Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERAWATAN SISTEM EFI

BBPPMPV BMTI BANDUNG

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Kelas XII

Tahun Pelajaran 2023/2024

Disusun oleh :

AMIR ASIDIQ

NIS. 21220324

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

SMK YASMI GEBANG


2023

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan PraktekLapangan (PKL) yang disusun oleh :

Nama : Amir Asidiq

NIS :21220324

Program Keahlian : Teknik Otomotif

Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Dengan judul

PERAWATAN SISTEM EFI

Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Kepala Program Keahlian Pembimbing

Gina Lukistiawati, S.Pd. Ceceng Basyar, SST.

Mengetahui

Kepala SMK Yasmi Gebang

Darsono,spd
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAHSWT,. Atas


rahmat dan karunianya laporan PraktekKerja Industri (Prakerin)yang merupakan
sub pokok dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini dapat diselesaikan dengan
baik.

Laporan praktek kerja industri diambil dari kegiatan selama mengikuti


praktek di instansi, dari buku jurnal harian dan buku mengenai pembahasan
laporan tersebut juga dari para pembimbing industri sehingga laporan Praktek
Kerja Industri sesuai dengan pemaparannya.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktek kerja industri


merupakan tanggung jawab kita sebagai siswa tingkat II sekolah menengah
kejuruan.

Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan banyak terima kasih


kepada :

1. Bpk. Darsono, S.Pd.i. selaku kepala sekolah SMK Yasmi Gebang Cirebon
2. Bpk. Supriyono,M.Si. selaku kepala BBPPMPV BMTI Bandung
3. Instruktur
4. Seluruh Pegawai / Staf BBPPMPV BMTI Bandung
5. Ibu Gina Lukistiawati, S.Pd. selaku pembimbing penulisan laporan
6. Ibu Gina Lukistiawati, S.Pd. selaku Kaprog Teknik Kendaraan Ringan
7. Bpk. Addie Rahmatullah, S.Pd. Selaku wali kelas XI TKRO D
8. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membantu baik secara moral maupun
material sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik

Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun laporan
ini. Tidak lupa penyusun menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan aspirasi sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik,
semoga laporan ini dapat tersusun lebih baik dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca

Cirebon, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………


HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………
1.2Maksud dan Tujuan ………………………………………………
1.3 Manfaat ………………………………………………………………
1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………………
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………………
2.1 Gambaran umum Perusahaan ………………………………………
2.1.1 Sejarah singkat Perusahaan ………………………………
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ………………………………
2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………………………
2.2 Uraian Kerja ………………………………………………………
2.3 Jadwal Kegiatan ………………………………………………………
Mengidentifikasi komponen sistem pengapian
BAB III PEMBAHASAN DAN TEMUAN………………………………
3.1 Teori Dasar ………………………………………………………
3.2 Temuan Studi ………………………………………………………
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………
4.2 Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………………
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan praktek kerja industri (prakerin) merupakan kegiatan belajar


mengajar (KBM) pada sekolah menengah kejurusan (SMK) sebagai tempat untuk
belajar bagi siswa, dengan harapan siswa mampu belajar mempraktekkan apa
yang telah diperoleh di bangku sekolah serta mendidik siswa untuk bekerja
sebagai bekal dimasa yang akan datang.

Kegiatan praktek kerja industri (prakerin) tentunya harus sesuai dengan


program keahlian teknik otomotif kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan,
maka kegiatan praktek kerja industri pun dilaksanakan di bengkel-bengkel, baik
bengkel motor maupun bengkel mobil. dengan harapan mampu mengenal
peralatan, komponen-komponen kendaraan serta mampu membantu mekanik
dalam perbaikan kendaraan.

Baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan praktek kerja


industri (prakerin) ini akan bermanfaat bagi siswa maupun bagi sekolah, karena
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga bekerja secara
langsung pada bengkel, di sekolah tentunya bermanfaat karena siswanya dapat
belajar mempraktekkan apa yang diperoleh di sekolah sesuai dengan program
keahliannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) mempunyai maksud dan tujuan


baik bagi siswa maupun bagi sekolah, antara lain :
a. Dengan kegiatan Prakerin ini diharapkan siswa dapat mempraktekkan apa
yang diajarkan sekolah.
b. Dengan kegiatan Prakerin ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman
yang sangat berharga baik secara ilmu maupun mental berwirausaha.
c. Dengan kegiatan ini diharapkan mampu berkomunikasi baik dengan
konsumen maupun dengan pemilik serta dengan mekanik-mekaniknya.
d. Memberikan masukan kepada sekolah perihal kekurangan-kekurangan
yang diajarkan, sebagai bekal evaluasi bagi sekolah.
e. Sebagai sarana motivasi untuk bekerja setelah lulus sekolah.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain :

a. Belajar hidup mandiri


b. Bertambahnya ilmu
c. Belajar bertanggung jawab
d. Mengerti aturan kerja
e. Mampu berkomunikasi dengan baik
BAB II

KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

2.1 Gambaran umum perusahaan

Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang


Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Pendidikan
Vokasi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pendiriannya mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:
26 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. BBPPMPV BMTI memiliki tugas
melaksanakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan di bidang mesin dan
teknik industri dan mempunyai fungsi:

1. Penyusunan program pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi;


2. Pelaksanaan penjaminan mutu peserta didik, sarana prasarana, dan tata
kelola pendidikan vokasi;
3. Pelaksanaan penyelarasan pendidikan vokasi sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha dan dunia industri;
4. Pelaksanaan fasilitasi dan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan vokasi;
5. Pengelolaan data dan informasi;
6. Pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan penjaminan mutu
pendidikan vokasi;
7. Pelaksanaan evaluasi pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi;
dan
8. Pelaksanaan urusan administrasi.
2.1.1 Sejarah singkat perusahaan

SEJARAH SINGKAT KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN


AWAL BBPPMPV BMTI BANDUNG

1. Pembangunan Pendidikan Teknologi pada Pelita I (1969/1970


– 1974/1975)

Pemerintah Republik Indonesia telah menempatkan pembangunan


pendidikan teknologi sebagai bagian integral rencana
pembangunan lima tahun guna penyiapan tenaga kerja teknisi
untuk mengisi keperluan pembangunan itu sendiri.

Tahun pertama Pelita I (1969-1970) dimulai dengan pembangunan


8 (delapan) STM Pembangunan, dengan menggunakan sumber
daya yang dimiliki oleh Indonesia sendiri (dengan tenaga dan dana
yang ada). Suatu hal yang penting untuk dicatat, bahwa Direktorat
Pendidikan Teknologi adalah satu-satunya direktorat yang paling
siap dengan paket proposal pembangunan pada waktu itu. Sebelum
Pelita 1 dimulai, Direktorat Pendidikan Teknologi (dalam masa
jabatan Kol. Amir Gondokusumo sebagai Direktur), telah
melakukan analisis kebutuhan, analisis jabatan, sampai kepada
analisis kemampuan yangkemudian dijabarkan dalam bentuk
kurikulum STM Pembangunan. Bertepatan dengan adanya
program Pelita I, segera program tersebut dapat direalisasikan.

Tahun kedua Pelita I (1970-1971), pembangunan pendidikan


teknik ditingkatkan lagi dengan pembangunan lima TTC
(TechnicalTraining Centre = BLPT, Balai Latihan Pendidikan
Teknik), dengan bantuan pinjaman dana dari World Bank, dan
bantuan tenaga ahli dari UNESCO dan dari pemerintah Inggris.
Tahun Keempat Pelita I (1972-1973), diadakan proyek peningktan
Mutu Pengajaran Teknik (PMPT), dengan pusat penyelenggara di
STM Instruktor (ex SGPT), Jl. Dr. Rum No. 9, Bandung, untuk
mendukung peningkatan mutu guru teknik pada proyek-proyek
STM Pembangunan dan BLPT

2. Perkembangan Kelembagaan

Sejalan dengan perkembangan yang semakin intensif


pembangunan pendidikan teknik, antara lain dengan penambahan 4
(empat) BLPT (menjadi sembilan) atas bantuan pinjaman dari
World Bank, dan rehabilitasi 27 STM atas bantuan pinjaman dari
pemerintah Belanda, maka mulai dirasakan perlunya pelembagaaan
proyek-proyek penataran guru teknik. Melalui bantuan tenaga ahli
Australia (Mr. Ian Scott, tahun 1972-1973, dan Mr. Ken Sharp,
tahun 1974-1975) dirumuskan satu bentuk kelembagaan, yang
waktu itu disebut TTUC (TechnicalTeacherUpgrading Centre) di
Jalan Dr. Rum No. 9 Bandung.

Sejak tahun 1975/1976, kegiatan-kegiatan penataran telah mulai


dioperasikan secara melembaga oleh TTUC, sekalipun waktu itu
masih berstatus proyek, dengan pemimpin proyek Drs. E.M.
Hidayat.

Perlu juga dicatat, bahwa pengakuan (recognition) terhadap fungsi


dan peranan pendidikan teknologi sebagai bagian integral program
pembangunan nasional (Repelita), mulai diperoleh pada masa
jabatan Drs. Soenaryo, M.Sc. sebagai Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan (dari tahun 1972 sampai dengan tahun 1979).
Pada masa itu juga sistem pendidikan menengah kejuruan
dirumuskan secara konsepsional.

Untuk mendukung upaya pelembagaan TTUC, atas bantuan (grant)


Pemerintah Australia, tahun 1976 dikirim sebanyak 6 orang guru-
guru teknik pilihan, dilatih selama 1 tahun di Australia. Mereka
inilah yang kemudian menjadi tenaga andalan pelembagaan TTUC
yang belakangan dikenal sebagai PPPG Teknologi Bandung.
Beberapa orang dari mereka yang berperanan aktif dan menonjol,
antara lain ; Achmad Suwarna, M. Bukit, Soenarno, R. Sitorus,
Hadi Moelyono, dan Soekandar.

3. Modal Awal Pelembagaan TTUC (TechnicalTeacherUpgrading


Centre)

Pada tahun 1979, STM Instruktur (yang kemudian bernama STM


Negeri 5 Bandung), pindah dari jalan Dr. Rum ke Jalan Pajajaran
92 Bandung, dan sejak itu Kampus STM Instruktor di Jalan Dr.
Rum No. 9, secara penuh menjadi modal awal pelembagaan
TTUC. Modal awal tenaga instruktor berasal dari :

1) Tenaga yang telah dilatih di Australia;


2) Guru-guru STM Instruktur Bandung; dan
3) Guru-guru STM pilihan dari STM seluruh Indonesia yang
dicatat
berprestasi menonjol selama mengikuti penataran PMPT.

4. Pelaksanaan Program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi

Pelaksanaan program penataran guru STM dalam bentuk Program


Diploma III Guru Kejuruan Teknologi yang dimulai bulan Juli
1982, adalah suatu tantangan dan sekaligus sebagai kesempatan
untuk memantapkan organisasi dan manajemen PPPG Teknologi
Bandung.

Misi Pelaksanaan Program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi


pada awalnya telah secara jelas digariskan oleh Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan yaitu “menciptakan guru STM
menjadi guru profesional”. Tidak hanya dalam penguasaan
keterampilan mencapai tingkat kompetensi profesional, tetapi
ditekankan pada pembentukan sikap profesional yang harus dapat
diukur melalui “Conduct” dan produktivitasnya. Misi telah
memaksa PPPG Teknologi Bandung menyajikan program yang
berkualitas profesional atas dukungan manajemen yang
berperforma profesional.

Kajian pengembangan PPPG Teknologi Bandung dari fungsi


sekedar “ Pusat penataran “ menjadi “pusat pengembangan
pendidikan teknologi”, telah memberi inspirasi untuk memikirkan
pemindahan kampus PPPG Teknologi dari Jl. Dr. Rum No. 9
Bandung yang hanya memiliki area tanah sekitar 2,9 Ha, ke lokasi
yang lebih luas yang memungkinkan PPPG Teknologi
mengembangkan fungsinya menjadi pusat pengembangan

5. Pemindahan Kampus

Pada tahun 1982, Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (pada


waktu itu Ir. Hadiwiratama, M.Sc.E) menetapkan rencana
pemindahan kampus PPPG Teknologi Bandung ke Desa Cibabat,
Cimahi Utara dengan penyediaan dana pengadaan tanah pada
Tahun anggaran 1982-1983. Pembangunan gedung beserta sarana
penunjang dilaksanakan pada tahun anggaran 1983-1984, 1984-
1985, dan 1985-1986.

Kejadian yang dirasakan cukup mengesankan, pada bulan Juni


1986 saat permindahan PPPG Teknologi Bandung dari Jl. Dr. Rum
No.9 Bandung ke Jl. Pasantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan
Cimahi Utara. Pemindahan keseluruhan alat bengkel dan
perlengkapan PPPG Teknologi Bandung dilakukan hanya dalam 1
minggu, dan proses pemasangan dan penataan kembali di kampus
baru diselesaikan dalam waktu 1 minggu berikutnya. Seluruh staf,
mahasiswa, dan peserta penataran PPPG Teknologi Bandung
dikerahkan ikut berperanan aktif, sehingga proses pemindahan itu
sendiri sekaligus berperanan meningkatkan rasa percaya diri dan
membangun kekompakan kerja antar staf, mahasiswa, dan peserta
penataran.

Pada bulan Desember 1987, enam orang angkatan terakhir tenaga


ahli Australia meninggalkan PPPG Teknologi Bandung, sesuai
dengan batas akhir Proyek Kerja Sama Indonesia-Australia
(IATEP).

6. Peresmian Pemakaian Kampus (Baru) PPPG Teknologi


Bandung

Pada tanggal 27 Juli 1988, peresmian pemakaian kampus baru


PPPG Teknologi Bandung, oleh bapak Fuad Hasan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Acara peresmian dihadiri juga oleh
Duta Besar Australia, Mr. Bill Morrison. Hal yang sangat menarik
pada waktu itu, kedua belah pihak (Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan serta Dubes Australia) menyampaikan pernyataan
bersama, bahwa : “PPPG Teknologi Bandung adalah Monumen
Keberhasilan Kerja Sama Indonesia-Australia”.

7. Organisasi PPPG Teknologi Bandung

Dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.


0529/O/1990, tanggal 14 Agustus 1990 diadakan perampingan
organisasi PPPG Teknologi. Dibalik perampingan organisasi ini,
terdapat kebijaksanaan yang sangat strategis, karena dalam SK
tersebut terdapat pengakuan fungsi dan peranan PPPG tidak hanya
sekedar pelaksana kegiatan penataran guru, tetapi sekaligus sebagai
pusat pengembangan pendidikan, suatu fungsi yang telah lama
dilaksanakan dan diperjuangkan oleh PPPG Teknologi Bandung.
Dalam masa jabatan Prof. Dr. Benny Soeprapto sebagai Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan (1988-1992), semakin terbuka
kesempatan bagi PPPG Teknologi Bandung mengembangkan
programnya sebagai salah satu sub sistem yang sangat vital dalam
sistem pembangunan pendidikan menengah teknologi di Indonesia.

Sesuai dengan pengakuan dan realita peranan dan fungsi PPPG


Teknologi Bandung, maka sejak 26 September 1992, nama Inggris
TTUC Bandung dirubah menjadi TEDC
(TechnicalEducationDevelopment Centre) Bandung. Peranan
sebagai TEDC terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh para
kepala pusat berikutnya yang pada saat itu yang memimpin adalah
Achmad Suwarna, BE. (1995-1998); Ir. Eddy Suwarni (1998-
1999); Dr. Masriam Bukit, M.Pd. (1999-2004); Plt. Kapus Drs.
Sutomo M.Ed. (2004-2006), Drs. Achmad Dasuki, MM.M.Pd.
(2006-2008) dan Dr. Murtoyo, MM. (2008-2010).

Dengan dikeluarkannya Permendiknas Nomor 8 Tahun 2007,


PPPG Teknologi Bandung mengalami reorganisasi menjadi Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI)
Bandung di bawah Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan tenaga Kependidikan yang merupakan pemekarandari Ditjen
Dikdasmen. Melalui reorganisasi ini peran sebagai TEDC tetap
dilakukan, bahkan semakin meningkatkan posisi PPPTK BMTI,
karena kegiatan pengembangan pendidikan teknik dilakukan dalam
kerangka pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pada
semua jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah (uraian
khusus tentang reorganisasi PPPG Teknologi Bandung lihat pada
bagian D).
Perubahan kembali terjadi pada akhir tahun 2010. Pada tanggal 2
Desember 2010, terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67
tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi. Dalam Perpres

tersebut dijelaskan susunan organisasi eselon I Kementerian


Pendidikan Nasional, di antaranya adalah Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan. Perpres ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 134/M/2010 tentang Satuan Kerja
Kementerian Pendidikan Nasional. Menurut Keputusan ini,
kedudukan PPPPTK BMTI ada di bawah Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan.

2.1.2 Visi dan misi perusahaan

a. Visi :

Terwujudnya ekosistem pendidikan untuk membentuk pelajar


berkarakter pancasila melalui pengembangan mutu pendidikan
vokasi di Bidang Mesin dan Teknik Industri.

b. Misi :

1. Meningkatkan mutu peserta didik, sarana dan prasarana, dan


tata kelola pendidikan vokasi;
2. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada
pendidikan vokasi;
3. Meningkatkan ketersedian layanan fasilitasi pendidikan vokasi
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia isdustri; dan
4. Memperluas kerjasama di bidang pengembangan penjaminan
mutu pendidikan vokasi.

2.1.3 Struktur organisasi perusahaan

2.2 Uraian Kerja

Kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL), yaitu:

a. Membongkar dan memasang ban


b.Mencopot dan memasang distributor
c. Merangkai sistem kelistrikan sistem stater
d. Memvakum vdaan mengisi refrigerant pada AC
e. Mengidentifikasi komponen sistem pengapian
f. Mengidentifikasi komponen sistem pengisian
g. Mengidentifikasi komponen sistem starter
h. Apel pagi dan sore
i. Membantu membersihkan bengkel
BAB III

PEMBAHASAN DAN TEMUAN STUDY

PERAWATAN SISTEM EFI

3.1 Teori Dasar

3.1.1 Pengertian Sistem EFI

EFI merupakan kepanjangan dari electronic fuelinjection yang


berupa sistem elektronik untuk penyemprotan bahan bakar. EFI sendiri
berupa teknologi terbarukan yang sudah mulai digunakan pada
kendaraan-kendaraan keluaran terbaru.

3.1.2 Macam-MacamSistem EFI

 Tipe D, besaran udara yang masuk diukur berdasarkan tekanan pada


intakemanifold menggunakan sensor vakum atau dikenal dengan sensor
MAP.
 Tipe L, banyaknya udara yang masuk akan diukur menggunakan air flow
meter.

3.1.3 Langkah-Langkah Perawatan Sistem (EFI)

1. Membersihkan ThrottleBody
Salah satu cara merawat injeksi mobil adalah dengan cara
membersihkan throttlebody. Bagian yang satu ini memiliki
fungsi untuk mengatur keluar masuknya udara yang masuk
ke dalam mesin. Jika filter udara tersebut jarang sekali
dibersihkan, ditambah lagi dengan lingkungan sekitar yang
berdebu maka akan membuat gum/jelaga melengket pada
bagian throttlebody.

Jika dibiarkan terus menerus tentu saja membuat kerja


sensor throttle  menjadi buruk dan membuat putaran pada mesin
kendaraan menjadi pincang.

2.Bersihkan Bagian Sensor


Salah satu cara merawat injeksi mobil adalah dengan cara
membersihkan bagian sensor. Setidaknya ada sekitar 10
sensor yang terdapat pada mesin injeksi mobil. Mulai dari
nosel injektor, sensor pengapian, suhu air pendingin, idle, dan
sensor lainnya. Untuk mengetahui komponen ini sangat
mudah, karena semua bagian tersebut memiliki kabel yang
terhubungkan dengan ECU.

Ketika kondisi konektor kotor, maka Anda perlu membersihkannya.


Agar hasilnya dapat maksimal maka Anda bisa
memanfaatkan contactcleaner yang memang diperuntukkan untuk
membersihkan bagian konektor kelistrikan.

3.Perawatan Nosel Injektor


Salah satu cara merawat injeksi mobil adalah dengan cara
melakukan perawatan pada nosel injector. Hal ini dilakukan
agar bentuk serta semprotan dari bahan bakar ideal. Kualitas
bahan bakar yang digunakan rendah akan dapat
menyebabkan lubang nosel yang ukurannya kecil tersebut
menjadi tersumbat oleh kotoran dan kerak.

Hal ini pula lah yang menyebabkan semprotan mesin menjadi kacau
serta debit menjadi berkurang. Cara membersihkan nosel injektor pun
sangat mudah, Anda hanya perlu mencampurkan cairan pembersih ke
dalam tangki bensin. Larutan kimia serta bensin tersebut nantinya
akan mampu mengikis kotoran.

4.Penyetelan Karbon Monoksida


Salah satu cara merawat injeksi mobil adalah dengan cara
melakukan penyetelan karbon monoksida. Cara merawat
mesin mobil injeksi lainnya adalah dengan melakukan
penyetelan karbon monoksisa (CO). Anda bisa melakukannya
dengan menggunakan engineanalyzer untuk mengukurnya.

Pengukuran ini diperlukan untuk mengetahui proses pembakaran di


dalam mesin apakah sudah berjalan sesuai atau tidak. Perhatikan
ketika Anda melakukan penyetelan, ideal nya adalah berada di
bawah 1%. Jika tidak maka Anda perlu melakukan penyetelan ulang
pada sistem pasokan bensin, pengapian, dan udara mobil.

5.Bersihkan Filter Bensin dan Udara


Salah satu cara merawat injeksi mobil adalah dengan cara
membersihkan filter bensin dan udara. Suplai bensin pada
kendaraan dapat terhambat karena kondisi filter bensin yang
tersumbat oleh kotoran. Meskipun usia pakai dari filter pada
mesin injeksi lebih lama dibandingkan dengan sistem
karburator, namun jika kondisinya sudah kotor maka Anda
perlu membersihkan atau menggantinya.
6.Perhatikan Kondisi Baterai
Salah satu cara merawat injeksi mobil adalah dengan cara
memperhatikan kondisi aki. Performa serta usia dari mesin
injeksi sangat berkaitan dengan pasokan listrik yang stabil.
Tak hanya kondisi alternator, Anda juga perlu memperhatikan
kondisi aki agar suplai tegangan yang menuju ECU dan
sensor dapat berjalan dengan stabil dan normal ketika mesin
di starter.
3.2 Temuan Study

Pemeriksaan injektor nozzle

Di saat melakukan pemeriksaan injektor, hal yang perlu jadi perhatian ialah
jangan sampai arahkan semprotan injektor mengarah anggota badan anda karena
semprotan injektor ini bisa masuk ke saluran darah dan bisa memunculkan
keracunan dalam darah.

Pemeriksaan injektornozzle terdiri dari:

1. pemeriksaan tekanan injektornozzle

2. pemeriksaan bentuk semprotan injektornozzle

3. pemeriksaan kebocoran injektornozzle

1. Pemeriksaan penekanan injektornozzle

Pemeriksaan penekanan injektor mempunyai tujuan untuk ketahui berapakah nilai


penekan yang dibuat oleh injektor sekarang ini hingga dia bisa menginjeksikan
bahan bakar. Bila nilai penekanan injeksi bahan bakar terlampau rendah (kurang
dari nilai penekanan yang direferensikan), biasanya akan muncul banyak
permasalahan pada mesin diesel, misalnya asap hitam, kurang tenaga boros
bahan , dansebagainya.

Berikut cara pemeriksaan penekanan injektornozzle pada mesin diesel

• persiapkan alat berbentuk pompa injektor tester

• pastikan solar terisi pada bak pompa injektor tester


• pasang injakan nozzle pada pipa dari alat pompa injektor tester, dan untuk saat
ini diamkan baut pengikatnya kendor untuk buang angin yang terjebak dalam pipa

• pencet tuas pompa injektor tester untuk buang semua udara dalam pipa
(bleeding)

• mengencangkan baut pengikat di antara pipa dengan injektor

• tuas pompa injektor tester untuk mengawali pemeriksaan penekanan injektor

• rasio pemilihan penekanan yang ada di pressuregauge.

• untuk injektor baru = 151 - 159 kg/cm².

Penekanan injektor lama 145 - 155 kg/cm².

(Agar semakin presisinya, lihat pada buku service manual kendaraan tersebut

Bila hasil penekanan injektornozzle tidak sesuai standar kerjakan ke


prekelaninjektornozzle. Untuk keberkahan penekanan injektor mobil ini benar-
benar bergantung dari mode injektornozzle yang dipakai.

Ada yang kebelakalan permen makanan injeksi pada injektornozzonya dengan


memutar baut ke perkenalan penekanan, ada juga yang membutuhkan tambahan
shim pada pegas penekanan dalam injektornozzle

Proses penyetelan tekanan injeksi pada injektornozzle sampai didapatkan


penekanan standar yang sesuai nilai detail penekanan injeksi untuk mobil itu
2.Pemeriksaan wujud semprotan injectornozzle

Untuk pemeriksaan wujud semprotan ini seharusnya dilaksanakan sudah kita


pastikan jika penekanan injektor telah sesuai dengan penekanan standar yang
direferensikan oleh buku panduan kendaraan tersebut.

Berikut cara memeriksa wujud semprotan injektornozzle:

 Pasang injektornozzle pada alat pompa nozzle tester


 Kerjakan buang angin (bleeding) untuk pastikan bahan bakar
tersalurkan dengan prima
 Pencetus pompa injektor tester dengan jeda 1 detik satu kali pompa
dengan durasi waktu minimum 15 detik
 Lihat wujud semprotan dan pengkabutan yang dibuat
injektornozzle sepanjang pemompaan.

Bila hasil pemeriksaan wujud semprotan dan pengkabutaninjektornozzle


memperlihatkan pada keadaan yang jelek karena itu kerjakan pembersihan sampai
didapatkan wujud semprotan dan perabotan yang baik.
3.Pemeriksaan kebocoran injektornozzle

Pemeriksaan injektornozzle yang terakhir ialah penulisan kebocoran injakan


nozzle saat dikasih penekanan titik pemeriksaan ini mempunyai tujuan untuk
memeriksa injektornozzle dari kebocoran bahan bakar. Pemeriksaan dipusatkan
pada semua sisi yang khususnya di bagian ujung nozzle

Berikut cara pemeriksaan kebocoran injektornozzle:

• Pasang injektornozzle pada alat pompa nozzletester


• Kerjakan buang angin (bleeding) untuk pastikan bahan bakar
tersalurkan dengan prima
• Pencet tuas pompa tester sampai penekan bahan bakar dekat di
penekanan standar (kurang 10-20 kg/cm dari nilai penekanan
standar). Misalkan penekanan standar 150 kg/cm, karena itu berarti
penekanan untuk pemeriksaan kebocoran sekitar 130 kg/cm saja.
• Diamkan penekanan bertahan sepanjang 10 detik
• Lihat injektornozzle dan cek kebocoran yang terjadi.

Bocoran injektornozzle akan terlihat pada ujung nozzle yang teteskan bahan bakar
dan pada ikatan pengikat diantaranozzle dengan bodyinjektornozzle. Sampai tidak
bocor kembali atau kerjakan pergantian injektornozzledengan yang baru
BAB IV

PENUTUP

4.2 Kesimpulan
Dari uraian laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

1. Kegiatan Praktek kerja Industri (prakerin) merupakan kegiatan


Belajarmempraktekkanapayang telah diperoleh dibangku sekolah
sertamendidik siswa untukbekerja sebagai bekal dimasa yang akan datang.
2. Kegiatan Praktek Kerja Industri dilaksanakan di BBPPMPV BMTI
Cimahi-Bandung, baik, dengan harapan mampu mengenal peralatan serta
komponen-komponen kendaraan.Kegiatan prakerin merupakan tempat
melatih kemandirian dan belajar dewasa.
3. Berdasarkan materi yang saya pilih PERAWATAN SISTEM EFI
merupakan suatu sistem yang di gunakan atau berfungsi untuk mengurangi
emisi gass buang.

4.3 Saran-Saran

4.3.1 Saran Untuk Sekolah

1. Pihak sekolah terus menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan
pihak tempat PRAKERIN sehingga diharapkan terciptanya
kerjasama yang lebih baik.
2. Para pembimbing PRAKERIN lebih berperan aktif dalam
berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak perusahaan guna
menjalin hubungan yang baik serta aktif dalam mendampingi siswa
PRAKERIN.
3. Para guru teori dalam setiap penyampaian materi pelajaran,
hendaknya dipraktekkan secara langsung, sehingga memberi
kematangan pada siswa dalam praktek kerja.

4.3.2 Saran Untuk BBPPMPV BMTI


1. Tingkatkan sosialisasi atau kerjasama antara pimpinan, pegawai,
dan siswa-siswi SMK YASMI Gebang, sehingga dengan demikian
mampu menumbuhkan hubungan kekeluargaan yang harmonis dan
baik.
2. Kedislipinan dan tata tertib mesti lebih ditingkatkan agar kerapihan
dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
3. Tingkatkan semangat/etos kerja, guna pencampaian kerja lebih
efisefisien.
4. Memberikan suri tauladan yang baik kepada siswa-siswi SMK
YASMI Gebang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gardaoto.com/blog/cara-perawatan-mobil-dengan-sistem-bahan-
bakar-injeksi/

https://www.sekolahkami.com/2021/08/pemeriksaan-injektor-nozzle.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai