Anda di halaman 1dari 4

Aulia Aradia Nisya

K011211072

Kesehatan Masyarakat

Letak geografis, Luas Wilayah, Pulau, Garis Pantai dan distribusi pemetaan
Potensi Sumber daya Sulawesi Selatan

Sulawesi selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki


potensi sumber daya wilayah pesisir yang sangat besar. Dengan Letak geografis pada
posisi 0° 12` LS dan 116° 48`-122° 36` BT dan diapit oleh tiga wilayah laut yaitu: Teluk
Bone di sebelah Timur, Laut Flores sebelah Selatan dan Selat Makassar di sebelah
barat dan berbatasan dengan provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah sebelah
utara dan provinsi Sulawesi Tenggara sebelah Timur. Luas Wilayah darat Sulawesi
Selatan secara keseluruhan 45.574,48 km², dengan panjang garis pantai sekitar
1.973,7 km. Tak heran jika Pemda Sulawesi Selatan mengelola wilayah laut dan pesisir
seluas ±60.000 km² .

Sulawesi Selatan memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
dengan kegiatan penangkap ikan serta wisata pesisir pantai dan laut. Potensi perikanan
tangkap Sulawesi Selatan 620.480 ton/tahun. Wilayah pesisir Sulawesi Selatan memiliki
potensi lahan budidaya laut sebesar 600.500 ha dan potensi lahan tambak sekitar
150.000 ha, dengan tingkat pemanfaatan 84.832 ha.

Wilayah pesisir Sulawesi Selatan ini dihuni oleh 19 spesies mangrove dengan
mencangkup vegetasi cukup luas, yang pada tahun 1999 sekitar 26.911 ha dan
mengantarkan Sulawesi Selatan sebagai area hutang terluas di Pulau Sulawesi.
Dimana Biomas huta mangrove diwilayah Sulawesi Selatan ini diperkirakan berkisar
122-245 ton/ha. Pada wilayah yang berbatasan dengan laut, hutan mangrove
didominasi oleh Avicennia dan Sonneratia. Di bagian belakang zona ada Bruguiera dan
Rhixophora serta diwilayah perbatasan ada padan, Ficus, Nypa dan biota lain. Ikan
pemakan Detritus merupakan penghuni dari hutang mangrove. Namun, selain itu, ada
juga kekerangan,udang,kepiting serta beberapa fauna lain yang menghuni Hutan
Mangrove.

Bukan hanya mangrove, ekosistem pesisir lain yang terdapat di Sulawesi


Selatan adalah Lamun, yang sering kali dijumpai pada perairan pantai yang dangkal
diantara terumbu karang dan mangrove. Disulawesi Selatan sendiri terdapat tujuh
macam genera lamun, yaitu: Enhalus,Thalassia, Halophila, Halodule, Cymodocea,
Syngodium dan Thallassodendrum.

Ekosistem terumbu karang juga merupakan ekosistem pesisir yang penting,


selain untuk menjadi pelindung pantai, ekosistem ini juga menjadi tempat hidup
berbagai biota asosiatif seperti rumput laut, cacing laut, moluska, ular laut, bulu babi,
teripang, bintang laut dan tidak kurang dari 200 jenis ikan karang yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi.Selain sebagai penyedia sumber perikanan, hamparan terumbu
karang juga memiliki potensi penyedia jasa lingkungan seperti objek wisata, sumber
bahan baku obat-obatan dan lain-lain.

Untuk sumber daya manusia, nelayan Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak


411.312 orang yang terdiri atas 208.375 orang nelayan laut, 14.46 orang nelayan
perairan umum, pembudidaya tambak 101.025 orang, pembudidaya kolam 3.193 orang
dan pembudidaya sawah(mina padi) 12.233 orang

Agar pemetaan sumber daya ini berjalan dengan baik diperlukan strategi
pemanfaatan sumber daya wilayah pesisir ini, yaitu budidaya perikanan dengan usaha
tambak perikanan. Selain itu juga budidaya rumput laut,tiram dan ikan dalam keramba
adalah hal yang perlu dilakukan. Tak hanya budidaya rumput laut, hal yang perlu
dilakukan adalah membangun wisata pesisir dengan daya tarik keindahan dan keslian
lingkungan seperti bentuk pantai,kehidupan bawah air. Namun, untuk ini memerlukan
perlindungan serta pengelolan dalam pengembangan pariwisata.Oleh karena itu
investarisasi dan persiapan daerah rencana pengelolaan harus mendahului
pengembangan dan pembangunan agar kelestarian lingkungan pesisir yang asli dapat
terjaga dengan baik. Yang terakhir adalah pelabuhan , pelabuhan adalah suatu daerah
perairan yang terlindung terhadap ombak dan arus, sehingga kapal dapat bersandar
dan melakukan bongkar umat barang serta perpindahan penumpang. Penentuan lokasi
pelabuhan didasarkan pada pengaruh sekecil mungkin terhadap daerah vital baik
selama konstruksi maupun setelah berfungsinya pelabuhan tersebut. Agar kerusakan
perairan dapat dicegah dan tidak mengganggu dan merusak wilayah pesisir lainnya.

Dukungan dari masyarakat juga memiliki peran penting terhadap pemetaan ini,
Karena semua ini tidak akan berjalan sesuai rencana kalau cara pandang masyarakat
melakukan mata pencaharian masyarakat umumnya sebagai pembudidaya rumput laut,
tidak menutup kemungkinan suatu masyarakat jenuh dan beralih menjadi nelayan dan
melakukan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Daftar Referensi:

1. Tim dosen WSBM unhas. POTENSI DAN SUMBERDAYA KEMARITIMAN,


diakses pada tanggal 1 september 2021, pukul 17.23

2. Asmidar. ANALISIS PRIORITAS PEMANFAATAN WILAYAH PESISIR


PUNTONDO KABUPATEN TAKALAR PROVINSI SULAWESI SELATAN.
https://www.scribd.com/ . diakses pada tanggal 1 september 2021, pukul
16.07

Anda mungkin juga menyukai