Anda di halaman 1dari 10

Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA DI


KALIBATA CITY
Fitriyana
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Esa Unggul
Jln.Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
fitriiiyana@gmail.com

Abstrak
Ruang terbuka memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting bagi masyarakat sebagai tempat
bermain, berolahraga, bersantai, berkomunikasi sosial, tempat menunggu, tempat untuk medapatkan
udara segar, sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain, dan pembatas atau jarak
diantara massa bangunan. Kehadiran dan keberadaan ruang terbuka sebagai bagian dari lingkungan
apartemen/rumah susun Kalibata City yang berkonsep Mixed Use Development ini dirasakan belum
sesuai dengan fungsinya, hal tersebut dikarenakan terjadinya tidak tepat sasaran dimana Rusunami
yang seharusnya ditempatkan untuk masyarakat menengah ke bawah mayoritas dimiliki oleh
masyarakat menengah keatas yang memiliki kendaraan pribadi, sehingga melebihi kapasitas parkir
yang disediakan dan mengakibatkan keberadaan ruang terbuka di lingkungan apartemen/rumah susun
Kalibata City belum sesuai dengan penggunaannya, dimana seharusnya ruang terbuka berfungsi
sebagai tempat untuk bersosialisasi dan berekreasi dan juga memberi kontribusi positif terhadap
peningkatan kualitas lingkungan dan estetika. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan dan
penggunaan ruang terbuka di Kalibata City. Dalam menganalisis, metode yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi kondisi
dan penggunaan ruang terbuka, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengetahui proporsi dan
kecukupan ruang terbuka bagi penghuni rumah susun/apartemen. Implikasi dari penelitian ini adalah
rumah susun/apartemen di Kalibata City perlu ditinjau kembali keberadaan dan penggunaan ruang
terbukanya dikarenakan banyaknya pengunjung ataupun penghuni yang menjadikan ruang terbuka
sebagai tempat parkir, oleh karena itu diperlukan alternatif pemecahan masalah dan masukan dalam
upaya penyediaan ruang terbuka yang baik di Kalibata City.

Kata kunci: ruang terbuka, rumah susun, mixed use development, evaluasi, parkir

Pendahuluan Lahan merupakan masalah utama pemba-


Pesatnya urbanisasi di kota-kota besar dan ngunan perumahan sebagai pemenuhan kebutuhan
metropolitan seperti DKI Jakarta, telah menyebab- masyarakat. Terbatasnya lahan perkotaan menye-
kan permasalahan keterbatasan terhadap keterse- babkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dituntut
diaan lahan bagi perumahan. Akibat langka dan untuk dapat memanfaatkan lahan secara efisien
semakin mahalnya harga lahan/tanah di perkotaan, dengan meningkatkan intensitas penggunaannya,
pembangunan perumahan baru layak huni bagi yaitu memanfaatkan sumber daya ruang dan tanah
masyarakat berpenghasilan menengah kebawah secara maksimal, penyediaan sarana dan prasarana
belum mencukupi dan memadai. Keadaan ini me- sosial dan budaya, serta ruang terbuka.
nimbulkan ketidakteraturan penataan ruang dan Dengan kompleksitas masalah tersebut
kawasan, serta berdampak buruk terhadap kondisi maka konsep dan strategi perancangan kota yang
sosial dan lingkungan. Hal ini terlihat adanya responsif terhadap perubahan itu menjadi kebutuhan
permukiman masyarakat pada area yang tidak yang mendesak. Salah satu konsep yang ber-
sesuai dengan rencana tata ruang kota, seperti per- kembang saat ini adalah menciptakan zona atau
mukiman kumuh di bantaran sungai/kali, di pinggir kawasan terkontrol (controlled zone). Menurut Budi
rel kereta, dan sebagainya. Sulistyo (2012) dikatakan bahwa :
Untuk mewujudkan Kota Jakarta yang It is expected that with creative approach
indah, sehat, dan nyaman, baik sebagai pusat kegia- and wisdom of city planner the settlement problem
tan ekonomi maupun permukiman, Pemerintah Pro- of very populous city can be solved effectively and
vinsi DKI Jakarta dihadapkan pada kendala comprehensively. Vertical development of the
kemampuan manajerial dengan terbatasnya lahan settlement can not be avoided anymore. Vertical
dan dana untuk dapat memberikan pelayanan sarana settlement development which integrates neighbour-
dan prasarana publik yang memadai dan merata hood comfort and completeness starting from
bagi seluruh lapisan masyarakat (Pemerintah Pro- shopping mall, shops, banks, school, university and
vinsi DKI Jakarta, 2002). offices represents the answer for urban planner to
overcome the problem (Sulistyo, Budi. 2012).

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 29


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

Rencana pembangunan Rusunami di kawasan one stop living. Superblok sebenarnya bukan
Kalibata merupakan salah satu implementasi dari merupakan konsep baru. Konsep superblok ini
rencana pembangunan ‘Rumah Susun Sederhana pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat
1000 tower’ yang dicanangkan oleh Menteri tahun 1920-an oleh Perry dan Stein, kemudian di
Perumahan Rakyat yang diatur dalam kebijakan Eropa dikembangkan oleh seorang arsitek berdarah
Peraturan Menpera No. 11/PERMEN/M/2008 ten- Perancis-Swiss Le Corbusier. Karya Le Corbusier
tang Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi. yang dihasilkan pada tahun 1935 yaitu La Ville
Keberadaan Rumah Susun Sederhana Milik dan Radieuse atau Radiant City, merupakan sebuah
Sewa atau yang dikenal Rusunami dan Rusunawa rancangan kota yang terdiri dari komponen-
ini dikembangkan dengan misi menyediakan hunian komponen dengan fungsi jelas dan terkait. Pasalnya,
vertikal bagi masyarakat berpenghasilan menengah ditengah masalah keterbatasan lahan pemukiman,
bawah di tengah kota. Selain itu, 1000 Tower konsep superblok dianggap mampu menjadi
Rumah Susun Sederhana juga diharapkan menjadi alternatif masalah kemacetan, penghematan energi,
trend setter, dengan membiasakan masyarakat kelas dan konsumsi BBM. Akhirnya, masyarakat juga
menengah ke bawah perkotaan untuk tinggal di dapat meminimalkan biaya hidup dan produktivitas
hunian vertikal. Sesuai dengan tujuan menyediakan kerja yang semakin meningkat. Penempatan pusat
perumahan susun milik di kawasan pusat kota, visi aktivitas dapat diterapkan pada persimpangan jalan
dari pengembangan kawasan adalah “menciptakan dan sepanjang sirkulasi pergerakan utama. Kawasan
kawasan hunian yang nyaman, aman, dilengkapi mixed use merupakan sebuah kawasan yang terdiri
oleh sarana penunjang aktivitas hunian, dan berwa- dari berbagai macam fungsi bangunan yang
wasan lingkungan.”(Panduan Rancang Kota meliputi hunian, retail, perkantoran, maupun sarana
Rusunami Kalibata, 2009). Sesuai dengan surat ijin rekreasi hunian yang berada di dalam kawasan
penunjukan penggunaan tanah (SIPPT) tanggal 4 mixed use akan berbeda dengan kawasan hunian
Maret 2009 dengan nomor 342/1.711.534, jenis yang berdiri sendiri maupun jenis hunian
pembangunan yang diperbolehkan untuk daerah konvensional seperti landed house. Pembangunan
perencanaan Kalibata ialah rusunami, apartemen Mixed use development tak bisa dihindari, hal ini
dan ruko. ditangkap sebagai peluang oleh para pengembang
Daerah perencanaan Kalibata tersebut untuk memaksimalkan lahan menjadi superblok
kemudian dikembangkan oleh Agung Podomoro yang menawarkan segala kemudahan bagi calon
Group dan Synthetis Development lewat PT. konsumen, kesatuan ini memberikan dampak positif
Pradani Sukses Abadi yang dikenal sebagai yakni terjadinya pemusatan kegiatan, efisiensi
Kalibata City dengan mengusung konsep “Mixed waktu dan biaya.
use development” bertujuan untuk memberi kenya- Namun, pembangunan rusunami/apartemen
manan dan keamanan bagi warga dengan mende- Kalibata City ini dirasakan tidak tepat sasaran
katkan fungsi hunian dengan fungsi lain seperti karena rusunami yang seharusnya di tempatkan
perkantoran, jasa dan komersial. Menurut Budi untuk masyarakat menengah ke bawah mayoritas
Sulistyo dikatakan bahwa : dimiliki oleh masyarakat menengah keatas, hal
The scarcity and high value of the land in tersebut juga yang mengakibatkan keberadaan ruang
big cities has made private developer using terbuka di lingkungan apartemen/rumah susun
approaches by developing various functions on a Kalibata City belum sesuai dengan fungsinya.
land to accommodate the funding and the mar- Penentuan luas ruang terbuka itu sendiri dihitung
keting. Various functions which often be integrated berdasarkan jumlah penghuni dikalikan dengan 2
in the design is generally known as “Mixed Use m2 (dua meter persegi) atau standar luas minimum 2
Development” with Super Block concept (Sulistyo, m2/jiwa (Panduan Rancng Kota Rusunami
Budi). Kalibata,2009). Kehadiran dan keberadaan ruang
Dalam Mixed Use Development yang terbuka sebagai bagian dari lingkungan apartemen/
seringkali dilakukan kombinasi dalam konsepnya rumah susun, tidak hanya merupakan tempat ber-
adalah fungsi pemukiman, perdagangan, perbe- kumpul penghuni untuk bersosialisasi dan bere-
lanjaan, pendidikan dan hotel, dengan fasilitas dan kreasi, melainkan juga memberi kontribusi positif
utilitas yang lengkap. Tinggal, bekerja, bersantai, terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan
dan berekreasi dalam satu kawasan. Artinya, tanpa estetika. Tetapi pada kenyataannya, keberadaan
harus keluar dari dalam lingkungan hunian atau ruang terbuka di lingkungan apartemen/rumah
tempat tinggal, penghuni dengan mudah bisa ber- susun Kalibata City memiliki fungsi dan manfaat
belanja kebutuhan sehari-hari, dapat berolahraga, yang belum mencukupi kebutuhan penghuni.
jalan-jalan bersama keluarga, serta aktivitas lainnya Penggunaannya juga belum sesuai dengan fungsi
itulah gambaran yang menjelaskan konsep hunian penggunaannya. Dengan mengidentifikasi kebera-

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 30


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

daan dan karakteristik ruang terbuka di lingkungan 1. Data Primer


apartemen Kalibata City serta mengevaluasi efek- Adalah data yang diperoleh atau
tivitas penggunaannya, maka dapat diketahui secara dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
jelas permasalahan dalam penyediaan ruang terbuka sumber datanya (http://csuryana.wordpress.com/
di lingkungan Kalibata City. Dengan demikian 2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/ diunduh
dapat direncanakan konsep perbaikan dan alternatif pada tanggal 11 Desember 2012). Data primer
pemecahan masalah yang ada di Kalibata City. disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date.
Ruang Lingkup Materi Dalam studi ini, yang menjadi populasi
Ditinjau dari pembahasan tentang “Evaluasi yang akan diteliti adalah jumlah kepala keluarga
Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di yang tinggal di apartemen/rumah susun di Kalibata
Kalibata City“. Materi kajian dapat dilihat dalam City. Studi ini menggunakan asumsi satu unit rumah
lingkup yang sangat luas dan kompleks, maka dihuni satu kepala keluarga.
dilakukan beberapa pembatasan-pembatasan seba-
gai berikut: Tabel 1
1. Kajian difokuskan pada aspek tata ruang yang Jumlah Penghuni yang Terdapat di Kalibata City
dibahas terkait dengan aspek fisik, sosial dan
ekonomi di Kalibata City.
2. Gambaran eksisting di lapangan, terkait
dengan ruang terbuka yang ada di Kalibata
City.

Metode Pendekatan Studi Sumber : Hasil Survey


Dalam penelitian studi evaluasi keberadaan
dan penggunaan ruang terbuka di Kalibata City Maka berdasarkan asumsi tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian diambil jumlah responden untuk masing-masing
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. tipe hunian apartemen/rumah susun di lokasi studi.
1. Pendekatan kuantitatif meliputi menghitung Jumlah sampel yang diambil menggunakan rumus
kebutuhan ruang terbuka di Kalibata City dan (R.Spiegel, Muray :2008):
ketersediaan ruang terbuka di Kalibata City.
2. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan
data untuk diuji hipotesis atau menjawab Dimana:
pertanyaan mengenai status terakhir dari n = sampel minimum
subjek penelitian N = populasi
3. Pendekatan kualitatif meliputi pada strategi D = tingkat kepercayaan (90%)
penelitian, seperti observasi partisipan, wa-
wancara mendalam, partisipasi total yang Maka,
memungkinkan peneliti untuk memperoleh
data primer mengenai keadaan sosial empiris
yang dipertanyakan. Metodologi kualitatif
memungkinkan peneliti untuk “lebih akrab Jumlah sampel yang diambil untuk masing-
dengan data”, sehingga mengembangkan masing tipe unit hunian apartemen/rumah susun
komponen penejelasan analitis, konsepsual berdasarkan jumlah unit tiap lokasi dibagi jumlah
dan kategoris dari data itu sendiri(W.J. unit total dikali jumlah sampel minimal. Misalnya
Filstead:1970). untuk tipe hunian Kalibata Residence, jumlah
sampel yang diambil adalah:
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data diperoleh dari
data primer dan data sekunder dengan mengkom-
binasikan beberapa teknik diantaranya; survey
Perincian untuk masing-masing lokasi dapat dilihat
lapangan (observasi), penelitian kepustakaan dan
pada tabel di bawah ini:
interview. Penggabungan berbagai metode tersebut
bertujuan untuk lebih mendalami kondisi lapangan
dan memahami masalah di wilayah penelitian.

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 31


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

Tabel 2 membuat kawasan hunian tersebut sudah harus baik


Jumlah Sampel tiap tipe hunian di Kalibata City dalam pengelolaannya khususnya masalah ruang
terbuka. Sesuai dengan masalah yang dimiliki apar-
temen Kalibata City, maka peranan dan pengelolaan
ruang terbuka, khususnya sistem perparkiran yang
ada di Kalibata City harus direncanakan dengan
baik, untuk meningkatkan peran Kalibata City yang
Sumber : Hasil Analisis dibangun dan dapat memenuhi kenyamanan
penghuni di Kalibata City itu sendiri.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari artikel 2. Analisis Persaingan
media cetak, hasil literature baik yang dipubli- Analisis ini diarahkan untuk mengetahui
kasikan maupun tidak. Data sekunder yang didapat produk dari Kalibata City itu sendiri serta segmen,
akan diuji validitas dengan melakukan cek silang target maupun posisi Kalibata City sebagai apar-
antara fakta-fakta dari observasi lapangan serta temen/rumah susun di Jakarta Selatan. Analisis
sumber lain. yang digunakan ialah analisis Five forces, Strategi
Informasi yang didapat melalui survey generik, Three level of the product, dan STP
maupun studi kepustakaan (data primer maupun (Segmentasi, Targeting and Positioning)
sekunder) akan dirumuskan secara kuantitatif dan
kualitatif yang kemudian akan disajikan secara 3. Analisis Ruang Terbuka dan Ruang
deskriptif. Data sekunder maupun data primer yang
Terbuka Hijau
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui kecukupan ruang ter-
Data yang berhubungan dengan kondisi
buka yang ada di Kalibata City dapat dihitung
ruang terbuka di Kalibata City.
dengan mengetahui KDB maupun KLB dikawasan
Kebijakan yang terkait dengan kebutuhan tersebut dan juga dengan menghitung dari standar
ruang terbuka di Kalibata City. sesuai Dirjen Penataan Ruang untuk ruang terbuka
dalam m2 /jiwa yaitu 2 m2 /jiwa kemudian
Metode Analisis Data diasumsikan dari total penghuni di Kalibata City
Metode analisis yang digunakan dalam sebagai berikut :
penelitian studi evaluasi keberadaan dan peng-
gunaan ruang terbuka di Kalibata City. Hal ini KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
diperlukan untuk memperoleh gambaran bagaimana KDB dapat dimengerti secara sederhana
keberadaan dan penggunaan ruang terbuka di adalah nilai persen yang didapat dengan
Kalibata City kemudian dihubungkan dengan teori- membandingkan luas lantai dasar dengan luas
teori yang kemudian dapat disimpulkan. Metode kavling. Kalibata City mempunyai lahan 126.000
analisis yang dipakai dalam variabel yang diteliti m2 dan KDB yang ditentukan 20% maka areal yang
antara lain : dapat dibangun ialah:
1. Analisis Lokasi Penelitian dan Kondisi KDB = KDB x Luas Lahan
Fisik = 20% x 126.000 m2
Analisis Lokasi Penelitian = 25.200 m2
Kawasan studi penelitian merupakan
kawasan yang sangat strategis karena apartemen/ KLB (Koefisien Luas Bangunan)
rumah susun tersebut dikelilingi dengan pusat-pusat Kalau KDB hanya melibatkan luas lantai
perkantoran dan jalur utama yang ramai dan dilalui dasar, maka KLB melibatkan seluruh lantai yang di
berbagai moda transportasi. Hal ini merupakan desain termasuk lantai dasar itu sendiri. Cara
salah satu faktor daya tarik dari Kalibata City, perhitungannya tetap sama yaitu membandingkan
walaupun kondisi apartemen/rumah susun yang luasan seluruh lantai dengan luas kavling yang ada.
terlalu ramai untuk dihuni. KLB = KLB x Luas Lahan
= 4 x 126.000 m2 = 504.000 m2
Analisis Kondisi Fisik Lingkungan Jadi, cara menghitung jumlah lantai
Kondisi fisik dari apartemen/rumah susun (ketinggian lantai) yang sesuai di Kalibata City
di Kalibata City yang terdapat atas 3 (tiga) tipe ialah :
fungsi hunian yaitu Kalibata Residences, Kalibata Jumlah Lantai = KLB / KDB
Regency dan Green Palace saat ini dapat dikatakan = 504.000 m2 / 25.200 m2
cukup layak untuk penghuni, namun setiap hari = 20 Lantai
Kalibata City yang terus didatangi oleh pengunjung

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 32


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

Namun, Kalibata City dibangun diatas 19 lantai 4. Analisis Ketersediaan Ruang Parkir
untuk setiap towernya. Terdapat 2 (dua) jenis parkir yang ada di
Kemudian banyaknya penghuni juga akan Kalibata City, yaitu :
mempengaruhi penggunaan ruang terbuka di
kawasan Kalibata City. Berdasarkan hasil perhitu-
ngan jumlah unit yang ada di tiap tipe hunian
dengan asumsi jumlah penghuni 2 – 3 orang di Kali-
bata City dapat diketahui jumlah penghuni ditiap
tipe huniannya sebagai berikut :

Tabel 3 Parkir On Street di tepi Parkir Off Street di lantai


badan jalan Basement
Jumlah Penghuni di tiap tipe hunian

Baik mobil ataupun motor pada awalnya


hanya memiliki fasilitas parkir Off street namun
seiring banyaknya volume kendaraan serta tidak
optimalnya lantai basement sebagai lahan parkir di
Sumber : Hasil Analisis Kalibata City ruang parkir Kalibata City terdiri dari
parkir Off Street dan On Street. Kalibata City
Dari analisis perhitungan di atas didapat memiliki standar jumlah parkir minimum di lahan
jumlah penghuni di Kalibata City berjumlah 30.100 parkir yang tersedia di Kalibata City yang
orang, maka sesuai dengan standar luas minimum seharusnya cukup untuk semua penghuni apartemen
ruang terbuka menurut Simonds (2003) dapat Kalibata City karena pada awalnya Kalibata City
dikatakan bahwa Kalibata City termasuk dalam memiliki standar parkir sebagai berikut :
kategori unit sosial komuniti karena jumlah
penduduk berkisar 10.000 keluarga, 36.000 jiwa.
Tabel 4
Dilihat dari peruntukan lahannya lokasi
Standar Parkir Penghuni di Kalibata City
Kalibata City merupakan kawasan untuk pemu-
kiman dengan luas lahan 12,6 Ha serta KDB
(Koefisien Dasar Bangunan) 20% dan KLB
(Koefisien Lantai Bangunan) 4 lantai, sehingga dari
lokasi tersebut hanya 20% yang boleh dibangun
sisanya yaitu 80% merupakan area ruang terbuka
yaitu termasuk pedestrian, plaza, taman bermain, Sumber : Panduan Rancang Kota, Kalibata.
fasilitas olahraga, parkir dll.
Area Ruang terbuka = 80% x 126.000 m2 Tabel 5
= 100.800 m2 Hasil analisis dari standar parkir di Kalibata City
Standar sesuai Dirjen Penataan Ruang
untuk ruang terbuka dalam m2 /jiwa yaitu 2 m2
/jiwa, kemudian asumsi dari total penghuni di
Kalibata City yaitu 30.100 jiwa, maka dikalikan
dengan standar kebutuhan ruang terbuka adalah
60.200 m2.
Jadi dari total peruntukan lahan Kalibata Sumber : Hasil Analisis
City untuk ruang terbuka 80% yaitu 100.800 m2
dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan peng- Pada tabel diatas dapat diketahui dari hasil
huni di Kalibata City yaitu 60.200 m2, hal tersebut analisis standar parkir untuk penghuni di Kalibata
dapat terpenuhi untuk kebutuhan para penghuni City yang seharusnya dapat memenuhi kapasitas
Kalibata City, tetapi yang menjadi permasalahan yang ada di Kalibata City, namun pada kenya-
adalah untuk kondisi eksisting hal ini tampaknya taannya saat ini parkir di Kalibata City kurang
mengalami penyalahgunaan ataupun tidak tepat mencukupi bagi penghuni dikarenakan mayoritas
dalam pemakaian nya hal ini di sebabkan karena penghuni ditiap tipe unitnya memiliki kendaraan
banyaknya pengunjung yang datang setiap harinya pribadi yang tidak sesuai dengan standar parkir
sehingga melebihi kapasitas yang ada khususnya yang ada seperti penghuni yang memiliki kendaraan
parkir. pribadi mobil ataupun motor terkadang juga mereka
memiliki kedua kendaraan tersebut, belum lagi

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 33


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

ditambah pengunjung yang datang ke Kalibata City


dengan menggunakan kendaraan pribadi dapat
dilihat pada berikut:

Tabel 6
Kondisi eksisting penghuni yang memiliki
kendaraan dan pengunjung yang datang dengan
kendaraan pribadi per hari di Kalibata City
Plaza antar gedung yang traffic delay yang terjadi
dijadikan tempat parkir motor di Kawasan Kalibata City
karena kapasitas yang ada
kurang memadai

Gambar 2
Kondisi Chaos nya Parkir di Kalibata City
Sumber : Hasil Survey

Diketahui setelah menganalisis bahwa


perlunya penambahan kapasitas parkir di Kalibata
City serta pengelolaan sistem perparkiran yang baik
Sumber : Hasil Analisis Survey di Kalibata City agar tidak mengganggu kegunaan
atau fungsi dari ruang terbuka itu sendiri, sedapat
Dari Tabel 6 diatas dapat diketahui mungkin pengaturan ruang parkir tidak
kurangnya kapasitas lahan parkir di Kalibata City menyebabkan bangunan-bangunan hunian
belum lagi ditambah pengunjung yang datang ke dikelilingi oleh lautan parkir mengingat bahwa
Kalibata City dengan menggunakan kendaraan kondisi tersebut dapat menurunkan kualitas
pribadi serta mayoritas dari kendaraan penghuni lingkungan hunian di Kalibata City.
ataupun pengunjung yang datang tidak mau ataupun
jarang memarkirkan kendaraannya di basement
Konsep Perparkiran di Kawasan Kalibata
(Off Street yang sudah disediakan) dan memar-
kirkannya di parkir On Street terkadang pula dengan City
memarkir paralel yang memakai badan jalan, Pada kawasan Kalibata City setiap hari
sehingga tak jarang menyebabkan kondisi jalan permintaan terhadap parkir meningkat baik untuk
menuju antar tower di Kalibata City itu mengalami penghuni maupun pengunjung di Kalibata City yang
traffic delay dikarenakan menunggu mobil yang se- mengakibatkan gangguan terhadap kelancaran lalu
dang ingin parkir ataupun keluar dari parkir dan lintas serta penyalahgunaan terhadap ruang-ruang
juga ruang terbuka (plaza) yang terganggu akibat terbuka di daerah tersebut, maka perlunya pengem-
adanya kegiatan parkir, hal tersebut yang dimak- bangan dan optimalisasi areal parkir yaitu dengan
sudkan dengan penyalahgunaan pemanfaatan ruang penataan lahan parkir yang sudah ada serta dengan
terbuka di Kalibata City. dapat dilihat pada gambar mengoptimalisasikan kinerja pelayanan parkir untuk
berikut: lantai basement, penambahan ruang lantai pada
parkir dengan pengaturan sirkulasi yang baik yang
fungsinya untuk menampung kendaraan mobil
ataupun motor apabila ada jam puncak dengan
volume parkir yang tinggi serta suatu kebijakan
parkir untuk mengendalikannya, agar memecahkan
masalah perparkiran yang ada di Kalibata City
dengan baik.
Kurang disiplinnya pengguna Banyaknya kendaraan yang
motor yang parkir di bukan parkir paralel yang Konsep Penambahan Ruang Parkir dan
tempatnya seperti Plaza menyebabkan traffic delay di
kawasan ini
Sirkulasinya
Berdasarkan permasalahan yang ada dengan
bertambahnya volume kendaraan yang mengakibat-
kan kesemrawutan arah sirkulasi masuk, keluar dan
parkir di kawasan Kalibata City. Serta kebutuhan
akan lahan parkir mendorong untuk menambah

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 34


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

kapasitas parkir di kawasan Kalibata City, Sebagai salah satu contoh parkir berlapis
penambahan lokasi parkir dengan pengaturan yang akan direncanakan di Kalibata City dengan
sirkulasi parkir yang baik dinilai cukup untuk menyudut 45° yang disertai dengan dimensi yang
dijadikan ruang parkir berlapis. Untuk lebih ada dapat dilihat pada Gambar 4
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4
Dimensi Ruang Parkir
Sumber : Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian
Gambar 3
Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu
Peta Rencana Lokasi Parkir dan Sirkulasi Parkir
Lintas dan Angkutan Kota
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan :
Rencana lokasi parkir dan sirkulasinya
A = Lebar ruang parkir (m)
merupakan konsep baru yang akan dibuat di
D = Ruang parkir efektif (m)
kawasan Kalibata City. Jalur sirkulasi adalah
M = Ruang manuver (m)
tempat, yang digunakan untuk pergerakan kenda-
J = Lebar pengurangan ruang manuver (m)
raan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.
W = Lebar total jalan
(Departemen Perhubungan, Dirjen Perhubungan
L = Lebar jalan efektif
Darat). Sirkulasi ini dimaksudkan agar penghuni
maupun pengunjung dapat keluar masuk kawasan
Lokasi parkir berlapis yang diperuntukan
tanpa adanya traffic delay di dalam kawasan
sebagai penambahan dan juga pengganti tempat
Kalibata City. Jalur sirkulasi kendaraan diatur
parkir yang pada awalnya di ruang-ruang terbuka di
sebaik mungkin mengikuti skema sirkulasi pada
Kalibata City seperti taman ataupun plaza. Lokasi
gambar peta diatas. Kemudian penambahan pada
parkir berlapis ini cukup dekat karena letaknya
ruang parkir belapis dengan menambah kapasitas
memanjang seperti tampak pada Gambar 6 penulis
parkir berlapis yang dibangun memanjang dari satu
menyediakan parkir berlapis ini untuk kendaraan
tower ke tower lainnya.
para penghuni ataupun pengunjung yang teratur
Dengan perencanaan kebutuhan ruang yang
agar tidak menggunakan taman ataupun plaza
baik dan dengan memperhatikan kondisi lalu lintas
sebagai tempat parkir. Bangunan didesain dengan
yang ada, maka desain parkir berlapis di Kalibata
baik konstruksinya untuk memaksimalkan keter-
City ini akan diimplementasikan dengan hasil yang
batasan lahan di kawasan tersebut, bangunan yang
baik, maka hal yang perlu diperhatikan ialah dalam
mempunyai 3 sisi, tinggi 2,2 meter dan terdapat 2
menentukan sudut parkir. Seperti yang ditunjukkan
lajur dengan pola menyudut 90° untuk sisi pertama
pada Tabel 7
dan sisi kedua. Parkir berlapis yang direncanakan
Tabel 7
dibangun diatas badan jalan yang memiliki lebar 20-
Lebar Minimum Jalan Satu Arah Untuk Parkir Pada
25 m, terbagi atas 3 (tiga) sisi yaitu :
Badan Jalan
1. Sisi pertama yang berbentuk horizontal
terletak di atas badan jalan yang melewati
tower A, G, F dan K dengan lebar jalan untuk
parkir 12,5 m dan panjang ±500 m
2. Sisi kedua yang berbentuk horizontal terletak
di atas badan jalan yang melewati tower B, E
dan J dengan lebar jalan untuk parkir 12,5 m
dan panjang ±450 m
3. Sisi ketiga yang berbentuk vertikal terletak di
atas badan jalan yang melewati tower J dan K
dengan lebar jalan untuk parkir 15 m dan
panjang ±200 m
Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 35
Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

yang sudah ada di Pondok Indah Mall 1 dan Mall


Lippo Karawaci, seperti dapat dilihat pada Gambar
6

Gambar 5
Desain ruang parkir berlapis di Kalibata City
Sumber : Hasil Analisis

Selain sirkulasi yang diatur dengan baik,


penulis juga memberikan pengoptimalan terhadap
jasa juru parkir yang ada agar dapat mengatur Gambar 6
pengendara yang ingin parkir dikawasan ini, agar Desain Parkir dan Kondisi yang direncanakan
pengendara dapat parkir dengan teratur di Sumber : Hasil Survey
dalamnya. Untuk memudahkan pengendara yang
memarkirnya di parkir berlapis, direncanakan 14
Desain parkir berlapis yang direncanakan adalah
(empat belas) tangga yang memungkinkan pengen-
sebagai berikut :
dara dapat dengan mudah mencapai tempat yang
Gambar Pertama
dituju. Dari Pedoman Perencanaan dan Pengope-
Memiliki 2 Ramp naik di sisi pertama dan
rasian Fasilitas Parkir tentang Standar Sudut Parkir
sisi kedua dengan Ramp turun terletak di ujung
di Badan Jalan maka kapasitas yang dapat
parkir berlapis di sisi ketiga. Ramp ini dibuat
ditampung oleh parkir berlapis yang sudah ditam-
dengan panjang 7 m dan lebar masuk mobil sekitar
bahkan dapat dilihat pada Tabel 8
3 m yang akan di bangun di Kalibata City.
Tabel 8
Gambar Kedua
Kapasitas parkir yang dapat ditampung Kalibata
Dilihat dari gambar kedua bahwa tinggi dari
City
parkir berlapis yang akan direncanakan tersebut
tidak lebih dari 2,2 m. Dibuat dengan pondasi besi
baja yang kuat agar dapat menopang beban yang
berada diatasnya.

Gambar Ketiga
Pada gambar ketiga yang terletak parkir
motor yang letaknya di atas dan dibawah parkir
berlapis di sisi ketiga

Gambar Keempat
Pada gambar keempat untuk rencana akan
terdapat tumbuhan merambat atau yang biasa
disebut hanging garden di pagar parkir berlapis
Sumber : Hasil Analisis gunanya s untuk meredam kebisingan dan juga
meningkatkan estetika di parkir berlapis itu sendiri.
Berdasarkan tabel di atas lahan parkir yang
disediakan dapat menampung sekitar 814 mobil dan Gambar Kelima
1.252 motor dengan jumlah ini dapat memenuhi Zoning kelima yang merupakan pola sudut
kebutuhan parkir yang meningkat, penambahan parkir yang akan direncanakan yaitu 90° agar dapat
kapasitas parkir ini dimaksudkan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan kendaraan bermobil yang ada
sebagian kendaraan-kendaraan pribadi bagi di Kalibata City, konstruksinya pun digunakan slap
penghuni maupun pengunjung yang berada di beton bermutu tinggi.
Kalibata City.
Kemudian parkir berlapis ini akan
direncanakan dengan desain hampir sama seperti

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 36


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

Gambar Keenam fasilitas olahraga, taman bermain, sarana peri-


Dibuatkan tangga sebagai akses pejalan badatan (masjid) namun pada kondisi eksisting yang
kaki untuk pengendara setelah memarkirkan kenda- menjadi permasalahan adalah pada fasilitas parkir di
raannya atau kembali untuk mengambil kendara- Kalibata City seperti yang terjadi adalah masyarakat
annya yang terletak di lantai atas, yang direncana- parkir di ruang-ruang terbuka yang ada di Kalibata
kan ada 14 (empat belas) tangga yang masing- City yang seharusnya di manfaatkan sebagai ruang
masing dekat dengan tower-tower yang ingin dituju. terbuka publik. Penyalahgunaan ini terjadi
disebabkan karena mayoritas penghuni yang me-
Gambar Ketujuh miliki kendaraan pribadi melebihi standar yang
Gambar ketujuh merupakan tampak pada awalnya sudah ditentukan dan juga banyaknya
samping yang akan di rencanakan di kawasan pengunjung yang datang setiap harinya memakai
Kalibata City. kendaraan pribadi sehingga melebihi kapasitas yang
ada khususnya parkir. Ditinjau dari perhitungan
Kesimpulan ruang terbuka dan ruang terbuka hijau di Kalibata
Setelah melakukan pengamatan, meng- City dari total peruntukan lahan Kalibata City untuk
identifikasi, dan menganalisa masalah yang terjadi ruang terbuka ialah 80 % dapat diketahui hal ter-
di lokasi studi maka penelitian ini menghasilkan sebut dapat dikatakan Kalibata City dibangun
kesimpulan sebagai berikut: Kalibata City meru- dengan well designed dengan memenuhi kebutuhan
pakan apartemen/rumah susun dengan mengusung para penghuni Kalibata City, tetapi yang menjadi
konsep “Mixed use development” didalamnya permasalahan adalah untuk kondisi eksisting hal ini
sehingga lebih banyak diminati masyarakat me- tampaknya mengalami penyalahgunaan ataupun ti-
nengah keatas. Hal tersebut juga yang menyebabkan dak tepat dalam pemakaian nya hal ini di sebabkan
apartemen/rumah susun berubah seiring dengan karena banyaknya pengunjung yang datang setiap
konsep awalnya untuk hunian masyarakat harinya sehingga melebihi kapasitas yang ada
menengah kebawah selain itupun banyak pula yang khususnya parkir. Ditinjau dari pengunjung dan
mengunjungi Kalibata City karena daya tarik yang daya tarik ialah bahwa Kalibata City memiliki daya
dimilikinya. Dalam hal ini kebanyakan dari peng- tarik yang sangat kuat pada kawasan sekitarnya,
huni maupun pengunjung mayoritas menggunakan terlihat dari pengunjung yang datang dan berlama-
kendaraan pribadi sehingga mengakibatkan lama di areal Kalibata City hal ini memadakan
meningkatnya volume kendaraan didalam kawasan bahwa Kalibata City juga merupakan salah satu
Kalibata City serta terjadinya chaos nya parkir di tempat yang cozy untuk dikunjungi.
Kalibata City. Kondisi fisik dari apartemen/rumah
susun Kalibata City yang terdapat atas 3 (tiga) tipe Daftar Pustaka
unit hunian yaitu Kalibata Residences, Kalibata Badan Pusat Statistik. Jakarta Selatan Dalam
Regency dan Green Palace saat ini dapat dikatakan Angka. Jakarta. 2011
cukup layak dan juga berlokasi yang sangat strategis
dan dikelilingi oleh pusat perkantoran, pendidikan Budi Harjo, Eko. Kota Berkelanjutan (Sustainable
dan bisnis ini membuat banyak penghuni khususnya City). Bandung. 2009
kalangan menengah memilih tinggal di Kalibata
City. Ditinjau dari strategi bersaing khususnya teori Carpenter, P.L.T.D. Walker dan F.O. Lamphear.
STP (Segmentation, Targeting, Positioning), Seg- Plants In The Landscape. San Fransisco.
mentasi Apartemen Kalibata City pada awalnya 1975
terdapat pada kelas menengah kebawah, karena ren-
cana pemerintah yang ingin membangun Dinas Tata Ruang Jakarta. Panduan Rancang Kota
RUSUNAMI atau hunian vertikal bersubsidi dalam Rusunami Kalibata. Jakarta. 2009
kota yang mengusung apartemen dengan konsep
Mixed Used Development, namun kondisi ini dinilai Direktorat Jenderal Penataan Ruang Pekerjaan
tidak tepat sasaran karna yang mengisi unit di Umum. 2009. Kamus Tata Ruang Edisi 1.
Kalibata City merupakan orang-orang Jakarta. 2009
berpenghasilan menengah keatas terlihat dimana
banyaknya penghuni yang membawa kendaraan Hakim, Rustam. 1987. Unsur Perancangan Dalam
pribadi seperti mobil atau motor dan juga Arsitektur Lansekap. Jakarta. 1987
kebanyakan dari mereka bukan dari wiraswasta
namun pekerja kantoran, mahasiswa dll. Ditinjau Kalibata City News. “Jakarta Dikepung Superblok”.
dari fasilitas Kalibata City memiliki fasilitas- Desember. Jakarta. 2013
fasilitas yang cukup lengkap di dalamnya dari

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 37


Evaluasi Keberadaan dan Penggunaan Ruang Terbuka di Kalibata City

Laurie, M. Pengantar Kepada Arsitektur http://en.wikipedia.org/wiki/Mixed-


Pertamanan (terjemahan). Intermedia. use_development.
Bandung.1990

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kebijakan dan


Rencana Strategis Pembangunan Rumah
Susun di Perkotaan. Jakarta. 2007

Porter, Michael. E. Strategi Bersaing. Jakarta. 1987

Sarwono, Jonathan. 2003. Metode Penelitian


Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta.
Graha Ilmu, Yogyakarta, 1987

Simonds, J.O. Landscape Architecture. McGraw-


Hill Book Co. New York. 2003

Spiegel, Murray R. Theory and Problems of


Probability and Statistics. 2008

Sulistyo, Budi.”Mixed Use Development As


Development Alternatif In Urban Area”.
Oktober. Bandung. 2012

W J. Filstaed (ed). 1970. Quantitative Methodologi.


Chicago. 1970

Rahmita, Ira, 2011. Hubungan Minat Masyarakat


Terhadap Rumah Susun Sederhana Dengan
Aksesibilitas Dan Lokasi. Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota. Universitas
Esa Unggul. Jakarta. 2011

Siskayati, Diana. 2009. Evaluasi Keberadaan dan


Penggunaan Ruang Terbuka Hijau di
Lingkungan Rumah Susun Provinsi DKI
Jakarta. Program Studi Arsitektur
Lansekap. Institut Pertanian Bogor. 2009

__________. 2012. “Kalibata Residences”. Dalam


http://www.kalibatacity.com/kalibata-
residences

__________. 2012. “Kota Administrasi Jakarta


Selatan”. Dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Administ
rasi_Jakarta_Selatan

__________. 2012. “Pengertian Manajemen


Strategik”. Dalam
http://tugasmagic.wordpress.com/category/
manajemenstrategik/pengertian-
manajemen-strategik-manajemen-strategik/

__________. 2012. “Pengertian Mixed Use


Development”. Dalam

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 1 Mei 2013 38

Anda mungkin juga menyukai