Anda di halaman 1dari 5

Akhlak Tercela

Fatwa Azmi Syahriza


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No. 50
fatwazmi@gmail.com

Abstrak. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu akhlak
tercela yang merupakan materi pembelajaran pada mata pelajaran akhlak. Pada artikel
kali ini membahas tentang pengertian, argumentasi dan juga berbagai macam akhlak,
serta dampak negatif akhlak tercela yang menyimpang dari akidah Islam dan analisis
data konkrit dari pergaulan bebas yang tidak sesuai dengan kaidah Islam.
Kata Kunci. Pendidikan Agama Islam, Akhlak Tercela
Received : Approved :
Reviesed : Published :
Copyright ©
Correspondence Address:

A. PENDAHULUAN
Salah satu pembelajaran Akidah Akhlak yang perlu diketahui oleh peserta didik
diantaranya adalah pengertian mengenal akhlak tercela dan macam-macamnya Akhlak
tercela adalah perilaku atau perbuatan tercela bahkan jahat yang bisa merusak keimanan
manusia dan juga martabatnya. Adapun akhlak tercela yang berlawanan dengan akhlak
terpuji diantaranya adalah riya', dengki, kufur, munafik, murtad, boros, bakhil, dendam,
fitnah, adu domba, tamak dan lain-lain.
Dengan ada perkembangan zaman, kehidupan di dunia juga mengalami
perkembangan yang cepat. Selain memberikan dampak positif tentunya juga memberikan
dampak negatif dalam bidang budaya, sosial, etika dan lainnya. Mulai dari cara berpakaian,
tutur kata dan tak sedikit remaja yang terjurumus dalam pergaulan bebas dan lainnya.
Tentu ini menjadi tanggung jawab seluruh manusia agar tercapainya wujud manusia yang
memiliki derajat yang mulia di sisi Allah SWT. Ada banyak macam tempat hiburan yang
menjadi godaan bagi iman manusia. Dampak ini timbul sebab adanya budaya barat yang
masuk ke Indonesia. Dampak negatif yang timbul menyembabkan kemerosotan akhlak
terpuji dari generasi muda yang mejadi kewajiban bersama agar bisa menghindari hal ini
terjadi.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak Tercela
Menurut bahasa akhlak adalah tingkah laku, watak atau temperamen. Sedangkan
akhlak menurut istilah adalah ilmu yang menjelaskan perbuatan baik dan buruk, mengatur
tingkah laku manusia, dan mampu menentukan tindakan akhir. Pada dasarnya akhlak
melekat pada diri seseorang yang bersumber dari tingkah laku dan perbuatan. Jadi, jika
tingkah laku yang ditampilkan buruk, maka secara otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan
akhlak yang buruk. Sedangkan jika yang ditampilkan bagus, maka otomatis akhlaknya juga
bagus.
Pengertian akhlak menurut Islam lalah karakter pada diri manusia yang melahirkan
tingkah laku manusia kepada dirinya sendiri maupun pada orang lain atau makhluk Allah
sesuai dengan tuntunan dan larangan dari Al-Qur'an dan Hadist.

1
Akhlak adalah masalah yang sangat penting dalam Islam. Seseorang dikatakan
bermoral jika menerapkan nilai-nilai keislaman dalam aktivitas hidupnya. Jika kegiatan ini
diulangi dengan kesadaran hati, maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik.
Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk
satu kesatuan tindakan dalam hidup. Sehingga mereka bisa membedakan antara baik dan
buruk, buruk dan indah, dan ini muncul dari fitrahnya sebagai manusia.
2. Contoh Akhlak Tercela
Berikut ialah contoh akhlak tercela yang dilarang dalam Islam, yaitu:
a. ٓHubbud Dunya
1. Pengertian Hubbud Dunya
Hubbud Dunya berarti cinta dunia, yaitu menghargai kekayaan segalanya adalah
segalanya. Penyakit Hubbud Dunya (cinta dunia) berawal dari penyakit iman, yang berakar
pada persepsi yang salah itu dunia ini adalah tujuan akhir kehidupan, sehingga akhirat
dilupakan. Akhirnya, posisi dan properti dilihat sebagai tujuan, bukan sebagai alat untuk
mencapai ridha Allah SWT, sebagaimana disinggung dalam ayat berikut ini:
ۙ ُ َ َّ ُ ُ ٰ ْ َ
١ – ‫التكاث ُر‬ ‫الهىكم‬
َ
َ ُ ‫مْل‬
٢ – ‫َح ّٰتى ُز ْرت ُم ا ق ِاب َۗر‬
b. Karakteristik Hubbud Dunya
1) Menyangka dunia selaku tujuan utama, bukan selaku sarana menggapai
kebahagiaan akhirat.
2) Suka mengumpulkan harta barang dengan menghalalkan seluruh cara tanpa
mencermati halal serta haramnya.
3) Kikir, tidak rela sediki juga hartanya lepas ataupun menurun. Jangankan buat
sedekah, zakat yang memanglah harus saja dia tidak ingin. Pada puncaknya dia pula
hendak kikir kepada dirinya, sehingga kala ia sakit tidak ingin berobat sebab takut
hartanya berkurang.
4) Serakah serta rakus dan tamak. Dia tidak puas dengan apa yang sudah ia miliki
sehingga dia hendak berupaya menaikkan perbendaharaan hartanya
5) Tidak mensyukuri nikmat yang sedikit. Maunya nikmat- nikmat yang besar, banyak
serta melimpah.
c. Bahaya Hubbud Dunya
1) Cinta dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah, misalnya
shalat, puasa dan sedekah.
2) Jika seseorang telah dikendalikan (hatinya) oleh iblis, dia akan menjadi lemah, iblis
akan membalikkan hatinya seperti anak kecil bermain bola. Karena orang yang
mabuk karena cinta dunia tidak akan sadar kecuali mereka ada di kuburan.
3) Cinta dunia adalah sumber dari segala kesalahan karena itu adalah cinta dunia,
seringkali mengakibatkan seseorang mencintai harta benda dan dalam harta benda
banyak penyakit. Antara lain keserakahan, keserakahan, kesombongan dan
kesombongan, pamer apa yang mereka miliki. Orang-orang yang mencintai dunia
akan sibuk menjaga hartanya dan terus berusaha meningkatkannya, sehingga lalai
berdzikir kepada Allah SWT.
4) Jika orang mencintai dunia, berbagai penyakit hati akan muncul. Beberapa orang
menjadi sombong, cemburu, serakah, dan cenderung lelah berpikir tentang hal-hal
yang tidak ada. Semakin Anda mencintai dunia, semakin serakah Anda jadinya.
Faktanya, mendapatkan dunia yang Anda inginkan itu bisa jadi kejam. Pikirannya
selalu dunia, dan dia mengejar dunia untuk kepentingannya sendiri siang dan
malam.
B. Hasad
a. Pengertian Hasad

2
Hasad artinya cemburu, artinya merefleksikan amarah atau sikap yang dibenci oleh
cemburu. Memikat orang merindukan kebahagiaan orang lain dan ingin melanjutkan. Ketika
orang lain mencocokkannya dalam pencapaian dan materi, dia juga tidak menyukainya.
Yang pertama adalah kesombongan. Karakteristik ini unik untuk Setan. Ketika Allah
memerintahkan dia untuk menyerah kepada Ya, dia dengan tegas menolak. Karakter arogannya
menjadi pernyataan yang sangat blak-blakan.
Karakteristik destruktif kedua adalah keserakahan. Sifat ini membuat Adam dan
istrinya mundur dari tahta surga. Saat keduanya berada di surga, Allah memerintahkan
mereka untuk menikmati semua fasilitas yang tersedia. Makan dan minum sesuka hati,
kecuali satu pantangan, yaitu makan khuldi. Di antara jutaan makanan dan minuman,
hanya satu yang dikontraindikasikan. Bukankah ini rahmat tertinggi dari Allah?
Yang ketiga adalah hasutan, kecemburuan dan kecemburuan. Ini adalah kejahatan
pertama yang dilakukan oleh keturunan Adam, dan akibat yang paling mengerikan adalah
pembunuhan. Jabil bertekad membunuh adiknya karena cemburu, karena istri Habil lebih
cantik dari istrinya.
b. Bahaya Hasad antara lain:
1. Hasad adalah salah satu ciri khas Setan karena Setan menolak untuk mematuhi perintah
Tuhan untuk tunduk kepada Adam A.s. Kecemburuan tidak bermanfaat bagi orang yang
cemburu karena kecemburuan menghancurkan perbuatan baik seperti halnya orang yang
cemburu selalu gelisah dan tidak bahagia karena hatinya menolak untuk melihat orang lain
menikmati dirinya sendiri. Kapanpun seseorang menemukan kesenangan, dia gelisah dan
tersiksa secara mental;
2. Selain itu, hasad juga merusak tatanan sosial. Hasad menghancurkan hubungan menjadi
tidak harmonis dan tidak tulus. Hasad akan menimbulkan kecurigaan. Hasad juga sering
menimbulkan tnah di masyarakat;
3. Seseorang yang berkarakter tidak pernah bisa merasa bahagia karena hatinya selalu
gelisah saat orang lain mendapat kebahagiaan. Hatinya bergumul saat orang lain
menerima pahala mereka.
4. Mengarah pada tindakan tidak bermoral. Dengan menerapkan hasad, otomatis
seseorang akan melakukan hal-hal seperti fitnah, makian, dan bohong.
C. Takabur-Ujub
a. Pengertian Takabur-Ujub
Secara bahasa (etimologi), 'Ujub berarti "kagum, kagum, kagum. Dalam istilah tersebut
kita dapat memahami bahwa' ujub adalah sikap bangga, dengan memberikan terlalu
banyak penghargaan terhadap kemampuan seseorang. Sikap ini tercermin dalam rasa
superioritas (superioritas). kompleks) dalam bidang ilmu pengetahuan, perbuatan atau
kesempurnaan akhlak. dan ketika dengan angkuh menunjukkan keunggulannya kepada
orang lain, ia terjangkit penyakit Takabur. Oleh karena itu, sikap Ujub dan Takabur
berhubungan satu sama lain.
b. Penyebab Takabur-Ujub antara lain:
1) Ujub dan sombong karena kelebihan fisik misalnya tampan, cantik dan kuat. Ia
merasa fisiknya lebih besar, lebih cantik atau lebih tampan dan kuat dari yang lain.
Ditambah dengan suara yang lebih merdu. lalu dia sombong dan meremehkan yang
lain.
2) Ujub dan sombong karena kekuatan fisiknya melawan musuh. Dia sombong dan
membual bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Dia. Ini adalah sikap yang salah,
karena akan menghilangkan kewaspadaannya. Ia akan menjadi lemah karena
meremehkan lawannya.
3) Ujub dan sombong karena ilmunya, intelektualitas dan kepintarannya dalam
memahami ilmu-ilmu agama dan juga urusan duniawi. Umumnya orang-orang
seperti itu merasa dan menganggap diri mereka paling cerdas dan merasa pendapat

3
mereka paling benar.
3. Kisah Akhlak Tercela
Terdapat beberapa kisah akhlak tercela yang dapat dijadikan pelajaran, di antaranya
adalah:
1. Kisah Munafik
Allah SWT mengisahkan orang yang munafik yang mana mereka menyembunyikan
kekufurannya di dalam hati dan mengatakan iman kepada Rasulullah SAW seperti yang
terdapat dalam Q.S al-Munafiqun.
Ada pula orang yang paling dikenal kemunafikannya ialah Abdullah ibnu Ubay yang
mana kemunafikannya telah disaksikan oleh Zaid ibnu Arqam setelah faham mengenal
sifat-sifat orang yang munafik. Akan tetapi Nabi Muhammad tetap turut menyalatkan dan
melihat Abdullah ibnu Ubay dikuburkan.
2. Kisah Takabur
Kisah mengenai sifat takabur ada pada tokoh Qarun yang diberi harta oleh Allah dengan
jumlah sangat banyak. Kaum dari Qarun sudah memperingatkan agar Qarun tidak bersikap
sombong atas harta yang dimilikinya sebab Allah tidak menyukai orang yang sombong la
menyatakan bahwa harta yang la miliki berasal dari ilmu yang ia miliki, bukan pemberian
dari Allah. Sebab kesombongannya ini Allah memberikan azab kepada Qurun dengan
membenamkan ke bumi rumah beserta hartanya.
4. Contoh Akhlak Tercela Akibat Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas banyak mengakibatkan akhlak tercela, di antaranya:
a. Tawuran
Kenakalan remaja yang kerap menyusahkan warga masyarakat ialah
tawuran antar pelajar. Yang pada awalnya tawuran terjadi sebab konflik antar
siswa atau pelajar antar sekolah, karena ada rasa solidaritas antar siswa
menjadilan konflik semakin meluas dan menjadi perkelahian antar pelajar
sekolah. Tentu hal ini memberikan dampak negative seperti adanya
pembunuhan sadis, para penerus bangsa terjerumus dalam lingkup perbuatan
buruk
b. Minuman Keras
Pada dasarnya minuman keras memberikan banyak dampak negatif seperti
hilangnya kemampuan untuk mengendalikan diri secara psikis, sosial bahkan
fisik Kesusahan dalam mengendalikan inilah yang menyebabkan orang yang
gemas minum-minuman keras gemar membuat onar, keributan bahkan
perkelahian yang bisa berujung hilangnya nyawa.
c. Penyalahgunaan obat-obatan
Perilaku ini disebut menyimpang norma masyarakat sebab tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sebab penggunaan obat ini hanya boleh
diberikan dengan anjuran dari dokter para medis, bukan sebagai media untuk
hal yang tidak semestinya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pergaulan bebas terjadi diantaranya
ialah kesadaran remaja yang masih rendah mengenai bahayanya pergaulan
bebas, kontrol diri yang masih rendah, pemahaman terhadap nilai-nilai agama
yang masih kurang, gaya hidup remaja yang kurang baik latar belakang
pendidikan dari lingkungan keluarga yang rendah, lingkungan keluarga yang
kurang harmonis, kurangnya perhatian orang tua kepada anak-anak mereka,
adanya pengaruh dari teman sebaya dan juga pengaruh dari sosial media yang
meluas.
5. Hikmah Menghindari Akhlak Tercela
Dalam mempelajari akhlak tercela, seseorang mesti terlebih dahulu mengetahui terkait

4
jenis, dampak, serta manfaat mempelajarinya. Di antara akhlak tercela yang sering terjadi
tanpa disadari adalah hubbud dunya, hasad, ujub/takabur, dan sebagainya. Akhlak tersebut
sering terjadi tanpa kita sadari.
Selain itu, mempelajari akhlak tercela hendaknya dilandasi dengan tuntunan yang sesuai
dengan al-Quran dan Hadis. Banyak dalil-dalil yang menerangkan tentang cara
menghindari akhlak tercela tersebut. Alangkah baiknya kita mempelajarinya juga.
Menghindari akhlak tercela merupakan hal penting dan tidak bisa diremehkan. Betapa
banyak sikap-sikap tercela yang luput dari pengawasan kita sehingga menimbulkan
kemudaratan.
Dengan menghindari akhlak tercela niscaya akan menumbuhkan hikmah-hikmah yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hidup akan lebih berkah, manfaat, serta semakin
semangat dalam meningkatkan ketakwaan kita. Di sisi lain, ganjaran pahala akan
bercucuran jikalau kita menghindari akhlak tercela tersebut dengan niat semata-mata
ikhlas karena Allah swt.
C. PENUTUP
Setelah pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa mempelajari akhlak tercela
dan menghindarinya merupakan hal penting dalam berkehidupan. Dengan menghindari
akhlak tercela, akan banyak keberkahan dan manfaat yang didapat. Bukan hanya di dunia,
melainkan juga di akhirat.
Pendidik harus mampu menjelaskan tentang akhlak tercela ini dengan baik guna
dapat dicerna oleh peserta didik. Pengajaran juga bisa diselingi dengan kisah-kisah yang
terkait dengan akhlak tercela yang banyak tercantum di al-Quran maupun hadis.
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari akhlak tercela.
Hendaknya manfaat dari mempelajarinya tersebut dapat dikonversi sebagai perlakuan
sehari-hari sebagai cerminan orang yang beriman. Hal itu guna keimanan kita tidak hanya
sekadar kepercayaan tapi menjadi amal perbuatan yang akan mendapatkan ganjarannya
pula.

REFERENSI
Azra, Azyumardi. (2002). Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.
Chirzin, Muhammad. (1997). Konsep dan Hikmah Akidah Islam. Jakarta: Mitra Pustaka.
Daudy, Ahmad. (1997). Kuliah Akidah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Sabiq, Sayyid. (1974). Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai