Tahun Pelajaran
2022/2023
Disusun oleh :
ADRI RIFQI PRAMANA
NIS. 21220073
NIS/NISN : 21220073
No Hp : 081286928942
Golongan Darah :-
Alamat : Jl. Raya Gebang – Losari Ds. Melakasari Kec. Gebang Kab.
Cirebon
Ibu : Herawati
Kepala Sekolah
Darsono, S.Pd
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan judul
PERAWATAN SISTEM STARTER
Mengetahui
Kepala SMK Yasmi Gebang
Darsono, S.Pd.I
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Dengan judul
PERAWATAN SISTEM STARTER
Mengetahui
Sutiono, ST.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan
karunianya laporan Praktek Kerja lapangan (PKL) yang merupakan sub pokok dari
pendidikan system ganda (PSG) ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan praktek kerja lapangan diambil dari kegiatan selama mengikuti praktek
instansi dari buku jurnal harian dan buku mengenai pembahasan laporan tersebut juga dari
para pemimpin industri sehingga Laporan Praktek Kerja lapangan sesuai dengan
pemaparannya.
Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan banyak terima kasih pada :
1. Bapak DARSONO S.Pd.I, Selaku Kepala Sekolah SMK YASMI Gebang Cirebon
2. Bapak SUPRIONO, M.Si. Selaku Kepala BBPPMPV BMTI Bandung
3. INSTRUKTUR
4. Seluruh Pegawai / Staf BBPPMPV BMTI Bandung
5. Ibu Gina lukistiawati Selaku Pembimbing Penulis laporan
6. Ibu Gina lukistiawati, S.Pd. Selaku kaprog Teknik Kendaraan Ringan
7. Ibu. Liaerlinawati, S.Pd. Selaku Walikelas XI TKRO C
8. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membantu baik secara moral maupun
material sehingga laporan ini dapat di selesaikan dengan baik
Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun laporan ini. Tidak lupa
menyusun menyampaikan maaf yang besar-besarnya apabila dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan. oleh karena itu penyusun mengharapkan asuransi sehingga
laporan ini dapat tersusun dengan baik dengan laporan ini dapat tersusun lebih baik dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL) mempunyai maksud dan tujuan baik bagi
siswa maupun bagi sekolah, antara lain :
a. Dengan kegiatan Prakerin ini diharapkan siswa dapat mempraktekkan apa yang
diajarkan sekolah.
b. Dengan kegiatan Prakerin ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang sangat
berharga baik secara ilmu maupun mental berwirausaha.
c. Dengan kegiatan ini diharapkan mampu berkomunikasi baik dengan konsumen
maupun dengan pemilik serta dengan mekanik-mekaniknya.
d. Memberikan masukan kepada sekolah perihal kekurangan-kekurangan yang
diajarkan, sebagai bekal evaluasi bagi sekolah.
e. Sebagai sarana motivasi untuk bekerja setelah lulus sekolah.
1.3 Manfaat
Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan
Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Pendidikan Vokasi), Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang pendiriannya mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 26 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. BBPPMPV BMTI
memiliki tugas melaksanakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan di bidang mesin
dan teknik industri dan mempunyai fungsi:
2. Perkembangan Kelembagaan
Perlu juga dicatat, bahwa pengakuan (recognition) terhadap fungsi dan peranan
pendidikan teknologi sebagai bagian integral program pembangunan nasional (Repelita),
mulai diperoleh pada masa jabatan Drs. Soenaryo, M.Sc. sebagai Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan (dari tahun 1972 sampai dengan tahun 1979). Pada masa itu juga
sistem pendidikan menengah kejuruan dirumuskan secara konsepsional.
Pada tahun 1979, STM Instruktur (yang kemudian bernama STM Negeri 5
Bandung), pindah dari jalan Dr. Rum ke Jalan Pajajaran 92 Bandung, dan sejak itu
Kampus STM Instruktor di Jalan Dr. Rum No. 9, secara penuh menjadi modal awal
pelembagaan TTUC. Modal awal tenaga instruktor berasal dari :
Pelaksanaan program penataran guru STM dalam bentuk Program Diploma III
Guru Kejuruan Teknologi yang dimulai bulan Juli 1982, adalah suatu tantangan dan
sekaligus sebagai kesempatan untuk memantapkan organisasi dan manajemen PPPG
Teknologi Bandung.
Misi Pelaksanaan Program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi pada awalnya
telah secara jelas digariskan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yaitu
“menciptakan guru STM menjadi guru profesional”. Tidak hanya dalam penguasaan
keterampilan mencapai tingkat kompetensi profesional, tetapi ditekankan pada
pembentukan sikap profesional yang harus dapat diukur melalui “Conduct” dan
produktivitasnya. Misi telah memaksa PPPG Teknologi Bandung menyajikan program
yang berkualitas profesional atas dukungan manajemen yang berperforma profesional.
5. Pemindahan Kampus
Pada tahun 1982, Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (pada waktu itu Ir.
Hadiwiratama, M.Sc.E) menetapkan rencana pemindahan kampus PPPG Teknologi
Bandung ke Desa Cibabat, Cimahi Utara dengan penyediaan dana pengadaan tanah pada
Tahun anggaran 1982-1983. Pembangunan gedung beserta sarana penunjang
dilaksanakan pada tahun anggaran 1983-1984, 1984-1985, dan 1985-1986.
Kejadian yang dirasakan cukup mengesankan, pada bulan Juni 1986 saat
permindahan PPPG Teknologi Bandung dari Jl. Dr. Rum No.9 Bandung ke Jl. Pasantren,
Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara. Pemindahan keseluruhan alat bengkel dan
perlengkapan PPPG Teknologi Bandung dilakukan hanya dalam 1 minggu, dan proses
pemasangan dan penataan kembali di kampus baru diselesaikan dalam waktu 1 minggu
berikutnya. Seluruh staf, mahasiswa, dan peserta penataran PPPG Teknologi Bandung
dikerahkan ikut berperanan aktif, sehingga proses pemindahan itu sendiri sekaligus
berperanan meningkatkan rasa percaya diri dan membangun kekompakan kerja antar staf,
mahasiswa, dan peserta penataran.
Pada bulan Desember 1987, enam orang angkatan terakhir tenaga ahli Australia
meninggalkan PPPG Teknologi Bandung, sesuai dengan batas akhir Proyek Kerja Sama
Indonesia-Australia (IATEP).
Pada tanggal 27 Juli 1988, peresmian pemakaian kampus baru PPPG Teknologi
Bandung, oleh bapak Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Acara peresmian
dihadiri juga oleh Duta Besar Australia, Mr. Bill Morrison. Hal yang sangat menarik pada
waktu itu, kedua belah pihak (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Dubes
Australia) menyampaikan pernyataan bersama, bahwa : “PPPG Teknologi Bandung
adalah Monumen Keberhasilan Kerja Sama Indonesia-Australia”.
Dalam masa jabatan Prof. Dr. Benny Soeprapto sebagai Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan (1988-1992), semakin terbuka kesempatan bagi PPPG Teknologi
Bandung mengembangkan programnya sebagai salah satu sub sistem yang sangat vital
dalam sistem pembangunan pendidikan menengah teknologi di Indonesia.
Sesuai dengan pengakuan dan realita peranan dan fungsi PPPG Teknologi
Bandung, maka sejak 26 September 1992, nama Inggris TTUC Bandung dirubah menjadi
TEDC (Technical Education Development Centre) Bandung. Peranan sebagai TEDC
terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh para kepala pusat berikutnya yang pada saat itu
yang memimpin adalah Achmad Suwarna, BE. (1995-1998); Ir. Eddy Suwarni (1998-
1999); Dr. Masriam Bukit, M.Pd. (1999-2004); Plt. Kapus Drs. Sutomo M.Ed. (2004-
2006), Drs. Achmad Dasuki, MM.M.Pd. (2006-2008) dan Dr. Murtoyo, MM. (2008-
2010).
Perubahan kembali terjadi pada akhir tahun 2010. Pada tanggal 2 Desember 2010,
terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi. Dalam Perpres
a) Visi :
b) Misi :
1. Meningkatkan mutu peserta didik, sarana dan prasarana, dan tata kelola
pendidikan vokasi;
2. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan
vokasi;
3. Meningkatkan ketersedian layanan fasilitasi pendidikan vokasi sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha dan dunia isdustri; dan
4. Memperluas kerjasama di bidang pengembangan penjaminan mutu pendidikan
vokasi.
WAKTU
BAB lll
PEMBAHASAN DAN TEMUAN STUDY
Sistem starter adalah suatu mesin pada kendaraan baik sepeda motor maupun
mobil kita selalu menekan atau memutar starting yang berguna agar mesin kendaraan
dapat hidup awal. Sistem ini memudahkan pengguna dalam mengoperasikan kendaraan
saat proses awal kendaraan.
Gambar 1: sistem
starter
b) Field coil
Field Coil ini adalah lilitan yang dibuat dari lempengan tembaga Fungsinya
untuk membangkitkan medan magnet. Pada motor starter, umumnya menggunakan
empat (4) field coil yang berarti mempunyai empat (4) fole core.
Gambar 4: armature
c) Brush
Brush atau sikat dibuat dari bahan tembaga lunak. Untuk fungsinya adalah
meneruskan arus listrik dari lilitan (field coil) ke armature coil.
Gambar 5: brush
d) Armature brake
Fungsinya untuk perngereman armature setelah starter bekerja dan pinion lepas
dari flywheel.
e) Driver lever
Drive lever ini adalah tuas pengungkit agar pinion gear terdorong ke
flywheel saat magnetic switch bekerja.
f) Starter clutch
Fungsinya untuk mencegah starter ikut berputar dengan mesin. Cara kerjanya
mirip dengan free wheel milik sepeda.
g) Magnetic switch
Fungsinya ada dua yaitu sebagai relay yang mengalirkan arus listrik yang
besar ke motor starter, dan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion dengan
flywheel
Saat memeriksa pull ini coil, multimeter harus terdapat adanya kontinuitas
(ditandai dengan adanya perubahan nilai ukur pada AVO).
Ketika pemeriksaan Hold ini coil, multimeter harus mengindikasikan adanya kontinuitas
(ditandai dengan adanya perubahan nilai ukur pada AVO).
Gambar10 : pemeriksaan
Contact plate
Cara memeriksa contact plate pada magnetic switch dengan melakukan langkah berikut:
Waktu anda melakukan pemeriksaan Contact plate, pada Multimeter harus mengindikasikan
adanya kontinuitas (ditandai dengan adanya perubahan nilai ukur pada AVO).
B. Pemeriksaan Pada Armature
Cara menentukan bagus atau tidaknya adalah dengan membandingkan hasil pengukuran
dengan spesifikasi pada buku manual kendaraan tersebut.
Gunakan jangka sorong untuk mengukur kedalam alur (undercut) setiap segmen pada
komutator. Perhatikan gambar dibawah
Hasil pengukuran bagus jika kedalam alur memiliki tinggi lebih dari 0,2mm (normal 0,6mm)
1. Pemeriksaan Run Out Komutator
Gunakan dial gauge dan v-block untuk mengukur Run Out yang ada pada komutator.
perhatikan pada gambar dibawah
Pemeriksaan Motor Starter Kendaraan Ringan dan Alat Berat Jika pengukuran Run Out pada
komutator kurang dari 0,1mm maka kondisi komutator dianggap baik.
Cara melakukan pemeriksaan hubungan singkat armatur dengan massa, lakukan langkah
berikut:
3. Pasangkan satu probe pada segmen komutator dan yang lain pada armature core
(tidak ada kontinuitas/hubungan)
5. Pemeriksaan Hubungan Antar Segmen (Komutator)
3. Tempatkan kedua probe pada masing masing segmen (harus ada kontinuitas)
Catatan: Segmen-segmen pada komutator harus saling menyambung, cek adanya kontinuitas
dari seluruh segmen. Ganti jika tidak terdapat kontinuitas pada segmen!
Cara melakukan pemeriksaan jumlah dan kondisi brush dengan melakukan langkah berikut:
Menggunakan visual
Catatan: Jumlah brush yang terdapat pada holder ada empat buat. Apabila kurang dari empat,
tambahkan dengan yang baru.
Gunakan Ohmmeter untuk memeriksa hubungan antara Brush Holder (+) dengan Brush
Holder (-), perhatikan gambar
Gambar16 : pemeriksaan hubungan brush (+) dan hubungan brush (-)
Kondisi baik jika diantara kedua brush holder tidak ada hubungan (no connectivity)
2. cara melakukan pengukuran panjang brush tempatkan pada posisi yang tepat
kemudian lakukan pembacaan hasil pengukuran.
Catatan: Bandingkan panjang brush hasil pengukuran dengan batas limit yang diperbolehkan
dengan melihat buku manual kendaraan. Ganti brush jika panjangnya sudah kurang dari batas
spesifikasi yang diizinkan.
D. Pemeriksaan Pada Yoke Assembly
3.Tempatkan probe pada brush yang bersebrangan dan pada kondisi ini harus
terdapat kontinuitas.
Pemeriksaan field coil berarti anda sedang memeriksa kumparan medan dari kemungkinan
putus
Cara melakukan pemeriksaan hubungan singkat field coil dengan massa, lakukan langkah
berikut:
Catatan: Jika pada pemeriksaan ini terdapat hubungan singkat antara field coil dengan body
yoke segera lakukan perbaikan
Komponen berikutnya yang masuk kedalam pemeriksaan motor starter adalah pemeriksaan
kondisi Overrunning clutch.
Pemeriksaan Motor Starter Kendaraan Ringan dan Alat Berat Periksa starter clutch dengan
cara putar starter clutch searah jarum jam maka pinion gear akan dapat berputar bebas.
Kemudian putar starter clutch berlawanan arah jarum jam dan pinion gear akan terkunci.
Perhatikan pada gambar dibawah berikut
Motor starter yang bermasalah pada overruning clutch akan menyulitkan kita pada situasi
penting. Overrunning clutch dalam kondisi baik jika pinion gear diputar searah jarum jam dia
dapat berputar, sedangkan jika diputar kebalikannya, gear pinion akan terkunci
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan belajar mempraktekkan apa
yang telah diperoleh di bangku sekolah serta mendidik siswa untuk bekerja sebagai bekal di
masa yang akan datang.
2. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di BBPPMPV BMTI Bandung, baik
dengan harapan mampu mengenal peralatan, komponen-komponen kendaraan. Kegiatan PKL
merupakan tempat melatih kemandirian dan belajar dewasa.
3. Berdasarkan materi sistem pengapian, sistem pengapian merupakan suatu sistem yang
digunakan untuk menghasilkan percikan bunga api sehingga terjadi proses pembakaran.
4.2 Saran
1. Pihak sekolah terus menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan pihak tempat PKL
sehingga diharapkan terciptanya kerjasama yang lebih baik, sehingga pihak sekolah dapat
mengirimkan muridnya untuk melakukan PKL di tempat itu lagi.
2. Para pembimbing PKL lebih berperan aktif dalam berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan pihak perusahaan guna menjalin hubungan yang baik serta aktif.
3. Materi yang diajukan oleh pihak sekolah terhadap instansi tersebut seharusnya sesuai
dengan kemampuan siswa, sehingga siswa tidak terlalu sulit untuk memahami materi yang
disampaikan.
1. Tingkatkan sosialisasi atau kerja sama antara pimpinan, pegawai, dan siswa-siswi SMK
Yasmi Gebang, sehingga dengan demikian mampu menumbuhkan hubungan kekeluargaan
yang harmonis dan baik.
2. Tingkatkan semangat atau etos kerja, guna pencapaian kerja lebih efisien.
3. Memberikan suri tauladan yang baik kepada siswa-siswi SMK Yasmi Gebang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.geraiteknologi.com/2021/08/sistem-starter.html
https://www.teknik-otomotif.com/2017/10/pemeriksaan-motor-starter.html?m=1