Abstrak
Ruang terbuka memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting bagi masyarakat sebagai tempat
bermain, berolahraga, bersantai, berkomunikasi sosial, tempat menunggu, tempat untuk medapatkan
udara segar, sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain, dan pembatas atau jarak
diantara massa bangunan. Kehadiran dan keberadaan ruang terbuka sebagai bagian dari lingkungan
apartemen/rumah susun Kalibata City yang berkonsep Mixed Use Development ini dirasakan belum
sesuai dengan fungsinya, hal tersebut dikarenakan terjadinya tidak tepat sasaran dimana Rusunami
yang seharusnya ditempatkan untuk masyarakat menengah ke bawah mayoritas dimiliki oleh
masyarakat menengah keatas yang memiliki kendaraan pribadi, sehingga melebihi kapasitas parkir
yang disediakan dan mengakibatkan keberadaan ruang terbuka di lingkungan apartemen/rumah susun
Kalibata City belum sesuai dengan penggunaannya, dimana seharusnya ruang terbuka berfungsi
sebagai tempat untuk bersosialisasi dan berekreasi dan juga memberi kontribusi positif terhadap
peningkatan kualitas lingkungan dan estetika. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan dan
penggunaan ruang terbuka di Kalibata City. Dalam menganalisis, metode yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi kondisi
dan penggunaan ruang terbuka, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui proporsi dan
kecukupan ruang terbuka bagi penghuni rumah susun/apartemen. Implikasi dari penelitian ini adalah
rumah susun/apartemen di Kalibata City perlu ditinjau kembali keberadaan dan penggunaan ruang
terbukanya dikarenakan banyaknya pengunjung ataupun penghuni yang menjadikan ruang terbuka
sebagai tempat parkir, oleh karena itu diperlukan alternatif pemecahan masalah dan masukan dalam
upaya penyediaan ruang terbuka yang baik di Kalibata City.
Kata kunci: ruang terbuka, rumah susun, mixed use development, evaluasi, parkir
Rencana pembangunan Rusunami di kawasan one stop living. Superblok sebenarnya bukan
Kalibata merupakan salah satu implementasi dari merupakan konsep baru. Konsep superblok ini
rencana pembangunan ‘Rumah Susun Sederhana pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat
1000 tower’ yang dicanangkan oleh Menteri tahun 1920-an oleh Perry dan Stein, kemudian di
Perumahan Rakyat yang diatur dalam kebijakan Eropa dikembangkan oleh seorang arsitek berdarah
Peraturan Menpera No. 11/PERMEN/M/2008 ten- Perancis-Swiss Le Corbusier. Karya Le Corbusier
tang Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi. yang dihasilkan pada tahun 1935 yaitu La Ville
Keberadaan Rumah Susun Sederhana Milik dan Radieuse atau Radiant City, merupakan sebuah
Sewa atau yang dikenal Rusunami dan Rusunawa rancangan kota yang terdiri dari komponen-
ini dikembangkan dengan misi menyediakan hunian komponen dengan fungsi jelas dan terkait. Pasalnya,
vertikal bagi masyarakat berpenghasilan menengah ditengah masalah keterbatasan lahan pemukiman,
bawah di tengah kota. Selain itu, 1000 Tower konsep superblok dianggap mampu menjadi
Rumah Susun Sederhana juga diharapkan menjadi alternatif masalah kemacetan, penghematan energi,
trend setter, dengan membiasakan masyarakat kelas dan konsumsi BBM. Akhirnya, masyarakat juga
menengah ke bawah perkotaan untuk tinggal di dapat meminimalkan biaya hidup dan produktivitas
hunian vertikal. Sesuai dengan tujuan menyediakan kerja yang semakin meningkat. Penempatan pusat
perumahan susun milik di kawasan pusat kota, visi aktivitas dapat diterapkan pada persimpangan jalan
dari pengembangan kawasan adalah “menciptakan dan sepanjang sirkulasi pergerakan utama. Kawasan
kawasan hunian yang nyaman, aman, dilengkapi mixed use merupakan sebuah kawasan yang terdiri
oleh sarana penunjang aktivitas hunian, dan berwa- dari berbagai macam fungsi bangunan yang
wasan lingkungan.”(Panduan Rancang Kota meliputi hunian, retail, perkantoran, maupun sarana
Rusunami Kalibata, 2009). Sesuai dengan surat ijin rekreasi hunian yang berada di dalam kawasan
penunjukan penggunaan tanah (SIPPT) tanggal 4 mixed use akan berbeda dengan kawasan hunian
Maret 2009 dengan nomor 342/1.711.534, jenis yang berdiri sendiri maupun jenis hunian
pembangunan yang diperbolehkan untuk daerah konvensional seperti landed house. Pembangunan
perencanaan Kalibata ialah rusunami, apartemen Mixed use development tak bisa dihindari, hal ini
dan ruko. ditangkap sebagai peluang oleh para pengembang
Daerah perencanaan Kalibata tersebut untuk memaksimalkan lahan menjadi superblok
kemudian dikembangkan oleh Agung Podomoro yang menawarkan segala kemudahan bagi calon
Group dan Synthetis Development lewat PT. konsumen, kesatuan ini memberikan dampak positif
Pradani Sukses Abadi yang dikenal sebagai yakni terjadinya pemusatan kegiatan, efisiensi
Kalibata City dengan mengusung konsep “Mixed waktu dan biaya.
use development” bertujuan untuk memberi kenya- Namun, pembangunan rusunami/apartemen
manan dan keamanan bagi warga dengan mende- Kalibata City ini dirasakan tidak tepat sasaran
katkan fungsi hunian dengan fungsi lain seperti karena rusunami yang seharusnya di tempatkan
perkantoran, jasa dan komersial. Menurut Budi untuk masyarakat menengah ke bawah mayoritas
Sulistyo dikatakan bahwa : dimiliki oleh masyarakat menengah keatas, hal
The scarcity and high value of the land in tersebut juga yang mengakibatkan keberadaan ruang
big cities has made private developer using terbuka di lingkungan apartemen/rumah susun
approaches by developing various functions on a Kalibata City belum sesuai dengan fungsinya.
land to accommodate the funding and the mar- Penentuan luas ruang terbuka itu sendiri dihitung
keting. Various functions which often be integrated berdasarkan jumlah penghuni dikalikan dengan 2
in the design is generally known as “Mixed Use m2 (dua meter persegi) atau standar luas minimum 2
Development” with Super Block concept (Sulistyo, m2/jiwa (Panduan Rancng Kota Rusunami
Budi). Kalibata,2009). Kehadiran dan keberadaan ruang
Dalam Mixed Use Development yang terbuka sebagai bagian dari lingkungan apartemen/
seringkali dilakukan kombinasi dalam konsepnya rumah susun, tidak hanya merupakan tempat ber-
adalah fungsi pemukiman, perdagangan, perbe- kumpul penghuni untuk bersosialisasi dan bere-
lanjaan, pendidikan dan hotel, dengan fasilitas dan kreasi, melainkan juga memberi kontribusi positif
utilitas yang lengkap. Tinggal, bekerja, bersantai, terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan
dan berekreasi dalam satu kawasan. Artinya, tanpa estetika. Tetapi pada kenyataannya, keberadaan
harus keluar dari dalam lingkungan hunian atau ruang terbuka di lingkungan apartemen/rumah
tempat tinggal, penghuni dengan mudah bisa ber- susun Kalibata City memiliki fungsi dan manfaat
belanja kebutuhan sehari-hari, dapat berolahraga, yang belum mencukupi kebutuhan penghuni.
jalan-jalan bersama keluarga, serta aktivitas lainnya Penggunaannya juga belum sesuai dengan fungsi
itulah gambaran yang menjelaskan konsep hunian penggunaannya. Dengan mengidentifikasi kebera-
Namun, Kalibata City dibangun diatas 19 lantai 4. Analisis Ketersediaan Ruang Parkir
untuk setiap towernya. Terdapat 2 (dua) jenis parkir yang ada di
Kemudian banyaknya penghuni juga akan Kalibata City, yaitu :
mempengaruhi penggunaan ruang terbuka di
kawasan Kalibata City. Berdasarkan hasil perhitu-
ngan jumlah unit yang ada di tiap tipe hunian
dengan asumsi jumlah penghuni 2 – 3 orang di Kali-
bata City dapat diketahui jumlah penghuni ditiap
tipe huniannya sebagai berikut :
Tabel 6
Kondisi eksisting penghuni yang memiliki
kendaraan dan pengunjung yang datang dengan
kendaraan pribadi per hari di Kalibata City
Plaza antar gedung yang traffic delay yang terjadi
dijadikan tempat parkir motor di Kawasan Kalibata City
karena kapasitas yang ada
kurang memadai
Gambar 2
Kondisi Chaos nya Parkir di Kalibata City
Sumber : Hasil Survey
kapasitas parkir di kawasan Kalibata City, Sebagai salah satu contoh parkir berlapis
penambahan lokasi parkir dengan pengaturan yang akan direncanakan di Kalibata City dengan
sirkulasi parkir yang baik dinilai cukup untuk menyudut 45° yang disertai dengan dimensi yang
dijadikan ruang parkir berlapis. Untuk lebih ada dapat dilihat pada Gambar 4
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 4
Dimensi Ruang Parkir
Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian
Gambar 3
Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu
Peta Rencana Lokasi Parkir dan Sirkulasi Parkir
Lintas dan Angkutan Kota
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan :
Rencana lokasi parkir dan sirkulasinya
A = Lebar ruang parkir (m)
merupakan konsep baru yang akan dibuat di
D = Ruang parkir efektif (m)
kawasan Kalibata City. Jalur sirkulasi adalah
M = Ruang manuver (m)
tempat, yang digunakan untuk pergerakan kenda-
J = Lebar pengurangan ruang manuver (m)
raan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.
W = Lebar total jalan
(Departemen Perhubungan, Dirjen Perhubungan
L = Lebar jalan efektif
Darat). Sirkulasi ini dimaksudkan agar penghuni
maupun pengunjung dapat keluar masuk kawasan
Lokasi parkir berlapis yang diperuntukan
tanpa adanya traffic delay di dalam kawasan
sebagai penambahan dan juga pengganti tempat
Kalibata City. Jalur sirkulasi kendaraan diatur
parkir yang pada awalnya di ruang-ruang terbuka di
sebaik mungkin mengikuti skema sirkulasi pada
Kalibata City seperti taman ataupun plaza. Lokasi
gambar peta diatas. Kemudian penambahan pada
parkir berlapis ini cukup dekat karena letaknya
ruang parkir belapis dengan menambah kapasitas
memanjang seperti tampak pada Gambar 6 penulis
parkir berlapis yang dibangun memanjang dari satu
menyediakan parkir berlapis ini untuk kendaraan
tower ke tower lainnya.
para penghuni ataupun pengunjung yang teratur
Dengan perencanaan kebutuhan ruang yang
agar tidak menggunakan taman ataupun plaza
baik dan dengan memperhatikan kondisi lalu lintas
sebagai tempat parkir. Bangunan didesain dengan
yang ada, maka desain parkir berlapis di Kalibata
baik konstruksinya untuk memaksimalkan keter-
City ini akan diimplementasikan dengan hasil yang
batasan lahan di kawasan tersebut, bangunan yang
baik, maka hal yang perlu diperhatikan ialah dalam
mempunyai 3 sisi, tinggi 2,2 meter dan terdapat 2
menentukan sudut parkir. Seperti yang ditunjukkan
lajur dengan pola menyudut 90° untuk sisi pertama
pada Tabel 7
dan sisi kedua. Parkir berlapis yang direncanakan
Tabel 7
dibangun diatas badan jalan yang memiliki lebar 20-
Lebar Minimum Jalan Satu Arah Untuk Parkir Pada
25 m, terbagi atas 3 (tiga) sisi yaitu :
Badan Jalan
1. Sisi pertama yang berbentuk horizontal
terletak di atas badan jalan yang melewati
tower A, G, F dan K dengan lebar jalan untuk
parkir 12,5 m dan panjang ±500 m
2. Sisi kedua yang berbentuk horizontal terletak
di atas badan jalan yang melewati tower B, E
dan J dengan lebar jalan untuk parkir 12,5 m
dan panjang ±450 m
3. Sisi ketiga yang berbentuk vertikal terletak di
atas badan jalan yang melewati tower J dan K
dengan lebar jalan untuk parkir 15 m dan
panjang ±200 m
Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 35
Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City
Gambar 5
Desain ruang parkir berlapis di Kalibata City
Sumber : Hasil Analisis
Gambar Ketiga
Pada gambar ketiga yang terletak parkir
motor yang letaknya di atas dan dibawah parkir
berlapis di sisi ketiga
Gambar Keempat
Pada gambar keempat untuk rencana akan
terdapat tumbuhan merambat atau yang biasa
disebut hanging garden di pagar parkir berlapis
Sumber : Hasil Analisis gunanya s untuk meredam kebisingan dan juga
meningkatkan estetika di parkir berlapis itu sendiri.
Berdasarkan tabel di atas lahan parkir yang
disediakan dapat menampung sekitar 814 mobil dan Gambar Kelima
1.252 motor dengan jumlah ini dapat memenuhi Zoning kelima yang merupakan pola sudut
kebutuhan parkir yang meningkat, penambahan parkir yang akan direncanakan yaitu 90° agar dapat
kapasitas parkir ini dimaksudkan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kendaraan bermobil yang ada
sebagian kendaraan-kendaraan pribadi bagi di Kalibata City, konstruksinya pun digunakan slap
penghuni maupun pengunjung yang berada di beton bermutu tinggi.
Kalibata City.
Kemudian parkir berlapis ini akan
direncanakan dengan desain hampir sama seperti