BAB I
PENDAHULUAN
rumah tak layak huni juga menjadi persoalan yang dihadapi pemerintah
kota. Keadaan yang tak nyaman itu mendorong pemerintah menargetkan
pembangunan sekitar 26.700 unit rumah susun sederhana sewa dalam kurun
waktu tahun 2014 – 2019.
Kota Banjarmasin sebagai salah satu kota besar di di Provinsi
Kalimantan Selatan juga memiliki kawasan-kawasan kumuh yang
menyimpan berbagai permasalahan fisik, sosial maupun ekonomi. Kawasan
– kawasan kumuh tersebut menjadi kantong-kantong kemiskinan di
perkotaan yang selalu menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi.
Kawasan – kawasan kumuh di Kota Banjarmasin tersebar diseluruh penjuru
kota dengan menempati lahan marginal seperti bantaran sungai, sempadan
jalan, kawasan komersial/ perdagangan dan jasa, maupun lahan legal
perkotaan seperti tanah negara, lahan/ jalur hijau, lahan kosong yang bukan
miliknya.
Tingginya jumlah penduduk perkotaan di Kalimantan Selatan (sekitar
35,91%), termasuk di Kota Banjarmasin merupakan juga salah satu
penyebab terbentuknya kantong-kantong kumuh di Kota Banjarmasin,
dimana perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan tersedianya lahan
hunian yang memadai sehingga mendiami lahan marginal tersebut. Aspek
sosial budaya juga cukup berpengaruh terhadap terbentuknya kawasan
kumuh terutama pada permukiman di bantaran sungai di kota Banjarmasin
dimana pada umumnya Kawasan – kawasan tersebut tidak tersedia sarana
sanitasi yang memadai dan jarak antar rumah yang sangat rapat sehingga
menimbulkan kesan padat dan semrawut. Beberapa upaya penanganan
kawasan kumuh di Kota Banjarmasin telah dilakukan oleh Pemerintah Kota/
Provinsi maupun Pemerintah Pusat melalui beberapa program
pembangunan/ merevitalisasi kawasan, namun masih banyak menyisakan
kawasan yang belum tertangani atau bahkan kawasan kumuh baru karena
belum ditangani.
Ditambahin penjelasan program 100 – 0 – 100.
4
Permaslahan di lokasi
Terkait dengan uraian dari latar belakang tersebut, maka adapun yang
menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana kondisi eksisting kawasan kumuh di Kota Banjarmasin pada
saat ini?
2. Bagaimanakah identifikasi kawasan kumuh Kota Banjarmasin?
3. Bagaimana konsepsi penanganan kawasan kumuh Kota Banjarmasin
melalui pendekatan Pembangunan yang Bertumpu kepada Masyarakat
(Community Based Development – CBD)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan : judul
Rencana Penanganan Kawasan Kumuh Kota Banjarmasin melalui
pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat
Dalam mewujudkan tujuan dari penelitian ini maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan, berdasarkan metode yang akan digunakan yaitu
melalui metode pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat
(Community Based Development – CBD) sasaran dari penelitian ini adalah
menginventarisasi kawasan permukiman kumuh saat ini, dan melakukan
identifikasi kawasan kumuh tersebut serta menyusun strategi penataan
kawasan kumuh Kota Banjarmasin yang tepat untuk dilaksanakan yang
bertumpu pada masyarakat (Community Based Development – CBD).
1.4 Sasaran
6
Kerangka Berpikir
UUD 1945 Undang – Undang Republik Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Menteri PUPR Nomor Peraturan Menteri PUPR
Indonesia Nomor 1 Tahun 14 Tahun 2016 tentang 02 Tahun 2016 tentang Nomor 14 Tahun 2018 tentang
2011 tentang Perumahan Penyelenggaraan Perumahan Pencegahan dan Peningkatan Pencegahan dan Peningkatan
Dan Kawasan Permukiman dan Kawasan Permukiman Terhadap Perumahan Kumuh Terhadap Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh dan Permukiman Kumuh
a. Bangunan gedung;
Masyarakat
(Pelaksana) b. Jalan lingkungan;
Partisipatif Community Based c. Penyediaan air minum;
Development
(CBD) d. Drainase lingkungan;
Pemerintah e. Pengelolaan air limbah;
(Fasilitator)
f. Pengelolaan persampahan; dan
g. Proteksi kebakaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA