Anda di halaman 1dari 38

RESUME

Psikologi Perkembangan Dalam Pendidikan Islam

Dosen : Dr. Briliyantina Inrati, M.Pd

Disusun Oleh:
Cecep Gojali
NIM. 23200186

INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK AL-KARIMIYAH


PROGRAM STUDI MEGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2023/2024
RESUME MASA PRANANATAL DAN PASCA NATAL
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Pranatal


Pendidikan pranatal artinya pendidikan bagi anak yang masih dalam
kandungan. Pra artinya sebelum, natal artinya lahir. Dalam Islam, ditetapkan
teknik-teknik pendidikan bagi anak yang belum dilahirkan, yang belum
diketahui apakah selamat atau tidak.
Pendidikan pranatal merupakan usaha sadar orang tua (suami-istri)
untuk mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar
khusus ditujukan kepada kedua orang tua karena anak dalam kandungan
memang belum mungkin dididik, apalagi diajar kecuali oleh orang tuanya
sendiri.
Jadi pendidikan pranatal yaitu proses perbaikan, penguatan, dan
penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia yang
dilaksanakan ketika anak didik masih berada dalam kandungan.
1. Masa Pra Konsepsi
Awal mula pendidikan anak tidak dapat dilepaskan dari tujuan
pernikahan yaitu melaksanakan sunnah Rasulullah saw, lahirnya keturunan
yang dapat meneruskan risalahnya. Pernikahan yang baik dilandasi
keinginan untuk memelihara keturunan, tempat menyemaikan bibit iman,
melahirkan keluarga sehat serta memenuhi dorongan rasa aman, sejahtera,
dan sakinah, penuh mawaddah dan rahma. Oleh karena itu pemilihan
pasangan sebelum menikah pun menjadi kepedulian utama dalam
merancang pendidikan anak.
Ada sabda Rasulullah saw yang berkaitan dengan pemilihan jodoh.
Berkaitan dengan pemilihan istri dalam ajaran Islam tidak ada 4
kriterianya yaitu karena hartanya, keturunan, kecantikan, dan agamanya.
Jika keempat kriteria ini tidak didapatkan, Rasulullah saw menganjurkan
memilih calon istri orang yang beragama dan taat beribadah. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan martabat manusia di masa depan, melalui
upaya pendidikan. Anak lahir dalam kandungan, lahir dan diasuh serta

2
dididik oleh istri yang taat beragama, kemungkinan besar akan menjadi
anak yang sholeh setelah dewasa.
2. Masa Pasca Konsepsi
Setelah terjadi masa konsepsi, maka proses pendidikan sudah bisa
dimulai, walau masih bersifat tidak langsung (indirect education). Tahap
ini selangkah lebih maju dari yang pertama. Masa pasca konsepsi disebut
juga dengan massa kehamilan yang berlangsung kurang lebih 9 bulan 10
hari. Walaupun masa ini relatif lebih pendek dari masa selainya, namun
periode ini memberikan makna sangat penting bagi proses pembentukan
kepribadian manusia berikutnya.
Masa di dalam kandungan (pranatal) ini sangat penting artinya,
karena merupakan awal kehidupan. Pada masa itu hubungan janin sangat
erat dengan ibunya. Oleh karena itu proses pendidikan sudah dimulai
semenjak anak dalam kandungan (pranatal education) yaitu masa
perkembangan anak sebelum lahir dan masih dalam kandungan ibu. Masa
ini dimulai semenjak periode konsepsi (pertemuan sperma dan ovum).
Proses ini berkembang sampai anak lahir ke dunia lebih kurang Sembilan
bulan. Adapun proses pendidikan yang dapat dilakukan orang tua seperti:
a. Mendoakan anaknya agar dijadikan Allah SWT sebagai anak yang
baik dan shaleh serta sehat jasmani dan rohaninya.
b. Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan
minuman yang lebih halal lagi baik (bergizi)
c. Ikhlas dan mendidik anak yaitu dengan niat karena Allah semata,
mendekatkan diri kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya serta
memelihara amanah-Nya, tidak dengan niat mendapatkan pamrih atau
balas jasa dari anaknya kelak.
d. Memahami kebutuhan istri. Suami harus mengerti dan memenuhi
kebutuhan istri yang sedang mengandung sesuai dengan
kemampuannya, terutama pada masa-masa awal umur kandunganya,
dimana terkadang muncul keinginan- keinginan yang aneh.
e. Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT baik melalui ibadah
wajib maupun ibadah sunnat.

3
f. Kedua orang tua berakhlak mulia, seperti kasih sayang, sopan dan
lemah lembut, pemaaf sesama manusia, rukun dengan keluarga dan
tetangga, yang keseluruhannya dapat menjadi rangsangan yang positif
bagi anak dalam kandungan.

B. Pendidikan Pasca Natal


Pendidikan pasca natal adalah Pendidikan yang dimulai semenjak
lahirnya anak sampai mereka dewasa bahkan sampai mereka meninggal dunia.
Dalam Pendidikan pasca natal ada beberapa fase yang dilewati oleh setiap
anak.
1. Fase Bayi
Masa bayi disebut juga masa mulut (oral phase). Fase bayi ialah fase
kehidupan manusia terhitung dari saat kelahiran sampai kira-kira berumur
dua tahun. Selama rentang waktu itu, kehidupan bayi biasanya sangat
tergantung pada bantuan dan pemeliharaan pihak lain, terutama si ibu.
Dibanding fase perkembangan sebelum anak lahir ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya:
a. Mengeluarkan zakat fitrah.
b. Mendapatkan hak waris.
c. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.
d. Menyuarakan azan dan iqamah ditelinga bayi.
e. Aqiqah yaitu menyembelih kambing (domba) untuk bayi dari hari
ketujuh dari kelahirannya. Jika tidak bisa boleh dilaksanakan kapan
saja.
f. Memberi nama (tasmiah) yang baik, seperti nama nabi-nabi, juga
disunahkan untuk menggabungkan nama anak dengan nama bapaknya
agar menumbuhkan rasa menghormati di dalam jiwa anak dan
menumbuhkan kecintaan terhadap ayahnya
2. Fase Kanak-Kanak
Masa kanak-kanak adalah masa selepas usia dua tahun hingga anak
berusia enam tahun. Jadi batasnya sejak lepasnya panggilan bayi sampai
dia masuk sekolah. Masa kanak-kanak sering disebut sebagai masa

4
estetika (Karena pada masa itu merupakan saat terciptanya perasaan
keindahan), masa indera (Karena pada masa ini indera anak berkembang
pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan berikutnya), masa
menentang orang tua (Karena dipengaruhi oleh menonjolnya
perkembangan berbagai aspek fisik dan psikis di suatu pihak, disisi lain,
belum berfungsinya kontrol akal dan moral).
Masa ini dibagi pula kepada dua fase, yaitu:
a. Fase anak (1-3 tahun)
b. Fase pra sekolah (3-6 tahun)
3. Fase Anak-Anak (6- 12 tahun)
Periode anak-anak dimulai sejak anak berusia enam tahun sampai
tiba saatnya individu menjadi matang. Karakteristik anak pada masa ini:
a. Anak mulai bersekolah.
b. Guru mulai menjadi pujaannya.
c. Gigi tetap mulai tumbuh.
d. Anak mulai gemar membaca.
e. Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang lain.
f. Hubungan anak dengan ayahnya semakin erat.
g. Anak suka sekali menghafal.
4. Fase Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12 sampai 21 tahun. Awal remaja
ditandai dengan dimulainya keguncangan, baik bagi laki-laki maupun
perempuan. Masa remaja ini ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
gender.
5. Fase Dewasa
Usia dewasa dimulai sejak berakhirnya kegoncangan-kegoncangan
kejiwaan yang menimpa masa remaja. Dengan demikian usia dewasa bisa
dikatakan masa ketenangan jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas.
Netty Hartati, dkk. menjelaskan bahwa masa dewasa ini dapat dibagi
kepada tiga tahap.
a. Fase dewasa dini
Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu

5
suatu masa yang penuh masalah dan ketenangan emosional, periode
isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan
nilai- nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada hidup yang baru.
b. Fase dewasa madya
Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun.
Ada sepuluh karakteristik yang biasa terjadi pada usia dewasa madya:
1) Usia madya merupakan periode yang sangat menakutkan.
2) Usia madya merupakan usia transisi.
3) Masa stres.
4) Usia yang berbahaya.
5) Usia canggung.
6) Masa berprestasi.
7) Masa evaluasi.
8) Dievaluasi dengan standar ganda.
9) Masa sepi.
10) Masa jenuh.
c. Fase dewasa akhir
Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:
1) Merupakan periode kemunduran.
2) Perbedaan individual pada efek menua.
3) Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.

6
RESUME PERKEMBANGAN MASA BAYI (0-2 TAHUN)

A. Pengertian Masa Bayi


Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar
periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola
perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk. Masa bayi berlangsung dua
tahun pertama setelah periode bayi baru lahir.
Pada masa ini bayi mengalami kemajuan dalam hal ketergantunggan
total pada orang lain menuju ke otonomi yang relative dari determinasi diri.
Pertumbuhan, perkembangan, kematangan dan belajar menghasilkan
perubahan perilaku yang besar sekali pada masa bayi. Pada masa akhir ini ia
masih bisa berdiri dan berjalan.
Anak juga mulai belajar berbicara dari satu kata sampai beberapa kata
yang membentuk kalimat. belajar berbicara dilakukan dengan mendengarkan
dan kemudian meniru (imitasi) orang lain berbicara. Perkembangan bicara
banyak dipengaruhi oleh perasangan sosial, imitasi, belajar dari anak yang
lebih besar dan orang dewasa di lingkungannya. Perkembangan kepribadian
juga dimulai sejak anak masih kecil. Anak harus dididik sesuai dengan cara-
cara perilakunya kelak, agar sudah terbiasa dengan kebiasaan tertentu.
Pembentukan perilaku yang di mulai sejak dini akan menjadi dasar bagi anak
dalam menghadapi masalah di kemudian hari. Pembentukan kebiasaan,
perilaku disiplin, kejujuran, singkatnya perilaku yang baik akan mengurangi
ketegangan dalam menghadapi konflik.
Perilaku bayi pada mulanya berkaitan dengan perilaku menyusu dan
perilaku pembuangan (elimination behavior). Dalam perkembangan bayi oleh
beberapa pakar, dikemukakan bahwa perilaku tersebut dikaitkan dengan
kepribadian oral dan anal pada kepribadian dewasa.

B. Aspek-Aspek dalam Perkembangan Masa Bayi


1. Perkembangan Fisik
Pada masa bayi, perkembangan fisik secara jelas dapat diamati pada
enam bulan. Pertumbuhannya terus bertambah dengan pesat. Tahun
pertama peningkatan lebih kepada berat dan tinggi badan. Selama tahu

7
kedua terjadi penurunan, selain itu yang berkembang ialah proporsi,
tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi, susunan saraf, dan organ
perasa.
2. Perkembangan Psikologis
Secara psikologis, pada masa bayi terjadi pembentukan pola-pola
fundamentalis dan kebiasaan mengenali wajah orang-orang tertentu.
Menurut Piaget, anak hingga umur kurang lebih 2 tahun belum tampak
adanya mediasi dalam arti “aktivitas pikir yang intern”. Semua tingkah
laku anak harus dipikir sebagai hal yang diterima sensori dan suatu reaksi
yang motorik saja.
3. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang
terkoordinasi. Perkembangan pada masa bayi pada aspek motorik ini dapat
diamati dan terlihat reaksi-reaksi spontan yang berulang dilakukan dan
tidak terkoordinasi.
Ciri-ciri dari gerakan motorik, yaitu:
a. Gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukan untuk maksud-
maksud tertentu.
b. Grak yang dilakukan tidak sesuai den gan mengangkat benda.
c. Gerak serta. Sepertia anak yang bermain dengan botol susunya,
kelihatan bahwa mulut, leher dan kepalanya turut bergerak semuanya.
Macam-macam gerakan:
a.    Gerakan Instinktif
b.    Gerakan Refleks
c.    Gerakan spontan (impulsif)
4. Belajar Berjalan
Masa bayi merupakan masa yang penuh dengan latihan-latihan,
dan kemajuan yang dapat dicapainya. Kemajuan-kemajuan yang dicapai
dalam belajar berjalan adalah sebagai berikut:
a. Umur 1 bulan. Bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya
bertambah, ia mulai melatih menggerak-gerakkan tubuhnya.

8
b. Umur 2 bulan. Ia menggerakkan dan memutarkan kepalanya dengan
susah payah.
c. Umur 3 bulan. Ia belajar membalikkan badannya, tetapi setelah
tertelungkup, seluruh badan dan mukanya terbenam di atas
pembaringannya.
d. Umur 4 bulan. Pada waktu tertelungkap, ia mencoba mendongakkan
kepalanya sedikit walaupun dalam waktu yang singkat sekali.
e. Umur 5 bulan. Setelah mmapu menegakkan kepalanya, ia mencoba
mengangkat dadanya dengan menopangkan kedua kaki dan
tangannya.
f. Umur 6 bulan. Sudah ada keinginan untuk merangkak. Jika ia sedang
menelungkup, dan ibu meletakkan mainan di depannya, ia
menggerakkan kaki dan tangannya seolah-olah berenang, tetapi
hasilnya belum tercapai karena otot-ototnya belum terlalu kuat.
Dengan bantuan sedikit diangkat badannya, ia dapat bergerak maju
sedikit.
g. Umur 7 bulan. Ia dapat duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.
h. Umur 8 bulan. Ia dibantu belajar berdiri.
i. Umur 9 bulan. Ia dapat berdiri sendiri sambil berpegangan pada sisi
meja dan kursi.
j. Umur 10 bulan. Jika otot-ototnya sudah cukup kuat serta srafnya
cukup matang, ia memulai melatih merangkak.
k. Umur 11 bulan. Ia belajar merambat dengan berpegangan pada
perabot rumah tangga.
l. Umur 12 bulan. Ia mencoba berdiri sendiri. Selanjutnya ia dapat
berjalan sendiri.
5. Perkembangan Emosi
Emosi yaitu respon yang timbul dari stimulus yang menyebabkan
perubahan-perubahan fisiologis disertai dengan perasaan kuat. Bayi
mengekspresikan sebagian emosi jauh lebih awal dibandingakan dengan
beberapa emosi lain, lalu mengekspresikan dengan rinci dus perilaku

9
ekspresif emosional yang penting. Pada emosional yang lazim pada bayi
meliputi kemarahan, ketakutan, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.
6. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan
manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua
proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
dan memikirkan lingkungannya.
7. Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk prabahasa yang normal muncul dalam pola
perkembangan bahasa, yakni menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis
adalah lebih penting karena merupakan dasar bagi perkembangan bahasa
yang sebenarnya. Isyarat dipakai bayi sebagai pengganti bahasa,
sedangkan pada anak yang lebih tua atau orang dewasa, isyarat dipakai
sebagai pelengkap bahasa.
Bayi memilki bahasa yang berbeda dengan bahasa orang dewasa.
Sebelum mencapai kemampuan berbicara seperti orang dewasa, ada
beberapa tahap yang harus dilalui. Tahap-tahap yang dilalui adalah:
a.    Cooing (menggumam)
b.    Babbling
c.    One-word utterance
d.   Two word-utterance dan telegraphic speechi
e.    Basic adult setence structure.
8. Perkembangan Bermain
Bemain atau setiap kegiatan yang menimbulkan kesenangan,
dimulai dalam bentuk sederhana pada masa bayi. Bermain pada masa ini
terutama terdiri dari gejala-gejala gerakan motorik yang tidak menentu dan
perangsangan organ-organ keindraan. Permainan pada masa bayi bersifat
bebas dan spontan yang ditandai dengan tidak adanya aturan-aturan dan
lebih bersifat bermain sendiri daripada orang lain.
9. Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini masih berkembang sikap egosentir. Ini berarti bahwa
anak memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang sendiri, dan

10
ditujukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan
dirinya sendiri, tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Ia adalah raja
atau ratu kecil yang hanya memerintah dunia akhirat.
Sikap egosentris ini mempengaruhi sikap sosialnya, seperti:
a.    Semua orang harus melayani dirinya.
b.    Semua orang harus tundukpada kehendaknya.
c.    Segala sesuatu yang dikehendakinya harus ada dan harus dipenuhinya.
10. Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang
apa yang baik atau tidak baik. Pada masa ini (bayi) tingkah laku anak
hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriyah belaka (impulsif).
Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku
bermoral atau tidak moral.
C. Peran Lingkungan Terhadap Perkembangan Bayi
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, tidak
mempunyai pengertian tentang apa yang ada dilingkungannya, belum dapat
makan, baru punya reflek menghisap dan menelan. Sebagaimana terlihat pada
aspek-aspek perkembangan, tampak bahwa peranan lingkungan sangat
penting. Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama yang
diharapkan dapat:
1. Memberikan ranngsangan agar sensomotornya dapat bereaksi.
2. Memperhatikan kesehatan dan gizi karena bayi belum dapat menolong
dirinya sendiri.
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya
kemampuan berbicara.
4. Memberikan model tentang konsep moral dan nilai yang benar dan salah.
5. Memberikan pujian atas kemajuan yang mereka capai.
6. Memberikan kebiasaan bermain yang konstruktif.

11
RESUME MASA KANAK-KANAK (2-7 TAHUN)

A. Ciri-Ciri Perkembangan Masa Anak-Anak Awal


Anak dilahirkan di dunia dalam kondisi serba kurang lengkap, sebab
semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rohaniahnya belum berkembang dengan
sempurna. Oleh karena itu anak manusia mempunyai kemungkinan panjang
untuk bebas berkembang. Yang dimaksud dengan kebebasan berkembang di
sini yaitu untuk bisa mempertahankan hidupnya dan untuk bisa menyesuaikan
diri dalam lingkungannnya. Bahkan seorang anak bisa meningkat pada taraf
perkembangan tertinggi pada usia kedewasaannya. Hingga di kemudian hari ia
mampu mengendalikan alam sekitar dan juga bumi.
Masa kanak-kanak sering disebut juga dengan masa estetika, masa
indera dan masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini
merupakan saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut juga masa indera,
karena pada masa ini indera anak-anak berkembang pesat.karena pesatnya
perkembangan tersebut, anak-anak senang mengadakan eksplorasi, yang
kemudian disebut dengan masa menentang.
Adapun ciri-ciri pada masa anak-anak awal ialah :
1. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
2. Usia mainan
3. Usia prasekolah
4. Usia belajar kelompok
5. Usia menjelajah dan banyak bertanya
6. Usia meniru dan kreatif
Sedangkan tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi :
1. Belajar berbicara, misalnya dengan belajar menyebut kata ayah, ibu atau
bendabenda sederhana disekitarnya
2. Belajar membedakan jenis kelamin
3. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan orang-orang
terdekatnya
4. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dan yang buruk dan
mengembangkan kata hati.

12
5. Membentuk konsep-konsep pengertian sederhana tentang kenyataan
sosial dan alam.
B. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang
kompleks dan sangat mengagumkan. Kuhlen dan Thompson mengemukakan
bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
1. Sistem saraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi;
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik;
3. Kelenjar Endoktrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah
laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk
aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan
jenis;
4. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi berat dan proporsi.
Pertumbuhan otak anak pada usia lima tahun mencapai 75% dari
ukuran orang dewasa dan 90% pada usia 6 tahun. Pada usia ini juga tumbuh
“myelinization” (lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan
penyekat berwarna putih, yaitu myelin) secara sempurna. Secara struktur otak
terdiri dari atas tiga bagian, yaitu:
1. Brainstem (termasuk didalamnya celebellum) yang berfungsi sebagai
pengontrol keseimbangan dan koordinasi;
2. Midbrain yang berfungsi sebagai stasiun pengulang atau penyumbang dan
pengotrol pernafasan dan fungsi menelan;
3. Cerebrum yang berfungsi sebagai pusat otak yang paling tinggi yang
meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan
sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Proses pertumbuhan otak menurut para ahli melalui tiga tahap, yaitu:
1. Produksi sel (cell production), yaitu bahwa sel-sel itu telah diproduksi di
antara masa 8 sampai 16 minggu setelah masa konsepsi;
2. Perpindahan sel (cell migration) yaitu bahwa neuron-neuron itu
berimigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang

13
semestinya;
3. Elaborasi sel (cell elaburation) yaitu terjadinya proses di mana Axon
(jaringan syaraf panjang body sel dalam neuron) dan dendrite (jaringan
syaraf pendek bodi sel dalam neuron) membentuk syaraf synepses (ruang
kecil diantara neuron-neuron di mana kegiatan syaraf terkomunikasikan
antara sel yang satu dengan yang lain).
C. Perkembangan Kognitif
Kognisi artinya kemampuan berfikir, kemampuan menggunakan otak.
Perkembangan kognisi berarti perkembangan anak dalam menggunakan
kekuatan berfikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalam hal ini
otaknya mulai mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan
mengingat. Dunia kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan
fantastis. Imajinasi anak berkembang sepanjang waktu, dan pemahaman
mental mereka mengenai dunia menjadi lebih baik. Pada tingkat ini anak
sudah dapat meningkatkan penggunaan bahasa dengan menirukan prilaku
orang dewasa.
D. Perkembangan Psikososial
Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai
dengan usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik
berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anak-
anak masih sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga. Adapun
perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini meliputi beberapa hal
yaitu :
1. Perkembangan Emosi
2. Perkembangan Sosial
3. Perkembangan Permainan
4. Perkembangan Moral
E. Sumber Jiwa Agama Menurut Islam
Di dalam Al-qur’an sumber jiwa agama dapat ditemukan dalam surat
Ar-Rum ayat 30 yang berarti: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia

14
menurut fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (QS. Ar-Rum:30).
Ayat tersebut menyatakan bahwa secara fitrah, manusia adalah
makhluk beragama. Secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Walaupun secara dhohir ada beberapa
golongan yang tidak mengakui adanya Tuhan (atheis), tetapi itu hanya
pernyataan lisan.
F. Perkembangan Jiwa Beragama
Dalam rentang kehidupan terdapat beberapa tahap perkembangan.
Menurut Kohnstamm, tahap perkembangan kehidupan manusia dibagi
menjadi lima periode, yaitu:
1. Umur 0 – 3 tahun, periode vital atau menyusuli.
2. Umur 3 – 7 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
3. Umur 6 – 12 tahun, periode intelektual (masa sekolah)
4. Umur 12 – 21 tahun, periode social atau masa pemuda.
5. Umur 21 tahun keatas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan
psikis seseorang.
Elizabeth B. Hurlock merumuskan tahap perkembangan manusia
secara lebih lengkap sebagai berikut:
1. Masa Pranatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2. Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua.
3. Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
4. Masa Kanak- Kanak awal, umur 2 – 7 tahun.
5. Masa Kanak- Kanak akhir, umur 7 – 10 atau 11 tahun.
6. Masa Pubertas (pra adolesence), umur 11 – 13 tahun
7. Masa Remaja Awal, umur 13 – 17 tahun. Masa remaja akhir 17 – 21
tahun.
8. Masa Dewasa Awal, umur 21 – 40 tahun.
9. Masa Setengah Baya, umur 40 – 60 tahun.
10. Masa Tua, umur 60 tahun keatas.

15
G. Agama Pada Masa Anak- Anak
Sebagaimana dijelaskan diatas, yang dimaksud dengan masa anak-
anak adalah sebelum berumur 12 tahun. Jika mengikuti periodesasi yang
dirumuskan Elizabeth B. Hurlock, dalam masa ini terdiri dari tiga tahapan:
1. 0 – 2 tahun (masa vital)
2. 2 – 7 tahun (masa kanak- kanak)
3. 7 – 12 tahun (masa sekolah)
H. Tahap Perkembangan Beragama Pada Anak.
Sejalan dengan kecerdasannya, perkembangan jiwa beragama pada
anak dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1. The Fairly Tale Stage (Tingkat Dongeng).
Pada tahap ini anak yang berumur 3 – 6 tahun, konsep mengeanai
Tuhan banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, sehingga dalam
menanggapi agama anak masih menggunakan konsep fantastis yang
diliputi oelh dongeng- dongeng yang kurang ,masuk akal. Cerita akan
Nabi akan dikhayalkan seperti yang ada dalam dongeng- dongeng.
2. The Realistic Stage (Tingkat Kepercayaan)
Pada tingkat ini pemikiran anak tentang Tuhan sebagai bapak
beralih pada Tuhan sebagai pencipta.Hubungan dengan Tuhan yang pada
awalnya terbatas pada emosi berubah pada hubungan dengan
menggunakan pikiran atau logika.
3. The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang tinggi,
sejalan dengan perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan yang
diindividualistik ini terbagi menjadi tiga golongan:
a. Konsep ketuhanan yang konvensional dan konservatif dengan
dipengaruhi sebagian kecil fantasi.
b. Konsep ketuhanan yang lebih murni, dinyatakan dengan pandangan
yang bersifat personal (perorangan).
c. Konsep ketuhanan yang bersifat humanistik, yaitu agama telah
menjadi etos humanis dalam diri mereka dalam menghayati ajaran
agama.

16
17
I. Sifat agama pada anak
Sifat keagamaan pada anak dapat dibagi menjadi enam bagian:
1. Unreflective (kurang mendalam/ tanpa kritik).
2. Egosentris
3. Anthromorphis
4. Verbalis dan Ritualis
5.  Imitatif
6. Rasa heran

J. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Agama Pada Masa Anak-


anak.
Perkembangan agama pada masa anak terjadi melalui pengalaman
hidupnya sejak kecil dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat.
Lingkungan banyak membentuk pengalaman yang bersifat religius, (sesuai
dengan ajaran agama) karena semakin banyak unsur agama maka sikap,
tindakan dan kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan
ajarana agama.
Adapun cara untuk menjaga kesehatan mental anak melalui pendidikan
agama islam antara lain :
1. Menanamkan Rasa Keagamaan terhadap Anak.
2. Membimbing dan Mengarahkan Perkembangan Jiwa Anak Melalui
Pendidikan Agama Islam.
3. Menanamkan Etika Yang Baik Terhadap Diri Anak Berdasarkan Norma-
Norma Keagamaan.

18
RESUME USIA TAMYIZ/ MASA KANAK-KANAK AKHIR
( USIA ANAK 7-10 TAHUN )

A. Ruang Lingkup Masa Kanak-kanak Akhiratau Usia Tamyiz


Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa sekolah atau
masa sekolah dasar. Masa kanak-kanak akhir berjalan dari umur 6 atau 7 tahun
sampai masuk ke masa pubertas.. Pada masa ini anak sudah matang
bersekolah dan sudah siap masuk Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.
Seorang anak dapat dikatakan matang untuk bersekolah apabila  anak
telah mencapai kematangan (fisik, intelektual, moral, dan sosial). Matang
secara fisik maksudnya, apabila anak telah menuruti secara jasmaniah tata
sekolah. Misalnya, dapat duduk tenang, tidak makan didalam kelas, tidak
bergurau dengan teman waktu diajar, dan lain sebagainya. Matang secara
intelektual maksudnya, apabila anak telah sanggup menerima pelajaran secara
sistematis, terus-menerus, dapat menyimpannya dan nantinya dapat
memproduksi pelajaran tersebut. Matang secara moral adalah jika anak telah
sanggup menerima pelajaran moral, misal pelajaran budi perkerti, etiket, serta
telah sanggup untuk melaksanakannya. Telah juga ada rasa tanggungjawab
untuk melaksanakan peraturan sekolah sebaik-baiknya. Matang secara sosial,
maksudnya apabila anak telah sanggup untuk hidup menyesuaikan diri dengan
masyarakat sekolah.
Masa akhir kanak-kanak menurut psikologi islam adalah tahap tamyiz,
fase ini anak mulai mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan
yang salah.

B. Ciri-ciri Masa Kanak-kanak Akhir/Tamyiz


Masa kanak-kanak akhir berlangsung pada usia sekitar 6 sampai 10
tahun, dengan ciri-ciri sebagaimana digambarkan oleh para orang tua, para
guru, dan para psikolog, sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua. Bagi sebagian orang tua masa
kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan sesuatu masa dimana anak
tidak mau menuruti perintah dan dimana lebih banyak dipengaruhi oleh

19
teman-teman sebaya dari pada orang tua dan anggota keluarga lain.
2. Label yang digunakan oleh para pendidik. Para pendidik melabelkan masa
kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang
priode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi suatu masa
dimana anak-membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses,
atau sangat sukses.
3. Label yang digunakan ahli psikologi. Bagi ahli psikologi, akhir masa
kanak-kanak adalah usia berkelompok suatu masa dimana perhatian utama
anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai
anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan
teman-temanya.

C. Aspek-aspek Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir


1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik merupakan proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan fisik ini terdiri dari :
a. Perkembangan motorik kasar
b. Perkembangan motorik halus
2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap
operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang
pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan
tidak jelas. Anak menggunakan operasi mental untuk memecahkan
masalah-masalah yang aktual, anak mampu menggunakan kemampuan
mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kini anak
mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.
3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak lebih baik
kemampuanya dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi
lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada
perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.

20
4. Perkembangan Moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk
memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan moral terlihat dari perilaku moralnya di masyarakat yang
menunjukan kesesuaian dengan nilai dan norma di masyarakat. Perilaku
moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku
moral orang-orang disekitarnya.
5. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial tak dapat dipisahkan dengan perkembangan
emosi, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial.
Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada
secara terus-menerus.
D. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir
Seperangkat pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan
yang merupakan tugas perkembangan dan yang mestinya dikuasai pada masa
kanak-kanak akhir adalah sebagai berikut :
1. Belajar menguasai keterampilan fisik dan motorik untuk permainan yang
bersifat umum.
2. Membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai
organisme yang sedang tumbuh dan berkembang.
3. Belajar bergaul secara baik dengan teman-teman sebayanya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Mengembangkan keterampilan dalam membaca, menulis, dan berhitung.
6. Mengembangkan konsep-konsep yangg diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Mengembangkan pembentukkan kata hati, moral, dan skala nilai.

E. Perkembangan Minat dan Kegiatan Bermain


Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun anak
perempuan sangat sadar akan kesesuaian jenis permainan dengan kelompok
seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang diangap tidak
sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi.

21
Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi
kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburan-hiburan
seperti televisiradio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. Perubahan
ini sebagian disebabkan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi
disebabkan bertambah banyaknya tugas-tugas dirumah.
1. Bermain Konstruktif
Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa
memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang popular
diantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih menyukai jenis
konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis,
membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.
2. Menjelajah
Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang
memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan
menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang
lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dengan benda-benda
disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin menjelajah lebih jauh
dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-
daerah baru.
3. Mengumpulkan
Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan
berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi
sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga
memberikan kesenangan bagi kolektor.
4. Permainan dan Olahraga
Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan
yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan
awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih
besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak
berusia 10 tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan
pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata-mata
pada kegembiraan.

22
5. Hiburan
Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-
kanak diantaranya membaca, menonton film,  radio dan televisi, dan
berimajinasi.

23
RESUME PERBEDAAN INDIVIDU
DAN KESULITAN BELAJAR

A. Pengertian Perbedaan Individu


Perbedaan individu berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang
menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai
persamaanya. Psikologi perbedaan individu menguji dan menjelaskan
bagaimana setiap orang berbeda dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak.
Menurut Lindgren (1980) makna “perbedaan” dan “perbedaan individual”
menyangkut tentang variasi yang terjadi, baik variasi dari segi fisik dan
psikologis. Perbedaan individu menurut Chaplin (1995:244) adalah “sebarang
sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu
individu dengan individu lainnya. Sedangkan menurut Gerry (1963) ddalam
buku perkembangan peserta didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono
mengkategorikan perbedaan individual seperti berikut:
1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga,
dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar(skema).
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah dalam mencapai
pengetahuan baru.

B. Faktor-Faktor Perbedaan Individu


1. Faktor Bawaaan Atau Genetik
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang dilakukan
melalui pewarisan genetik oleh orang tua. Pewarisan genetik ini dimulai
saat terjadinya pembuahan. Yaitu ketika sel reproduksi perempuan yang
disebut ovum dibuahi oleh sel reproduksi laki-laki yang disebut
spermatozoon. Hal ini terjadi kira- kira 280 hari sebelum lahir.

24
2. Faktor lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang terjadi di luar
diri individu. faktor ini meliputi:
a. Status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua, meliputi tingkat
pendidikan orangtua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orangtua.
b. Budaya, Budaya merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia,
atau dapat juga didefinisikan sebagai adat-istiadat. Budaya dan
kebudayaan sebagai rangkaian tindakan dan aktifitas manusia yang
berpola dapat dilihat dalam tiga wujud.
c. Urutan kelahiran, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan
perilaku individu dipengaruhi salah satunya oleh urutan kelahiran

C. Macam-Macam Perbedaan Individu


1. Intelegensi
Novelis Inggris abad ke-20 Aldous Huxley mengatakan bahwa
anak-anak itu hebat dalam hal rasa ingin tahu dan intelegensinya. Apa
yang dimaksud Huxley ketika dia menggunakan kata intelegensi?
Intelegensi adalah salah satu milik kita yang paling berharga, tetapi bahkan
orang yang paling cerdas sekalipun tidak sepakat tentang apa inteligensi
itu. Beberapa pakar mendeskripsikan intelegensi sebagai keahlian untuk
memecahkan masalah (problem solving).
Howard Gardner (1983,1993,2002) mengemukakan delapan
kerangka pikirannya tentang macam-macam kecerdasan (multiple
intellegence):
a. Keahlian verbal
Kemampuan untuk berpikir dengan kata dan menggunakan
bahasa untuk mengekspresikan makna.
b. Keahlian spiritual/ eksistensial
Keterampilan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan
untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan
sumber utama (Tuhan Yang Maha Esa) dari segala sesuatu.

25
c. Keahlian logika matematika
Kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika d.)
Keahlian spasial Kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.
Kemampuan melihat ruang dan bangunan. Kecerdasan ini berpotensi
untuk menjadi seorang arsitek, insinyur dan lain-lain.
d. Keahlian kinestetik
Kemampuan untuk memanipulasi objek dan kecerdasan
dalam hal-hal yang berhubungan dengan fisik.
e. Keahlian musikal
Kemampuan dalam memahami nada, melodi, irama, dan
suara.
f. Keahlian intrapersonal
Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata
kehidupan dirinya secara efektif,
g. Keahlian interpersonal
Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara
efektif dengan orang lain.
h. Keahlian naturalis
Kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan
memahami sistem alam dan sistem buatan manusia
2. Gaya belajar dan gaya berpikir
Gaya belajar dan berpikir bukanlah kemampuan, tetapi cara yang
dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya (Drysdale, Ross, &
Schuylts, 2001; Stenberg, 1997). Dua dikotomi gaya belajar dan berpikir
yang paling banyak didiskusikan adalah:
a. Gaya impulsive/reflektif. Disebut sebagai tempo konseptual, yakni
murid cenderung bertindak cepat dan impulsive atau menggunakan
lebih banyak waktu untuk merespons dan merenungkan akurasi dari
suatu jawaban
2. Gaya dalam/permukaan, adalah bagaimana siswa mendekati bahan
pembelajaran. Apakah mereka melakukan hal ini dengan cara yang
membantu mereka memahami arti dari bahan (gaya dalam) atau hanya

26
sebagai apa yang harus dipelajari (gaya permukaan)
3. Kepribadian dan temperamen.
a. Kepribadian mengacu pada pemikiran, emosi dan perilaku khas
yang menjadi cirri bagaimana individu beradaptasi dengan
kehidupan.
b. Temperamen terkait erat dengan kepribadian dan gaya belajar dan
berpikir, temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara
karakteristik merespons.
4. Perbedaan Jenis Kelamin atau Gender
Istilah jenis kelamin dan gender sering diartikan sama. Jenis
kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan,
sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan
perempuan.
5. Perbedaan Kemampuan
Diartikan sebagai kecerdasan. Definisi secara umum diartikan
sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk
memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas dengan meliputi
prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar. Perbedaan
kecerdasan individu dapat dilihat dari perbedaan skor IQ.
6. Perbedaan Kepribadian
Merupakan pola perilaku dan berfikir yang khas, yang
menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan.Orang
cenderung bertindak dan berfikir dengan cara tertentu dalam berbagai
situasi. Sebagai karakteristik yang membedakan satu individu dengan
individu yang lain.
7. Perbedaan Gaya Belajar
Merupakan pola perilaku yang spesifik dalam menerima
informasi dan mengembangkan kemampuan baru, serta proses
menyimpan informasi dan keterampilan baru.
8. Perbedaan dalam bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapat

27
rangsangan dan pempukan secara tepat, sebaliknya bakat tidak dapat
berkembang sama sekali manakala ingkungan tidak memberikan
kesemppatan untuk berkembang. Pekembangan bakat dimiliki secara
individual.
D. Kesulitan Belajar
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Kajian ini berkenaan dengan faktor-faktor kesulitan belajar pada
mata pelajaran Ekonomi.Seorang guru perlu memperhatikan keadaan
siswanya pada saat mengalami kesulitan belajar.Kesulitan belajar adalah
keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya. Kesulitan belajar adalah kemampuan seorang siswa untuk
menguasai suatu materi pelajaran secara maksimal tetapi dalam
kenyataanya siswa tidak dapat menguasainya dalam waktu yang telah
ditentukan, dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi.
2. Karakteristik Kesulitan Belajar
Menurut M. Dalyono kesulitan belajar dimanifestasikan dalam
perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, maupun afektif.Beberapa
perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar,antara lain:
a. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah / di bawah rata-rata yang
dicapai oleh kelompok kelas.
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia
berusaha dengan keras tetap saja nilainya selalu rendah.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal
dengan kawan- kawannya dalam segala hal, misalnya: dalam
mengerjakan tugas- tugasnya.
d. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
3. Bentuk kesulitan Belajar Siswa
Kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United
States Office of Educationpada tahun 1977 menampakkan diri dalam
bentuk kesulitan :
a. Kesulitan mendengarkan

28
b. Kesulitan belajar berfikir
c. Kesulitan membaca
d. Kesulitan menulis
e. Kesulitan mengeja
f. Kesulitan berhitung
4. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa
Kesulitan belajar yang dialami oleh seorang siswa biasanya akan
ditandai dengan menurunnya kinerja akademik atau belajarnya, hal ini
sesuai dengan pernyataan Abdurrahman yang menyatakan bahwa
penyebab utama kesulitan belajar adalah ( Learning disabilities) adalah
faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis;
sedangkan penyebab utama masalah belajar (Learning Problem) adalah
faktor eksternal, yaitu antara lain berupa startegi pembelajaran yang
keliru, pengelolaan pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi
belajar anak, dan pemberian penguatan ulangan(Raeinforcement) yang
tidak tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, menurut Sumadi
Suryabrata secara garis besar digolongkan menjadi:
a. faktor yang bersal dari luar diri siswa ( faktor social dan faktor non
social ).
b. faktor yang berasal dari dalam diri siswa ( faktor fisiologis dan faktor
psikologis ).
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar menurut Muhaibbin
Syah antara lain:
a. Faktor intern anak didik
1) Ranah cipta (kognitif), antara lain seperti rendahnya
kapasitas intelektual/intelegensi anak didik
2) Ranah Rasa ( afektif) anatar lain seperti labilnya emosi dan sikap
3) Ranah karsa ( Psikomotor), antara lain seperti terganggunya alat-
alat indra pengelihatan dan pendengaran ( mata dan telinga).
b. Faktor ekstren anak didik
1) Lingkungan keluarga, contohnya; ketidakharmonisan hubungan

29
anatara ayah dan ibu, rendahnya kehidupan ekonomi keluarga
2) Lingkungan masyarakat, contohnya; wilayahnya perkampungan
kumuh dan teman sepermaianan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya; kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk.

30
RESUME MASA REMAJA (10-17 TAHUN)

A. Pengertian dan Karakteristik Remaja


1. Pengertian Remaja
Undang-undang perkawinan mengenal konsep “remaja” walaupun
secara tidak terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut
undang-undang tersebut adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk
pria (Pasal 7 UU No. 1/1974 tentang perkawinan). Jelas bahwa undang-
undang tersebut menganggap orang di atas usia tersebut bukan lagi anak-
anak sehingga mereka sudah boleh menikah.Walaupun begitu, selama
seseorang belum mencapai usia 21 tahun masih diperlukan izin orang tua
untuk menikahkan orang tersebut. Setelah berusia di atas 21 tahun,
seseorang boleh menikah tanpa izin orang tua (Pasal 6 Ayat 2 UU No.
1/1974). Maka, waktu antara 16 atau 19 tahun sampai 21 tahun inilah yang
dapat disejajarkan dengan pengertian-pengertian “remaja” dalam ilmu-
ilmu sosial yang lain.
WHO pada tahun 1974, memberikan definisi tentang remaja yang
lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga
kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi (D. Muangman
dalam Unang, 2017). Definisi tersebut mengkonsepkan remaja adalah
suatu masa ketika:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa;
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
2. Karakteristik Remaja
Dalam menjelaskan pengertian dan karakteristik remaja, kita akan
mengenal istilah pubertas, puber dan adolecen (Yulia Singgih, 2001).

31
Puber, berasal dari bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-lakian dan
menunjukkan kedewasaan yang dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian dan
ditandai oleh kematangan fisik. Puber berasal dari kata “pubes” yang
berarti rambut-rambut kemaluan, yang menandakan kematangan fisik.
Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari masa anak-
anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun
sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan
jasmaniah berkaitan dengan proses kematangan jenis kelamin. Terlihat
pula adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan berfungsinya
seseorang dalam lingkungan sosial, yakni dengan melepaskan diri dari
ketergantungan pada orang tua, pembentukan rencana hidup, dan
pembentukan sistem nilai-nilai.
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan
anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal
dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai
dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya;
b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita
dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat;
c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif;
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya;
e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan
minat dan kemampuannya;
f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga
dan memiliki anak;
g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga Negara;
h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial;
i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman
dalam bertingkah laku;
j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.

32
B. Aspek Perkembangan Remaja
1. Perubahan Fisik
Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh
remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada
awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16
tahun pada pria. Hormon-hormon baru di produksi oleh kelenjar endokrin,
dan ini membawa perubahan dalam ciri-ciri seks primer dan memunculkan
ciri-ciri seks sekunder. Gejala ini memberi isyarat bahwa fungsi reproduksi
untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiring dengan itu,
berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-anggota
tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalu
mulai terlihat berbeda, dan sebagai konsekuensi dari hormon yang baru, dia
sendiri mulai merasa adanya perbedaan.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti
belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa (Jahja, 2012). Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2001; dalam Jahja, 2012), seorang remaja
termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis
mereka.
3. Perkembangan Psikologis
Widyastuti,dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan
pada masa remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan
pada remaja adalah:
a. Perubahan Emosi
Perubahan tersebut berupa kondisi:
1) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan
sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering
terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.
2) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan
luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi
perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir
terlebih dahulu.

33
3) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang
pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.
b. Perkembangan Intelegensia
Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
1) Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan
kritik.
2) Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
ingin mencoba-coba.
Menurut Hendriati dalam Kayyis Fithri Ajhuri Secara umum masa
remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-
anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan
tidak tergantung pada orang tua.
2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir
yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun
individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (selfdirected).
3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-
peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan
tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity.
Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam
kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap
ini.
C. Peran Lingkungan Terhadap Remaja
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam proses stimulus
perkembangan anak terutama dalam segi karakteristiknya. Orang tua
merupakan orang tua dan keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat
yang dapat mempengaruhi perilaku anak. Anak memandang orang tua sebagai
figur mereka dan pada akhirnya mereka akan meniru perilaku orang tuanya.
Orang tua memiliki peranan sangat penting dalam upaya menstimulus

34
dan memotivasi anak dalam pembentukan anak terutama pada masa remaja.
Adapun indikator peran orang tua dalam upaya tersebut diantaranya ialah:
1. Komunikasi efektif
2. Mengembangkan nilai positif pada anak
3. Membangun kenyamanan dalam keluarga
4. Menjadikan orang tua sebagai teladan dalam keluarga
5. Mendukung kegiatan anak yang sehat dan kreatif
6. Memberikan pendidikan terhadap bahaya kenakalan remaja

D. Kecenderungan Perilaku dan Tugas Perkembangan Masa Remaja


1. Kecenderungan Perilaku
Perilaku remaja adalah reaksi yang terjadi pada seseorang akibat
rangsangan yang diperoleh dari lingkungan. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, “Perilaku diartikan tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan” (KBBI). Tanggapan atau reaksi tersebut
menciptakan bentuk perilaku nyata yang diekspresikan pada corak dan
saluran yang terpola. Pembagian fase perkembangan remaja tersebut secara
ringkas dijelaskan sebagai berikut :
a. Masa Awal Pubertas
Secara umum, terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
sangat pesat dalam masa remaja awal. Dalam jangka 3 atau 4 tahun anak
bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi orang tuanya.
b. Masa Menentang Kedua
Pada periode puberal timbul kecenderungan-kecenderungan
untuk menentang dan memberontak, yang didorong oleh perasaan hidup
positif, kuat dan kesadaran “aku” anak. Karena itu periode ini disebut
sebagai masa menentang atau Trotzalter dan dicirikan dengan ekspresi-
ekspresi khas, seperti suka mogok, tidak patuh (dengar-dengaran), keras
kepala, suka memprotes, melancarkan banyak kritik, sombong, merasa
sudah dewasa, acuh tak acuh, agresif, cepat marah dan besar mulut.
Bentuk gangguan-gangguan perilaku yang ditimbulkan remaja
antara lain ialah tindakan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
yaitu dimulai dari kenakalan yang bersifat biasa seperti berkelahi,

35
membolos, kabur dari rumah, berbohong, menyontek, kebut-kebutan,
melihat hal berbau porno dan merokok di sekolah, sampai pada
tingkatan yang bersifat khusus seperti minum minuman beralkohol,
berjudi, melakukan sex bebas, mencuri dan lain-lain. Menyimpulkan
bahwa faktor yang melatarbelakangi kenakalan remaja sebagai berikut:
1) Faktor internal
- Krisis identitas; dan
- Kontrol diri yang lemah
2) Faktor eksternal
- Kurangnya perhatian orang tua;
- Minimnya pemahaman keagamaan;
- Pengaruh lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat;
- Pergaulan teman sebaya; dan
- Tempat pendidikan
2. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk
mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun
tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock (1991) adalah
berusaha :
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
d. Mencapai kemandirian emosional.
e. Mencapai kemandirian ekonomi.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua.
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa.

36
i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.

E. Implikasi Tugas Perkembangan dalam Pendidikan Islam


Pendidikan Islam adalah suatu usaha sadar untuk mengembangkan
dan mengantarkan manusia agar memiliki kematangan jasmani dan rohaninya
(mental). Pendidikan Islam tidak pula berarti pengetahuan mengenai agama
semata, lebih dari itu ia mencakup berbagai aspek pengetahuan yang
universal dan membutuhkan pendalaman pada suatu periode tertentu.
Pada konteks itu, pendidikan Islam beorientasi pada pembentukan
pribadi manusia yang muslim sebagaimana diungkapkan D. Marimba bahwa
pendidikan Islam adalah ”bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran kepribadian Islam”.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan
pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang
dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain:
1. Bimbingan karier, berupa pemberian bantuan kepada siswa untuk
memilih lapangan pekerjaan sesuai minat dan bakat, serta system
kemasyarakatan.
2. Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi
terhadap kondisi (tuntutan) lingkungan.
3. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan
kurikulum muatan lokal.
4. Keberhasilan dalam memilih pasangan, hidup untuk membentuk keluarga
benyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas
perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model
keluarga yang ideal maka perlu dilakukan bimbingan dan etika pergaulan,
dan bimbingan siswa untuk memahami norma kehidupan masyarakat.
5. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan
sosial masyarakat perlu dilakukan.

37
6. Memberikan kesempatan dan membantu memfasilitasi dalam
pelaksanaan kegiatan non-akademik melalui berbagai perkumpulan
positif seperti olahraga, kesenian, dan sebagainya.

38

Anda mungkin juga menyukai