(m) bergerak lurus dengan kecepatan tertentu (v) maka akan timbul momentum (P). Dimana P=m.v Sama saja, saat benda bermassa yg diperhatikan ukurannya=benda tegar (I) bergerak melingkar dengan kecepatan tertentu terhadap porosnya =kecepatan sudut (ω) maka akan timbul momentum sudut (L). Momentum Sudut (L) Ingat kelas X, konsep Gerak L=ωxI Melingkar Beraturan (GMB)
ω= 2πf atau 2π/T
L= momentum sudut (kg.m2/s) ω = kecepatan sudut (rad/s) ω = kecepatan sudut (rad/s) I = momen Inersia (kg.m2) f = frekuensi (Hz) T = periode (s) π = tetapan (3,14 atau 22/7) Latihan 1 Momen Kopel (M) Momen Kopel pasangan dua gaya sama besar dan berlawanan arah yang bekerja sejajar namun tidak berimpit. Misalnya pada kompas, jarum kompas dapat berputar (bergerak melinglar) karena ada momen kopel.
M=Fxd M = momen kopel (Nm) F = gaya (N) d = jarak antar gaya (m) Latihan 2 Gerak menggelinding (bidang datar)
Contoh kasus benda yang
bergerak melingkar adalah bola, kita sebut bola menggelinding. Pada bidang datar, bola tidak dapat bergerak sendiri, sehingga harus didorong (diberi gaya F) terlebih dahulu. Sama seperti kelas X, pada kasus ini akan berlaku hukum Newton dengan memperthatikan gaya- gaya yang berkerja. Gerak menggelinding (bidang datar)
a = percepatan benda (m/s2)
F = gaya (N) I = momen inersia (kg.m2) R = jari-jari (m) Gerak menggelinding (bidang miring)
Namun saat bola diletakkan
pada bidang miring, tanpa didorong pun bola pasti akan menggelinding. Sehingga perlu diperhatikan sudut kemiringan bidang bola. Semakin besar sudutnya, semakin cepat bola menggelinding. Gerak menggelinding (bidang miring)
a = percepatan benda (m/s2)
F = gaya (N) I = momen inersia (kg.m2) R = jari-jari (m) Latihan 3 • Sebuah bola berongga (I=2/3 m R2) bermassa 5 kg dan berjari-jari 10 cm menggelinding pada sebuah bidang miring kasar (μk=0,4) dengan sudut 53o. Besar percepatan linier yang dialami bola tersebut adalah... (g=10 m/s2) a. 3,0 m/s2 b. 3,6 m/s2 c. 4,8 m/s2 d. 6,00 m/s2 e. 10,0 m/s2