Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PEMERIKSAAN SISTEM KELISTRIKAN BODI


BBPPMPV BMTI BANDUNG

DISUSUN UNTUK PERSYARATAN KENAIKAN KELAS XII


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

DISUSUN OLEH:

BACHTIAR AFFANDY

NIS : 21220007

PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF KOMPETENSI KEAHLIAN


TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
SMK YASMI GEBANG
2023
IDENTITAS SISWA

1) Nama : BACHTIAR AFFANDY


2) Nis : 21220007
3) Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 29 SEPTEMBER 2005
4) Jenis Kelamin : Laki - Laki
5) No HP : 083824010105
6) Golongan Darah :-
7) Sekolah : SMK YASMI GEBANG
8) Alamat : Jl. Gebang-Losari Ds. Melakasari
Kec. Gebang Kab. Cirebon 45194
9) Nomor Telephone : (0231)8832756
10) Catatan Kesehatan : Baik
11) Nama Orang Tua
a) Ayah : KURI SACHURY
b) Ibu : KOMARIYAH
12) Alamat Orang Tua : Desa Kalimukti kec.Pabedilan Kab.Cirebon
13) No. Telp Orang Tua : 081311118045

Bandung, 9 Januari 2023

Kepala SMK YASMI GEBANG

Darsono,S.Pd.I
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang disusun oleh:

Nama : BACHTIAR AFFANDY

NIS : 21220007

Program keahlian : Teknik Otomotif Keahlian

Kompetensi keahlian : Teknik Kendaraan Ringan

PEMERIKSAAN SISTEM KELISTRIKAN BODI

Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Kepala Program Keahlian Pembimbing

Gina Lukistiawati, S.Pd Gina Lukistiawati, S.Pd

Mengetahui

Kepala SMK YASMI GEBANG


Darsono,S.PdI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) yang disusun oleh:

Nama : BACHTIAR AFFANDY

NIS : 21220007

Program keahlian : Teknik Otomotif Keahlian

Kompetensi keahlian : Teknik Kendaraan Ringan

PEMERIKSAAN SISTEM KELISTRIKAN BODI

Telah disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing DU/DI

Ceceng Basyar, S.ST


IDENTITAS PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : BBPPMPV BMTI Bandung


2. Jenis Usaha : Melayani diklat untuk guru-guru SMK
3. Alamat : Jl. Pesantren km2, Rw 2, Cibabat,
Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa
Barat
4. No. Telephone : (022)6652326 / (022)6654698
5. Nama Pemimpin : Supriyono,M.Si
6. Nama Pembimbing DU/DI : Ceceng Basyar,S.ST
7. Pembimbing Sekolah : Gina Lukistiawati,S.Pd
8. Bagian Devisi/Lokasi : Ruang Standar Workshop

Bandung, Januari 2023


Pimpinan Perusahaan

(...........................)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT,. Atas


rahmat dan karunianya laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan
sub pokok dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Laporan praktek kerja lapangan diambil dari kegiatan selama mengikuti
praktek di instansi, dari buku jurnal harian dan buku mengenai pembahasan
laporan tersebut juga dari para pembimbing industri sehingga laporan Praktek
Kerja Lapangan sesuai dengan pemaparannya. Penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa laporan praktek kerja lapangan merupakan tanggung jawab kita sebagai
siswa tingkat II sekolah menengah kejuruan.
Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada:
1. Bpk. Darsono, S.Pd.i. selaku kepala sekolah SMK Yasmi Gebang Cirebon
2. Bpk. Supriyono, M.Si. selaku kepala BBPPMPV BMTI Bandung
3. Instruktur
4. Seluruh Pegawai / Staf BBPPMPV BMTI Bandung
5. Ibu Gina Lukistiawati, S.Pd. selaku pembimbing penulisan laporan
6. Ibu Gina Lukistiawati, S.Pd. selaku Kaprog Teknik Kendaraan Ringan
7. Bpk. Ibnu Ahmad Nurdin, S.Pd. Selaku wali kelas XI TKRO A
8. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah membantu baik secara moral maupun
material sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik
Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyusun laporan ini.
Tidak lupa penyusun menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan aspirasi sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik, semoga
laporan ini dapat tersusun lebih baik dan semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
CIREBON, 9 MARET 2023

PENULIS

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1


1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................. 2
1.3 Manfaat .................................................................................. 3
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................... 4

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran umum perusahaan .......................................... 6

2.1.1 Sejarah singkat perusahaan ................................. 7


2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................... 12

2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ........................ 12

2.2 Uraian Kegiatan ................................................................. 13

2.3 Jadwal Kegiatan ................................................................ 13

iv

BAB III PEMBAHASAN DAN TEMUAN

3.1 Teori Dasar .......................................................................... 14

3.1.1 Pengertian dan Fungsi Sistem Kelistrikan Bodi .. 14

3.1.2 Komponen Sistem Kelistrikan Bodi Dan Fungsinya 14

3.2 Temuan Study “Pemeriksaan sistem kelistrikan bodi”....... 18

3.2.1 Alat Pemeriksaan Sistem Kelistrikan Bodi (Baterai) 18

3.2.2 Langkah-langkah Pemeriksaan Sistem Kelistrikan Bodi


(Baterai) ............................................................................... 18

1. Pemeriksaan baterai secara visual ................... 18

2. Pemeriksaan baterai menggunakan alat ukur .. 19

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 20

4.2 Saran .................................................................................................. 20

4.2.1 Saran Untuk Sekolah ......................................................... 20


4.2.2 Saran Untuk UPT.PK ........................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Struktur organisasi ............................................................ 12

Gambar 2 : Baterai ................................................................................ 14

Gambar 3 : Saklar ................................................................................. 15

Gambar 4 : Fuse dan Relay .................................................................. 15


vi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Global/Era Globalisasi, Era Globalisasi merupakan proses


mendunia, di mana untuk menjangkau segala urusan yang mencangkup
perkembangan zaman. Dengan adanya era globalisasi ini berbagai hal menjadi
serba instan dan kita menjadi di permudah dalam pemenuhan kebutuhan, begitu
pula dengan berbagai ilmu pengetahuan yang ikut berkembang dengan adanya
globalisasi.

SDM Unggul diharapkan mampu menciptakan perusahaan atau organisasi


yang unggul, karena dengan sumber daya manusia yang unggul dapat
menciptakan kualitas yang baik sehingga perusahaan/organisasi dapat
berkembang. SDM yang unggul sudah di persiapkan sejak dini oleh negara
melalui sekolah yang merupakan tempat menuntut ilmu, dengan berbagai program
pembelajaran sebagai suatu upaya menciptakan sumber daya manusia yang
unggul.

Pendidikan adalah kunci utama mengembangkan bibit unggul penerus


bangsa adapun tujuan pendidikan yaitu untuk menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan
tepat di berbagai lingkungan. Karena pendidikan memotivasi kita untuk lebih baik
dalam segala aspek kehidupan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sebagai tempat pembelajaran


bagi peserta didik pada saat mereka terjun ke dunia industri. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) wajib para siswa dan siswi harus mengikuti program Praktek
Kerja Lapangan (PKL) karena program ini sangatlah penting karena akan
membantu bagi para peserta didik untuk bekerja di perusahaan besar dimasa yang
akan datang.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah kegiatan pembelajaran di


luar sekolah yang mengacu pada pendidikan dan pelatihan. Adapun tujuan yang
dapat siswa ambil dari kegiatan PKL yaitu salah satunya adalah untuk
meningkatkan mutu/kualitas para peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing.

Dan begitu pentingnya PKL karena PKL merupakan program


pembelajaran untuk para siswa dan siswi untuk lebih mendalami kejuruannya
masing-masing dan pada era globalisasi sekarang banyak siswa dan siswi yang
ingin mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar setelah lulus dari sekolah.
Karena baik secara langsung maupun tidak langsung Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini akan bermanfaat bagi siswa maupun bagi sekolah, karena
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga bekerja secara
langsung pada perusahaan ,bagi sekolah tentunya bermanfaat karena siswanya
dapat belajar mempraktekkan apa yang diperoleh di sekolah sesuai dengan
program keahliannya.

1.2 Maksud dan Tujuan PKL

Prakerin atau Praktek Kerja Industri merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan,


dan pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan
di dunia usaha atau dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi siswa sesuai
bidang yang digelutinya.

Prakerin SMK ini merupakan upaya sekolah untuk meningkatkan mutu siswa
SMK sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mampu menjalani pekerjaan
sesuai dengan bidangnya dan memasuki dunia kerja yang persaingannya cukup
ketat. Beberapa sekolah sudah mewajibkan program prakerin bagi para siswa
dalam jangka

1. Tujuan PKL adalah membina mentalitas dan profesionalitas mahasiswa


yang sejalan dengan disiplin keilmuan program studisesuai keilmuannya.
2. Tujuan PKL adalah melatih kemampuan manajerial dan keterampilan serta
memupuk kemampuan beradaptasi dan daya tangkap mahasiswa dalam
menjalankan tugas dan kewajiban yang diembankan kepadanya.

3. Tujuan PKL adalah melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi


secara profesional di dunia kerja yang sebenarnya. Sehingga tidak merasa
takut atau canggung lagi berkomunikasi secara profesional.
4. Tujuan PKL adalah membentuk etos kerja yang baik bagi siswa-siswi
prakerin. Sehingga kedepannya siswa dapat menjadi sosok lulusan dan
berkualitas.
5. Tujuan PKL adalah dapat menambah jenis keterampilan yang dimiliki
oleh siswa agar dapat dikembangkan dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

1.3 Manfaat PKL

1. Mengenalkan Siswa Pada Pekerjaan Lapangan


Manfaat PKL yang pertama adalah untuk mengenalkan siswa pada
lingkungan kerja di dunia industri dan usaha. Dengan begitu, ketika
mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya, diharapkan
mereka tidak canggung dan dapat beradaptasi dengan cepat.
2. Keterampilan
Manfaat PKL yang kedua yakni untuk menambah keterampilan,
pengetahuan, gagasan-gagasan tentang dunia usaha serta industri yang
profesional.
3. Keterampilan
Manfaat PKL yang ketiga yakni dapat membantu mengasah keterampilan
yang sebelumnya telah diberikan di sekolah. Dengan mengikuti kegiatan
PKL, diharapkan keterampilan para siswa dapat semakin terasah.
4. Menjalin Kerja Sama
Manfaat PKL yang kelima adalah dapat menjalin kerja sama. Kegiatan
PKL tidak hanya bermanfaat bagi para siswa, namun sekolah pun juga
dapat merasakan manfaatnya. Dengan adanya kegiatan PKL, dapat
menciptakan kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait,
baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.

3
5. Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada siswa sehingga hasil
penelitian bertambah luas.

1.4 Sistematika penulisan

1. Urutan Halaman Bagian depan

Halaman Judul Luar (Cover)

Identitas Siswa

Lembar Pengesahan

Identitas Perusahaan

Kata Pengantar

Daftar Isi

2. BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1.4. Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

3. BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

2.2. Uraian Kegiatan

2.3. Jadwal Kegiatan

4. BAB III. LANDASAN TEORI

3.1. Teori Dasar

3.2 Temuan Studi

5. BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

6. DAFTAR GAMBAR

7. DAFTAR PUSTAKA

8. LAMPIRAN-LAMPIRAN
5

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran umum perusahaan

Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin


dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Pendidikan Vokasi),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pendiriannya mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 26
tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. BBPPMPV BMTI memiliki tugas melaksanakan
pengembangan penjaminan mutu pendidikan di bidang mesin dan teknik industri
dan mempunyai fungsi:

1. Penyusunan program pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi;


2. Pelaksanaan penjaminan mutu peserta didik, sarana prasarana, dan tata
kelola pendidikan vokasi;
3. Pelaksanaan penyelarasan pendidikan vokasi sesuai dengan kebutuhan
dunia usaha dan dunia industri;
4. Pelaksanaan fasilitasi dan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan vokasi;
5. Pengelolaan data dan informasi;
6. Pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan penjaminan mutu
pendidikan vokasi;
7. Pelaksanaan evaluasi pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi;
dan
8. Pelaksanaan urusan administrasi.

2.1.1 Sejarah singkat perusahaan

SEJARAH SINGKAT KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN AWAL PPPG


TEKNOLOGI BANDUNG

1. Pembangunan Pendidikan Teknologi pada Pelita I (1969/1970 – 1974/1975)

Pemerintah Republik Indonesia telah menempatkan pembangunan pendidikan


teknologi sebagai bagian integral rencana pembangunan lima tahun guna
penyiapan tenaga kerja teknisi untuk mengisi keperluan pembangunan itu sendiri.
Tahun pertama Pelita I (1969-1970) dimulai dengan pembangunan 8 (delapan)
STM Pembangunan, dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh
Indonesia sendiri (dengan tenaga dan dana yang ada). Suatu hal yang penting
untuk dicatat, bahwa Direktorat Pendidikan Teknologi adalah satu-satunya
direktorat yang paling siap dengan paket proposal pembangunan pada waktu itu.
Sebelum Pelita 1 dimulai, Direktorat Pendidikan Teknologi (dalam masa jabatan
Kol. Amir Gondokusumo sebagai Direktur), telah melakukan analisis kebutuhan,
analisis jabatan, sampai kepada analisis kemampuan yang kemudian dijabarkan
dalam bentuk kurikulum STM Pembangunan. Bertepatan dengan adanya program
Pelita I, segera program tersebut dapat direalisasikan. Tahun kedua Pelita I (1970-
1971), pembangunan pendidikan teknik ditingkatkan lagi dengan pembangunan
lima TTC (Technical Training Centre = BLPT, Balai Latihan Pendidikan Teknik),
dengan bantuan pinjaman dana dari World Bank, dan bantuan tenaga ahli dari
UNESCO dan dari pemerintah Inggris. Tahun Keempat Pelita I (1972-1973),
diadakan proyek peningktan Mutu Pengajaran Teknik (PMPT), dengan pusat
penyelenggara di STM Instruktor (ex SGPT), Jl. Dr. Rum No. 9, Bandung, untuk
mendukung peningkatan mutu guru teknik pada proyek-proyek STM
Pembangunan dan BLPT

2. Perkembangan Kelembagaan

Sejalan dengan perkembangan yang semakin intensif pembangunan pendidikan


teknik, antara lain dengan penambahan 4 (empat) BLPT (menjadi sembilan) atas
bantuan pinjaman dari World Bank, dan rehabilitasi 27 STM atas bantuan
pinjaman dari pemerintah Belanda, maka mulai dirasakan perlunya pelembagaaan
proyek-proyek penataran guru teknik. Melalui bantuan tenaga ahli Australia (Mr.
Ian Scott, tahun 1972-1973, dan Mr. Ken Sharp, tahun 1974-1975) dirumuskan
satu bentuk kelembagaan, yang waktu itu disebut TTUC (Technical Teacher
Upgrading Centre) di Jalan Dr. Rum No. 9 Bandung. Sejak tahun 1975/1976,
kegiatan-kegiatan penataran telah mulai dioperasikan secara melembaga oleh
TTUC, sekalipun waktu itu masih berstatus proyek, dengan pemimpin proyek
Drs. E.M. Hidayat. Perlu juga dicatat, bahwa pengakuan (recognition) terhadap
fungsi dan peranan pendidikan teknologi sebagai bagian integral program
pembangunan nasional (Repelita), mulai diperoleh pada masa jabatan Drs.
Soenaryo, M.Sc. sebagai Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (dari tahun
1972 sampai dengan tahun 1979). Pada masa itu juga sistem pendidikan
menengah kejuruan dirumuskan secara konsepsional. Untuk mendukung upaya
pelembagaan TTUC, atas bantuan (grant) Pemerintah Australia, tahun 1976
dikirim sebanyak 6 orang guru-guru teknik pilihan, dilatih selama 1 tahun di
Australia. Mereka inilah yang kemudian menjadi tenaga andalan pelembagaan
TTUC yang belakangan dikenal sebagai PPPG Teknologi Bandung. Beberapa
orang dari mereka yang berperanan aktif dan menonjol, antara lain ; Achmad
Suwarna, M. Bukit, Soenarno, R. Sitorus, Hadi Moelyono, dan Soekandar.

3. Modal Awal Pelembagaan TTUC (Technical Teacher Upgrading Centre)

Pada tahun 1979, STM Instruktur (yang kemudian bernama STM Negeri 5
Bandung), pindah dari jalan Dr. Rum ke Jalan Pajajaran 92 Bandung, dan sejak itu
Kampus STM Instruktor di Jalan Dr. Rum No. 9, secara penuh menjadi modal
awal pelembagaan TTUC. Modal awal tenaga instruktor berasal dari :

1. Tenaga yang telah dilatih di Australia;


2. Guru-guru STM Instruktur Bandung; dan
3. Guru-guru STM pilihan dari STM seluruh Indonesia yang dicatat
berprestasi menonjol selama mengikuti penataran PMPT.
4. Pelaksanaan Program Diploma III Guru Kejuruan Teknologi

Pelaksanaan program penataran guru STM dalam bentuk Program Diploma III
Guru Kejuruan Teknologi yang dimulai bulan Juli 1982, adalah suatu tantangan
dan sekaligus sebagai kesempatan untuk memantapkan organisasi dan manajemen
PPPG Teknologi Bandung. Misi Pelaksanaan Program Diploma III Guru
Kejuruan Teknologi pada awalnya telah secara jelas digariskan oleh Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan yaitu “menciptakan guru STM menjadi guru
profesional”. Tidak hanya dalam penguasaan keterampilan mencapai tingkat
kompetensi profesional, tetapi ditekankan pada pembentukan sikap profesional
yang harus dapat diukur melalui “Conduct” dan produktivitasnya. Misi telah
memaksa PPPG Teknologi Bandung menyajikan program yang berkualitas
profesional atas dukungan manajemen yang berperforma profesional. Kajian
pengembangan PPPG Teknologi Bandung dari fungsi sekedar “ Pusat penataran “
menjadi “pusat pengembangan pendidikan teknologi”, telah memberi inspirasi
untuk memikirkan pemindahan kampus PPPG Teknologi dari Jl. Dr. Rum No. 9
Bandung yang hanya memiliki area tanah

sekitar 2,9 Ha, ke lokasi yang lebih luas yang memungkinkan PPPG Teknologi
mengembangkan fungsinya menjadi pusat pengembangan

5. Pemindahan Kampus

Pada tahun 1982, Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (pada waktu itu Ir.
Hadiwiratama, M.Sc.E) menetapkan rencana pemindahan kampus PPPG
Teknologi Bandung ke Desa Cibabat, Cimahi Utara dengan penyediaan dana
pengadaan tanah pada Tahun anggaran 1982-1983. Pembangunan gedung beserta
sarana penunjang dilaksanakan pada tahun anggaran 1983-1984, 1984-1985, dan
1985-1986. Kejadian yang dirasakan cukup mengesankan, pada bulan Juni 1986

saat permindahan PPPG Teknologi Bandung dari Jl. Dr. Rum No.9 Bandung ke Jl.
Pasantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara. Pemindahan
keseluruhan alat bengkel dan perlengkapan PPPG Teknologi Bandung dilakukan
hanya dalam 1 minggu, dan proses pemasangan dan penataan kembali di kampus
baru diselesaikan dalam waktu 1 minggu berikutnya. Seluruh staf, mahasiswa,
dan peserta penataran PPPG Teknologi Bandung dikerahkan ikut berperanan aktif,
sehingga proses pemindahan itu sendiri sekaligus berperanan meningkatkan rasa
percaya diri dan membangun kekompakan kerja antar staf, mahasiswa, dan
peserta penataran. Pada bulan Desember 1987, enam orang angkatan terakhir
tenaga ahli Australia meninggalkan PPPG Teknologi Bandung, sesuai dengan
batas akhir Proyek Kerja Sama Indonesia-Australia (IATEP).

6. Peresmian Pemakaian Kampus (Baru) PPPG Teknologi Bandung

Pada tanggal 27 Juli 1988, peresmian pemakaian kampus baru PPPG Teknologi
Bandung, oleh bapak Fuad Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Acara
peresmian dihadiri juga oleh Duta Besar Australia, Mr. Bill Morrison.

Hal yang sangat menarik pada waktu itu, kedua belah pihak (Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan serta Dubes Australia) menyampaikan pernyataan bersama,
bahwa : “PPPG Teknologi Bandung adalah Monumen Keberhasilan Kerja Sama
Indonesia-Australia”.

7. Organisasi PPPG Teknologi Bandung

Dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0529/O/1990, tanggal 14


Agustus 1990 diadakan perampingan organisasi PPPG Teknologi. Dibalik
perampingan organisasi ini, terdapat kebijaksanaan yang sangat strategis, karena
dalam SK tersebut terdapat pengakuan fungsi dan peranan PPPG tidak hanya
sekedar pelaksana kegiatan penataran guru, tetapi sekaligus sebagai pusat
pengembangan pendidikan, suatu fungsi yang telah lama dilaksanakan dan
diperjuangkan oleh PPPG Teknologi Bandung. Dalam masa jabatan Prof. Dr.
Benny Soeprapto sebagai Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (1988-1992),

10

semakin terbuka kesempatan bagi PPPG Teknologi Bandung mengembangkan


programnya sebagai salah satu sub sistem yang sangat vital dalam sistem
pembangunan pendidikan menengah teknologi di Indonesia. Sesuai dengan
pengakuan dan realita peranan dan fungsi PPPG Teknologi Bandung, maka sejak
26 September 1992, nama Inggris TTUC Bandung diubah menjadi TEDC
(Technical Education Development Centre) Bandung. Peranan sebagai TEDC
terus dilanjutkan dan dikembangkan oleh para kepala pusat berikutnya yang pada
saat itu yang memimpin adalah Achmad Suwarna, BE. (1995-1998); Ir. Eddy
Suwarni (1998-1999); Dr. Masriam Bukit, M.Pd. (1999-2004); Plt. Kapus Drs.
Sutomo M.Ed. (2004-2006), Drs. Achmad Dasuki, MM.M.Pd. (2006-2008) dan
Dr. Murtoyo, MM. (2008-2010). Dengan dikeluarkannya Permendiknas Nomor 8
Tahun 2007, PPPG Teknologi Bandung mengalami reorganisasi menjadi Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung di bawah Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan yang merupakan
pemekaran dari Ditjen Dikdasmen. Melalui reorganisasi ini peran sebagai TEDC
tetap dilakukan, bahkan semakin meningkatkan posisi PPPTK BMTI, karena
kegiatan pengembangan pendidikan teknik dilakukan dalam kerangka
pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pada semua jenis dan jenjang
pendidikan dasar dan menengah (uraian khusus tentang reorganisasi PPPG
Teknologi Bandung lihat pada bagian D). Perubahan kembali terjadi pada akhir
tahun 2010. Pada tanggal 2 Desember 2010, terbit Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 67 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi. Dalam Perpres tersebut dijelaskan susunan organisasi eselon I
Kementerian Pendidikan Nasional, di antaranya adalah Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Perpres ini
ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
134/M/2010 tentang Satuan Kerja Kementerian Pendidikan Nasional. Menurut
Keputusan ini, kedudukan PPPPTK BMTI ada di bawah Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

11

2.1.2 Visi dan misi perusahaan

Visi :
Terwujudnya ekosistem pendidikan untuk membentuk pelajar berkarakter
pancasila melalui pengembangan mutu pendidikan vokasi di Bidang Mesin
dan Teknik Industri.

Misi :

1. Meningkatkan mutu peserta didik, sarana dan prasarana, dan tata


kelola pendidikan vokasi;
2. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada
pendidikan vokasi;
3. Meningkatkan ketersedian layanan fasilitasi pendidikan vokasi sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia isdustri; dan
4. Memperluas kerja sama di bidang pengembangan penjaminan mutu
pendidikan vokasi.

2.1.3 Struktur organisasi perusahaan

Gambar 1 : Struktur organisasi

12

2.2 Uraian Kegiatan


JAM JAM
JAM JAM
HARI ISTIRAHAT ISTIRAHAT
MASUK PULANG
KE - 1 KE - 2
SENIN 07.30 10.00 - 10.30 12.00 - 13.30 16.00
SELASA 07.30 10.00 - 10.30 12.00 - 13.30 16.00
RABU 07.30 10.00 - 10.30 12.00 - 13.30 16.00
KAMIS 07.30 10.00 - 10.30 12.00 - 13.30 16.00
JUM’AT 07.30 10.00 - 10.30 11.00 - 13.30 16.30
SABTU - - - -
MINGGU - - - -

2.3 Jadwal kegiatan

Praktek kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan, dimulai pada tanggal 9 Januari
2023 sampai dengan 9 Maret 2023

13
BAB III

PEMBAHASAN DAN TEMUAN

PEMERIKSAAN SISTEM KELISTRIKAN BODI

3.1 Teori dasar

3.1.1 Pengertian dan Fungsi Sistem Kelistrikan Bodi

Sistem kelistrikan bodi adalah semua instalasi listrik yang terletak pada
bodi kendaraan. Sistem ini berfungsi sebagai komponen tambahan untuk
melengkapi fungsionalitas sebuah mobil.

3 .1.2 Komponen Sistem Kelistrikan Bodi Dan Fungsinya

1. Power suply (aki)


Power suply atau sumber arus adalah komponen yang menyediakan sumber
arus listrik yang akan digunakan untuk melakukan serangkaian skema
kelistrikan. Pada kendaraan, baterai atau aki berperan sebagai sumber arus
karena komponen ini dapat menyimpan dan melepaskan arus listrik. Namun,
baterai bukan sumber arus utama. Sumber utama kelistrikan kendaraan itu
ada pada sistem pengisian yang mengubah energi gerak ke energi listrik.

Gambar 2 : Baterai
14
2. Saklar
Saklar digunakan untuk mengatur kapan skema kelistrikan aktif dan kapan
skema kelistrikan non-aktif. Pada kelistrikan bodi.

Gambar 3 : Saklar

3. Fuse dan Relay


Fuse dan relay bisa disebut sebagai komponen pengaman rangkaian. Fuse
akan mencegah terjadinya aliran arus berlebih ke rangkaian yang dapat
membakar rangkaian kelistrikan. Sementara relay akan memperpendek
aliran arus sehingga potensi kerugian arus listrik akan dikurangi.

Gambar 4 : Fuse dan Relay


15
4. Wiring
Wiring adalah susunan kabel-kabel kelistrikan yang dirangkai menjadi satu
kesatuan. Wiring ini akan membentang dari aki, menuju fuse lalu keluar dari
fuse, wiring akan memiliki banyak cabang yang menuju semua komponen
kelistrikan. Dengan adanya wiring, maka kabel pada mobil akan lebih aman
dan rapi. Selain itu, proses identifikasi juga lebih mudah karena kabel-kabel
tersebut memiliki kombinasi warna yang berbeda-beda.
5. Beban
Beban adalah komponen aktuator kelistrikan yang dapat mengubah energi
listrik ke bentuk energi lain. Berikut adalah beberapa beban yang terdapat si
sistem kelistrikan bodi:
1. Sistem Penerangan Eksterior
1.) Low beam
Lampu dekat adalah lampu penerangan utama mobil yang memiliki
jangkauan jarak dekat. Fungsi low beam adalah sebagai lampu
penerangan saat mobil melintas daerah perumahan atau daerah ramai.
2.) High beam
Lampu jauh atau high beam adalah penerangan utama kendaraan dengan
jangkauan cahaya lebih jauh. Lampu ini cocok digunakan pada daerah
sepi (hutan, jalan tol, pegunungan) yang sepi.
3.) Fog lamp
Fog lamp atau biasa disebut sebagai lampu kabut adalah lampu yang
akan menembus tebalnya kabut agar jarak pandang pengemudi tidak
terhalang. Lampu ini terletak di bagian bumper
bawah berdekatan dengan permukaan jalan agar sinar lampu maksimal
menerangi permukaan jalan.
2. Sistem Penerangan Interior
Interior light yang berfungsi untuk menerangi bagian kabin mobil.
Meski berfungsi menerangi kabin, lampu interior tidak dibuat dengan
intensitas cahaya terang. Lampu ini agak redup karena apabila dibuat
terang akan mengganggu pandangan pengemudi dibelakangnya.
16
Lampu intrerior biasanya terletak di bagian atap kendaraan di bagian
tengah, memiliki tiga buah saklar yakni : On, Off, Auto. Saat kita set
saklar Auto, maka lampu otomatis hidup saat kita membuka pintu
3. Sistem Peringatan
1.) Lampu sein
Lampu sein digunakan untuk memberi isyarat ke pengguna jalan lain
bahwa kita akan belok ke salah satu arah. Dengan demikian, potensi
miss communication tidak terjadi.
2.) Lampu hazard
Lampu hazard adalah lampu yang menunjukan bahwa kendaraan
tersebut sedang dalam kondisi darurat. Lampu ini pada dssarnya sama
seperti lampu sein namun lampu hazard akan mengedipkan semua lampu
sein secara bersama-sama.
3.) Stop lamp
Lampu belakang mobil tidak masuk ke sistem penerangan utama karena
fungsi utamanya bukan untuk menerangi jalan. Lihat saja warna lampu
ini adalah merah yang menandakan berhenti. Lampu belakang/tail lamp
digunakan sebagai penanda ke pengguna jalan
lain bahwa ada kendaraan didepannya. Saat rem ditekan maka intensitas
lampu tail akan lebih terang. Ini akan memberi sinyal ke mobil
dibelakangnya bahwa kita sedang mengerem. Sehingga mobil
dibelakang bisa menyesuaikan.
4.) klakson
Klakson adalah skema kelistrikan untuk mengubah energi listrik
menjadi suara. Suara ini dijadikan penanda bagi pengguna jalan lain
terhadap posisi kendaraan kita.
5.) Lampu dim/tembak
Lampu DIM memiliki fungsi yang hampir sama dengan klakson, namun
peringatan yang digunakan berupa tembakan lampu. Lampu DIM biasa
dipakai saat saling berhadapan sesama kendaraan dalam kecepatan
tinggi.

17

Sehingga salah satu kendaraan akan mengalah dan tabrakan bisa


dihindari.
4. Aksesoris Kelistrikan Bodi
1.) Wiper & Washer
Fungsi dari wiper adalah untuk membersihkan kaca depan mobil dan di
bagian belakang pada beberapa kendaraan yang memilikinya.
Pembersihan ini dimaksudkan agar kotoran, minyak, debu, air hujan
serta lainnya yang menempel pada kaca dapat dihilangkan.
Fungsi washer adalah untuk membantu wiper. Jadi tugasnya adalah
menyemprotkan cairan pembersih pada kaca mobil.
2.) Power window
Power window sebenarnya adalah sebuah rangkaian mekatronik,
gabungan dari teknologi mekanik dan elektronik. Kedua gabungan
teknologi tersebut akan menciptakan energi yang bisa menggerakkan
kaca jendela mobil hanya dengan menekan sebuah tombol atau switch.

3.2 Temuan Study

3.2.1. Alat Pemeriksaan Sistem Kelistrikan Bodi (Baterai)

1. Multimeter (AVO METER)

2. Hydrometer

3.2.2. Langkah-langkah Pemeriksaan Sistem Kelistrikan Bodi (Baterai)

1. Pemeriksaan baterai secara visual


1. Pemeriksaan kondisi dari kotak baterai
2. Pemeriksaan terminal baterai
3. Pemeriksaan jumlah elektrolit
4. Pemeriksaan tutup baterai dan saluran ventilasi

18

2. Pemeriksaan baterai menggunakan alat ukur

1.) Pemeriksaan tegangan pada baterai

Pemeriksaan tegangan menggunakan multimeter


dilakukan dengan cara :

1. Set 0 multimeter, pastikan jarum pada posisi “0”.


2. Putar selektor pada skala DC Volt, arahkan pada
angka tegangan diatas dari tegangan baterai (diatas
12 V).
3. Pasangkan probe merah ke terminal positif baterai
dan probe hitam ke terminal negatif baterai.
4. Baca ukuran baterai.

2.) Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai

Pemeriksaan dengan menggunakan alat ukur kedua yaitu


pemeriksaan berat jenis baterai (pada baterai basah).
Pemeriksaan berat jenis dapat menggunakan hydrometer.
Cairan elektrolit akan bereaksi secara kimia saat
terjadinya pengosongan atau pengisian listrik. Nilai berat
jenis elektrolit baterai diperiksa pada tiap-tiap selnya. Jika
baterai baik (kondisi terisi) maka akan menunjukkan berat
jenis sekitar 1,25 sampai 1,27.
19

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan Praktek kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan belajar


mempraktekkan apa yang telah diperoleh dibangku sekolah serta mendidik
siswa untuk bekerja sebagai bekal dimasa yang akan datang.
2. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di BALAI BESAR
PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI
BIDANG MESIN DAN TEKNIK (BBPPMPV BMTI) BANDUNG, baik,
dengan harapan mampu mengenal peralatan, komponen-komponen
kendaraan serta mampu membantu mekanik dalam perbaikan kendaraan.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan merupakan tempat melatih kemandirian
dan belajar dewasa
3. Berdasarkan materi yang saya pilih sistem Kelistrikan Bodi adalah semua
instalasi listrik yang terletak pada bodi kendaraan. Sistem ini berfungsi
sebagai komponen tambahan untuk melengkapi fungsionalitas sebuah
mobil.

4.2 Saran – Saran


4.2.1 Saran Untuk Sekolah

1. Pihak sekolah terus menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan
pihak tempat PKL sehingga diharapkan terciptanya kerja sama yang lebih
baik.

2. Para pembimbing PKL lebih berperan aktif dalam berkomunikasi dan


berkoordinasi dengan pihak perusahaan guna menjalin hubungan yang
baik serta aktif dalam mendampingi siswa PKL.

20

3. Para guru teori dalam setiap penyampaian materi pelajaran, hendaknya


dipraktekkan secara langsung, sehingga memberi kematangan pada siswa
dalam praktek kerja

4.2.2 Saran Untuk UPT.PK

1. Tingkatkan sosialisasi atau kerja sama antara pimpinan, pegawai, dan

siswa-siswi SMK YASMI Gebang, sehingga dengan demikian mampu

menumbuhkan hubungan kekeluargaan yang harmonis dan baik

2. Kedisiplinan dan tata tertib mesti lebih ditingkatkan agar kerapihan dan
ujian yang diharapkan dapat tercapai

3. Tingkatkan semangat tos kerja, guna pencapaian kerja lebih efisien

4. Memberikan suri teladan yang baik kepada siswa SMK YASMI


GEBANG
21

DAFTAR PUSTAKA

https://www.autoexpose.org/2018/02/sistem-kelistrikan-body.html?m=1

https://www.teknik-otomotif.com/2017/09/cara-pemeriksaan-baterai-
accu.html?m=1

https://bbppmpvbmti.kemdikbud.go.id/main/
22

Anda mungkin juga menyukai