Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Strategi Menuju Negara Industri”


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Industri
Dosen Pengampu : Khusnul Istiqomah, S.E.,M.E

Disusun oleh kelompok 8 :

1. Hamidah Iskandar 501200586


2. Darma Wicaksono 501200645

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah dengan judul “Strategi menuju Negara industri” dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
fikiran maupun materinya
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 7 juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. tujuan,ruang lingkup dan strategi ............................. 3
B. langkah Indonesia menuju Negara industry ............. 4
C. visi misi dan strategi pembangunan industry ........... 7
D. Penyediaan sumber pembiayaan ................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 10
B. Saran ............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri dalam pengembangannya sangat berhubungan dengan kesejahteraan
rakyat, oleh karena itu sedapat mungkin pengembangan industri mampu
meningkatkan pendapatan, sehingga tujuan akhir kesejahteraan rakyat dapat
tercapai melalui usaha peningkatan pendapatan. Industri yang berkembang di
daerah perdesaan pada umumnya industri kecil dan industri rumah tangga.
Industri yang berkembang di perdesaan memberi peluang untuk bekerja di luar
usaha tani, baik sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan dalam
memanfaatkan waktu luang setelah bekerja di sektor lainnya seperti perdagangan
maupun jasa.
Sektor industri umumnya tumbuh dan berkembang jauh lebih pesat daripada
sektor pertanian, oleh karena itu peranan sektor industri dalam perekonomian
suatu negara lambat laun akan menjadi sangat penting. Sektor industri nasional
yang didukung oleh sektor pertanian, industri kecil dan industri rumah tangga kini
menjadi perhatian di era global. Industri kecil dan industri rumah tangga
merupakan komponen utama dalam pengembangan ekonomi lokal. Keberadaan
industri kecil dan industri rumah tangga sangat diperlukan di daerah - daerah
pedesaan yang diumumnya dicirikan oleh industri berskala kecil, karena jenis
industri ini termasuk sektor informal yang tidak memerlukan persyaratan khusus
seperti pendidikan tinggi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tujuan,ruang lingkup dan strategi ?
2. Bagaimana langkah Indonesia menuju Negara industri?
3. Bagaimana visi misi dan strategi pembangunan industry?
4. Bagaimana Penyediaan sumber pembiayaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana tujuan,ruang lingkup dan strategi
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah Indonesia menuju Negara industry
3. Untuk mengetahui visi misi dan strategi pembangunan industry
4. Untuk mengetahui Penyediaan sumber pembiayaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan,Ruang lingkup dan strategi


Industri strategis adalah Industri prioritas yang memenuhi kebutuhan yang
penting bagi kesejahteraan rakyat atau menguasai hajat hidup orang banyak,
meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis, atau
mempunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan serta keamanan negara.
Pengusulan jenis Industri Strategis sebagaimana dimaksud di atas dilakukan
berdasarkan kriteria:
a. memperkuat ketahanan pangan;
b. memiliki potensi sebagai sumber daya alam yang terbarukan dan
yang tidak terbarukan, yang digunakan sebagai energi dan bahan
baku;
c. meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
d. berbasis teknologi tinggi (high technological based industries)
denganinvestasi penelitian dan pengembangan yang besar; dan/atau
e. terkait dengan pertahanan keamanan dan keutuhan NKRI.
Meskipun disadari pentingnya keberadaan industri strategis dalam
pembangunan industri nasional, namun dalam kenyataannya industri strategis
belum berperan secara berarti. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain
nilai investasi yang relatif besar, resiko usaha yang tinggi, margin keuntungan
yang relatif kecil, dan memerlukan teknologi yang tinggi. Oleh karena itu,
pengembangan industry strategis tidak dapat sepenuhnya mengharapkan peran
swasta mengingat faktor-faktor tersebut diatas sehingga
memerlukanketerlibatan dan penguasaan Pemerintah untuk mempercepat
pembangunan industri strategis. Penguasaan Pemerintah dalampembangunan
industri strategis dilakukan melalui pengaturan kepemilikan, penetapan
kebijakan, pengaturan perizinan, pengaturan produksi, distribusi, dan harga,
serta pengawasan. Strategi yang ditempuh untuk mendukung pembangunan
industri strategis adalah sebagai berikut:

3
a. mengembangkan industri hulu dan antara dalam rangka
meningkatkan nilai tambah sumber daya alam strategis,
mengurangi ketergantungan pada imporbahan baku, dan sekaligus
memperkuat struktur industri nasional;
b. mengembangkan industri yang dapat meningkatkan ketersediaan
energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil;
c. mengembangkan teknologi tinggi untuk meningkatkan efisiensi,
mutu dan daya saing produk hasil industri yang memiliki
keunggulan kompetitif;
d. mengembangkan industri yang dapat meningkatkan ketahanan
pangan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; dan
e. mengembangkan industri yang dapat meningkatkan pertahanan dan
keamanan.

B. Langkah Indonesia menuju Negara industry


Indonesia adalah negeri yang memiliki potensi luar biasa besar yang
menjadikannya pantas duduk dalam peringkat 10 besar negara industri dunia.
Sumber Daya Alam (SDA) hingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia
melimpah dan sangat potensial. Semua modal ini tentunya perlu dikelola
dengan baik oleh semua pihak. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian
(Kemenperin) Republik Indonesia dan masyarakat Indonesia harus mampu
memanfaatkan modal yang ada demi mewujudkan perkembangan ekonomi
tanah air melalui sektor industri. Pemerintah menargetkan Indonesia akan
menjadi negara industri tangguh pada tahun 2035. Demi mewujudkan tekad
tersebut, Kemenperin sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
sektor industri. Peningkatan pun dapat dilihat dari kinerja Kemenperin dalam
dua tahun belakangan ini, terutama di pasar internasional.
1. Menguatkan Kemitraan Ekonomi ASEAN dan Eropa
ASEAN dan Eropa adalah mitra yang sangat strategis bagi
Indonesia. Melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komperhensif,
Indonesia menguatkan hubungan dengan ASEAN dan Eropa.

4
ASEAN diprediksi akan memimpin sebagai future of production
dengan basis internet of everything sebagai infrastruktur utama.
Hal ini membuat ASEAN memiliki potensi pada pertumbuhan
ekonomi yang stabil. Menperin berharap masyarakat dapat
memanfaatkan peluang ini, terutama bagi para pelaku industri
potensial seperti otomotif, elektronik, serta makanan dan
minuman.
2. Memperluas Pasar Ekspor ke Uni Eropa
Investor Uni Eropa banyak menanamkan modalnya di Indonesia,
misalnya saja Inggris, Belanda dan Prancis. Hal ini membuat
Indonesia ingin memperluas pasarnya ke Uni Eropa dengan
mengutamakan 3 produk unggulan, yaitu pakaian, alas kaki, dan
tekstil. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan
bahwa saat ini tekstil masih menjadi unggulan. Untuk indurstri
shoes and apparel sport, Indonesia sudah melewati Tiongkok.
3. Industri Manufaktur Indonesia Masuk dalam 10 Besar Dunia
Tahun ini Indonesia berhasil naik ke peringkat 9 sebagai negara
dengan nilai tambah industri manufaktur terbesar di dunia. Dengan
pencapaian tersebut Indonesia setara dengan Inggris dalam sektor
industri manufaktur. Semua pihak harus bekerja keras untuk
semakin meningkatkan prestasi industri—apalagi sektor industri
telah memberikan kontribusi hampir seperempat bagian dari
Produk Domestik Bruto (PDB) negara.
4. Terus Tingkatkan Pertumbuhan Industri di 2018
Kemenperin memproyeksikan pertumbuhan industri pengolahan
non-migas pada 2018 sebesar 5.67%. Ada beberapa subsektor
industri yang memiliki peran besar dalam mencapai target
pertumbuhan tersebut, yaitu logam dasar, makanan dan minuman,
elektronika, alat angkut, mesin dan perlengkapan, serta kimia dan
farmasi. Keenam sektor tersebut menjadi tombak kekuatan melihat
angka pertumbuhan yang ditorehkan pada kuartal III tahun 2017.

5
Industri logam dasar mencapai 10,6%, alat angkut 5,63%, makanan
dan minuman sebesar 9,46%. Kemudian, pertumbuhan industri
mesin dan alat perlengkapan sebesar 6,35%.
5. Peningkatan Nilai Tambah Industri
Upaya Kemenperin dalam meningkatkan prestasi di tataran global
dapat dilihat dari nilai tambah industri di tahun 2015 – 2017. Jika
sebelumnya pada tahun 2014 jumlahnya adalah USD 207,82
Miliar, maka di tahun 2015 – 2017 ini nilainya meningkat menjadi
USD 225, 67 Miliar. Ini menandakan bahwa adanya peningkatan
sebesar 8,58% selama 3 tahun. Jika melihat jumlah proyeksi yang
diinginkan Kemenperin sebanyak 5,67% di tahun 2018, maka
sektor industri memang harus digerakkan dan didukung oleh semua
elemen.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat guna
meningkatkan pencapaian di tahun depan. Pertama adalah keikutsertaan
dalam dunia industri dengan menjadi pelaku usaha dan memanfaatkan
peluang yang ada. Cara kedua yaitu menambah kemampuan untuk bisa
mendirikan dan menjalankan sebuah perusahaan. Ketiga, memahami
bagaimana cara memperluas pasar, terutama ke ranah internasional. Faktor
penentu yang juga tidak kalah penting, masyarakat harus menggunakan
produk dalam negeri sebagai bentuk dukungan terhadap pergerakan industri
nasional.
Pemanfaatan produk dalam negeri tidak hanya bersifat mengonsumsinya
saja, namun juga menggunakannya untuk menjadi lebih produktif. Anda
dapat memproduksi barang dengan menggunakan bahan baku dalam negeri.
Selain itu, produsen juga tetap diperbolehkan mengimpor bahan baku
karena yang menjadi fokus adalah nilai tambah akhir. Jadi pengembangan
industri bisa mencakup pada komponen rancang bangun, desain, pengadaan
bahan baku, nilai tambah, inovasi, penjualan, distribusi dan daur ulang.

6
C. Visi misi dan strategi pembangunan industry
1. Visi Pembangunan Industri Nasional adalah Indonesia Menjadi Negara
Industri Tangguh.bercirikan:
a. struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat, dan berkeadilan;
b. industry yang berdaya saing tinggi di tingkat global,dan
c. industry yang berbasis yang inovasi dan teknology

2. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional


mengemban misi sebagai berikut:
a. meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak
perekonomian nasional;
b. memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional;
c. meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau;
d. menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta
mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok
atau perseorangan yang merugikan masyarakat;
e. membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
f. meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh
wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan
nasional; dan
g. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.

3. Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan


industri nasional adalah sebagai berikut:
a. mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber
daya alam;
b. melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi;

7
c. meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya
manusia (SDM) industri;
d. menetapkan Wilayah Pengembangan Industri (WPI);
e. mengembangkanWilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI),
kawasan Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan Sentra
Industri kecil dan industri menengah;
f. menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan
kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian
fasilitas kepada industri kecil dan industry menengah;
g. melakukan pembangunan sarana dan prasarana Industri;
h. melakukan pembangunan industri hijau;
i. melakukan pembangunan industri strategis;
j. melakukan peningkatanpenggunaan produk dalam negeri; dan
k. meningkatkan kerjasama internasional bidang industri.

D. Penyediaan sumber pembiayaan


Dalam rangka pencapaian sasaran pengembangan industri nasional
dibutuhkan pembiayaan investasi di sektor industri yang bersumber dari
penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, serta penanaman
modal Pemerintah khususnya untuk pengembangan industri strategis.
Pembiayaan industri dapat diperoleh melalui investasi langsung maupun
melalui kredit perbankan. Semakin terbatasnya pemanfaatan kredit perbankan
di sektor industry antara lain disebabkan oleh relatif tingginya suku bunga
perbankan karena dibiayai oleh dana masyarakat berjangka pendek. Kondisi
ini memerlukan dibentuknya suatu lembaga keuangan yang dapat menjamin
tersedianya pembiayaan investasi dengan suku bunga kompetitif.
Undang-UndangNomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian menyatakan
secara tegas bahwa Pemerintah memfasilitasi ketersediaan pembiayaan yang
kompetitif untuk pembangunan industri. Berdasarkan Undang-Undang
tersebutdapat dibentuk lembaga pembiayaan pembangunan industri yang
berfungsi sebagai lembaga pembiayaan investasi di bidang industri yangdiatur

8
denganUndang-Undang. Untuk mencapai sasaran pembangunan industri 20
(dua puluh) tahun kedepan diproyeksikan kebutuhan pembiayaan untuk
investasi di sektor industri rata-rata tumbuh sebesar 15%(lima belas persen)
per tahun dengan komposisi antara Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berimbang.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Indonesia sektor industri mempunyai andil paling besar dalam
peningkatan pendapatan nasional dibandingan dengan sektor-sektor yang
lainnya. Sektor industri terdiri dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai
input yang sama tetapi dengan output yang berbeda-beda baik berupa barang
maupun jasa. Dalam realita keseharian, lebih sering terdengar bahwa hanya
perusahaaan besar, dengan modal tinggi, teknologi super canggih, dan dengan
jaringan kerja yang luas yang menjadi sumber pemasukan utama bagi negara.
Padahal perusahaan yang kecil juga memberikan kontribusi yang cukup besar
walaupun tidak sebesar perusahaan besar.
Untuk mampu bertahan dalam pasar global semua perusahaan tidak
terkecuali perusahaan dalam sektor industri kecil maupun menengah harus
mempunyai strategi bersaing yang tepat. Strategi pada intinya merupakan
sebuah perencanaan dalam bisnis. Dalam perekonomian yang penuh
ketidakpastian seperti sekarang ini, apabila suatu perusahaan ingin bertahan
dan meraih sukses di bidangnya masing-masing maka perusahaan dituntut
untuk menentukan suatu strategi agar dapat memanfaatkan peluang-peluang
dan kekuatan-kekuatan yang ada secara efisien

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan.Sebagai manusia, kami
pun tak luput dari kesalahan dan tentunya masih sangat jauh dari
kesempurnaan.Tapi, semoga saja yang kitapelajari ini bermanfaat, dengan harapan
bisa menambah Pengetahuan dan Keilmuan bagi kita semua.Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk menjadi koreksi kedepan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, N. H. (2013). Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan.


Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Adzwin, & Anggadwita, G. (2016). Analisis Pengembangan Produk Baru


Berbasis Teknologi Pada Rintisan Usaha Wallts (Start-Up). e-poceeding of
management Vol. 3 No.3 , 2735.

Agustina, F., & Kamalia, N. L. (2012). Perumusan Strategi Pengembangan


Produk Kurma Salak Berdasarkan Analisis Product Life Cycle (PLC) dan
SWOT Pada Kelompok Tani Ambudi Makmur II Bangkalan. Jurnal Inovasi
dan Kewirausahaan vol. 1 No. 2 , 105-112.

Alkurni, W., & Zuliarni, S. (2014). Analisis Proses Pengembangan Produk Baru
Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Bisnis (Kasus Pada MM. Cake &
Bakery Pekanbaru). Jom FISIP , Vol. 1 No.2.

Alma, P. D. (2010). Pengantar Bisnis. Bandung: ALFABETA.


Asy'ari Ulama'i, A. H. (2019). Halal Lifestyle di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Syariah , Volume 05, Nomor 02.

11

Anda mungkin juga menyukai