SKRIPSI
Oleh:
Muh Risal
NIM 19011150
Dosen Pembimbing
Ust. Umar Farouq, Lc,. MA
PENDAHULUAN
Sebagai umat Islam, kita memahami dan meyakini bahwa semua fungsi
agama Islam, semua kesempurnaan agama Islam, semua kemuliaan agama Islam,
hanya dapat kita nikmati. jika kita amalkan dengan baik dan benar dalam semua
aspek kehidupan kita. Oleh karena Islam tanpa pengamalan adalah kitab suci yang
tidak mensucikan, Islam tanpa pengamalan adalah warisan mulia yang tidak
memuliaka, Islam tanpa pengamalan adalah petunjuk keselamatan yang tidak
menyelamatkan. Jadi Islam tidaklah cukup hanya dengan keyakinan sebagai suatu
kebenaran, tetapi harus ada tindakan nyata dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Karena Islam sebagai agama tidak hanya
mempersoalkan urusan pribadi tetapi lebih dari itu Islam sebagai suatu sistem
sehingga bisa mengurusi negara dan masyarakat luas.
Janji Allah ini ditujukan kepada orang yang beramal saleh. Yang dimaksud
dengan amal saleh ialah amal perbuatan yang mengikuti petunjuk Kitabullah dan
Sunnah Nabi-Nya, baik dia laki-laki ataupun perempuan dari kalangan anak
Adam, sedangkan hatinya dalam keadaan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan bahwa amal yang dilakukannya itu merupakan amal yang diperintahkan
serta disyariatkan dari sisi Allah. Maka Allah berjanji akan memberinya
kehidupan yang baik di dunia, dan akan memberinya pahala yang jauh lebih baik
daripada amalnya kelak di akhirat.2
Pada ayat ini Allah Swt menekankan bahwa laki-laki dan perempuan
dalam Islam mendapat pahala yang sama jika melaksanakan amal saleh yang
harus disertai dengan iman, dengan balasan kehidupan yang baik. Dengan
demikian umat Islam harus memahami dengan benar ajaran agama Islam yang
kemudian dapat direalisasikan dalam bentuk pengamalan dalam kehidupan sehari-
hari.
Aqidah, Ibadah dan Akhlaq adalah konsep utama ajaran Islam yang
merupakan kunci pembuka dalam mengamalkan ajaran Islam. Ini mengandung
arti bahwa ajaran Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi
2
Ismail bin Katsir, E-book Tafsir ibnu Katsir, https://www.alquran- sunnah.com/artikel/buku-
islam/ebook-islami/454-e-book-tafsir-ibnu-katsir-salah-satu-kitab-tafsir- al-quran-terbaik.html
3
Samhi Muawan Djamal, Penerapan Nilai-nilai Ajaran Islam dalam Kehidupan Masyarakat Di
Desa Garuntungan Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba. Jurnal Adabiyah Vol. 17 Nomor
2/2017
dirinya dan masyarakat serta tenang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah Swt dan dengan
sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta
ini untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti.
6
Widianti.2018 Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Nilai-Nilai Religius
Peserta Didik SMP Muhammadiyah 3 Metro (UIN Raden Intan Lampung 2017/2018), Tesis PDF
7
Sitti Utari Lamangga. 2020 Pengamalan Ajaran Agama Islam Pada Peserta Didik Di SD Inpres
Kecematan Bunaken Kepulauan Kota Manado (IAIN Manado 2020) Skripsi PDF
Penelitian-penelitian yang dipaparkan diatas, kebanyakan mengungkap
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kesadaran dalam
mengamalkan ajaran agama Islam yang telah di ketahui dan mencampur adukkan
ajaran Islam dengan ajaran nenek moyang terdahulu dan penelitian tersebut belum
membahas pentingnya pengamalan ajaran Islam menurut al-Qur’an dan para
muffassir. Sedangkan penelitian ini membahas secara komprehensif tentang
pengamalan ajaran agama Islam. Penelitian ini juga belum pernah dilakukan
sebelumnya, sehingga penting untuk dilakukan.
1. Penelitian ini dibatasi pada Q.S Al-Furqan Ayat 30 karena surat tersebut
berkaitan dengan judul skripsi yang akan dibahas dan juga agar kita terhindar
dari sifat orang-orang quraisy yaitu sikap tidak mengacuhkan Al-Qur’an ialah
tidak mau merenungkan dan memahami maknanya, tidak mengamalkannya
dan tidak melaksanakan perintah-perintahnya, serta tidak meninggalkan
larangan-larangannya.
2. Penelitian ini dibatasi pada pendapat 2 mufassir klasik yaitu, tafsir Al-
Qurthubi dan tafsir Ibnu Katsir dengan alasan bahwa tafsir Al-Qurthubi
dikenal memiliki wawasan yang sangat luas terutama di bidang ilmu fiqih dan
tafsir sedangkan tafsir Ibnu Katsir adalah salah seorang ulama tafsir yang
kemampuannya diakui oleh para ulama lainnya. Dan 2 mufassir kontemporer
yaitu, tafsir Fi Zilalil-Qur’an karena kitab tafsir ini menggunakan metode
tahlili, suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat
Al-Qur’an dan seluruh aspeknya. Dan tafsir Al-Munir karena metode
penulisannya adalah metode tematik atau maudhu’i.
Dari latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan dikaji adalah sebagai berikut:
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan
program pendidikan sarjana strata satu (S1) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Sekolah
Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah, Adapun tujuan khusus penelitian ini
adalah untuk menjawab rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian
diatas, yaitu:
Metode penulisan skripsi ini merujuk pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(Skripsi, Jurnal) Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin, Darul Hikmah, Bekasi, Tahun
2022 dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tahun 2016.
Data primer adalah data utama atau data pokok yang digunakan dalam
penelitian. Data pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh
langsung dari tangan pertama subjek penelitian atau responden atau informan.
Adapun data primer dari penelitian ini adalah al-Quran.
2. Data Sekunder
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Analisis
deskriptif merupakan suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.10
1.6 Penelitian Sebelumnya (min 10: jurnal, skripsi, tesis dan lainnya)
2. Jurnal nasional yang disusun oleh Noor Hidayanti pada tahun 2019
dengan judul Problematikan Pengamalan Ajaran Agama Islam Di
Kalangan Siswa SMA Negeri 1 Gambut Kabupaten Banjar. Pada
kajiannya penulis mengamati Problematikan Pengamalan Ajaran
Agama Islam Di Kalangan Siswa SMA Negeri 1 Gambut Kabupaten
Banjar. yang memiliki kesamaan ialah pengamalan agama Islam masih
kurang dihayati dan dibiasakan dalam keseharian dengan penelitian
yang sedang diteliti. Metodologi dalam penelitian tersebut berjenis
penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan datanya menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data adalah
editing, Klasifikasi data dan interpretasi data, setelah itu penulis
mengadakan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
problematikan dalam hal pengamalan peserta didik pada aspek akhlak.
Namun penelitian tersebut belum membahas dalam perspektif al-
Qur’an. Pembaharuan dari penelitian ini adalah melakukan penelitian
dari aspek Qur’an surat al-Furqan ayat 30 serta para mufassir klasik
maupun kontemporer.
3. Jurnal nasional yang disusun oleh Amiruddin Z Nur & Nuriati pada
tahun 2018 dengan judul Pengamalan Ajaran Islam Dalam Kehidupan
Bermasyarakat. Pada kajiannya penulis mengamati bahwa ternyata
ajaran islam sedikit demi sedikit telah ditinggalkan oleh masyarakat.
Yang memiliki kesamaan ialah Pengamalan Ajaran Islam dengan
penelitian yang sedang diteliti. Metodologi dalam penelitian tersebut
berjenis penelitian kualitatif, dengan sumber data pendekatan deksriptif
analisis, teknik pengumpulan data yaitu obserpasi, wawancara dan
dokumentasi serta dianalisis dengan teknik tahapan reduksi data, penyajian
data, dan yang terakhir adalah verifikasi atau menarik kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1). Pada umumnya masyarakat yang ada
di Dusun Uru Desa Ledan Kecematan Buntu Batu Kabupaten Enrekan
sudah memahami dengan baik ajaran agama Islam juga pemahaman dalam
bentuk pendidikan. 2). Masyarakar yang ada di Dusun Uru Desa Ledan
Kecematan Buntu Batu Kabupaten Enrekan sudah mengamalkan ajaran
Islam diantaranya ibadah shalat dan dalam membina keluarga. Namun
penelitian tersebut belum membahas dalam tafsir klasik maupun
kontenporer dan perspektif al-Qur’an. Pembaharuan dari penelitian ini
adalah melakukan penelitian dari aspek Qur’an surat Al-Furqan ayat
30 serta para mufassir klasik maupun kontemporer.
4. Jurnal nasional yang disusun oleh Wike Anggraini & Nella Safira pada
tahun 2019 dengan judul Penegakan Syariat Islam Di Kota Banda Aceh
Kinerja Wilayatul Hisbah. Pada kajiannya penulis mengamati Kinerja
Wilayatul Hisbah, faktor penghambat dan faktor pendukung serta upaya
yang dilakukan Wilayatul Hisbah dalam penegakan Syariat Islam di Kota
Banda. yang memiliki kesamaan kurangnya pemahaman dan kesadaran
hukum masyarakat untuk mengamalkan syariat Islam. Metodologi
dalam penelitian tersebut berjenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan
induktif, teknik pengumpulan data yaitu obserpasi, wawancara dan
dokumentasi serta dianalisis dengan teknik tahapan reduksi data, penyajian
data, dan yang terakhir adalah verifikasi atau menarik kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Wilayatul Hisbah dalam
penegakan syariat Islam di Kota Banda Aceh sudah relatif baik tetapi
masih perlu ditingkatkan. Hambatan yang dihadapi oleh Wilayatul
Hisbah dalam penegakan syariat Islam salah satunya disebabkan oleh
kurangnya pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat untuk
mengamalkan syariat Islam serta kurangnya personil Wilayatul Hisbah
Kota Banda Aceh. Namun penelitian tersebut belum membahas tentang
pengamalan ajaran islam menurut al-Qur’an dan para mufassir.
Pembaharuan dari penelitian ini adalah melakukan penelitian dari aspek
al-Qur’an dan para mufassir berkaitan dengan pentingnya
pengamalan ajaran Islam dalam keseharian.
5. Tesis yang disusun oleh Widianti pada tahun 2019 mahasiswa Fakultas
UIN Raden Intan Lampung, dengan judul Implementasi Pendidikan
Agama Islam Dalam Membangun Nilai-Nilai Religius Pada Pada Peserta
Didik SMP Muhammadiyah 3 Metro. Pada kajiannya penulis mengamati
Implementasi Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Nilai-Nilai
Religius Peserta Didik SMP Muhammadiyah 3 Metro, yang memiliki
kesamaan Implementasi Pendidikan Agama Islam dengan penelitian yang
sedang diteliti. Metodologi dalam penelitian tersebut berjenis penelitian
lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan
sumber data yang digunakan dipilih secara purposive dan bersifat snowball
samping. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. serta dianalisis dengan teknik deskripsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Implementasi Pendidikan Agama
Islam Dalam Membangun Nilai-Nilai Religius Peserta Didik SMP
Muhammadiyah 3 Metro dilakukan dengan baik dan efektif dengan
diterapkannya dalam kegiatan keseharian seperti membiasakan
mengucapkan salam, berjabat tangan, santun dalam berbicara, sopan dalam
bersikap, dan saling menghormati baik dengan guru maupun sesama
teman. Namun penelitian tersebut belum membahas tentang pengamalan
ajaran islam menurut al-Qur’an dan para mufassir. pembaharuan dari
penelitian ini adalah melakukan penelitian dari aspek al-Qur’an dan para
mufassir berkaitan dengan pentingnya pengamalan ajaran Islam dalam
keseharian.
8. Tesis yang disusun oleh Amin Kutby pada tahun 2022 mahasiswa
Fakultas Program Pascasarjana (IIQ) Jakarta, dengan judul pengaruh
pengamalan ajaran agama dan interaksi dengan al-Qur’an terhadap akhlak
siswa (studi kasus di SMP muhammadiyah 38 jakarta). Pada kajiannya
penulis mengamati kondisi dan situasi kegiatan belajar mengajar di
sekolah yang sebagian siswa masih memiliki sikap dan akhlak kurang
baik, yang memiliki kesamaan ialah pengamalan ajaran agama Islam
memiliki arah pengaruh positif terhadap akhlak. Metodologi dalam
penelitian tersebut berjenis penelitian explanatory research dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif, subyek penelitian tersebut adalah
seluruh siswa di SMP Muhammadiyah 36 Jakarta, berjumlah 172
responden dengan teknik sample secara random. Teknik pengelolaan dan
analisis data menggunakan analisis deskirptif dan analisis regeresi linier
berganda dengan bantuan program SPPS versi 23. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh pengamalan ajaran agama dan interaksi
dengan al-Qur’an secara bersamaan terhadap akhlak siswa dengan nilai
Fhitung sebesar 5027,92 lebih besar jika dibandingkan dengan Ftabel
sebesar 3,05. Namun penelitian tersebut belum membahas perspektif al-
Qur’an dan para mufassir mengenai perumpamaan orang yang tidak
mengamalkan ajaran agama Islam. pembaharuan dari penelitian ini adalah
melakukan penelitian dari aspek al-Qur’an dan para mufassir berkaitan
dengan pentingnya pengamalan ajaran Islam dalam keseharian.
9. Jurnal internasional yang disusun oleh Lestari pada tahun 2016 dengan
judul keyakinan, pemahaman, dan pengamalan eksklusivis Islam
perspektif insklusivis Islam. Pada kajiannya penulis mengamati bahwa
keimanan, pemahaman, dan amalan umat Islam memiliki ragam bentuk
dan sikap serta ekspresi yang berbeda, yang secara umum terbagi dalam
dua tipologi yaitu inklusif dan eksklusif. Yang memiliki kesamaan ialah
Pengamalan Ajaran Islam dengan penelitian yang sedang diteliti.
Metodologi dalam penelitian tersebut berjenis penelitian kualitatif, dengan
sumber data pendekatan deksriptif analisis, teknik pengumpulan data yaitu
obserpasi, wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik
tahapan reduksi data, penyajian data, dan yang terakhir adalah verifikasi
atau menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam
eksklusif/eksklusivisme islam lebih melihat Islam sebagai agama yang
totalistik dan definitif dalam memberikan solusi atas permasalahan yang
dihadapi dalam segala aspek kehidupan dan di setiap kondisi zaman.
Namun penelitian tersebut belum membahas pengamalan ajaran Islam
dalam pandangan al-Qur’an dan para mufassir. Pembaharuan dari
penelitian ini adalah melakukan penelitian dari aspek pentingnya
pengamalan ajaran Islam perspektif Q.S Al-Furqan ayat 30.
10. Skripsi yang disusun oleh Ahmad Asmu Fadli pada tahun 2021
mahasiswa Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam
(Universitas Muhammadiyah Makassar) dengan judul Pengamalan
Nilai-Nilai Ajaran Islam Pada Remaja Masjid Babul Jannah. Pada
kajiannya penulis mengamati pengamalan nilai-nilai ajaran Islam pada
khususnya remaja masjid di lingkungannya di tengah kemajuan teknologi.
yang memiliki kesamaan ialah pengamalan nilai-nilai Islam pada remaja
dengan penelitian yang sedang diteliti. Metodologi dalam penelitian
tersebut berjenis penelitian kualitatif, dengan sumber data pendekatan
deksriptif analisis, teknik pengumpulan data yaitu obserpasi, wawancara
dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik tahapan reduksi data,
penyajian data, dan yang terakhir adalah verifikasi atau menarik
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamalan nilai-nilai
ajaran Islam pada remaja masjid adalah salat berjamaah dan nilai akhlak
yaitu sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Namun penelitian
tersebut belum membahas dalam perspektif al-Quran. Pembaharuan dari
penelitian ini adalah melakukan penelitian dari aspek Qur’an surat al-
furqan ayat 30 serta para mufassir klasik maupun kontemporer.
Widianti, 2019 Kurangnya lembaga pendidik Kualitatif, Implementasi pddkan agama Belum membahas
implementasi mengenalkan dan menanamkan Teknik pengumpulan islam dlm membangun nilai2 dlm perspektif ajaran
pendidikan islam tauhid/akidah kpd peserta didik data yaitu: observasi, religius di lingkungan SMP Islam, (QS. Al-
sbg pondasi awal interview dan muhammadiyah 3 metro, Furqan ayat 30,
dokumentasi. membiasakan mengucapkan mufassir, waktu )
Analisis data deskriptif salam, berjabat tangan dll.
Ahmad Asmu Pengamalan nilai-nilai ajaran Kualitatif, Shalat berjamaah dengan tepat Belum membahas
Fadli,2021 pengamalan islam pada remaja terkendala Teknik pengumpulan waktu, memanajemen waktu dlm perspektif ajaran
nilai2 ajaran islam pd krn kurangnya pembiasaan data yaitu: observasi, dalam bekerja, pemahaman lebih Islam, (QS. Al-
remaja interview dan dalam terhadap nilai-nilai akidah Furqan ayat 30 ,
dokumentasi. islam mufassir, waktu )
Analisis data deskriptif
Noor Hidayanti, 2019 Anak didik menganggap Kualitatif, Problematika dlm hal Belum membahas
Problematika pelajaran pendidikan islam observasi, interview dan pengamalan peserta didik pd dlm pandangan al-
pengamalan ajaran hanya mrpkan ilmu dokumentasi. aspek akhlak seperti membuang quran dan mufassir.
islam pengetahuan biasa dan kurang Editing, klasifikasi data sampah tdk pd tmpnya maupun
dihayati shg tdk diterapkan dlm dan interpretasi data. adab berpakaian
kehidupan Analisis data deskriptif
Nur Oktavianti, 2021. Pendidikan ajaran islam pada Kualitatif, pengamalan pendidikan agama Belum membahas
Pengamalan pendidikan karyawan belum sepenuhnya Field research, islam tidak hanya dapat diperoleh perumpamaan org yg
agama islam mengamalkan ajaran islam observasi, interview dan di sekolah saja melainkan dapat tdk mengamalkan
pada saat bekerja dokumentasi. diperoleh dimana saja termasuk ajaran Islam
Analisis data deskriptif dalam dunia kerja perspektif surah Al-
Furqan ayat 30
Andini Ardya Lestari, Keadaan pengawas yang masih Kualitatif, Strategi pembinaan pengamalan Belum membahas dlm
2016 Metode kurang terhadap santri shng Teknik pengumpulan ajaran islam terhadap santri perspektif ajaran Islam,
Pembinaan Pengamalan pergaulan santri dgn data yaitu: observasi, terbagi Dua : 1. Strategi (QS. Al-Furqan ayat 30
Ajaran Islam Terhadap lingkungan luar mudah dan interview dan pembinaan akhlak/pembiasaan , mufassir, waktu )
santri pemahaman orang tua santri dokumentasi. mlalui latihan. 2.pelaksanaan tata
trhdp visi & misi pondok Analisis data deskriptif tertib yaitu teguran, memberikan
hukuman dll.
Fannanah Al Firdausi, Kurangnya penerapan nilai- Kualitatif, Pelaksanaan Pengamalan nilai- Belum membahas dlm
2015 Pengamalan nilai agama islam pada remaja Teknik pengumpulan nilai agama islam pada remaja perspektif ajaran
Nilai-Nilai Agama mesjid seperti, sholat data yaitu: observasi, masjid sabilillah Malang adalah Islam, (QS. Al-Furqan
Islam pd Remaja berjamaah, nilai akhlaknya dll.. interview dan sholat berjamaah dll.. ayat 30 , mufassir,
dokumentasi. waktu )
Analisis data deskriptif
Amin Kutby, 2022 Bersumber pd kondisi&situasi Explanatory research Ada pengaruh pengamalan ajaran Belum membahas dlm
Pengaruh pengamalan KBM di sekolah yg sebagian Kuantitatif , agama dan interaksi dengan al- perspektif ajaran
ajaran agama&interaksi siswa msh memiliki sikap dan Subjek : slrh siswa quran secara bersamaan trhp Islam, (QS. Al-Furqan
dgn quran trhdp akhlak akhlak kurang baik Analisis data deskriptif akhlak siswa dgn nilai Fhitung ayat 30 , mufassir,
siswa & Analisis data regeresi sebesar5027,92 lbh bsr jk waktu )
linier dibandingkan dgn Ftabel sebesar
3,05.
Lestari,2016 Kaum Insklusivis islam melihat Peneliti menggunakan Islam eksklusif/eksklusivisme Belum membahas dlm
Keyakinan,Pemahaman islam sbg agama yg totalistik Konsep-konsep yg islam lbh melihat islam sbgai perspektif ajaran
, Dan Pengamalan dan definitif dlm memberikan ditawarkan oleh agama yg totalistik dan definitif Islam, (QS. Al-Furqan
Eksklusivis Islam solusi/berbagai persoalan yg beberapa tokoh Muslim dlm memberikan solusi atas ayat 30 , mufassir,
Perspektif Insklusivis dihadapi ummat islam dlm sgl modern dan permasalahan yg dihadapi dlm waktu )
Islam aspek kehidupan & kondisi kontemporer segala aspek kehidupan & di
zaman setiap kondisi zaman
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan penulis akan memuat uraian secara garis besar dari isi
penelitian dalam tiap bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan dari latar belakang
masalah sehingga perlu dan penting untuk dibahas, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, penelitian sebelumnya dan
terakhir sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas secara mendalam
tentang teori-teori yang mendukung proses penelitian ini. Definisi, konsep,
kriteria, urgensi, dan implementasi pentingnya pengamalan ajaran Islam
perspektif Q.S Al-Furqan ayat 30 yang diambil dari berbagai sumber, sehingga
dapat dikatakan bahwa bagian dari bab ini yaitu landasan teori, kajian pustaka,
dan kerangka berpikir.
BAB III KAJIAN QS. Al-Furqan ayat 30 Pada bab ini akan dibahas secara
mendalam tentang kajian surat, keutamaannya, kandungannya. Kemudian akan
dibahas tentang kajian ayat, teks ayat & kosakata, asbabun nuzul, munasabah,
keutamaan, kandungan ayat secara spesifik. Serta yang terakhir adalah
pembahasan tafsir QS. Al-Furqan ayat 30 menurut mufassir Ibnu Katsir, Imam Al
Qurtubi, Sayyid Qutb, dan Wahbah Az-zuhayli yang akan dibahas baik persamaan
dan perbedaannya.
Pengamalan berasal dari kata amal yang berarti perbuatan atau pekerjaan,
mendapan imbuhan pe-an yang mempunyai arti hal atau perbuatan yang
diamalkan.11 Pengamalan adalah proses perbuatan atau pelaksanaan suatu
kegiatan, tugas atau kewajiban. Sedangkan pengamalan dalam dimensi
keberagamaan adalah sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi
seseorang dalam kehidupan sosial.12
Kata ajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa ajaran
adalah segala sesuatu yang diajarkan, nasihat, petuah, atau petunjuk,14 diantara
arti-arti kata tadi dapat digunakan sesuai dengan kalimat.
11
WJS Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka. 1085), h 33.
12
M. Nur Ghufron, Dkk, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2012), h. 170.
13
Djamaludin Ancok, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 80
14
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet ke, h. 13
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh
manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia.
Ikatan itu berasal dari satu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Satu kekuatan
gaib yang tidak dapat ditanggkap oleh panca indera.15
Istilah Islam berasal dari bahasa Arab dengan beberapa bentuk kata jadian
dari kata kerja, antara lain aslama, yang berarti menyerahkan diri dengan tulus
hati atau mengikhlaskan; kemudian kata salima atau salam dapat berarti selamat,
sejahtera, tempat sejahtera, kesejahteraan, keselamatan. Hal ini dapat dilihat
dalam firman Allah Swt QS. Al-Jin /72 ayat 14, sebagai berikut:
َ َوَأنَّا ِمنَّا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن َو ِمنَّا ْال ٰق ِسطُ ْو َن ؖ فَ َم ْن َأ ْسلَ َم فَُأ ْولَِئ
ك تَ َحر َّْوا َر َشدًا
“Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada
(pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang
taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.16”
Konsep utama ajaran Islam ialah Aqidah, Ibadah dan Akhlaq ketiga
konsep utama ini merupakan kunci pembuka dalam mengamalkan ajaran Islam.
Islam di bangun atas dasar aqidah yang baik dan benar, kemudian ibadah menjadi
isi ajaran dan akhlaq merupakan penampilan atau aksi dari ajaran Islam.
15
5 Haru Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1979), h. 9-10
16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Qur-an,1971) , h.985.
mengingat pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk pribadi yang beriman
dan bertakwa dalam kehidupan lahiriah dan batiniah manusia.17
Ajaran agama Islam difungsikan sebagai sistem acuan sikap dan dasar
pijakan para pemeluknya dalam interaksi sosial yang toleran, rasa solidaritas,
menjaga kerukunan di dalam masyarakat. Isyarat ini dapat dilihat dalam berbagai
aspek ajaran agama Islam. Begitu pula pada agama-agama lain. Pesan-pesan cinta
dan kasih, menebar kedamaian terhadap sesama manusia serta kerukunan antar
masyarakat. Dilihat dari konteks inilah sesungguhnya peran penyuluh agama
menempati tempat strategis dalam masyarakat umat beragama. Sebab salah satu
dari fungsi penyuluh agama adalah sebagai ujung tombak yang berhubungan
langsung dengan masyarakat dalam membina umat beragama untuk
mengimplementasikan ajaran-ajaran agama secara benar.
a. Keluarga
b. Pergaulan
17
H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan: Islam dan Umum, Ed.2, (Cet.IV, Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 128.
Teman-teman memang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan mental yang
sehat bagi anak pada masa-masa pertumbuhan. Apabila teman sepergaulan itu
menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlak mulia),
maka anak cenderung berakhlak mulia, serta pengamalan pendidikan Agama
Islam juga baik. Namun apabila sebaliknya, yaitu perilaku teman sepergaulannya
itu menunjukkan kebobrokan moral, maka anak akan cenderung terpengaruh
untuk berperilaku seperti temannya tersebut dan tentu pengamalan Agama Islam
juga buruk.
c. Lingkungan
Ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang diamalkan terutama untuk diri kita
terlebih dahulu dan kita amalkan, kita sebarkan kepada orang lain maka itu akan
menjadi ilmu yang bermanfaat.
18
James, Julian M. dan Jhon Alfred, The Accelerated Learning for Personality, terj. Tom Wahyu,
(Yogyakarta: Pustaka baca,2008), h.27-30
19
Imroatul azizah.2021 “Pahala Keutamaan Mengamalkan Ajaran Islam” Kajian Muslimah
Inilah betapa pentingnya ketika kita mengetahui suatu ilmu bukan hanya
sekedar tahu tetapi niatkan untuk kita bisa mengamalkannya yang pertama kali
kita niatkan adalah untuk kita bisa amalkan untuk diri kita terlebih dahulu karena
sejatinya Allah Swt memberikan peringatan yang sangat-sangat besar ketika diri
kita mengajak orang lain ber’amar ma’ruf nahi mungkar kemudian diri kita, kita
lalaikan atas semua itu.
اريَ < ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ < ُع َ ان ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن
ِ ص < َدقَ ٍة َج ُ ات اِإْل ْن َس
َ ِإ َذا َم
.ُح يَ ْد ُعو لَه
ٍ ِصالَ بِ ِه َو َولَ ٍد
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga
perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang
sholeh" (HR. Muslim no. 1631)
Allah Swt akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan
memberinya pahala yang jauh lebih baik daripada amalnya kelak di akhirat.
Ceritanya, seorang anak yang pandai, ia bekerja sebagai abdi dalam istana
khalifah. Suatu hari, Khalifah Harun Ar-Rasyid sedang menjamu tamu-tamu
penting seperti menteri gubernur, dan panglima perang. Saat pesta, bocah itu
membawa minuman dalam kendi. Tapi secara tidak sengaja, oops! Tiba-tiba
minuman itu tumpah dan mengenai jubah kebesaran Khalifah Harun Ar-Rasyid,"
ujarnya.
Maka dari itu, kalau kita mengetahui dan memahami suatu ilmu, terutama
ilmu agama segera amalkan agar ilmu tersebut menjadi ilmu yang bermanfaat,
bermanfaat untuk diri sendiri juga untuk semua umat, bermanfaat di dunia ini juga
bermanfaat di akhirat nanti.
Ajaran Islam diyakini oleh para ilmuwan mencakup bidang yang luas,
tidak hanya mencakup pengetahuan, melainkan juga bidang sosial-politik,
sekaligus etika atau moral.
Banyak kalangan sadar betapa luasnya ajaran agama ini. Keluasan agama
Islam sebab ajaran itu diturunkan oleh Pencipta manusia, yang benar-benar Maha
Tahu apa yang dibutuhkan olen manusia di dalam kehidupan ini. Pencipta
manusia itu mengenalkan dirinya dengan Nama Allah, yang Mencipta serta
Memelihara Alam Semesta ini, melalui kitab sucinya yaitu Al-Qur’an al-Karim.
1. Ajaran Islam bersumber dari wahyu Allah yang tertulis dalam Al-Qur’an
serta Hadis. Al-Qur’an yang terdiri atas 6.236 ayat, 30 juz, 114 surat
menyampaikan ajaran yang luas, yang disebut ayat-ayat Qur’aniyah.
Selain itu, yang tercantum di alam semesta juga ayat-ayat Tuhan, yang
disebut ayat-ayat Kauniyah. Hadis, selain menjelaskan isi umum dan
globar dari Al-Qur’an juga menyampaikan hukum yang merupakan
kewenangan Nabi saw atas izin Allah Swt.
4. Nabi Muhammad saw selain menyampaikan ajaran, juga teladan bagi umat
manusia. Mantapnya Islam terlihat dari pribadi penyampai ajaran. Nabi
Muhammad selain seorang Rasul yang menyampaikan ajaran Rahmat
bagi seluruh alam, pribadinya merupakan profil teladan bagi kehidupan
ini. Dari pribadinya, banyak contoh perilaku baik yang dapat dipetik di
dalam kehidupan ini.20
Secara singkatnya ajaran Islam memiliki cakupan yang luas, yang dapat
dipetik manfaatnya bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang.
20
Dr. H.M Erfan Subahar, 2014 mengenal lingkup Ajaran Islam, Artikel
Pengamalan ajaran Islam dalam diri kita masing-masing senantiasa
memerlukan pembelajaran, untuk mengamalkan ajaran Islam yang sangat banyak,
yang mencakup semua aspek kehidupan selalu menuntun kita untuk belajar.
Jangan berhenti belajar, belajar sampai tua, belajar sampai menjelang wafat
karena pengamalan ajaran Islam berawal dari belajar dan membutuhkan
pembiasaan dalam diri kita masing-masing.
Konsep utama ajaran Islam adalah aqidah yang kuat dan benar, ibadah
yang konsisten serta akhlak yang baik, konsep utama ini merupakan kunci
pembuka dalam mengamalkan ajaran Islam. Pengamalan ajaran Islam dapat
dipengaruhi oleh faktor keluarga, pergaulan dan lingkungan. Diantara keutamaan
mengamalkan ajaran Islam yaitu ilmu yang bermanfaat, terhendar dari sifat orang-
orang munafik, Allah Swt akan memberinya pahala yang jauh lebih baik daripada
amalnya kelak di akhirat dan Allah Swt akan menyelamatkan dari kehancuran.
BAB III
Surah Al-Furqan adalah surah ke-25 dari al-Quran. Surah ini terdiri atas 77
ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al-Furqan yang
artinya pembeda, diambil dari kata al-Furqan yang terdapat pada ayat pertama
surah ini. Yang dimaksud dengan Al-Furqan dalam ayat ini ialah Al-Quran.
Ketiga. Menghapus Azab. Tidak hanya itu saja, membaca surat Al Furqan
juga bisa membantu dalam menghapus azab buruk yang mungkin akan terjadi.
Imam Musa al-Kazhim mengatakan hal serupa di mana kita sangat dianjurkan
untuk rutin membaca surat Al Furqan setiap malam. Hal ini karena Allah SWT
akan menghapus azabnya dan menghadiahkan kita surga yang tingkatannya
tinggi.
Surah ini dimulai dengan penetapan ke-Esaan Allah SWT, kebenaran al-
Qur'an, keabsahan risalah Nabi saw., serta kepastian terjadinya hari kebangkitan
dan balasan pada hari Kiamat. Allah mencela para penentang aqidah ini, Dia sebut
para penyembah berhala, patung, dan yang menisbahkan anak kepada Allah SWT
sebagai orang musyrik. Juga ketidakpercayaan mereka terhadap hari kebangkitan
dan hari Kiamat. Dan ancaman bagi mereka dengan berbagai jenis siksaan dan
balasan yang akan mereka dapati di neraka jahannam. Juga kejutan yang mereka
dapatkan di dalam surga dengan berbagai kenikmatan yang ada di dalamnya.22
"Dan (ingatlah) pada hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua jarinya."
(al- Furqaan: 27)
Terpengaruh dengan temannya yang dijuluki setan, yaitu Ubay bin Khalaf.
Kemudian diceritakan kisah beberapa nabi sebelumnya, dan umat mereka yang
mendustakan kenabian mereka, serta berbagal kebinasaan dan bencana yang
menimpa orang-orang kafir tersebut akibat ketidak percayaan mereka terhadap
para utusan Allah, seperti halnya kaum Nabi Nuh, Ad, Tsamud, penduduk Rass,
kaum Nabi Luth, serta orang-orang lainnya yang seperti mereka.23
Surah ini juga menguraikan kekuasaan dan ke-Esaan Allah, yang dapat
dilihat dengan berbagai keajaiban ciptaan di dunia yang spektakuler ini. Serta dari
apa yang ada di bumi yang terdiri dari berbagai tanda penciptaan-Nya kepada
manusia, laut, penciptaan langit dan bumi yang berjalan dalam waktu enam hari,
penurunan hujan, pengiriman angin yang menjadi kabar gembira bagi datangnya
hujan, Dia ciptakan gugusan bintang di langit, dan bergantinya waktu
malam dan siang.24
22
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Akidah, Syariah, Manhaj Jilid 10 (Jakarta: Gema Insani,
2016), hal. 32.
23
Ibid
24
Ibid, hal. 32
kemuliaan dari Allah dan gan- jaran-Nya yang besar di surga yang penuh
dengan kenikmatan.
Setelah ditinjau dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir Berikut Asbaabun Nuzul
ayat karangan Imam Ibnu Katsir, peneliti tidak menemukan Asbaabun Nuzul surat
Al-Furqan ayat 30.
25
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Akidah, Syariah, Manhaj Jilid 10 (Jakarta: Gema Insani,
2016), hal. 69.
Allah Swt mengabarkan tentang ucapan Nabi Muhammad Saw tersebut
karena orang-orang musyrik tidak mau mendengarkan serta mengikuti ayat-ayat
al-Qur’an. Firman Allah Swt,
َ ْال ال َّرسُو ُل يَا َربِّ ِإ َّن قَ ْو ِمي اتَّ َخ ُذوا هَ َذا ْالقُر
آن َم ْهجُورًا َ َق
“Dan Rosul (Muhommad) berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya
kaumku telah menjadikan al-Qu r'an ini diabaikan."
26
‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i,
2004), hal. 109.
Setelah ditinjau dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Munir. Berikut
Keutamaan Ayat karangan Imam Ibnu Katsir dan Imam Wahbah Az-Zuhaili,
peneliti tidak menemukan Keutamaan Ayat 30 surat al-Furqan.
27
Dr. Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Tafsir Ibnu Katsir jilid 5, hal. 32.
28
Muhammad Husain al-Dahabiy, Al-Tafsir Wal Mufassirun, Jilid 2, (Kairo: Darul Hadis, 2005), hal
401.
bawah kekuasaan dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Barat dan Bani
Ahmar di Granada (1232-1492 M) sekitar abad ke-7 Hijriyah atau 13 Masehi.29
(ditinggalkan).” Maha Suci Allah yang telah berfirman, ى ٍّ ِك َج َع ْلنَا لِ ُكلِّ نَب
َ َِو َك َذل
َع ُد ًّوا ِّم َن ْال ُمجْ ِر ِمي َْن "Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap
nabi, musuh dari (kalangan) orang-orang yang berdosa,” maksudnya adalah,
sebagaimana Kami menjadikan untukmu wahai Muhammad musuh dari kalangan
orang-orang musyrik yang berasal dari kaummu yaitu Abu Jahal, menurut
pendapat Ibnu Abbas maka kami juga telah menjadikan untuk setiap nabi musuh
yang berasal dari kaumnya. Karena itu, bersabarlah atas perintah-Ku,
29
Saifudin Zuhri Qudsi, “ISLAM DI ANDALUSIA Pertemuan 9-10”, Makalah Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Kalijaga.
30
Atsar ini diriwayatkan oleh Ath-thabari dalam tafsirnya (19/7), dan As-Suyuthi dalam Ad-Durr Al
Mantsur (5/70).
sebagaimana mereka juga bersabar atas hal itu. Sesungguhnya Aku memberimu
petunjuk dan menolongmu atas setiap yang menyakitimu.31
Ada yang mengatakan bahwa perkataan Rasulullah SAW, ِّيَا َرب "Ya
Tuhanku," dikatakan ketika Hari Kiamat, atau mereka meninggalkan Al Qur'an,
meninggalkanku, dan mendustakanku. Anas berkata: Nabi SAW bersabda,
"Barangsiapa yang belajar Al Qur'an dan dia meletakkan mushafnya tanpa
memperdulikannya, dan tidak juga melihatnya, dia akan datang pada Hari
Kiamat dalam keadaan bergantung kepadanya, lalu mushaf itu berkata, 'Wahai
Tuhan seru sekalian alam, sesungguhnya hamba-Mu ini telah meninggalkanku,
maka putuskanlah suatu hukum antara aku dan dia'."32
Nama lengkap Ibnu Katsir adalah Imad ad-Din Abu al-Fida Ismail Ibn
Amar Ibn Katsir Ibn Zara' al-Bushra al-Dimasiqy.33 Beliau lahir di Desa Mijdal
dalam wilayah Bushra (Basrah) pada tahun 700 H/ 1301 M. Oleh karena itu, ia
mendapat predikat "al-Bushrawi" (orang Basrah dalam wilayah Bushra (Basrah).34
Ibn Katsir adalah anak dari Shihab ad-Din Abu Hafsh Amar Ibn Katsir Ibn
Dhaw Ihn Zara' al-Quraisyi, yang merupakan seorang ulama terkemuka pada
masanya. Ayahnya bermazhab Syafi'i dan pernah mendalami mazhab Hanafi. 35
Menginjak masa kanak-kanak, ayahnya sudah meninggal dunia. Kemudian Ibnu
Katsir tinggal bersama kakaknya (Kamal ad-Din Abd Wahhab) dari desanya ke
Damaskus. Di kota inilah Ibn katsir tinggal hingga akhir hayatnya.36
31
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Akidah, Syariah, Manhaj Jilid 10 (Jakarta: Gema Insani,
2016), hal. 69.
32
Disebutkan oleh Al Alusi dalam tafsirnya, dan Ruh al Ma’ani dan di dalam sanadnya terdapat
Abu Hadbah, dan dia pendusta.
33
Muhammad Husein Adz-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirin, jilid 2, (Mesir: Maktabah Wahbah,
1985), hal. 242.
34
Manna al-Qaththan, Ibn Katsir lahir pada tahun 705 H. Lihat Manna al-Qaththan, Op.Cit., hal.
386.
35
Ibn Katsir, al-Bidayahwa al-Nihayah, jilid XIV, (Beirut: Dar al-Fikr, t.t), hal. 32.
36
Ibid, hal. 46.
Ibn Katsir mendapat gelar keilmuan dari para ulama sebagai kesaksian atas
keahliannya dalam beberapa bidang ilmu yang digeluti, antara lain ia mendapat
gelar seorang ahli sejarah, pakar tafsir, ahli fiqih, dan juga seorang yang ahli
dalam bidang hadits. Sebagaimana yang dikatakan oleh Manna' al-Qatthan dalam
Mabahits fil Ulum al-Qur'an, sebagai berikut. "Ibn Katsir merupakan pakar fiqh
yang dapat dipercaya, pakar hadits yang cerdas, sejarawan ulung, dan pakar tafsir
yang paripuna”.37 Dalam menjalani kehidupan, Ibn Katsir didampingi oleh
seorang istri yang bernama Zainab (putri Mizzi) yang masih sebagai gurunya.
Imam Ibnu Katsir dalam penafsirannya Qur’an surat Al-Furqan ayat 30.
Allah Swt mengabarkan tentang ucapan Nabi Muhammad Saw tersebut karena
orang-orang musyrik tidak mau mendengarkan serta mengikuti ayat-ayat al-
Qur’an. Firman Allah Swt:
ين َكفَرُوا اَل تَ ْس َمعُوا لِهَ َذا ْالقُرْ َءا ِن َو ْال َغوافِي ِه ﴾ اآلية
َ ال الَّ ِذ
َ ََوق
"Dan orang-orang yang kafir berkata: Janganlah kamu mendengar
dengan sungguh-sungguh akan al-Qur-an ini dan buatlah hiruk-pikuk
terhadapnya," dan ayat seterusnya. (QS. Fushshilat: 26).
37
Manna’ Khalil al Qatthan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Terj. Mudzakir, (Jakarta: Litera Antar Nusa,
1995), hal. 527.
Dahulu mereka, jika dibacakan al-Qur’an, mereka memperbanyak
keributan dan berbicara dengan yang lainnya, hingga mereka tidak mendengarnya.
Inilah bagian sikap tidak acuhnya. Tidak mengimani dan tidak membenarkannya
merupakan bagian ketidakacuhannya. Tidak mentadabburi dan tidak
memahaminya merupakan bagian ketidakacuhannya. Tidak mengamalkan dan
tidak menjunjung tinggi perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya
merupakan bagian ketidakacuhannya. Dan berpaling kepada yang lainnya berupa
sya'ir, komentar, lagu, permainan, perkataan, atau cara lainnya merupakan bagian
ketidakacuhannya pula.38
38
‘Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir jilid 6, hal. 449.
39
Sayyid Qutub, Fii Zilalil-Qur'an, Ter. Drs. As'ad dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), Jilid 12,
helm. 386.
dan sering pula bercampur baur dengan pembahasan-pembahasan dan lainnya
yang dipandang dapat membantu memahami nash al-Qur'an tersebut.
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili adalah cerdik cendikia (alim allamah) yang
menguasai berbagai disiplin ilmu (mutafannin). Seorang ulama fikih kontemporer
40
Sayyid Qutub, Fii Zilalil-Qur'an, Ter. Drs. As'ad Yasim dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004),
Jilid 8, hal. 293.
peringkat dunia, pemikiran fikihnya menyebar ke seluruh dunia Islam melalui
kitab-kitab fikihnya.41
Wahbah Az-Zuhaili lahir di Dir 'Atiyah yang terletak di salah satu pelosok
kota Damsyik, Suria pada tahun 1351 H /1932 M. Nama lengkapnya Wahbah bin
Al-Syeikh Musthofa Az-Zuhaili. Ia putera Syekh Musthofa Az-Zuhaili seorang
petani sederhana dan alim, hafal Al-Qur'an, rajin menjalankan ibadah dan gemar
berpuasa. Di bawah pendidikan ayahnya, Wahbah menerima pendidikan dasar-
dasar agama Islam. Setelah itu, ia di sekolahkan di Madrasah Ibtidaiyah di
kampungnya, hingga jenjang pendidikan formal berikutnya.42 Wahbah Az-Zuhaili
dibesarkan di lingkungan ulama-ulama mazhab Hanafi, yang membentuk
pemikirannya dalam mazhab fiqih. Walaupun bermazhab Hanafi, namun beliau
tidak fanatik terhadap fahamnya dan senantiasa menghargai pendapat-pendapat
mazhab lain. Hal ini, dapat dilihat dari bentuk penafsirannya ketika mengupas
ayat-ayat yang berkaitan dengan fiqih.43
Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili meninggal dunia, hari Sabtu sore
waktu setempat tanggal 9 Agustus 2015. Kabar berita ini disampaikan oleh media
Palestineps.com, yang berdomisili di Damaskus Suriah. Berita duka tersebut
memicu kesedihan publik Damaskus dan negara Timur Tengah. Syekh Wahbah
yang berulang kali pernah berkunjung ke Indonesia itu, merupakan salah satu
ulama Sunni terkemuka abad ini. la termasuk anggota Dewan Pakar Komite Fikih
di sejumlah negara seperti Arab Saudi, India, Amerika, dan Sudan. Ia juga
didaulat sebagai ketua jurusan fikih Islam Universitas Damaskus.
41
Abu Samsudin, Wawasan Alquran Tentang Ulul Albab, (Skripsi, Program Sarjana, UIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2016). Hal. 1.
42
Syaiful Amin Ghofur, Mozaik Mufasir Alquran, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013), h. 136-
137.
43
Abu Samsudin, Wawasan Alquran Tentang Ulul Albab, hal. 1.
mendengarkan serta mengikutinya.” Mereka tidak mau peduli dan mendengarkan
Al-Qur'an.44 Ini sebagaimana diceritakan oleh Allah SWT.
Jika dibacakan Al-Qur'an, mereka justru berisik dan banyak bicara dengan
orang lain hingga mereka tidak mendengarnya. Inilah bentuk dari perbuatan
mereka meninggalkan Al-Qur'an. Demikian pula tidak mengimani Al-Qur'an dan
tidak membenarkannya termasuk bentuk dari perbuatan meninggalkan Al-Qur'an.
Tidak mau mentadaburi dan memahami Al-Qur'an, serta tidak mengamalkan
perintah dan menjauhi larangannya juga merupakan bentuk meninggalkan Al-
Qur'an. Mereka berpaling kepada selain Al-Qur'an berupa syair, obrolan,
nyanyian, atau hal-hal yang melalaikan juga termasuk bentuk meninggalkan Al-
Qur'an, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir.45
Dari beberapa penafsiran yang disajikan para mufassirin diatas baik oleh
Al Qurtubi, Ibnu Katsir, Sayyid Qutb dan Wahbah az-Zuhaili terhadap penafsiran
ayat 30 surat Al-Furqan, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Para
mufassirin sepakat pada ayat ini bahwa dahulu mereka (orang-orang musyrik),
jika dibacakan al-Qur-an, mereka mengabaikan, lebih banyak membicarakan hal-
hal yang lain, tidak mengamalkan dan tidak menjunjung tinggi perintah dan
larangan yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. Seperti tafsir yang diberikan
Imam Wahbah Az-Zuhaili bahwa tidak mengimani al-Qur’an, tidak membenarkan
al-Qur’an dan tidak mentadaburinya juga bentuk meninggalkan al-Qur’an,
meninggalkan ajaran agama Islam dan tak mau mengamalkan ajaran Islam serta
masa bodoh terhadap ajaran agama Islam, lebih mementingkan ajaran nenek
moyang mereka. Na’udzubillah Min Dzalik.
44
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Akidah, Syariah, Manhaj Jilid 10 (Jakarta: Gema Insani,
2016). hal. 74.
45
Tafsir Al-Qur'an al-Adzim: 3/317.
3.4 Hubungan Judul Dengan Q.S Al-Furqan Ayat 30
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
a. Faktor keluarga.
Lingkungan adalah salah satu faktor yang paling besar pengaruhnya bagi
pendidikan. Lingkungan mempengaruhi perkembangan karakter seseorang. Bila
seseorang tersebut tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik, santun dan
taat beragama maka seseorang pun akan menjadi pribadi yang baik.
Yakni pihak-pihak luar yang tidak suka terhadap Islam yang mereka
melakukan segala upaya untuk menjauhkan umat dari nilai-nilai ajaran Islam yang
benar.
َمث َُل اذَّل ِ ْي َن مُح ِ ّلُوا التَّ ْو ٰرى َة مُث َّ لَ ْم حَي ْ ِملُ ْوهَا مَك َثَلِ الْ ِح َم ِار حَي ْ ِم ُل َا ْس َف ًارا ۗ ِبْئ َس َمث َ ُل الْ َق ْو ِم اذَّل ِ ْي َن َك َّذبُ ْوا
َ اِب ٰ يٰ ِت اهّٰلل ِ َۗواهّٰلل ُ اَل هَي ْ ِدى الْ َق ْو َم ٰ ّالظ ِل ِمنْي
“Perumpamaan orang-orang yang dibebani tugas mengamalkan Taurat,
kemudian tidak mengamalkannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-
kitab (tebal tanpa mengerti kandungannya). Sangat buruk perumpamaan kaum
yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum
yang zalim.”
Tafsir Ringkas Kemenag Allah Swt mengecam manusia yang mendapat
karunia-Nya menjadi ahli agama, tetapi tidak mengamalkannya. Perumpamaan
orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, menjadi ulama dan bertugas
membimbing manusia beragama, kemudian mereka tidak membawanya, tidak
mengamalkan agama dan tidak menjadikan dirinya teladan bagi umat adalah
seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal, dirinya dibebani oleh
pengetahuan agama, tetapi pengetahuan agama itu tidak membawa kebaikan apa
pun bagi dirinya. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat
Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak akan pernah
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim, yang membiarkan dirinya
gelap, padahal mereka memegang lampu.
Maimun bin Mihram berkata, “Keledai itu tidak tahu apakah buku tebal
yang ada di punggungnya ataukah keranjang. Demikian pula dengan orang-orang
yahudi. Pada perumpamaan ini terdapat peringatan dari Allah Swt bagi orang-
orang yang membawa Al Kitab, yakni dia harus mempelajari pengertian-
pengertiannya, sekaligus mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.
Tujuannya adalah agar mereka tidak menerima celaan yang diterima oleh orang-
orang itu (Yahudi).”46
46
Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Ansari. Tafsir Al-Qurthubi, Jilid 18
(Jakarta: Pustaka Azzam, n.d), hal. 461.
3. Memberikan kesadaran akan pentingnya mengamalkan ajaran Islam
Al-Qur’an al-Karim.
Kitab tafsir Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Ansari.
Tafsir Al-Qurthubi Jilid 13. (Jakarta: Pustaka Azzam, n.d.)
Kitab tafsir Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Bogor:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2004), hal. 109.
Kitab tafsir Sayyid Qutub, Fii Zilalil-Qur'an, Ter. Drs. As'ad dkk, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1992), Jilid 12.
Kitab tafsir Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir: Akidah, Syariah, Manhaj Jilid
10 (Jakarta: Gema Insani, 2016).
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:PT. Sinergi
Pustaka Indonesia, 2012), h. 378-379.
Samhi Muawan Djamal, Penerapan Nilai-nilai Ajaran Islam dalam Kehidupan
Masyarakat Di Desa Garuntungan Kecamatan Kindang Kabupaten
Bulukumba. Jurnal Adabiyah Vol. 17 Nomor 2/2017.
Wike
Anggraini, and Safira Nella. "Penegakan Syariat Islam Di Kota Banda
Aceh." Jurnal Tatapamong\September 2019: 75-94. 2019.