Anda di halaman 1dari 2

“PENANGANAN MASALAH PEMUKIMAN KUMUH SECARA KOLABORATIF”

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat
merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Sedangkan kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau
cemar. Jadi, bukan padat, rapat becek, bau, reyot, atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya
yang menjadikan sesuatu dapat dikatakan kumuh. Menurut Johan Silas Permukiman Kumuh
dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama ialah kawasan yang proses
pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung perkembangan kota sehingga
timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan permukiman
berkepadatan tinggi merupakan embrio permukiman kumuh. Dan yang kedua ialah kawasan
yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik,
lambat laun menjadi kumuh. Yang menjadi penyebabnya adalah mobilitas sosial ekonomi
yang stagnan. 

Permukiman kumuh menjadi isu kebijakan tata ruang yang strategis di Indonesia
karena adanya kecenderungan peningkatan luas permukiman kumuh. Sejak tahun 2008, 26%
penduduk Indonesia di perkotaan menghuni kawasan permukiman kumuh. Kecenderungan
peningkatan laju pertumbuhan penduduk di kawasan perkotaan secara empiris memicu
potensi bertambahnya jumlah penduduk perkotaan yang bertempat tinggal di permukiman
kumuh sebesar 32%. Untuk menghadapi tantangan program Indonesia Bebas Kumuh tahun
2020 serta penyepakatan global dalam New Urban Habitat Agenda 100-0-100 yang
mencanangkan target 100% pemenuhan air bersih, 0% permukiman kumuh serta 100%
pemenuhan sarana sanitasi pada tahun 2020 dilakukan berbagai program penanganan
permukiman kumuh baik jangka pendek, menengah, maupun panjang yang melibatkan
lintas pemangku kepentingan yang dilakukan melalui harmonisasi sektoral dan sinkronisasi
hierarkis. Beberapa inovasi yang telah dilakukan oleh pemerintah nasional, provinsi dan
kabupaten/kota dalam penanganan permukiman kumuh meliputi: (1)keterpaduan program
pembangunan infrastruktur, tata ruang, pertanahan, kelembagaan dan pemberdayaan,
(2) penataan kampung tematik melalui program kemitraan pemerintah, swasta, dan
masyarakat, (3) restrukturisasi dan penguatan kapasitas tiga pilarkelembagaan pembangunan
perumahan dan perkotaan yaitu regulator, lembaga pembiayaan dan lembaga penyedia,
(4) penguatan kapasitas komunitas keswadayaan, (5) pencadangan tanah yang dilakukan baik
di tingkat nasional maupun daerah melalui sinergitas program dan kemitraan pelaku
pembangunan perumahan dan perkotaan.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Prayitno, 2016. Skema Inovatif Penanganan Permukiman Kumuh.


Luthfi Muta’ali , Arif Rahman Nugroho. 22 February 2017 Permukiman Kumuh
di Indonesia dari Masa ke Masa: Perkembangan Program
Penanganan.
Agus S. Sadana. Perencanaan Kawasan Permukiman. Graha ilmu

Anda mungkin juga menyukai