A. Pembahasan
Dalam uraian berikut tentang sumber daya laut dibatasi pada sumber daya dapat
pulih yaitu sumber daya hayati laut dengan ekosistem yang menyusunnya. Sumber
daya hayati laut meliputi hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan rumput
laut, dan perikanan laut
1. Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem pendukung kehidupan yang penting di
wilayah pesisir dan lautan. Secara ekologis, hutan mangrove berfungsi sebagai
penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi
berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan dan tsunami,
penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan lain sebagainya Secara
ekonomis, hutan mangrove menghasilkan kayu, daundaunan sebagai bahan
baku obat dan lain sebagainya.
2. Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi,
demikian pula keanekaragaman hayatinya. Terumbu karang berfungsi
ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik pantai,
tempat pemijahan, tempat asuhan dan mencari pakan bagi berbagai biota. .
Terumbu karang juga mempunyai produk yang bernilai ekonomis penting
seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan berbagai
jenis keong dan kerang. Di beberapa tempat di Indonesia, karang batu (hard
coral) dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi jalan dan
bangunan, bahan baku industri, dan perhiasan. Dalam industri pembuatan
kapur, karang batu sering ditambang sangat intensif seperti terjadi di pantai-
pantai Bali hingga mengancam kelestarian pantai.
3. Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang sudah
sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut).
Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir, sering juga dijumpai di
ekosistem terumbu karang. Lamun membentuk padang yang luas dan lebat di
dasar laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari dengan tingkat energi
cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun tumbuh tegak, berdaun
tipis yang bentuknya mirip pita dan berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari
rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar di bawah permukaan
dasar laut. Lamun berbuah dan menghasilkan biji. Pertumbuhan padang lamun
memerlukan sirkulasi air yang baik. Air yang mengalir inilah yang
menghantarkan zat-zat nutrien dan oksigen serta mengangkut hasil
metabolisme lamun, seperti karbon dioksida keluar daerah padang lamun.
Secara umum semua tipe dasar laut dapat ditumbuhi lamun, namun padang
lamun yang luas hanya dijumpai pada dasar laut lumpur pasiran dan tebal.
Padang lamun sering terdapat di perairan laut antara hutan rawa mangrove dan
terumbu karang.
4. Rumput Laut
Potensi rumput laut (alga) di perairan Indonesia dapat diamati dari potensi
lahan budidaya rumput laut yang tersebar di 26 propinsi di Indonesia. Potensi
rumput laut di Indonesia mencakup areal seluas 26.700 ha dengan potensi
produksi sebesar 462.400 ton/ tahun. Budidaya rumput laut sudah sejak lama
dilakukan oleh masyarakat di daerah pantai seperti Bali, PP. Seribu, Riau,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Maluku.
Perkembangan budidaya tersebut mengalami pasang surut akibat masalah
pemasaran yang turun naik tidak menentu. Namun sekarang pemasarannya
tidak masalah justru karena krisis ekonomi membawa angin segar bagi produk
pertanian untuk ekspor dengan naiknya nilai dolar.
5. Perikanan Laut
Sumberdaya perikanan laut di Indonesia disusun dalam kelompok-kelompok:
Pelagis Besar, Pelagis Kecil, Demersal, Udang/ Krustasea lainnya, Ikan
Karang, Ikan Hias, Rumput Laut, Moluska Teripang/ Ubur-ubur, Benih
Alami, Reptilia dan Mamalia laut. Usaha budidaya mempunyai prospek yang
baik dimasa yang akan datang dalam memajukan taraf hidup para nelayan
disekitar pesisir laut. Beberapa komoditas perikanan saat ini sudah mulai
dikembangkan untuk di budidayakan dan mempunyai prospek baik yaitu
berbagai jenis ikan kerapu, kakap putih, kakap merah, bandeng, lola, batu
laga, kerang mutiara, dan teripang.