Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan Pranatal dalam Islam

Fatwa Azmi Syahriza


fatwazmi@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang pendidikan pranatal dalam Islam
sebagai referensi bagi orangtua guna berhasil dalam membimbing dan
mendidik anaknya untuk menjadi anak yang saleh/ah semenjak anak
tersebut berada di dalam kandungan. Pendidikan merupakan cara untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam berbagai aspek.
Untuk pendidikan pranatal, Islam sangat memperhatikan cara-cara
yang dilakukan oleh orangtua selaku penanggung jawab bagi anak-anaknya
agar dapat menjadi generasi yang berkualitas kelak. Ayah dan ibu harus
mampu bekerja sama dengan baik demi menciptakan keharmonisan
keluarga yang nantinya berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
terutama bagi ibu yang sedang mengandung agar memperhatikan
pendidikan tersebut bagi anak yang dikandungnya. Maka dari itu, Islam
memberikan sebuah konsep atau pedoman sebagai acuan dasar dalam
melakukan proses pendidikan anak sejak masih dalam kandungan.
Kata kunci: Pendidikan Pranatal, Pendidikan Islam
Pendahuluan
Islam sangat unggul dalam memperhatikan anak-anak pada setiap fase kehidupan mereka,
baik ketika masih janin, menyusui dan masa muda hingga dewasa. Dalam ajaran Islam, umat
Islam diwajibkan untuk memelihara diri dan keluarganya dari kesengsaraan, kehancuran, atau
kebinasaan api neraka, baik didunia maupun di akhirat. Cara pemeliharaan itu adalah dengan
mematuhi ajaran dan hukum-hukum Islam mengenai pergaulan muda-mudi, perkawinan,
pergaulan suami-istri, pendidikan anak, pemilikan/penguasaan harta dan lain-lain yang berkaitan
dengannya.  
Keluarga merupakan pusat pendidikan pertama, tempat anak berinteraksi dan memperoleh
kehidupan emosional, sehingga membuat keluarga mempunyai pengaruh yang dalam terhadap
anak. Keluarga merupakan lingkungan alami yang memberi perlindungan dan keamanan serta
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan
yang urgen, tempat anak memulai hubungan dengan dunia sekitarnya serta membentuk
pengalaman-pengalaman yang membantunya untuk berinteraksi dengan lingkungan fisik dan
sosial.
Dapat dipahami bahwa pendidikan prenatal dalam Islam adalah pendidikan yang dipahami
dan dikembangkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah, mendapatkan justifikasi dan perwujudan
secara operasional dalam proses pembudayaan dan pewarisan serta pengembangan ajaran agama,
budaya dan peradaban Islam dari generasi kegenerasi yang berlangsung sepanjang sejarah umat
Islam yang dilakukan ketika anak masih dalam kandungan. 
Pengertian Pendidikan Pranatal
Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata pranatal terdiri dari dua kata „pra‟ artinya
awalan (prefiks) yang bermakna sebelum, sedangkan „natal‟ berarti kelahiran manusia.
1
Pendidikan Pranatal merupakan usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk mendidik anaknya
yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar khusus ditujukan kepada kedua orang tua karena
anak dalam kandungan memang belum mungkin dididik, apalagi diajar, kecuali oleh orang
tuanya sendiri. Jadi Pendidikan Pranatal yaitu proses perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan
terhadap semua kemampuan dan potensi manusia yang dilaksanakan ketika anak didik masih
berada dalam kandungan.
Pendidikan Pranatal juga ditujukan sebagai usaha manusia untuk menumbuh dan
kembangkan potensi-potensi pembawaan sejak dalam memilih pasangan hidup dan perkawinan
(prakonsepsi), sampai pada masa kehamilan (pascakonsepsi), yang masih tergolong Pranatal, dan
setelah lahir (postnatal).
Allah SWT berfirman, “Dan hendaklah mereka takut jika sekiranya mereka meninggalkan
anak-anak yang masih lemah di belakangnya, takut akan terlantar anak-anak itu
(kesejahteraanya), maka hendaklah mereka takut kepada Allah dan berkata dengan perkataan
yang betul.” ( QS. An-Nisa(4):9 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap manusia agar tidak meninggalkan anak keturunanya
yang lemah jiwa dan raga serta menjaganya dengan baik. Dalam arti orang tua sebagai pendidik.
Sehingga terjaga kualitas dirinya dan terhindar dari api neraka serta menjadi teladan bagi anak-
anaknya.
Bila kata pranatal dihubungan dengan pengertian umum pendidikan, maka pendidikan
pranatal adalah suatu usaha yang sadar dan teratur serta sistematis yang dilakukan oleh orang
dewasa yang diserahi tanggung jawab dalam rangka mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan atau anak yang masih berada di dalam rahim ibunya.
Dasar Hukum Pendidikan Pranatal dalam Islam
Dalam al-Qur’an diterangkan bahwa anak dalam kandungan sudah dapat menerima proses
pendidikan, sebagaimana terdapat dalam surat as-Sajadah (Depag, 2005) ayat 9 yaitu:
Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-
Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur” (QS. As-Sajadah:9).
Dalam ayat di ayat, memberikan pemahaman bahwa anak dalam kandungan sudah mampu
menerima stimulus atau sensasi yang cukup baik dari alam luar rahim terutama dari ibunya.
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. II ; Jakarta : Bumi Aksara,
1989), h. 160.
Dasar hukum pendidikan anak pranatal menurut ajaran Islam sebagaimana yang dijelaskan
dalam hadits (An-Naisaburi, 1998), yaitu sebagai berikut:
Artinya:“Anak yang sengsara adalah anak yang telah mendapatkan kesengsaraan semenjak
ia masih di dalam kandungan ibunya”.
Maksud hadits di atas adalah bahwa seorang anak mendapatkan dasar-dasar kesengsaraan
dan kebahagian pada waktu pertumbuhan di perut (di kandungan) ibunya. Hal ini artinya bahwa
kesengsaraan atau kebahagian yang dialami anak dalam kandungan akan berpengaruh kepada
perkembangan kehidupannya mendatang.
Metode Pendidikan Pranatal dalam Islam
1.      Metode Berbicara dan berkomunikasi.
Sebagaimana di uraikan pada pembahasan terdahulu, maka sejak usia anak 3 bulan dalam
kandungan sudah ditiupkan roh kedalam tubuhnya, dan pada usia anak 15 minggu anak sudah
memiliki pendengaran yang sempurna, maka alat untuk berkomonikasi dengan anak hanya ada 2
yaitu dengan suara dan dengan sentuhan. Dari kedua bentuk komonikasi diatas, maka suara lah
yang dapat menjadi andalan untuk terselenggaranya proses pendidikan. Oleh karena itu metode
berbicara atau berkomunikasi dipandang metode yang efektif.
Secara teknis berbicara dengan anak dalam kandungan dapat dilakukan dengan ibu
berbaring telentang dengan sedikit miring agar berat badan di sebelah kiri. Posisi ini cenderung
meningkatkan sirkulasi darah kedalam rahim yang akan bermanfaat bagi janin selama masa
berkomunikasi. Si ibu boleh juga duduk, berdiri atau mengatur diri sesuai dengan posisi yang
memungkinkan pada saat itu aktivitas berbicara dengan janin dapat dilakukan. Posisi lainnya
yang juga di anggap efektif oleh para peneliti pra lahir adalah berendam di bak penuh dengan air
hangat dengan leher dan dagu di atas permukaan air.
Dalam rangka menamkan Tauhid maka katakanlah “ La ilaha Illallah “ kemudian
katakan, nak Tuhan kita adalah Allah dan tiada Tuhan selain Allah. Kemudian ucapkan
” Muhammad rasulullah “ wahai anakku, Muhammad saw. adalah Rasul Allah. Dan teruskanlah
berkata-kata dan berbicara dengan anak, sisihkan waktu setiap hari beberapa menit atau beberapa
jam untuk berkomunikasi dengan anak. Demikian pula untuk pada saat hamil ibu sangat baik
selalu membaca al Qur’an, resapi maknanya dengan seluruh keikhlasan.
2.      Metode Mengikut Sertakan dengan Ucapan. 
Mengikut sertakan dengan ucapan yaitu mengajak anak dalam kandungan dengan
menggunakan kata-kata untuk bersama-sama melakukan perbuatan-perbuatan baik, atau amal-
amal shaleh atau ibadah-ibadah yang akan dikerjakan oleh ibu yang mengandung nya. Banyak
prilaku harian yang bisa dimanfaatkan oleh ibu yang sedang mengandung untuk mendidik
anaknya yang masih dalam kandungan. Misalnya melaksanakan wudhu, shalat, membaca al
Qur’an, menghadiri majlis ta’lim dan lain-lain. Ketika ibu ingin mengambil air wudhu
hendaknya ibunya yang mengandung berkata : “ Nak, ayo kita sama-sama mengambil air
wudhu”. Ketika ibunya akan melaksanakan shalat maka hendaknya ibunya mengatakan: “ Nak
mari kita melaksanakan shalat”.
3.      Metode Do’a dan Zikir.
Do’a dalam Islam sangat di anjurkan, apalagi seorang ibu yang sedang mengandung.
Pada  saat mengandung dimana bayi selalu berada dalam dirinya maka semakin besar
kandungannya semakin berat kondisi sang ibu. Pada saat itu sangat baik untuk mendo’a kan
anaknya. 
 Sedangkan zikir  merupakan ibadah yang sangat di anjurkan. Sebagaimana yang
disabdakan Rasulullah bahwa orang yang berzikir akan diangkat derajatnya disisi Allah.
Zikrullah  lebih baik dari menginfakkan emas dan perak. Zikrullah lebih baik dari berjuang
melawan musuh. Dalam pelaksanaannya maka berzikir  dilakukan dengan membaca kalimat-
kalimat zikir yang berisi pujian dan mengangungkan Allah.
4. Metode Kasih Sayang.
       Istri yang sedang mengandung maka harus lebih diperhatikan dan lebih disayangi oleh
suaminya, supaya istri menjadi tenang. Karena ketenangan dan kebahagiaan istri akan
berpengaruh pada janin bayi, sebagaimana dijelaskan pada hadis terdahulu. Suami dan seisi
rumah menjaga prilaku sedemikian rupa supaya tidak menyakiti hati istrinya. Bila istri sedikit
lebih emosional, maka hal tersebut haruslah dipahami oleh suami karena proses kehamilan
membawa akibat suasana hati atau emosi cepat berubah, kepekaan meningkat, dan perubahan
pola makan. Biasanya masa paling berat beban psikis ibu hamil terjadi pada trimester pertama,
yakni ketika perubahan aktifitas hormonal ibu sedang besar-besarnya. Perubahan inilah yang
dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu hamil.
Program Pendidikan Anak dalam Kandungan
1. Program pemberian nutrisi (Makanan halal dan bergizi)
Selama anak didik berada dalam kandungan maka ia perlu makanan yang bergizi dan halal
yang seimbang serta vitaminan. Islam mengatur bahwa orang tua harus memperhatikan makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil terutama makanan halal (makanan yang diperbolehkan oleh
agam islam), hal itu akan membantu melindungi tubuh dari radikal-radikal bebas yang dapat
menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi, dan berfungsi untuk pertumbuhan
tulang-tulang, daging bayi, pertumbuhan sel-sel otak bayi dan pertumbuhan organ lainya.
(Samsul Munir, 2005:63)
2. Program lingkungan sehat
“Kebersihan sebagaian dari iman.” Islam sangat menganjurkan lingkungan yang sehat dan
bersih, terutama bagi ibu hamil yang harus melindungi bayinya dari hal-hal yang dapat
mengganggu perkembangan fisik dan mental bayi ketika berada dalam kandungan. Hendaknya
menciptakan atau menyediakan lingkungan yang sehat dan suasana yang nyaman bagi bayi
pralahirnya. Dengan mengurangi debu dan polutandalam udara yang anda hirup, hindari
kebisingan dan dengarkan musik yang disukai, terutama mendengarkan qira’atul qur’an, lagu-
lagu shalawat, atau nasyid islamiyah-pen tentunya hal itu akan menjadi lebih baik. (Ubes Nur,
2004:23)
3. Program ikatan keluarga
Islam sangat menganjurkan adanya silaturrahmi yang baik. Untuk itu keharmonisan
keluarga perlu dijaga baik dengan keluarga itu sendiri atau dengan keluarga lain. Hal itu dapat
membantu program pendidikan anak dalam kandungan, terutama untuk menciptakan orientasi
anak dalam kandungan yang  memiliki kemampuan bersosialisasi tinggi dan efektivitas
komunikasi yang baik dan handal setelah ia lahir. (Ubes Nur, 2004:31)
4. Program  belajar Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah materi utama yang harus diberikan sebelum memberikan pelajaran atau
materi pendidikan lainya. Mengajari Al-Qur’an kepada anak dimulai sedini mungkin, bahkan
dimulai sejak dalam kandungan agar dapat melahirkan anak saleh. Salah satu usaha untuk
melahirkan anak saleh adalah mengajari bayi untuk membaca Alquran sejak masih dalam
kandungan. Dengan cara mengucapkan kalimah thayyibah, surah-surah pendek, adzan dan
iqamat tiga kali sehari.

Tanggung Jawab Orangtua dalam Pendidikan Pranatal


Orang tua memang mempunyai tanggung jawab secara moril dalam mendidik anak-
anaknya, karena pada dasarnya orang tua menghendaki berakhlak baik dan mulia, oleh karena itu
Islam memberikan sebuah konsep atau pedoman sebagai acuan dasar dalam melakukan proses
pendidikan anak sejak masih dalam kandungan dalam menjadikan anak-anak sebagai orang yang
shaleh yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Pertama dimulai semenjak pemilihan pasangan hidup yang kuat iman dan keshalehannya.
Sebab, suami dan istri atau ayah dan ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pendidikan anak.
Kedua, Memelihara serta menjaga kondisi ibu sebelum melahirkan. Kehidupan bayi dalam
kandungan tergantung sepenuhnya kepada ibunya, dan oleh karenanya segala keadaan yang
mempengaruhi ibu akan berpengaruh pula pada anak yang sedang dalam kandungannya. Oleh
karena itu memberikan pendidikan yang baik kepada ibunya pada saat ia belum melahirkan,
terlebih-lebih lagi pada saat kehamilan, utamanya memperhatikan makananmakanan yang baik
dan mengandung gizi,vitamin dan yang mengandung protein tinggi, disamping itu juga
menghindari dari makan makanan yang kotor atau makan makanan yang haram sebagaimana
yang digariskan oleh Allah swt.
Ketiga, orangtua harus mendo‟akan secara kontinu kepada anak sempai dia dilahirkan,
terutama ibu mestilah meningkatkan intensitas dan kualitas komunikasinya dengan Allah karena
bagaimanapun juga kondisi orangtua dapat mempengaruhi janin dalam kandungannya. Begitu
juga ketika sudah lahir ia mesti dikomunikasikan juga kepada Allah.
Simpulan
Berdasarkan penjelasan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan anak pranatal menurut ajaran Islam adalah usaha sadar kedua orang tua
terutama seorang ibu dalam menjaga fisik dan psikisnya selama kehamilan serta pemberian
stimulus edukatif pada anak yang berada dalam kandungan. Pendidikan anak pranatal dapat
melalui cara: mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi, olah raga, memperbanyak ibadah
shalat,membaca al-Qur’an, Berdo’a, mengajak anak dalam kandungan ke tempat ibadah,
mengajak anak berdialog dan membacakan cerita untuk meningkatkan kecerdasan otaknya.
2. Tujuan pendidikan anak pranatal adalah memberikan sensitifitas nuansa atau orientasi
nilai-nilai Islam sedini mungkin, mengoptimalkan potensi inteligensia dan melestarikan
keseimbangan emosi anak dalam kandungan.
3. Dampak dari pendidikan anak pranatal menurut ajaran Islam adalah dapat membentuk
pertumbuhan dan perkembangan anak sesudah lahir, sehingga anak tersebut mempunyai sifat
dan karakter yang baik dan terpuji dan dapat melaksanakan ibadah-ibadah yang telah diajarkan
oleh agama Islam.
Daftar Pustaka
An-Naisaburi, Abi Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi. 1998. Shohih
Muslim. Riyadh: Darussalam.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya. 1979. (Jakarta ; Yayasan
Penyelenggara Penterjemahan Al-Quran,).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet.
II ; Jakarta : Bumi Aksara,).
Firmasyah. 2002. Meningkatkan Kecerdasan Sang Buah Hati. Surabaya: Putra Pelajar.
Hery Noer Aly dan Munzir. 2000. S. Watak Pendidikan Islam. (Jakarta: Friska Agung
Insani,)
Islam, Ubes . 2004. Mendidik Anak dalam Kandungan. Jakarta: Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai