Anda di halaman 1dari 5

TEORI PRODUKSI

Pengertian Teori Produksi

Teori produksi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah teori yang menerangkan sifat hubungan
antara tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor produksi yang terlibat. Dengan
kata lain, teori produksi mengajarkan sebuah mekanisme agar produksi dapat mencapai
tujuan yang diharapkan dengan memaksimalkan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
produsen.
Konsep utama yang digunakn dalam teori produksi adalah menghasilkan output semaksimal
mungkin, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dengan input tertentu.Dan menghasilkan
sejumlah output yang ditargetkan dengan biaya produksi seminimal mungkin. Jika kondisi
tersebut tercapai, perusahaan dapat mencetak keuntungan yang optimal.
Teori Mengenai Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan fungsi dalam bentuk persamaan matematika yang menjelaskan
hubungan output dengan input yang dipakai selama proses produksi berlangsung. Fungsi
produksi memberikan prediksi jumlah output yang memungkinkan yang dihasilkan oleh
produsen dengan mengkombinasikan berbagai macam input yang mungkin untuk terjadi.
Dengan fungsi produksi, produsen dapat merancang harga pokok produksi dan kuantitas
produk yang dihasilkan. Tidak hanya itu, fungsi produksi juga dapat memberikan gambaran
kombinasi input yang harus digunakan. Misalkan menurut perhitungan fungsi produksi,
sebuah perusahaan maksimal dapat menghasilkan unit X sebesar 500 buah dan 750 unit Y
dalam sehari. Maka untuk mencapai kuantitas tersebut, factor-faktor produksi apa saja yang
perlu disiapkan dan berapa banyak jumlahnya.

Teori Produksi tentang The Law Of Diminishing Return


Teori produksi kali ini dirumuskan oleh David Richardo. Dalam pemaparannya, David
menyatakan adanya anomaly dalam proses produksi. Ia menjelaskan bahwa penambahan
faktor produksi tidak serta merta selalu meningkatkan hasil produksi yang linier. Pada titik
tertentu, hasil produksi justru akan berkurang meskipun factor produksi
ditambah.Penambahan input terus-menerus menjadikan jumlah input melebihi kapasitas
produksi dan berakibat pada tercapainya titik jenuh. Hal ini menyebabkan produktivitas
tidak maksimal.

Teori Produksi tentang Biaya Produksi


Proses produksi tentunya memerlukan biaya produksi. Teori produksi kali ini akan
membahas apa saja yang termasuk ke dalam biaya produksi. Dalam teori produksi, biaya
produksi terbagi menjadi tiga jenis, yakni biaya produksi tetap, varibel, dan total. Secara
rinci, akan dibahas sebagaimana penjelasan di bawah ini.
1. Biaya Produksi Tetap (Fixed Cost)
Biaya produksi tetap merupakan biaya yang dibutuhkan untuk proses produksi dan
nominalnya tetap. Berapapun jumlah barang dan/ atau jasa yang dihasilkan, nominal biaya
ini tetap. Contoh biaya produksi tetap ini seperti biaya sewa gedung, pajak bumi dan
bangunan, pembelian alat, gaji pokok karyawan, dan asuransi.

2. Biaya Produksi Variabel (Variable Cost)


Biaya produksi variabel merupakan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk
proses produksi dan nominal berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Semakin besar volume produksi, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan dan sebaliknya. Besarnya biaya ini sangat bergantung pada aktivitas
usaha.Contoh dari pengeluaran yang termasuk dalam variable cost adalah bahan langsung,
tenaga kerja langsung, upah over time pekerja, komisi penjualan, dan maintenance alat
produksi.

3. Biaya Produksi Total (Total Cost)


Biaya produksi total dihitung dari menambahkan biaya variable dan biaya tetap. Misalkan
produksi catering melibatkan bahan makanan, tenaga kerja, gas, listrik, air, transportasi,
kemasan, dan sebagainya. Maka biaya produksi total didapatkan dengan cara
menambahkan seluruh komponen-komponen biaya tersebut.
4. Biaya Produksi Rata-rata (Average Cost)
Biaya produksi rata-rata didapatkan dengan cara membagi biaya produksi total dengan
jumlah produksi. Hal ini penting diketahui agar perusahaan dapat memprediksi keuntungan
yang didapatkan setiap menjual satu unit produk.

Teori Produksi tentang Produktivitas


Teori produksi kali ini membahas bagaimana kemampuan sebuah perusahaan memproduksi
barang dan/atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Perusahaan akan berusaha
untuk meningkatkan jumlah barang dan/ atau jasa yang diproduksi sehingga dapat melayani
semakin banyak konsumen.

Secara umum, perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan tiga


cara, yakni metode ekstensif, intensif, dan . Metode ekstensif adalah cara meningkatkan
produktivitas dengan menambah faktor produksi. Contoh metode ekstensif ini adalah
menambah jumlah tenaga kerja, pabrik, lahan pertanian, dan lainnya. Tentunya dengan
penambahan faktor produksi tersebut biaya produksi juga bertambah.

Metode intensif digunakan untuk meningkatkan produktivitas dengan cara menambah


produktivitas faktor produksi. Misalnya untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja
diadakan pelatihan khusus, atau pembaharuan teknologi di perusahaan.
Teori Produksi tentang Faktor Produksi
Teori produksi lainnya yang perlu kita pelajari adalah faktor produksi. Jika dibahasakan
secara ringkas, faktor produksi adalah segala sesuatu atau sumber daya yang diperlukan dan
memiliki kaitan dalam melakukan proses produksi. Ada banyak sekali faktor-faktor produksi,
namun secara garis besar faktor produksi dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni
faktor produksi asli dan faktor produksi turunan. Penjelasan lebih detail akan kita bahas di
bawah ini:

1. Faktor Produksi Asli


Faktor produksi asli meliputi sumber daya alam dan tenaga kerja. Benar, Grameds, hanya
dua hal tersebut. Mengapa sumber daya lama dan tenaga kerja dikatakan sebagai faktor
produksi asli?  Karena hanya dengan dua faktor tersebut, manusia sudah dapat
memproduksi barang.Sumber daya alam yang dimaksud di sini meliputi udara, hewan,
tumbuhan, panen hasil alam, dan lain-lain. Dengan bahan-bahan tersebut manusia dapat
mengolahnya menjadi bahan mentah, setengah jadi, atau bahkan barang jadi.Sementara
untuk tenaga kerja adalah manusia yang mengolah sumber daya alam tersebut menjadi
barang yang siap dikonsumsi.

2. Faktor Produksi Turunan


Faktor produksi turunan merupakan faktor produksi yang tidak berhubungan secara
langsung dan merupakan karya yang berasal dari pemikiran dan kemajuan budaya manusia.
Di antara yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal, kewirausahaan
atau entrepreneur, dan teknologi.
Produksi dalam skala besar memerlukan modal agar dapat mencapai output yang telah
ditargetkan. Yang termasuk modal adalah dana, mesin, gedung bangunan, dan peralatan
lainnya yang berperan dalam proses produksi. Sedangkan yang dimaksud
dengan entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk melakukan manajemen tim
hingga bisnis sehingga usaha yang dijalankan menghasilkan keuntungan. Pemanfaatn
teknologi yang tepat guna juga merupakan faktor penting dalam produksi sehingga kegiatan
produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, bisa dipahami bahwa teori produksi sangat diperlukan oleh
produsen agar memahami persiapan yang diperlukan, proses produksi itu sendiri, dan biaya-
biaya produksi. Dengan memahami teori produksi secara menyeluruh, diharapkan
perusahaan dapat meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan produksi.

Teori produksi ini banyak dipelajari dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin
meminimalisir pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu. Bagaimanapun, teori
produksi ini akan bermanfaat untuk perusahaan yang mempelajari dengan baik dan
menerapkan ke dalam bisnis mereka. Karena teori yang hanya dipelajari tanpa penerapan
tidak akan menghasilkan buah.
Daftar Pustaka

https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/teori-produksi/amp/

Anda mungkin juga menyukai