Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENGALAMAN NILAI AGAMA PADA BALITA,ANAK,REMAJA,DAN ORANG DEWASA”

DD
D SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI AL-MASTHURIYAH-
SUKABUMI)

DI SUSUN OLEH KELOMPOK III:

1. DEWI RUKAYA DRA

2. MUHAMMAD AKHIEF ZEIN

3. NUR AULIDA PRATIWI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI AL-MASTHURIYAH- SUKABUMI)

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat allah swt.yang telah melimpahkan rahmat

Dan inayahnya kepada kita sehingga kita senantiasa dalam keadaan sehat walafiat, demikian pula
solawat dan salam semoga di curahkan kepada baginda nabib besar Muhammad saw. Yang telah
membawa dan menyampaikan islam kepada alam semesta.

Dengan inayah allah,Alhamdulillah kelompok kami telah


menyelesaikan tugas makalah tentang”PENGALAMAN NILAI AGAMA PADA
BALITA,ANAK,REMAJA,DAN ORANG DEWASA”. Yang sudah menjadi bagian pengkajian
kelompok kami.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, terutama para


teman-teman mahasiswa ataupun calon mahasiswa ataupun yang sudah bekerja(guru) tanpa
sengaja membaca makalah ini,makalah ini sangat penting karena membahas tentang
perkembangan dan aktualisasi fitrah beragama pada setiap fase perkembangan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..

A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………………..

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………..

C. TUJUAN MASALAH…………………………………………………………………..

D. MANFAAT PENULISAN……………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...

A. Uraian pengalaman belajar nilai agama pada balita,anak,remaja dan orang dewasa……
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengalaman nilai agama pada balita,anak,remaja,dan orang dewasa merupakan


suatu fase penting di mana di fase-fase ini terjadi perkembangan dari fase pada
balita hingga dewasa. Beberapa fase yaitu yang pertama adalah bayi dan balita
sebagai orang tua atau pendidik,bisa mengarahkan atau memperkenalkan tentang
pengetahuan agama sepserti lafadz Alhamdulillah,subhanallah,allahuakbar.
Kemudian yang kedua,yaitu pada fase anak-anak adalah memperjelas pemahaman
agama tentang ketuhanan dan contohnya. Yang ketiga adalah fase
remaja,merupakan fase di mana remaja sudah melaksanakan nilai-nilai atau ajaran
tersebut. Yang ke empat fase masa dewasa yaitu sudah terjadi kematangan secara
fisik,dan tanggung jawab.
Jika melihat realitas yang ada,banyak dari anak-anak hingga usia dewasa tidak
sepenuhnya mengalami seperti beberapa fase yang telah di jelaskan. hal ini
dikarenakan kondisi sosial dan kualitas pendidikan di keluarga mengenai agama
belum sempurnah di ajarkan. padahal idealnya pada fase-fase ini harus di terapkan
pembelajaran yang sesuai fase tersebut agar dapat mempengaruhi kejiwaan
anak_anak balita hingga dewasa.

B. RUMUSAN MASALAH

1.bagaimana perkembangan pengalaman nilai agama pada balita,anak,remaja dan orang dewasa
menurut perspektif agama islam?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Mengungkap pengalaman nilai agama pada balita,anak,remaja dan orang dewasa

D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH

1. Menambah wawasan tentang apa itu pengalaman,nilai,agama

2. Memperkaya penulisan tentang pengalaman nilai agama pada balita,anak,remaja dan orang
dewasa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa balita

1. masa bayi(usia 2 tahun)

Menurut Arnold gessel, anak pada usia bayi sudah mempunyai perasaan ketuhanan. Perasaan
ini sangat memegang peranan penting dalam diri anak.

Pada masa ini ,anak sudah dapat mengucapakan satu atau dua patah kata, dan mulai timbuk
kesadaran bahwa tiap orang atau benda itu mempunyai nama, termasuk mengenal namanya
sendiri. Disamping itu anak sudah dapat meniru kata-kata yang di ucapkan ibu,ayah,atau anggota
keluaraga lainnya. Perkembangan anak dalam aspek bahasa ini, dapat di jadikan dasar oleh
orangtua untuk menanamkan nilai-nilai melalui kegiatan berikut:

1. mengenalkan konsep-konsep atau nilai-nilai agama kepada anak melalui bahasa,seperi


mengenlkan lafadz-lafadz (ucapan/ujaran )yang baik dari agama,seperti lafadz
allah,bismillah,Alhamdulillah,subhanallah,allahuakbar. Pengenalan lafad-lafadz ini dilakikan
pada saat makan,menyususi,memandikan,membedaki,atau memakikan pakaian kepada anak;
bacakanlah basmalah pada saat memulai dan Alhamdulillah pada saat selesai,pada saat
menggendongnya atau meninabobokannya menjelang tidur,bacalah kalimat-kalimat
toyyibah(dzikir kepada allah) yaitu bacaan tasbih(subhanallah=maha suci
allah)Alhamdulillah(segala puji bagi allah),takbir(alllahu akbar=allah maha agung),dan
tahlil(laailaha illallah=tiada tuhan selain allah). Meskipun anak belum mampu meniru perbuatan
itu secara utuh(hanya ikut-ikutan) namun ucapan dan perilaku orang tua merupakan iklim yang
sangat kondusif bagi perkembangan kesadaran beragama anak.

2. memperlakukan anak dengan penuh kasih saying. Hal ini penting karena usia ini belum
berkembang pemahaman akan kasih saying tuhan,atau lebih jauhnya konsep kehidupan
beragama. Melalui kasih saying orang tua,anak akan menaruh sikap percaya dan respek kepada
orangtuanya,bersikap positif terhadap apa yang di sampaikan oleh orangt tuanya. Sikpa-sikap ini
akan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap sikap anak untuk menerima ajaran agama
yang di berikab oleh orang tuanaya. Pada diri anak akan berkembang pemahaman atau sikap
positif anak terhadap agama,yaitu bahwa agama merupakan sesuatu yang
menyenangkan(memberi kenyamanan hidup).

2. Masa pra sekolah(usia 3.0-6.0)

Menurut zakiyah derajat(1970:111) masa pra sekolah(usia taman kanak_kanak) merupakan


masa paling subur untuk menanamkan rasaa agama pada anak,melalui pendiidkan dan perlakuan
dari orangtua dan guru taman kan kanak akan mewarnai pertumbuhan agama pada anak.

Kesadrana beragama pada usi ini di tandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. sikap agamanya bersifat reseptif(menerima)meskipunsudah banyak bertanya.

Sikap keagamaan anak yang reseptif,ini artinya bahwa anak akan menerima segala sesuatu
yang terkait dengan ajaran agama yang di berikan oleh orangtua atau pendidiknya,tanpa kritik.
Sehubungan dengan hal ini, maka orang tua atau pendidik harus hati-hatindalam mengajarkan
agama kepada anak,jangan sampai salah,karena akibanya akan fatal.
Contohnya mengatakan bahwa semua agama itu sama dan benar- benar mendapakan kasih
sayang allah, maka anak akan menerima saja ajaran seperti itu,pada gilirannya nanti ajaran
orangtua itu akan menjadi keyakinannya.

2. pandangan ketuhanannya bersifat antropormoph(dipersonifikasi).

Pandangan ini artinya anak membayangkan tuhan itu seperti makhluk(manusia). Jika di
katakana bahwa tuhan maha melihat,maka anak membayangkan bahwa tuan punya mata seperti
manusia.

3. penghayatan secara rohaniah masih superficial(belim mendalam,masih di


permukaan)meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
ritual.pandangan ini artinya secara rohania atau batiniah atau psikis,anak belum terlibat secara
ritual dalam melakukan ibadah. Anak melakukan ibadah shalat bersama orangtuanya,baru bersifa
ikut-ikutan dan mengikuti dorongan rasa ingin tahunya,atau dorongan ingin meniru apa yang di
lakukan oleh orangtuanya. Pengetahuan agama pada usia ini semakin berkembang berkat:

a. mendengarkan ucapan-ucapan orangtuanya,seperti salam,tasbih,tahmid,takbir,tahlil,bacaan


alquran,atau menyangkut istilah –istilah agama.

b. melihat penampilan periaku orangtua dalam baribadah seperti shalat,shaum,zakat,dan


menolong orang lain.

c. pengalaman meniru atau melakuakan ibadah bersama orang tau atau teman-temannnaya.

Mengajarkan shalat pada usia pra sekolah(usia tk) adalah dalam rangka memenuhi seruan
rasulullah saw,yaitu orangtua harus menyuruh anaknya beribadah pada usia 7 tahun.

Ajaran agama lainnya yang sangat perlu di tanamkan kepada anak,adalah pemberian pelatihan
atau pembiasaan untuk melaksanakan akhlakul karimah.

4. hal ketuhanan di pahamkan secara ideosyncritic(menurut hayalan dirinya) sesuai dengan


tahap berpikirnya yang masih egosentrik(memandang segala sesuatu dari sudut dirinys)(abin
syamsudinM.,2002)
B. Masa anak (usia SD:6.0-12.0)

Pada masa ini kesadaran beragama anak di tandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah di sertai dengan penegertian.

2. pandangan dan paham ketuhanan di perolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah


logika yang berpedoman kepada indicator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari
keagungannya(contoh: dalam menjelaskan tentang allah sebagai pencipta yang maha
agung,dapat di mulai dengan mempertanyakan fenomena-fenomena alam yang sudah di ketahui
oleh anak,seperti di mulai dengan mempertanyakan siapa yang menciptakannya.

3. penghayatan secara rohaniyah semakin mendalam,pelaksanaan kegiatan ritual di terimanya


sebagai keharusan moral(abin syamsudinM.,2002).

Kepercayaan anaka kepada tuhan pada usia ini,bukanlah hasil pemikiran,akan tetapi
merupakan sikap emosi yang berhubungan erat dengan kebutuhan jiwa akan kasih saying dan
perlindungan. Oleh karena itu dalam mengenalkan tuhan kepada anak,sebaiknya di tonjolkan
sifat sifat pengasih dan penanyangannya,jangan menonjolkan sifat-sifat tuahan yang
menghukum,mengadzab,atau memberikan siksaan dengan neraka.

Pada usia 10 tahun ke atas,semakinn bertambah fungsi agama bagi dirinya,dalam kaitannya
dengan pemberian materi agama kepada anak,di samping mengembangkan pemahaman ,juga
memmberikan latiahan atau pembiasaan agama yang menyangkut agama dan akhlak.

Kepada anak sd perlu di perkenalkan ada hukum-hukum agama tentang yang haram,yaitu
makanan dan minuman serta perbuatan.: seperti babi,darah,bangkai,minuman keras,dan hasil
curian,contoh perbuatan yaitu:mencuri,berjudi,membunuh,tawuran,slaing bermusuhan.

C. fase remaja(fase puber:13-21 tahun)

Pada masa remaja sebagai starting point pemberlakuan hukum syari


(wajib,sunnah,haram,makhruh,dan mubah)bagi seorang insan yang sudah baligh(mukallaf).
Untuk memperoleh kejelasan lebih lanut tentang perkembangan kesadaraan beragama
remaja,dapat di simak pada uraina berikut:

1. Masa remaja awal(usia 13-16 tahun)

Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat,yaitu mulai matangnya organ
seks,yaitu ciri primer(menstruasi pada anak wanita,dan mimpi pertama pada remaja pria)dan ciri
sekunder(tumbuhnya kumis,jakun,dan bulu-bulu di sekitar kemaluan pada remaja pria,dan
membesarnya buah dada/payudara membesarnya pinggul,dan tumbuhnya bulu-bulu di sekitar
kemaluan pada remaja wanita.

Pada fase ini remaja mengalami kegoncangan dalam keagamaan,muncul karena di


sebabkan oleh factor internal dan eksternal:

a. factor internal yaitu kematangannya organ-organ seks yang telah di sebutkan di atas,yang
mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan tersebut,namun sisi lain dia tahu kalau perbuatan
itu di larang oleh agama. Kondisi ini menimbulkankonflik pada diri remaja,yang apabila tidak
cepat terselesaiakan maka mungkin remaja itu akan terjerumus ke dalam prilaku yang nista,yang
ke dua adanya keiginan untuk hidup bebas,tidak mau terikat pada norma-norma
keluaraga,sekolah,atau agama.

b.faktor eksternal,terkait dengan aspek-aspek yaitu :

1. perkembangan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat yang tidak jarang


bertentangan dengan nilai-nilai agama,namun sangat menarik minat remaja untuk
mencobanya,seperti:beredarnya film-film porno atau foto porno,penjualan minuman keras, alat-
alat kontrasepsi yang bebas,semakin maraknaya narkoba dan obat-obat terlarang lainnya.

2. masa remaja usia akhir(usia 17-21)

Secara psikologis,remaja sudah mulai stabil dan pemikirannya mulai matang.dan sering
melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan.

Untuk mengetahui gambaran kesadaran beragama di kalangan remaja akhir,pada tahun


1996/1997 penulis telah melakukan penelitian terhadap para siswa smk di jawa barat,hasilnya:
a. pengembangan pemahaman agama

b. keyakinan terhadap agama sebagai pedoman hidup

c. keyakinan bahwa setiap perbuatan manusia tidak lepas dari pengawasan tuhan

d. keyakinan terhadap akhirat

e. keyakinan bahwa allah maha penyayang dan maha pengampun

f. pengalaman ibadah shalat.

g. mempelajari alquran,berdoa kepada allah,mengendalikan diri dari perbuatan yang di


larang agama.

h. bersikap hormat kepada orangtua dan orang lain dan bersabar serta bersyukur.

D. masa dewasa

Masa dewasa ini hampiri sisi biologis,psikologis,dan pedagogis(moral spiritual).dari sisi


biologis masa dewasa dapat di artikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang di
tandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan siap mereproduksi keturunan.

Dari sisi psikolgis ,masa ini di sebut periode dalam kehidupan individu yang di tandai dengan
ciri-ciri kedewasaan atau kematangan,yaitu:

1. kestabilan emosi(emotional stability),mampu mengendalikan perasaan(tidak lekas


marah,sedih,cemas,gugup,frustasi,atau tidak mudah tersinggung

2. memiliki sense of reality-keasdaran realitasnya cukup tinggi:mau menerima kenyataan,tidak


mudah melamun apabila mengalami kesulitan,dan menyalahkan orang lain.

3. bersifat toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda

4. bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan.

Sementara di sisi pedagogis,di masa dewasa ini di tandai dengan:


1. rasa tanggung jawab(sense of responsibility)terhadap semua perbuatannya dan juga
terhadap semua perbuatannya,dan juga terhadap kepeduliannya memelihara kesejahteraan hidup
dirinya sendiri dan orang lain.

2. berperilaku sesuai dengan norma a

tau nilai-nilai agama

3. memiliki pekerjaaan yang dapat menghidupi dirinya dan keluaraga

4. berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat

a. masa dewasa awal(early education)

masa ini terentang sejak tercapainya kematangan secara hukum(sekitar usia 18/20 tahun)
sampai kira-kira usia 40 tahun. Secara biologis,masa ini merupakan puncak pertumbuhan fisik
yang prima sehingga,di pandang sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia secara
keseluruhan(healthiest people in population).

Secara psikologis,pada usia ini tdk sedikit diantara mereka yang kurang mampu mencapai
kematangan. Hal ini di sebabkan karena banyaknya masalah yang di hadapinya dan tidak mampu
mengatasinya. Masalah-masalah itu diantaranya:

1. kesulitan mencari kerja

2. susah mencari jodoh

3. keinginan untuk menikah tapi belum mempunyai pencaharian

4. kesulitan yang di alami setelah menikah,seperti mengurus anak,memelihara keharmonisan


keluarga,dan konflik dalam menggunakan penghasilan antara keperluan anak dengan biaya
rumah tangga sehari-hari.

b. masa dewasa madya/setengah baya(middle age=40-60)

masa ini di mulai pada usia 40 tahun dan berakhir pada usia 60 tahun,tugas-tugas
perkembangan yang harus di tuntaskan pada usia ini meliputi:

1. memantapkan pengalaman ajaran agama


2. mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara

3. membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi dewasa

4. menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek
fisik(penurunan kemampuan atau fungsi)

5. mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir dan memantapkan
peran-perannya sebagai orag dewasa.

c. masa dewasa lanjut/masa tua(old age=60-mati)

masa ini di tandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan psikis. Tigas tugas
yang harus di tuntaskan oleh seseoramg yang telah masuk pada usia ini adalah:

1. lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran agama.

2. mampu menyesuakian diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan

3. menyesuaikan diri dengan masa pension

4. menyesuaikan diri dengan pasangan hidup

5. membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia dan menetapkan hubungan yang
harmonis dengan anggota keluaraga(anak,cucudan menantu).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya pengalaman belajar nilai agama pada balita,anak,remaja,dan orang


dewasa,para orangtua atau pendidik dapat menanamkan nilai-nilai agama,memahami bagaimana
permasalahan yang terjadi di beberapa fase-fase tersebut serta,dapat mencari solusi yang terbaik
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan .

B. Saran

Kami dari kelompok tiga menyadari bahwa masih ada kekurangan yang perlu di lengkapi dari
penulisan makalah kelompok kami,maka di butuhkan saran dan masukan untuk di perbaiki di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

, Dr.LN; H SYAMSU YUSUF M.pd Buku psikologi belajar agama(perspektif pendidikan


agama)

Anda mungkin juga menyukai