Disusun oleh :
Kelas 2D
DI JAWA TENGAH
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah
menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman dan
petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia. Selawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad saw. Yang telah mengajarkan
Al-Qur’an sehingga dapat membawa manusia dari zama kejahiliahan menuju
zaman yang terang benderang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kesimpulan ............................................................................................ 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mencetak anak sukses bukan berati hanya bergantung pada
pendidikan formal saja, melainkan bisa kita mulai sejak usia dini. Satu
diantara faktor penentu keberhasilan mencetak anak yang berkualitas
adalah dengan memanfaatkan suatu kesempatan emas, atau masa
keemasan dalam periodisasi tumbuh kembang manusia atau yang biasa
disebut dengan The Golden Age. Pada masa ini terdapat masa konsepsi,
yakni sejak manusia sebagai janin dalam rahim ibunya hingga beberapa
tahun pertama kelahirannya yang diistilahkan dengan usia dini. Dalam
masa keemasan ini ternyata perannya cukup besar dalam menentukan
kualitas manusia. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa The Golden
Age merupakan masa yang sangat efektif dan urgen untuk dilakukannya
optimalisasi berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak manusia
untuk menuju sumber daya manusia yang berkualitas baik. Keberhasilan
ataupun kegagalan pengembangan kecerdasan anak bergantung pada orang
tua, bagaimana caranya memanfaatkan peluang pada masa emas ini.
Tingkat optimalisasi pengasuhan orang tua terhadap anak yang konsisten
akan berpengaruh baik untuk anak dikemudian hari. Pengasuhan yang
dimaksud adalah perawatan dan pendidikan, selain dengan pemberian
nutrisi pada makanan yang memadai untuk pemngembangan kecerdasan
intelektual, juga nutrisi pemberian non materi untuk pengembangan
4
kecerdasan emosi dan spiritual yang dilakukan melalui kontinuitas dan
konsistensi pengasuhan, pendidikan serta penerapan disiplin dalam
internalisasi dan sosialisasi ajaran agama, nilai-nilai moral, sosial dan
budaya pada periode The Golden Age tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud fase The Golden Age ?
2. Bagaimana pendidikan dan perawatan pada fase The Golden Age ?
3. Bagaimana tahapan perkembangan kemampuan balita usia 1-3 tahun ?
4. Bagaimana ciri-ciri anak pra-sekolah (3-6 tahun) ?
5. Apa upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam mempersiapkan
generasi berkualitas pada fase The Golden Age ?
6. Bagaimana tips untuk mengembangkan otak anak pada usia dini ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fase Golden Age
Golden berasal dari bahasa Inggris artinya emas dan Age artinya
usia. Jadi secara singkat Golden Age bisa diartikan sebagai usia emas.
Usia emas adalah usia pertumbuhan dan perkembangan anak yang berada
pada kondisi sangat baik atau bahkan dikatakan gemilang.
Usia Golden Age pada anak yaitu dari usia 0-6 tahun. Pada usia ini
seperti telah disebutkan diatas, pertunbuhan dan perkembangan fisik
maupun otak anak berada pada masa terbaik. Seperti halnya emas, jika
emas ditempa dan dibentuk dengan baik maka hasilnya akan tercipta
sebuah emas yang indah. Begitu pula dengan anak jika anak di didik
dengan baik maka ketika ia besar kelak ia akan menjadi manusia yang baik
pula. Pada masa ini seorang anak akan mudah menyerap informasi yang
baik maupun informasi yang buruk. Oleh karena itu agar pertumbuhan dan
perkembangan anak optimal hendaknya berikan apapun hal yang positif
dan hindarkanlah pengaruh hal yang negatif bagi anak.
6
B. Pentingnya Perawatan dan Pendidikan pada Fase The Golden Age
7
sangat besar dalam perkembangan kognitif, tingkah laku dan
emosionalnya akan mengalami kesulitan di kemudian hari.
8
antrofi (penyusutan) dan kemudian musnah. Hal inilah yang akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Pada intinya fase The Gold Age adalah fase yang sangat penting
untuk meningkatkan kecerdasan anak, karna pada fase ini terjadi
perkembangan yang sangat cepat dalam aspek sifat, sikap, minat, dan
penyesuaian lingkungan.
Maka dari itu sebagai orang tua hendaklah memanfaatkan fase ini
semaksimal mungkin.
C. Tahapan Perkembangan Kemampuan Balita Usia 1-3 Tahun
1. Pada usia 13-15 bulan, balita sudah berminat pada gambar,
mengambil mainan sendiri, berceloteh, dan mampu meniru
kegiatan orang lain.
2. Pada usia 16-18 bulan, balita bisa mengucapkan kata-kata yang
lebih banyak, menemukan mainan yang disembunyikan, dan
mengerti fungsi benda.
3. Pada usia 19-24 bulan, balita sudah memahami konsep
sederhana bentuk benda (seperti segitiga dan persegi),
menyebut nama sendiri, serta mengucapkan satu kalimat.
4. Pada usia 2-3 tahun, balita sudah dapat mencocokan bentuk,
membangun dan menghubungkan balok, berpakaian sendiri,
dan semakin memahami kata-kata orang lain.
Hal ini sangat berpengaruh pada anak usia dini, guna sebagai
pemberian stimulasi / rangsangan. Pemberian stimulasi yang efektif dalam
anak usia dini ini bisa kita ajarkan melalui olahraga ringan. Dalam usia ini
pula peran ibu sangatlah menentukan kecerdasan anak. Stimulasi
hendaknya diberikan secara kompleks tapi ringan, mulai dari stimulasi
bahasa, gerakan dan yang lainnya. Kedekatan orang tua kepada anak juga
akan mempengaruhi mental anak. Maka dari itu jalinlah hubungan yang
kuat antara anak dan ibu, karna itu membantu anak memiliki sifat percaya
diri yang kemudiannya akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
D. Ciri-Ciri Anak Pra-Sekolah (3-6 tahun)
9
Menurut Snowman, seperti dikutip oleh Padmonodewo, ciri-ciri
anak pra skolah (3-6 tahun) meliputi : aspek fisik, sosial, emosi, dan
kognitif anak. Secara deskriptif ciri-ciri tersebut adalah :
1. Perkembangan fisik anak
Pengamatan atas perkembangan fisik mengungkapkan bahwa
pertumbuhan itu adalah proses pertumbuhan dimulai dari kepala hingga
ke kaki dan juga proses pertumbuhan dimulai dari bagian tengah ke arah
tepi tubuh, dan perkembangan motorik kasar lebih dahulu berkembang
sebelum motorik halus. Kendali terhadap kepala dan otot tangan
diperoleh sebelum adanya kendali terhadap otot kaki. Dengan cara yang
sama, anak-anak dapat mengendalikan otot lengannya sebelum mereka
dapat mengendalikan motorik halus pada tangan yang diperlukan untuk
melakukan tugas seperti menulis dan memotong dengan gunting.
2. Perkembangan sosial anak
Salah satu un dur perkembangan sosial adalah perkembangan
kepribadian. Peran orang tua adalah menyediakan banyak peluang bagi
anak-anak untuk membangun kepercayaan, membuat berbagai macam
pilihan serta merasakan sukses dari pilihan yang mereka buat sendiri.
Selain itu, membantu anak-anak untuk mengenali kebutuhan dan
perasaaan mereka sendiri merupakan hal yang penting didalam
membangun kepercayaan anak. Anak harus merasakan bahwa gagasannya
adalah gagasan yang baik dan orang lain menghormati gagasan itu.
3. Perkembangan emosi anak
Anak pra-sekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka. Setiap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut. Iri hati pada anak TK ini sering terjadi. Mereka saling
memperebutkan perhatian guru. Emosi pada umurnya itu lebih disebabkan
oleh masalah psikologis dibanding masalah fisiologis.
4. Perkembangan kognitif anak
Jean Piaget menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari 4 tahap
perkembangan, yaitu : periodi sensorimotor (usia 0-2 tahun) ; Periode
praoprperasional (usia 2-7 tahun) ; Periode operasional konkrit (usia 8-11
10
tahun) dan Periode operasional formal (usia 11-dewasa). Pada tahap
pemikiran praoperasi didiriikan dengan adanya fungsi simbol, yaitu
penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu
objek yang saat itu tidak berada bersama subjek.
E. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Orang Tua Pada Fase The Golden Age
1. Memberikan ASI
Memberikan ASI pada bayi 0-2 tahun memberikan manfaat yang
sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.
Diantaranya, perkembangan psikomotorik lebi cepat, menunjang
perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif anak, kandungan taurin,
DHA, AA, OMG 6 dan kandungan lainnya yang terdapat dalam ASI
sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, selain itu juga,
pemberian ASI dapat menguatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan anak.
2. Mengembaangkan kepribadian anak
Aspek penting yang mulai berkembang sehubungan dengan
perkembangan intelegensia dan kesadaran anak pada masa anak-anak ialah
perkembangan ketika anak menyadari tentang dirinya dan kebutuhan-
kebutuhannya. Dalam hal ini ia sadar tentang keadaanya atau
kehadirannya di tengah-tengah keluarga dengan segala kepentingannya,
tetapi belum menyadari tentang adanya bersama orang lain, yang juga
dengan kepentingan dan hak kepunyaanya. Ia tidak atau belum sadari
bahwa ada kepentingan bersama, ada milik orang lain selain dia. Ia belum
mengerti bahwa ibunya itu adalah juga ibu dari kakak dan adik serta istri
ayah. Ia tidak mau mengerti bahwa permainan itu adalah permainan
kakaknya ataukah adiknya, apalagi anak-anak lain. Pokoknya dia punya
semua.
Masa ini berlangsung sekitar umur antara 2-4 tahun. Dalam masa
ini sang anak mengidentikan dirinya dengan lingkungannya. Ia bersama
dengan dunia sekelilingnya. Ia hidup dalam alam kebersamaan.
Setelah anak berumur antara 2-5 tahun, aktivitas utama anak adalah
bermain. Bermain di fantasikannya sebagai bekerja, sehingga apa yang
dilakukan orang dewasa ditirumya, seperti main masak-masakan bagi anak
11
perempuan, mobil-mobilan bagi anak laki-laki dan sebagainya. Oleh
karena itu, maka pada masa ini orang tua mulai mensosialisasikan jenis
kelamin dan peran-peran yang diharapkan berkembang dalam diri anak
melalui jenis permainan yang dibelikan atau dibuatkan.
F. Tips Untuk Mengembangkan Anak Pada Usia Dini
1. Selalu memberikan umpan balik, sehingga proses belajar anak
tidak terputus.
2. Lakukan pembiasaan terhadap pola hidup yang baik dengan
cara pengulangan terus menerus agar anak menjadi lebih
terambil melakuakan sesuatu.
3. Memberikan perhatian ekstra pada saat window of
oppourtunity agar tidak kehilangan waktu prima untuk
menstimulasi anak-anak.
4. Mengembangkan pengalaman yang kaya bahasa. Penguasaan
bahasa yang baik akan menunjukkan tingkat kecerdasan
seseorang.
5. Meminimalisir kegiatan menanam televisi, kegiatan ini sangat
tidak menunjang perkembangan otak anak terutama pada usia
yang sangat dini.
6. Berikan kesempatan berinteraksi sehingga anak mempunyai
pengalaman yang luas dan memiliki fleksibilitas yang tinggi.
7. Mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi.
8. Cukup tidur.
9. Terhindar dari suasana tegang.
10. Menyediakan waktu untuk berefleksi.
11. Melatih anak untuk menarik nafas dalam-dalam
12. Banyak minum air putih
13. Menggunakan warna-warna yang terang seperti kuning, merah,
orange.
14. Mengajak anak bernyanyi.
15. Sering mengajak anak tertawa.
16. Melatih keteraturan dalam melakukan kegiatan.
12
17. Memberikan aroma suasana yang menstimulasi kewaspadaan
seperti kayu manis.
18. Pandai mengaitkan perasaan dan pikiran anak.
19. Membiasakan untuk mengajak beribadah.
20. Mengajari mengaji.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada fase The Golden Age ini adalah fase yang sangat penting bagi
perkembangan anak. Pada fase inilah, yakni sejak masa konsepsi dimana
janin masih dalam kandungan hingga lahir dan berumur 6 tahun,
merupakan masa yang menentukan kecerdasan dan karakter seseorang
dimasa yang akan datang. Untuk membentuk generasi yang berkualitas
tinggi, dibutuhkan peran orang tua yang benar-benar berupaya
memanfaatkan 6 tahun pertama tersebut untuk mendidik anak-anaknya
secara optimal. Mulai dari melatih anak untuk membiasakan bertingkah
laku baik, memberikan kasih sayang yang sepenuhnya, juga memberikan
asupan gizi yang seimbang. Selain itu juga tak kalah pentingnya dan
dukungan penuh dari lingkungan luar keluarga, mulai dari masyarakat
sekitar hingga dukungan Pemerintah berupa sarana dan prasarana serta
kebajikan yang memihak.
Banyaknya keistimewaan pada fase ini, seyogyanya harus
dimanfaatkan lebih baik dan semaksimal mungkin. Para orang tua
hendaknya bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan ini untuk
membina potensi tumbuh kembang anak, yang mencakup aspek fisik dan
non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan mental,
intelektual, emosional, moral dan sosial yang tepat dan benar. Usaha yang
dapat dilakukan mencakup pemeliharaan aspek kesehatan, pemberian
nutrisi, stimulasi intelektual, penyediaan kesempatan-kesempatan yang
luas bagi anak untuk mengeksplorasi, pengembangan sosial dan emosional
serta memberikan bimbingan yang baik untuk anak. Semua pembinaan ini
13
harus dilakukan dengan pembiasaan pola hidup yang baik secara teratur,
berulang-ulang, bertahap sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak, berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Setiawan, Bambang. 2002. Pengasuhan Anak dan Peran Penting
Anak, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas Jakarta:
Bulletin Padu.
Haryono. 1999. Pembinaan Anak Usia Pra Sekolah Pengalaman.
Surabaya: Bina Anasprasa.
Hurlock, Elizabeth B. 1993. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Fida dan Maya. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta: XD-
Media.
14