebut pebikulus adiposus adalah sebagai shokbreker atau pegas bila
terjadi tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit dan sebagian
tempat penibunan kalori serta tambahan untuk kulit kecantikan tubuh.
Dibawah subkutis terdapat selaput oto kemudian baru terdapat otot.
b. Fisiologi kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain
menjalin kelangsunga hidup secara umum .fungsi-fungsi iyu adalah fungsi
proteksi,ekresi,persepsi,pengaturan suhu tubuh,pengaturan pigmen,fungsi
kreatinitas,fungsi pembentukan vitamin D.
a. proteksi
Kulit menjagabagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanik,misalnya terhadap geseran,tarikan dan gangguan
kmiawi yang dapat menimbulkan iritasi(lisol,karbol dan asam
kuat).gangguan panas,misalnya radiasi sinar ultra violet,dan
gangguan infeksi dari luardan gangguan infeksi dari luar, misalnya
infeksi bakteri dan jamur.karena ada bantalan lemak maka tebalnya
lapisan kulitdan serabut jringan penunjang berperan sebagai
pelindung terhadap sinar matahari dengan mengadaka tanning
(pengobatan dengan asam asetril).proteksi rangsanga kimia dapat
terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap
berabagai zat kimia dan air,.disamping itu,terda[at lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan
kulit.lapisan easaman kulit terbantukdari hasil eksresi keringat dan
sabun yang menyebabkan keasaman kulit antara ph 5-6,5 yang
merupakan peerlindungan dari dari jamur dan sel-sel kulit yang
telah mati dan melepaskan diri secara teratur.

b. Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyaerap air, larutan,dan
benda padat.tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah
diserap begitu juga yang latrut dalam lemak.permeabilitas kulit
terhadap oksigen,karbon dioksida,dan uap air memungkinkan kulit
dapat mengambil bagian pada fungsi respirasi.kemampuan
absorpsi kulit dipengaruhu tebal tipisnya kulit,hidrasi,kelembapan
dan metabolisme.penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar
sel yang menembus sel-sel epidermiss atau melalui saluran kelenjar
da yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
c. Ekresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarlan zat-zat yang tidak
berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa
NaCl,urea, asam urat, dan ammonia.sabum yabg diprodduksi ole
kulit berguna melindungi kulit karena lapisan sabum(bahan
berminyak yang melindungi kulit) ini menahan kulit yang berlebih
sehingga kulit tidak menjadi kering .produksi kelenjar lemak dan
keringat menyebabkan keasaman pada kulit
d. Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung sarap sensorik di dermis
dan subkutis.untuk rangsang apanas di terima oleh
dermis.,perabaan dirasakan oleh papla dermis markel renvier yang
terletek pada dermis,sedangkan tekanan dirasakan oleh epidermis
serabut saraf sensorik yang lebih banyak jumlahnya di daerah
erotik
e. pengaturan suhu badan
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
kontraksi otot dengan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus faskular dipengaruhi oleh
saraf simpatis (asertil dan kolin). Pada bayi dinding pembuluh darah
belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ektra cairan, oleh karena
itu, kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak
mengandung air dan natrium.
f. pembentukan pigmen
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan
keringat dan kontraksi otot dengan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus
faskular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asertil dan kolin). Pada
bayi dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga
terjadi ektra cairan, oleh karena itu, kulit bayi tampak lebih
edematosa karena lebih banyak mengandung air dan natrium.
g. Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. sel basal yang lain akan di pindah ke atas dan berubah
bentuk menjadi sel sputinosum. Makin keatas sel ini semakin
gepeng dan bergranula menjadi sel granolosum.semakin lama
intinya menghilang dan keratinosit ini menjadi lapisan tanduk yang
berlagsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan
infeksi secara mekanis fisiologi.
h. pembentukan vitamin D
Fungsi pembentukan vitamin D berlangsung dengan
mengubah dihidroksi kolestrol dengan pertolongan sinar
matahari,tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dari proses
tersebut pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan
i. indera raba kulit
Rasa sentuhan di sebabkan oleh rangsangan padaujung
saraf kulit.rasa sentuhan berbeda-beda menurut ujung saraf yang di
rangsang .seperti panas,dingin,dan sakit yang di timbulkan tekanan
yang dalam dan rasa dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan
tulang. Indera rasa raba terdapat pada kulit dan disamping itu juga
sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh.kulit mempunyai
ujung-ujung saraf rasa raba yang menerima rangsangan dari luar
dan diteruskan kesaraf pusat di otak.reseptor-reseptortersebar luas
pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia.didalam kulit
terdapat tempat-tempat tertentu yang sensitive tehadap rasa sakit
dan panas.
4. Fase penyembuhan luka
Pada dasarnya proses penyembuhan ditandai dengan
terjadinya proses pemecahan atau katabolik dan proses
pembentukan atau anabolik. Dari penelitian diketahui bahwa proses
anabolik telah dimulai sesaat setelah terjadi perlukaan dan akan
terus berlanjut pada keadaan dimana dominasi proses katabolisme
selesai.Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3
tahapan yang dinamis, saling terkait dan berkesinambungan serta
tergantung pada tipe/jenis dan derajat luka.Tahap penyembuhan
luka adalah:

a. Fase inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang


terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan
yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan
membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri
untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal
fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya
platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler
yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi
“vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler
vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang yang
akan menutup pembuluh darah.
Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan
terjadi vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris
nerve ending), local reflex action, dan adanya substansi vasodilator:
histamin, serotonin dan sitokins. Histamin kecuali menyebabkan
vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena,
sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan
masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan
keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis.
Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama
netrofil) ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan
fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 hari
dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan
lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses
penyembuhan luka. Fungsi makrofag disamping fagositosis
adalah:
a.       Sintesa kolagen
b.   Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan
fibroblas
c.     Memproduksi growth factor yang berperan pada re-
epitelisasi
d.     Pembentukan pembuluh kapiler baru atau
angiogenesis

Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat


infeksi atau kuman serta terbentuknya makrofag dan fibroblas,
keadaan ini dapat dipakai sebagai pedoman/parameter bahwa fase
inflamasi ditandai dengan adanya: eritema, hangat pada kulit,
edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari
ke-4.

2.      Fase Proliferasi


Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah
memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan
proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan,
yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk
struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi
jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan
sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks
jaringan penunjang. Sesudah terjaid luka, fibroblas akan aktif
bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian
akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa
substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan
profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi)
jaringan baru.
Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal
bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan
dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa
makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu
kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.
Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam
jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi,
sedangkan proses proliferasi fibroblas dengan aktifitas sintetiknya
disebut fibroblasia. Respons yang dilakukan fibroblas terhadap
proses fibroplasia adalah:
a. Proliferasi
b. Migrasi
c. Deposit jaringan matriks
d. Kontraksi luka
Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru
didalam luka, mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi
proses penyembuhan luka. Kegagalan vaskuler akibat penyakit
(diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid)
mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya
ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi
kedalam luka merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen
dan nutrisi yang cukup di daerah luka karena biasanya pada daerah
luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada
fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi
dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan
makrofag (grwth factors).
Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas
mengeluarkan “keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan
dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai
dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi
permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas,
pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya
dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis.
Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas
akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai
kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi
akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan
dengan defek luka minimal.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan
kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan
dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk oleh
makrofag dan platelet.

3.      Fase Maturasi


Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan
berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. . Tujuan dari fase maturasi
adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi
jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah
mulai meninggalkan jaringan garunalasi, warna kemerahan dari
jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat
fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan
parut. Kekuatan dari ajringan parut akan mencapai puncaknya pada
minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah
dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi.
Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan
kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous
collagen) yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah
menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur
yang lebih baik (proses re-modelling).
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan
keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang
dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan
jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang
berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan
selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit
dan kekuatan ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk
melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan
luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang
dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing-masing
individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan
mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi,
disertai dengan penyakit sistemik (diabetes melitus).

D. INDRA PENGECAPAN
Proses pengecapan ini melibatkan saraf yang
terletak di kelompok sel rasa yang ditemukan dalam
selera hadir dalam pori-pori pada permukaan lidah
dan bagian lain dari mulut seseorang. Proses
pengecapan dimulai ketika sebuah benda memasuki
mulut seseorang dan terjadi kontak dengan lidah
atau area lain dari mulut. Meskipun lidah biasanya
terkait dengan selera, mereka hadir di sepanjang
atap mulut dan tempat-tempat lain juga, meskipun
sensitivitas ini permukaan lain sering menurun sesuai
dengan usia. Ketika makanan atau benda lainnya
terjadi kontak dengan permukaan ini, selera yang
larut dalam air bisa masuk pori-pori yang
mengandung selera dan sinyal ini kemudian dikirim
ke otak, yang diartikan sebagai rasa. Ada lima rasa
yang dimiliki melalui pencicipan, yitu manis, garam,
asam, pahit, dan gurih.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian
lantai mulut yang dapat membantu pencernaan
makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut
membantu dalam tindakan bicara.Struktur lainnya
yang berhubungan dengan lidah sering
disebut lingual, dari bahasa
Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk


indra pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk
merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa
manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam
rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat
yang berbeda-beda.

Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan


yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. ,
lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus
styloideus di tulang pelipis.Lidah sebagian besar
terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan
ektrinsik.
Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan
halus,sementara otot ektrinsik mengaitkan lidah
pada bagian-bagian  sekitarnya serta melaksanakan
gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada
saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk
makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi
dan akhirnya mendorongnya masuk farinx.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara


pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar
pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah
bersentuhan dengan gigi-gigi bawah,
sementara dorsum merupakan permukaan
melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah
digulung kebelakang maka tampaklah permukaan
bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah
struktur ligament halus yang mengaitkan bagian
posterior lidah pada bagian dasar mulut. Bagian
anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan,
maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang
didasar mulut,maka ujung lidah berbentuk bulat.

Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang


disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah
lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar
dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah.
Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan
bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang
disebut papilla.

A. Bagian-Bagian Lidah
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot
rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang
rahang bawah dan processus styloideusdi tulang
pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot
ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena


adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga
jenis papila yaitu:

a. Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti


benang halus;
b. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk
bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah;
c. Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk
seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat
pada manusia, yakni papila folliata pada hewan
pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap
yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel
penyokong berfungsi untuk menopang.
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada
lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini
peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga
disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah
kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut
berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan
terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas
lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-langit rongga
mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali.
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan
ada pula yangberkelompok dalam tonjolan-tonjolan
epitel yang disebut papilla.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam
sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel
pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari
makanan yang kita makan, mencapai kuncup
pengecapmelalui lubang-lubang pengecap (taste
pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon
empat rasa dasar, yaitu manis, asam, asin dan pahit.

Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :


a) Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
b) Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
c) Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
d) Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang
B. Fungsi Lidah
a. Menunjukkan kondisi tubuh.
b. Membasahi makanan di dalam mulut
c. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah
d. Mengecap atau merasakan makanan
e. Membolak-balik makanan
f. Menelan makanan
g. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-
kata.
h. Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai
indikator metabolisme tubuh,terutama kesehatan
tubuh manusia.

1.  Warna Lidah
Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika
warna kuning menuju kehijauan adanya infeksi
bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas
tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti
adanya panas pada jantung,jika terdapat pada sisi
kanan kiri menandakan adanya ganguan ginjal dan
kandung empedu. Ungu berarti adanya aktivitas
statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang
menyebabkan statis darah.

2.  Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat
menandakan defisiensi (kekurangan ) darah yang
berhubungan dengan hati semakin pucat semakin
parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah tidak
normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku,
menandakan masuk angin panjang, adanya aktivitas
panas pada jantung retak, adanya gangguan pada
lambung, limpa dan jantung.

Kemampuan mengecap seseorang tergantung pada:


1) Faktor Individual, misalnya pada seseorang
yang sedang sakit, maka kepekaan
mengecapnya akan berkurang.
2) Nilai Ambang, misalnya seseorang yang
sudah terbiasa makan makanan yang asam,
akan lebih tinggi daripada orang yang tidak
biasa makan asam. Nilai ambang ini
tergantung dari kebiasaan seseorang.
3) Konsentrasi, misalnya pada seseorang yang
makan satu mangkok garam, lama kelamaan
tidak akan merasakan asin lagi seperti
pertama kali memakannya. Ketidakmampuan
seseorang untuk mengenali bau disebut
sebagai anosmia, sedangkan
ketidakmampuan seseorang untuk mengenali
rasa disebut ageusia.

Adapun cara memelihara indera pengecap agar tetap


berfungsi adalah sebagai berikut:

a)Jangan dibiasakan makan dan minum yang


masih panas, karena akan berpengaruh
terhadap indera pengecap.
b)Menggosok gigi secara teratur untuk mengatasi
terjadinya infeksi pada gigi.
c) Kurangi merokok bagi perokok berat agar tidak
terjadi bercak-bercak putih pada indera
pengecap. Sebaiknya bagi perokok berhentilah
merokok mulai dari sekarang jika anda

menghargai sebuah kesehatan dan menyayangi


tubuh anda.

3. Hubungan Selama Kehamilan

Indera perasa janin akan terbentuk pada minggu


ke 13-15. Pada usia ini janin dapat merasakan
substansi yang pahit dan manis. Jika, cairan ketuban
yang dia rasakan manis, maka dia akan
meminumnya dan menelannya. Namun jika air
ketuban yang dia rasakan terasa pahit, janin akan
meronta dan mengeluarkannya, serta janin akan
menghentikan konsumsinya tersebut. 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu.eksoreseptor adalah reseptor yang berfungsi mengenali perubahan
lingkungan luar.interoreseptor adalah kelompok reseptoe yang berfungsi
untuk mengenali linkukngan dalam tubuh.eksoreseptor yang kita kenal
ada lima macam yaitu:
1) Indra penglihatan(mata)
2) Indra pendengar(telinga)
3) Indra peraba(kulit)
4) Indra pengecap(lidah)
5) Indra pembau(hidung)
B. Saran
Pendidikan terhadap pengetahuan perawat secara berkelanjut perlu di
tingkatkan baik secara formal dan informal. Dan diharapkan dapat
memberikan pengetahuan yang lebih efektif bagi mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
Slone,ethel.2003.Anatomi Fisiologi untuk pemula.jakarta:EGC
Setiadi 2007.anatomi dan fisiologi manusia.Yogyakarta:graham ilmu
Fransisca.2008.sistem persarafan.jakarta:selemba medika
Nur,Lis.2003.sistem saraf pada manusia.bandung

Anda mungkin juga menyukai