Anda di halaman 1dari 18

KESIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA KELUARGA MUDA

USIA PERNIKAHAN 1-3 TAHUN DESA WONOREJO SUKOHARJO

(Studi Kasus Keluarga Muda Kawasan Pondok Pesantren Imam Syuhodo)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat S-1

Sarjana Psikologi dan Sarjana Pendidikan Islam

Diajukan oleh :

TAQWA HASMA SEPTYANINDA

F 100 100 018 - G 000 100 214

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015
KESIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA KELUARGA MUDA

USIA PERNIKAHAN 1-3 TAHUN DESA WONOREJO SUKOHARJO

(Studi Kasus Keluarga Muda Kawasan Pondok Pesantren Imam Syuhodo)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat S-1

Sarjana Psikologi dan Sarjana Pendidikan Islam

Diajukan oleh :

TAQWA HASMA SEPTYANINDA

F 100 100 018 - G 000 100 214

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015
KESIAPAI\I MENJADI ORAI{G TUA PADA KELUARGA MIIDA

USIA PERNIKAIIAN 1-3 TAIIUN DESA WONORE.IO SI'KOHAR.IO

(Studi Kasus Keluarge Muda l(awasan PondokPcsantren Imam Syuhodo)

Yang disusun oleh :

TAOWA IIASMA SEPTYANINDA

F10010001E - G000rN214

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Peqguji

Telah dis€tujui oleh :

Pembimbing Utama

Prof, Kumaidi. MJL. Ph.D. Surrkrrtq 4 Agustus 2015

Pembimbing Pendamping

Dr.Imron Rowadl llfl.Aq SurrkrrtL 4 Agustus 21115

111
KESIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA KELUARGA MUDA

USIA PERNIKAHAN I.3 TAHUN DESA WONOREJO SUKOHARJO

(Studi Kasus Keluarga Muda Kawasan Pondok Pesantren Imam Syuhodo)

Yang diajukan Oleh :

TAOWA HASMA SEPTYANINDA


F100100018 - G000100214

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 11 Agustus 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Prof. Kumaidi. M.A.. Ph.D.

Penguji Pendamping I

Dr.Imron Rosvadi. M.Ag


Penguji Pendamping II
Dr. Taufik. M.Si.. Ph.D.
2lu
ffie-

Penguji Pendamping

Dra. Chusniatun. M.Ag


III

01 "'
Surakarta, 11 Agustus 2015

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ffiR"o
aIffi6 Fattah Santoso, M.Ag

1V
PENDAHULUAN meninggalkan agamanya maka
celakalah dia”.
Kuu anfusakum wa ahlikum
Tanggungjawab yang optimal
naaro ... merupakan penggalan Q.S.
dituntut sebagai kewajiban orang tua
at-Tahrim ayat 6. Menjadi sebuah
terhadap anak. Ayah sebagai imam
kewajiban bagi setiap muslim
dalam keluarga bertanggungjawab
menghindarkan diri dan keluarganya
terhadap makmum-makmumnya,
dari segala dosa yang
yakni istri dan anak-anak. Sedangkan
mengantarkannya pada sentuhan api
ibu sebagai madrasatul ‘uula
neraka. Pengertian setiap muslim
bertanggungjawab penuh merawat,
terhadap ayat ini setidaknya
dan mengasuh anak hingga dewasa.
memberikan pemahaman bahwa
Seorang ayah secara naluriah
hanya pasangan yang tepatlah
memiliki bekal kepandaian menjadi
diharapkan mampu bekerjasama
imam dalam keluarganya. Begitu
dalam menghindarkan diri dan
pula seorang ibu, ibu juga memiliki
keluarga dari sentuhan api yang
bekal naluriah melahirkan,
sangat panas tersebut.
menyusui, maupun merawat bayi.
Pemilihan pasangan penting
Bekal naluriah tersebut akan muncul
untuk tercapainya tujuan dunia
dengan sendirinya walaupun
akhirat. Rasulullaah SAW bersabda
sebelumnya tidak pernah
dalam sebuah hadis,
dipraktikkan.
“nikahilah seorang wanita
itu karena empat hal, karena Seorang ayah berkulit hitam
hartanya, karena kecantikannya,
karena keturunannya, karena namanya diabadikan Allah SWT
agamanya. Barang siapa
dalam al Qur’an. Orang tersebut

1
bernama Luqman al Hakim. Luqman suaminya adalah anak khalifah Umar

memberikan banyak nasihat kepada ibn Khattab dan cucunya adalah

anaknya. Di dalam beberapa ayat seorang Khalifah adil bernama Umar

dalam Q.S. Luqman, Luqman bin Abdul ‘Aziz. Peran ibu begitu

menanamkan prinsip-prinsip inti, sehingga untuk menjadi seorang

kehidupan kepada anaknya. Salah ibu setidaknya mau belajar dan mau

satu nasihatnya sebagai berikut, mempersiapkan segala sesuatunya.

Selain pengetahuan Islam,

perlu pengetahuan-pengetahuan

umum yang mendukung proses

“Hai anakku, dirikanlah menjadi orang tua, salah satunya


shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah adalah pengetahuan kesehatan yang
(mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap juga berpengaruh pada psikologis
apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu anak.
termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).” (Q.S. Luqman : 17) Pengetahuan tentang rokok,

Sebagai madrosatul ‘uula, survey di Desa Wonorejo Kabupaten

ibu menjadi orang penting dalam Sukoharjo menunjukkan bahwa 20%

proses menanamkan kepribadian ayah pernah mengkonsumsi rokok,

anak sejak dini. Seperti bunda Hajar sedangkan 20% calon ayah juga

yang tangguh di padang pasir, masih mengkonsumsi rokok.

anaknya tumbuh menjadi seorang Padahal, baik disadari maupun tidak

Ismail. Seperti gadis yang mau ternyata dampak buruk rokok tidak

berlaku jujur dalam menjual susu, hanya melekat pada ayah saja namun

2
kepada orang-orang disekitarnya mengetahui kolostrum. Kurang lebih

termasuk pada pertumbuhan dan 30% keluarga muda di Desa

perkembangan anak juga. Penelitian Wonorejo belum mengetahui tentang

Alamsyah (2009) menunjukkan kolostrum. Kementerian Kesehatan

bahwa kebiasaan merokok pada (2012) menyatakan bahwa beberapa

remaja juga karena faktor orang tua ibu tidak memberikan kolostrum

yang merokok. Sehingga modelling karena menganggap kolostrum

juga terlibat dalam hal ini. adalah cairan kotor yang harus

Selanjutnya adalah tentang dibuang. Padahal jika ibu

ASI. ASI merupakan makanan bayi mengetahui lebih dini khasiat ASI

yang istimewa. Bayi akan memiliki dan kolostrum, tidak akan terjadi

ketahanan tubuh yang baik ketika pembuangan semacam itu karena

mengkonsumsi ASI. Di dalamnya, berpengaruh kuat pada pertumbuhan

ASI memiliki cairan istimewa yang dan perkembangan anak.

bernama kolostrum. Kolostrumlah Brooks (2011) menjelaskan

yang memberikan bayi daya tahan bahwa menjadi orang tua perlu

tubuh yang tidak dapat tergantikan memiliki banyak kesiapan sebagai

oleh apapun. Sehingga ibu harus bekal kedepan. Ia menetapkan aspek-

memberikan ASI dan kolostrum pada aspek kesiapan yang diperlukan

bayinya. Namun, hasil survey adalah sebagai berikut:

keluarga muda di Desa Wonorejo a. Aspek sosial

Kabupaten Sukoharjo menunjukkan Aspek sosial yang dimaksud

beberapa calon ibu belum disini adalah pendidikan dan

3
pekerjaan. Pendidikan dan memuaskan (khususnya dengan

pekerjaan merupakan dua hal pasangan), juga kemampuan

penting untuk mendukung mereka dalam memutuskan

perekonomian keluarga. Orang masalah secara fleksibel.

tua memerlukannya sebagai c. Kesiapan kognitif

langkah tepat menghidupi anak- Orang tua memiliki

anak dengan segala tanggungjawab dalam mengasuh

kebutuhannya. anaknya dengan baik.

b. Karakteristik Psikologis Pengasuhan anak akan lebih baik

Orang tua mempunyai peran jika dikelola sendiri. Hal itu

strategis dalam memberikan karena tidak semua pengasuh

pengasuhan optimal untuk anak- mengerti bagaimana pengasuhan

anak. Pengasuhan optimal dapat anak yang baik dan benar. I. O.

langsung dipraktikkan setelah Ertem, G. Atay, dkk (2007)

anak lahir. Christoph Heinicke menjelaskan bahwa pengasuh

(2002) mengidentifikasi 3 sifat dari Turki dimungkinkan kurang

psikologis orang tua yang informasi tentang perkembangan

memberikan lingkungan anak. Sehingga ibu dan ayah

pengasuhan optimal. Hal itu memang perlu mengawal anak-

mencakup rasa penghargaan diri anaknya dengan meminimalisir

orang tua, kemampuan mereka pengasuh. Selain itu, ibu

berhubungan dengan orang lain memiliki kewajiban memberikan

secara positif, dan saling ASI pada bayinya

4
“Para ibu hendaklah rokok, alkohol, kafein, dan
menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, yaitu kokain.
bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan ...” Orang tua memiliki peran
(Q.S. al Baqarah: 233)
utama bagi perkembangan dan
ASI memiliki manfaat secara
pertumbuhan anak. Selain secara
fisiologis dan psikologis. ASI
jasmani, orang tua juga memiliki
memiliki kolostrum yang
kewajiban melakukan pembinaan
menjadi zat kekebalan tubuh
secara spiritual, mencakup
bagi bayi. ASI juga memiliki
pembinaan aqidah, akhlak, ibadah,
manfaat psikologis, yaitu adanya
dan muamalah.
kelekatan antara ibu dan anak.
Pimpinan Pusat ‘Aisiyah
d. Gaya Hidup Sehat
(1994), ayah dan ibu memiliki tugas
Saat orang tua tahu bahwa ibu
membangun keluarganya menjadi
telah hamil, 4 hingga 8 minggu
keluarga sakinah, berikut ini adalah
pertama tahap perkembangan
pembinaan yang harus dilalui, (1)
yang penting telah berlangsung
Pembinaan Agama, (2) Pembinaan
dan ayah serta ibu yang terpapar
Pendidikan, (3) Pembinaan
obat-obatan dan lingkungan
Kesehatan, (4) Pembinaan Ekonomi,
yang tercemar racun dapat
dan (5) Pembinaan Sosial.
mempengaruhi pertumbuhan

anak sebelum kehamilan


METODE PENELITIAN
diketahui. Aritonang (2013),
Penelitian menggunakan
mengemukakan konsumsi yang
metode kualitatif (studi kasus)
seharusnya dihindari adalah

5
dengan pengambilan sampel secara finansial. Beberapa aspek psikologis

purposive sampling di Desa ditemukan sebagai bagian dari tahap

Wonorejo, Kecamatan Polokarto, kesiapan menjadi orang tua, yaitu

Kabupaten Sukoharjo. Pengumpulan penyesuaian diri, motivasi, dan

data dilakukan dengan wawancara strategi coping. Kesamaan yang

dan observasi. Informan yang dapat dilihat dari keempat informan

diambil adalah keluarga muda usia 1- adalah motivasi. Keempatnya

3 tahun. termotivasi menjadi orang tua yang

hebat bagi anak-anaknya. Berawal

HASIL DAN PEMBAHASAN dari pengalamannya menjadi anak,

Berdasarkan hasil wawancara para informan belajar menjadi orang

dan observasi kepada dua sampel tua dari ayah dan ibu masing-masing.

keluarga muda di Desa Wonorejo, Kemudian, mengadopsi yang

Kecamatan Polokarto, Kabupaten dianggap sesuai dan memperbaiki

Sukoharjo diketahui bahwa masing- yang dianggap perlu. Pada waktu

masing informan memiliki pedoman kecil, informan MJA kurang

hidup yang sama, yaitu al Qur’an dan mendapat arahan dari orang tuanya

as Sunnah. Kemudian seluruh tentang cita-cita dan karir, informan

informan telah sama-sama memiliki mengalami kebingunan dalam

bekal finansial dalam membangun menetapkan apa sebenarnya cita-cita

keluarga. Pamela dan Kean (2005), yang ia harus raih dan informan

pendidikan anak-anak juga akan menuturkan tujuannya tidak tercapai

lebih maju dengan adanya dorongan dengan maksimal. Belajar dari

6
keadaannya waktu kecil, informan seperti berpuasa Ramadhan. Hal-hal

termotivasi untuk mengawal cita-cita yang berkaitan dengan mengandung,

dan karir anaknya sejak dini. seperti morningsickness dapat diatasi

Informan menuturkan akan selalu dengan baik. Hal itu karena informan

mengingatkan anaknya agar tetap berpikir positif dan berkeyakinan

fokus pada tujuan awal yang akan positif bahwa ia akan baik-baik saja.

dicapai. Informan MJA adalah suami Hasilnya pun menunjukkan bahwa

dari informan IRPNS. Kedua morningsickness hanya berjalan

informan ini memiliki motivasi yang sepuluh hari. Ia berhasil menjadikan

sama-sama tinggi dalam menjadi prasangkanya menjadi hal yang

orang tua. Motivasi IRPNS tersirat menguntungkan. Spencer dalam al

dari ketangguhannya saat Faqi (2010) menyebutkan bahwa

mengandung, melahirkan, menyusui, akal dan tubuh akan saling

dan usaha menjadikan anaknya mendukung satu sama lain dan

menjadi penghafal al Qur’an. Tugas penyakit jasmani disebabkan oleh

pertama calon ibu adalah pikiran dengan prosentase 90%, teori

mengandung. Informan IRPNS tersebut sesuai dengan hadis,

berhasil menjalankan tugas dengan “Aku sebagaimana prasangka


hamba-Ku kepada-Ku. Aku
baik selama + sembilan bulan. bersamanya jika ia berdoa kepada-
Ku” (HR.Turmudzi).
Selama mengandung informan
Kemudian ketika mengalami sedikit
banyak menyiratkan motivasi untuk
kendala dalam melahirkan, informan
selalu bangkit dan tidak ingin
berinisiatif untuk mengajak bayinya
ketinggalan momen-momen tertentu,
untuk keluar. Disini terlihat bahwa ia

7
mencoba mengkaitkan antara batinya diperdengarkan murotal al Qur’an.

dan batin bayi untuk saling Jika diamati, informan IRPNS

bekerjasama tanpa menyerah. Itu memiliki motivasi yang kuat diiringi

cukup menjadi penguat informan dengan prasangka yang bagus pada

yang akhirnya beberapa detik setiap kejadian.

kemudian bayinya dapat keluar Hampir sama seperti

dengan selamat. Setelah berhasil informan MJA dan IRPNS, informan

melahirkan, informan berfokus pada MA dan FB juga memiliki motivasi

menyusui anaknya. Informan tersendiri untuk menjadi orang tua.

menginginkan ASI eksklusif selama Motivasi informan MA lebih kepada

2 tahun untuk anaknya. Disini tidak melarang anak melakukan

terlihat pengetahuan informan aktivitas tryal error terhadap hal-hal

terhadap Q.S. al Baqarah ayat 233, baru. Informan mencoba

bahwa menyusui selama dua tahun membesarkan anaknya agar tumbuh

adalah penyusuan yang sempurna. dalam kepercayaan diri dan tidak

Selain itu sebagai proses pendidikan terkekang dengan larangan-larangan

anak sejak dini, informan melakukan informan. Ia menginginkan anaknya

Puasa Ramadhan. Informan bercita- itu juga berani mencoba hal-hal baru

cita anaknya menjadi penghafal al dengan menumbuhkan inisiatifnya,

Qur’an. Usahanya adalah selalu sehingga informan menginginkan

mengaji setiap hari dari mulai anaknya menjadi anak yang

mengandung hingga menyusui dan berprestasi. Menduduki posisi

secara massif anaknya selalu sebagai ayah, informan MA selalu

8
memberikan nafkah bagi anak dan informan cenderung lebih longgar

istrinya. Istri dari informan MA dalam menjalankan aktivitasnya,

adalah informan FB. Motivasi sedangkan mertuanya lebih disiplin.

informan FB pada anak lebih kepada Sehingga, informan membutuhkan

bagaimana mengajari anak secara waktu yang cukup untuk bisa

bertahap tentang do’a-do’a sehari- menyesuaikannya dengan baik.

hari. Keempat informan memiliki Akhirnya dalam waktu + 2 tahun

beberapa kesamaan terhadap informan bisa menyesuaikan diri

motivasi membesarkan anaknya, dengan baik dan lapang dada

seperti memasukkan anaknya pada menerima kedisiplinan mertua serta

sekolah berbasis Islam, banyak meyakini selalu ada hikmah yang

membaca buku-buku dan belajar dari bisa diambil. Aspek psikologis

pengalaman orangtua sebagai selanjutnya adalah strategi coping.

penunjang pengasuhan, serta Sebenarnya hampir semua informan

menjadikan anak-anaknya menjadi memiliki strategi coping, seperti

sholih dan sholihah. Aspek informan MJA yang membantu

psikologis selanjutnya adalah informan IRPNS memecahkan

penyesuaian diri. Penyesuaian diri problem-problem morningsickness.

yang paling menonjol ada pada Kemudian, strategi coping yang

informan FB. Perbedaan aktivitas menonjol ada pada informan MA dan

sehari-hari antara orang tua informan FB. Jika diamati dari jawaban-

dan mertuanya membuat informan jawaban informan, informan MA

melakukan penyesuaian. Orang tua dominan dari pada informan FB.

9
Informan MA terkesan egois dalam pengetahuan, finansial, kesehatan,

beberapa hal terhadap informan FB, dan lingkungan. Faktor eksternal

misalnya saja ketika terjadi masalah yang mempengaruhi kesiapan

antara keduanya informan MA tidak informan menjadi orang tua adalah

ingin meminta maaf terlebih dahulu adanya kajian-kajian rutin yang

selalu informan FB yang harus diikuti informan. Selain itu,

mengawali meminta maaf. Kemudian lingkungan tempat bekerja seluruh

mereka berdua akan bisa menemukan informan berada pada lingkungan

suasana yang cair kembali saat dengan pembinaan ke-Islaman tinggi,

informan FB memberikan atau yang mencakup lembaga pendidikan

menawarkan mie ayam kepada dan lembaga ekonomi syari’ah.

informan MA. Ternyata hal sepele Diawali dari informan MJA,

bisa menjadi strategi coping yang informan MJA mengalami perubahan

handal jika keduanya mampu perilaku setelah bergabung dengan

memahami satu sama lain. Heinicke kajian rutin yang ada di

(2002), strategi coping antara suami lingkungannya. Itu mengantarkannya

dan istri penting untuk pada prinsip tidak berpacaran yang

menumbuhkan lingkungan membuatnya bertemu jodoh paham

pengasuhan efektif bagi anak-anak. agama dan kini berkomitmen untuk

Selain aspek psikologis, membangun keluarga Islami dengan

terdapat faktor eksternal yang tujuan surga. Informan IRPNS

mempengaruhi kesiapan keluarga adalah suami dari informan MJA.

muda menjadi orang tua, yaitu Informan IRPNS menyadari bahwa

10
menjadi sebuah keluarga seperti saat nyinom (gotong royong

memerlukan dukungan kesehatan. pemuda saat ada hajatan). Terkait

Untuk itu, informan IRPNS dengan konsumsi rokok, informan

mengikuti suntik pranikah yang ada lebih tentatif karena sangat

di desanya agar terhindar dari dipengaruhi oleh lingkungan. Hasil

penyakit. penelitian Suharyat (2009) bahwa

Kemudian beralih pada Lingkungan merupakan salah satu

informan MA. Informan MA faktor terbentuknya perubahan

mengalami perubahan perilaku perilaku. Kemudian untuk informan

setelah bergabung di lingkungan TK FB, ia senang tinggal di Wonorejo.

berbasis Islam untuk menjadi Lingkungan membuatnya nyaman

pengajar disana. Awalnya informan tinggal di desa tersebut.

adalah perokok berat, hal itu juga Informan IRPNS menyadari

disebabkan karena lingkungan bahwa menjadi sebuah keluarga

pekerjaannya yang dahulu di pabrik memerlukan dukungan kesehatan.

dengan teman-teman sesama Untuk itu, informan IRPNS

perokok. Setelah berpindah di TK, mengikuti suntik pranikah yang ada

informan mulai mengurangi rokok di desanya agar terhindar dari

dan secara bertahap meninggalkan penyakit. Informan MJA tidak

tidak merokok. Namun, setelah mengkonsumsi rokok. Informan MA

dilakukan pendalaman wawancara dan FB selalu mengkonsumsi sayur,

ternyata informan masih merokok namun informan MA masih

ketika berada di lingkungan perokok,

11
mengkonsumsi rokok walaupun

dengan intensitas yang kecil.

Berdasarkan hasil analisis data di

atas, diketahui bahwa tahapan

kesiapan menjadi orang tua yang

dilakukan keempat informan hampir

sama. Bahwa ibu menjalankan

fungsinya sebagai madrosatul ‘uula KESIMPULAN DAN SARAN

dan ayah menjalankan fungsinya Berdasarkan hasil analisis dan

sebagai imam. Perjalanan masing- pembahasan penelitian maka dapat

masing keluarga hingga memiliki disimpulkan bahwa kesiapan menjadi

anak menimbulkan beberapa aspek orang tua adalah sebagai berikut :

psikologis, yang meliputi 1. Aspek psikologi yang

penyesuaian diri, motivasi, kognitif, mempengaruhi kesiapan menjadi

dan strategi coping, faktor eksternal orang tua adalah penyesuaian

yang berupa finansial dan diri, motivasi, kognitif, dan

lingkungan, serta kondisi kesehatan. strategi coping.

Di bawah ini merupakan bagan 2. Terdapat tiga faktor eksternal

kesiapan keluarga muda menjadi yang mempengaruhi kesiapan

orang tua, menjadi orang tua adalah

finansial dan lingkungan

3. Selain aspek psikologi dan faktor

eksternal, kesiapan menjadi

12
orang tua juga dipengaruhi oleh guna lebih mengefektifkan

kondisi kesehatan suasana pengasuhan yang

4. Kesiapan menjadi orang tua lebih optimal. Kemudian perlu

dipengaruhi oleh aspek membulatkan tekad untuk

psikologis, faktor eksternal dan menghindari segala macam

kondisi kesehatan fisik. lingkungan yang terkait rokok

Berdasarkan penelitian yang agar informan juga bisa

telah dilakukan, maka saran pada bertahan tanpa rokok yang

penelitian ini ditujukan kepada: nantinya juga bermanfaat bagi

1. Informan diri informan sendiri,

a. Informan MJA keluarga, dan orang-orang di

Meminimalisir penyerahan sekitarnya.

sikap pada kepribadian d. Informan FB

plegmatis. Agar pengasuhan Lebih pada mempertahankan

dapat berjalan sesuai yang sikap melayani suami agar

direncanakan. secara bertahap mampu

b. Informan IRPNS memberikan lingkungan

Lebih pada mempertahankan pengasuhan optimal bagi

sikap yang sudah matang anaknya.

dalam pengasuhan. 2. Peneliti lain

c. Informan MA Melakukan penelitian yang lebih

Perlu untuk memperjuangkan lengkap dan detail karena

sikap matang untuk keluarga

13
penelitian masih memiliki “The Influence of Parent
Education and Family
banyak kekurangan. Income on Child
Achievement: The Indirect
3. Desa Wonorejo Role of Parental Expectations
and the Home Environment”.
Pejabat Desa Wonorejo Journal of Family
Psychology, 2: 294-304.
mengapresiasi positif dan Ertem, I. O, G. Atay, dkk. 2007.
“Mothers’ knowledge of
mendukung penelitian ini, young child development in a
developing country”. Journal
sehingga diharapkan dapat compilation Blackwell
Publishing Ltd, 728-737.
mempertahankan sikapnnya Heinicke, Christoph (Ed). 2002. The
Transition to Parenting.
ketika ada penelitian yang lain di London: Lawrence Erlbaum
Associates Publishers.
Desa tersebut. Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. 1994.
Tuntunan menuju Keluarga
Sakinah. Yogyakarta.
Suharyat. Yayat. 2009. Hubungan
DAFTAR PUSTAKA antara sikap, minat, dan
perilaku manusia. REGION
Alamsyah, Rika Mayasari. 2009. Volume I. No. 3. September
“Faktor-faktor yang 2009.
Mempengaruhi Kebiasaan Kementerian Kesehatan. 2012.
Merokok dan Hubungannya www.unicef.org/indonesia/id/
dengan Status Penyakit PHSDalamKedaruratan.pdf
Periodontal Remaja di Kota pada 07/07/2015 09.35).
Medan Tahun 2007”. Tesis.
Medan: Sekolah Pasca
Sarjana, Universitas
Sumatera Utara.
Al-Faqi, Ibrahim. Terapi Positive
Thingking. Terjemahan oleh
Abu Firly Bassam Taqiy.
2010. Hikam Pustaka.
Aritonang, Evawany. 2010.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.
Bogor: IPB Press.
Brooks, Jane. 2011. The Process of
Parenting. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
E, Pamela dan Davis Kean. 2005.

14

Anda mungkin juga menyukai