Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH OSEANOGRAFI DAN SAINS ATMOSFER

“Fenomena Pelepasan Energi oleh Siklon”


Dosen Pengampu

Dr. Muh. Makhrus, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 4:

Abelia Berliana Casandra NIM. E1Q021001


Elda Elfara Zianturi NIM. E1Q021007

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan


taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Fenomena Pelepasan Energi oleh Siklon”. Sholawat teriring salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah hingga zaman yang terang benderang.

Tujuan dibuatnya makalah ini diharapkan agar dijadikan sebagai wawasan kita
terhadap mata kuliah “Oseanografi dan Sains Atmosfer” sesuai dengan tema yang kami
angkat. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu yang mempelajari fenomena fisis dan
dinamis air laut yang dapat diaplikasikan ke bidang-bidang lainnya serta Sains Atmosfer
terkait perubahan cuaca dan iklim di Bumi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Demikianlah makalah ini kami buat,
jika ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.

Mataram, 17 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Sejarah Mutiara...................................................................................................3
B. Proses Pembentukan Mutiara............................................................................4
C. Sifat-Sifat Fisika Dalam Proses Budidaya Mutiara............................................5
D. Kondisi Lingkungan Perairan Mutiara Ditinjau Dari Fisika, Kimia, Biologi....9
E. Pengaruh Kedalaman Laut Untuk Pertumbuhan Kerang Mutiara....................11
F. Manfaat Mutiara...............................................................................................12
BAB III PENUTUP.....................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang dikaruniai lautan yang cukup luas


dengan nilai ± 6 juta km2 dan panjang total garis pantai sekitar 54.673 km
(Wibisono 2005). Dari perairan yang sangat luas tersebut, kekayaan sumber
daya laut merupakan asset yang dimiliki Negara Indonesia dan seluruh
masyarakatnya. Potensi kekayaan sumber daya laut tersebut perlu dikelola
secara tepat agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari bagi
kesejahteraan rakyat. Salah satu komoditas kelautan yang sangat potensial
adalah tiram mutiara. Konsep budidaya merupakan salah satu upaya untuk
memanfaatkan tiram mutiara tersebut, agar kedepannya dapat dikelola sehingga
mengahasilkan mutiara dengan kualitas terbaik. Salah satu usaha budidaya yang
semakin meningkat di Indonesia adalah budidaya tiram mutiara dari jenis
Pinctada maxima. Jenis hewan ini senang hidup dan terkonsentrasi pada perairan
yang memiliki ekosistem terumbu karang, pecahan karang yang berpasir serta
tersebar pada kedalaman antara 20 – 60 m. Selain itu pula didukung oleh potensi
lahan untuk pengembangan budidaya laut, khususnya tiram mutiara dan abalone
sebesar 62.040 Ha (Hamzah, 2007).

Moluska merupakan salah satu filum dengan jumlah spesies terbanyak,


yang didalamnya terdapat kelas terbesar yaitu Bivalvia dan Gastropoda
(Dharma, 2005). Jenis-jenis tersebut sebagian besar masuk kedalam kelas
Bivalvia,atau sering juga disebut Pelecypoda. Famili Arcidae merupakan
sebuah famili besar dalam kelas Bivalvia, dengan subfamili terbesar adalah
Anadarinae dan marga terbesar Anadara. Sebagian spesies Anadara
mengalami determinasi dan koreksi dari nama-nama lama, sebagian lagi
antara lain merupakan rekor baru yang dilaporkan keberadaannya di perairan
Indonesia.

Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu


diantara beberapa pulau di Indonesia penghasil Mutiara dengan kualitas yang
sudah terkenal hingga pasar internasional. Mutiara yang telah dihasilkan dari
Lombok telah tembus pasar ekspor ke berbagai negara, diantaranya Australia,
Hongkong, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Berdasarkan laporan
pada tahun 2014, nilai ekspor Mutiara Lombok mencapai 1.056.968.63 US
Dollar.2 Sebuah potensi yang layak untuk dikembangkan sehingga dapat
meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian bangsa secara cepat apabila
diberdayakan secara tepat.
iv
Daya tarik Mutiara Lombok dibanding Mutiara sejenis dari negara lain
karena memiliki ciri khas. Posisi strategis perairan Indonesia diantara Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik merupakan pertemuan dua samudra yang menghasil
perairan yang sangat menunjang budidaya Mutiara laut hingga menghasilkan
mutiara yang memiliki kemilau baik. Selain karena faktor alam budidaya
mutiara laut di Lombok Nusa Tenggara Barat juga tidak lepas dari campur
tangan manusia dalam memberikan perlakuan selama budidaya tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah mutiara?

2. Bagaimana proses pembentukan mutiara?

3. Apa saja sifat-sifat fisika dalam proses budidaya mutiara?

4. Bagaimana kondisi lingkungan perairan peternakan mutiara ditinjau dari


Fisika, Kimia, dan Biologi?

5. Bagaimana pengaruh kedalaman laut untuk pertumbuhan kerang mutiara?

6. Apa saja manfaat dari mutiara?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sejarah mutiara.

2. Mengetahui bagaimana proses pembentukan mutiara.

3. Mengetahui apa saja sifat-sifat fisika dalam proses budidaya mutiara.

4. Mengetahui bagaimana kondisi lingkuran perairan peternakan mutiara


ditinjau dari Fisika, Kimia, dan Biologi.

5. Mengetahui bagaimana pengaruh kedalaman laut untuk pertumbuhan kerang


mutiara.

6. Mengetahui apa saja manfaat mutiara.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Mutiara

Mutiara dianggap pertama kali ditemukan secara kebetulan oleh


penduduk di sekitar danau, sungai dan laut saat mencari makan di zaman pra
sejarah (Kunz & Stevenson, 1908; Streeter, 1886). Sejak saat itu, mutiara
dipakai dalam kegiatan budaya dan ritual keagamaan. Pada perkembangan
selanjutnya, mutiara menjadi bagian dalam perhiasan petinggi kerajaan masa
lampau (Ward, 1995) sampai mencapai era kejayaan di abad pertengahan
(Strack, 2006). Sampai saat inipun mutiara masih menjadi perhiasan petinggi
kerajaan walaupun telah menjadi bagian dari aksesoris perhiasan wanita.
Mutiara pertama kali di gunakan oleh raja Yunani Xerxes. Pada saat itu harga
mutiara sama dengan harga kepala manusia. Pada saat itu mutiara dipercaya
sebagai jimat yang membawa keberuntungan di saat perang dan juga obat yang
dapat menyembuhkan penyakit.

Mutiara sangat mahal harganya kalau dijual dan dijadikan perhiasan


sangat bagus untuk dunia fashion. Mutiara berharga terdapat di alam liar, tetapi
dalam kuantitas yang sangat jarang. Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal
dari tiram merupakan mayoritas dari mutiara-mutiara yang dijual di pasaran.
Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari mutiara air tawar. Yang banyak dijual
dengan harga murah adalah mutiara imitasi, tetapi kualitasnya biasanya jelek.
Secara umum, mutiara imitasi dapat dengan mudah dibedakan dari mutiara asli.
Mutiara banyak dibudidaya untuk digunakan sebagai perhiasan. Namun pada
masa lalu, mutiara juga digunakan sebagai hiasan pada pakaian-pakaian mewah.
Mutiara juga bisa dihancurkan dan digunakan dalam kosmetik, obat-obatan, atau
dalam formula cat.

Mutiara yang dianggap berkualitas hampir selalu berwarna-warni dan


menyerupai mother of pearl, seperti interior kulit yang memproduksi mereka.
Namun, hampir semua jenis moluska bercangkang mampu menghasilkan
mutiara yang sedikit kurang bersinar atau berbentuk kurang bulat seperti bola.
Meskipun mereka mungkin juga sah disebut sebagai "mutiara" oleh
laboratorium gemologi dan juga di bawah aturan US Federal Trade Commission
dan terbentuk dengan cara yang sama, kebanyakan dari mereka tidak bernilai,
kecuali sebagai barang antik.

Sebuah mutiara alami terbentuk tanpa intervensi manusia sama sekali, di


alam liar, dan sangat jarang terjadi. Kira-kira ratusan kerang mutiara harus
dikumpulkan dan dibuka, dan dengan demikian dibunuh, hanya untuk
menemukan satu mutiara liar, dan selama berabad-abad itulah satu-satunya cara
vi
untuk memperoleh mutiara. Ini adalah alasan utama mengapa mutiara termasuk
sangat berharga pada masa lalu. Mutiara budidaya, di sisi lain, merupakan salah
jenis mutiara yang dibentuk dengan melibatkan manusia, di sebuah peternakan
mutiara.

Di Indonesia, pada awalnya mutiara hanya diperoleh dari kerang mutiara


alam, tetapi berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kerang
mutiara saat ini dapat dibudidayakan untuk menghasilkan mutiara, namun
sebagian besar ilmu dan teknologinya masih dikuasai oleh teknisi dari Jepang.
Kerang mutiara jenis Pinctada maxima yang dibudidayakan saat ini merupakan
jenis kerang penghasil mutiara terbaik yang dikenal juga dengan Mutiara Laut
Selatan (South Sea Pearls). Kerang mutiara jenis ini lebih banyak terdapat di
perairan Indonesia terutama perairan Indonesia bagian timur.Harga mutiara jenis
South Sea Pearl (SSP) pergramnya menurut Arief, dkk., (2012) untuk kualitas
terbaik berkisar antara Rp300.000 - Rp.1.000.000.

Pengusaha budidaya kerang mutiara di Indonesia memproduksi butiran


mutiara budidaya, karena mutiara alam sulit ditemukan lagi. Populasi kerang
mutiara di alam saat ini mengalami penurunan karena perubahan kondisi alam
yang ekstrim dan kemampuan kerang mutiara untuk meningkatkan jumlah
populasinya semakin berkurang dan sulit untuk ditemukan. Di samping itu,
penurunan jumlah populasi kerang mutiara disebabkan oleh eksploitasi yang
tidak memperhatikan kelestarian populasi (overfishing). Faktor inilah menurut
Syachruddin (2006), merupakan penyebab menurunnya jumlah kerang yang
diinsersio oleh para pengusaha mutiara sehingga produksi mutiara tidak dapat
ditingkatkan kuantintas dan kualitasnya secara kontinyu.

B. Proses Pembentukan Mutiara

Secara alami, mutiara tercipta dengan masuknya irritant yang bisa saja
berupa benda atau parasit ke dalam tubuh kerang mutiara (Kunz & Stevenson,
1908; Strack, 2006; Streeter, 1886; Ward, 1995). Bahkan gesekan lukapun bisa
menghasilkan mutiara (Strack, 2006). Yang menjadi penentu terbentuknya
mutiara sebetulnya bukan karena irritant atau pengganggu itu sendiri, namun
karena saat terjadinya gesekan atau bahkan penetrasi irritant bagian sel mantel
epithelium terluar yang membentuk cangkang juga terikut di dalamnya (Simkiss
& Wada, 1980). Serpihan mantel ini yang pada akhirnya membungkus
irritantataupun memperbanyak diri dan akhirnya memproduksi mineral sebagai
bahan dasar mutiara atau dikenal dengan biomineralisasi (Taylor & Strack,
2008).

Proses biomineralisasi dalam membentuk mutiara mirip dengan proses


pembentukan cangkang (Strack, 2006). Proses biomineralisasi pada cangkang
inilah yang menjadi dasar budidaya mutiara. Pada prinsipnya budidaya mutiara
vii
khusus untuk menghasilkan mutiara bulat dimulai dengan memilih donor kerang
yang akan diambil mantelnya. Donor biasanya dipilih yang sehat dan
menampilkan kualitas mother-ofpearl (MOP) atau bagian internal cangkang
yang baik karena donor dipercaya mempengaruhi kualitas mutiara (Taylor,
2002; Wada & Komaru, 1996). Setelah itu, donor biasanya dibunuh dan bagian
mantelnya dipotong-potong kecil (3 x 3 mm) dimana bagian potongan itu
dimasukkan ke dalam gonad kerang penerima bersama inti yang telah disiapkan
(Acosta-Salmon, et al., 2004). Mantel yang dipotong-potong biasa disebut
“saibo”.

Inti mutiara biasanya berasal dari cangkang kerang yang tebal yang
dibentuk menjadi bundar. Potongan mantel ini atau biasanya disebut saibo pun
menyebar dan membungkus inti dan menghasilkan mutiara sebagaimana pada
proses pembentukan mutiara alami. Selain inti bulat ada juga inti setengah bulat.
Berbeda dengan inti bulat yang umumnya dimasukkan ke dalam gonad, inti
setengah bulat biasanya disisipkan di antara mantel dan cangkang.

Penyisipan inti setengah bulat adalah dengan menempel inti tersebut


pada bagian cangkang. Hal ini dimaksudkan agar kemudian mantel akan
membungkus inti setengah bulat dengan lapisan mutiara. Jadi pada penyisipan
inti setengah bulat tidak dibutuhkan potongan mantel seperti pada penyisipan
inti bulat. Mutiara yang dihasilkan lewat proses ini disebut “mabé” atau “mutiara
blister” (Strack, 2006).

C. Sifat-Sifat Fisika Dalam Proses Budidaya Mutiara


Adapun beberapa sifat-sifat fisika yang harus diperhatikan dalam budidaya
mutiara:
 Kualitas air harus dijaga dengan baik dalam kolam atau teluk budidaya
mutiara. Kandungan oksigen, pH, suhu, dan salinitas air harus diukur
secara teratur dan dijaga pada tingkat yang tepat untuk memastikan
bahwa mutiara tumbuh dengan baik.
 Cahaya yang cukup adalah penting dalam budidaya mutiara karena
mutiara membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik. Namun, terlalu banyak cahaya dapat menyebabkan
pertumbuhan alga yang berlebihan di kolam budidaya, sehingga perlu
dikendalikan dengan baik. Cahaya dari Sinar matahari dapat membantu
dalam produksi oksigen dan nutrisi bagi mutiara. Oleh karena itu, kolam
budidaya mutiara biasanya ditempatkan di lokasi yang terbuka untuk
mendapatkan sinar matahari yang cukup.

viii
 Kedalaman air juga merupakan faktor penting dalam budidaya mutiara.
Kolam atau teluk budidaya harus cukup dalam agar mutiara dapat
tumbuh dengan baik dan tidak terkena kerusakan akibat gelombang dan
arus.
 Kepadatan populasi atau jumlah mutiara yang ditanam dalam kolam atau
teluk budidaya harus diatur agar tidak terlalu padat, sehingga mencegah
terjadinya kompetisi dan penyebaran penyakit.
 Nutrisi yang cukup juga sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan mutiara. Makanan yang diberikan harus mengandung
nutrisi yang tepat untuk memastikan bahwa mutiara tumbuh dengan baik
dan sehat. Nutrisi yang paling penting adalah plankton, yang merupakan
makanan utama bagi mutiara. Kolam budidaya mutiara biasanya
dilengkapi dengan sistem filtrasi yang baik untuk menjaga kualitas air
dan menghilangkan kotoran atau zat-zat yang tidak diinginkan.
 Pemilihan bibit atau benih mutiara yang baik juga sangat penting dalam
budidaya mutiara. Bibit yang sehat dan kuat memiliki peluang lebih
besar untuk tumbuh menjadi mutiara yang berkualitas tinggi.
 Perlindungan dari predator seperti burung, ikan, dan hewan lainnya juga
perlu dipertimbangkan dalam budidaya mutiara. Hal ini dapat dilakukan
dengan memasang jaring atau sistem penghalang lainnya.
 Suhu lingkungan sangat penting dalam budidaya mutiara karena
mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan mutiara. Suhu yang ideal
untuk pertumbuhan mutiara berkisar antara 25 hingga 30 derajat Celcius.
 Salinitas atau kadar garam dalam air juga memainkan peran penting
dalam budidaya mutiara. Air laut memiliki salinitas sekitar 35 ppt (parts
per thousand), sehingga air dalam kolam budidaya mutiara harus dijaga
agar salinitasnya tetap stabil.
 Tekanan air dalam kolam budidaya mutiara harus dijaga agar tetap stabil.
Tekanan air yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan
mutiara, sedangkan tekanan air yang terlalu rendah dapat mempengaruhi
kualitas mutiara, dan Kadar oksigen dalam air juga sangat penting untuk
kesehatan mutiara. Air yang teroksigenasi baik akan meningkatkan
kecepatan pertumbuhan mutiara.
 Kepadatan mutiara juga perlu dipertimbangkan dalam budidaya mutiara.
Kepadatan mutiara akan mempengaruhi berat dan kekuatan mutiara.
Mutiara yang lebih padat cenderung lebih berat dan lebih kuat, yang
dapat membantu dalam pengolahan dan pemasaran. Dalam budidaya

ix
mutiara, kepadatan mutiara dapat ditingkatkan dengan mengendapkan
mutiara dalam larutan garam atau dengan cara lainnya.
 Elastisitas pada Mutiara tergolong yang baik, yang memungkinkannya
untuk menahan tekanan dan benturan. Namun, kelembutan mutiara juga
dapat menyebabkan kerusakan jika terlalu kasar dalam penanganan. Oleh
karena itu, dalam budidaya mutiara, mutiara perlu ditangani dengan hati-
hati agar tidak rusak.
 Konduktivitas panas Mutiara termasuk yang rendah, yang berarti bahwa
mutiara tidak cepat panas atau dingin. Ini dapat mempengaruhi waktu
dan metode pemeliharaan mutiara. Dalam budidaya mutiara, mutiara
harus disimpan dalam suhu yang stabil untuk mencegah perubahan suhu
yang drastis dan merusak mutiara.
 Kekerasan mutiara berkisar dari 2,5 hingga 4,5 pada skala Mohs, yang
berarti bahwa mutiara mudah tergores dan perlu dijaga dari benda-benda
tajam. Oleh karena itu, dalam budidaya mutiara, mutiara perlu dilindungi
dari goresan atau kerusakan yang disebabkan oleh benda-benda tajam.
Adapun Pelaksanaan kegiatan budidaya kerang mutiara (Pinctada maxima)
memilki dampak positif maupun negatif bagi lingkungan perairan dan bagi
kehidupan masyarakat sekitar.
1. Dampak positif kegiatan budidaya kerang mutiara bagi lingkungan dan
masyarakat
Dampak positif kegiatan budidaya kerang mutiara terhadap lingkungan
perairan adalah :
 Hampir seluruh bagian dari kerang mutiara dapat dimanfaatkan kecuali
lapisan terluar dari cangkang tersebut
 Lapisan luas ini adalah zat kapur (calcium) yang mudah larut dalam air
laut.
 Hal ini sangat berbeda dengan limbah budidaya kerang daging dan
kerang hijau, dimana cangkangnya menggunung di tempat pembuangan
 Limbah kerajinan tangan berupa bubuk cangkang kerang mutiara
digunakan untuk bahan kosmetika (sun block dan lulur)
 Daging (otot) dapat dikonsumsi manusia
 Seperti bivalvia lainnya kerang mutiara makan dengan cara menyaring
fitoplankton (filter feeder)

x
 Dampak dampak positif bagi akuakultur dalam menghasikan protein
hewani adalah dapat memperpendek rantai makanan (dari fitoplankton
menjadi protein) di samping itu kerang mutiara tidak perlu diberi pakan
 Kompleks budidaya kerang mutiara secara tidak langsung merupakan
shelter ikan (fish aggregation device)
Dampak positif terhadap kehidupan masyarakat disekitar wilayah budidaya
kerang mutiara adalah :
 Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat yang bekerja baik sebagai
tenaga pemeliharaan, tenaga harian atau bulanan serta tenaga borongan.
 Menarik para investor lain untuk menanam modalnya dibidang budidaya
kerang mutiara pada khususnya maupun dibidang usaha budidaya
perikanan pada umumnya.
 Meningkatkan pendapatan daerah setempat dengan adanya usaha ini.
 Cangkang digunakan untuk bahan kerajinan tangan (handicraft)
 Terbukanya kesempatan bagi para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk
mengadakan praktek atau penelitian tentang manajemen budidaya kerang
mutiara (Pinctada maxima).

Gambar Hasil Kerajinan Tangan (Handicraft) Dari Cangkang Kerang Mutiara


xi
2. Dampak negatif kegiatan budidaya kerang mutiara bagi lingkungan dan
masyarakat:
Dampak negatif kegiatan budidaya kerang mutiara terhadap lingkungan
perairan adalah:
 Memperpendek rantai makanan (dari fitoplankton menjadi protein)
 Konsumsi terbesar oleh kerang mutiara terhadap oksigen perairan
sehingga menyebabkan kualitas oksigen perairan mengalami penurunan
 Mengalami penurunan produktivitas perairan di sekitar budidaya kerang
mutiara
 Terjadi persaingan dengan organisme lain salah satunya adalah dari jenis
nekton dalam melakukan aktivitas respirasi sehingga nekton akan
berpindah tempat untuk mencari kandungan oksigen yang baik
Dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat disekitar wilayah budidaya
kerang mutiara adalah :
 Terjadinya konflik kepentingan penggunaan lahan antara masyarakat
nelayan dengan pengusaha budidaya dikarenakan merasa fishing ground
dibatasi oleh perusahaan
 Terjadi persaingan perekrutan tenaga kerja lokal
 Terisolasinya daerah perairan akibat dari kegiatan budidaya kerang
mutiara

D. Kondisi Lingkungan Perairan Peternakan Mutiara Ditinjau dari Fisika,


Kimia, dan Biologi.

 Pengukuran Kerapatan Fitoplankton


Pengukuran kerapatan fitoplankton dilakukan dengan pengambilan
contoh air yakni dengan menggunakan Plankton net no. 20 dengan mesh
size 76 µm. Plankton merupakan organisme renik yang melayang pasif
dalam kolom air, tidak dapat melawan pergerakan massa air karena
kemampuan renangnya yang sangat lemah. Plankton berukuran
mikroskopik antara 0,02-200 μm, hidupnya melayang atau mengapung
dan tidak mempunyai kemampuan renang melawan arus, secara umum
terbagi atas fitoplankton dan zooplankton (Nybakken, 1992).
Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu
perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata

xii
rantai dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan
skala ukuran kesuburan suatu perairan. Mengkaji komposisi fitoplankton
untuk membantu mengetahui jenis-jenis apa saja yang hidup di perairan
tersebut sehingga bisa diketahui apakah jenis-jenis fitoplankton yang
hidup di perairan tersebut cocok untuk kehidupan biota laut yang
dibudidayakan dalam hal ini adalah kerang mutiara (Handayani. 2008).
Fungsi utama makanan adalah sebagai penyedia energi bagi aktivitas
tubuh. Apabila tiram kekurangan makanan, maka tidak ada energi yang
dihasilkan (Chávez-Villalba et al. 2003). Energi tersebut dapat diperoleh
dari melimpahnya plankton terutama fitoplankton dari kelompok diatom
bentik yang merupakan pakan alami kerang, dan pada akhirnya
mempengaruhi pertumbuhan yang dapat diketahui dari terhambatnya
pertambahan panjang maupun bobot jaringan.
 Pengukuran Parameter Kualitas Air
a) Suhu.
Menurut Effendi (2003) bahwa kisaran suhu yang optimum untuk
pertumbuhan fitoplankton diperairan adalah 20-300C. Selain itu,
suhu juga merupakan salah satu parameter penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan tiram oyster. Tiram oystermenyukai
lingkungan dengan temperature 24-29 0C (Suwignyo, 1981).
b) Kekeruhan
Kejernihan air sangat ditentukan olehpartikel-
partikelterlarut.Semakin banyak partikel atau bahan organik terlarut
maka kekeruhan akan meningkat. Kekeruhan atau konsentrasi bahan
tersuspensi dalam perairan akan menurunkan efisiensi makan dari
organisme pemakan suspensi (Levinton, 1982). Menurut
Romimohtarto (1985) Gambar 1. Lokasi Penelitian 67 kekeruhan
tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak
produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk
fotosintesa fitoplankton.
c) Kecepatan Arus
Kecepatan arus berperan penting dalam perairan, misalnya,
pencampuran masa air, pengangkutan unsur hara, transportasi
oksigen.Arus dan ombak penting dianalisis untuk mengetahui
bagaimana kondisi plankton sebagai produsen dari tiram oyster, jika
arus terlau kencang maka plankton akan ikut terseret oleh arus
sehingga menyebabkan kurangnya nutrien sebagai pakan alami tiram
oyster.
d) Salinitas
Salinitas merupakan parameter fisika yang memberikan indikasi
jumlah kadar garam dalam suatu perairan. Sebaran salinitas di air laut
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air,
xiii
penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Berdasarkan nilai salinitas
air diklasifikasikan sebagai berikut: airtawar (40‰) (Barus, 2004).
e) pH
Derajat Keasaman (pH) merupakan parameter kualitas air yang
memiliki peran sebagai pengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi
beberapa bahan dalam air, serta organisme laut hidup pada selang pH
tertentu.Nilai pH menyatakan konsentrasi ion hydrogen dalam suatu
larutan. pH sangat penting sabagai parameter kualitas air karena
mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksidi dalam air. NilaipH yang
ideal bagi kehidupan organisme pada umumnya antara 7-8,5.Kodisi
perairan yang sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya
gangguan metabolisme dan respirasi (Barus,2004). pH yang
dibutuhkan untuk kehidupan fitoplankton di perairan yaitu 6,5–8,0
(Pescod,1973).
f) Oksigen
Terlarut (Dissolved Oxygen) Oksigen terlarut merupakan salah
satu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem air terutama
dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air
(Barus, 2004). Kadar oksigen yang sesuai dengan kriteria
pencemaran yaitu menetapkan lima kriteria pencemaran melalui
indikasi oksigen terlarut (DO), nilai-nilai tersebut termasuk
pencemaran dengan kriteria kritis jika nilainya ±4 ppm dan kriteria
baik jika nilainya ±6 ppm. Selanjutnya kriteria tersebut di modifikasi
menjadi kriteria sedikit tercemar jika nilainya ±4 ppm dan tidak
tercemar jika nilainya ±6 ppm.

E. Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan


Kelangsungan Hidup Kerang Mutiara

Kelangsungan hidup kerang mutiara yang dirinci berdasarkan faktor


musim ternyata kedalaman 2 m mencapai hasil sebesar 100% (jumlah sampel uji
20 ekor/level kedalaman), kemudian perolehan hasil yang sama ditemukan pada
kedalaman 8 m dan 14 m pada musim peralihan I serta kedalaman 8m pada
musim timur. Pengaruh faktor tunggal musim terhadap kelangsungan hidup
anakan kerang mutiara tercatat pada musim peralihan I mencapai hasil 100%
dan disusul musim timur yaitu sebesar 96,65%. Sementara pengaruh faktor
tunggal kedalaman ternyata pada level kedalaman 2m tercatat hasil
kelangsungan hidup mencapai 100%. Pertumbuhan anakan kerang mutiara yang
digantung pada level kedalaman 2m cenderung lebih cepat dibandingkan dengan
kerang mutiara yang digantung pada kedalaman 8m dan 14m. Hasil analisis
hubungan panjang dan berat kerang mutiara bersifat pertumbuhan allometri
minor yang menggambarkan bahwa penambahan bobot berat tidak secepat
xiv
pertumbuhan panjang cangkangnya dengan tingkat keeratan hubungan mencapai
99%. Fluktuasi kondisi lingkungan berdasarkan level kedalaman yang dirinci
menurut faktor musim adalah masih berada dalam kisaran ambang toleransi
kehidupan anakan kerang mutiara, kecuali perlu diwaspadai kondisi suhu,
salinitas dan nilai kecerahan yang terjadi pada musim barat cukup rendah yang
dipicuh oleh hujan banjir yang sering terjadi pada periode musim barat.
Disarankan dalam aplikasi budidaya pembesaran anakan kerang mutiara
khususnya di perairan Teluk Kodek, Lombok Utara perlu dipertimbangkan
waktu pembersihan atau pretel (penjarangan) pada saat musim hujan banjr yang
sering terjadi pada awal dan pertengahan musim barat (Desember dan Januari).

F. Manfaat Mutiara
 Manfaat Mutiara untuk kulit
1. Melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari
Mutiara adalah salah satu bahan-bahan yang bekerja efektif untuk
melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari. Menggunakan
masker mutiara pada wajah dapat membantu untuk melawan sinar
UVA dan UVB yang berbahaya sehingga mencegah kulit terbakar
atau kerusakan yang diakibatkan sinar matahari. Ambil beberapa
bubuk mutiara dan tambahkan sedikit madu. Pijat wajah Anda
dengan racikan ini untuk mencegah kerusakan kulit.
2. Memberikan kulit Anda bercahaya
Karena sejumlah besar vitamin dan protein yang ditemukan di
dalam mutiara, maka dapat membantu untuk mencerahkan kompleksi
wajah Anda. Mutiara adalah bahan yang sangat baik untuk digunakan
oleh orang-orang yang menginginkan kulit yang cerah. Ambil
beberapa bubuk mutiara dan campurkan dengan satu pisang.
Campurkan keduanya dan alpikasikan pada wajah, tak lupa untuk
membilasnya setelah didiamkan beberapa saat pada kulit. 
3. Mengunci pori-pori
Hal ini dikarenakan asam amino esensial yang ditemukan di
dalam mutiara, dapat membantu mengunci pori-pori, juga
menghilangkan kotoran dan debu dari wajah. Jika Anda berurusan
dengan pori-pori besar, cobalah untuk menangani masalah ini dengan
mencegah akumulasi kotoran dan minyak pada wajah. Ambil
beberapa bubuk mutiara dan campurkan dengan susu. Oleskan
masker ini pada wajah Anda dan cuci dengan air dingin.
4. Khasiat untuk mengangkat sel kulit mati
Mutiara mengandung sifat eksfoliasi alami yang membantu untuk
menghilangkan sel kulit mati dari wajah. Karena enzim yang hadir
pada mutiara, dapat membersihkan kulit dan tetap bersinar sepanjang
waktu. Ambil beberapa bubuk mutiara dan campurkan dengan bubuk
xv
cendana. Lalu tambahkan sedikit minyak zaitun. Oleskan masker ini
pada wajah dan setelah itu cuci dengan air dingin.
5. Mengatasi Jerawat
Untuk mengatasi masalah jerawat, Anda harus memasukkan
mutiara pada produk perawatan kulit dalam rutinitas perawatan
Anda. Mutiara membantu untuk membersihkan pori-pori dan
menyembuhkan jerawat pada wajah. Hal ini juga membantu untuk
mencegah timbulnya jerawat. Ambil beberapa bubuk mutiara dan
campurkan dengan susu krim. Pijat untuk beberapa waktu untuk hasil
optimal. 
6. Mencegah Penuaan Dini
Manfaat mutiara untuk kulit selanjutnya adalah dapat mencegah
penuaan dini. Mengingat dalam mutiara terdapat kandungan
antioksidan yang cukup tinggi yang bermanfaat untuk membantu
memperlambat proses penuaan pada kulit.
 Manfaat Mutiara untuk Kesehatan
Adapun manfaat mutiara untuk kesehatan adalah Mutiara mampu
membantu mengatasi penyakit dari saluran pencernaan, jantung,
kelemahan, penyakit mata, penyakit pada kelamin (untuk perempuan),
penyakit umum, kelemahan fisik, kanker, dan meningkatkan kesuburan.
Hal ini juga menenangkan Anda dan menyeimbangkan emosi Anda. Jika
Anda adalah orang yang terlalu sensitif dan emosional, pakai perhiasan
mutiara untuk mengontrol ledakan emosi Anda. Mutiara juga banyak
manfaatnya bagi anak-anak.

xvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka kesimpulan dalam makalah ini bahwa
Mutiara budidaya atau mutiara yang berasal dari tiram merupakan mayoritas dari
mutiara-mutiara yang dijual di pasaran. Mutiara laut dihargai lebih tinggi dari
mutiara air tawar, Indonesia awalnya mutiara hanya diperoleh dari kerang
mutiara alam, tetapi berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
kerang mutiara saat ini dapat dibudidayakan untuk menghasilkan Mutiara.
Secara alami, mutiara tercipta dengan masuknya irritant yang bisa saja berupa
benda atau parasit ke dalam tubuh kerang Mutiara. Selain itu, dalam
membudidayakan mutiara banyak sifat-sifat fisika yang perlu diperhatikan dan
dalam proses budidaya mutiara juga memili dampak baik dari segi postif
maupun negatif untuk lingkungan perairan dan lingkungan masyarakat
B. Saran
Berdasarkan pernyataan diatas setelah kita mengetahui potensi kerang
mutiara ternyata mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan sangat memberikan
banyak manfaat yang sangat baik. Jadi, yang kita harus lakukan yaitu dengan
tetap menjaga pelestarian alam temtat asli hidup kerang mutiara dan dalam
membudidayakan harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan supaya habitat
kerang mutiara dapat berlangsung dengan baik. Serta tetap terus tingkatkan
budidaya kerang mutiara yang akan memberikan nilai ekonomis tinggi.

xvii
DAFTAR PUSTAKA
Sutaman. 1993. Tiara Mutiara Teknik Budidaya Dan Proses Pembuatan Mutiara.
Kanisus. Yogyakarta. 93 halaman.
Winanto. 1992. PembenihanTiram Mutiara. Bulletin Volume 1.
BalaiBesarPengembanganBudidayaLaut, Lampung.
Harramain. 2008. Kajian FaktorLingkunganHabibatKerang Mutiara (Stadia Spat) di
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Syafaat. 2019. Manfaat Mutiara keranguntukkecantikan dan Kesehatan kulit. Diakses
pada 27 Maret 2022. https://www.androphedia.com/7-manfaat-mutiara-kerang-
bagi/
Fimela. 2015. Manfaat Mutiara bagi Kesehatan. Diakses pada 27 Maret 2022.
https://m.fimela.com/beauty/read/3750169/perhiasan-dan-batu-permata-yang-
bermanfaat-bagi-kesehatan-anda
Niatku. 2019. Manfaat Mutiara bagi Kesehatan. Diakses pada 27 Maret 2022.
https://www.niatku.com/2019/02/batu-permata-mutiara.html?m=1

xviii
Astute, Novi Fuji. 2020. Manfaatkulit Mutiara untukkecantikan. Diakses pada 27 Maret
20022. https://m.merdeka.com/jabar/6-manfaat-mutiara-untuk-kulit-mengunci-
pori-pori-hingga-atasi-jerawat-kln.html

Mollusca. 2016. "Sejarah Mutiara". Diakses pada tanggal 27 Maret 2022.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mutiara#:~:text=Mutiara%20pertama%20kali
%20di% 20gunakan,obat%20yang%20dapat%20menyembuhkan%20penyakit

Sahami Femy, 2017 "Analisis Bioekologi Kerang Mutiara Famili Pteriidae Di Perairan
Kwandang Gorontalo Utara Sebagai Dasar Untuk Pengembangan Budidaya
Kerang Mutiara Berbasis Rakyat". Gorontalo. 89 halaman.

AR. Syachruddin. 2018 "Perbedaan Berat (Gram) Bibit Kerang Mutiara (Pinctada
Maxima) Antar Warna Cangkang Di Perairan Tekalok Lombok Timur NTB".
Jakarta. 44 halaman.

xix

Anda mungkin juga menyukai