Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIK KEBIDANAN IV

PEMERIKSAAN LEOPOLD DAN AUSKULTASI DENYUT JANTUNG


JANIN

Disusun Oleh :
Yustia Nur Fitriani
07170100100

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2017
AP (ACUAN PRAKTIK )

MATA KULIAH/ PRAKTIKUM : Askeb 1


KODE MATA KULIAH/ SKS : 675/ 2 sks
SEMESTER :3
SASARAN : Mahasiswa
MATERI POKOK : Pemeriksaan Leopold dan DJJ
WAKTU/ PERTEMUAN : 1x30 menit
PROGRAM STUDI : DIII Kebidanan

1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator


1. Standar Kompetensi/Tujuan pembelajaran
Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman yang luas tentang asuhan kebidanan
pada ibu hamil sehingga mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada
ibu hamil sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan leopold dan pemeriksaan denyut jantung
janin sesuai dengan prosedur.
3. Indikator
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan pemeriksaan Leopold dengan benar.
2. Melakukan persiapan pemeriksaan Leopold dan Denyut jantung janin
dengan benar.
3. Melakukan langkah-langkah pemeriksaan Leopold dan denyut jantung janin
sesuai prosedur.
4. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
2. Materi
Terlampir
3. Alat
1. Selimut
2. Metline
3. Leanec
4. Dopler
4. Metode dan Media
Metode : bed site teaching, tanya jawab
Media :
5. Langkah Pembelajaran
NO Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan mahasiswa
1 Pembukaan Memberi salam Menjawab salam
(5 menit)
1. Menjelaskan tujuan yang akan engarkan
dicapai dalam pembelajaran
2. Meminta mahasiswa
mbahas ulang (mereview materi)
3. Review langkah-langkah
pemeriksaan yang dianggap
sulit oleh mahasiswa yang akan
dipraktikanya
4. Penekanan pentingnya materi
yang akan disampaikan

2 Kegiatan inti (10 menit) 1. Melakukan pengamatan selama siswa mempraktikan


mahasiswa melakukan pemeriksaan leopold dan
keterampilan pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin
leopold dan denyut jantung
janin
2. Memberikan dorongan positif
dan saran-saran perbaikan saat
mahasiswa melakukan praktik
pemeriksaan leopold dan
denyut jantung janin
3. Mencatat kinerja mahasiswa
dalam penuntun belajar selama
praktik

3 Penutup (5 menit) 1. Menayakan pendapat dengarkan, memperhatikan dan


mahasiswa tentang praktik memahami
yang baru saja dikerjakan jawab pertanyaan yang diajukan
2. Meminta mahasiswa,
menyebutkan langkah-langkah
yang telah dikerjakan dengan
baik
3. Memberi umpan balik positif
untuk langkah-langkah yang
telah dikerjakan baik oleh
mahasiswa
  
A.      Pengertian dan Tujuan
Pemeriksaan Abdomen Pada Ibu Hamil meliputi :
1.       Inspeksi Abdominal
Inspeksi abdominal bertujuan untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi pada linea
alba di garis tengah abdomen yang biasanya lebih hitam pada usia kehamilan 12
minggu yang kemudian disebut dengan linea grisea. Dan tidak jarang ditemui kulit
perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
disebut strie livide. Setelah partus, strie livide ini berubah warnanya menjadi putih
disebut strie albican. Inspeksi abdominal juga bertujuan untuk melihat apakah
terdapat bekas oprasi (SC) atau tidak guna penapisan awal untuk ibu dengan resiko
tinggi. Serta untuk mengetahui pembesaran uterus apakah sesuai dengan umur
kehamilan atau tidak.
2.        Palpasi Abdominal
Pemeriksaan palpasi menurut leopold dilakukan dengan posisi ibu hamil
berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit tinggi (memakai bantal). Setelah
ibu hamil dalam posisi terlentang, dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak, jika
berkontraksi harus ditunggu sampai tidak berkontraksi. Dinding perut juga harus
lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti, untuk itu tungkai dapat
ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan
dengan wanita tesebut, dengan maksud supaya dinding perut ibu hamil tidak tiba-tiba
berkontraksi, untuk itu sebelum palpasi kedua telapak tangan pemeriksa dapat
digosokkan terlebih dahulu baru kemudia pemeriksaan dilakukan.
Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan
Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang diperiksa dan pada
pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu. Tujuan dari
pemeriksaan (Muslihatun&Mufdlilah, 2009)
a.    Leopold I adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur
kehamialan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada
fundus uteri.
b.    Leopold II, ditentukan batas samping uterus, dapat pula ditentukan letak punggung
janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala.
c.    Leopold III, menentukan bagian terendah janin dan menentukan apakah janin sudah
mulai masuk pintu atas panggul.
d.   Leopold IV, bagian seberapa bagian dari kepala janin yang telah masuk dalam pintu
atas panggul. Dari letak janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat
tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi jantung janin
terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat
tersebut, dapat diketahui: tinggi fundus uteri, letak janin, apakah bagian terendah
janin sudah masuk pintu atas panggul, letak punggung janin, bunyi jantung janin.
3.        Teknik pelaksanaan palpasi abdominal adalah sebagai berikut (Kusmiyati, 2011):
a.       Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara
lakukan pada ibu.
b.      Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk
mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
c.    Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan
ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa
berbalik arah sehingga menghadap ke kaki ibu.
1)      Leopold I
Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus uteri, tentukan tinggi
fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan, rasakan bagian janin yang berada
pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong).
2)      Leopold II
Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan
kanan umbilicus, tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin nantinya, tentukan bagian-bagian kecil janin.
a)      Letak kepala: teraba bagian yang besar, bulat, keras, dan melenting.
b)      Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat, tidak rata dan tidak melenting.
c)      Letak Lintang : tidak teraba bagian besar (kosong). Manuver ini dapat
mengidentifikasi bagian janin yang paling tergantung, yaitu bagian yang terletak
paling dekat dengan serviks. Bagian janin inilah yang pertama kontak dengan jari
pada saat pemeriksaan vagina, umumnya adalah kepala atau bokong.
3)      Leopold III
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan
tak nyaman bagi pasien, bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk
tangan kanan. Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan
apakah sudah mengalami enggagement atau belum.
4)      Leopold IV
Pemeriksa mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah kiri pasien. ·Kedua
telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin. Digunakan
untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
5)      Auskultasi
       Pergerakan janin biasanya dirasakan ibu di usia kehamilan 18 minggu
(multigravida) atau 20 minggu (primigravida). Auskultasi pada pemeriksaan abdomen
ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Denyut jantung janin
dapat didengarkan dengan menggunakan alat fetal electro cardiograph (Doppler) pada
usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennec
pada usia kehamilan 18-20 minggu.
      Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan
dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang dari
120x/menit dan ini merupakan tanda bayi mengalami fetal distress. Ketika partus
sebaiknya didengar satu menit denyutan permenit. Cara menghitungdenyut jantung
janin dalam 5 detik pertama, kemudian 5 detik ketiga, kelima, kemudian hasil
dijumlahkan dan dikalikan 4 untuk mendapatkan hasil perhitungan denyut jantung
selama satu menit.
      Dengan cara ini dapat diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut
teratur atau tidak. Frekuensi detik jantung janin nornal 120-160 kali per menit. Lokasi
untuk mendengar denyut jantung janin berada sekitar garis tengah fundus uteri 2-3
cm diatas simpisis kearah kuadran kiri bawah. Pastikan DJJ dengan cara
membedakannya dari denyut nadi ibu melalui palpasi nadi radial ibu, bila yakin
hitung DJJ, hitung frekuensi DJJ dalam satu menit (Muslihatun&Mufdlilah, 2009)
JOB SHEET

MATA KULIAH : Askeb 1


KODE/ SKS : 675/2 sks
MATERI POKOK : Leopold dan Auskultasi DJJ
SEMESTER :3
SASARAN : Mahasiswa
WAKTU/ PERTEMUAN :1x30 menit
PROGRAM STUDI : DIII Kebidanan

A. OBJEKTIF PERILAKU SISWA


Setelah melihat jobsheet diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan
Leopold dan denyut jantung janin pada ibu hamil dengan benar.
2. Melakukan pemeriksaan Leopold dan denyut jantung janin pada ibu hamil
secara sistematis sesuai dengan daftar tilik.
B. DASAR TEORI SINGKAT
Pemeriksaan (Manuver) Leopold bertujuan untuk menentukan posisi dan
letak janin dengan melakukan palpasi abdomen. Dengan pemeriksaan Leopold
ini dapat mengenali penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam persalinan
seperti : malpresentasi dan malposisi sehingga dapat menentukan tindakan apa
yang akan dilakukan untuk menangani penyulit-penyulit tersebut. Pemeriksaan
denyut jantung janin bertujuan unutk mengetahui kesejahteraan janin di dalam
kandungan. Sehingga dengan hasil pemeriksaan DJJ tersebut dapat menentukan
tindakan yang akan dilakukan tenaga kesehatan terhadap ibu hamil dan bayinya.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Selimut
2. Metline
3. Leanec
4. Jam tangan
PROSEDUR PELAKSANAAN

NO LANGKAH KLINIK ILUSTRASI GAMBAR


1 Menyambut pasien
Key Point :
1. Sambut pasien dengan ramah
perkenalkan diri jelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
2. Menggunakan bahasa yang
mudah dipahami dan
komunikasi aktif

2 Menyiapkan alat
Key Point :
1. Susun alat secara ergonomis
     dekatkan alat dengan pasien
2. Cek alat sesuai dengan
fungsinya
3 Persilahkan ibu berbaring di
meja pemeriksaan
Key Point :
1. Sisihkan pakaian ibu hingga
seluruh bagian perut tampak
jelas
2. Meminta ibu meletakkan
telapak kaki pada ranjang
sehingga sedikit fleksi pada
sendi paha dan lutut
3. Selimuti paha dan kaki ibu
4 Cuci tangan
Key Point :
 gunakan handscrub dengan
langkah cuci tangan

5 Pemeriksa berada di kanan ibu


Key Point :
1. menghadap bagian lateral
kanan
2. menghangatkan kedua
tangan
3. beritahu ibu akan memulai
pemeriksaan
6 Leopold I
Key Point :
1. Letakkan sisi lateral telunjuk
kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi
fundus
2. pemeriksaan sehingga
menghadap ke bagian kepala
ibu
3. Letakkan ujung telapak kiri
dan kanan di fundus uteri
dan rasakan bagian bayi
yang ada pada bagian
tersebut dengan menekan
secara lembut
7 Leopold II
Key Point :
1. Letakkan telapak tangan kiri
pada perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada
dinding lateral kiri
2. Mulai dari bagian atas, tekan
secara bergantian
3. rasakan adanya bagian yang
rata dan memanjang
(punggung) atau bagian kecil
janin
8 Leopold III
Key Point :
1. Atur posisi pemeriksaan
pada posisi kanan dan
mengendap pada bagian kaki
ibu
2. Letakkan ujung telapak
tangan pada dinding lateral
kanan bawah perut ibu, tekan
secara lembut untuk
menentukan bagian terbawah
janin
Leopold IV
Key Point :
1. ujung-ujung ibu jari tangan
kiri dan kanan berada pada
tepi atas simpisis
2. Temukan kedua jari kiri dan
9
kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus
3. Perhatikan sudut yang
dibentuk (Konvergen/
Divergen)
10 Pemeriksaan auskultasi
Key Point :
1. pastikan letak punggung
janin
2. upayakan untuk
mendapatkan punctum
maksimum
3. hitung dalam waktu 1 menit
    lakukan dengan hati-hati
11 Cuci tangan
Key Point :
Gunakan handscrub

12 Beritahu ibu pemeriksaan


sudah selesai
Key Point :
Persilahkan ibu untuk duduk
kembali

13 Dokumentasikan tindakan yang


telah dilakukan.
Key point :
Catat hasil pemeriksaan yang
dilakukan

DAFTAR TILIK
Pemeriksaan Leopold dan Auskultasi DJJ
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut :
0. Kurang :Bila langkah klinik tidak dilakukan
1. Cukup :Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai prosedur
2. Mampu :Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan
dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relative lebih lama
menyelesaikan tugas
3. Baik :Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri. Kadang-kadang
tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan
4. Sangat Baik : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan teknik prosedur
dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien

PENILAIAN
No Langkah Kerja
0 1 2 3 4
A PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
1 Ruangan tertup, aman, nyaman, dan bersih
PERSIAPAN ALAT
2 Alat :
5. Selimut
6. Metline
7. Leanec
8. Jam tangan
PERSIAPAN PASIEN
3 Persilahkan ibu untuk baring kemudian Sisihkan pakaian ibu
hingga seluruh bagian perut ibu tampak jelas kemudian minta
ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang
sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut
(genu)
4 Cuci tangan

5 Pemeriksa berada di sisi kanan ibu, menghadap bagian lateral


kanan.

B TINDAKAN
8 Melakukan informed consent
Leopold I:
9
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi
atas simfisis).

2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi


uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap ke bagian kepala ibu.

3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus


uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian.

Leopold II:
10
1. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan
dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu
secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
2. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan kanan,
kemudian geser kea rah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian
kecil (ekstremitas)

11 Leopold III:

Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke


bagian kaki ibu. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada
dinding lateral kiri bawah, ujung telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut
secara bersamaan/ bergantian untuk menentukan bagian
terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogeny,
adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang
simetris, adalah bokong).

12 Leopold 4 :

1. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral


kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simfisis

2. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan


semua jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus

3. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan


(konvergen dan divergen)

4. Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawha bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang kepala didekat leher dan bila presentasi bokong,
upayakan untuk memegang pinggang bayi)

5. Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul


kemudian letakkan jari-jari tangan kanan diantaratangan kiri
dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah
telah memasuki pintu atas panggul.

13 Pemeriksaan auskultasi:

1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil


stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian
tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai
dengan posisi pungggung bayi (bagian memanjang dan rata)

2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi


jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila titik pertama,
bunyi jantung tersebut kurang jelas, upayakan untuk
mendapatkan punctum maksimum) Apabila dinding perut
cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi
jantung bayi, pindah ujung stetoskop pada dinding perut
yang relatif tipis yaitu sekitar 3 sentimeter dibawah pusat
(sub-umbilikus)

3. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi selama 1 menit


perhatikan irama atau keteraturan bunyi jantung)

14 Letakkan semua peralatan yang tekah digunkanan pada tempat


semula.
15 Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat
kain penutup dan rapikan kembali pakaian ibu dan Persilahkan
ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada
lembar yang telah disediakan didalam status pasien
16 Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang
meliputi:
1. Posisi janin
2. Presentasi
3. Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi)
C DEKONTAMINASI
17 Mencuci tangan
D EVALUASI
18 Mendokumentasikan hasil tindakan

Anda mungkin juga menyukai