Anda di halaman 1dari 40

Potensi dan Pengelolaan Sumberdaya

Kelautan Indonesia
Oleh kelompok 3:
06. Carissa Salsa Febiola
07. Delvi Sari Margaretha
08. Erika Septiani
09. Gabrilla Marcha Sabatini
10. Gilang Hidayatullah
12. M.Farizi Hartanu
13. M.Imam Syaputra
21. Muhammad Nunduta Fisabilillah
26. Sera Nurdiana Hermawan
27. Sri Nurwahyuni
A. Pengertian Potensi Sumberdaya Kelautan

Potensi sumber daya kelautan adalah kemampuan sumber daya laut, baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan.
B. MACAM MACAM POTENSI SUMBER DAYA LAUT INDONESIA

PERIKANAN

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan


pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan
berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta
lingkungannya.Perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi
manusia.
MANGROVE
MANGROVE
HUTAN
HUTAN BAKAU
BAKAU
Padang Lamun

Padang Lamun adalah ekosistem khas di laut dangkal pada wilayah perairan hangat dengan
dasar pasir dan didominasi oleh tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa
Alismatales yang beradaptasi di air asin. Padang lamun biasanya hanya dapat terbentuk
pada bagian perairan laut yang dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak
pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Ia dapat dianggap sebagai bagian dari
ekosistem mangrove, walaupun padang lamun dapat berdiri sendiri. Padang lamun juga
dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang.
Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan padang lamun :

a. Perairan laut dangkal berlumpur dan mengandung pasir.

b. Kedalaman tidak lebih dari 10 m agar cahaya dapat


menembus.

c. Suhu antara 20-30 °C.

d. Kadar garam antara 25-35/mil.

e. Kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik.


Fungsi Padang Lamun:

a. Sebagai tempat berkembangbiaknya ikan- ikan kecil dan udang.

b. Sebagai perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi.

c. Sebagai penyedia bahan makanan bagi biota laut.

d. Bahan baku pupuk.

e. Bahan baku kertas


TERUMBU KARANG

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan


sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk
dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas
Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul.
Manfaat Terumbu Karang

● sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang
pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu karang
● pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
● penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
● sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta
sebagai sumber keanekaragaman hayati.
ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)
Kondisi morfologi dasar perairan yang mencakup aspek batimetri,
geologi dan geomorfologi merupakan sumberdaya yang relatif statis, yang
tidak akan berubah selama tidak ada kejadian alam yang luar biasa.
Batimetri dapat berubah terutama di wilayah pesisir, utamanya karena
aktivitas pembangunan infrastruktur dan sedimentasi dari DAS (Daerah
Aliran Sungai). Ketiga informasi tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi potensi energi dan sumberdaya mineral (ESDM) yang
terkandung didalamnya. Potensi ESDM secara nasional telah dipetakan
oleh Kementerian ESDM, terutama minyak bumi dan gas yang 70%
terletak di wilayah pesisir dan lepas pantai. Berdasarkan, data Badan
Geologi Nasional, Indonesia memiliki 60 cekungan minyak bumi dan gas
alam. 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan berada di wilayah
pesisir dan 6 cekungan berada di daratan.
Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan
mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber
daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah
menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan
tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Seperti emas,
perak, timah, mangan dan bijih besi. Untuk inventarisasi mineral
dasar laut sejauh ini belum banyak dilakukan eksplorasi. Sudah
saatnya intensitas eksplorasi sumberdaya mineral semakin
ditingkatkan untuk mendukung pembangunan kelautan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Transportasi kelautan

Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut
juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih
terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat membutuhkan transportasi
laut, namun, Indonesia ternyata belum memiliki armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun
kapasitasnya. Data tahun 2001 menunjukkan, kapasitas share armada nasional terhadap angkutan luar negeri
yang mencapai 345 juta ton hanya mencapai 5,6 persen.
Adapun share armada nasional terhadap angkutan dalam negeri yang mencapai 170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen.
Kondisi semacam ini tentu sangat mengkhawatirkan terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas. Selain diperlukan
suatu kebijakan yang kondusif untuk industri pelayaran, maka peningkatan kualitas SDM yang menangani transportasi
sangatlah diperlukan.

Karena negara Indonesia adalah negara kepulauan maka keperluan sarana transportasi laut dan transportasi udara diperlukan.
Mengingat jumlah pulau kita yang 17 ribu buah lebih maka sangatlah diperlukan industri maritim dan dirgantara yang bisa
membantu memproduksi sarana yang membantu kelancaran transportasi antar pulau tersebut. Potensi pengembangan industri
maritim Indonesia sangat besar, mengingat secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan
pulau.
Untuk menjangkau dan meningkatkan assesbilitas pulau dapat dihubungkan melalui peran dari sarana
transportasi udara (pesawat kecil) dan sarana transportasi laut (kapal, perahu, dan sebagainya).

● Industri Dan Jasa Maritim


A. Galangan (pembuatan) kapal dan dock-yard. & Industri mesin dan peralatan kapal.
B. Industri alat penangkapan ikan (fishing gears) seperti jaring, pancing, fish finders, tali tambang,
dll.
C. Industri kincir air tambak (pedal wheel), pompa air, dll.
D. Offshore engineering and structures.
E. Coastal engineering and structures.
F. Kabel bawah laut dan fiber optics.
G. Remote sensing, GPS, GIS, dan ICT lainnya.
PARIWISATA BAHARI

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau. Selain lima pulau utama, yaitu Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Indonesia juga memiliki pulau-pulau kecil yang jumlahnya ribuan. Sebagai negara
kepulauan, tentu saja pantai yang terdapat di Indonesia ini berjumlah ribuan juga. Pantai dan laut tersebut menyimpan
berbagai potensi yang jika diolah dengan baik akan memberikan berbagai keuntungan bagi penduduk sekitar.

Salah satu potensi dari laut Indonesia ialah hasil perikanan. Dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km,
dalam satu tahun Indonesia mampu menghasilkan 5,4 juta ton ikan. Tentu masih ada peluang lebih untuk mendapatkan ikan
lebih banyak lagi.
Potensi lain dari bahari adalah wisatanya. Hutan magrove dapat menjadi potensi wisata bahari yang menjanjikan bagi
para wisatawan. Sebagai habitat binatang laut, hutan mangrove, juga dapat menjadi manfaat bagi masyarakat sekitar. Tak hanya
pemasukan karena wisatawan, masyarakat juga dapat mempergunakan kayu bakau untuk menjadi bahan pembuat kertas.
Keindahan bawah laut Indonesia juga menjadi destinasi wisata bahari berikutnya. Sebut saja Raja Ampat di Papua, Derawan di
Kalimantan, dan pulau Ora di Maluku. Pemandangan bawah lautnya sudah terdengar hingga mancanegara.
Selain pemandangan bawah laut yang indah, hampir seluruh pantai di Indonesia juga memiliki pemandangan
yang tak kalah mempesonanya. Para wisatawan dapat membuktikan dengan mengunjungi pantai-pantai yang terdapat di
selatan pulau Jawa, pantai Parai Tenggiri di Bangka Belitung, dan lain-lainnya. Masih banyak laut dan pantai di Indonesia
yang menyimpan potensi wisata sehingga dapat menambah jumlah destinasi liburan untuk para wisatawan.
Pengelolaan Potensi Sumberdaya Kelautan Indonesia
Pemberantasan IUU fishing

Indonesia terus berjuang untuk memberantas aktivitas perikanan tangkap yang ilegal (illegal,
unreported, unregulated fishing/IUUF) di wilayah perairan nasional. Hingga saat ini, aktivitas
terlarang itu disinyalir masih terus terjadi di seluruh Nusantara. Perlu upaya ekstra keras dan tak
biasa untuk bisa menghilangkan kegiatan merugikan Bangsa dan Negara itu.

Hal itu ditegaskan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pekan lalu. Menurut dia, cara
yang yang tak biasa dibutuhkan sangat diperlukan Indonesia, karena IUUF masih terus ada walau
sudah ada larangan dan sanksi yang tegas. Di antara cara yang tak biasa itu, di antaranya adalah
penenggelaman kapal yang sudah terbukti melakukan pelanggaran
penertiban perizinan usaha perikanan

● Upaya Pemerintah membuat malu dan jera para pemilik kapal yang tidak memiliki surat izin penangkapan ikan (SIPI)
melalui program “Naming and Shaming”, diprediksi hanya akan menjadi program bualan saja dan tidak efektif
● Sesuai UU Perikanan, KKP seharusnya melakukan penegakan hukum terhadap kapal yang melanggar, termasuk
mengumumkan hasil analisis dan evaluasi (anev) perizinan kapal
● KKP membuat program Naming and Shaming agar ada efek jera dan malu kepada pemilik kapal ikan yang tidak
memiliki perizinan kapal, sehingga patuh hukum dan prosedur serta tidak memanipulasi data kapal dan penangkapan.
Publik pun bisa ikut mengawasi
● KKP menerapkan e-log book penangkapan ikan dan e-service layanan perizinan untuk memudahkan mendapatkan
dokumen perizinan kapal, sesuai perintah Presiden Jokowi
penerapan manajemen kuota penangkapan ikan
Pengatur atau pemberi relugasi menerapkan total tangkapan ikan yang
diizinkan berdasarkan spesies tertentu, umumnya dalam bentuk berat
tangkapan dalam satuan waktu tertentu. Bagian dari total tangkapan
tersebut lalu dibagi-bagikan kepada individu yang bergerak dalam usaha
penangkapan ikan menjadi kuota penangkapan individu. Kuota dapat
dijual kepada pihak lain. Sekitar 10 persen dari tangkapan ikan di laut
dikelola menggunakan sistem ini. Negara pertama yang mengadopsi sistem
ini adalah belanda, Eslandia, dan Kanada di akhir tahun 1970an; Amerika
Serikat mengadopsi sistem ini pada tahun 2010.Negara pertama yang
mengadopsi sistem kuota yang dapat dipindah tangankan adalah
Selandia Baru pada tahun 1986.
perlindungan ikan napoleon dan penyu
Dalam rangka Pelepasliaran Penyu hasil operasi
Polair Baharkam pada Jumat Menteri Kelautan dan
Perikanan (MKP), Susi Pudjiastuti, bersama
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
(DJPRL) dan Tim gabungan melepasliarkan
spesies dilindungi Penyu dan ikan Napoleon di
perairan Natuna Kepulauan Riau pada Sabtu di
Perairan Natuna, Kep Riau. Pelepasliaran
dilaksanakan atas 20 (duapuluh) ekor induk Penyu
yang terdiri dari 19 ekor jenis Penyu Hijau dan 1
ekor Penyu Sisik serta 5 (lima) ekor ikan
Napoleon.
Larangan penangkapan lobster dan kepiting bertelur
bahwa dalam rangka menjaga keberadaan dan 3. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
ketersediaan populasi sumber daya Lobster Kepiting dan di bidang perikanan. 4. Direktur Jenderal adalah Direktur
Rajungan perlu mengatur kembali penangkapan Lobster. Jenderal yang melaksanakan tugas teknis di bidang
Kepiting, dan Rajungan sebagaimana diatur dalam perikanan tangkap.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
1/PERMEN-KP/2015 tentang Penangkapan Lobster
(Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan: 1. Setiap orang adalah orang
perseorangan atau korporasi. 2. Korporasi adalah
kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi
baik merupakan badan hukum maupun bukan badan
hukum
Rehabilitasi ekosistem pesisir dan konservasi daerah kelautan

Kawasan konservasi Perairan atau sering disingkat dengan KKP menurut Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor Per.30/MEN/2010 adalah kawasan perairan yang dilindungi,
dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan
lingkungannya secara berkelanjutan.
Pengembangan kawasan ekowisata maritim
Ekowisata harus dibedakan dari wisata alam. Wisata Ekowisata menuntut persyaratan tambahan bagi
alam, atau berbasis alam, mencakup setiap jenis wisata- pelestarian alam. Dengan demikian ekowisata
wisata massal, wisata pertualangan, ekowisata yang
adalah “Wisata alam berdampak ringan yang
memanfaatkan sumber daya alam dalam bentuk yang
masih lain dan alami, termasuk spesies, habitat,
menyebabkan terpeliharanya spesies dan
bentangan alam, pemandangan dan kehidupan air laut habitatnya secara langsung dengan peranannyaa
dan air tawar. Wisata alam adalah perjalanan wisata yang dalam pelestarian.
bertujuan untuk menikmati kehidupan liar atau daerah
alami yang belum dikembangkan. Wisata alam mencakup
banyak kegiatan, dari kegiatan menikmati pemandangan
dan kehidupan liar yang relatif pasif, sampai kegiatan
fisik seperti wisata petualangan yang sering mengandung
resiko.
Sistem karantina ikan
Karantina Ikan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan
penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau
keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia.
pengaturan alat tangkap yang ramah lingkungan dan penertiban rumpon
ZEE
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ● Melakukan tindakan hukum tegas bagi pelaku
penangkapan ikan yang termasuk kategori sangat pencurian ikan (illegal fishing) yang dilakukan
ramah lingkungan, adalah; (1) Pancing ulur; (2) oleh kapal asing di perairan zona ekonomi
Pancing rawai; (3) Jaring insang, dan (4) Pukat eksklusif (zee) berdasarkan undang-undang nomor
cincin. Sedangkan alat penangkapan ikan kategori 31 tahun 2004 tentang perikanan.
tidak ramah lingkungan, adalah; (1) Pukat pantai ● Meningkatkan kompetensi nelayan tradisional
modifikasi dan (2) Pukat panta. Berikut langkah dengan pemberdayaan nelayan dapat mencegah
penerbitan rumpun ZEE: pencurian ikan oleh kapal asing.

● Melakukan perlindungan wilayah perairan


Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) untuk
pencegahan pencurian ikan (illegal fishing) di
wilayah indonesia
Ancaman Terhadap Potensi Sumberdaya Kelautan Indonesia
Wilayah laut Indonesia sangat berpotensi untuk dimanfaatkan,
untuk itu kita harus senantiasa menjaga dan mengelola dengan baik
segala potensi tersebut. Tetapi terdapat pula masalah dan tantangan
yang harus di hadapi dalam mengelola potensi sumberdaya kelautan
di Indonesia. Terdapat beberapa hal yang menjadi tantangan dan
masalah dalam pengelolaan sumberdaya kelautan, diantaranya
sebagai berikut.
.
1. Buruknya Kondisi Terumbu Karang Indonesia
Keberadaan Terumbu Karang memiliki banyak manfaat untuk laut
dan makhluk yang tinggal disana. Namun, menurut data LIPI 2012,
hanya 5,3% terumbu karang Indonesia yang tergolong sangat baik.
Sisanya 27,18% berada dalam kondisi baik, 37,25% dalam kondisi
cukup, dan 30,45% berada dalam kondisi buruk.
2. Jumlah Hutan Mangrove yang Terus Berkurang
Menurut laporan FAO pada tahun 2007, Indonesia memiliki
ekosistem mangrove terbesar di dunia. Dengan 48 spesies mangrove
yang ada, Indonesia menjadi pusat dari keanekaragaman hayati
mangrove dunia. Akan tetapi sejak tahun 1982 hingga tahun 2000
Indonesia telah kehilangan lebih dari setengah hutan mangrove nya,
dari 4,2 juta hektar menjadi hanya 2 juta hektar.
3. Peningkatan Sedimentasi
Kegiatan ekstraksi sumberdaya tak terbarukan membawa dampak
buruk bagi ekosistem laut. Aktivitas pertambangan meningkatkan
sedimentasi dan menurunkan tingkat penetrasi cahaya yang
diperlukan oleh mahluk laut. Tingginya tingkat sedimentasi dapat
menyebabkan matinya komunitas karang.
4. Krisis Ikan

Indonesia merupakan negara penghasil


ikan terbanyak ketiga, setalah Cina
dan Peru. Saat produksi ikan
meningkat, kita mengalami ancaman
akibat krisis ganda dari memburuknya
ekosistem kelautan.
5. Polusi Plastik
Greenpeace memperkirakan 12,7 juta ton
plastik berakhir di laut setiap tahun. Sampah
plastik seperti botol dan plastik kresek sering
dikira makanan oleh makhluk laut, tak jarang
saat mereka mati di dalam perutnya
ditemukan plasik. Plastik yang masuk ke
pencernaan ikan dapat memblokir saluran
udara dan mencekiknya. Selain itu, plastik
juga menyumbat perut ikan sehingga mereka
tidak bisa makan makanan sungguhan.
6. Penangkapan Ikan Ilegal (IUU Fishing)

Perairan Indonesia kerap kali menghadapi para nelayan


ilegal yang menangkap ikan dari laut Indonesia. Patroli
rutin yang dilakukan Kementrian Kelautan dan Perikanan
masih belum memberikan dampak yang berarti. Dari 4.326
unit kapal yang diperiksa, hanya puluhan kapal yang
akhirnya masuk pengadilan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai