Anda di halaman 1dari 15

Meningkatkan Efektivitas

Penyediaan Rumah Susun


Layak Huni Dan Berkelanjutan

Ir. M. Jehansyah Siregar, MT., Ph.D


(SAPPK-ITB)
FGD oleh BPK-RI
18 November 2020 via Zoom Meeting
Garis Besar Paparan
1. Persoalan Pembangunan Rumah Susun
2. Kebijakan Penyediaan Rumah Susun
3. The Future of Public Housing
1. Persoalan Pembangunan Rusunawa
1. Menara-menara Rusunawa tidak terawat dan mangkrak
2. Penghunian yang dipenuhi banyak masalah seperti tidak
betah, kondisi ekonomi menurun, tidak tertib, bangunan
tidak dikelola dengan baik, dsb.
3. Masalah serah terima aset APBN ke Pemerintah Daerah
yang sulit dan berlarut-larut
4. Salah sasaran ke TNI/Polri, Asrama Mahasiswa dan
Pesantren-pesantren, yang tidak mengurangi housing
backlog dan permukiman kumuh.
5. Desain Rusunawa yang tidak berkembang sesuai dinamika
kebutuhan pengguna, kemajuan teknologi dan konteks
perkotaan.
Akar Masalah
1. Mindset city beautification dalam penataan kota yang
berakibat pemaksaan tinggal di Rusunawa bagi warga
1. Belum ada visi dan
gusuran sehingga Rusunawa dijadikan justifikasi
program New Town
penggusuran paksa dengan kekerasan (forced
New Community.
eviction). Akibatnya, warga penghuni Rusunawa yang
berasal dari korban gusuran tidak mau membayar
sewa. Akhirnya pengelolaan Rusunawa tanpa sistem ini
membebani anggaran di daerah-daerah.
2. Penyediaan Rumah Susun dari PUPR/Kemenpera yang
mengandalkan skema proyek-proyek pengadaan
konstruksi tahunan. Tanpa perencanaan
2. Indonesia belum punya
pembangunan skala besar, penyiapan lahan, seleksi
Public Housing Delivery
penghuni, sistem lembaga, teknologi prefabrikasi
System
massal dan berbagai instrumen lainnya.
Problematika Urbanisasi
di Metropolitan
Kehidupan
Kota Besar
Dilema
Penglaju

Penyediaan Rumah Bersubsidi semakin jauh dari pusat kota


Permukiman Kumuh Tidak Tertangani
Dilema Rusunami
Keputusan Presiden 22/2006 tentang Tim
Koordinasi Percepatan Pembangunan Rumah
Susun di Kawasan Perkotaan. Upaya konkret
pemerintah ialah peresmian program 1.000 Tower
rumah susun pada 5 April 2007 oleh Presiden
Soesilo Bambang Yudhoyono. Rusun pertama
yang dibangun berbentuk Rumah Susun
Sederhana Milik (rusunami) yang lokasinya di Pulo
Gebang, Jakarta Timur, kerjasama Perumnas dan
PT Primaland Internusa Development.

Mengapa
Rusunami dan
bukan Apartemen ----> Rusunami Mengundang Investor Buyer bahkan Speculative Buyer,
dan tidak otomatis END-USER.
Sewa?
2. Kebijakan Penyediaan Rumah Susun
1981: Rumah Susun Sewa pertama kali dibangun pemerintah di Jakarta adalah Rusun Tanah
Abang, Jalan K.H. Mas Mansyur, Kebon Kacang, Jakarta Pusat, dengan luas 4 hektar yang
diresmikan oleh Presiden RI ke-2 Soeharto.
1985, 3 September: Sambutan Presiden Soeharto pada Peresmian Penghunian Rusun
Perumnas Klender di Jakarta Timur. Periode 1981-1991 merupakan milestone pembangunan
rusun sederhana untuk "peremajaan perkotaan" oleh BUMN Perumnas.

Krisis Penyediaan Rumah Susun 2015-2019

Target RPJMN 2015-2019: 550.000 unit

Capaian 2015-2019: 50.031 unit

Tingkat keberhasilan: 9,10%


Apa benar masalahnya
kurang anggaran?

Atau masalahnya tidak membangun sistem penyediaan yang baru?


Badan Pelaksana Rumah
Susun ditunggu-tunggu
malah dihapus.
3. The Future of Public Housing
Tataran Ideologi

Arah kebijakan public housing sebagai wujud kehadiran negara dalam penyediaan
rumah untuk seluruh rakyat melalui penguasaan dan penggunaan bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya (Pasal 28H dan 33 (3) UUD 1945) yang
dikuasai dan digunakan (dikelola secara langsung) oleh negara untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Tataran Konseptual
Tataran Praktis
Visi Menyediakan
Public Rental Housing
dan Kota-kota Baru
Satelit di kota-kota
penyangga
metropolitan
3. The Future of Public Housing
Tataran Ideologi

Tujuan ke-11 SDGs


Tataran Konseptual

• Konsep dan program public housing sebagai strategi pemberdayaan masyarakat


dan pembangunan kota-kota yang berkelanjutan, termasuk konsep penataan kota
komprehensif. (lawan konsep city beautification)
• Sebagai housing need, bukan supply and demand. Kebutuhan Rusunawa di 10
kawasan strategis nasional metropolitan.
• Pendanaan sovereign finance dengan kewajiban pengembangan nilai kawasan

Tataran Praktis
3. The Future of Public Housing
Tataran Ideologi
Tataran Konseptual
Tujuan ke-11 SDGs
Tataran Praktis

• Pengembangan Public Housing Delivery System,


• Penguatan peran dan kapasitas Perumnas sebagai NHUDC,
• Penyediaan public housing berskala besar sebagai bagian komprehensif dari
program penataan kota dan penanganan permukiman kumuh dalam bentuk
pembangunan kawasan dan kota-kota baru satelit metropolitan.

• Skala kecil pusat kota: 2-10 hektar


• Skala sedang pinggir kota: 10-50 hektar
• Skala besar di luar kota: 50-300 hektar
Langkah • Pemberdayaan komunitas

ke depan • Pengembangan sosial,


ekonomi dan budaya
• In-situ dan ex-situ

Resettlement Tujuan ke-11 SDGs

Prakarsa
• Kawasan Baru
KOTA BEBAS Skala Kecil,
• Inspeksi KUMUH/ Sedang dan
Pemanfaatan
Renewal & SQUATTER Kota Baru/ Besar
Ruang • KASIBA-LISIBA
• Peremajaan
Squatter Control Kawasan Baru • Penyediaan
Kawasan Rusunawa skala
• Pemberdayaan kecil, sedang
komunitas dan besar

Penyediaan Rumah Susun dan Penataan Kota Komprehensif


Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai