Anda di halaman 1dari 24

BAB III

PERIODE DAN TUGAS PERKEMBANGAN

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Menganalisis periode dan tugas perkembangan dalam penyelenggaraan
pendidikan
Indikator
1. Mampu menjelaskan periode perkembangan
2. Mampu menjelaskan pengertian tugas perkembangan
3. Mampu menjelaskan sumber tugas perkembangan
4. Mampu menganalisis tugas-tugas perkembangan pada setiap fase
perkembangan
5. Mampu menganalisis peranan sekolah dalam mengembangkan tugas-
tugas perkembangan dalam penyelengaraan pendidikan

A. PERIODE PERKEMBANGAN
Perkembangan manusia berlangsung secara berurutan atau
berkesinambungan melalui periode atau masa. Menurut Santrock (2010)
periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode yaitu: anak (childhood),
remaja (adolescence) dan dewasa (adulthood). Dari ketiga periode itu
diklasifikasi lagi menjadi beberapa periode yaitu 1) periode anak : sebelum
kelahiran (pranatal), masa bayi (infancy), masa awal anak-anak (early
childhood), masa pertengahan dan akhir anak (middle and late childhood); 2)
periode remaja (adolescence) dan 3) periode dewasa : masa awal dewasa
(early adulthood), masa pertengahan dewasa (middle adulthood) dan masa
akhir dewasa (late adulthood).
a. Periode sebelum kelahiran
Periode ini merupakan masa kehidupan individu dimulai dari masa
konsepsi (pembuahan) hingga kelahiran, sekitar 9 bulan dalam
kandungan. Periode ini merupakan saat pertumbuhan yang sangat luar
biasa dari satu sel tunggal (yang beratnya kira-kira 1/20 juta ons) menjadi
organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
b. Periode bayi
Periode bayi merupakan masa perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan
c. Periode awal anak
Periode awal anak adalah periode perkembangan yang merentang
dari akhir masa bayi hingga usia 5 atau 6 tahun, periode ini kadang-
kadang disebut juga tahun-tahun prasekolah “preschool years”
d. Periode pertengahan dan akhir anak
Periode ini adalah masa perkembangan yang terentang dari usia 6
hingga 10 atau 11 tahun. Masa ini juga disebut tahun-tahun sekolah dasar
e. Periode remaja
Periode remaja adalah masa transisi antara masa anak dengan
masa dewasa, terentang dari usia sekitar 12/13 tahun sampai usia 18/19
tahun, yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif,
dan social- emosional.
f. Periode dewasa
Periode ini terdiri atas tiga masa, yaitu awal, pertengahan, dan
akhir dewasa. Masa awal dewasa dimulai dari usia sekitar 20 tahun hingga
30/35 tahun. Masa ini merupakan saatnya individu membangun
independensi (kemandirian) pribadi dan ekonomi, serta peningkatan
perkembangan karier. Masa pertengahan dewasa dimulai sekitar usia 35
hingga 45 tahun,
dan berakhir pada usia 55 dan 65 tahun. Sementara akhir dewasa adalah
terentang dari usia 60 atau 70 sampai meninggal.

B. PENGERTIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan hidupnya
melalui periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan
mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan
dengan baik oleh individu. Faktor keberhasilan sangat penting bagi individu
agar kebahagiaan atau kepuasan di dalam hati diperoleh, apabila gagal dalam
melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu maka akan
berakibat tidak baik pada kehidupan fase berikutnya. Kegagalan
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu berakibat yang
menjalar pada perjalanan individu untuk kehidupan yang selanjutnya, dan
individu akan mengalami ketidakbahagiaan.
Robert Havirghurst berpendapat bahwasannya tugas perkembangan
adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang
kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya, dan apabila tugas yang dilakukan oleh individu gagal maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan bagi individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan akan mengakibatkan kesulitan-
kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas
perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang
seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase
perkembangannya. Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan
ini sebagai social expectations, yang artinya setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting
dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang
rentang
kehidupan. Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus

dilakukan oleh individu yang mana menuntut keberhasilan dalam


melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kebahagiaan atau kepuasan batin
oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan keterampilan yang
dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut.
Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang
kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka
hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan
memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan ada kalanya dapat diselesaikan dengan
baik, ada juga yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya
dengan baik suatu tugas yang dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu
bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam bahaya potensial yang menjadi
penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu :
1. Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial
mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2. Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat
kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
3. Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke
tingkatan yang lain.
C. SUMBER TUGAS PERKEMBANGAN
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya tugas-tugas
perkembangan adalah sebagai berikut :
1. Kematangan fisik, misalnya a). Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai
15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah
matang untuk belajar berjalan. b). Belajar bertingkah laku, bergaul dengan
teman lawan jenis pada masa remaja karena kematangan organ-organ
seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian terhadap
lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya a). Belajar membaca, b).
Belajar menulis, c). Belajar berhitung, d). Belajar berorganisasi. Pada fase
ini individu berada pada usia 6-12 tahun yang biasa disebut dengan masa
sekolah, karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah
cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam
masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang
sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh
ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya a).
Memilih pekerjaan, b). Memiliki teman hidup.
4. Tuntutan norma agama, misalnya a). Taat beribadah kepada Allah, b).
Berbuat baik kepada sesama manusia.

D. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA SETIAP FASE


PERKEMBANGAN
1. PERIODE ANAK
Fase bayi dan kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)
a. Masa Prenatal
Periode prenatal merupakan periode pertama dalam rentang
kehidupan manusia. Periode ini merupakan periode yang terpenting
dari semua periode perkembangan, karena memberi dasar untuk
perkembangan selanjutnya. Perkembangan periode pranatal ditandai
dengan konsepsi (bertemunya ovum dengan sperma), dan diakhiri
dengan kelahiran, dengan jangka waktu kurang lebih sembilan bulan
sepuluh hari.
b. Masa Neonatal
Masa Neonatal adalah masa kehidupan pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari, dimana keberadaan dianggap sebagai
individu dan bukan lagi sebagai janin seperti saat didalam tubuh ibu.
c. Masa Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia
setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan
otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi
yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun
memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang
terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan
perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
d. Masa Kanak – Kanak Awal
Masa ini berlangsung mulai dari umur 2 tahun sampai 6
tahun. Pada masa ini pun peranan ibu kini beralih dari perpanjangan
evolusi alamiah kekuatan budaya. Tugas ibu kini adalah mendorong
pola – pola kelakuan yang memungkinkan anak mengambil tempat
dalam masyarakat manusia. Masa ini pun kita akan melihat
bagaimana bayi yang sebelumnya sangat tergantung penuh pada sang
ibu, kini mereka harus berusaha bergerak untuk melepaskan
kemandiriannya secara perlahan – lahan, tetapi tidak dipungkiri
seorang ibu akan selalu
membantunya walaupun tidak secara penuh. Pada masa kanak-kanak
awal, rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm setiap tahun, dan
bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat
harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir.
Berikut tugas-tugas perkembangan untuk setiap rentang usia:
1. Pada umumnya tugas-tugas perkembangan pada usia 0 – 6
tahun, antara lain:
 Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9-15
bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah
matang untuk belajar berjalan.
 Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun ke-2
sistem alat-alat pencernaan dan alat-alat pengunyah pada mulut
telah matang untuk hal tersebut.
 Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan
menyampaikannya kepada orang lain dengan perantara suara itu.
 Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan
pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat.
Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi
(menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur
pembuangan belum sempurna.
 Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi
(pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik, dan
pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang
lainnya. Dengan cara tersebut anak dapat mengenal perbedaan
anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap
alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan
terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan dengan normal, maka
orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam
memberikan alat
mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin

anak.
 Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak
sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat
sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya
mudah berubah.
 Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan
sosial, dan alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan
suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama-
kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang yang
berada di sekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan
keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari
berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama.
 Anak belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua,
saudara, dan orang lain. Anak mengadakan hubungan dengan
orang- orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai cara,
yaitu isyarat, menirukan, dan menggunakan bahasa. Cara yang
diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emoisonal dengan
orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di
kemudian hari.
2. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Sekolah Dasar (6,0-12,0 tahun)
a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan.
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin
stabil, semakin mantap, dan cepat.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis. Hakikat tugas ini adalah:
 Mengembangkan kebiasaan memelihara badan, meliputi
kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan.
Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya

(pria atau wanita) dan juga menerima dirinya (baik rupa


wajahnya maupun postur tubuhnya) secara positif.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya. Yakni belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman
sebayanya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah karena
pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup
matang untuk menerima pengajaran.
f. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. Tugas ini
merupakan tugas sekolah, yaitu menanamkan konsep-konsep yang
jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah atau
ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan lain
sebagainya.
g. Mengembangkan kata hati. Hakikat tugas ini mengembangkan sikap
dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini
menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama
(moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak
melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan
masalah benar-salah dan boleh-tidak boleh.
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas
ini adalah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti
dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang
akan datang bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain.
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan
lembaga-lembaga, hakikat tugas ini adalah mengembangkan sikap
sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain.
3. Tugas-Tugas PerkembanganPesertaDidikUsiaSekolah
Menengah (Remaja) (13-18 tahun)
Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang
menggambarkan perilaku kehidupan sosio-psikologis manusia pada posisi
yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan
kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas perkembangan fisik dan
psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu.
Pada jenjang kehidupan usia sekolah menengah (remaja) seseorang telah
berada pada posisi yang kompleks karena ia telah banyak menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya, seperti proses mempelajari nilai dan
norma pergaulan dengan teman sebaya, menyesuaikan diri dengan
ketentuan yang berlaku dan sebagainya.
Secara sadar pada akhir masa kanak-kanak, seorang individu akan
berupaya untuk bersikap dan berperilaku lebih dewasa dan intelek. Hal ini
merupakan “tugas” yang cukup berat bagi remaja untuk lebih
menuntaskan tugas-tugas perkembangannya, sehubungan dengan semakin
luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dihadapi dan
dijalaninya. Mereka tidak ingin dijuluki sebagai anak-anak, melainkan
ingin dihargai dan diakui sebagai anak yang sudah dewasa. Mereka
menjalani tugas mempersiapkan diri untuk dapat hidup lebih dewasa,
dalam arti mampu menghadapi dan memecahkan masalah, bertidak etis
serta bertanggung jawab moral. Oleh karena itu, tugas perkembangan
pada masa remaja dipusatkan pada upaya untuk menganggulangi sikap
dan pola kekanak- kanakan.
Tugas-tugas perkembangan oleh Havighurst dikaitkan dengan
fungsi belajar karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia
dipandang sebagai upaya mempelajari nilai dan norma kehidupan sosial
budaya agar mampu melakukan penyesuaian diri dalam kehidupan nyata

di masyarakatnya.
Untuk memahami jenis tugas perkembangan remaja, perlu
dipahami hal-hal yang harus dilakukan oleh orang dewasa. Maka
“dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi, sehingga dikenal istilah
dewasa secara fisik, dewasa secara mental, dewasa secara sosial, dewasa
secara psikologis, dewasa secara hukum dan sebagainya.
Pada umumnya orang yang telah berusia 17 tahun akan dikatakan
sebagai orang yang telah dewasa, baik dewasa secara fisik yang berarti
siap untuk melaksanakan tugas-tugas reproduksi, dewasa dari segi hukum
yang berarti sudah dapat dikenai sanksi hukum, atau dapat
mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang sesuai dengan
hukum yang berlaku. Oleh, karena itu, jenis tugas perkembanagn remaja
itu mencakup segala persiapan diri untuk memasuki jenjang waktu yang
intinya bertolak dari tugas perkembangan fisik dan tugas perkembangan
sosio-psikologis.
Havighurst mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan pertemanan dengan lawan jenis secara lebih
matang Hakikat tugas pada fase ini mempelajari anak perempuan
sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa di
antara orang dewasa, belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
b. Mencapai perasaan yang diterima sosial
Hakikat tugasnya yaitu remaja dapat menerima dan belajar peran sosial
sesuai dengan jenis kelaminnya pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan badannya dan digunakan secara efektif
Hakikat tugas pada fase ini adalah menanamkan rasa bangga
(sekurang- kurangnya rasa toleran) terhadap tubuh sendiri. Menjaga
dan melindungi tubuh sendiri secara efektif.
d. Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa

Hakikat tugas pada fase ini adalah membebaskan sifat kekanak-


kanakan yang selalu menggantungkan diri pada orang tua,
mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang tua tanpa
menggantungkan diri padanya, dan mengembangkan sikap hormat
kepada orang dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
e. Mencapai kebebasan ekonomi
Hakikat tugasnya adalah merasakan kemampuan membangun
kehidupan sendiri.
f. Memilih dan menyiapkan suatu pekerjaan
Hakikat tugasnya adalah memilih pekerjaan yang memerlukan
kemampuan serta mempersiapkan pekerjaan.
g. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap
kehidupan berkeluarga. Khususnya untuk remaja putri termasuk di
dalamnya kesiapan untuk memiliki anak.
h. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi
warga negara yang berkompeten
Hakikat tugasnya adalah mengembangkan konsep tentang hukum,
politik, ekonomi dan kemasyarakatan. Berkembangnya kemampuan
kejiwaan yang cukup besar dan perbedaan individu dalam
perkembangan kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan
perbedaan dalam penguasaan bahasa, pemaknaan, perolehan konsep-
konsep, minat, dan motivasi.
i. Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab

secara moral dan sosial


Hakikat tugasnya adalah berpartisipasi sebagai orang dewasa yang
bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu
menjunjung nilai-nilai masyarakat dalam bertingkah laku.
j. Memahami suatu perangkat tata nilai yang digunakan sebagai pedoman
tingkah laku.
Hakikat tugasnya adalah membentuk suatu himpunan nilai-nilai
sehingga memungkinkan remaja mengembangkan dan merealisasikan
nilai-nilai, mendefinisikan posisi individu dalam hubungannya dengan
individu lainnya, dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai
untuk kepentinagn hubungan dengan individu lain.
Tugas-tugas perkembangan tersebut pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan karena remaja adalah pribadi yang utuh secara individual dan
sosial. Namun demikian, banyak hal yang harus diselesaikan selama masa
perkembangan remaja yang singkat ini. Pada tugas perkembangan fisik,
upaya untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan yang “serba tak
harmonis” amatlah berat bagi para remaja. Hal itu dapat bertambah sulit
bagi remaja yang sejak masa anak-anak telah memiliki konsep yang
mengagungkan penampilan diri pada waktu dewasa nanti. Oleh karena
itu, tidak sedikit remaja bertingkah kurang tepat (tidak sesuai). Di lain
pihak remaja telah mengantisipasi tugas-tugas perkembangan dalam
kehidupan sosial.
4. Tugas Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal (20-40 Tahun)
1. Memilih calon suami atau istri
2. Belajar hidup bersama suami atau istri
3. Memulai hidup bersama keluarga
4. Mengasuh anak-anak
5. Menyelanggarakan rumah tangga

6. Mulai berkerja
7. Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara
8. Mendapatkan kelompok sosial yang sesuai baginya
5. Tugas Tugas Perkembangan Pada Masa Setengah Baya (40-60 Tahun)
1. Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewasa yang menjadi
warga negara dan hidup bermasyarakat
2. Menentukan dan hidup sesuai standart hidup yang berhubungan
dengan ekonomi
3. Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
4. Memperkembangkan keaktifan-keaktifan dalam masa senggang
yang sesuai bagi orang dewasa
5. Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan
pisikologi pada masa setengah umur
6. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut
6. Tugas Tugas Perkembangan Pada Masa Tua (60-Meninggal Dunia)
1. Menyesuaikan diri dengan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang
3. Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri
4. Mengadakan hubungan yang erat pada orang-orang yang seumur
5. Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan dalam hidup
bermasyarakat
6. Mengatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi psikis.
E. PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS-

TUGAS PERKEMBANGAN
1. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara
sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan
dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya,
baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional,
maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian
anak, Hurlock berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir,
bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi
keluarga dan guru substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa
sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian
anak, yaitu :
a. Siswa harus hadir di sekolah.
b. Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan
masa perkembangan “konsep dirinya”.
c. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di
tempat lain di luar rumah.
d. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
e. Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai
dirinya dan kemampuannya secara realistik.
Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung
jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas
perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogyanya
berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat
memfasilitasi siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu menyangkut

aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal,


kematangan dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara
Pendidikan
Karena banyak faktor kehidupan yang mempengaruhi remaja,
pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus benar-benar
memperhatikan faktor-faktor tersebut, sekalipun dalam penyelenggaraan
pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi semua tuntutan dan
harapan tersebut.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang
diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, umumnya
diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan
klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan sistem yang sama semua
tindakan pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun
mereka bereda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan individu yang
beraneka ragam itu menjadi berkurang. Oleh karena itu, yang harus
mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan klasikal
adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan
pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang
dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing
dan mengarahkan siswa dalam menentukan pilihan jenis pendidikan
dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan
kebutuhan lingkungan.
c. Penyusunan komprehensifdengan
c. Penyusunan kurikulumyang kurikulum yang komprehensif
menyertakan dengan menyertakan

kurikulum muatan lokal.


Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk
keluarga ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas
perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan
model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :
a. Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan
melalui pendidikan budi pekerti
b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang
berlaku, baik dalam keluarga, sekolah maupaun masyarakat.
c. Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda,
pertemuan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan
agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Anda mungkin juga menyukai