Disusun Oleh:
VIAN NURFALLAH
NIS: 21220140
Dengan Judul
Mengetahui
Kepala SMK Yasmi Gebang
Darsono S.Pd.I
i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Dengan Judul
Pembimbing
Dunia Industri
(…)
ii
IDENTITAS SISWA
Kepala Sekolah
SMK YASMI GEBANG
Darsono, S.PdI
iii
IDENTITAS INDUSTRI
(CecengBasyar, S.ST.)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya penulis
bisa menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) dan pembuatan
laporannya.
Penulisan laporan ini merupakan satu di antara tugas Prakerin sebagai
persyaratan tugas akhir selama pembelajaran. Dalam penulisan laporan ini penulis
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan Prakerin ini, khususnya kepada:
1. Darsono S.Pd.I Selaku kepala Sekolah SMK YASMI GEBANG
2. Gina Lukistiawati, S.Pd, Selaku Kepala Program Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan dan pembimbing penulisan laporan.
3. Addie Rahmatullah, S.Pd selaku wali kelas XI TKRO D
4. Supriyono,M.SI Selaku Kepala BBPPMPV BMTI Kota Cimahi
5. Ceceng Basyar,S.ST Selaku pembimbing di BBPPMPV Bandung
6. Bapak/Ibu Guru serta staff TU SMK YASMI GEBANG-CIREBON
7. Seluruh pegawai/staf BBPPMPV BMTI Bandung
8. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membantu baik secara moral maupun
material sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik diseluruh pihak
yang telah banyak membantu dalam menyusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu penulis memohon maaf dan mengharapkan bantuan berupa saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan laporan ini.
Vian Nurfallah
v
DAFTAR ISI
vi
3.1 Pengertian Sistem Pengisisan ..................................................................... 22
3.2 Pengertian Alternator .................................................................................. 22
3.3 Komponen-komponen Alternator ............................................................... 23
3.4 Fungsi Pegas Pada Alternator ..................................................................... 27
3.5 Cara Kerja Sistem Pengisian ...................................................................... 27
3.6 Temuan Studi .............................................................................................. 29
3.6.1 Pemeriksaan Alternator ................................................................... 29
BAB IV ................................................................................................................. 33
PENUTUP ............................................................................................................ 33
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 33
4.2 Saran ........................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 35
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan pelaksanaan prakerin
Penyelenggaraan praktek kerja dunia usaha dan dunia industri dalam
rangka pelaksanaan pendidikan bertujuan untuk :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan
2. Memperkokoh hubungan antara sekolah dan dunia kerja
3. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pendidikan dan
pelatihan kerja berkualitas
4. Menambah kreativitas siswa-siswi untuk mengembangkan minat dan
bakat.
1.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan
Sebagai syarat untuk kenaikan kelas XII
1. Sebagai salah satu mengevaluasikan diri pada akhir proses
pembelajaran
1
2. Untuk mencoba hasil Nilai Siswa/Siswi dalam mengebangkan ilmu
pengetahuan
3. Sebagai hasil kreatifitas Siswa/Siswi dalam melakukan proses
bekerja
4. Sebagai bentuk latihan dalam menghadapi Uji kompetensi akhir
pembelajaran
2
1.3.3 Manfaat Bagi Pihak Industri
1. Dapat mengenal lebih kualitas peserta didik/siswa yang berlatih di
instansi/industri
2. Dapat ikut serta dalam upaya memajukan pendidikan khususnya
pengembangan sumber daya manusia
3. Karakteristik kurikulum SMK yang luwes dan adaptif, memberikan
peluang untuk melayani pelatihan yang spesifik
4. Memberikan kepuasan abgi dunia usahai/industri karena di ikut
sertakan dalam mendidik calon-calon tenaga kerja (tugas sosial)
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
4
2. Perkembangan Kelembagaan
Sejalan dengan perkembangan yang semakin intensif pembangunan
pendidikan teknik, antara lain dengan penambahan 4 (empat) BLPT
(menjadi sembilan) atas bantuan pinjaman dari World Bank, dan
rehabilitasi 27 STM atas bantuan pinjaman dari pemerintah Belanda, maka
mulai dirasakan perlunya pelembagaaan proyek-proyek penataran guru
teknik. Melalui bantuan tenaga ahli Australia (Mr. Ian Scott, tahun 1972-
1973, dan Mr. Ken Sharp, tahun 1974-1975) dirumuskan satu bentuk
kelembagaan, yang waktu itu disebut TTUC (Technical Teacher
Upgrading Centre) di Jalan Dr. Rum No. 9 Bandung.
Sejak tahun 1975/1976, kegiatan-kegiatan penataran telah mulai
dioperasikan secara melembaga oleh TTUC, sekalipun waktu itu masih
berstatus proyek, dengan pemimpin proyek Drs. E.M. Hidayat.
Perlu juga dicatat, bahwa pengakuan (recognition) terhadap fungsi dan
peranan pendidikan teknologi sebagai bagian integral program
pembangunan nasional (Repelita), mulai diperoleh pada masa jabatan Drs.
Soenaryo, M.Sc. sebagai Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (dari
tahun 1972 sampai dengan tahun 1979). Pada masa itu juga sistem
pendidikan menengah kejuruan dirumuskan secara konsepsional.
Untuk mendukung upaya pelembagaan TTUC, atas bantuan (grant)
Pemerintah Australia, tahun 1976 dikirim sebanyak 6 orang guru-guru
teknik pilihan, dilatih selama 1 tahun di Australia. Mereka inilah yang
kemudian menjadi tenaga andalan pelembagaan TTUC yang belakangan
dikenal sebagai PPPG Teknologi Bandung. Beberapa orang dari mereka
yang berperanan aktif dan menonjol, antara lain ; Achmad Suwarna, M.
Bukit, Soenarno, R. Sitorus, Hadi Moelyono, dan Soekandar.
3. Modal Awal Pelembagaan TTUC (Technical Teacher Upgrading Centre)
Pada tahun 1979, STM Instruktur (yang kemudian bernama STM
Negeri 5 Bandung), pindah dari jalan Dr. Rum ke Jalan Pajajaran 92
Bandung, dan sejak itu Kampus STM Instruktor di Jalan Dr. Rum No. 9,
5
secara penuh menjadi modal awal pelembagaan TTUC. Modal awal tenaga
instruktor berasal dari :
tenaga yang telah dilatih di Australia;
guru-guru STM Instruktor Bandung; dan
guru-guru STM pilihan dari STM seluruh Indonesia yang dicatat
berprestasi menonjol selama mengikuti penataran PMPT.
Pada tahun 1978, SK pelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
PPPG Teknologi Bandung diterbitkan, dengan Nomor:
0205/O/1978/tanggal 23 Juni 1978, bersamaan dengan PPPG lainnya yaitu
PPPG Kejuruan Jakarta, PPPG Bahasa Jakarta, PPPG IPA Bandung, PPPG
Tertulis Bandung, PPPG Matematika Yogyakarta, dan PPPG IPS Malang.
4. Pelaksanaan Program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi
Pelaksanaan program penataran guru STM dalam bentuk Program
Diploma III Guru Kejuruan Teknologi yang dimulai bulan Juli 1982,
adalah suatu tantangan dan sekaligus sebagai kesempatan untuk
memantapkan organisasi dan manajemen PPPG Teknologi Bandung.
Misi Pelaksanaan Program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi
pada awalnya telah secara jelas digariskan oleh Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan yaitu “menciptakan guru STM menjadi guru
profesional”. Tidak hanya dalam pengusaan keterampilan mencapai
tingkat kompetensi profesional, tetapi ditekankan pada pembentukan sikap
profesional yang harus dapat diukur melalui “Conduct” dan
produktivitasnya. Misi telah memaksa PPPG Teknologi Bandung
menyajikan program yang berkualitas profesional atas dukungan
manajemen yang berperforma profesional.
Kajian pengembangan PPPG Teknologi Bandung dari fungsi
sekedar “Pusat penataran“ menjadi “pusat pengembangan pendidikan
teknologi”, telah memberi inspirasi untuk memikirkan pemindahan
kampus PPPG Teknologi dari Jl. Dr. Rum No. 9 Bandung yang hanya
memiliki area tanah sekitar 2,9 Ha, ke lokasi yang lebih luas yang
6
memungkinkan PPPG Teknologi mengembangkan fungsinya menjadi
pusat pengembangan
5. Permindahan Kampus
Pada tahun 1982, Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (pada
waktu itu Ir. Hadiwiratama, M.Sc.E) menetapkan rencana pemindahan
kampus PPPG Teknologi Bandung ke Desa Cibabat, Cimahi Utara dengan
penyediaan dana pengadaan tanah pada Tahun anggaran 1982-1983.
Pembangunan gedung beserta sarana penunjang dilaksanakan pada tahun
anggaran 1983-1984, 1984-1985, dan 1985-1986.
Kejadian yang dirasakan cukup mengesankan, pada bulan Juni 1986
saat permindahan PPPG Teknologi Bandung dari Jl. Dr. Rum No.9
Bandung ke Jl. Pasantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara.
Pemindahan keseluruhan alat bengkel dan perlengkapan PPPG Teknologi
Bandung dilakukan hanya dalam 1 minggu, dan proses pemasangan dan
penataan kembali di kampus baru diselesaikan dalam waktu 1 minggu
berikutnya. Seluruh staf, mahasiswa, dan peserta penataran PPPG
Teknologi Bandung dikerahkan ikut berperanan aktif, sehingga proses
pemindahan itu sendiri sekaligus berperanan meningkatkan rasa percaya
diri dan membangun kekompakan kerja antar staf, mahasiswa, dan peserta
penataran.
Pada bulan Desember 1987, enam orang angkatan terakhir tenaga
ahli Australia meninggalkan PPPG Teknologi Bandung, sesuai dengan
batas akhir Proyek Kerja Sama Indonesia-Australia (IATEP).
6. Peresmian Pemakaian Kampus (Baru) PPPG Teknologi Bandung
Pada tanggal 27 Juli 1988, peresmian pemakaian kampus baru PPPG
Teknologi Bandung, oleh bapak Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Acara peresmian dihadiri juga oleh Duta Besar Australia, Mr.
Bill Morrison. Hal yang sangat menarik pada waktu itu, kedua belah pihak
(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Dubes Australia)
menyampaikan pernyataan bersama, bahwa : “PPPG Teknologi Bandung
adalah Monumen Keberhasilan KerjaSama Indonesia-Australia”.
7
7. Organisasi PPPG Teknologi Bandung
Dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0529/O/1990,
tanggal 14 Agustus 1990 diadakan perampingan organisasi PPPG
Teknologi. Dibalik perampingan organisasi ini, terdapat kebijaksanaan
yang sangat strategis, karena dalam SK tersebut terdapat pengakuan fungsi
dan peranan PPPG tidak hanya sekedar pelaksana kegiatan penataran guru,
tetapi sekaligus sebagai pusat pengembangan pendidikan, suatu fungsi
yang telah lama dilaksanakan dan diperjuangkan oleh PPPG Teknologi
Bandung.
Dalam masa jabatan Prof. Dr. Benny Soeprapto sebagai Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan (1988-1992), semakin terbuka
kesempatan bagi PPPG Teknologi Bandung mengembangkan programnya
sebagai salah satu subsistem yang sangat vital dalam sistem pembangunan
pendidikan menengah teknologi di Indonesia.
Sesuai dengan pengkuan dan realita peranan dan fungsi PPPG
Teknologi Bandung, maka sejak 26 September 1992, nama Inggris TTUC
Bandung dirubah menjadi TEDC (Technical Education Development
Centre) Bandung. Peranan sebagai TEDC terus dilanjutkan dan
dikembangkan oleh para kepala pusat berikutnya yang pada saat itu yang
memimpin adalah Achmad Suwarna, BE. (1995-1998); Ir. Eddy Suwarni
(1998-1999); Dr. Masriam Bukit, M.Pd. (1999-2004); Plt. Kapus Drs.
Sutomo M.Ed. (2004-2006), Drs. Achmad Dasuki, MM.M.Pd. (2006-
2008) dan Dr. Murtoyo, MM. (2008-2010).
Dengan dikeluarkannya Permendiknas Nomor 8 Tahun 2007, PPPG
Teknologi Bandung mengalami reorganisasi menjadi Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan
Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung di bawah Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan yang merupakan
pemekarandari Ditjen Dikdasmen. Melalui reorganisasi ini peran sebagai
TEDC tetap dilakukan, bahkan semakin meningkatkan posisi PPPTK
BMTI, karena kegiatan pengembangan pendidikan teknik dilakukan dalam
8
kerangka pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pada semua
jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah (uraian khusus tentang
reorganisasi PPPG Teknologi Bandung lihat pada bagian D).
Perubahan kembali terjadi pada akhir tahun 2010. Pada tanggal 2
Desember 2010, terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi. Dalam Perpres tersebut dijelaskan susunan organisasi eselon I
Kementerian Pendidikan Nasional, di antaranya adalah Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan. Perpres ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 134/M/2010 tentang Satuan Kerja
Kementerian Pendidikan Nasional. Menurut Keputusan ini, kedudukan
PPPPTK BMTI ada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
2.2 Visi dan Misi BMTI
2.2.1 Visi
Terwujudnya ekosistem pendidikan untuk membentuk pelajar
berkarakter pancasila melalui pengembangan mutu pendidikan vokasi
di Bidang Mesin dan Teknik Industri.
2.2.2 Misi
1. Meningkatkan mutu peserta didik, sarana dan prasarana, dan tata
kelola pendidikan vokasi;
2. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada
pendidikan vokasi;
3. Meningkatkan ketersedian layanan fasilitasi pendidikan vokasi
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia isdustri; dan
4. Memperluas kerjasama di bidang pengembangan penjaminan mutu
pendidikan vokasi.
9
2.2.3 Struktur Organisasi BMTI
10
10. Cakram
11. Tromol
12. Mengenal komponen-komponen kelistrikan
13. Motor setator
14. Sistem pengisian
11
BAB III
PEMBAHASAN DAN TEMUAN
22
magnet yang terjadi pada stator coil yang mengakibatkan timbulnya arus listrik
pada stator coil. Arus inilah yang menjadi sumber utama untuk mensuplai
tegangan ke baterai dan komponen- komponen kelistrikan yang lain.
23
Rotor merupakan gulungan kawat yang akan menjadi
electromagnet saat dialiri arus. Kumparan rotor berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet padakuku-kuku rotor. Di dalam rotor
terdapat dua buah slip ring. Satu slip ring negative dan satu slip ring
positif. Slip ring berfungsi sebagai terminal kumparan rotor. (Juli
Priyanto, 2010).
3.3.3 Rectifier
Rectifier (rangkaian dioda) Dioda / rectifier berfungsi untuk
menyearahkan arus listrik. Didalam alternator terdapat 2 buah rectifier,
yaitu rectifier negativedan rectifier positif. Rectifier positif ditandai
dengan adannya terminal B pada alternator. Terminal B pada alternator
biasannya berupa baut yang dibuat lebihpanjang dan atau lebih besar.
24
Gambar 3.5 Rectifier
3.3.4 Regulator
Regulator bekerja mengatur voltase accu dan voltase stator,
regulator akanmengatur kemampuan komponen rotor untuk
menghasilkan output dari alternator dan pengaturannya tergantung dari
kecepatan putaran mesin.
25
Gambar 3.8 Bearing
3.3.7 Carbon Brush Dan Rumah Sikat Karbon
Sikat karbon arang berfungsi mengalirkan arus ke kumparan rotor
melalui slip ring. Rumah sikat / Brush holder berfungsi sebagai tempat
sikat arang.
26
Gambar 3.11 Kunci Kontak
27
terminal B. Listrik dihasilkan oleh stator alternator yang disuplai dari terminal
B, dan dipakai untuk mensuplai kembali beban-beban yang terjadi pada
kelistrikan body dalampenambahan untuk mengisi kembali battery. Bila
sekering terminal IG putus, listrik tidak akan mengalir ke rotor danakibatnya
alternator tidak dapat membangkitkan listrik. Walaupun sekeringCHGputus
alternator akan berfungsi.
Hal tersebut dapat ditentukan dibuktikan dengan bantuan
sirkuitpengisian. Skema di bawah ini menggambarkan rangkaian
sistempengisiankonvensional secara sederhana, skema dibawah ini dibagi
menjadi dua bagianutama yaitu alternator dan regulator, sementara ada
komponen lainnya seperti baterai, fusible link, fuse, charge warning lamp
(lampu pengisian), load(beban). Alternator terdiri dari beberapa komponen
seperti kumpatan stator (stator coil), kumparan rotor (rotor coil), enam buah
dioda yang dirangkai dengansistem jembatan, dan terminal alternator (E, F, N,
dan B).
28
mesin hidup putaran lambat, putaran sedang, dan putaran tinggi. Berikut
dijelaskan cara kerja sistempengisian tipe konvensional.
29
Stator merupakan salah satu komponen alternator yang
terdiri dari lilitan kawat. Ststor ini merupakan bagian yang akan
menghasilakan tegangan listrik akibat induksi dari kumparan rotor.
Oleh karena itu rawan terjadi lilitan putus ataupun short circuit.
Pemeriksaan stator alternator yaitu:
1. Pemeriksaan open circuit yaitu dengan menggunakan
multimeter (posisi ohm) hubungan kedua probe multimeter
kesetiap ujung stator. Standarnya terdapat hubungan pada
masing-masing ujung lilitan stator putus atau open circuit.
2. Pemeriksaan hubungan dengan massa yaitu menggunakan
multimeter (posisi ohm) hubungan probe multimeter ke ujung
stator dan satunya ke bodi. Hasil yang baik adalah tidak ada
hubungan. Apabila terdapat hubungan maka dapan dipastikan
lilitan stator mengalami short circuit.
3. Pemeriksaan Brush
Sikat merukapan komponen yang menghubungkan arus
listrik dari komponen diam ke komponen bergerak. Selain itu brush
juga bergesekan langsung dengan slip ring sehingga akan
mengalamu keausan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
brush terutama pada panjang brush.
Mengukur panjang brush ang menonjol minimal 5,5 mm.
bila panjang sikat kurang dari standar maka perlu diganti. Cara
mengganti brush: keluarkan brush lama dengancara memanaskan
terminal brush menggunakan solder kemudian ganti dengan sikat
30
yang baru. Panjang sikat baru pada alternator regulator mekanik:
12,5 mm sedangkan alternator IC regulator sepanjang 16,5 mm.
31
Gambar 3.18 Pemeriksaan Slip Ring
32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian laporan praktek kerja industri (prakerin ) dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan praktek kerja industry (prakerin) merupakan kegiatan belajar
memperaktikan apa yang telah diperoleh dibangku sekolah serta mendidik
siswa untuk bekerja sebagai bekal dimasa yang akan dating
2. Kegiatan peraktek kerja industry dilaksanakan di upt pelatihan kerja dina
tenaga kerja dan trasmigrasi kabupaten cirbon , baik ,dengan harapan
mampu mengenal peralatan ,komponen-komponen kendaraan serta mampu
membantu mekanik dalam perbaikan kendaraan kegiatan prakerin
merupakan tempat melatih kemandirian dan nelajar dewasa .
3. Alternator adalah peralatan elektromekanis yang mengonpersikan energi
mekanik menjadi energi listrik arus bolak balik disebut dengan alternator
tetapi pengertian yang berlaku umum adalah generator listrik pada mesin
kendaraan
4.2 Saran
Penulisan menutup laporan ini dengan memberikan saran sebagai bahan
masukan baik bagi sekola maupun adik-adik yang belum melaksanakan
prakerin, yaitu:
1. jangan lakukan prakerin pada awal semester 3, karena penulis kekurangan
materi ditempat prakerin.
2. lengkapilah peralatan praktek di sekolah .
Belajarlah sebelum kita melakukan prakerin,sehingga penulis mampu
mengerjakan apa yang ada dalam kegiatan praktek.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35