Anda di halaman 1dari 19

SUMBER DAYA ALAM LAUT

Disusun guna memenuhi tugas geografi

Guru Pembimbing :
Ustadz Nazwar

Oleh:
Jessica Salsabilla
Kelas XI IPS
SMA PLUS CITRA MADINATUL ILMI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ustadz nazwar sebagai guru
pembimbing mata pelajaran geografi yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarbaru,

Jessica Salsabilla

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Daya Alam Laut.................................................... 2
B. Macam-macam Sumber Daya Alam Laut............................................. 2
C. Contoh-contoh Sumber Daya Alam Laut............................................. 6
D. Ancaman Terhadap Sumber Daya Alam Laut...................................... 9
E. Upaya untuk Melestarikan Sumber Daya Alam Laut........................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan laut merupakan salah satu sumber daya alam yang besar di
bumi yang mengandung berbagai hal-hal yang besar di mana dapat
dimanfaatkan manusia untuk dikumpulkan, dipanen, dan ditambang. Hal ini
meliputi makanan yang bersumber dari laut, berbagai mineral, dan produk
minyak bumi dari berbagai sumber. Jumlah rupiah dalam sumber daya yang
diambil dari laut adalah ratusan miliar per tahun, namun kita bahkan belum
mulai memanfaatkan beberapa sumber daya yang ada di lautan.
Sejak awal peradaban, laut telah digunakan dalam tiga cara utama: untuk
transportasi, untuk kekuatan militer, dan sebagai sumber makanan. Sejak
revolusi industri, dasar ini telah diperluas dan sekarang termasuk minyak
bumi, mineral, dan energi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sumber daya alam laut?
2. Apa saja macam-macam sumber daya alam laut?
3. Apa saja contoh-contoh sumber daya alam laut?
4. Bagaimana ancaman terhadap sumber daya alam laut?
5. Bagaimana upaya untuk melestarikan sumber daya alam laut?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Daya Alam Laut


Sumber daya kelautan adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup
yang luas yang mencakup kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari
organisme mikroskopis hingga paus pembunuh, dan habitat laut) mulai dari
perairan dalam hingga ke daerah pasang surut di pantai dataran tinggi dan
daerah muara yang luas. Berbagai orang memanfaatkan dan berinteraksi
dengan lingkungan laut mulai dari pelaut, nelayan komersial, pemanen kerang,
ilmuwan, dll. Dan digunakan untuk berbagai kegiatan baik rekreasi,
penelitian, industri, dan kegiatan lain yang bersifat komersial.

B. Macam-macam Sumber Daya Alam Laut


Secara umum, sumber daya kelautan terdiri atas sumber daya dapat pulih
(renewable resources), sumber daya tidak dapat pulih (non-renewable
resources), dan jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental services).
1. Sumber daya dapat pulih
Indonesia dianugerahi dengan laut yang begitu luas, sehingga
sumber daya ikan di dalamnya juga beraneka ragam. Potensi lestari ikan
laut sebesar 6,2 juta ton, terdiri ikan pelagis besar (975,05 ribu ton), ikan
pelagis kegil (3.235,50 ribu ton), ikan demersal (1.786,35 ribu ton), ikan
karang konsumsi (63,99 ribu ton), udang peneid (74,00 ribu ton), lobster
(4,80 ribu ton), dan cumi-cumi (28,25 ribu ton). Potensi sumber daya
perikanan ini tersebar dalam sembilan wilayah pengelolaan. Masing-
masing (1) Selat Malaka, (2) Laut Cina Selatan, (3) Laut Jawa, (4) Selat
Makasar dan Laut Flores, (5) Laut Banda, (6) Laut Seram sampai Teluk
Tomini, (7) Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, (8) Laut Arafura dan (9)
Samudera Hindia (Aziz, dkk, 1998). Apabila potensi perikanan laut ini
dikelola secara serius diperkirakan akan memberikan sumbangan devisa
sebesar US$ 10 milyar per tahun mulai tahun 2003.

2
3

Sampai pada tahun 1998, produksi perikanan laut Indonesia baru


mencapai 3.616.140 ton, atau sekitar 58,5 persen dari total potensi lestari
sumber daya perikanan laut yang kita miliki. Dengan demikian masih
terdapat 41 persen potensi yang tidak termanfaatkan atau sekitar 2,6 juta
ton per tahun. Peluang pengembangan industri perikanan baik dalam skala
kecil (perairan nusantara) maupun skala besar (ZEEI dan samudera) dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, marlin, tongkol, tenggiri dan
cucut dapat ditangkap di perairan nusantara dan samudera terutama di
perairan Laut Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut Arafura
dan Samudera Hindia yang memiliki peluang pengembangan secara
lestari sekitar 321.766 ton per tahun.
b. Ikan pelagis kecil seperti ikan layang, selar, tembang, lemuru, dan
kembung dapat ditangkap di perairan nusantara antara lain di perairan
Laut Cina Selatan, Selat Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, Laut
Seram sampai Teluk Tomini, Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik,
Laut Arafura dan Samudera Hindia. Peluang pengembangan perikanan
ikan pelagis kecil secara lestari masih sekitar 1.715 ribu ton per tahun.
c. Ikan karang konsumsi seperti kerapu, kakap, lancam, beronang dan
ekor kuning berpeluang dikembangkan di sekitar perairan Selat
Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Seram sampai Teluk
Tomini dengan potensi lestari sekitar 31.355 ton per tahun.
d. Kelompok lobster seperti udang karang dan barong berpeluang
dikembangkan di perairan Laut Cina Selatan, Laut Banda, dan Laut
Seram sampai Teluk Tomini, dengan potensi sekitar 2.400 ton per
tahun.
2. Sumber daya tidak dapat pulih
Sumber daya alam lainnya yang terkadung dalam laut kita adalah
terdapatnya berbagai jenis bahan mineral, minyak bumi dan gas. Menurut
Deputi Bidang Pengembangan Kekayaan Alam, BPPT dari 60 cekungan
minyak yang terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau
4

sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10 cekungan


telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian, sedangkan 29 belum
terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2
milyar barel setara minyak, namun baru 16,7 milyar barel yang diketahui
dengan pasti, 7,5 milyar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan
sisanya sebesar 89,5 milyar barel berupa kekayaan yang belum terjamah.
Cadangan minyak yang belum terjamah itu diperkirakan 57,3 milyar barel
terkandung di lepas pantai, yang lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8
milyar barel terdapat di laut dalam.
Energi non konvensional adalah sumber daya kelautan non hayati
tetapi dapat diperbaharui juga memiliki potensi untuk dikembangkan di
kawasan pesisir dan lautan Indonesia. Keberadaan potensi ini di masa yang
akan datang semakin signifikan manakala energi yang bersumber dari
BBM (bahan bakar minyak) semakin menepis. Jenis energi ini yang
berpeluang dikembangkan adalah Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi
energi dari perbedaan salinitas.
Perairan Indonesia merupakan suatu wilayah perairan yang sangat
ideal untuk mengembangkan sumber energi OTEC. Hal ini dimungkinkan
karena salah satu syarat OTEC adalah adanya perbedaan suhu air
(permukaan dengan lapisan dalam) minimal 20 ー C dan intensitas
gelombang laut sangat kecil dibanding dengan wilayah perairan tropika
lainnya. Dari berbagai sumber pengamatan oseanografi, telah berhasil
dipetakan bagian perairan Indonesia yang potensial sebagai tempat
pengembangan OTEC. Hal ini terlihat dari banyak laut, teluk serta selat
yang cukup dalam di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi
pengembangan OTEC. Salah satu pilot plant OTEC akan dikembangkan di
pantai utara Pulau Bali. Sumber energi non konvensional dari laut lainnya,
antara lain energi yang berasal dari perbedaan pasang surut, dan energi
yang berasal dari gelombang. Kedua macam energi tersebut juga memiliki
potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Kajian terhadap
5

sumber energi ini seperti yang dilakukan oleh BPPT bekerja sama dengan
Norwegia di Pantai Baron, Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini merupakan
masukan yang penting dan pengalaman yang berguna dalam upaya
Indonesia mempersiapkan sumber daya manusia dalam memanfaatkan
energi non konvensional. Sementara itu, potensi pengembangan sumber
energi pasang surut di Indonesia paling tidak terdapat di dua lokasi, yaitu
Bagan Siapi-Api dan Merauke, karena di kedua lokasi ini kisaran pasang
surutnya mencapai 6 meter.
3. Jasa-jasa lingkungan kelautan
Dewasa ini pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) telah
menjadi salah satu produk pariwisata yang menarik dunia internasional.
Pembangunan kepariwisataan bahari pada hakikatnya adalah upaya untuk
mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari
yang terdapat di seluruh pesisir dan lautan Indonesia, yang terwujud dalam
bentuk kekayaan alam yang indah (pantai), keragaman flora dan fauna
seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias yang diperkirakan
sekitar 263 jenis.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada
tahun 1997 mencapai 5.185.243., meningkat sebanyak 150.771 (2,99%)
terhadap tahun 1996 yaitu sebanyak 5.034.472 wisman. Pada tahun 1998
sebanyak 4.606.416 atau mengalami penurunan sebesar 11,16% terhadap
tahun 1997. Sedangkan perolehan devisa dari wisman yang berkunjung ke
Indonesia pada tahun 1998 diperkirakan mencapai US$4.332,09 juta atau
turun 18,6% dibanding tahun 1997 yang mencapai US$5.321,46 juta
(Kamaluddin, 1999).
Untuk mewujudkan pemasukan devisa dari sektor pariwisata ini
diperlukan strategi tepat dan langkah-langkah yang kreatif. Hal ini
dilakukan melalui penganekaragaman produk wisata seperti ekowisata
bahari dan sarana pariwisata. Produk wisata antara lain dimaksudkan
menjadikan Indonesia sebagai daerah wisata bahari dunia, khususnya
sebagai base/detinasi kapal pesiar (cruise ship) dan sea plane. Daya tarik
6

wisata ini perlu dukungan sarana pariwisata seperti penginapan, sarana


makan minum, dan tempat belanja.
Pengembangan ekowisata bahari dengan melibatkan masyarakat di
sekitar lokasi wisata telah mulai dikembangkan di bidang akomodasi yaitu
pondok-pondok wisata beserta kelompok masyarakat yang berada di
sekitar hotel besar yang akan menyediakan berbagai produk untuk
dimanfaatkan. Keterlibatan masyarakat juga perlu dikembangkan dalam
bidang sarana transportasi rakyat terutama perahu-perahu tradisional. Agar
keterlibatan masyarakat ini optimal, maka seyogianya dilakukan
pembinaan dan peningkatan kualitasnya, baik melalui penyuluhan maupun
pelatihan.
Potensi jasa lingkungan kelautan lainnya yang masih memerlukan
sentuhan pendayagunaan secara profesional agar potensi ini dapat
dimanfaatkan secara optimal adalah jasa transportasi laut (perhubungan
laut). Betapa tidak, sebagai negara bahari ternyata pangsa pasar angkutan
laut baik antar pulau maupun antar negara masih dikuasai oleh armada
niaga berbendera asing. Menurut catatan Dewan Kelautan Nasional,
kemampuan daya angkut armada niaga nasional untuk muatan dalam
negeri baru mencapai 54,5 persen, sedangkan untuk ekspor baru mencapai
4 persen, sisanya dikuasai oleh armada niaga asing.

C. Contoh-contoh Sumber Daya Alam Laut


Sumber daya alam laut adalah sumber daya alam yang berasal dari laut.
Laut adalah salah satu bagian terbesar dari bumi. Laut merupakan daerah yang
sepenuhnya di kelilingi oleh air. Sehingga hanya sedikit ekosistem yang ada di
laut. Walau begitu, laut menyimpan banyak sumber daya alam. Sumber daya
alam di laut sebagian besar adalah sumber daya alam yang dapat diperbaiki.
Sumber daya alam yang dapat diperbaiki adalah sumber daya alam yang dapat
berkembang biak, serta memiliki jumlah yang masih sangat banyak. Sehingga
dapat dipakai dalam waktu sangat lama, untuk kebutuhan manusia. Sedangkan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaiki adalah sumber daya alam yang
7

membutuhkan waktu ribuan tahun dalam proses pembentukannya. Sehingga


jumlahnya sangat terbatas.

1. Garam
Garam adalah salah satu bahan dapur yang wajib dipakai dalam
memasak. Garam mengandung yodium, yang sangat baik dalam mencegah
kanker, serta menghilangkan jerawat. Garam berasal dari air laut yang
mengering, dan menyisakan hanya butiran-butiran kristal garam. Dalam
proses pembuatan, dapat dilakukan secara tradisional, dengan manfaatkan
tenaga matahari dan api. Atau dengan cara yang lebih modern dengan
memanfaatkan mesin. Madura adalah pulau di Indonesia yang
menghasilkan garam dengan kualitas baik. Hanya saja, karena masih
memakai cara tradisional, maka produksi yang dihasilkan sangat sedikit.
2. Ikan
Ikan adalah salah satu makhluk hidup yang ada di laut. Ikan adalah
salah satu sumber protein bagi manusia. Ikan tergolong sumber daya yang
dapat diperbaharui, karena mampu berkembang biak. Akan tetapi, akibat
dari perburuan yang tidak melihat aspek keseimbangan ekosistem, banyak
hewan- hewan laut yang mulai terancam punah (Baca: Gangguan
Keseimbangan Lingkungan Oleh Alam dan Eksploitasi). Salah satunya
adalah ikan terbang, yang telurnya di anggap sebagai makanan mewah
dengan nama caviar. Selain itu, mamalia laut seperti ikan paus juga
terancam punah, akibat perburuan yang sembarangan.
3. Tumbuhan
Walaupun laut adalah daerah dengan 100% air di dalamnya, akan
tetapi laut juga memiliki tumbuhan hidup yang berfungsi sebagai tempat
tinggal ikan- ikan. Bukan hanya sebagai tempat tinggal ikan, tumbuhan
laut juga memiliki fungsi yang sangat banyak bagi manusia. Tumbuhan
laut seperti rumput laut, memiliki kadar serat yang tinggi, yang dapat
membatu manusia dengan masalah pencernaan. Rumput laut juga dipakai
8

sebagai bahan baku pembuatan kapsul untuk obat. Selain rumput laut,
terumbu karang juga merupakan jenis tumbuhan dilaut.

4. Terumbu karang
Terumbu karang adalah salah satu dari tumbuhan laut. Terumbu
karang biasa hidup pada perairan laut dangkal. Beberapa terumbu karang
dianggap sebagai indikator kebersihan laut. Selain itu, terumbu karang
mampu menghasilkan oksigen yang berasal dari fotosintesis. Terumbu
karang memiliki banyak jenis. Setiap terumbu karang dapat menjadi
rumah bagi ikan- ikan. Dengan adanya terumbu karang, laut menjadi
indah, dan dapat menjadi tempat wisata bagi manusia (Baca: Fungsi
Ekosistem Terumbu Karang bagi Manusia dan Biota Laut).
5. Fosfat
Fosfat adalah tulang- belulang ikan yang telah mati. Tulang belulang
ikan yang mati, dikumpulkan dan dihancurkan. Tulang belulang ikan yang
mengandung fosfat ini, dapat dipakai dipakai sebagai pupuk organik.
6. Ombak
Tidak hanya makhluk hidup yang dapat dimanfaat sebagai sumber
daya alam. Laut adalah bagian dari bumi yang setiap bagiannya dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Salah satunya adalah ombak.
Ombak adalah gerakan naik turun air laut, akibat adanya angin san
perbedaan ketinggian permukaan laut. Ombak dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga ombak, untuk di indonesia
sendiri masih belum cukup dikenal. Akan tetapi, pemakaian listrik tenaga
ombak, dapat membatu memberikan pasokan listrik, di daerah- daerah
pesisir yang sulit mendapatkan akses listrik.
7. Pasang surut air laut
Pasang surut air lain adalah perubahan ketinggian air laut akibat
adanya gravitasi bulan. Pasang surut air laut di manfaatkan oleh nelayan
untuk bekerja. Dimana nelayan berangkat kerja saat sedang pasang, dan
9

pulang pada saat sedang surut. Tidak hanya itu. Pasang surut air laut juga
dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk menyalakan mercusuar yang ada di
tebing. Mercusuar berfungsi sebagai pertanda bahwa ada lebih di sekitar
daerah tersebut. Selain itu, mercusuar dapat membatu kapal menentukan
arah.
8. Mutiara
Mutiara adalah salah satu hasil laut yang memiliki nilai ekonomis
yang lumayan tinggi. Mutiara berasal dari sebuah kerang. Kerang yang
diberikan makanan benda-benda yang padat, akan membungkus benda-
benda tersebut dengan liurnya. Dan dalam proses tersebut, jadilah mutiara.
Mutiara di manfaatkan manusia sebagai bagian dari perhiasan. Selain itu,
ekstrak dari mutiara juga dipercaya mampu memutihkan kulit. Mutiara
adalah salah satu sumber daya alam laut yang dapat diperbaharui. Hal ini
karena manusia, dapat menciptakan mutiara sendiri, dengan cara
membudidaya kerang.
9. Plankton
Beberapa ikan yang ada di laut, bukan merupakan hewan karnivora.
Beberapa ikan memakan tumbuhan laut. Seperti plankton. Plankton adalah
salah satu tumbuhan air laut yang berukuran sangat kecil. Plankton biasa
dimanfaatkan sebagai campuran untuk makanan ikan hias yang dipelihara
oleh manusia. Karena ukurannya yang sangat kecil, plankton tidak dapat
dilihat secara jelas oleh mata manusia.
10. Minyak lepas pantai
Bangkai makhluk hidup laut yang terendap selama jutaan tahun,
akan menjadi minyak bumi. Hal tersebut juga terjadi pada hewan-hewan
laut yang telah mati selama jutaan tahun dan terendap di dalam lapisan
kulit bumi. Minyak bumi lepas pantai adalah, minyak bumi yang berada di
dalam laut. Minyak bumi lepas pantai di Indonesia berada di laut Jawa,
laut cina selatan, laut Sulawesi, dan laut malaka.
10

D. Ancaman Terhadap Sumber Daya Alam Laut


Ekosistem laut yang terdiri dari ekosistem mangrove, padang lamun, dan
terumbu karang akhir-akhir ini mengalami ancaman kerusakan yang sebagian
besar akibat ulah manusia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya
kegiatan pembangunan di pesisir bagi berbagai kebutuhan seperti pemukiman,
perikanan, dan pelabuhan, menyebabkan besarnya tekanan ekologis terhadap
ekosistem dan sumber daya pesisir semakin meningkat pula.
Terdapat 3 ancaman utama terhadap sumber daya laut, yaitu:
1. Sedimentasi dan pencemaran
Sedimentasi adalah proses penumpukan zat hara atau proses
pelumpuran. Pencemaran adalah kondisi di mana suatu perairan atau
tempat mendapatkan masukan zat yang berbahaya atau tidak dapat
ditolerir oleh lingkungan tersebut dalam jumlah yang berlebih.
Sedimentasi dan pencemaran bisa terjadi karena meningkatnya
jumlah penduduk dan adanya kebutuhan akan lahan menyebabkan
manusia mulai membuka lahan bahkan di daerah hulu dan hilir sungai.
Penebangan pohon-pohon di sepanjang aliran sungai membuat lumpur dan
kotoran tidak dapat tersaring baik. Pembukaan lahan untuk pertanian
menyebabkan banyaknya zat hara atau limbah pertanian yang terbawa
aliran sungai. Selain lumpur dan zat hara berlebih yang mengandung
nitrogen dan fosfor (eutrofikasi), banyak juga sampah organik dan
anorganik dari kegiatan rumah tangga yang dibuang ke laut dan jumlah
sulit dikontrol.
Sumber pencemaran lainnya adalah kegiatan pertambangan.
Pertambangan emas yang menggunakan air raksa dalam proses pengikatan
bijih emas dapat menyebabkan pencemaran air raksa di perairan. Air
raksa merupakan sumber pencemaran yang berbahaya, karena
kandungannya terakumulasi dalam tubuh hewan yang mengonsumsi atau
memanfaatkan perairan yang tercemar air raksa. Limbah hasil tambang
berupa lumpur, tanah, batuan yang mengandung sianida juga mengandung
timah, nikel, kadmium, dan khrom. Jika limbah-limbah ini dibuang ke
11

laut dalam jumlah besar, akanlah sangat berbahaya bagi ekosistem pesisir
dan lautan
2. Degradasi habitat
Degradasi adalah proses penurunan kualitas. Jadi degradasi habitat
adalah proses penurunan kualitas habitat/tempat tinggal makhluk hidup
tertentu. Erosi pantai merupakan kondisi di mana suatu habitat telah
terdegradasi. Erosi pantai dapat dilihat dari penurunan garis pantai. Erosi
pantai terjadi karena proses alami dan tidak alami. Proses alami terjadi
karena adanya arus, angin, hujan, gelombang. Proses tidak alami terjadi
karena kegiatan manusia untuk membuka lahan hutan mangrove, dan
penambangan terumbu karang untuk kepentingan konstruksi jalan dan
bangunan. Kegiatan tersebut bisa menyebabkan degradasi habitat karena
fungsi hutan mangrove dan terumbu karang sebagai pelindung pantai dari
hantaman gelombang dan badai telah rusak.
Degradasi terumbu karang terjadi karena kebutuhan manusia untuk
mengeksploitasi sumber pangan yaitu ikan-ikan karang, sumber bahan
bangunan, produk perdagangan yaitu ikan-ikan hias, anemon, dan soft
coral, dan sebagai obyek wisata. Sumber protein hewani dapat diperoleh
dari ikan. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk mendapatkan ikan
sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, yaitu dengan menggunakan
alat tangkap tidak ramah lingkungan (bom, potas, sianida). Masuknya zat
kimia yang mengendap di permukaan terumbu karang bisa mengakibatkan
pemutihan terumbu karang (coral bleaching).
3. Degradasi sumber daya dan keanekaragaman hayati
Degradasi sumber daya alam seperti penebangan hutan mangrove,
rusaknya terumbu karang, mengakibatkan hewan-hewan yang hidup di
daerah tersebut berkurang jenisnya dan lama kelamaan punah. Hilangnya
jenis-jenis hewan atau tumbuhan dalam rantai makanan bisa menyebabkan
adanya gangguan pada ekosistem.
12

Kegiatan reklamasi pantai yang sering dilakukan di wilayah pesisir


diperkirakan dapat merubah struktur ekologi komunitas biota laut bahkan
dapat menurunkan keanekaragaman hayati perairan.

E. Upaya untuk Melestarikan Sumber Daya Alam Laut


Persoalan pencemaran lingkungan bukan hanya merupakan bagian
pandangan hidup, tapi juga perilaku buruk kita yang destruktif yang telah
menjadi bagian dari peradaban kita di masa sekarang ini.
Kita berpendapat bahwa saat ini adalah kesempatan untuk mengangkat
kesadaran tentang pentingnya lingkungan alam laut. Daerah kita sementara
mempersiapkan diri untuk WOC dan Manado menjadi daerah tujuan wisata.
Untuk itu, saat ini adalah saat tepat untuk memikirkan kemungkinan-
kemungkinan upaya pelestarian dan perlindungan lingkungan alam laut
sekaligus untuk mempersiapkan dua events tersebut:
1. Cagar alam laut
Barangkali perlu kita membuat peraturan bersama de-ngan
masyarakat nelayan dan pesisir menyangkut cagar alam laut guna
melindungi laut dan segala isinya, agar mereka berevolusi secara alamiah.
2. Suaka alam laut
Barangkali pula perlu membuat peraturan bersama dengan
masyarakat nelayan dan pesisir atau kepulauan untuk suaka alam laut agar
semua yang dilindungi dalam wilayah cagar alam mendapatkan
perlindungan dari wilayah suaka alam, yang menjaga ekosistem di wilayah
pantai atau pulau tertentu.
3. Zona ekonomi eksklusif
Sumber daya alam di laut kini semakin menjadi rebutan antar bangsa
dan negara, apa lagi di wilayah yang tidak jelas aturan hukumnya. Karena
itu barangkali perlu dipertegas atau diproklamasikan secara mondial zona
ekonomi eksklusif kita, agar daerah-daerah perbatasan dengan negara
tetangga semakin jelas status yuridisnya dan dengan demikian terhindar
dari masalah yang bisa muncul dari relasi dengan negara tetangga.
13

4. Pengembalian material dari pantai


Seperti aturan pengambilan pasir, kerikil, karang, kima, hu-tan
bakau. Bukan hanya soal larangan tapi pemanfaatannya dan pelestariannya
yang membutuhkan aturan dan kerjasama serta kesadaran partisipasi
masyarakat, agar tidak ter-jadi pengrusakan, abrasi, dll. Suatu aturan
hukum yang bisa memberdayakan masyarakat yang membutuhkan
material-material tersebut untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraan
mereka sekaligus ada upaya pelestarian, pemeliharaan dan perlindungan.
Hal ini dibutuhkan agar tidak terjadi pengurasan sumber-sumber alam laut,
yang terdapat di laut maupun di dasar laut serta di pantai laut.
5. Persoalan di laut ternyata bersumber juga di darat
Untuk melindungi lingkungan alam laut dibutuhkan upaya-upaya
untuk mengatasi sedimentasi, sampah, tumpahan minyak, mengatasi erosi,
serta eksplorasi dan eksploitasi daerah pesisir pantai. Untuk itu perlu
diimbau agar masyarakat semakin giatkan reboisasi atau reforestrasi di
darat. Mencegah pengolahan lahan tidur secara serampangan karena
revitalisasi pertanian, yang makin menyebabkan erosi upaya menciptakan
reboisasi, reforestrasi atau penghijauan, semuanya dimaksud untuk
menciptakan ketahanan air, ketahanan pangan, sehingga tercipta daerah
tahan longsor dan banjir.
6. Adanya akuarium samudra
Di mana memperlihatkan kekayaan ikan di perairan laut kita,
termasuk ikan-ikan purba yang langka serta Hutan Wisata, yang terdiri
dari berbagai jenis pohon di daerah tropis ini, termasuk semua tanaman
atau tumbuhan yang menjadi makanan pokok daerah ini. Keduanya bisa
menjadi tempat tujuan wisata pada saat WOC dan Manado Kota
Pariwisata Dunia. Akhirnya, bila kita kaji lebih jauh, maka benarlah
bahwa persoalan lingkungan hidup, bukan hanya sekadar soal pencemaran,
sampah dan upaya penanggulangannya secara teknis praktis. Tapi
persoalan lingkungan adalah persoalan yang terkait erat dengan pandangan
hidup, sikap dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan alam. Kita
14

berpendapat bahwa akar persoalan pencemaran dan pengrusakan


lingkungan hidup alam laut, terdapat pada pandangan kita terhadap alam.
Bila pandangan kita benar dan baik, maka sikap, perilaku dan tindakan kita
terhadap alam juga benar dan baik. Barangkali kita perlu meluruskan
pandangan kita. Kita mestinya memandang lingkungan alam atau bumi ini
adalah sahabat kita. Bahkan sebagai ibu yang menghidupi kita.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber daya kelautan adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup
yang luas yang mencakup kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari
organisme mikroskopis hingga paus pembunuh, dan habitat laut) mulai dari
perairan dalam hingga ke daerah pasang surut di pantai dataran tinggi dan
daerah muara yang luas. Secara umum, sumber daya kelautan terdiri atas
sumber daya dapat pulih (renewable resources), sumber daya tidak dapat
pulih (non-renewable resources), dan jasa-jasa lingkungan kelautan
(environmental services).
Ekosistem laut yang terdiri dari ekosistem mangrove, padang lamun, dan
terumbu karang akhir-akhir ini mengalami ancaman kerusakan yang sebagian
besar akibat ulah manusia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya
kegiatan pembangunan di pesisir bagi berbagai kebutuhan seperti pemukiman,
perikanan, dan pelabuhan, menyebabkan besarnya tekanan ekologis terhadap
ekosistem dan sumber daya pesisir semakin meningkat pula.

B. Saran
Sebagaimana seorang anak harus sayang, hormat, akrab dengan ibunya,
kita semestinya harus hormat, akrab, sayang kepada alam atau bumi yang
disebut ibu pertiwi itu. Demikian kita perlu kembali kepada solusi alam yang
adalah ciptaan Tuhan, sahabat kita, bahkan ibu pertiwi kita. Tuhan
menciptakannya untuk kita. Semuanya kita boleh ‘makan’, kecuali yang satu
ini, yaitu kita tidak boleh ‘makan semuanya sampai habis’. Kita juga
diciptakan bebas. Untuk itu kita harus memilih: ‘hidup kita di perut bumi, atau
bumi di perut kita.’

15
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmugeografi.com/biogeografi/sumber-daya-alam-laut

http://manfaat.co.id/manfaat-sumber-daya-laut

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-pemanfaatan-sumber-daya-laut-
beserta-contohnya

https://mnaufalmajid.wordpress.com/2015/09/08/sumber-daya-laut

Anda mungkin juga menyukai