1. Arah Kebijakan a. TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN; b. UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah; c. UU No.25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; d. UU No. 25/2000 tentang Propenas; e. PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; f. PP No. 104/2000 tentang Dana Perimbangan. Definisi Kebijakan Publik
Studi tentang apa yang dilakukan
pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan akibat dari tindakan tersebut Siklus Kebijakan Publik • Tahap pertama Penyusunan agenda (agenda setting) • Tahap kedua Perumusan kebijakan (policy formulation) atau kadang disebut adopsi kebijakan (policy adoption) • Tahap ketiga Implementasi kebijakan (policy implementation). Implementasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses, suatu output atau keluaran, atau suatu hasil akhir (outcome). 2. Pengaturan Teknis a. UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; b. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun; c. PP No. 4/1988 tentang Rumah Susun; d. UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun e. UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang; f. UU No 20/2011 Tentang Penataan Ruang g. UU No. 23/1997 tentang Lingkungan Hidup; h. UU No. 32/2009 tentang Lingkungan Hidup i. UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi; j. UU No. 02/2017 tentang Jasa Konstruksi k. PP No. 40/1994 tentang Rumah Negara; l. PP No. 44/1994 tentang Penghunian Rumah Oleh Bukan Pemilik; m. PP No. 41/1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia; n. PP 80/1999 tentang Kasiba dan Lisiba yang Berdiri Sendiri; o. PP No. 20 / 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah p. Pedoman Teknis dan Standar Teknis (SNI) di bidang Perumahan dan Permukiman. Isu Strategis Nasional Yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Permukiman 1. Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim; 2. Percepatan pencapaian target SDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 3. Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-program pemerintah 4. Percepatan pembangunan di wilayah timur 5. Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin Isu Strategis Nasional Yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Permukiman 6. Meningkatnya urbanisasi 7. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun; 8. Perlunya kerjasama lintas sektor 9. Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman dan ditambah belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permuliman. Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan 1. Pengembangan permukiman 2. Penataan bangunan dan lingkungan 3. Pengembangan air minum 4. Pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan dan drainase. Tujuan Kebijakan Pembangunan Perkotaan 1. Mengelola laju migrasi dari desa ke kota dengan mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi non pertanian di perdesaan. 2. Mendorong peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan secara sinergis. 3. Meningkatkan keterkaitan pembangunan antarkota. 4. Meningkatkan kabupaten/kota dalam hal kapasitas pemerintah pelayanan publik, daerah pengelolaan lingkungan perkotaan, pengembangan kemitraan dengan swasta, dan terutama peningkatan kapasitas fiskal. 5. Mendorong percepatan pembangunan kota-kota menengah dan kecil, terutama di luar Pulau Jawa 6. Mengelola pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dengan memperhatikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. 7. Peningkatan kerja sama antar pemerintah kabupaten/kota , khususnya dalam pembangunan prasarana dan sarana. Definisi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam (UU No. 26 Tahun 2007) Tipologi Ruang Terbuka Hijau (RTH) a. RTH Alami à berupa habitat liar alami, kawasan lindung, dan tamantaman nasional. b. RTH Non Alami/Binaan à yang terdiri dari taman, lapangan lahraga, makam, dan jalur-jalur hijau jalan. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan) Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) • Fungsi ekologis • Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota) • Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancer • Sebagai peneduh • Produsen oksigen • Penyerap air hujan • Penyedia habitat satwa • Penyerap polutan media udara, air dan tanah • Penahan angin. Tujuan Pembangunan Desa Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal , serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. (UU No. 6/2014 tentang Desa) Kebijakan Pembangunan Perdesaan Tahun 2015- 2019 1. Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Masyarakat Miskin dan Rentan di Desa 2. Peningkatan Ketersediaan Pelayanan Umum dan Pelayanan Dasar Minimum di Perdesaan 3. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 4. Perwujudan Tata Kelola Desa yang Baik 5. Perwujudan Kemandirian Pangan dan Pengelolaan yang Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Inovasi dan Teknologi Tepat Guna di Perdesaan 6. Pengembangan Ekonomi Perdesaan. PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Perundang-undangan
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2011àPerumahan dan Kawasan Permukiman • Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 à Penataan Ruang Program Pemantapan Fungsi Kota
• Mengembangkan kota-kota sesuai dengan
fungsi dan strukturnya • Penyediaan sarana dan prasarana perkotaan Program Pengembangan Ekonomi
• Meningkatkan investasi di sektor ekonomi
• Pembangunan sarana perdagangan dan jasa-jasa perkotaan • Memberikan pelatihan dan perluasan kesempatan kerja di perkotaan. Program Peningkatan Peran serta Masyarakat
• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan perkotaan à tahap perencanaan àproses pelaksanaan pembangunan • Peran swasta dalam pengadaan prasarana perkotaan telah meningkat Program Pemantapan Keuangan Perkotaan
• Menyusun rencana tindakan untuk
menaikkan pendapatan pemerintah kota • Menyempurnakan sistem alokasi dana Program Kelembagaan Pemerintah Kota
• Program ini bertujuan untuk mendorong
pelaksanaan pembangunan perkotaan secara mandiri oleh pemerintah kota. • Peningkatan status pemerintahan kota administratif menjadi kotamadya Program Penataan Ruang, Pertanahan, dan Lingkungan
• Penyusunan rencana tata ruang kota
• Peningkatan pengawasan pelaksanaan rencana tata ruang kota • Penghijauan • Program Kali Bersih Program Pembangunan Prasarana dan Sarana
• Tersedianya utilitas perkotaan seperti jaringan
listrik, telpon, dan air minum • Tersedianya jaringan jalan dan sarana transportasi kota • Tersedianya sarana penyehatan lingkungan seperti jaringan drainase, air limbah dan persampahan • Pembangunan perumahan • Tersedianya sarana sosial seperti sarana pendidikan, kesehatan dan olahraga Program Penyediaan Perumahan dan Permukiman
• Pengadaan Rumah Sederhana dan Rumah
Sangat Sederhana • Pembangunan kawasan perumahan dan permukiman skala besar dan penyiapan rencana kawasan siap bangun Program Perbaikan Perumahan dan Permukiman
• Perbaikan dan pemugaran perumahan
• Peremajaan lingkungan permukiman kota • Perbaikan lingkungan kota metropolitan, besar dan sedang melalui perbaikan kampung • Penyuluhan sosial masyarakat di kawasan kumuh perkotaan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman
• Pengelolaan air limbah
• Pengelolaan persampahan • Penanganan drainase Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih
• Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan air
bersih di kawasan perkotaan • Mendorong kegiatan usaha di bidang sosial dan ekonomi • Penurunan tingkat kebocoran • Perluasan pelayanan • Penambahan kapasitas produksi termasuk pelayanan bagi masyarakat berpendapatan rendah Salah satu dampak dari pertumbuhan ekonomi
Urbanisasi
Di Indonesia, angka perpindahan penduduk dari desa
ke kota terus meningkat dari tahun ke tahun seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan tingkat urbanisasi nasional mencapai 66,7% pada 2035. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Program 100-0-100
Diharapkan mampu menyediakan 100% akses aman
air minum, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan 100% akses sanitasi untuk masyarakat Indonesia TERIMA KASIH