Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH GEOGRAFI INDUSTRI

Menganalisis Industri Strategis dan Dampak Sosial Ekonomi dan Politik di Indonesia

Dosen Pengampu : Dra. Novida Yenni M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7

Nurul Hadinda 3203331029

Ricky Albert Pribadi Manalu 3203331029

Sun Cristin Br Sidabutar 3202431015

KELAS : PENDIDIKAN GEOGRAFI C-20

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi
Industri.
Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami berbagai hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga makalah
pembanding ini dapat terselesaikan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah pembanding ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar berguna untuk kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada para
pembaca, semoga tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Maret 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Industri Strategis Di Indonesia........................................................................................ 3
B. Dampak Industri Strategis Pada Sosial, Ekonomi dan Politik di Indonesia. .................. 7
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri strategis adalah industri pengolahan yang memproses output dari industri dasar
menjadi barang bernilai tambah yang tinggi. Produk hasil industri ini biasanya adalah
barang intermediate atau barang modal yang akan digunakan oleh industri hilir untuk
memproduksi barang dan jasa. Industri strategis biasanya berupa kumpulan badan usaha
milik negara (BUMN) terpilih yang bergerak dalam industri berbasis teknologi dan
ditetapkan sebagai wahana transformasi industri melalui penguasaan teknologi.
Menurut UU 3 no. 2014 tentang Perindustrian, Industri Strategis adalah Industri yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, meningkatkan atau
menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis, atau mempunyai kaitan dengan
kepentingan pertahanan serta keamanan negara dalam rangka pemenuhan tugas pemerintah
negara.
Industri strategis dimasa lalu identik dengan industri dibidang pertahanan keamanan.
Menurut UU no. 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, Industri Pertahanan adalah
industri nasional yang terdiri atas badan usaha milik negara dan badan usaha milik swasta
baik secara sendiri maupun berkelompok yang ditetapkan oleh pemerintah untuk sebagian
atau seluruhnya menghasilkan alat peralatan pertahanan dan keamanan, jasa pemeliharaan
untuk memenuhi kepentingan strategis di bidang pertahanan dan keamanan yang berlokasi di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembinaan & Pengelolaan Industri Strategis di Indonesia pernah berpindah-pindah, dari
Departemen Teknis, Tim Pengembangan Industri Hankam (1980-1983), Tim Pelaksana
Pengembangan Industri Strategis (1983-1989), Kementerian Riset & Teknologi / Badan
Pengelola Industri Strategis (BPIS) (1989-1998) PT Bahana Pakarya Industri Strategis (1998-
2002), Kementerian BUMN (2002-Sekarang). Komite Kebijakan Industri Pertahanan
dibentuk mulai 2012 untuk mengkoordinasikan kebijakan nasional tentang Industri
Pertahanan.

1
Industri strategis Indonesia kini kian berkembang pesat. Bagaimana tidak? Produk-produk
dari industri Indonesia telah sampai di beberapa negara maju seperti Korea Selatan. Tidak
hanya itu, kualitas dari barang yang dihasilkan pun dinilai telah mampu untuk bersaing di
pasar internasional. Pasalnya produk tersebut merupakan hasil dari pengembangan teknologi
oleh anak bangsa. Tentu menjadi kebanggaan tersendiri mengetahui bahwa SDM kita mampu
mengembangkan ke-Iptekanya untuk membantu Indonesia.
Industri strategis merupakan industri berbasis teknologi yang mengolah bahan dasar
menjadi barang berkualitas dan bernilai tinggi. Industri Strategis Indonesia berada di bawah
naungan BUMN yang mana berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tujuan pembuatan industri strategis ini agar Indonesia bisa lebih mandiri dalam
pemenuhan persenjataan dan transportasi. Selain itu, Industri strategis juga bertujuan untuk
memperluas pasar ke berbagai negara dengan hasil produk yang berkualitas tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika industri strategis di Indonesia?
2. Bagaimana dampak industri strategis pada sosial, ekonomi dan politik di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana dinamika industri strategis di Indonesia.
2. Untuk mengetahui dampak industri strategis pada sosial, ekonomi dan politik di
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Industri Strategis Di Indonesia
Menurut UU 3 no. 2014 tentang Perindustrian, Industri Strategis adalah Industri yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, meningkatkan atau
menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis, atau mempunyai kaitan dengan
kepentingan pertahanan serta keamanan negara dalam rangka pemenuhan tugas pemerintah
negara.

Pembinaan & Pengelolaan Industri Strategis di Indonesia pernah berpindah-pindah, dari


Departemen Teknis, Tim Pengembangan Industri Hankam (1980-1983), Tim Pelaksana
Pengembangan Industri Strategis (1983-1989), Kementerian Riset & Teknologi / Badan
Pengelola Industri Strategis (BPIS) (1989-1998) PT Bahana Pakarya Industri Strategis (1998-
2002), Kementerian BUMN (2002-Sekarang). Komite Kebijakan Industri Pertahanan
dibentuk mulai 2012 untuk mengkoordinasikan kebijakan nasional tentang Industri
Pertahanan.

Proses industrialisasi modern di Indonesia sendiri mulai berlangsung sejak dekade 1970-
an. Tokoh sentralnya adalah B.J. Habibie. Tahun 1974 Habibie selaku Menteri Riset dan
Teknologi mendirikan divisi Advanced Technology dan Teknologi Penerbangan
di Pertamina yang kemudian berkembang menjadi PT Industri Pesawat Terbang
Nurtanio (cikal bakal PT IPTN dan PT DI) pada tahun 1976 dan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi tahun 1978. Perlahan tapi pasti, pemerintah menata strategi penguasaan
teknologi dan pembangunan industri dengan membentuk Tim Pengembangan Industri
Hankam tahun 1980 dan dilanjutkan dengan Tim Pelaksana Pengembangan Industri Strategis
(TPPIS) tahun 1983. Hasil kajian TPPIS menghasilkan pembentukan BPIS tahun 1989. BPIS
menjadi tonggak awal proses industrialisasi strategis yang modern di Indonesia.

Sebelumnya, Pembinaan dan pengelolaan BUMN Industri Strategis berada pada


Departemen teknis terkait sehingga pembinaan dan pengelolaannya belum terintegrasi
dengan baik, kemudian pada tahun 1989 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 44
tahun 1989 tentang Badan Pengelola Industri Strategis maka sepuluh industri dinamakan
BUMN Industri Strategis dengan tujuan pemerintah ingin membangun dan mengembangkan
industri pertahanan dan kemandirian Pertahanan dan Keamanan (HANKAM). Lembaga
Pemerintah Non Departemen BPIS ini diketuai langsung oleh Menteri Riset dan

3
Teknologi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yaitu B.J Habibie sendiri.
BPIS ditugaskan untuk membina, mengelola dan mengembangkan sepuluh Industri Strategis
tersebut.

10 BUMN Strategis tersebut diantaranya:

1. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara;


2. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. PAL Indonesia;
3. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. PINDAD;
4. Perusahaan Umum (PERUM) Dahana;
5. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Krakatau Steel;
6. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. BARATA INDONESIA;
7. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Boma Bisma Indra;
8. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Industri Kereta Api;
9. Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Industri Telekomunikasi Indonesia;
10. Unit Produksi Lembaga Elektronika Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Kawasan Industri Strategis di Indonesia

Peraturan Kawasan Industri Strategis Untuk Investasi Yang Diatur Kemenperin

Di dalam peraturan yang dibuat Kemenperin, kawasan untuk investasi ini tercantum
pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 30 Tahun 2020 yang mengatur tentang proses
dalam perencanaan dan penetapan sebuah kawasan peruntukan industri atau yang bisa
disingkat KPI. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan
Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Dody Widodo pada 27 November 2021,
peraturan ini dibuat guna melancarkan tujuan dari pembuatan kawasan industri strategis
untuk investasi. Tujuan tersebut tidak lain tidak bukan adalah menarik para investor, yang
nantinya akan dimanfaatkan sebagai pendorong pengembangan wilayah dan pemicu
pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah Indonesia

Data dari Kemenperin, diketahui sudah ada total 611 ribu hektare di seluruh Indonesia
yang tergolong dalam kawasan industri yang cocok untuk investasi. Diketahui juga, sebagian
atau sekitar 50% dari total tersebut berada di Pulau Jawa-Bali, atau lebih tepatnya sebanyak
121 kawasan industri strategis untuk investasi dengan luas mencapai 53 ribu hektare.

4
Peta Proyek Kawasan Industri Strategis untuk Investasi 2022

Dalam menentukan kelayakan peta proyek kawasan industri strategis untuk investasi
di tahun 2022 dapat dilakukan dengan mengacu pada peraturan terbaru. Peraturan terbaru
terkait ketentuan kawasan industri strategis untuk investasi ini diatur dalam Keppres No.11
Tahun 2021 yang memuat tentang Satuan Tugas Percepatan Investasi. Peraturan ini dinilai
untuk mengingatkan betapa pentingnya peningkatan investasi. Dari peraturan ini juga,
akhirnya tersusun peta proyek untuk investasi yang terdiri dari 25 proyek di 20 provinsi
Indonesia. Kelayakan proyek ini dinilai dari segi infografis dan informasi berbasis spasial
untuk proyek. Sedangkan untuk sektornya, proyek-proyek ini difokuskan dalam bidang
pariwisata, infrastruktur penunjang kawasan, dan pengembangan kawasan itu sendiri. Untuk
mempermudah informasi, berikut di bawah ini beberapa kriteria yang diperuntukkan kawasan
industri strategis untuk investasi:

1. Kriteria prioritas

Pada kriteria ini, proyek harus strategis dan mempunyai modal yang padat. Selain itu,
proyek juga harus mengutamakan kegiatan ekspor dengan menjalani proses kegiatan
penelitian, inovasi, dan pengembangan. Karena diharuskan menggunakan teknologi tingkat
tinggi, beberapa usaha yang sesuai seperti industri kilang minyak, angkutan laut, energi
terbarukan, logam, dan lain sebagainya.

2. Kriteria untuk Koperasi dan UMKM

Pada kriteria kedua ini, proses industri boleh menggunakan teknologi yang sederhana.
Namun tetap padat karya dan dianjurkan untuk memiliki warisan budaya yang turun temurun.
Karena biasanya lebih berfokus pada proses, maka modalnya juga tidak melebihi 10 miliar
rupiah.

3. Kriteria Khusus dengan syarat dan pembatasan tertentu

Pada kriteria ini, penanaman modal proyek haruslah berasal dari dalam negeri dan
membutuhkan izin khusus untuk modal asing karena diberlakukannya pembatasan.

5
Kriteria Penetapan Kawasan Industri Strategis untuk Investasi

Selain kriteria pada bidang usahanya, pemerintah juga mengatur kriteria untuk
penetapan kawasan yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri. Penetapan ini bersifat
umum dari mulai perusahaan industri, industri menengah, dan industri kecil dengan
pengarahan langsung di setiap daerahnya, baik yang ada di kabupaten ataupun kota. Menurut
Peremenperin No.30 Tahun 2020, berikut beberapa kriteria yang dipakai dalam penetapan
kawasan industri strategis untuk investasi:

1. Lahan

Lahan kawasan strategis untuk investasi haruslah mempunyai kondisi lahan yang
ideal, dengan memperhatikan aspek bencana dan topografisnya. Maksudnya, kawasan
industri tersebut tidak berada di wilayah yang rawan bencana berisiko tinggi, daya tampung
dan daya dukung lahan sesuai, serta tidak berada di kemiringan tanah di atas 15%.

2. Status Lahan

Pada kriteria ini, kawasan harus memperhatikan status dan pola guna lahan yang
berasal dari pertanahan dan penataan ruang. Dengan artian kata, kawasan industri tidak boleh
berdiri di lahan penguasaan adat, kawasan lindung, serta lahan pertanian pangan
berkelanjutan.

3. Luas Lahan dan Aksesibilitas

Kawasan industri strategis untuk investasi harus mempunyai luas lahan yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan mempunyai aksesibilitas. Hal ini untuk
mempermudah proses kegiatan, baik dari pengangkutan bahan baku, logistik, pergerakan
tenaga kerja, hingga pada proses distribusi hasil industri. Aksesibilitas ini tentunya harus
mempertimbangkan jalur transportasi yang beroperasi di berbagai tempat, baik di darat,
udara, maupun di air. Misalnya, di darat, jalur industri bisa diakses melalui jalan tol dan
stasiun, atau di air yang bisa melalui pelabuhan, dan sebagainya.

4. Terdapat Sumber Air Baku

Kriteria berikutnya dalam penetapan kawasan industri strategis untuk investasi yakni
mempunyai sumber air baku. Meliputi berbagai hal, sumber air baku ini bisa dinilai dari air
minum, air permukaan, dan air bersih yang dikelola perusahaan, serta air yang termasuk
olahan limbah industri.

6
5. Lain-lain

Kriteria lain-lain ini, meliputi adanya pembuangan air limbah yang bisa melalui air
permukaan, laut, ataupun aplikasi langsung ke tanah. Lalu, adanya jaringan energi,
kelistrikan, dan telekomunikasi yang memadai. Berikutnya juga dinilai dari kepadatan area
permukiman sekitar, serta kesesuaian dengan rencana pembangunan di wilayah industri
daerah.

B. Dampak Industri Strategis Pada Sosial, Ekonomi dan Politik di Indonesia.


a. Sosial
Keberadaan industri di suatu wilayah akan mempengaruhi masyarakat, sebagaimana
menurut Parker dkk (1992, hlm. 92) bahwa: pengaruh industri terhadap masyarakat bisa
berupa nilai- nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat dan usaha industrial interset group
untuk mempengaruhi masyarakat. Pengaruh ini biasanya menimbulkan perubahan dalam
masyarakat tersebut salah satunya perubahan struktur sosial. Pada beberapa keadaan, struktur
sosial dipergunakan untuk menggambarkan keteraturan sosial. Sebagaimana menurut
Soekanto (2010, hlm. 55) menjelaskan bahwa struktur sosial adalah cara-cara interaksi oleh
para individu dan kelompok-kelompok yang saling bertemu dan membentuk suatu hubungan
serta apabila terjadi suatu perubahan-perubahan yang disebabkan oleh goyahnya cara-cara
hidup yang telah ada atau dapat diartikan bahwa struktur sosial sebagai pengaruh timbal balik
antara berbagai segi kehidupan.

Menurut Ridwan (2007, hlm. 45) mengemukakan bahwa “industri sebagai tempat
produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan siap pakai untuk
memenuhi kebutuhan manusia”. Sedangkan industri menurut Hendro (2000, hlm. 20) yaitu:
Industri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai bagian dari sistem
perekonomian atau sistem mata pencahariannya dan merupakan suatu usaha dari manusia
dalam menggabungkan atau mengolah bahan-bahan dari sumber daya lingkungan menjadi
barang yang bermanfaat bagi manusia. Berdasarkan dari berbagai pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya industri merupakan bagian dari proses produksi
yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, sehingga
menjadi barang yang memiliki kegunaan dan nilai tambah untuk memenuhi berbagai
kebutuhan manusia

7
Industrialisasi merupakan salah satu bentuk pendorong menuju modernisasi yang
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Perubahan pembangunan yang pesat
akibat industri selain akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga akan berdampak
langsung pada kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Seperti dua sisi mata uang
logam yang berbeda, memiliki dampak positif dan negatif tertentu bagi masyarakat sekitar.
Terkait dengan kawasan industri, percepatan pengembangan dilakukan agar pembangunan di
suatu wilayah dapat dicapai secara cepat, tepat, tertib, dan teratur.

Oleh karena itu, seiring pengembangan kawasan industri di suatu wilayah, tetap perlu
mengindahkan peraturan pemerintah yang terkait dengan lingkungan kawasan industri
maupun masyarakat sekitar yang akan memperoleh dampak langsung akibat berdirinya
kawasan industri di sekitar pemukiman mereka.

Keberadaan kawasan industri memberikan dampak positif cukup signifikan,


kecenderungan masyarakat menyambut baik akan keberadaan kawasan industri. Mereka
merasakan banyak hal yang dapat mereka alami. Di samping mampu meningkatkan kualitas
kesejahteraan masyarakat, membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar kawasan dan
mengurangi pengangguran. Keterbatasan modal menjadi faktor utama bagi keberlanjutan
usaha masyarakat, agar mereka dapat hidup layak dan lebih berdaya. Oleh karena itu,
pemerintah perlu menggalang keterlibatan swasta, dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang
berada di kawasan industri untuk membuat program anak asuh bagi masyarakat yang
memiliki semangat wirausaha atau sudah merintis usaha untuk mendapatkan bantuan dana
pengembangan usaha.

Keberadaan kawasan industri dekat pemukiman warga mampu meningkatkan


kesejahteraan sosial masyarakat.Diketahui bahwa kehadiran perusahaan membuka lapangan
kerja, namun peluang masyarakat setempat mendapat pekerjaan relatif masih belum optimal,
karena harus bersaing dengan para pendatang.

Dampak positif yang betul-betul dirasakan masyarakat dengan keberadaan kawasan


industri, adalah perusahaan membantu masyarakat tidak mampu. Dampak negatif yang paling
dirasakan dari keberadaan kawasan industri, tidak dapat dipungkiri dengan jumlah pendatang
yang meningkat, persaingan kerja pun semakin meningkat, sehingga potensi timbulnya
kriminalitas tidak dapat dihindari.

8
b. Ekonomi

Indonesia memiliki sistem ekonomi yang berbeda dengan negara lain. Hal tersebut
dikarenakan sejarah dan ideologi bangsa Indonesia sebagai faktor yang mempengaruhi jenis
sistem ekonomi yang diterapkan pada suatu negara juga berbeda. Pancasila sebagai dasar
negara mejadi azas dari sistem ekonomi Indonesia yang kekeluargaan dan gotong royong
serta selaras dengan sila-sila pada Pancasila. Selain itu agar sistem ekonomi juga selaras
dengan dinamika globalisasi saat ini, maka perlu adanya penyesuaian dengan perkembangan
penggunaan teknologi informasi, komputer dan juga jaringan internet.

Bidang Ekonomi pada revolusi industri 4.0 saat ini sedang pada perubahan besar pada
kemajuan teknologi memungkinkan otomatisasi hampir disemua bidang. Diantara tantangan
yang sedang dihadapi pada saat ini, teknologi yang menggabungkan dunia fisik,digital
dengan cara yang fundamental mengubah umat manusia, sejauh mana transformasi ini akan
berdampak positif. Transformasi yang memberikan dampak positif, dimana peran dunia
usaha dan organisasi sosial dinilai sangat strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi
bangsa, sehingga pertumbuhan ekonomi mendorong pertumbuhan lebih kuat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi 5%. Meningkatnya kemandirian ekonomi mendorong dapat
memperkuat orientasi kewirausahaan guna pertumbuhan lebih baik sehingga dapat mencapai
tingkat kesejahteraan masyarakat secara merata.

Sedangkan sistem ekonomi Pancasila memiliki fokus terhadap UMKM, pengembangan


sumber daya manusia, sektor unggulan dan nilai Islam universal akan saling
berinteraksi dan bersinergi dengan perkembangan teknologi informasi dan komputer. Lebih
lanjut revolusi industri 4.0 saat ini merupakan katalis atau unsur yang mempercepat
implementasi dari sistem ekonomi Pancasila. Wujud implementasi dari sistem ekonomi
Indonesia adalah program-program dan strategi pembangunan sehingga seluruh program
dan strategi pembangunan di Indonesia harus didukung dengan teknologi informasi dan
internet. Oleh karenanya penyebaran fasilitas internet di seluruh wilayah Indonesia harus
menjadi perhatian pemerintah terutama daerah-daerah pedesaan dan daerah yang sulit
terjangkau. Lebih lanjut, tedapat tantangan untuk dapat mengimplementasi pemerataan
ketersediaan jaringan internet di seluruh daerah di Indonesia.

9
c. Politik

Jika dalam ekonomi politik menganalisi berdasarkan pendekatan pasar seperti liberal
klasik atau neoliberal yang melihat bahwa peran negara hanya sebatas instrumen atau institusi
yang dapat dimanfaatkan oleh individu atau kelompok-kelompok kepentingan yang memiliki
akses untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya. Negara tidak dipandang sebagai pelaku aktif
dalam memainkan perannya hanya dipandang sebagai instrumen yang memiliki fungsi bagi
kelompok kepentingan atau kelas-kelas tertentu. Sedangkan pendekatan negara justru melihat
negara sabagai institusi atau lembaga formal yang memiliki legalitas secara hukum mampu
memberdayakan ekonomi masyarakat menekankan pada keterlibatan negara untuk
menciptakan stabilitas ekonomi. Jadi peran negara tidak saja hadir ketika pasar telah
mengalami kegagalan.

Negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya bantuan dari sumber lainnya yang dapat
menopang kehidupan negara. Dalam artian luas negara menyangkut kepentingan publik yang
dijadikan kepentingan privat, tidak adanya sumber energi penopang lainnya kecuali dari
perekonomian sehingga negara menjadi variable dependen (ketergantungan). Posisi negara
dan ekonomi dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yang pertama pembedaan antara
negara dengan perekonomian, kedua perekonomian diberikan posisi utama dan pusat dari
perekonomian adalah kebutuhan dan kepentingan individu, terakhir negara dipandang sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan pribadi ketika kemampuan dari individu-individu secara
pribadi (perekonomian) tidak dapat memenuhinya.

Pendekatan ekonomi politik yang menitikberatkan pada negara (state) sebagai pemeran
utama dalam kegiatan perekonomian yang mana telah memiliki keputusan sendiri dalam
mereduksi akan kebutuhan publik dan pribadi. Untuk membedakan dengan pendekatan-
pendekatan lainnya dalam kajian ekonomi politik para ilmuwan memberikan istilah “otonomi
negara” sebagai penjelas bahwa negara itu sebagai pusat proses ekonomi. Otonomi negara
yang merujuk pada kemampuan negara untuk mendefinisikannya sendiri dan menjalankan
agenda secara independen tanpa adanya kepentingan pribadi dari individu-individu
masyarakat. Analisisnya ekonomi dan politik awalnya memiliki wilayah yang berbeda antara
privat dan publik, namun ketika diterapkan dalam pendekatan negara artinya wilayah politik
adalah negara (publik) sekaligus memandang bahwa agenda dari negara dan perekonomian
merupakan agenda dari publik yang kemudian ditarik menjadi agenda pribadi negara.

10
kini ketika kepentingan publik dikelola oleh negara tanpa intervensi dari pihak manapun,
tanpa adanya kepentingan eksternal maka kepentingan publik (masyarakat) menjadi
kepentingan pribadi negara. Kemandirian negara untuk mengatur dirinya sendiri
memperlihatkan kendali sosial tidak sepenuhnya dapat mendikte keputusan negara, karena
tidak seluruhnya tuntutan-tuntutan yang diajukan oleh sosial (masyarakat) tidak menjadi
agenda atau prioritas keputusan bersama.

Seringkali pandangan antara negara dengan masyarakat berbeda atau bertentangan namun
hal ini seringkali menjadikan keputusan yang telah diambil oleh negara mengatasnamakan
kepentingan masyarakat. Ketika suatu negara telah memutuskan untuk memilih otonomi
negara maka seharusnya harus terlepas dari kepentingan-kepentingan kelas/kelompok
meskipun senyatanya begitu sulit. Terdapat tiga konsekuesi yang harus ditanggung oleh
pendekatan ini. (1) negara yang bebas adalah negara yang menang dan mampu melawan
tekanan dari masyarakat karena perbedaan kepentingan, (2) negara tidak dapat dipengaruhi
oleh kelompok kepentingan manapun, (3) negara mampu menolak tekanan eksternal.

Konsep ini banyak dianut oleh pemikir para pengambil kebijakan digambarkan negara
kuat vs negara lemah. Keputusan yang diambil menghasilkan suatu tindakan, yang mana
tindakan tersebut dijalankan oleh indvidu-invdividu pemegang jabatan.Keputusan yang
bersifat mengikat bagi seluruh elemen masyarakat negara.Pemegang jabatan dalam
pemerintahan terkadang mengambil keputusan berdasarkan suara dari konstituenya. Maka
menurut Eric Nordlinger dalam On the Authonomy of the Democratic State (1981)
mengemukakan otonomi negara yaitu kemampuan pejabat negara untuk melaksanakan
pilihan mereka dengan cara menterjemahkan pilihan tersebut ke dalam kebijakan publik yang
selaras atau bertentangan dengan pilihan orang lain.

Kebijakan yang diambil tidak selalu bersifat menguntungkan bagi masyarakat luas,
keputusan-keputusan yang diambil dipengaruhi oleh situasi dan kondisi.Adanya
pertentangan-pertentangan diantara pejabat dengan masyarakat menjadi pemicu konflik
tuntutan-tuntutan yang terorganisir melalui kelompok-kelompok kepentingan (partai politik)
yang disodorkan ke negara.Pendekatan yang berfokus pada peran negara seharusnya lebih
mempertimbang kepentingan publik yang menyangkut banyak elemen bukan beranggapan
tujuan negara itu sekumpulan dari kepentingan hanya untuk segelintir orang saja.Pada
dasarnya tujuannegara sendiri merujuk pada kepentingan dan keuntungan masyarakat luas
atau lebih tepatnya mengedepankan kepentingan nasional.

11
Sebagai institusi formal negara bertanggung jawab untuk menentukan nilai-nilai yang
dianut dan berguna untuk menentukan tujuan hidup publik. Seperti apa yang telah dinyatakan
sebelumnya, sebagai negara otonom secara independen memiliki pandangan dan agenda yang
akan dicapainya. Agenda negara sama dengan kepentingan nasional, tujuan yang ingin
dicapai oleh bangsa/negara berdasarkan kebutuhan dan cita-cita. Para pembuat keputusan
kebijakan berusaha memilah dan memilih bagian-bagian terpenting yang akan masuk pada
agenda kepentinga nasional. Pembuat kebijakan melihat perspektif kepentingan nasional
didasarkan pada kebutuhan dan kekuatan publik, dan tidak ditunggangi oleh kepentingan
pribadi baik dari kelompok kepentingan maupunpemangku kekuasaan itu sendiri. Dalam
pemahaman pendekatan berbasis negara yang bertumpu pada institusi politik sebagai
pemegang kewenangan dapat menjelaskan hubungan seperti apa politik (negara) dengan
ekonomi. Negara dapat meregulasi hal-hal yang menyangkut perekonomian beserta pelaku
ekonomi.Negara sebagai penghasil kebijakan sumber daya yang mempengaruhi distribusi
pasar atau kebijakan makro-ekonomi mempengaruhi pasar.Meskipun dalam pelaksanaanya
pengaruh penguasa politik tidaklah dijalankan secara langsung melainkan melalui variable-
variabel lain seperti pengaturan melalui regulasi pemerintahan.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Industri strategis adalah industri pengolahan yang memproses output dari industri dasar
menjadi barang bernilai tambah yang tinggi. Produk hasil industri ini biasanya adalah
barang intermediate atau barang modal yang akan digunakan oleh industri hilir untuk
memproduksi barang dan jasa. Industri strategis biasanya berupa kumpulan badan usaha
milik negara (BUMN) terpilih yang bergerak dalam industri berbasis teknologi dan
ditetapkan sebagai wahana transformasi industri melalui penguasaan teknologi.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, maka penulis sangat mengharapkan saran serta kritik bagi
pembaca untuk lebih baik kedepannya. Adapaun makalah ini dibuat untuk menambah
wawasan pembaca agar mengetahui informasi mengenai Industri Strategis dan Dampak
Sosial Ekonomi dan Politik di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Panduan bagi Mahasiswa untuk


Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_Industri_Strategis_Indonesia
https://ime.eng.ui.ac.id/mengetahui-industri-strategis-di-indonesia/
http://www.sipr.jogjaprov.go.id/sikoper/tarupedia/detail/industri-strategis
https://www.iiie.co.id/kawasan-industri-strategis-di-indonesia/

14

Anda mungkin juga menyukai