Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA
Jalan Taman Suropati Nomor 2, Jakarta 10310
Telepon (+6221) 31936207, 3905650; Faksimile (+6221) 3145374
www.bappenas.go.id

Nomor : B-12344/Dt.2.3/PP.01.02/09/2022 Jakarta, 08 September 2022


Sifat : Biasa
Lampiran : 3 (tiga) berkas
Hal : Undangan Peserta FGD Kajian Daya Dukung
Lingkungan Provinsi Banten terhadap
Pengembangan Kawasan Industri

Yth. (sesuai daftar terlampir)


di Tempat

Dalam rangka pelaksanaan Kajian Daya Dukung Lingkungan Pulau Jawa terhadap Aktivitas
Industri, kami akan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Daya Dukung
Lingkungan Provinsi Banten terhadap Pengembangan Kawasan Industri secara hybrid,
guna mendapatkan masukan dari perspektif pemangku kepentingan di Provinsi Banten. Kegiatan
FGD akan diselenggarakan
pada hari/tanggal : Kamis, 22 September 2022
waktu : pukul 09.00 – 12.40 WIB
tempat : Ruang Kerja Masing-Masing via Aplikasi Zoom
https://link.bappenas.go.id/FGD_DDLProvBanten
Meeting ID : 840 5228 8712
Passcode : 607114
acara : (terlampir)

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang kehadiran Saudara/i atau yang
mewakili secara daring/online. Untuk informasi lebih detail, telampir kami sampaikan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) FGD. Sebagai narahubung, kami menugaskan Sdr. Falian (0813 8080 4025)
dan Sdri. Safitri (0813 3412 5611).
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Saudara/i, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Regional I,

Abdul Malik Sadat Idris

Tembusan:
1. Deputi Pengembangan Bidang Regional, Kementerian PPN/Bappenas;
2. Sekretaris Daerah Provinsi Banten.
-2-

Lampiran I Surat Undangan


Nomor : B-12344/Dt.2.3/PP.01.02/09/2022
Tanggal : 08 September 2022

DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIUNDANG

1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten;


2. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten;
3. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Banten;
4. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten;
5. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Provinsi Banten;
6. Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang;
7. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang;
8. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Cilegon;
9. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan;
10. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang;
11. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang;
12. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon;
13. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan.

Direktur Regional I,

Abdul Malik Sadat Idris


-3-

Lampiran II Surat Undangan


Nomor : B-12344/Dt.2.3/PP.01.02/09/2022
Tanggal : 08 September 2022

AGENDA ACARA
FGD Daya Dukung Lingkungan Provinsi Banten
terhadap Pengembangan Kawasan Industri
Kamis, 15 September 2022

No Waktu Kegiatan Oleh


1 09.00 – 09.10 Sambutan Kepala Bappeda Provinsi Banten
Direktur Regional 1 Bappenas
2 09.10 – 09.30 Paparan Pengantar
atau yang mewakili
3 09.30 – 10.00 Paparan Narasumber 1 Kepala Bappeda Provinsi Banten
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
4 10.00 – 10.30 Paparan Narasumber 2
dan Kehutanan, Provinsi Banten
Kepala Dinas Perindustrian dan
6 10.30 – 11.00 Paparan Narasumber 3
Perdagangan, Provinsi Banten
7 11.00 – 12.30 Diskusi dan Tanya Jawab Moderator (Bappenas)
Direktur Regional 1 Bappenas
8 12.30 – 12.40 Penutup
atau yang mewakili
-4-

Lampiran III Surat Undangan


Nomor : B-12344/Dt.2.3/PP.01.02/09/2022
Tanggal : 08 September 2022

KERANGKA ACUAN KERJA


FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PROVINSI BANTEN TERHADAP PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan di Indonesia masih dihadapkan dengan persoalan ketimpangan wilayah antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta antara kawasan
perkotaan dan perdesaan. RPJMN 2020-2024 menekankan pendekatan pengembangan wilayah,
yang tidak semata berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan pembangunan,
serta memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan daya tampung lingkungan hidup. Saat
ini, perekonomian nasional diarahkan agar tumbuh lebih cepat di luar Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera dengan arahan untuk Pulau Jawa – Bali tetap menjadi wilayah yang memiliki porsi
(share) terbesar dalam perekonomian yang didorong oleh pergeseran struktur ekonomi ke sektor
jasa dengan tetap mempertahankan pertumbuhan di sektor industri pengolahan.

Salah satu implementasi mempertahankan strategi pertumbuhan di sektor industri pengolahan


ialah pembangunan/pengembangan kawasan dengan fungsi industri, baik berbentuk Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) maupun Kawasan Industri (KI). Pengembangan kawasan industri akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun pada sisi lain mengancam daya tampung
lingkungan hidup Pulau Jawa. Berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMN
2020-2024, sudah ada indikasi adanya pemanfaatan berlebih sumber daya alam. Indikasi tersebut
antara lain: (1) Persentase tutupan hutan di Pulau Jawa-Bali diperkirakan hanya tersisa 22,39%
pada tahun 2045; (2) Tingkat ketersediaan air di Pulau Jawa dan Bali sudah menunjukan gejala
kelangkaan sejak tahun 2000, dan diperkirakan menurun hingga tingkat langka/kritis pada tahun
2045; (3) Kualitas air secara nasional terindikasi mengalami penurunan, dimana tingkat
pencemaran BOD sudah mulai melebihi baku mutu yaitu sebesar 7,6 mg/l di tahun 2020. Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup 2019 provinsi-provinsi di Pulau Jawa berada dibawah kondisi baik
yaitu pada rentang 42,84-63,09 (sangat kurang baik hingga cukup baik). Provinsi DKI Jakarta
memiliki kualitas udara dan tutupan lahan terburuk, dan Provinsi DI Yogyakarta memiliki kualitas
air terburuk.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2022, terdapat 80 Kawasan Industri yang
telah memiliki izin usaha kawasan industri (IUKI) dan 2 KEK Industri yang berlokasi di Pulau Jawa
dengan pengembangan kawasan industri yang relatif baru berkembang yaitu di Kawasan Industri
Subang, Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Java Integrated Industrial and Ports Estate
(JIIPE) di Gresik. Selain itu juga terdapat rencana pengembangan kawasan industri lainnya

seperti…
-5-

seperti di Kawasan Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana) Provinsi Jawa Barat, dan KI Pancapuri


Provinsi Banten. Dengan adanya rencana pembangunan baru dan pengembangan kawasan
industri yang terus berjalan, serta adanya indikasi degradasi daya tampung lingkungan hidup,
maka perlu dilakukan kajian daya dukung lingkungan Pulau Jawa terhadap aktivitas sektor industri
agar diketahui ambang batas pembangunan/pengembangan kawasan industri di Pulau Jawa.

B. TUJUAN DAN SASARAN FGD


Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini adalah untuk
menggali dan bertukar informasi mengenai peran dan perkembangan kawasan industri di
Provinsi Banten serta tantangan dan masalah yang dihadapi terutama dari aspek
lingkungan hidup dan infrastruktur.
Sasaran
Sasaran FGD) ini adalah:
1. Teridentifikasinya peran, arah, dan kebijakan pengembangan kawasan industri dalam
konteks perencanaan pembangunan di Provinsi Banten;
2. Diperolehnya informasi mengenai ambang batas serta status daya dukung lingkungan
di Provinsi Banten; dan
3. Teridentifikasinya permasalahan dan tantangan pengembangan kawasan industri di
Provinsi Banten, terutama dari: aspek lingkungan hidup dan kebutuhan dukungan
infrastruktur (sumberdaya air/ bendungan, kelistrikan, infrastruktur logistik: jalan,
pelabuhan dan kereta barang)
4. Teridentifikasinya profil kawasan industri di Provinsi Banten, jumlah, sebaran, jenis
industri, tingkat keterisian (occupancy rate) kawasan industri eksisting maupun
kecenderungan perkembangannya.

C. 1. KISI-KISI NARASUMBER 1 KEPALA BAPPEDA PROVINSI BANTEN


1. Bagaimana peran, arah (termasuk arah spasial) dan kebijakan pengembangan
kawasan industri dalam perencanaan pembangunan Provinsi Banten?
2. Apa saja bentuk dukungan atau insentif yang diberlakukan Pemda Provinsi Banten
untuk membangun iklim yang kondusif bagi pengembangan kawasan industri di Provinsi
Banten? (baik berupa investasi, program, maupun regulasi)
3. Bagaimana dukungan Pemerintah Provinsi Banten dalam penyediaan infrastruktur
pendukung Kawasan Industri?
4. Apakah lokasi pengembangan kawasan industri sejauh ini sudah sejalan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten? Ataukah justru kecenderungan
perkembangan kawasan industri memunculkan desakan untuk merevisi RTRW?
5. Sejauh mana pengembangan kawasan industri di Provinsi Banten sudah memperhatikan:
a) Daya dukung dan daya tampung lingkungan;
b) Keberadaan kawasan lindung;
c) Ketersediaan sumberdaya air (mengingat aktivitas industri selalu membutuhkan air);
d) Pengamanan lahan pertanian (yang juga membutuhkan air), terutama Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)?

6. Insentif…
-6-

6. Insentif dan disinsentif apa yang diberlakukan Pemda Provinsi Banten agar
pengembangan kawasan industri memperhatikan daya dukung lingkungan dan prinsip
pembangunan berkelanjutan?

C. 2. KISI-KISI NARASUMBER 2 KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BANTEN


Pertanyaan Umum untuk kondisi Wilayah Banten:
1. Bagaimana status daya dukung lahan dan air di Provinsi Banten? Jika sudah terlampaui,
wilayah mana saja yang memiliki daya dukung lahan terlampaui? (dapat ditunjukkan dengan
data spasial);
2. Faktor apa saja yang menyebabkan penurunan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup di Provinsi Banten? (pertumbuhan penduduk/urbanisasi, peningkatan
Kawasan Industri, aspek sosial dan law enforcement dan lainnya?)

Pertanyaan Khusus terkait Kegiatan Kawasan Industri di Wilayah Banten:


1. Sejauh ini, bagaimana dampak pengembangan Kawasan Industri di Provinsi Banten
terhadap lingkungan hidup?
2. Apakah kecenderungan perkembangan Kawasan Industri di Provinsi Banten saat ini
masih sesuai dengan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di
Provinsi Banten? Apakah terdapat Kawasan Industri yang sudah terindikasi telah
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup?
3. Bagaimana strategi yang ditempuh oleh Dinas Lingkungan Hidup dalam hal:
a) Mencegah pengembangan Kawasan Industri agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan Provinsi Banten? (regulasi, insentif dan disinsentif);
b) Mengatasi pengembangan Kawasan Industri yang terindikasi atau telah
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan Provinsi Banten?
(termasuk pemberlakuan sanksi);
c) Mendorong penerapan industri hijau? (green industry).
4. Menurut pandangan Saudara, sejauh mana kegiatan Kawasan Industri telah
memperhatikan pelestarian lingkungan hidup Provinsi Banten? (misalnya: dalam
bentuk ketersediaan dan pengoperasian IPAL, pembuatan dan pemanfaatan sumur
resapan, dan sebagainya)
5. Sejauh ini bagaimana status industri yang telah mendapatkan PERSTEK (Persetujuan
Teknis) dan SLO (Surat Layak Operasional) dalam hal pengelolaan dan atau
pemanfaatan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) nya? (bisa ditunjukkan
berdasarkan data jumlah dan lokasi industri yang baru mengajukan, sedang proses, dan
yang telah disetujui)
6. Bagaimana hasil pemantauan Dinas Lingkungan Hidup mengenai ketaatan industri
dalam kepatuhan terhadap peraturan lingkungan? (bisa ditunjukkan dalam bentuk data
jumlah dan lokasi industri yang mendapatkan proper merah, biru, hijau).

C. 3. KISI-KISI NARASUMBER 3 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN


PROVINSI BANTEN
1. Data/informasi mengenai perkembangan perusahaan industri pengolahan dalam lima
(5) tahun terakhir di Provinsi Banten menurut:
a) Lokasi (kabupaten/kota)
b) Jenis industri (KBLI 2 digit)

c) Staus…
-7-

c) Status kepemilikan modal


d) Jumlah tenaga kerja
e) Nilai Output, Biaya Input, dan Nilai Tambah Bruto (NTB)
2. Bagaimana tren kecenderungan permintaan pasar domestik dan global 5 tahun
mendatang terhadap produk atau hasil Sektor Industri di Provinsi Banten? (mohon
dijelaskan menurut jenis produk/industri)
3. Industri jenis apa yang menjadi industri prioritas saat ini dan di periode 2025-2029?
4. Apa permasalahan dan tantangan dalam pengembangan Kawasan Industri di Provinsi
Banten?
5. Kebutuhan infrastruktur apa yang dipandang paling kurang memadai dan perlu
diprioritaskan dalam mendukung pengembangan Kawasan Industri di Provinsi Banten
(Pilih salah 1)
a. Sumberdaya air;
b. Ketenagalistrikan;
c. Infrastruktur logistik (pelabuhan, jalan, kereta barang);
d. Lainnya:………………… (mohon disebutkan)
6. Apakah kriteria yang digunakan dalam menentukan pembangunan Kawasan Industri
yang baru di Provinsi Banten telah mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup? Mohon dijelaskan.
7. Secara umum, bagaimana Kawasan Industri di Provinsi Banten mendapatkan Sumber air
(baik untuk kepentingan produksi maupun non produksi)?
8. Apakah ada penerapan batasan jenis industri untuk mengurangi dampak negatif kegiatan
industri terhadap lingkungan hidup? Mohon dijelaskan.
9. Apakah pengembangan kawasan industri Provinsi Banten sudah mulai menerapkan
konsep Eco-Industrial Park?

Anda mungkin juga menyukai